Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL
Oleh :
Linda Tanpidiyah
13.303.0324
Linda Tanpidiyah *)
Dr. Ir. Nana Sutisna Achyadi, M.Sc. **) Dr. Ir. Yusep Ikrawan, M.Eng. ***)
Email : lindatanfidiyah30@gmail.com
ABSTRACT
Herbal tea is a name of the blend from the herb flowers, leaves, seeds, roots or dried
fruit that is beneficial to health. The purpose of this research is to study the drying time and drying
temperature to the characteristics of herbal tea red melinjo peel with oven drying method. The
benefits of this research is to provide information to the public that melinjo peel can be processed
into herbal tea and provide an overview to the public about the process of making herbal tea red
melinjo peel.
Methods of research conducted into two stages includes preliminary research and
main research. The preliminary study was conducted to determine total carotenoid content and
antioxidant levels in fresh melinjo peel. The main research aims to determine the duration and
temperature of good drying, which affect the characteristics of herbal tea from red melinjo peel,
and it is expected to maintain the carotenoid content in the melinjo peel. The experimental design
used in the study was a randomized block design (RBD) with a 3x3 factorial pattern repeats three
times, followed by further testing duncan. Variabel drying experiment consists of a long (A)
namely (70 minute, 80 minute, 90 minute) and drying temperature (B) namely (100 0C, 1100C,
1200C).
Results of chemical analysis on the main research, drying time significantly affected
the carotenoid content. The results of organoleptic test, drying temperature and interaction
between the drying time and drying temperature significantly affected the color of tea.
Temperature, drying time and interaction both have a real effect on the taste and aroma of
steeping herbal tea red melinjom peel. Based on scoring test for selected product that is a3b2
sample (90 minute drying time with temperature 110 0C).
1
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
diimbangi dengan pemanfaatan dari kulit Herbal adalah jenis tanaman yang
melinjo yang ada. berkhasiat guna menyembuhkan berbagai
Hampir seluruh bagian tanaman penyakit. Selain itu, herbal dapat
melinjo dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai pencegahan dan
keperluan rumah tangga maupun industri. perawatan guna meningkatkan kesehatan
Buah yang sudah tua merupakan bahan tubuh serta menjaga kebugaran (Purwanto,
baku untuk pembuatan emping melinjo, 2016).
kulit batangnya dapat dijadikan tali untuk Badan Kesehatan Dunia (WHO)
jala ataupun tali panjat, kayu dapat menyebutkan bahwa 65% dari penduduk
digunakan untuk pembuatan kertas, daun, negara-negara maju telah menggunakan
bunga dan buah yang masih muda dapat obat tradisional. WHO juga
digunakan untuk bahan sayuran sedangkan merekomendasikan penggunaan obat
kulit melinjo biasanya digunakan sebagai tradisional (herbal) guna menjaga
bahan sayuran ataupun keripik. Semua kesehatan serta pencegahan dan
bahan makanan yang berasal dari tanaman pengobatan penyakit, terutama untuk
melinjo mempunyai kandungan gizi cukup penyakit kronis, yaitu penyakit degeneratif
tinggi, selain karbohidrat juga mengandung dan kanker. Dengan demikian, kedudukan
lemak, protein, mineral dan vitamin obat herbal sangat penting guna
(Sunanto, 1991). meningkatkan kesehatan masyarakat
Kulit melinjo merah merupakan bahan (Purwanto, 2016).
