You are on page 1of 16

PENGARUH LAMA DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP

KARAKTERISTIK TEH HERBAL KULIT MELINJO MERAH


(Gnetum gnemon L.)

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana


Program Studi Teknologi Pangan

Oleh :
Linda Tanpidiyah
13.303.0324

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2018
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

PENGARUH LAMA DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP


KATAKTERISTIK TEH HERBAL KULIT MELINJO MERAH
(Gnetum gnemon L.)

Linda Tanpidiyah *)
Dr. Ir. Nana Sutisna Achyadi, M.Sc. **) Dr. Ir. Yusep Ikrawan, M.Eng. ***)

*) Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung


**) Dosen Pembimbing Utama, ***) Dosen Pembimbing Pendamping

Email : lindatanfidiyah30@gmail.com

ABSTRACT
Herbal tea is a name of the blend from the herb flowers, leaves, seeds, roots or dried
fruit that is beneficial to health. The purpose of this research is to study the drying time and drying
temperature to the characteristics of herbal tea red melinjo peel with oven drying method. The
benefits of this research is to provide information to the public that melinjo peel can be processed
into herbal tea and provide an overview to the public about the process of making herbal tea red
melinjo peel.
Methods of research conducted into two stages includes preliminary research and
main research. The preliminary study was conducted to determine total carotenoid content and
antioxidant levels in fresh melinjo peel. The main research aims to determine the duration and
temperature of good drying, which affect the characteristics of herbal tea from red melinjo peel,
and it is expected to maintain the carotenoid content in the melinjo peel. The experimental design
used in the study was a randomized block design (RBD) with a 3x3 factorial pattern repeats three
times, followed by further testing duncan. Variabel drying experiment consists of a long (A)
namely (70 minute, 80 minute, 90 minute) and drying temperature (B) namely (100 0C, 1100C,
1200C).
Results of chemical analysis on the main research, drying time significantly affected
the carotenoid content. The results of organoleptic test, drying temperature and interaction
between the drying time and drying temperature significantly affected the color of tea.
Temperature, drying time and interaction both have a real effect on the taste and aroma of
steeping herbal tea red melinjom peel. Based on scoring test for selected product that is a3b2
sample (90 minute drying time with temperature 110 0C).

Keywords:Melinjo,Carotenoid, Herbal Tea, Drying


Menurut Hunter (dikutip dalam Hatta
I PENDAHULUAN Sunanto,1991), Tanaman melinjo berasal
dari Semenanjung, Malaysia dan
1.1. Latar Belakang peredarannya membentang dari daerah
Melinjo (Gnetum gnemon,L.) Asam sampai kepulauan Fiji. Namun ada
termasuk tumbuhan berbiji terbuka beberapa yang kurang setuju, mereka
(Gymnospermae), dengan beberapa tanda beranggapan bahwa melinjo berasal dari
yaitu biji yang tidak terbungkus daging Indonesia. Tanaman ini oleh pendatang
tetapi hanya terbungkus kulit luar. dibawa dari Amboina ke Penang pada
Tanaman ini sudah sangat dikenal di tahun 1809, kemudian dibawa masuk lagi
seluruh Indonesia, karena hampir seluruh ke Indonesia.
bagian dari tanaman ini sangat bermanfaat, Menurut Dinas Kehutanan dan
seperti daun muda disebut dengan daun so, Perkebunan Propinsi Banten (2008), total
bunga disebut dengan kroto, dan daging produksi melinjo di daerah Banten
melinjo digunakan sebagai bahan sayuran sebanyak 6489.13 ton pada tahun 2002.
yang cukup populer di kalangan Banyaknya jumlah produksi, tidak
masyarakat (Sunanto, 1990).

1
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

diimbangi dengan pemanfaatan dari kulit Herbal adalah jenis tanaman yang
melinjo yang ada. berkhasiat guna menyembuhkan berbagai
Hampir seluruh bagian tanaman penyakit. Selain itu, herbal dapat
melinjo dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai pencegahan dan
keperluan rumah tangga maupun industri. perawatan guna meningkatkan kesehatan
Buah yang sudah tua merupakan bahan tubuh serta menjaga kebugaran (Purwanto,
baku untuk pembuatan emping melinjo, 2016).
kulit batangnya dapat dijadikan tali untuk Badan Kesehatan Dunia (WHO)
jala ataupun tali panjat, kayu dapat menyebutkan bahwa 65% dari penduduk
digunakan untuk pembuatan kertas, daun, negara-negara maju telah menggunakan
bunga dan buah yang masih muda dapat obat tradisional. WHO juga
digunakan untuk bahan sayuran sedangkan merekomendasikan penggunaan obat
kulit melinjo biasanya digunakan sebagai tradisional (herbal) guna menjaga
bahan sayuran ataupun keripik. Semua kesehatan serta pencegahan dan
bahan makanan yang berasal dari tanaman pengobatan penyakit, terutama untuk
melinjo mempunyai kandungan gizi cukup penyakit kronis, yaitu penyakit degeneratif
tinggi, selain karbohidrat juga mengandung dan kanker. Dengan demikian, kedudukan
lemak, protein, mineral dan vitamin obat herbal sangat penting guna
(Sunanto, 1991). meningkatkan kesehatan masyarakat
Kulit melinjo merah merupakan bahan (Purwanto, 2016).
pangan yang mudah diperoleh dan Proses pengolahan teh herbal kulit
memiliki manfaat untuk mencegah dan melinjo melewti tahap pokok yaitu proses
mengobati penyakit, sehingga kulit melinjo pengeringan. Wirakartakusumah (1992),
harus lebih dimanfaatkan untuk menyatakan bahwa pengeringan
meningkatkan fungsinya dengan lebih merupakan sebagai metode untuk
maksimal. Beberapa penelitian mengeluarkan atau menghilangkan
menunjukkan bahwa kulit biji melinjo sebagian air dari suatu bahan dengan cara
mengandung senyawa antioksidan seperti menguapkannya hingga kadar air
likopen, karotenoid yang mampu berperan keseimbangan dengan kondisi udara
sebagai inhibisi xantin oksidase atau normal atau kadar air yang setara dengan
penghambat pembentukan asam urat. Oleh nilai aktivitas air (Aw) yang aman dari
sebab itu pemanfaatan lebih lanjut untuk kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan
kulit melinjo dapat digunakan sebagai kimiawi. Proses pengeringan sendiri
bahan pembuatan teh herbal kulit melinjo. bertujuan untuk mengurangi kadar air dari
Kebiasaan meminum teh masih sangat kulit melinjo, sehingga teh menjadi lebih
populer di masyarakat, seperti di Indonesia awet dan lebih praktis untuk disimpan.
sendiri teh merupakan minuman yang Proses pengeringan dapat
masih digemari. Selain itu, dengan mempengaruhi kandungan dalam bahan
berbagai inovasi baru dapat menghasilkan yang dikeringkan, seperti penurunan
produk pengobatan yang memanfaatkan senyawa antioksidan dan vitamin pada
tanaman herbal untuk dijadikan teh mulai bahan yang dikeringkan. Oleh sebab itu,
banyak diminati. Alasan masyarakat dalam proses pengeringan teh herbal perlu
memilih untuk meminum teh herbal diperhatikan beberapa faktor seperti suhu
sebagai pengobatan antara lain yaitu harga dan lama pengeringan sehingga tidak
yang terjangkau dan lebih aman untuk merusak komponen yang ada di dalam
dikonsumsi. bahan tersebut.
Teh herbal merupakan sebutan dari Berdasarkan uraian di atas, maka akan
racikan bunga, daun, biji, akar atau buah dilakukan proses pengolahan teh herbal
kering untuk membuat minuman yang yang memanfaatkan kulit melinjo merah
memiliki khasiat untuk kesehatan. dengan memperhatikan pengaruh lama dan
Walaupun disebut dengan teh, racikan atau suhu pengeringan terhadap karakteristik teh
minuman ini tidak tentu harus mengandung herbal kulit melinjo merah.
daun dari tumbuhan teh.

