You are on page 1of 10

Journal Endurance 2(1) February 2017 (97-106)

KORELASI ANTARA POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN


TINGKAT DEPRESI PADA USIA LANJUT

Loriza Sativa Yan 1), Megawati 2)


1,2
STIKes Harapan Ibu Jambi
1
email: mnsloriza@yahoo.com

Submitted :04-01-2017, Reviewed:12-01-2017, Accepted:27-01-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i1.1618

ABSTRACT
Depression is the most mental disorder occurss in elderly. Previous research have investigated how
vulnerable is depression within symptoms of mild to moderate between 50% -75%. Symptoms of
depression were not treated promptly influencing of quality of life expectancy and physical function.
For families who lived with elderly depressive symptoms had to fight in maintaining their health. The
aim of the study was to identify the correlation of family communication patterns at the depression level
among elderly people. This study method employed a quantitative correlation approach. Seventy-seven
elderly people participated in this study that collects in purposive sampling. Questionnaires were
applied to collect data of demographic, family communication pattern and depression level. Data were
analyzed by Spearman’s rho. The results of study showed that most of elders, men were more
susceptible to mild depression level. There is a significant correlation of family communication patterns
at depression levels among elderly people. Depression level in elderly people affected by dysfunctional
family communication patterns. The further study recommended emotional change’s assessment to
detect early depression sign among elderly people.
Keywords: Depression, Elderly People, Family Communication Pattern

ABSTRAK
Depresi merupakan ganguan mental yang sangat rentan terjadi pada usia lanjut. Data penelitian
memperlihatkan gejala depresi ringan sampai sedang antara 50%-75%. Gejala depresi yang tidak
ditangani segera mempengaruhi kualitas harapan hidup dan kemunduran fisik. Penerapan pola
komunikasi yang baik antara keluarga dan lansia akan memperkecil dampak buruk dari depresi..
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi korelasi antara pola komunikasi keluarga
dengan tingkat depresi pada usia lanjut di Kota Jambi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan korelasi. Tujuh puluh tujuh orang yang berusia lebih dari 60 tahun terlibat dalam
penelitian yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner
tentang data demografi, pola komunikasi keluarga dan tingkat depresi lansia. Uji korelasi Spearman’s
rho diaplikasikan untuk menganalisa ada tidaknya hubungan antara kedua variabel, kemudian
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Dari analisis diketahui bahwa sebagian besar laki-
laki yang telah berusia lanjut lebih rentan mengalami gejala depresi tingkat ringan. Terdapat korelasi
antara pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi usia lanjut. Tingkat depresi pada usia lanjut
dipengaruhi adanya pola komunikasi disfungsional dalam keluarga yang tinggal dengan usia lanjut.
Oleh karenanya, perlu dilakukan pengkajian perubahan emosional pada usia lanjut untuk mendeteksi
gelaja awal depresi.

