You are on page 1of 5

Juraal Kesehatan Masyarakat, Maret2012-September2012, Vol. 6, No.

2
ARTIKEL PENELITIAN

PENYEBAB KEJADIANANEMIA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS SEBERANG PADANG KOTA PADANG

Mery Ramadani*, Lolly Mayoritha**, Fitrayeni*

ABSTRAK

Penyebab langsung kematian ibu paling banyak disebabkan oleh perdarahan. Pengalaman membuktikan
bahwa kematian ibu karena perdarahan lebih sering terjadi pada para ibu yang menderita anemia. Tahun 2010
prevalensi anemia ibuhamildi Puskesmas Seberang PadangKota sebesar 28,6%, lebihtinggi dari target nasional
(20%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, paritas, aktivitas fisik dan
konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Kota
Padang. Desainpenelitian menggunakancross sectional study, dengan populasi seluruh ibuhamil trimester Is/d
III. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian mendapatkan 76,1% ibu hamil menderita anemia. Didapatkan
hubungan antara tingkat pengetahuan,paritas dan konsumsitablet Fe dengan kejadiananemia. Diperlukan upaya
peningkatan pengetahuan mengenai anemia melalui diskusi dengan petugas kesehatan maupun melalui
pemanfaatan media cetak dan elektronik (membaca buku, koran dan majalah terkait kesehatan). Ibuhamiljuga
disarankan untuk mengkonsumsi tablet Fe secara lengkap (90 tablet selarna kehamilan), diminum bersamaan
dengan vitamin C atau dengan air putihsaja setelah makanmalammenjelangtidur.

Kata kunci:Anemia, Tablet Fe,Paritas,Pengetahuan

ABSTRACT

Direct causes ofmost maternaldeaths are caused by bleeding. Experience proves that maternaldeaths due to
hemorrhage more common inwomen who suffer anemia. In20 10 the prevalence of anemia inpregnant women at
Seberang Padang Health Center 28.6%, higher than the national target (20%). The aims of this study was to know
relationship of knowledge, parity, physical activity and consumption of iron tablets with the incidence of anemia
inpregnant women at Seberang PadangHealthCenter. Cross-sectional design was used inthis study with a population
of pregnant women. Sampling was done by using accidental technique. This study found out that
76. 1% ofpregnant women suffer anemia. There was significant relationship betweenknowledge,parity and
iron consumption with the incidence of anemia. Important to increase knowledge about anemia through
discussions with health provider or through books, newspapers and magazines related to health.
Pregnant women need to consume Fe tablets completely (90tablets duringpregnancy) and the right way,
which is drunk after dinner,before bedwith water only.

Keywords:Anemia, Irontablets, Parity,Knowledge

*Staf Pengajar PS1KM FK UNAND (email : mery.ramadani@yahoo.com)


**Staf Puskesmas Pakan Kamis Kab.Agam

57
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Pendahuluan Dilihat dari besaran masalahnya, anemia