2
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

1.2. Identifikasi Masalah sebagai inhibitor xantin oksidase atau


Berdasarkan uraian latar belakang penghambat pembentukan asam urat.
penelitian, maka dapat diidentifikasi Menurut Siregar dkk (dikutip dalam
masalah, yaitu : Tasminatun dan Ningtiyas, 2016), Kulit
1. Bagaimana pengaruh lama pengeringan melinjo memiliki kandungan air, lemak,
terhadap karakteristik teh herbal kulit protein dan karbohidrat. Selain itu, ekstrak
melinjo merah kulit melinjo juga dibuktikan mengandung
2. Bagaimana pengaruh suhu pengeringan senyawa fenolik, flavonoid, β-karoten,
terhadap karakteristik teh herbal kulit likopen, karotenoid, vitamin C, dan
melinjo merah aktivitas antioksidan. Kulit melinjo
3. Bagaimana interaksi antara lama dan mempunyai warna yang berbeda-beda
suhu pengeringan terhadap karakteristik sesuai dengan tingkat kematangannya,
teh herbal kulit melinjo merah. yakni hijau, kuning dan merah. Ekstrak
kulit melinjo merah menunjukkan nilai
1.3. Maksuddan Tujuan Penelitian total tertinggi untuk fenolik (0,386a mg
Maksud dilakukannya penelitian GAE/g sampel), β- karoten (185,275 ppm),
adalah untuk mengolah kulit melinjo likopen (12,13 mg/100g), total karotenoid
menjadi suatu olahan pangan yang (241,22 ppm), dan vitamin C (9,23 mg/100
bermanfaat bagi kesehatan yaitu sebagai mL). Ekstrak kulit melinjo kuning
teh herbal. memiliki aktivitas antioksidan tertinggi
Tujuan dari penelitian adalah untuk dengan nilai IC50 sebesar 16,73 mg.
mempelajari lama pengeringan dan suhu Sedang ekstrak kulit melinjo hijau
pengeringan terhadap karakteristik teh menunjukkan kandungan total flavonoid
herbal kulit melinjo merah dengan metode terbesar yaitu 3,392 mg/g sampel.
pengeringan oven. Teh herbal adalah sebutan dari ramuan
bunga, daun, biji, akar atau buah kering
1.4. Manfaat Penelitian untuk membuat minuman yang memiliki
Manfaat dari penelitian yang manfaat untuk kesehatan yang juga disebut
dilakukan adalah untuk memberikan dengan teh herbal. Kult biji melinjo untuk
informasi kepada masyarakat bahwa kulit dijadikan teh herbal harus melalui proses
melinjo dapat diolah untuk dijadikan teh pengeringan. Tujuan dari pengeringan teh
herbal yang bermanfaat bagi kesehatan dan herbal yaitu untuk memperpanjang umur
untuk memberikan gambaran kepada simpan karena pengeringan dapat
masyarakat luas mengenai pembuatan teh mengurangi sebagian kandungan air pada
herbal kulit melinjo merah. bahan, memudahkan untuk pengolahan
selanjutnya dan untuk meguraikan senyawa
1.5. Kerangka Pemikiran racun pada bahan pangan (Noviar dkk,
Pemanfaatan biji melinjo untuk 2014).
dijadikan produk olahan pangan Berbagai herbal atau tanaman obat
menyisakan kulit melinjo yang belum sebenarnya dapat diolah menjadi herbal
dimanfaatkan dengan sempurna, kulit kering. Pada dasarnya, proses pengolahan
melinjo lebih banyak dimanfaatkan dalam semua jenis tanaman obat hampir sama.
bentuk basah atau segar yang diolah Biasanya, perbedaan terletak pada lama dan
menjadi sayuran dan digoreng menjadi suhu pengeringan karena disesuaikan
keripik (Imelda, 2007). dengan karakteristik bahan segar. Herbal-
Menurut Santoso dkk (dikutip dalam herbal kering tersebut selanjutnya dicampur
Wulandari, 2012), Kulit melinjo dengan komposisi tertentu sesuai dengan
mengandung asam askorbat, tokoferol, dan jenis teh herbal yang akan dihasilkan
polifenol memiliki aktivitas sebagai (Daroini, 2006).
antioksidan selain itu kulit melinjo Pengeringan merupakan proses yang
mengandung beta karoten yang bertindak pertama dilakukan untuk mengawetkan
sebagai antioksidan yang juga berpotensi makanan. Selain untuk mengawetkan
bahan pangan yang mudah rusak atau

3
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

busuk pada kondisi penyimpanan sebelum Hasil penelitian Zainudinnur dkk


digunakan, pengeringan pangan juga (2016), menunjukan bahwa pada pengujian
digunakan untuk menurunkan biaya dan kualitas teh daun sukun berdasarkan hail
mengurangi kesulitan dalam pengemasan, pengujian dari optimasi proses pengeringan
penanganan, pengangkutan dan terbaik terdapat pada sampel B1 yang
penyimpanan, karena dengan pengeringan merupakan daun sukun tua dengan
bahan menjadi padat dan kering, sehingga perlakuan oven pada suhu 1100C selama 30
volume bahan lebih ringkas, mudah dan menit.
hemat ruang dalam pengangkutan, Menurut Kusumaningrum dkk (2013),
pengemasan maupun penyimpnan. dalam proses pembuatan teh bunga lotus
Disamping itu banyak bahan pangan yang menggunakan metode pengeringan oven
hanya dikonsumsi setelah dikeringkan, dengan suhu yang digunakan yaitu 1050C
seperti teh, kopi, coklat dan beberapa jenis selama 25 menit.
biji-bijian (Wirakartakusumah, 1992). Hasil penelitian Delvi (2013),
Menurut Noviar dkk (2014), teh menunjukkan bahwa pada pengolahan teh
herbal kulit buah manggis terbaik adalah herbal daun sirsak suhu yang digunakan
perlakuan S3 (pengeringan dengan suhu dalam proses pengeringan yaitu 50°C,
850C) dengan kadar air 7,90 %; kadar abu 60°C dan 70°C dan waktu yang digunakan
4,129 %; kadar serat 7,863 %; antioksidan yaitu, 100 menit, 180 menit dan 200 menit.
3,95x10-34 ppm; toksisitas 34,67 ppm dan Hasil dari penelitian ini suhu dan lama
penerimaan keseluruhan 0,92. pengeringan terbaik yang digunakan yaitu
Menurut Apriadji (dikutip dalam Mei 60°C dan 180 menit. Suhu dan waktu akan
Ambar Sari, 2015), lama dan teknik sangat berpengaruh terhadap kualitas gizi
pengeringan mempengaruhi aktivitas yang terkandung di dalam daun sirsak.
antioksidan teh daun alpukat. Semakin Semakin tiggi suhu dan waktu yang
lama proses pengeringan dan semakin digunakan maka akan semakin berkurang
panas pengeringan maka aktivitas zat gizi yang terkandung.
antioksidan pada teh daun alpukat semakin
turun. Hal ini dikarenakan antioksidan kuat 1.6. Hipotesis Penelitian
akan rusak oleh panas dan pemasakan. Bedasarkan kerangka pemikiran
Menurut Noviar dkk (2014), suhu diatas, maka diperoleh hipotesis, diduga
pengeringan untuk teh herbal tergantung bahwa :
dari jenis bahan dan jenis pengeringannya, 1. Lama pengeringan berpengaruh terhadap
herbal dapat dikeringkan pada suhu 30- karakteristik teh herbal kulit melinjo
900C, tetapi suhu yang terbaik tidak merah
melebihi 600C. Karena herbal mengandung 2. Suhu pengeringan berpengaruh terhadap
senyawa aktif yang tidak tahan panas atau karakteristik teh herbal kulit melinjo
mudah menguap, oleh sebab itu harus merah
dikeringkan pada suhu serendah mungkin 3. Adanya interaksi antara lama
misalnya 30-450C dengan cara pengeringan pengeringan dan suhu pengeringan
vakum. Proses pengeringan buah dan terhadap karakteristik teh herbal kulit
sayuran dengan menggunakan oven dapat melinjo merah.
dikeringkan dengan suhu 1050C selama 2
jam. 1.7. Tempat dan Waktu Penelitian
Menurut Purwanto (2016), Penelitian direncanakan akan
pengeringan untuk tanaman herbal bisa dilakukan pada bulan Oktober 2017 sampai
dilakukan dengan cara diangin-anginkan di dengan selesai, bertempat di Laboratorium
tempat yang teduh dan memiliki aliran Teknologi Pangan, Fakultas Teknik,
udara baik atau menggunakan oven dengan Universitas Pasundan, Jalan Dr. Setiabudhi
suhu yang telah disesuaikan. Pada proses No. 193 Bandung.
pembuatan kapsul temulawak dengan
menggunakan metode pengeringan oven
dengan suhu 1200C selama 10 menit.