Kata Kunci: Depresi, Usia Lanjut, Pola Komunikasi Keluarga

Kopertis Wilayah X 97
LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

Peningkatan jumlah lansia telah


PENDAHULUAN
menjadi tren bagi populasi penduduk
Seiring bertambahnya usia akan berdasarkan umur yang cukup signifikan di
memicu timbulnya banyak persoalan hidup Indonesia (Sulaiman, 2014). Dalam hal ini
yang dihadapi oleh lansia (Miller, 2012). peningkatan angka kejadian kasus depresi
Usia lanjut erat kaitannya dengan dampak pada lansia berbanding lurus dengan
proses menua seperti timbulnya masalah meningkatnya harapan hidup lansia
krisis ekonomi karena sebagian besar lansia (Meiner, 2011).
telah kehilangan pekerjaan, tidak adanya Prevalensi populasi usia lanjut
teman sebaya yang bisa diajak bicara, berusia 60 tahun yang menderita depresi di
merasa tidak berguna dan berdaya bahkan Indonesia diperkirakan antara 5%-7,2%
adanya perasaan kehilangan peran dalam (Sulaiman, 2014). dan meningkat dua kali
keluarga (Meiner, 2011). Kondisi seperti lipat setiap 5 tahun mencapai 45% pada usia
ini meningkatkan resiko terjadinya depresi diatas 85 tahun (Pusdatin Kemenkes RI,
pada lanisa (Saputri & Indrawati, 2011). 2013). Oleh karenanya pengaturan layanan
Gejala depresi diantara populasi usia kesehatan bagi usia lanjut perlu
lanjut perlu di ketahui secara dini dikembangkan salah satunya dalam
(BKKBN, 2014). Depresi yang menekan kejadian depresi (Liputan6,
berkelanjutan menjadi penyebab utama 2013).
tindakan bunuh diri pada lansia tersebut Gejala depresi yang tidak ditangani
(Miller, 2012). Depresi cenderung terjadi segera dan cenderung berkelanjutan dapat
diakibatkan oleh kemunduran psikologis memperpendek harapan hidup dan
yang terkait dengan perubahan emosional memperburuk kemunduran fisik serta
seperti adanya perasaan tidak berguna dan menghambat pemenuhan tugas-tugas
tidak dibutuhkan orang lain sehingga perkembangan lansia (Irawan, 2013).
menyulitkan keluarga menampilkan pola Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
komunikasi secara terbuka (Touhy & Jett, akan mengkaji keterlibatan keluarga untuk
2012). menampilkan pola komunikasi terbuka
Usia lanjut yang mengalami depresi sehingga dapat membantu lansia mencapai
mengakibatkan tingkat produktivitasnya derajat kesehatan yang optimal.
menjadi menurun (Sulaiman, 2014). Hal ini
menjadi satu risiko yang mengancam dan METODE PENELITIAN
beban berat yang harus ditanggung oleh
Penelitian ini adalah penelitian
masyarakat di beberapa negara yang sedang
kualitatif yang menggunakan desain cross
berkembang (Dianingtyas Agustin, 2008).
sectional (Polit & Beck, 2010). Pengukuran
Kejadian depresi pada lansia yang
atau pengamatan masing-masing variabel
berusia lebih dari 65 tahun mencapai 13,5%
dalam penelitian ini hanya akan dilakukan
di Amerika (Miller, 2012). Selain di
satu kali waktu saja (Marston, 2010).
komunitas depresi juga diderita lansia yang
Adapun tujuan penelitian adalah untuk
tinggal di institusi yang memperlihatkan
melihat hubungan variabel pola komunikasi
gejala depresi ringan sampai sedang antara
dengan tingkat depresi pada usia lanjut di
50%-75% sehingga memerlukan perawatan
Kota Jambi.
jangka panjang (Saputri & Indrawati,
Responden yang berpartisipasi dalam
2011).
penelitian ini dipilih secara purposive
Berdasarkan data sensus penduduk
sampling yang berjumlah 77 orang dengan
Indonesia menunjukkan pada tahun 2010
kriteria laki-laki dan perempuan yang
termasuk lima besar negara dengan jumlah
berusia lebih dari 60 tahun, kooperatif,
penduduk lanjut usia yakni sebesar 18,1
sudah terdaftar dan mendapatkan pelayanan
juta jiwa atau 9,6 persen dari jumlah
kesehatan. Semua lansia dalam penelitian
penduduk (Rustika & Riyadina, 2000).
ini telah dilakukan penilaian terhadap