Penyebab langsung kematian ibu paling menduduki urutan ketiga tertinggi di dunia dengan
banyak disebabkan oleh perdarahan. Perdarahan prevalensi anemia pada ibuhamil sebesar 74%. Asia
dibagi ke dalam dua kategori yaitu perdarahan memiliki angka yang bervariasi diantaranya
antepartum (perdarahan pervaginam pada Thailand 39% dan India 85,5%.2 Penelitian Depkes
kehamilan 28 minggu atau lebih) dan perdarahan RItahun 2007, menunjukkanbahwa angka kematian
postpartum (perdarahan yang terjadi dalam waktu ibu sebanyak 265/100.000 penduduk berhubungan
24 jam pertama setelah persalinan berlangsung). erat dengan anemia yang dideritanya ketika hamil.4
Perdarahan terjadi karena kurangnya pengawasan Hasil Riskesdas 2007 mendapatkan prevalensi
danpemeriksaanselama kehamilan,termasuk upaya anemia pada ibu hamil sebesar 24,5%. Pada
pencegahan terhadap anemia. 1 Ibu yang menderita Riskesdas 2010 prevalensi anemia pada ibu hamil
anemia dalam kehamilan akan sangat rentan masih bertahan pada angka 24,5%.5 Berdasarkan
terhadap infeksi dan perdarahan, walaupun Profil Kesehatan Sumatera Barat tahun 2006jumlah
perdarahan hanya sedikit. Pengalaman ibu dengan kehamilan berisiko tinggi sebanyak
membuktikan bahwa kematian ibu karena 15,137 orang (14,21%), di mana hampir separuhnya
perdarahan lebih sering terjadi pada para ibu (6,34%) merupakan kontribusi anemia dalam
yang menderitaanemia. 1 kehamilan. Kejadian anemia pada ibu hamil di
Anemia adalah keadaan menurunnya kadar Propinsi Sumatera Barat tahun 2009 sebesar 18,64%
hemoglobin (>11(gr/L)2), hematokrit (>0,33gr/L), dan tahun 20 10 meningkat menjadi 24,63%. Halini
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal. menunjukkan, program Safe Motherhood melalui
Anemia pada kehamilan merupakan masalah Program MakingPragnancy Safer tahun 2010 yang
kesehatan masyarakat terbesar yang terjadi di diharapkan dapat menurunkan anemia menjadi
seluruh dunia, terutama di negara berkembang 20% pada kenyataannyabelumjuga tercapai.
(developing countries), pada kelompok sosio Kota Padang yang merupakan Ibu Kota
ekonomi rendah, dan pengaruhnya sangat besar Propinsi Sumatera Barat justru memiliki angka
terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kejadian anemia ibu hamil yang lebih tinggi dari
pada kehamilan disebut "Potential Danger to angka propinsi (26,01% tahun 2009).
Mother and Child" (potensial membahayakan ibu Puskesmas Seberang Padang merupakan
dan anak), yang berperan pada peningkatan puskesmas dengan prevalensi anemia ibu hamil
prevalensi kematian dan kesakitan ibu. Sedangkan tertinggi di Kota padang, yaitu sebesar 14,44 %
bagi bayi dapat meningkatkan resiko kesakitan dan (tahun 2009) dan meningkat 2 kali lipat menjadi
kematian bayi, serta meningkatkan kejadian BBLR. 28,6% pada tahun 2010.
Mengingat hal tesebut, sudah sepatutnya masalah Banyak faktor yang diduga berhubungan
anemia menjadi perhatian serius semua pihak erat dengan kejadian anemia pada ibu hamil
terkait terutama dalam pelayanan kesehatan diantaranya tingkat pengetahuan ibu hamil
pada lini terdepan. 2' mengenai anemia, paritas ibu, aktivitas fisik yang
Pada kehamilan rentan terjadi anemia dilakukan ibu hamil dan suplementasi tablet besi
karena ibu hamil mengalami hemodilusi untuk ibu hamil,. Tujuan dari penelitian ini adalah
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30% untuk mengetahui hubungan keempat faktor
sampai 40% dan puncaknya terjadi pada kehamilan tersebut di atas dengan kejadian anemia pada ibu
32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas
sebesar 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar Seberang PadangKota Padang.
19%. Terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
secara fisiologis terjadi anemia pada kehamilan.3 Metode
Untuk menanggulangi masalah anemia pada ibu Penelitian ini menggunakan desain potong
hamil pemerintah melalui Depkes RI melaksanakan lintang dengan populasi adalah seluruh ibu hamil
suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu trimester Is/d trimester IIIyang berada di wilayah kerja
hamil, karena ini merupakan upaya penting dalam Puskesmas Seberang Padang Kota Padang tahun
pencegahan dan penanggulangan anemia. Akan 2011. Hasilperhitungan dengan rumus sampel
tetapi dalam kenyataannya, tidak semua ibu hamil diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 67
yang mendapat tablet zat besi meminumnya orang. Cara pengambilan sampel adalah accidental
secara rutin, hal ini bisa disebabkan karena (responden yang ditemui selama penelitian). Semua
faktor ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi ibu hamil yang datang ke Puskesmas Seberang
untuk kehamilannya. 2 Padang akan dijadikan responden jika memenuhi