4
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

II BAHAN, ALAT, DAN METODE (2) b2 = 1100C


PENELITIAN (3) b3 = 1200C
Kombinasi perlakuan terdapat 9
2.1. Bahan Penelitian perlakuan, setiap kombinasi perlakuan
Bahan utama yang akan digunakan diulang 3 kali, sehingga jumlah kombinasi
yaitu kulit melinjo merah (Gnetum perlakuan yaitu 27 satuan percobaan.
gnemon,L.) yang diperoleh dari pasar
Picung Pandeglang Banten, sedangkan 2.4. Prosedur Penelitian
bahan yang akan digunakan untuk analisis 2.4.1. Prosedur Penelitian Pendahuluan
yaitu larutan n-Butil alkohol (n-butanol), 2.4.1.1. Analisis Bahan Baku
methanol dan larutan DPPH 0,5 mM. Prosedur Penelitian Pendahuluan
analisis karotenoid total dan antioksidan
2.2. Alat Penelitian pada kulit melinjo segar.
Peralatan yang akan digunakan dalam Kulit melinjo yang digunakan yaitu
proses pengolahan teh kulit melinjo merah kulit melinjo merah segar. Kemudian
yaitu baskom, tray, pisau, talenan, oven, dilakukan sortasi untuk memisahkan kulit
dan timbangan, sedangkan peralatan yang melinjo dari bahan yang tidak dibutuhkan
akan digunakan untuk analisis yaitu pipet, seperti tangkai dan benda asing lainnya.
labu takar, kertas saring dan Selanjutnya dilakukan pencucian dan
spektrofotometer. penirisan. Setelah itu, dilakukan analisis
karotenoid total dan antioksidan.
2.3. Metode Penelitian
2.3.1. Penelitian Pendahuluan 2.4.2.Prosedur Penelitian Utama
Penelitian pendahuluan bertujuan Prosedur penelitian teh herbal kulit
untuk mengetahui kandungan karotenoid melinjo merah yang dilakukan pada
total dan antioksidan pada kulit melinjo penelitian ini adalah sebagai berikut :
merah. Data hasil penelitian pendahuluan 1. Persiapan Bahan
akan digunakan untuk menentukan Kulit melinjo merah yang sudah
pengaruh pengeringan terhadap kandungan dipisahkan dari biji melinjo disiapkan
karotenoid total dan antioksidan pada kulit untuk dilakukan proses selanjutnya.
melinjo setelah dikeringkan. 2. Sortasi
Sortasi merupakan tahap awal yang
2.3.2. Penelitian Utama perlu dilakukan untuk memperoleh kulit
Tujuan dari penelitian utama yaitu melinjo yang baik. Penyortiran berfungsi
untuk menentukan lama dan suhu untuk mendapatkan simplisa secara
pengeringan yang baik, yang berpengaruh homogen meliputi seperti ukuran dan
terhadap karakteristik teh herbal kulit memisahkan dari bahan asing atau kotoran.
melinjo merah, sehingga diharapkan dapat 3. Pencucian
mempertahankan kandungan karotenoid Bahan yang sudah disortasi disimpan
pada kulit melinjo. Penelitian mencakup didalam baskom untuk masuk tahap
rancangan perlakuan, rancangan percobaan, selanjutnya yaitu proses pencucian kulit
rancangan respon dan analisis. melinjo dengan menggunakan air mengalir.
Faktor perlakuan : Tujuan dari pencucian ini untuk
1. Lama Pengeringan teh herbal kulit membersihkan kulit melinjo dari kotoran
melinjo merah faktor (A), terdiri dari 3 seperti tanah dan debu yang menempel.
taraf, yaitu : Pencucian diusahakan tidak terlalu lama.
(1) a1 = 70 menit Karena untuk menjaga kualitas dan
(2) a2 = 80 menit kandungan senyawa yang akan
(3) a3 = 90 menit dimanfaatkan seperti vitamin C yang larut
2. Suhu pengeringan teh herbal kulit dalam air.
melinjo merah faktor (B), terdiri dari 3 4. Penirisan
taraf, yaitu : Penirisan dilakukan untuk mengurangi
(1) b1 = 1000C kandungan air yang terdapat pada kulit