Kopertis Wilayah X 98
LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

penurunan fungsi kognitif dengan skala mendapatkan kerugian-kerugian akibat dari


MMSE. proses penelitian.
Instrumen penelitian yang dipakai Teknik pengambilan data dilakukan
untuk mendapatkan data demografi lansia, melalui proses wawancara selama 30-45
tingkat depresi dan pola komunikasi menit pada setiap responden yang datang
keluarga. Semua kuesioner disediakan berkunjung dan mendapatkan layanan
dalam bahasa Indonesia. Data demografi kesehatan ke puskesmas dengan
yang dikaji menggambarkan karakteristik memperhatikan kode etik penelitian dan
dari umur, jenis kelamin, pekerjaan dan hak-hak setiap lansia. Lansia juga akan
tingkat pendidikan lansia. diberikan waktu tambahan untuk
Variabel penelitian pola komunikasi mengklarifikasi jika ada pertanyaan yang
keluarga didefinisikan sebagai suatu cara tidak jelas.
pertukaran kebutuhan informasi dan Sebelum dianalisa, setiap kuesioner
pendapat yang diterapkan oleh keluarga. akan diperiksa kembali kelengkapan data
Kuesioner pola komunikasi ini terdiri dari atas jawaban responden. Dalam penelitian
10 pertanyaan yang mengidentifikasi ini tidak ditemukannya kesalahan dari
bagaimana penerapan pola komunikasi oleh pengisian data. Keseluruhan data yang telah
keluarga yang tinggal bersama lansia. didapatkan disimpan dan dijamin
Dalam penelitian ini diketahui nilai kerahasiaannya oleh peneliti dan akan
Cronbach alpha adalah 0,958. digunakan untuk kepentingan dalam
Gambaran tingkat depresi diartikan penelitian saja. Data akan dimusnahkan jika
sebagai adanya rasa ketidakpuasaan dan proses semua tahapan dalam penelitian
ketidakberdayaan dalam hidup yang berakhir.
dirasakan oleh lansia. Kuesioner Geriatric Analisa data dilakukan secara
Depression Scale (GDS) oleh Yesavage univariat untuk menjelaskan karakteristik
(1983) dipakai untuk mengetahui tingkat jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan
depresi yang sedang dialami oleh setiap dari lansia yang disajikan dalam persentase
lansia Pada penelitian ini ada 15 pertanyaan dan tabel. Sedangkan bivariat dianalisis
yang akan ditanyakan kepada lansia. Skor untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya
total pada GDS-15 akan mengidentifikasi hubungan variabel antara pola komunikasi
tingkat depresi lansia, jika tidak ada gejala dan tingkat depresi pada usia lanjut dengan
depresi (skor<5), depresi ringan (skor5-10), uji Spearman’s rho dengan standar derajat
dan depresi berat (skor>10). Apabila kemaknaan p-value < 0,05.
ditemukan depresi berat peneliti akan
melakukan rujukan guna mendapatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
evaluasi psikiatrik terhadap gejala depresi Sebanyak 77 orang lanjut usia yang
tersebut secara lebih rinci. diwawancarai mampu menyelesaikan
Penelitian telah dilakukan di ruang wawancara hingga akhir secara kooperatif.
poli lansia puskesmas Simpang Kawat pada Semua responden mengatakan bahwa
bulan Desember 2015 hingga Januari 2016. mereka saat ini masih tinggal serumah
Pengumpulan data akan dimulai setelah dengan pasangannya (suami/istri) serta
semua lansia yang terpilih sebagai anggota keluarga seperti anak, cucu,
responden telah menyetujui berpartisipasi menantu atau saudara lainnya Hasil
dalam penelitian bersifat sukarela dengan penelitian secara rinci dapat menjelaskan
menandatangani lembar persetujuan. hasil analisa univariat (Tabel.1) dan
Selanjutnya, lansia akan diberikan semua bivariat (Tabel 2).
informasi yang terkait dalam proses Dari 77 orang lansia yang terlibat
penelitian. Akan tetapi lansia juga berhak dalam penelitian terdiri dari 42 orang laki-
mengundurkan diri secara langsung jika laki (54.5%). Sebagian besar responden
berusia kurang dari 65 tahun (83.6%)