58
t--

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

kriteria antara lain: berdomisili di wilayah kerja paritas kategori tinggi. Seorang ibu yang sering
Puskesmas Seberang Padang, mampu melahirkan mempunyai resiko mengalami anemia
berkomunikasi dengan baik, dan bersedia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
menjadi respondenpada saat penelitian. memperhatikan kebutuhan nutrisi karena selama
Data primer diperoleh langsung dengan hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan janin
wawancara menggunakan kuesioner yang telah yang dikandungnya.3
disusun untuk menyaring informasi yang ingin Aktifitas fisik ibu dinilai berdasarkan
diketahui mengenai paritas, aktifitas fisik, tingkat kegiatanrutinyang dilakukan ibudari mulaibangun
pengetahuan, dan konsumsi tablet Fe. Pemeriksaan tidur sampai tidur kembali. Lebih dari separuh
Hb dengan metode Sahli, dilakukan dua kali. Hb 1 (59,7%) dikategorikan memiliki aktifitas berat.
didapatkan dari laporan Puskesmas Seberang Tingginya proporsi ibu yang melakukan aktifitas berat
Padang dan pemeriksaan Hb 2 dilakukan oleh dikarenakan umumnya ibu ikut bekerja dalam upaya
peneliti sendiri bekerjasama dengan petugas labor membantu memenuhi kebutuhan hidup sekeluarga.
Puskesmas Seberang Padang. HasilpemeriksaanHb Lebih dari separuh (76,1%) ibu tidak mengkonsumsi
dikategorikan anemia bila kadar Hb < 11 gr% dan tablet Fe sesuai aturan dan cara yang benar. Dari 67
tidak anemia bilakadar Hb S 11gr%. orang ibu hamil, sebanyak 6,58% ibu hamil masih
menyisakan tablet Fe-nya sebanyak 20 buah. Dilihat
Hasildan Pembahasan dari cara mengkonsumsi tablet Fe diketahui bahwa
Gambaran KejadianAnemia pada umumnya ibumengkonsumsi bersamaan
Hasilpenelitianmendapatkan lebih dari dengan minumanyang manis seperti teh. Ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi tablet Fe secara lengkap
separuh (67,2%) ibu hamil menderita anemia
(gambar 1). Bila dibandingkan dengan target (90 tablet selama kehamilan) dan dengan cara yang
pemerintahuntuk menurunkan anemia menjadi20% benar. Tablet Fe seharusnya diminum bersamaan
maka angka ini masih jauh dari target yang dengan vitamin C agar penyerapannya lebih
diharapkan. maksimal, diminum setelah
makan malam, menjelang tidur dan dengan air putih
saja.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Kejadian Anemia
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
merupakan pemicu awal dari tingkah lakunya.
Menurut Green dan Kreuter (2005) pengetahuan
Gambarl. Persantase KejadianAnemia IbuHamllD! Puskesmas
Seberang PadangTahun2011 merupakan salah satu faktor predisposisi yang
mendasari seseorang untuk berperilaku.
Pengetahuan merupakan domain yang paling
Lebih dari separuh (73,1%) ibumempunyai berpengaruh terhadap terbentuknya tindakan
tingkat pengetahuan kurang. Sebanyak 89,1% tidak seseorang. Pengetahuan sangat dibutuhkan dalam
mengetahui cara mencegah anemia. Pengetahuan rangka perubahan pola pikir dan perilaku,
adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu termasuk perilakupencegahananemia.7
seseorang terhadap objek melalui indra yang Pada penelitian ini pengetahuan dinilai
dimilikinya. Waktu pengindraan sampai berdasarkan pemahaman ibu hamil mengenai
menghasilkan pengetahuan dipengaruhi oleh anemia (definisi, tanda dan gejala, penyebab,
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek pengaruh pada kehamilan dan janin, penanganan
dan pengobatannya). Hasil penelitian menunjukan
yang dilihatnya.6 Pengetahuan seorang ibu hamil
bahwa proporsi kejadian anemia lebih banyak pada
dipengaruhi oleh rasa ingintahu yang dimiliki,
ibu dengan tingkat pengetahuan kurang (73,1%),
yang pada akhirnya akan mendorong ibu untuk
dibandingkan dengan ibuyang berpengetahuan baik
menjaga dan mewujudkan kehamilan yang sehat
tanpa anemia. (26,9%). Secara statistik didapatkan hubungan yang
Lebih dari separuh (67,2%) ibu mempunyai bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
kejadian anemia (p < 0,05) (tabel 1). Temuan ini
paritas ÿ 3. Sebanyak 46,3% ibu memiliki 4 orang
sesuai dengan penelitiandi Puskesmas ITegal
anak, 20,9% memiliki 5 orang anak. Hal ini Timur (2008), dimana didapatkan hubungan antara
menggambarkan bahwa masih banyak ibu di wilayah
tingkat pengetahuan dengankejadiananemia.3
kerja puskesmas seberang padang dengan

