Professional Documents
Culture Documents
Dimensi tiga merupakan bangun dengan ukuran yang terdiri atas panjang, lebar, dan tinggi.
Dimensi tiga juga sering disebut juga dengan bangun ruang. Materi dimensi tiga yang akan
dibahas pada halaman ini meliputi unsur dimensi tiga yang akan sering disebut ketika membahas
materi dimensi tiga nantinya. Unsur tersebut adalah diagonal sisi, diagonal ruang, bidang frontal,
dan bidang diagonal. Unsur tersbut dapat dilihat pada gambar di bawah.
Selain itu, juga akan diulas materi tentang kedudukan antar titik, garis, dan bidang. Hubungan
kedudukan pada materi dimensi tiga meliputi kedudukan antar titik, garis, dan bidang.
Kedudukan titik yang akan dibahas pada materi dimensi tiga adalah kedudukan titik pada garis,
kedudukan titik di luar garis, kedudukan titik pada bidang, dan kedudukan titik di luar bidang.
Kedudukan Titik
Sebelum masuk pada pembahasan kedudukan garis pada bidang, mari mengulang materi
kedudukan dua garis terlbih dahulu. Kedudukan dua garis terdiri atas berimpit, berpotongan,
sejajar, dan bersilangan. Simak uraian masing-masing pada pembahasan di bawah.
1. Berimpit
Sebuah garis dikatakan berimpit jika kedua garis saling bersekutu.
Contoh: garis AB dan garis AB
2. Berpotongan
Kedua garis dikatakan berpotongan jika mempunyai satu titik persekutuan yang disebut
dengan titik potong.
Contoh: Garis AB dan AD
2.3.Sejajar
Kedua garis dikatakan sejajar jika dua garis itu terletak pada satu bidang dan tidak
mempunyai titik persekutuan.
Contoh garis AB dan EF
4. Bersilangan
Kedua garis dikatakan bersilangan jika dua garis itu tidak sejajar sekaligus tidak
berpotongan.
Contoh: Garis EH dan AB
Kedudukan antara garis pada bidang meliputi kedudukan garis terletak pada bidang, kedudukan
garis memotong bidang, dan kedudukan garis sejajar bidang. Langsung simak uraian masing-
masing pada pembahasan di bawah.
Pembahasan materi dimensi tiga selanjutnya adalah kedudukan antara bidang dan bidang.
Keudukan antara dua bidang meliputi berimpit, sejajar, dan berpotongan. Untuk lebih jelasnya,
simak uraian masing-masing pada pembahasan di bawah.
1. Berimpit
Dua bidang dikatakan berimpit jika kedua bidang tersebut saling bersekutu.
Contoh: bidang ABFE dan bidang ABFE
2. Sejajar
Dua bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang tersebut tidak bersekutu pada satu titik
manapun.
Contoh: bidang ABFE dan bidang DCGH
1.3.Berpotongan
Dua bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu mempunyai sebuah garis
persekutuan atau garis perpotongan.
2.4.
3.5.Contoh: bidang ABCD dan bidang ABFE
4.6.
Terkadang, ada bentuk soal yang menanyakan jarak dua titik hanya diketahui koordinatnya. Jika
kedua letak koordinatnya dinyatakan sebagai (x, y, z) maka dapat dicari menggunakan cara dan
rumus mencari pada dimensi tiga, seperti kasus berikut.
Diketahui dua titik A dan B dengan koordinat berturut-turut adalah dan Jarak titik A dan B dapat
dicari menggunakan rumus berikut.
Berikut ini akan diberikan contoh soal mencari jarak titik ke titik yang terletak pada bangun
ruang untuk menambah pemahaman sobat idschool.
Contoh 1: Tentukan jarak antara dua titik yang memiliki koordinat P(0, 7, 6) dan Q(5, 2, 1)!
Pembahasan:
Contoh 2:
Jika titik P berada pada tengah-tengah garis BF maka jarak antara titik A dan P adalah ….
A.
B.
C.
D.
E.
Pembahasan:
Jawaban: D
Pembahasan selanjutnya mengenai materi jarak pada dimensi tiga adalah jarak titik ke garis.
Jarak antara titik A ke garis <em>g< /em> adalah panjang garis tegak lurus titik A ke garis g.
Sobat idschool perlu melakukan proyeksi titik A pada garis g terlebih dahulu. Tarik sebuah garis
yang menghubungkan titik A pada garis g. Garis inilah yang menjadi jarak titik A ke garis g.
Berikutnya simak contoh soal jarak titik ke garis yang akan diberikan di bawah.
Diketahui kubus ABCD EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jarak titik C ke garis FH adalah ….
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut!
Dengan mudah kita dapat mengetahui bahwa CH, CF, dan FH merupakan diagonal sisi.
Sehingga dapat disimpulkan bahawa:
CH = CF = FH = diagonal sisi = cm
Selanjutnya, perhatikan segitiga CFH yang terdapat pada bangun ruang diatas, jika segitiga CFH
digambar ulang akan terlihat seperti gambar berikut.
Jadi, jarak titik C ke garis FH pada kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm adalah
cm.