Kopertis Wilayah X 99
LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

dengan rentang antara 67-87 tahun. Variabel Variabel


Mayoritas responden tidak bekerja (62.3%) Independen dependen
dan hanya sebagian kecil bekerja. (Tingkat
Pendidikan yang dominan adalah tamatan Depresi)
SMP (28.6%). Dalam penelitian ini P- Τ
mayoritas responden yang mengalami Value
depresi diketahui pada tingkat ringan Pola Komunikasi 0,002 -0,353
(64,9%) dan memiliki pola komunikasi Keluarga
keluarga yang disfungsional (61%).
Berdasarkan hasil uji spearman’s rho PEMBAHASAN
pada analisa bivariat (Tabel 2) diketahui Pola komunikasi dalam keluarga.
terdapat hubungan yang bermakna pola Dalam penelitian ini ditemukannya
komunikasi keluarga dengan tingkat penerapan jenis pola komunikasi secara
depresi pada usia lanjut (p-value=0,002). disfungsional oleh keluarga yang tinggal
Hasil menunjukkan nilai koefisien korelasi bersama dengan lansia. Keadaan ini sering
negatif dengan kekuatan korelasi rendah terjadi ketika lansia yang marah-marah dan
(τ=–0,353) yang berarti bahwa pola lansia merasa putus asa apabila ucapan
komunikasi disfungsional yang ada di tidak diterima keluarga (80,5%). Ada juga
dalam keluarga menyebabkan lansia (54,5%) lansia yang merasa tidak mampu
menjadi kurang terbuka sehingga kondisi dan (53,2%) diantaranya merasa tidak
inilah yang akan meningkatkan tingkat berdaya dalam menyelesaikan masalah
depresi pada lansia tersebut. serta antara keluarga dan lansia tidak mau
menerima jika terdapat perbedaan-
Tabel 1. Analisis Univariat perbedaan pendapat (53.2%). Hal inilah
Variabel Jumlah % yang menunjukkan bahwa besarnya efek
Karakteristik penerapan komunikasi disfungsional dalam
Usia keluarga sehingga membuat lansia tidak
- (≤) 65 tahun 49 63.6 menjadi terbuka selama proses interaksi
- (>) 65 tahun 38 36.4 dengan keluarga yang tinggal serumah
Pendidikan bersamanya.
- Tidak sekolah 16 20.8 Penelitian oleh (de Almeida &
- SD 20 26.0 Ciosak, 2013) sejalan dengan hasil
- SMP 22 28.6 penelitian ini mengemukakan bahwa
- SMU 11 14.3 komunikasi yang terjadi antara keluarga
- PT 8 10.4 dengan lansia merupakan salah satu bentuk
Pekerjaan dukungan yang dapat diberikan keluarga
- Tidak bekerja 48 62.3 kepada lansia. Menurut penelitian oleh
- Bekerja 29 37.7 (Peneliti, 2016) menggambarkan sebagian
Jenis Kelamin besar keluarga yang tinggal serumah
- laki-laki 42 54.5 dengan lansia lebih sering menerapkan
- Perempuan 35 45.5 pola komunikasi keluarga secara
Tingkat Depresi disfungsional daripada fungsional. Oleh
- Tidak ada 15 19.5 karenanya sangatlah penting melihat
- Depresi ringan 50 64.9 gambaran jenis pola komunikasi yang
- Depresi Berat 12 15.6 diterapkan oleh keluarga.
Pola Komunikasi Komunikasi disfungsional dikenal
- Disfungsional 47 61.0 sebagai transmisi tidak jelas atau tidak
- Fungsional 30 39.0 langsung serta penerimaan dari salah satu
Tabel 2. Analisis Bivariat atau keduanya, isi dan instruksi dari pesan
dan atau ketidaksesuaian antara tingkat isi