pangan yang mudah diperoleh dan Proses pengolahan teh herbal kulit
memiliki manfaat untuk mencegah dan melinjo melewti tahap pokok yaitu proses
mengobati penyakit, sehingga kulit melinjo pengeringan. Wirakartakusumah (1992),
harus lebih dimanfaatkan untuk menyatakan bahwa pengeringan
meningkatkan fungsinya dengan lebih merupakan sebagai metode untuk
maksimal. Beberapa penelitian mengeluarkan atau menghilangkan
menunjukkan bahwa kulit biji melinjo sebagian air dari suatu bahan dengan cara
mengandung senyawa antioksidan seperti menguapkannya hingga kadar air
likopen, karotenoid yang mampu berperan keseimbangan dengan kondisi udara
sebagai inhibisi xantin oksidase atau normal atau kadar air yang setara dengan
penghambat pembentukan asam urat. Oleh nilai aktivitas air (Aw) yang aman dari
sebab itu pemanfaatan lebih lanjut untuk kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan
kulit melinjo dapat digunakan sebagai kimiawi. Proses pengeringan sendiri
bahan pembuatan teh herbal kulit melinjo. bertujuan untuk mengurangi kadar air dari
Kebiasaan meminum teh masih sangat kulit melinjo, sehingga teh menjadi lebih
populer di masyarakat, seperti di Indonesia awet dan lebih praktis untuk disimpan.
sendiri teh merupakan minuman yang Proses pengeringan dapat
masih digemari. Selain itu, dengan mempengaruhi kandungan dalam bahan
berbagai inovasi baru dapat menghasilkan yang dikeringkan, seperti penurunan
produk pengobatan yang memanfaatkan senyawa antioksidan dan vitamin pada
tanaman herbal untuk dijadikan teh mulai bahan yang dikeringkan. Oleh sebab itu,
banyak diminati. Alasan masyarakat dalam proses pengeringan teh herbal perlu
memilih untuk meminum teh herbal diperhatikan beberapa faktor seperti suhu
sebagai pengobatan antara lain yaitu harga dan lama pengeringan sehingga tidak
yang terjangkau dan lebih aman untuk merusak komponen yang ada di dalam
dikonsumsi. bahan tersebut.
Teh herbal merupakan sebutan dari Berdasarkan uraian di atas, maka akan
racikan bunga, daun, biji, akar atau buah dilakukan proses pengolahan teh herbal
kering untuk membuat minuman yang yang memanfaatkan kulit melinjo merah
memiliki khasiat untuk kesehatan. dengan memperhatikan pengaruh lama dan
Walaupun disebut dengan teh, racikan atau suhu pengeringan terhadap karakteristik teh
minuman ini tidak tentu harus mengandung herbal kulit melinjo merah.
daun dari tumbuhan teh.
2
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
3
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
4
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
5
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
melinjo yang sudah dilakukan proses Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
pencucian. Hal ini bertujuan untuk untuk kandungan karotenoid total dengan
mempercepat proses pengeringan. menggunakan metode spektrofotometri
5. Pengirisan yaitu 289,02 ppm dan kandungan
Kulit melinjo yang sudah ditiriskan, antioksidan pada kulit melinjo merah yaitu
selanjutnya masuk pada tahap pengirisan 919,45 ppm. Karotenoid dan antioksidan
yang bertujuan untuk memperkecil ukuran tersebut sanggat bermanfaat bagi kesehatan
agar mempercepat proses pengeringan yang salah satunya yaitu dapat menangkal
akan dilakukan. radikal bebas.
6. Pengeringan
Kulit melinjo yang sudah diiris 3.2. Penelitian Utama
selanjutnya disusun diatas tray kemudian 3.2.1. Respon Kimia
tray dimasukkan kedalam oven dengan 3.2.1.1. Karotenoid Total
suhu 1000C, 1100C dan 1200C dan lama Karotenoid adalah suatu kelompok
pengeringan selama 70 meit, 80 menit dan pigmen yang berwarna kuning, oranye atau
90 menit. merah oranye, mempunyai sifat lart dalam
7. Penyeduhan lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut
Penyeduhan teh kulit melinjo merah dalam air. pada umumnya karotenoid
dilakukan dengan menyiapkan teh merupakan antioksidan yang serbaguna,
sebanyak 5 gram dan air panas 900C seperti beta-karoten atau pro-vitamin A,
sebanyak 200 ml selama 10 menit, selain antioksidan sebagai vitamin A juga
selanjutnya dilakukan uji organoleptik bersama-sama sebagai likopen yang
seduhan teh herbal kulit melinjo merah, bermanfaat untuk tubuh.