Cara untuk menentukan jarak titik ke Bidang hampir sama dengan jarak titik ke garis. Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah melakukan proyeksi titik pada bidang terkait. Jarak titik ke
bidang dinyatakan oleh jarak titik ke proyeksi titik pada bidang. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa jarak antara titik A ke bidang adalah panjang garis tegak lurus dari titik A
ke bidang .
Perhatikan gambar di bawah dapat menggambarkan ilustrasi di atas untuk lebih jelasnya.
Jarak titik A pada bidang sama dengan jarak AA’ dengan titik A’ merupakan titik proyeksi A
pada bidang .
Sekarang, latih pemahaman sobat idschool melalui contoh soal jarak titik ke bidang yang akan
diberikan di bawah.
Sebuah kubus ABCD.EFGH mempunyai panjang rusuk 6 cm, maka jarak titik D terhadap bidang
ACH adalah …. (SOAL UN MATEMATIKA IPA 2016)
Pembahasan:
Jarak titik D terhadap bidang ACH sama dengan jarak DD’ di mana D’ merupakan titik proyeksi
D pada bidang ACH yang terletak pada garis HH’.
BD = diagonal bidang = cm
Sehingga,Selanjutnya,
Jawaban: B
Jangan khawatir, soal pada materi jarak pada dimensi tiga itu dapat dibilang unik. Misalnya,
sobat tidak perlu menghitung diagonal sisi atau diagonal ruang pada suatu kubus. Karena, secara
pasti, diagonal sisi suatu kubus adalah dan diagonal ruang suatu kubus adalah .
Dengan banyak mengerjakan latihan berbagai jenis soal pada dimensi tiga, nantinya sobat
idschool dapat memahami keunikan-keunikan materi jarak pada dimensi tiga. Jadi, kalau merasa
kesulitan, jangan menyerah ya! Hehe.
Selanjutnya, kita akan masuk dalam pembahasan selanjutnya, yaitu jarak garis ke garis.
Jarak antara dua garis atau jarak garis ke garis adalah panjang ruas garis yang menghubungkan
antara garis pertama dan garis kedua, di mana ruas garis tersebut tegak lurus dengan garis
pertama dan garis kedua. Cara yang harus dilakukan adalah mengambil sebuah titik yang
merupakan bagian dari garis pertama. Kemudian, proyeksikan titik tersebut pada garis kedua.
Sekarang dua titik tersebut terhubung oleh sebuah garis yang tegak lurus. Garis inilah yang
menyatakan jarak garis ke garis.
Secara lebih detailnya, sobat idschool dapat melihat pada gambar di bawah.
Langsung saja, mari kita simak contoh soal dan pembahasan jarak garis ke garis.
Contoh Soal dan Pembahasan Jarak Antara Dua Garis (Jarak garis ke garis)
Diketahui panjang rusuk kubus di atas adalah 10 cm. Titik P dan titik Q berturut-turut merupakan
titik tengah dari rusuk AB dan BC. Jarak garis PQ ke garis EG adalah ….
Pembahasan:
Perhatikan garis PQ dan garis EG!
Sebelum menentukan panjang MN, kita perlu mengitung panjang beberapa ruas garis terlebih
dahulu.
Jawaban: E
Langkah yang cukup panjang. Pembahasan kita masih tersisa 2, yaitu jarak garis ke bidang dan
jarak bidang ke bidang.
Jarak antara garis dan bidang merupakan jarak antara garis dengan garis proyeksinya pada
bidang. Prinsip cara mencari jarak garis ke bidang hampir sama dengan mencari jarak garis ke
garis. Bedanya, proyeksi pada jarak garis ke garis dilakukan antara garis ke garis, proyeksi garis
ke bidang dilakukan antara garis ke bidang.
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut!
Keterangan:
Garis QR merupakan jarak antara bidang DMN dengan garis KL
DP tegak lurus dengan garis QR (karena QR adalah garis tinggi segitiga DQP)
KB = BL = = cm
Perhatikan segitiga KLB!
Panjang HP = BQ = cm
Mencari panjang DO
Selanjutnya, kita akan masuk ke pembahasan terakhir yaitu jarak bidang ke bidang.
Jarak antara dua bidang atau jarak bidang ke bidang adalah panjang ruas garis yang saling tegak
lurus pada kedua bidang tersebut. Sama seperti pembahasan sebelumnya, sobat idschool perlu
melakukan proyeksi titik yang merupakan bagian dari satu bidang ke titik lain yang merupakan
bagian dari bidang ke dua.
Sehingga, jika kedua titik tersebut ditarik garis lurus akan saling tegak lurus dengan kedua
bidang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah.
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan pada soal dapat diperoleh gambar dengan keterangan seperti terlihat
pada gambar di bawah.
Jarak bidang FPQ ke bidang DRS sama dengan jarak titik ML. Sebelum menentukan nilai ML
diperlukan beberapa langkah perhitungan terlebih dahulu seperti langkah-langkah berikut.
Segitiga PBQ adalah segitiga sama kaki, sehingga BM merupakan garis tingg dan garis berat
garis PQ. Jadi PM = MQ = PQ = cm.
Keterangan:
DM = FK = cm
DK = FM = cm
TK = BF = 8 cm