Kopertis Wilayah X 100


LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

dan instruksi dari pesan (Friedman, Vicky Tingkat Depresi Pada Lansia. Skala
& Elaine, 2010). Salah satu faktor utama depresi geriatrik Yesavage (1983)
yang menyebabkan terjadinya pola digunakan sebagai alat skrining untuk
komunikasi disfungsional adalah megukur tingkat depresi pada lansia dalam
terdapatnya rasa harga diri yang rendah tahap penelitian ini. Hasil penelitian
pada keluarga dan anggotanya sehingga menunjukkan bahwa responden yang
dapat menyebabkan kesalahpahaman dan mengalami depresi lebih banyak daripada
emosi yang diluapkan baik oleh lansia yang tidak mengalami gejala depresi.
maupun anggota keluarga lainnya (Saputri Berdasarkan penelitian (Prascika, 2016)
& Indrawati, 2011). diketahui bahwa adanya perbedaan tingkat
Hasil penelitian ini berbeda dengan depresi terjadi karena lansia mengalami
penelitian oleh (de Almeida & Ciosak, suatu kegagalan untuk mempertahankan
2013) menjelaskan bahwa tipe komunikasi keseimbangan terhadap kondisi stres
keluarga yang bersifat fungsional sangat fisiologis dari proses menua.
menunjang terbentuknya interaksi yang Sebagian besar lansia dalam
terbuka antar anggota keluarga sehingga penelitian ini mengalami depresi pada
mendorong pertumbuhan dan berubah bila tingkat ringan daripada depresi berat, yang
kebutuhan-kebutuhan lansia muncul. Salah ditandai dengan gejala adanya perasaan
satu bentuk support system utama bagi khawatir dengan masa depan (67.5%),
lansia dalam mempertahankan dan merasa tidak berharga dan tidak adanya
meningkatkan status mental lansia sehingga harapan dalam hidup (58,8%) serta adanya
lebih mudah dicapai dengan terlaksananya lansia yang berfikir keadaanya saat ini
jenis pola komunikasi keluarga fungsional kurang menyenangkan dan orang lain lebih
(Sari, 2013) baik keadaanya daripada keadaanya sendiri
Menurut hasil analisis dalam (51.9%). Hal ini disebabkan lansia masih
penelitian ini juga diketahui bahwa hanya tinggal bersama dengan keluarganya
sebagian kecil keluarga yang menerapkan sehingga lansia masih diperhatikan oleh
pola komunikasi fungsional, hal ini terjadi keluarganya. Gejala depresi ini cenderung
disaat keluarga selalu mendengarkan timbul terutama bagi lansia laki-laki tidak
dengan baik keluh kesah dari masalah yang memiliki pekerjaan meskipun pemenuhan
sedang dialami lansia dan menanggapi kebutuhan sehari-hari tetap dilakukan oleh
cerita atau pertanyaan yang disampaikan anggota keluarga.
lansia. Namun, kondisi inilah yang Munculnya gejala depresi diantara
membuktikan bahwa dalam keluarga lansia lansia tersebut dapat dipengaruhi oleh
tersebut terdapat interaksi yang sehat mekanisme koping pada usia lanjut yaitu
sehingga keluarga tidak mengalami kendala faktor-faktor usia, jenis kelamin, jenis
yang berarti untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan, tingkat pendidikan dan
dan fungsi-fungsi kesehatan yang umum dukungan keluarga. Hal ini sesuai dengan
bagi lansia (Noorafshan, Jowkar, & hasil penelitian oleh (Agus, Wwpsr, Ratep,
Hosseini, 2013). & Westa, 2014).
Mengingat banyaknya persoalan Penelitian lainnya oleh (Prasitthipab,
hidup yang dihadapi oleh lansia yang 2008) sejalan dengan hasil penelitian ini
terlibat penelitian pada proses menua dapat menunjukkan bahwa lansia rentan
meningkatkan sensitivitas emosional lansia menderita depresi dengan gejala ringan
tersebut (Stunkard, 2009). Oleh sebab itu daripada gejala depresi yang lebih berat.
pentingnya penerapan pola komunikasi Penyebab depresi pada lansia merupakan
yang baik akan memberikan kontribusi perpaduan interaksi yang unik dari
yang baik antara keluarga dan lansia dalam berkurangnya interaksi sosial, kesepian,
menyelesaikan masalah. perasaan rendah diri karena penurunan