5
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

melinjo yang sudah dilakukan proses Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
pencucian. Hal ini bertujuan untuk untuk kandungan karotenoid total dengan
mempercepat proses pengeringan. menggunakan metode spektrofotometri
5. Pengirisan yaitu 289,02 ppm dan kandungan
Kulit melinjo yang sudah ditiriskan, antioksidan pada kulit melinjo merah yaitu
selanjutnya masuk pada tahap pengirisan 919,45 ppm. Karotenoid dan antioksidan
yang bertujuan untuk memperkecil ukuran tersebut sanggat bermanfaat bagi kesehatan
agar mempercepat proses pengeringan yang salah satunya yaitu dapat menangkal
akan dilakukan. radikal bebas.
6. Pengeringan
Kulit melinjo yang sudah diiris 3.2. Penelitian Utama
selanjutnya disusun diatas tray kemudian 3.2.1. Respon Kimia
tray dimasukkan kedalam oven dengan 3.2.1.1. Karotenoid Total
suhu 1000C, 1100C dan 1200C dan lama Karotenoid adalah suatu kelompok
pengeringan selama 70 meit, 80 menit dan pigmen yang berwarna kuning, oranye atau
90 menit. merah oranye, mempunyai sifat lart dalam
7. Penyeduhan lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut
Penyeduhan teh kulit melinjo merah dalam air. pada umumnya karotenoid
dilakukan dengan menyiapkan teh merupakan antioksidan yang serbaguna,
sebanyak 5 gram dan air panas 900C seperti beta-karoten atau pro-vitamin A,
sebanyak 200 ml selama 10 menit, selain antioksidan sebagai vitamin A juga
selanjutnya dilakukan uji organoleptik bersama-sama sebagai likopen yang
seduhan teh herbal kulit melinjo merah, bermanfaat untuk tubuh.
yang meliputi warna, rasa dan aroma. Menurut lee dan Gross (dikutip dari
Parinussa dan Ferdy, 2009), karotenoid
III HASIL DAN PEMBAHASAN sangat diperlukan oleh manusia, karena
berpotensi dalam mencegah kanker,
3.1. Penelitian Pendahuluan menambah daya tahan tubuh, sebagai anti
Penelitian pendahuluan yang dilkukan virus, jamur dn parasit, karotenoid juga
bertujuan untuk mengetahui kandungan baik untuk penglihatan, pertumbuhan dan
karotenoid total dan kandungan antioksidan reproduksi.
pada kulit melinjo merah segar atau kulit Menurut Association of Vitamin
melinjo sebelum dikeringkan. Data hasil Chemistry, London dalam Method of
analisis digunakan untuk menentukan Vitamin Assay (dikutip dari Ernawati,
adanya pengaruh pengeringan terhadap 2006) secara umum karotenoid mempunyai
kandungan antioksidan dan karotenoid total sifat fisik dan kimia seperti larut dalam
pada kulit melinjo. Hasil analisis lemak, larut dalam kloroform, pewarna,
kandungan karotenoid total dan antioksidan karbon disulfida, petroleum eter, sukar
pada kulit melinjo merah segar dapat larut dalam alkohol, sensitif terhadap
dilihat pada Tabel 1. oksidasi, stabil terhadap panas di dalam
Tabel 1. Hasil Analisis Karotenoid Total udara bebas oksigen.
dan Antioksidan dari Kulit Melinjo Merah Data hasil ANAVA menunjukan
Segar bahwa faktor lama pengeringan
Analisis Hasil berpengaruh terhadap kadar karotenoid
Karotenoid Total 289,02 ppm total teh herbal kulit melinjo merah
sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan,
Antioksidan 919,45 ppm sedangkan faktor suhu pengeringan serta
Menurut Siregar dkk (dikutip dalam interaksi antara keduanya tidak
Tasminatun dan Ningtiyas, 2016) Kulit berpengaruh nyata terhadap kadar
melinjo memiliki kandungan karotenoid karotenoid total. Pengaruh lama
total yaitu 241,22 ppm dan kandungan pengeringan terhadap kadar karotenoid
antioksidan tertinggi pada kulit melinjo total dapat dilihat pada Tabel 2.
kuning dengan nilai IC50 yaitu 16,73 mg.

6
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

Tabel 2. Pengaruh Lama Pengeringan tercampur lebih dari satu varietas


Terhadap Kadar Karotenoid Total Teh (Wahyuni dan Simon, 2015).
Herbal Kulit Melinjo Merah
3.2.2. Respon Organoleptik
Nilai Rata-rata Taraf 3.2.2.1. Warna
Sampel (ppm) Nyata 5 % Warna merupakan salah satu indeks
a1 (70 mutu bahan pangan, karena pada umumnya
menit) 1005,44 a konsumen sebelum mempertimbangkan
a2 (80 parameter lain (rasa, nilai gizi dan lain-
menit) 1299,44 b lain), pertama yang akan menarik perhatian
a3 (90 yaitu keadaan waena bahan. Warna bahan
menit) 1516,88 c pangan akan mempunyai daya tarik bagi
Keterangan : Nilai yang ditandai dengan konsumen (Muchtadi, 2013).
huuf yang berbeda menunjukkan berbeda Penentuan mutu bahan makanan pada
nyata pada taraf 5 % menurut uji lanjut umumnya sangat bergantung pada beberapa
Duncan. faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur
Karotenoid merupakan salah satu dan nilai gizi, disaamping itu terdapat
pigmen penting yang menghasilkan warna faktor lain seperti mikrobiologis. Suatu
oranye, kuning dan merah pada makanan bahan makanan yang dinilai bergizi, enak,
atau bahan pangan. Jenis Karotenoid yang memiliki tekstur yang baik tidak akan
banyak digunakan sebagai pewarna alami dipilih apabila memiliki warna yang tidak
yaitu β-karoten, likopen, lutein, α-karoten, sedap dipandang atau memberi kesan
γ-karoten dan lain sebagainya. menyimpang dari warna yang seharusnya.
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan Penerimaan warna suatu bahan berbeda-
bahwa faktor lama pengeringan beda tergantung dari faktor alam, geografis,
berpengaruh terhadap kadar karotenoid dan aspek sosial masyarakat penerima
total teh herbal kulit melinjo dengan lama (Winarno, 1992).
pengeringan 90 menit yang memiliki nilai Berdasarkan data hasil perhitungan
rata-rata tertinggi yaitu 1516,88 ppm, ANAVA menunjukkan bahwa faktor B
sedangkan pada lama pengeringan 70 menit (suhu pengeringan) dan interaksi antara
(a1) dan 80 menit (a2) memiliki nilai rata- keduanya (lama pengeringan dan suhu
rata yaitu sebesar 1005,44 ppm dan pengeringan) berpengaruh nyata terhadap
1299,44 ppm. Data tersebut menunjukkan warna seduhan teh herbal kulit melinjo
bahwa semakin lama pengeringan, maka merah, sehingga perlu dilakukan uji lanjut.
kandungan karotenoid pada teh herbal kulit Interaksi antara lama pengeringan dan
melinjo semakin meningkat. Hasil suhu pengeringan terhadap warna teh
penelitian pendahuluan analisis karotenoid herbal kulit melinjo merah dapat dilihat
total terhadap kulit melinjo segar diperoleh pada Tabel 3.
kadar karotenoid total yaitu 289,021 ppm
sedangkan setelah dilakukan proses
pengeringan, kandungan karotenoid total
mengalami peningkatan yaitu sebesar
1516,88 ppm. Hal tersebut dapat
disebabkan karena, (1) Semakin lama
pengeringan akan menyebabkan kehilangan
kandungan air pada bahan lebih maksimal
sehingga pengurangan kadar air selama
pengeringan dapat menyebabkan
terlepasnya karotenoid yang terikat pada
protein, sehingga menyebabkan karotenoid
mudah untuk diekstrak. (2) Bahan baku
yang digunakan, seperti bahan yang