yang meliputi warna, rasa dan aroma. Menurut lee dan Gross (dikutip dari
Parinussa dan Ferdy, 2009), karotenoid
III HASIL DAN PEMBAHASAN sangat diperlukan oleh manusia, karena
berpotensi dalam mencegah kanker,
3.1. Penelitian Pendahuluan menambah daya tahan tubuh, sebagai anti
Penelitian pendahuluan yang dilkukan virus, jamur dn parasit, karotenoid juga
bertujuan untuk mengetahui kandungan baik untuk penglihatan, pertumbuhan dan
karotenoid total dan kandungan antioksidan reproduksi.
pada kulit melinjo merah segar atau kulit Menurut Association of Vitamin
melinjo sebelum dikeringkan. Data hasil Chemistry, London dalam Method of
analisis digunakan untuk menentukan Vitamin Assay (dikutip dari Ernawati,
adanya pengaruh pengeringan terhadap 2006) secara umum karotenoid mempunyai
kandungan antioksidan dan karotenoid total sifat fisik dan kimia seperti larut dalam
pada kulit melinjo. Hasil analisis lemak, larut dalam kloroform, pewarna,
kandungan karotenoid total dan antioksidan karbon disulfida, petroleum eter, sukar
pada kulit melinjo merah segar dapat larut dalam alkohol, sensitif terhadap
dilihat pada Tabel 1. oksidasi, stabil terhadap panas di dalam
Tabel 1. Hasil Analisis Karotenoid Total udara bebas oksigen.
dan Antioksidan dari Kulit Melinjo Merah Data hasil ANAVA menunjukan
Segar bahwa faktor lama pengeringan
Analisis Hasil berpengaruh terhadap kadar karotenoid
Karotenoid Total 289,02 ppm total teh herbal kulit melinjo merah
sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan,
Antioksidan 919,45 ppm sedangkan faktor suhu pengeringan serta
Menurut Siregar dkk (dikutip dalam interaksi antara keduanya tidak
Tasminatun dan Ningtiyas, 2016) Kulit berpengaruh nyata terhadap kadar
melinjo memiliki kandungan karotenoid karotenoid total. Pengaruh lama
total yaitu 241,22 ppm dan kandungan pengeringan terhadap kadar karotenoid
antioksidan tertinggi pada kulit melinjo total dapat dilihat pada Tabel 2.
kuning dengan nilai IC50 yaitu 16,73 mg.
6
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
7
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
8
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
bahan pangan. Rasa berbeda dengan bau sepat, semakin singkat waktu pengeringan
dan lebih banyak melibatkan panca indera dan semakin tinggi suhu pengeringan,
lidah. Rasa dipengaruhi oleh beberapa maka rasa seduhan teh herbal kulit melinjo
faktor sepertii senyawa kimia, suhu, semakin sepat dan semakin tidak disukai
konsentrasi dan interaksi dengan komponen panelis.
rasa yang lain (Winarno, 1992). Menurut Irwan, 2006 (dikutip dari
Berdasarkan data hasil perhtungan Elbie Dwi Kencana, 2013) rasa dipengaruhi
ANAVA menunjukkan bahwa faktor lama oleh beberapa faktor, yaitu senyawa kimia,
pengeringan (Faktr A), suhu pengeringan dapat menimbulkan rasa yang berbeda.