Kopertis Wilayah X 101


LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

kemampuan diri dan penurunan fungsi perkawinan bercerai atau berpisah terutama
tubuh (Basuki, 2015). bagi subjek lansia yang tinggal di
Penelitian lainnya yang mendukung komunitas dari pada yang tinggal di panti
yaitu penelitian dari (Supriani, werdha.
Pascasarjana, & Maret, 2011) menyatakan Dari hasil penelitian ini didapatkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat faktor gambaran bahwa sebagian besar lansia
internal dan eksternal dengan tingkat yang mengalami depresi bertempat tinggal
depresi pada lansia. Dalam internal, faktor bersama keluarganya. Menurut penelitian
usia terutama bagi seseorang laki-laki yang sebelumnya (Ikasi & Hasanah, 2010)
berusia lebih dari 60 tahun yang tinggal melaporkan bahwa lansia dengan dukungan
bersama anggota keluarga di komunitas keluarga yang tinggi akan merasakan
lebih berisiko tiga kali lebih besar kenyamanan dan menimbulkan perasaan
mengalami depresi skala sedang-ringan bahagia dalam hidupnya. Sejalan dengan
(Keperawatan, Studi, & Keperawatan, penelitian (Menjaga & Mentalnya, n.d.).
2012) Dalam penelitian (Irawan, 2013) juga
Hal yang berbeda dilaporkan dalam menjelaskan bahwa keberadaan dukungan
penelitian (Peneliti, 2016) bahwa sebagian dari anggota keluarga lainnya dalam satu
penderita depresi kronik terjadi pada rumah yang diberikan kepada lansia dapat
perempuan bila dibandingkan dengan laki- menurunkan resiko terjadinya depresi.
laki karena wanita memiliki lebih banyak Hal berbeda yang diperoleh dalam
aktifitas yang memicu timbulnya stres. penelitian (Indonesia, Nauli, Keperawatan,
Hasil analisis penelitian ini juga Magister, & Keperawatan, 2011) bahwa
menjelaskan mengenai tingkat depresi bagi tidak terdapat perbedaan yang signiikan
mayoritas lansia yang mengalami depresi antara tingkat depresi lansia pada lansia
didominasi pada usia prasenium (Tabel.1). yang memiliki keluarga dengan lansia yang
Hasil penelitian ini berbeda dengan tidak memiliki keluarga. Hal ini didukung
penelitian yang dilakukan (Supriani et al., oleh penelitian sebelumnya yang
2011) dimana gejala depresi pada lansia melaporkan bahwa prevalensi kejadian
prevalensinya meningkat seiring depresi akan meningkat diantara orang
bertambahnya umur lansia. Lansia yang yang berusia lanjut yang tinggal sendiri
berumur 65 tahun keatas cenderung (Publikasi et al., 2014).
mengalami depresi daripada yang berumur
kurang dari 65 tahun (Adinegara, Puspita, Hubungan pola komunikasi
Kp, Sc, & Keluarga, n.d.). Hal demikian keluarga dengan tingkat depresi pada
menggambarkan tingkat depresi lansia usia lanjut. Dalam penelitian ini diketahui
dipengaruhi dari perspektif umur. bahwa terdapat hubungan yang bermakna
Pada penelitian ini beberapa lansia antara variabel pola komunikasi keluarga
juga terlihat menderita depresi tingkat berat dengan tingkat depresi pada usia lanjut
masih jauh lebih rendah jumlahnya (Tabel.2). Hal ini berarti bahwa semakin
dibandingkan dengan tingkat depresi ringan sering penerapan pola komunikasi keluarga
(Tabel.1), walaupun begitu tidak tertutup disfungsional yang ada di dalam keluarga
kemungkinan bahwa depresi ringan akan lansia maka akan meningkatkan tingkat
berkembang menjadi depresi berat jika depresi pada lansia tersebut.
keadaan ini tidak segera ditangani. Beragamnya gambaran masalah yang
Penelitian yang dilakukan (Publikasi, dihadapi oleh lansia selama proses menua
Handayani, Studi, & Keperawatan, 2014) dapat meningkatkan sensivitas emosional
menjelaskan bahwa pada umumnya seseorang, sering merasa tidak berguna,
gangguan depresi berat terjadi paling sering sering marah dan tidak sabaran, merasa
pada orang yang tidak memiliki hubungan kehilangan peran dalam keluarga, mudah
interpersonal yang erat yakni status tersinggung, dan merasa tidak berdaya