7
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

Tabel 3. Pengaruh Interaksi Lama Pengeringan suhu tinggi dapat


Pengeringan dan Suhu Pengeringan menghasilkan warna kecokelatan pada teh
Terhadap Warna Teh Herbal Kulit Melinjo herbal kulit melinjo yang disebabkan
Merah karena reaksi pencoklatan non-enzimatik
Lama Suhu Pengeringan antara gula pereduksi dan asam amino
Pengeringa (reaksi Maillard) serta adanya degradasi
b1 b2 b3
n oleh panas dan oksidasi dari total senyawa
(1000C) (1100C) (1200C)
fenol dan asam askorbat pada kulit melinjo
B A B merah (Wiriya et al, 2009).
a1 (70
3,97 4,14 4,17 Warna merupakan suatu sifat
menit)
a a a bahan yang dianggap berasal dari
A A B penyebaran spektrum sinar, begitu juga
a2 (80
3,56 4,04 4,17 sifat kilap dari bahan dipengaruhi oleh
menit)
a b b sinar terutama sinar pantul. Warna bukan
B A A merupakan suatu zat atau benda melainkan
a3 (90 suatu sensasi seseorang oleh karena adanya
3,84 4,12 3,70
menit) rangsangan dari seberkas energi radiasi
b b a
yang jatuh ke indera mata (Kartika dkk,
Keterangan : 1988). Menurut Soekarto (1985), warna
 Setiap huruf yang berbeda paling cepat dan mudah memberi kesan
menunjukan perbedaan yang nyata tetapi paling sulit diberi deskripsi dan sulit
untuk masing-masing perlakuan cara pengukurannya karena penilaiannya
 Huruf besar pada baris dibaca secara subjektif, yaitu dengan penglihatan
vertical, sedangkan huruf kecil sangat menentukan dalam penilaian
pada kolom dibaca horizontal. komoditi.
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan Menurut Winarno (1992), bahwa
bahwa warna seduhan teh kulit melinjo ada lima hal yang menyebabkan suatu
merah dengan lama pengeringan a1 (70 bahan berwarna, yaitu pigmen yang secara
menit), a2 (80 menit) dengan suhu alami terdapat dalam tanaman dan hewan,
pengeringan b3 (1200C) berbeda reaksi karamelisasi, warna gelap yang
dibandingkan dengan warna seduhan teh timbul akibat reaksi maillard, reaksi
herbal kulit melinjo merah denggan lama oksidasi oleh adanya enzim dan
pengeringan a3 (90 menit) serta dengan penambahan zat warna. Perubahan warna
suhu pengeringan b1 (1000C) dan b2 yang terjadi pada produk pangan yang
(1100C). Warna seduhan teh herbal kulit dikeringkan adalah reaksi Maillard dan
melinjo merah yang disukai panelis yaitu karamelisasi. Perubahan yang terjadi akibat
warna seduhan teh pada umumnya, reaksi maillard yaitu reaksi yang terjadi
semakin tinggi suhu pengeringan akan antara karboksil dari karbohidrat dengan
mengakibatkan warna seduhan teh herbal gugus amino primer dari protein.
kulit melinjo merah semakin pekat dan
semakin tidak disukai panelis. Suhu
pengeringan dapat menyebabkan 3.2.2.2. Rasa
penurunan kualitas β-karoten sehingga Rasa merupakan faktor yang cukup
dapat menyebabkan terjadinya perubahan pentin dari suatu produk makanan.
warna menjadi lebih gelap. Komponen yang dapat menimbulkan rasa
Suhu pengeringan berpengaruh yang diinginkan tergantung dari senyawa
terhadap warna seduhan teh herbal kulit penyusunnya. Umumnya bahan
melinjo merah, karena dengan adanya pangantidak hanya terdiri dari satu rasa saja
perlakuan pemanasan dapat menyebabkan akan tetapi gabungan dari berbagai macam
senyawa jenis karotenoid lain seperti rasa yang terpadu sehingga menimbulkan
likopen menjadi terbentuk yang dapat cita rata makanan yang utuh. Perubahan
memberikan warna merah atau kecoklatan cita rasa bahan pangan biasanya lebih
pada seduhan teh herbal kulit melinjo. kompleks daripada yang terjadi pada warna

8
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

bahan pangan. Rasa berbeda dengan bau sepat, semakin singkat waktu pengeringan
dan lebih banyak melibatkan panca indera dan semakin tinggi suhu pengeringan,
lidah. Rasa dipengaruhi oleh beberapa maka rasa seduhan teh herbal kulit melinjo
faktor sepertii senyawa kimia, suhu, semakin sepat dan semakin tidak disukai
konsentrasi dan interaksi dengan komponen panelis.
rasa yang lain (Winarno, 1992). Menurut Irwan, 2006 (dikutip dari
Berdasarkan data hasil perhtungan Elbie Dwi Kencana, 2013) rasa dipengaruhi
ANAVA menunjukkan bahwa faktor lama oleh beberapa faktor, yaitu senyawa kimia,
pengeringan (Faktr A), suhu pengeringan dapat menimbulkan rasa yang berbeda.
(Faktor B) dan interaksi antara lama Intensitas rasa asam tergantung dari ion H+
pengeringan dan suhu pengeringan yang dihasilkan, rasa asin dihasilkan oleh
berpengaruh nyata terhadap rasa teh herbal garam-garam organik, rasa manis
kulit melinjo, sehingga perlu dilakukan uji dihasilkan oleh senyawa alifatik, dan rasa
lanjut Duncan. pahit dihasilkan oleh alkoloid-alkoloid, (2)
Interaksi antara lama pengeringan Suhu, dapat mempengaruhi kemampuan
dan suhu pengeringan terhadap rasa teh kuncup cecapan untuk menangkap
herbal kulit melinjo merah dapat dilihat rangsangan rasa, (3) Konsentrasi, setiap
pada Tabel 4. orang mempunyai batas konsentrasi
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Lama terendah terhadap suhu suatu rasa agar
Pengeringan dan Suhu Pengeringan masih bisa dirasakan, dan (4) Interaksi
Terhadap Rasa Teh Herbal Kulit Melinjo komponen rasa yang lain, komponen rasa
Merah yang lain akan bereaksi dengan komponen
rasa primer.
Suhu Pengeringan 3.2.2.3. Aroma
Lama Aroma merupakan rasa atau bau yang
Pengeringan b1 b2 b3
(1000C) (1100C) (1200C) sangat subyektif dan sulit untuk diukur,
A A B karena setiap orang mempunyai sensitifitas
a1 (70 3,60 3,54 3,56 dan kesukaan yang berbeda. Aroma bahan
menit) a a a makanan dapat menentukan kelezatan
A A B bahan makanan tersebut. Aroma dalam
a2 (80 3,52 3,40 3,42 bahan makanan dapat ditimbulkan oleh
menit) a a a komponen-komponen yang ada dalam
bahan tersebut seperti komponen volatil.
A A A
Senyawa-senyawa aroma adalah
a3 (90 3,62 3,36 2,97
senyawa kimia yang memiliki aroma atau
menit) a b a
bau, senyawa kimia memiliki aroma atau
Keterangan :
bau ketika kriteria dan kondisi tertentu
 Setiap huruf yang berbeda terpenuhi yaitu senyawa tersebut bersifat
menunjukan perbedaan yang nyata volatil, sehingga mudah mencapai sistem
untuk masing-masing perlakuan penciuman diatas bagian hidung serta perlu
 Huruf besar pada baris dibaca konsentrasi yang cukup untuk dapat
vertical, sedangkan huruf kecil berinteraksi dengan satu atau lebih reseptor
pada kolom dibaca horizontal. penciuman (Puspita. 2014).
Berdasrkan Tabel 4, menunjukkan Berdasarkan data hasil perhitungan
bahwa rasa seduhan teh herbal kulit ANAVA menunjukkan bahwa faktor lama
melinjo merah dengan lama pengeringan a3 pengeringan (Faktor A), suhu pengeringan
(90 menit) dan suhu pengeringan b1 (Faktor B) dan interaksi antara lama
(1000C) berbeda dibandingkan dengan rasa pengeringan dan suhu pengeringan
seduhan teh herbal kulit melinjo merah berpengaruh nyata terhadap aroma teh
dengan lama pengeringan a1 (70 menit) herbal kulit melinjo, sehingga perlu
dan a2 (80 menit) dengan suhu pengeringan dilakukan uji lanjut Duncan.
b2 (1100C) dan b3 (1200C). Rasa yang Interaksi antara lama pengeringan dan
disukai panelis yaitu rasa yang tidak terlalu suhu pengeringan terhadap warna teh