(Faktor B) dan interaksi antara lama Intensitas rasa asam tergantung dari ion H+
pengeringan dan suhu pengeringan yang dihasilkan, rasa asin dihasilkan oleh
berpengaruh nyata terhadap rasa teh herbal garam-garam organik, rasa manis
kulit melinjo, sehingga perlu dilakukan uji dihasilkan oleh senyawa alifatik, dan rasa
lanjut Duncan. pahit dihasilkan oleh alkoloid-alkoloid, (2)
Interaksi antara lama pengeringan Suhu, dapat mempengaruhi kemampuan
dan suhu pengeringan terhadap rasa teh kuncup cecapan untuk menangkap
herbal kulit melinjo merah dapat dilihat rangsangan rasa, (3) Konsentrasi, setiap
pada Tabel 4. orang mempunyai batas konsentrasi
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Lama terendah terhadap suhu suatu rasa agar
Pengeringan dan Suhu Pengeringan masih bisa dirasakan, dan (4) Interaksi
Terhadap Rasa Teh Herbal Kulit Melinjo komponen rasa yang lain, komponen rasa
Merah yang lain akan bereaksi dengan komponen
rasa primer.
Suhu Pengeringan 3.2.2.3. Aroma
Lama Aroma merupakan rasa atau bau yang
Pengeringan b1 b2 b3
(1000C) (1100C) (1200C) sangat subyektif dan sulit untuk diukur,
A A B karena setiap orang mempunyai sensitifitas
a1 (70 3,60 3,54 3,56 dan kesukaan yang berbeda. Aroma bahan
menit) a a a makanan dapat menentukan kelezatan
A A B bahan makanan tersebut. Aroma dalam
a2 (80 3,52 3,40 3,42 bahan makanan dapat ditimbulkan oleh
menit) a a a komponen-komponen yang ada dalam
bahan tersebut seperti komponen volatil.
A A A
Senyawa-senyawa aroma adalah
a3 (90 3,62 3,36 2,97
senyawa kimia yang memiliki aroma atau
menit) a b a
bau, senyawa kimia memiliki aroma atau
Keterangan :
bau ketika kriteria dan kondisi tertentu
Setiap huruf yang berbeda terpenuhi yaitu senyawa tersebut bersifat
menunjukan perbedaan yang nyata volatil, sehingga mudah mencapai sistem
untuk masing-masing perlakuan penciuman diatas bagian hidung serta perlu
Huruf besar pada baris dibaca konsentrasi yang cukup untuk dapat
vertical, sedangkan huruf kecil berinteraksi dengan satu atau lebih reseptor
pada kolom dibaca horizontal. penciuman (Puspita. 2014).
Berdasrkan Tabel 4, menunjukkan Berdasarkan data hasil perhitungan
bahwa rasa seduhan teh herbal kulit ANAVA menunjukkan bahwa faktor lama
melinjo merah dengan lama pengeringan a3 pengeringan (Faktor A), suhu pengeringan
(90 menit) dan suhu pengeringan b1 (Faktor B) dan interaksi antara lama
(1000C) berbeda dibandingkan dengan rasa pengeringan dan suhu pengeringan
seduhan teh herbal kulit melinjo merah berpengaruh nyata terhadap aroma teh
dengan lama pengeringan a1 (70 menit) herbal kulit melinjo, sehingga perlu
dan a2 (80 menit) dengan suhu pengeringan dilakukan uji lanjut Duncan.
b2 (1100C) dan b3 (1200C). Rasa yang Interaksi antara lama pengeringan dan
disukai panelis yaitu rasa yang tidak terlalu suhu pengeringan terhadap warna teh
9
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
herbal kulit melinjo merah dapat dilihat respon serta dari respon kimia yaitu kadar
pada Tabel 5. karotenoid total. Penentuan sampel terpilih
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Lama dilkukan dengan menggunakan uji skoring
Pengeringan dan Suhu Pengeringan pada masing-masing parameter pengujian.