Kopertis Wilayah X 102


LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

(Annis, 2014). Oleh karena itu komunikasi kelamin, status perkawinan, aktifitas fisik,
mempengaruhi cara keluarga dalam jenis penyakit kronis yang diderita lansia
memenuhi kebutuhan kesehatan mental dan bentuk dukungan sosial yang diterima
terutama bagi lansia yang menderita oleh lansia.
depresi (Sari, 2013). Berdasarkan analisa diatas dapat
Komunikasi sangat penting bagi diasumsikan bahwa tingkat depresi lansia
kedekatan keluarga, mengenal masalah, memiliki penyebab yang multi faktor yang
memberi respon terhadap peran-peran non- harus dipahami bagi keluarga (Noorafshan
verbal dan mengenal masalah pada tiap et al., 2013). Namun, dari penelitian ini
individu (Ekowati, 2011). Komunikasi membuktikan bahwa terdapat adanya
yang sehat adalah komunikasi yang jelas korelasi yang bermakna penerapan pola
dan kemampuan mendengar satu sama lain komunikasi keluarga dengan tingkat
(Prasitthipab, 2008). depresi pada usia lanjut. Adapun pola
Penelitian oleh (Noorafshan et al., komunikasi yang disfungsional merupakan
2013) menggambarkan bahwa jenis pola faktor yang paling dominan behubungan
komunikasi yang dijalankan oleh keluarga dengan kejadian depresi pada lansia di Kota
akan mempengaruhi kejadian depresi pada Jambi. Dalam hal ini sudah selayaknya
lansia. Dalam penelitian sejenis lainnnya menjadi perhatian bagi keluarga terhadap
dinyatakan bahwa adanya pola komunikasi semua hal sebagai penyebab lansia
keluarga yang baik di harapkan dapat mengalami depresi dapat didiskusikan
membentuk suatu proses perawatan yang bersama dengan lansia melalui komunikasi
baik dari keluarga untuk membimbing terbuka dalam keluarga (“jurnal
lansia memenuhi kebutuhan kesehatannya lansia Januari 2015,” n.d.).
(Zarnaghash, Zarnaghash, & Zarnaghash, Penelitian ini diharapkan perlu untuk
2013). Dengan demikian terlihat jelas meningkatkan peran perawat agar lebih
adanya interaksi keluarga dengan lansia sering melakukan interaksi dengan
menjadi faktor penting dalam keluarga seperti memberikan pendidikan
meningkatkan kemandirian aktifitas lansia kesehatan dan saran kepada keluarga baik
sehari-hari di dalam atau luar rumah melalui penyuluhan ataupun pada saat
(Annis, 2014). kunjungan pasien ke puskesmas. Perawat
Komunikasi dapat diartikan sebagai juga dapat memberikan contoh cara
suatu proses sosial yang mengakibatkan membentuk pola komunikasi dengan
terjadinya hubungan antara manusia atau keluarga secara terbuka seperti saat
interaksi yang dapat menguatkan sikap dan memberikan pengarahan untuk keluarga.
tingkah laku orang lain serta mengubah Hal ini bertujuan agar keluarga mampu
sikap dan tingkah laku tersebut (Touhy & lebih memperhatikan gejala-gejala adanya
Jett, 2012). Bagi lansia, komunikasi yang gangguan emosional pada lansia. Dengan
baik sangat diperlukan sebagai salah satu demikian adanya hubungan komunikasi
indikator sistem pendukung keluarga pada yang fungsional bertujuan agar lansia dapat
lansia dalam menghadapi depresi (Menjaga terhindar dari timbulnya gejala depresi
& Mentalnya, n.d.). berat yang nantinya dapat berlanjut buruk
Berbeda dengan hasil penelitian (Inta terhadap kesehatan lansia.
Mahfiroh, Titan Ligita, 2013) yang
menggambarkan bahwa tidak ada SIMPULAN
hubungan yang bermakna antara pola Penyebab depresi pada lanjut usia
komunikasi keluarga dengan tingkat terkait dengan beberapa faktor. Pola
depresi pada lansia di kelurahan Pdang komunikasi keluarga menunjukkan korelasi
Bulan Medan. Menurut (Zulfitri, 2011) yang bermakna dengan tingkat depresi bagi
diketahui bahwa tingkat depresi lansia populasi usia lanjut. Pola komunikasi
dipengaruhi faktor-faktor lain seperti jenis keluarga bisa terjadi secara fungsional dan