9
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

herbal kulit melinjo merah dapat dilihat respon serta dari respon kimia yaitu kadar
pada Tabel 5. karotenoid total. Penentuan sampel terpilih
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Lama dilkukan dengan menggunakan uji skoring
Pengeringan dan Suhu Pengeringan pada masing-masing parameter pengujian.
Terhadap Aroma Teh Herbal Kulit Melinjo Uji skoring dianalisis berdasarkan
Merah nilai atau skor pada interval kelas yang
Suhu Pengeringan direntangkan dari rata-rata terendah hingga
Lama nilai rata-rata tertinggi sampel pada
Pengeringan b1 b2 b3
(1000C) (1100) (1200C) masing-masing pengujian. Adapun nilai
AB A C rata-rata respon masing-masing pengujian
a1 (70 3,73 3,79 3,70 pada penelitian utama dapat dilihat pada
menit) a a a Tabel 6, sedangkan nilai skoring pada
B A B masing-masing sampel dapat dilihat pada
a2 (80 3,84 3,83 3,89 Tabel 7.
menit) b a b
A A A Tabel 6. Nilai Rata-rata
a3 (90 3,65 3,85 3,27 Penenlitian Utama Terhadap Kualitas Teh
menit) c b a Herbal Kulit Melinjo Merah
Keterangan :
Nilai rata-rata
 Setiap huruf yang berbeda
Sampel Karotenoid
menunjukan perbedaan yang nyata
Total Warna Rasa Aroma
untuk masing-masing perlakuan
a1b1 839,68 3,97 3,70 3,73
 Huruf besar pada baris dibaca a1b2 1254,27 4,14 4,14 3,79
vertical, sedangkan huruf kecil a1b3 922,38 4,17 4,17 3,70
pada kolom dibaca horizontal. a2b1 1338,62 3,56 3,56 3,84
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan a2b2 1071,73 4,04 4,04 3,83
bahwa aroma seduhan teh herbl kulit a2b3 1487,98 4,17 4,17 3,89
melinjo merah dengan lama pengeringan a2 a3b1 1392,14 3,84 3,84 3,65
(80 menit) dan suhu pengeringan b3 a3b2 1561,27 4,12 4,12 3,85
(1200C) berbeda dibandingkan dengan a3b3 1597,22 3,70 3,70 3,27
aroma seduhan teh herbal kulit melinjo
merah dengan lama pengeringan a1 (70 Tabel 7. Nilai Skoring Teh Herbal Kulit
menit) dan a3 (90 menit), dengan suhu Melinjo Merah
pengeringan b1 (1000C) dan b2 (1100C).
Semakin tinggi suhu pengeringan dan Skor
Karotenoid Jumlah
semakin lama pengeringan akan
Sampel Total Warna Rasa Aroma
menyebabkan senyawa volatil pembawa
aroma akan hilang karena pengaruh panas. a1b1 1 5 6 5 17
Aroma merupakan salah satu sifat yang a1b2 3 6 6 6 21
paling penting sebagai penentu kualitas teh, 18
a1b3 1 6 6 5
aroma tersebut sangat erat hubungannya
dengan substansi aromatis yang terkandung a2b1 4 1 6 6 17
dalam daun teh. Senyawa aromatis a2b2 1 5 4 6 16
pembentuk aroma teh merupakan senyawa 22
a2b3 5 6 5 6
volatil (mudah menguap), baik yang
terkandung secara alami pada daun teh a3b1 4 3 6 4 17
maupun yang terbentuk sebagai hasil reaksi a3b2 6 6 4 6 22
biokimia pada proses pengolahan teh. 10
a3b3 6 2 1 1

3.3. Produk Terpilih


Sampel yang terbaik diperoleh dari Berdasarkan hasil penelitian utama,
hasil uji organoleptik dari masing-masing berdasarkan respon organoleptik dan kimia

10
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

terhadap produk teh herbal kulit melinjo dan lain-lain. Di bidang industri pangan,
merah, maka dapat disimpulkan bahwa antioksidan dapat digunakan untuk
perlakuan terbaik adalah perlakuan a2b3 mencegah terjadinya proses oksidasi yang
(80 menit : 1200C) dan a3b2 (90 menit : dapat menyebabkan karusakan seperti
1100C). Karena perlakuan a2b3 dan a3b2 ketengikan, perubahan warna, aroma serta
memiliki nilai skor sama, maka dapat kerusakan fisik lainnya.
dipilih produk terbaik yaitu pada perlakuan Metode yang digunakan untuk
a3b2 karena memiliki nilai skor tertinggi mengukur aktivitas antioksidan yaitu
dan kandungan karotenoid total yaitu dengan menggunakan metode DPPH.
1561,27 ppm sedangkan perlakuan a2b3 Metode DPPH sering digunakan untuk
kandungan karotenoid total yaitu sebesar menguji senyawa yang berperan donor
1487,98 ppm. hidrogen dan mengevaluasi aktivitas
antioksidannya, metode ini dapat
3.3.1. Respon Aktivitas Antioksidan Pada
digunakan untuk sampel padatan maupun
Produk Terpilih
sampel cairan.
Penentuan respon aktivitas
Metode ini dipilih karena memiliki
antioksidan dilakukan pada produk terpilih
beberapa kelebihan yaitu bisa langsung
secara organoleptik dan respon kimia yaitu
diaplikasikan pada sampel tanpa
analisis kadar karotenoid total. Berdasarkan
memerlukan penambahan senyawa atau
perhitungan skoring didapatkan produk
pereaksi tambahan lainnya, bisa dikerjakan
terpilih yaitu a3b2 dengan lama pengeringan
dengan sangat cepat karena tidak
90 menit dan suhu pengeringan 1100C,
memerlukan OT yang lama, bisa digunakan
sehingga produk dengan perlakuan tersebut
untuk menguji aktivitas antioksidan dari
yang dilakukan analisis aktivitas
sayuran, buah, tanaman, makanan yang
antioksidan menggunakan metode DPPH.
menggunakan pelarut etanol, metanol, dan
Menurut Winarti, 2010 (dikutip dari
air, metode dilaksanakan pada temperatur
Kesuma Sayuti dan Rina Yenrina, 2015)
yang tidak tinggi sehingga cocok untuk
antioksidan merupakan zat yang mampu
sampel yang tidak tahan dengan panas,
menghambat dan mencegah proses oksidasi
metode dilaksanakan dalam waktu yang
atau senyawa yang dapat melindungi tubuh
cukup untuk mengukur reaksi dari radikal
dari radikal bebas. Secara kimia senyawa
DPPH dengan senyawa antioksidan yang
antioksidan adalah senyawa pemberi
lemah, dan memiliki hubungan yang linier
elektron (electron donor). Secara bologis,
antara konsentrasi antioksidan dan
pengertiian antioksidan adalah senyawa
penurunan absorbansi yng dihasilkan.
yang dapat menangkal atau meredam
Kelemahan dari metode DPPH yaitu dapat
dampak negatif oksidan. Antioksidan
bereaksi dengan senyawa radikal lainnya,
bekerja dengan mendonorkan satu
radikal DPPH hanya bisa larut dalam
elektronnya kepada senyawa yang bersifat
pelarut organik sehingga tidak bisa
oksidan, sehingga aktivitas senyawa
direaksikan dengan senyawa yang
antioksidan tersebut dapat dihambat.
mengandung pelarut organik (Sadeli,
Antioksidan sangat dibutuhkan tubuh untuk
2016).
melindungi tubuh dari serangan radikal
Uji pendahuluan dilakukan
bebas.
menggunakan kontrol positif dan kontrol
Aktivitas antioksidan banyak
negatif. Kontrol positif yang digunakan
dipengaruhi oleh faktor seperti kandungan
yaitu larutan rutin yang dicampurkan
lipid, konsentrasi antioksidan, suhu,
dengan larutan DPPH untuk menunjukkan
tekanan, oksigen dan komponen kimia dari
perubahan warna saat hasil ui positif.
makanan secara umum seperti protein dan
Kontrol negatif digunakan yaitu pelarut
air.
deionized water yang dicampurkan dengan
Manfaat antioksidan pada bidang
lartan DPPH untuk menunjukkan warna
kesehatan dan kecantikan berfungsi untuk
saat hasil negatif dan memastikan tidak ada
mencegah penyakit kanker, tumor,
intervensi dar pelarut yang digunakan.
penyempitan pembuluh darah, penuaan dini
Pengujian yang dilakukan menunjukkan