Terhadap Aroma Teh Herbal Kulit Melinjo Uji skoring dianalisis berdasarkan
Merah nilai atau skor pada interval kelas yang
Suhu Pengeringan direntangkan dari rata-rata terendah hingga
Lama nilai rata-rata tertinggi sampel pada
Pengeringan b1 b2 b3
(1000C) (1100) (1200C) masing-masing pengujian. Adapun nilai
AB A C rata-rata respon masing-masing pengujian
a1 (70 3,73 3,79 3,70 pada penelitian utama dapat dilihat pada
menit) a a a Tabel 6, sedangkan nilai skoring pada
B A B masing-masing sampel dapat dilihat pada
a2 (80 3,84 3,83 3,89 Tabel 7.
menit) b a b
A A A Tabel 6. Nilai Rata-rata
a3 (90 3,65 3,85 3,27 Penenlitian Utama Terhadap Kualitas Teh
menit) c b a Herbal Kulit Melinjo Merah
Keterangan :
Nilai rata-rata
Setiap huruf yang berbeda
Sampel Karotenoid
menunjukan perbedaan yang nyata
Total Warna Rasa Aroma
untuk masing-masing perlakuan
a1b1 839,68 3,97 3,70 3,73
Huruf besar pada baris dibaca a1b2 1254,27 4,14 4,14 3,79
vertical, sedangkan huruf kecil a1b3 922,38 4,17 4,17 3,70
pada kolom dibaca horizontal. a2b1 1338,62 3,56 3,56 3,84
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan a2b2 1071,73 4,04 4,04 3,83
bahwa aroma seduhan teh herbl kulit a2b3 1487,98 4,17 4,17 3,89
melinjo merah dengan lama pengeringan a2 a3b1 1392,14 3,84 3,84 3,65
(80 menit) dan suhu pengeringan b3 a3b2 1561,27 4,12 4,12 3,85
(1200C) berbeda dibandingkan dengan a3b3 1597,22 3,70 3,70 3,27
aroma seduhan teh herbal kulit melinjo
merah dengan lama pengeringan a1 (70 Tabel 7. Nilai Skoring Teh Herbal Kulit
menit) dan a3 (90 menit), dengan suhu Melinjo Merah
pengeringan b1 (1000C) dan b2 (1100C).
Semakin tinggi suhu pengeringan dan Skor
Karotenoid Jumlah
semakin lama pengeringan akan
Sampel Total Warna Rasa Aroma
menyebabkan senyawa volatil pembawa
aroma akan hilang karena pengaruh panas. a1b1 1 5 6 5 17
Aroma merupakan salah satu sifat yang a1b2 3 6 6 6 21
paling penting sebagai penentu kualitas teh, 18
a1b3 1 6 6 5
aroma tersebut sangat erat hubungannya
dengan substansi aromatis yang terkandung a2b1 4 1 6 6 17
dalam daun teh. Senyawa aromatis a2b2 1 5 4 6 16
pembentuk aroma teh merupakan senyawa 22
a2b3 5 6 5 6
volatil (mudah menguap), baik yang
terkandung secara alami pada daun teh a3b1 4 3 6 4 17
maupun yang terbentuk sebagai hasil reaksi a3b2 6 6 4 6 22
biokimia pada proses pengolahan teh. 10
a3b3 6 2 1 1
10
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
terhadap produk teh herbal kulit melinjo dan lain-lain. Di bidang industri pangan,
merah, maka dapat disimpulkan bahwa antioksidan dapat digunakan untuk
perlakuan terbaik adalah perlakuan a2b3 mencegah terjadinya proses oksidasi yang
(80 menit : 1200C) dan a3b2 (90 menit : dapat menyebabkan karusakan seperti
1100C). Karena perlakuan a2b3 dan a3b2 ketengikan, perubahan warna, aroma serta
memiliki nilai skor sama, maka dapat kerusakan fisik lainnya.
dipilih produk terbaik yaitu pada perlakuan Metode yang digunakan untuk
a3b2 karena memiliki nilai skor tertinggi mengukur aktivitas antioksidan yaitu
dan kandungan karotenoid total yaitu dengan menggunakan metode DPPH.