59
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Hasil penelitian ini mendukung teori kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat
bahwa tingkat pengetahuan merupakan salah satu gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
faktor yang berhubungan dengan kejadian dikandungnya.3Paritas tinggi
anemia, dimana semakin tinggi pengetahuan ibu berkontribusiterhadap kejadian anemia, untuk
itu perlu diberikan pemahaman dan
hamil maka semakin rendah kemungkinan untuk
menyadarkan masyarakat khususnya para ibu
menderita anemia. Untuk ituperlu meningkatkan untuk membatasi jumlah kelahiran.
pengetahuan ibu hamil terkait kesehatan
khususnya anemia. Karena perilaku yang didasari Hubungan Aktifltas Fisik dengan Kejadian
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada Anemia
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan." Aktifltas fisik merupakan salah satu faktor
penyebab tidak langsung yang mempengaruhi
kejadian anemia. Secara fisiologis selama
Tabel 1: Distribusi Ibu Menurut Tingkat Pengetahuan,
kehamilan terjadi kenaikan aktifltas metabolik pada
Paritas, Aktivitas Fisik dan Konsumsi Tablet
jaringan ibu dan tambahan aktifltas metabolik karena
Fe dengan Kejadian Anemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Seberang Padang Kota janin dan plasenta. Oleh karena itu aktivitas fisik
Padang Tahun 2011 berat akanmemperparahkondisi anemia ibu.10
Aktivitas fisik ibupada penelitian ini dinilai
Variabel Kejadian Anemia Total P value berdasarkan kegiatanrutinyang dilakukan ibuhamil
Anemia Tidak Anemia setiap hari mulai dari bangun tidur sampai dengan
_ N_ % N % N % tidur kembali. Aktivitas fisik berat atau ringan
dikelompokkan berdasarkan total pengeluaran
Tk Pengetahuan
Kurang 41 32,9 8 16,1 49 100,0 0,005* energi per hari. Hasil uji statistik terhadap aktivitas
Baik 4 12,1 14 5,9 18 100,0 fisik dengan kejadian anemia didapatkan nilai
Paritas Ibu p=0,074, artinya tidak terdapat hubungan yang
Tinggi 45 30,2 0 14,8 45 100,0 0,005* bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian
Rendah 0 14,8 22 7,2 22 100,0 anemia. Temuan ini berbeda dengan penelitian
Aktivitas Fisik Naryati di Puskesmas Surakarta, dimana ibu yang
Berat 23 26,9 17 13,1 40 100,0 0,074
melakukan aktifltas berat yang menderita anemia
Ringan 22 18,1 5 8,9 27 100,0
lebih sedikit (12,8%), dibandingkan dengan ibu
Konsumsi Tablet yang melakukan aktifltas ringan (87,2%) dengan nilai
Fe
p = 0,076 (p<0,05). Tidak didapatkannya hubungan
Tidak 40 34,3 11 16,7 51 100,0 0,001*
antara aktivitas fisik dengan kejadian anemia bisa
Ya 5 10,7 11 5,3 16 100,0
karena faktor bias informasi dimana kemungkinan
*Bermakna secara statistik
terdapat kesalahan dalam mengukur aktivitas fisik.
Pengukuran aktivitas fisik dalam penelitian ini
Hubungan Paritas Dengan KejadianAnemia
sepenuhnya didasarkan pada kuesioner, tidak
Hasil penelitian menunjukan bahwa melihat langsung aktivitas responden. Hal ini
proporsi anemia lebih banyak pada ibu dengan memungkinkan terjadinya under or over reported
paritas tinggi (67,2%), dibandingkan dengan ibu mengenai aktivitas sehari-hari ibu hamil.Namun
dengan paritas rendah (32,8%). Secara statistik demikian, secara proporsi didapatkan kejadian
didapatkan hubungan yang bermakna antara paritas anemia lebih tinggi (26,9%) pada ibu
dengan kejadian anemia (p < 0,05). Hasil ini sama dengan aktivitas fisik kategori berat dibanding ibu
dengan penelitian Bess di Puskesmas Ngesrep dengan aktivitas kategori ringan (18,1%). Hal ini
(2009) dimana proporsi ibu paritas tinggi yang menunjukkan bahwa ibu dengan aktifltas fisik berat
menderita anemia lebih banyak (46,9%) cenderung menderitaanemia.
dibandingkan dengan ibu paritas rendah
(53,1%) dan didapatkan juga hubungan paritas HubunganKonsumsiTablet Fe dengan Kejadian
dengan kejadiananemia.9 Anemia
Paritas merupakan salah satu penyebab Untuk menanggulangi masalah anemia
tidak langsung yang mempengaruhi kejadian pada ibu hamil pemerintah melalui Depkes RI
anemia. Seorang ibu yang sering melahirkan melaksanakan suatu program pemberian tablet zat
mempunyai resiko mengalami anemia pada besi pada ibu hamil. Program ini merupakan upaya
kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan penting dalam pencegahan dan penanggulangan