11
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

hasil yang positif untuk sampel dan kontrol antioksidan pada IC50 teh kulit melinjo
positif yaitu terjadi perubahan warna dari segar lebih besar dibandingkan dengan
violet menjad kuning (Sadeli, 2016). kulit melinjo setelah dikeringkan.
Uji aktivitas antioksidan DPPH (1,1- Penurunan antivitas antioksidan tersebut
difenil-2-pikrilhidrazil) mengukur dapat terjadi karena adanya proses
kemampuan suatu senyawa kemampuan pemanasan (pengeringan). Semakin
antioksidan dalam menangkap radikal meningkatnya suhu pemanasan dan lama
bebas. Metode ini berdasarkan reaksi pemanasan akan menyebabkan aktivitas
penangkapan radikal DPPH oleh senyawa antioksidan semakin rendah, selain itu
antioksidan melalui mekanisme donasi antioksidan memiliki sifat yang mudah
atom hidrogen sehingga akan dihasilkan teroksidasi dan terdegradasi oleh udara dan
DPPH-H (bentuk non radikal) dan panas.
menyebabkan terjadinya penurnan IC50 merupakan bilangan yang
intensitas warna ungu dari DPPH atau menunjukkan konsentrasi ekstrak (ppm)
dapat dikatakan juga adanya keberadaan yang mampu menghambat proses oksidasi
antioksidan akan menetralisasi radikal atau mampu menangkal radikal bebas
DPPH dengan menyumbangkan elektron sebesar 50%. Kategori penentuan kekuatan
kepada DPPH., menghasilkan perubahan aktivitas antioksidan dapat dilihat pada
warna dari ungu menjadi kuning. Tabel 15.
Penghilangan warna akan sebanding Tabel 15. Tingkat Kekuatan Aktivitas
dengan jumlah elektron yang diambil oleh Antioksidan Metode DPPH
DPPH sehingga dapat diukur secara
spektrofotometri sinar tampak pada No. Kategori Konsentrasi
panjang gelombang 517 nm (Windono, IC50
2004). 1. Sangat < 50
Perubahan warna yang akan terjadi Kuat
adalah perubahan dari larutan yang 2. Kuat 50 – 100
berwarna ungu menjadi berwarna kuning.
Intensitas perubahan warna ini kemudian 3. Sedang 100 – 150
diukur pada spektrum absorpsi antara 515- 4. Lemah >150
520 nm pada larutan organik (metanol atu
etanol). Data hasil pengujian kandungan
antioksidan pada kulit melinjo merah dapat Berdasarkan Tabel 15, dapat
dilihat pada Tabel 8 . disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan
dari teh kulit melinjo merah memiliki nilai
Tabel 8. Data Hasil Aktivitas Antioksidan rata-rata IC50 sebesar 466,91 ppm dan
Kulit Melinjo Merah dan Teh Herbal Kulit termasuk ke dalam intensitas lemah yaitu
Melinjo Merah nilai IC50 >150. Intensitas yang di peroleh
yaitu lemah yang menunjukkan antioksidan
Sampel Nilai IC50 (ppm) pada teh herbal kulit melinjo merah kurang
aktif namun masih berpotensi sebagai zat
Kulit melinjo 919,453 antioksidan.
merah Menurut Santoso dkk (dikutip dalam
Teh herbal kulit 466,91 Wulandari, 2012), Kulit melinjo
melinjo merah mengandung asam askorbat, tokoferol, dan
polifenol memiliki aktivitas sebagai
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan antioksidan selain itu kulit melinjo
bahwa aktivitas antioksidan teh herbal kulit mengandung beta karoten yang bertindak
melinjo merah untuk sampel terpilih pada sebagai antioksidan yang juga berpotensi
IC50 yaitu 466,91 ppm. Berdasarkan hasil sebagai inhibitor xantin oksidase atau
yang diperoleh terjadi penurunan penghambat pembentukan asam urat.
kandungan antioksidan pada kulit melinjo
merah setelah dilakukan pengeringan. Nilai

12
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

IV KESIMPULAN DAN SARAN 2. Perlu dilakukan penentuan jenis kulit


melinjo yang baik untuk diolah
4.1. Kesimpulan menjadi teh herbal kulit melinjo
Berdasarkan hasil penelitian, dapat merah
disimpulkan sebagai berikut : 3. Perlu diperhatikan suhu penyeduhan
1. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang stabil
dan penelitian utama terhadap 4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
kandungan karotenoid total, pada bagaimana jika teh herbal kuit melinjo
penelitian utama kandungan merah dijadikan sebagai teh herbal
karotenoid total mengalami kenaikan celup kulit melinjo merah
dibandingkan dengan penelitian
pendahuluan.
2. Berdasarkan analisis karotenoid total DAFTAR PUSTAKA
pada penelitian utama, diperoleh
bahwa lama pengeringan berpengaruh Daroini, O.S. 2006. Kajian Proses
terhadap kadar karotenoid total. Pembuatan Teh Herbal dari
3. Berdasarkan hasil uji organoleptik, Campuran Teh Hijau (Camellia
diperoleh bahwa suhu pengeringan sinensis), Rimpang Bangle
dan interaksi antara lama pengeringan (Zingiber cassumunar Roxb) dan
dan suhu pengeringan berpengaruh Daun Ceremai (Phyllanthus
nyata terhadap warna seduhan teh acidus (L.) Skeels). Skripsi.
herbal kulit melinjo merah. Fakultas Teknologi Pertanian
4. Lama pengeringan, suhu pengeringan Universitas Pertanian Bogor.
dan interaksi antara lama dan suhu
pengeringan berpengaruh nyata Delvi, A (2013), Pengolahan Teh Herbal
terhadap karakteristik rasa dari Daun Sirsak. Skripsi.Universitas
seduhan teh herbal kulit melinjo Muhammadiyah Semarang.
merah.
5. Lama pengeringan, suhu pengeringan Ekawati, 2016. Pengaruh Suhu
dan interaksi antara lama dan suhu Pemanggangan dan Penambahan
pengeringan berpengaruh nyata Ekstrak Daun Mulberry
terhadap karakteristik aroma dari Terhadap Karakteristik Cookies
seduhan teh herbal kulit melinjo Ubi Jalar. Skripsi. Fakutas
merah. Teknik. Universitas Pasundan.
6. Produk terpilih teh herbal kulit
melinjo yaitu produuk dengan lama Ernawati, C.M. 2006. Kendalistabilitas
pengeringan 90 menit dan suhu Karoten Selama Proses Produksi
pengeringan 1100C. Tepung Ubi Jalar (Ipomoea
7. Berdasarkan penelitian pendahuluan batatas L.). Institut Pertanian
dan penelitian utama terhadap analisis Bogor.
kandungan antioksidan, pada sampel
terpilih mengalami penurunan Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisa dalam
kandunngan antioksidan dibandingkan Penelitian Percobaan. Bandung : Tarsito.
dengan sampel bahan baku.
Imelda, E. 2007. Karakterisasi Fisik dan
4.2. Saran Uji pH Larutan Rendaman Kulit
Saran yang dapat diberikan dari hasil Melinjo dan Kekerasan Kulit
penelitian, sebagai berikut : Melinjo. Skripsi . Fakultas
1. Perlu dilakukan penelitian lebih FMIPA Institut Pertanian Bogor.
lanjut untuk mengetahui daya simpan
dari produk teh herbal kulit melinjo Kailaku, I.S., Dewandari, K.T., dan
merah. Sunarmani. 2007. Potensi
Likopen Dalam Tomat Untuk