1561,27 ppm sedangkan perlakuan a2b3 Metode DPPH sering digunakan untuk
kandungan karotenoid total yaitu sebesar menguji senyawa yang berperan donor
1487,98 ppm. hidrogen dan mengevaluasi aktivitas
antioksidannya, metode ini dapat
3.3.1. Respon Aktivitas Antioksidan Pada
digunakan untuk sampel padatan maupun
Produk Terpilih
sampel cairan.
Penentuan respon aktivitas
Metode ini dipilih karena memiliki
antioksidan dilakukan pada produk terpilih
beberapa kelebihan yaitu bisa langsung
secara organoleptik dan respon kimia yaitu
diaplikasikan pada sampel tanpa
analisis kadar karotenoid total. Berdasarkan
memerlukan penambahan senyawa atau
perhitungan skoring didapatkan produk
pereaksi tambahan lainnya, bisa dikerjakan
terpilih yaitu a3b2 dengan lama pengeringan
dengan sangat cepat karena tidak
90 menit dan suhu pengeringan 1100C,
memerlukan OT yang lama, bisa digunakan
sehingga produk dengan perlakuan tersebut
untuk menguji aktivitas antioksidan dari
yang dilakukan analisis aktivitas
sayuran, buah, tanaman, makanan yang
antioksidan menggunakan metode DPPH.
menggunakan pelarut etanol, metanol, dan
Menurut Winarti, 2010 (dikutip dari
air, metode dilaksanakan pada temperatur
Kesuma Sayuti dan Rina Yenrina, 2015)
yang tidak tinggi sehingga cocok untuk
antioksidan merupakan zat yang mampu
sampel yang tidak tahan dengan panas,
menghambat dan mencegah proses oksidasi
metode dilaksanakan dalam waktu yang
atau senyawa yang dapat melindungi tubuh
cukup untuk mengukur reaksi dari radikal
dari radikal bebas. Secara kimia senyawa
DPPH dengan senyawa antioksidan yang
antioksidan adalah senyawa pemberi
lemah, dan memiliki hubungan yang linier
elektron (electron donor). Secara bologis,
antara konsentrasi antioksidan dan
pengertiian antioksidan adalah senyawa
penurunan absorbansi yng dihasilkan.
yang dapat menangkal atau meredam
Kelemahan dari metode DPPH yaitu dapat
dampak negatif oksidan. Antioksidan
bereaksi dengan senyawa radikal lainnya,
bekerja dengan mendonorkan satu
radikal DPPH hanya bisa larut dalam
elektronnya kepada senyawa yang bersifat
pelarut organik sehingga tidak bisa
oksidan, sehingga aktivitas senyawa
direaksikan dengan senyawa yang
antioksidan tersebut dapat dihambat.
mengandung pelarut organik (Sadeli,
Antioksidan sangat dibutuhkan tubuh untuk
2016).
melindungi tubuh dari serangan radikal
Uji pendahuluan dilakukan
bebas.
menggunakan kontrol positif dan kontrol
Aktivitas antioksidan banyak
negatif. Kontrol positif yang digunakan
dipengaruhi oleh faktor seperti kandungan
yaitu larutan rutin yang dicampurkan
lipid, konsentrasi antioksidan, suhu,
dengan larutan DPPH untuk menunjukkan
tekanan, oksigen dan komponen kimia dari
perubahan warna saat hasil ui positif.
makanan secara umum seperti protein dan
Kontrol negatif digunakan yaitu pelarut
air.
deionized water yang dicampurkan dengan
Manfaat antioksidan pada bidang
lartan DPPH untuk menunjukkan warna
kesehatan dan kecantikan berfungsi untuk
saat hasil negatif dan memastikan tidak ada
mencegah penyakit kanker, tumor,
intervensi dar pelarut yang digunakan.
penyempitan pembuluh darah, penuaan dini
Pengujian yang dilakukan menunjukkan
11
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
hasil yang positif untuk sampel dan kontrol antioksidan pada IC50 teh kulit melinjo
positif yaitu terjadi perubahan warna dari segar lebih besar dibandingkan dengan
violet menjad kuning (Sadeli, 2016). kulit melinjo setelah dikeringkan.