60

I
jurnal
Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

anemia. Namun dalam kenyataannya, tidak semua selama kehamilan) dan dengan cara yang benar.
ibu hamil yang sudah mendapat tablet zat besi mau
meminumnya secara rutin. Kondisi ini berpengaruh Kesimpulan dan Saran
terhadap lambatnya penurunan prevalensi anemia di Hasil penelitian mendapatkan bahwa lebih
Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari separuh ibu hamilmenderitaanemia dan tingkat
kejadian anemia lebih banyak pada ibu yang tidak pengetahuan dikategorikan kurang. Lebih dari
mengkonsumsi tablet Fe (76,1%), dibandingkan separuh ibu mempunyai paritas tinggi (5 3) dan
dengan ibu yang mengkonsumsi tablet Fe aktifitas dalam kategori berat. Sebagian besar ibu
(23,9%). Secara statistik didapatkan hubungan tidak mengkonsumsi tablet Fe sesuai aturan dan cara
yang bermakna antara konsumsi tablet Fe dengan yang benar. Didapatkan hubungan antara tingkat
kejadian anemia dengan nilai p = 0,001 pengetahuan, paritas dan konsumsi tablet Fe dengan
(p<0,05). Temuan ini sejalan dengan hasil kejadian anemia. Agar kejadian anemia pada ibu
penelitian di Puskesmas Bangetayu Semarang hamil dapat dikurangi bahkan dihilangkan, perlu
(2008), dimana ibu yang menderita anemia lebih upaya peningkatan pengetahuan mengenai anemia
banyak (88,9%) pada ibu yang tidak khususnya cara mencegah anemia. Peningkatan
mengkonsumsi tablet Fe dibandingkan ibu yang pengetahuan dapat dilakukan melalui diskusi dengan
mengkonsumsi tablet Fe (12,1%)." petugas kesehatan maupun melalui pemanfaatan
Didapatkannya hubungan konsumsi tablet media cetak dan elektronik (membaca
Fe dengan kejadian anemia menguatkan teori yang buku, koran dan majalah terkait kesehatan). Ibu
ada sebelumnya. Tablet Fe yang dikonsumsi secara hamil juga disarankan untuk mengkonsumsi tablet
teratur dan benar berkontribusi terhadap Fe secara lengkap (90 tablet selama kehamilan),
menurunnya kejadian anemia. Ibuhamil seharusnya diminum bersamaan dengan vitamin C atau air
mengkonsumsi tablet Fe secara lengkap (90 tablet putih setelahmakanmalammenjelangtidur.

Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo, Sarwono. llmu Kebidanan. Enviromental Approach. Mayfield Publishing
Jakarta: YayasanBina Pustaka;2002 Health: 2005
2. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan. 8. Widodo, Muji. Hubungan Karakteristik
Jakarta: EGC;2009 Individu, Tingkat Pengetahuan Dan Sikap
3. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Tentang Anemia Pada Ibu Hamil Di
Kandungan, Dan Keluarga Berencana Untuk Puskesmas I Tegal Timur Tahun 2008
PendidikanBidan.Jakarta EGC;2000 [Skripsi], Semarang: FKMUndip;2008
4. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan 9. Bess, Teripoza. Beberapa Faktor Yang
Indonesiatahun 2007. Jakarta: Departemen Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
KesehatanRI;2007 IbuHamil Di Puskesmas Ngesrep Tahun 2009
5. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan [Skripsi], Semarang: FKMUndip;2009
Indonesia tahun 2010. Jakarta: Departemen 10. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
KesehatanRI;20 10 Jakarta: Gramedia PustakaUtama;2009
6. Notoatmojo S. Promosi Kesehatan Teori dan 11. Priswanti. Hubungan Konsumsi Tablet Fe
Aplikasi. RinekaCipta. Jakarta:2007 PadA Ibu Hamil Dengan KejadianAnemia Di
7. Green, Lawreance, Kreuter, Marshall. Health Wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu Tahun
Promotion Planing An Educational and 2008 [Skripsi], Semarang: FKMUndip;2008

61

You might also like