13
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

Kesehatan. Balai Besar Puspita. F. 2014. Evaluasi Sensori


Penelitian dan Pengembangan Identifikasi Aroma. Laporan
Pascapanen Pertanian. Praktikum: Universitas Jenderal
Sudirman. Purwekerto.
Kartika, B ; Hastuti, P dan Supartono, W,
(1988), Pedoman Uji Inderawi Ratnasari, Y.N. 2014. Pengaruh Suhu dan
Bahan Pangan, Pusat Antar Lama Perendaman Terhadap
Universitas Pangan dan Gizi, Laju Pengeringan Kacang Hijau
Yogyakarta. Pada Kinerja Alat Rotary Dryer.
Skripsi. Fakultas Teknik
Kencana. E.D. 2013. Pengaruh Suhu dan Universitas Diponogoro.
Lama Pengeringan Terhadap
Karakteristik Teh Herbal Daun Sadeli, R.A. 2016. Uji Aktivitas
Katuk (Sauropus adrogynus L. Antioksidan Dengan Metode
Merr). Skripsi. Universitas DPPH Ekstrak Bromelin Buah
Pasundan Bandung. Nanas (Ananas comosus (L
)Merr). Skripsi. Universitas
Kusumaningrum, R., Agus, S., Siti, H. Sanata Dharma. Yogyakarta
2013. Karakteristik dan Mutu
Teh Bunga Lotus (Nelumbo Sari, M.A. 2015. Aktivitas Antioksidan
nucifera). Fakultas Pertanian Teh daun Alpukat (Persea
Universitas Sriwijaya Indralaya americana Mill) Dengan Variasi
Ogan Ili. Teknik dan Lama Pengeringan.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Laelasari,W. 2012. Laporan Mingguan Ilmu Pendidikan. Universitas
Praktikum Peralatan Industri Muhammadiyah Surakarta.
Pangan Pengeringan Jagung.
Universitas Pasundan Bandung. Soekarto. S.T. 1985. Penilaian
Organoleptik Untuk Industri
Muchtadi, R., Sugiyono., dan Pangan dan Hasil Pertanian.
Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Jakarta : Bhratara Karya Aksara.
Pengetahuan Bahan Pangan.
Bandung : Alvabeta. Suci, R.P. 2015. Pengaruh Proses
Pengolahan Biji Melinjo
Nursetia, D. 2012. Penentuan Kadar (Gnetum gnemon L.) Terhadap
Betakaroten Metode Kadar Total Likopen dan
Spektrofotometri. Karoten dengan Metode
Dhechicetia.blogspot.co.id/2012/ Spektrofotometri-Vis. Jurnal
05/1.html?m=1. Diakses : 24 Juli Wiyata. 142-156.
2017.
Sunanto, H. 1990. Budidaya Melinjo dan
Parinussa, T.M.S., dan Ferdy. S.R. 2009. usaha Produksi Emping.
Analisis Kandungan Karotenoid Yogyakarta: Kanisius.
Buah Merah (Pandanus
conoideus Lam) Pada Suhu Susanato, A.B., Prasetyo, B., dan
Pemanasan Yang Berbeda. Limantara, L. 2012. Karotenoid
Skripsi. Universitas Kristen dari Makroalgae dan
Setya Wacana. Salatiga. Mikroalgae:Potensi Kesehatan
Aplikasi dan Bioteknologi. Jurnal
Purwanto, B. 2016. Obat Herbal Andalan Teknologi dan Industri Pangan
Keluarga. Yogyakarta : FlashBooks. XXIII.

14
Linda Tanpidiyah (133020324)
Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Teh Herbal Kulit Melinjo Merah
(Gnetum gnemon L.)

Syahputra, R.M., Ferry, F.K., dan 2004. Studi Hubungan Struktur


Leenawati L. 2008. Analisis Aktivitas Kapasitas Peredaran
Komposisi dan Kandungan Radikal Bebas Senyawa
Karotenoid Total dan Vitamin A Flavonoid Terhadap 1,1-Difenil-
Fraksi Cair dan Padat Minyak 2-Pikrilhidrazil (DPPH) ,
Sawit Kasar (CPO) Artocarpus , Surabaya, 4 (1): 47-
Menggunakan KCKT Detektor 51.
PDA. Universitas Kristen Satya
Wacana. Jawa Tengah. Wirakartakusumah, A. 1992. Petunjuk
Laboratorium Peralatan dan Unit
Tasminatun. S., Ningtiyas. P.F. 2016. Proses Industri Pangan. Institut
Perasan Daun dan Kulit Buah Pertanian Bogor. Bogor.
Melinjo (Gnetum gnemon)
Sebagai Inducer Asam Urat Pada Wikipedia. 2013. Teh Herbal.
Tikus Putih (Rattus norvegicus). http://id.wikipedia.org/wiki/Teh_
Laporan Penelitian Kemitraan. herbal. Diakses: 20 Aprlil 2017.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Wulandari, S., Subandi., Muntholib. 2012.
Muhammadiyah Yogyakarta. Inhibisi Xantin Oksidase Oleh
Ekstrak Etanol Kulit Melinjo
Wahyuni, D.T., Simon, B.W. 2015. (Gnetum gnemon) Relatif
Pengaruh Jenis Pelarut dan Lama Terhadap Allopurinol.
Ekstraksi Terhadap Ekstrak Universitas Negeri Malang.
Karotenoid Labu Kuning dengan
Metode Gelombang Ultrasonik. Zainuddinnur, M., Meldayanoor., Nuryati.,
Teknologi Hasil Pertanian 2016. Proses Pembuatan Teh
Universitas Brawijaya Malang. Herbal Daun Sukun Dengan
Optimasi Proses Pengeringan dan
Wijaya. H., Irianto. H.E.,Wijayanti. E., Penambahan Bubuk Kayu Manis
Wahyono. E., Sugiharto. dan Cengkeh. Politeknik Negeri
S.,Nurani. D., dan Farida. Y. Tanah Laut. Kalimantan Selatan.
2009. Peran Teknologi Untuk
Menjamin Keamanan dan
Ketahanan Pangan Pada Usaha
Mikro Kecil dan Menengah
Dalam Rangka Meningkatkan
Pangsa pasar. Seminar Nasional.
Perhimpunan ahli Teknologi
Pangan Indonesia.

Wiriya, P., Paiboon., and somchart, S.


2009. Effect of drying Air
Temperature and Chemical on
Quality of Dried Chilli.
International Food Research
Journal. 16:441-454.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan


Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Windono, T., Budiono, R., Ivone,


Valentina, S., dan Saputro, Y.

15

You might also like