Uji aktivitas antioksidan DPPH (1,1- Penurunan antivitas antioksidan tersebut
difenil-2-pikrilhidrazil) mengukur dapat terjadi karena adanya proses
kemampuan suatu senyawa kemampuan pemanasan (pengeringan). Semakin
antioksidan dalam menangkap radikal meningkatnya suhu pemanasan dan lama
bebas. Metode ini berdasarkan reaksi pemanasan akan menyebabkan aktivitas
penangkapan radikal DPPH oleh senyawa antioksidan semakin rendah, selain itu
antioksidan melalui mekanisme donasi antioksidan memiliki sifat yang mudah
atom hidrogen sehingga akan dihasilkan teroksidasi dan terdegradasi oleh udara dan
DPPH-H (bentuk non radikal) dan panas.
menyebabkan terjadinya penurnan IC50 merupakan bilangan yang
intensitas warna ungu dari DPPH atau menunjukkan konsentrasi ekstrak (ppm)
dapat dikatakan juga adanya keberadaan yang mampu menghambat proses oksidasi
antioksidan akan menetralisasi radikal atau mampu menangkal radikal bebas
DPPH dengan menyumbangkan elektron sebesar 50%. Kategori penentuan kekuatan
kepada DPPH., menghasilkan perubahan aktivitas antioksidan dapat dilihat pada
warna dari ungu menjadi kuning. Tabel 15.
Penghilangan warna akan sebanding Tabel 15. Tingkat Kekuatan Aktivitas
dengan jumlah elektron yang diambil oleh Antioksidan Metode DPPH
DPPH sehingga dapat diukur secara
spektrofotometri sinar tampak pada No. Kategori Konsentrasi
panjang gelombang 517 nm (Windono, IC50
2004). 1. Sangat < 50
Perubahan warna yang akan terjadi Kuat
adalah perubahan dari larutan yang 2. Kuat 50 – 100
berwarna ungu menjadi berwarna kuning.
Intensitas perubahan warna ini kemudian 3. Sedang 100 – 150
diukur pada spektrum absorpsi antara 515- 4. Lemah >150
520 nm pada larutan organik (metanol atu
etanol). Data hasil pengujian kandungan
antioksidan pada kulit melinjo merah dapat Berdasarkan Tabel 15, dapat
dilihat pada Tabel 8 . disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan
dari teh kulit melinjo merah memiliki nilai
Tabel 8. Data Hasil Aktivitas Antioksidan rata-rata IC50 sebesar 466,91 ppm dan
Kulit Melinjo Merah dan Teh Herbal Kulit termasuk ke dalam intensitas lemah yaitu
Melinjo Merah nilai IC50 >150. Intensitas yang di peroleh
yaitu lemah yang menunjukkan antioksidan
Sampel Nilai IC50 (ppm) pada teh herbal kulit melinjo merah kurang
aktif namun masih berpotensi sebagai zat
Kulit melinjo 919,453 antioksidan.
merah Menurut Santoso dkk (dikutip dalam
Teh herbal kulit 466,91 Wulandari, 2012), Kulit melinjo
melinjo merah mengandung asam askorbat, tokoferol, dan
polifenol memiliki aktivitas sebagai
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan antioksidan selain itu kulit melinjo
bahwa aktivitas antioksidan teh herbal kulit mengandung beta karoten yang bertindak
melinjo merah untuk sampel terpilih pada sebagai antioksidan yang juga berpotensi
IC50 yaitu 466,91 ppm. Berdasarkan hasil sebagai inhibitor xantin oksidase atau
yang diperoleh terjadi penurunan penghambat pembentukan asam urat.
kandungan antioksidan pada kulit melinjo
merah setelah dilakukan pengeringan. Nilai
12
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
13
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
14
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)
15