Kopertis Wilayah X 103


LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

disfungsional. Depresi lebih cenderung aspx?ArtikelID=123


terjadi pada laki-laki dibandingkan de Almeida, R. T., & Ciosak, S. I. (2013).
perempuan yang berusia lebih dari 60 tahun Communication between the elderly
dengan tingkat depresi ringan yang person and the Family Health Team: is
dipengaruhi adanya penerapan pola there integrality? Revista Latino-
komunikasi disfungsional dalam keluarga. Americana de Enfermagem (RLAE),
Hal yang perlu direkomendasikan 21(4), 884–890.
dalam penelitian ini yaitu dilakukan http://doi.org/10.1590/S0104-
pengkajian perubahan emosional secara 11692013000400008
dini pada usia lanjut guna mendeteksi Dianingtyas Agustin, sarah ulliya. (2008).
gelaja awal depresi serta melibatkan Perbedaan Tingkat Depresi pada
keluarga secara persuasi dalam perawatan Lansia. Journal Media Ners, 2(1), 1–
kesehatan lansia. Hasil penelitian ini dapat 44.
dijadikan bahan pertimbangan pendidikan Ekowati, W. (2011). Pengalaman Keluarga
keperawatan dalam memberikan program Merawat Lansia yang Mongalami
edukasi agar lansia tetap hidup sehat di Gangguan Jiwa. PROSIDING
masa akhir kehidupannya. SEMINAR NASIONAL, (2011:
PROSEDING SEMINAR
DAFTAR PUSTAKA NASIONAL KEPERAWATAN PPNI
JATENG). Retrieved from
Adinegara, I. N. R., Puspita, D., Kp, S., Sc,
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/p
M., & Keluarga, P. K. (n.d.).
sn12012010/article/view/348
KECAMATAN UNGARAN TIMUR
Friedman, M, Vicky, R. B & Elaine, G. J.
KABUPATEN SEMARANG
(2010). Buku Ajar Keperawatan
Mahasiswa Keperawatan Dosen
Keluarga: Riset, Teori dan Praktik.
Pembimbing Sekolah Tinggi Ilmu
Jakarta: EGC
Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran
Ikasi, A., & Hasanah, O. (2010). (
Progran Studi Ilmu Keperawatan
Lonelinnes ) Pada Lansia, 1–7.
Abstrak Banyaknya stressor yang
Indonesia, U., Nauli, F. A., Keperawatan,
dialami lansia mengakibatkan lansia
F. I., Magister, P., & Keperawatan, I.
mengalami gejala depres.
(2011). KATULAMPA BOGOR
Agus, I. G. M., Wwpsr, B., Ratep, N., &
TIMUR.
Westa, W. (2014). Gambaran Faktor-
Inta Mahfiroh, Titan Ligita, P. (2013).
Faktor Yang Mempengaruhi Di
Hubungan pola aktivitas pemenuhan
Wilayah Kerja Puskesmas Kubu Ii
kebutuhan dasar dengan tingkat stres
Factors That Affect the Rate of
lanjut usia di panti sosial tresna
Depression in Elderly, 1–14.
werdha mulia dharma kabupaten kubu
Annis, et al. (2014). Hubungan Tingkat
raya. Hubungan Pola Aktivitas
Depresi dengan Tingkat Kemandirian
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
dalam Aktifitas Sehari-hari pada
Dengan Tingkat Stres Lanjut Usia Di
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
Tembilahan Hulu. The Soerdiman
Dharma Kabupaten Kubu Raya.
Journal of Nursing, 9.
Irawan, H. (2013). Gangguan Depresi pada
Basuki, W. (2015). FAKTOR – FAKTOR
Lanjut Usia. Cermin Dunia
PENYEBAB KESEPIAN
Kedokteran, 40(11), 815–819.
TERHADAP TINGKAT DEPRESI
jurnal lansia Januari 2015. (n.d.).
PADA LANSIA PENGHUNI PANTI,
Keperawatan, F. I., Studi, P., &
4(1), 713–730.
Keperawatan, I. (2012). Fakultas ilmu
BKKBN. (2014). Menuju Lansia
keperawatan program studi ilmu
Paripurna. Retrieved from
keperawatan depok juli 2012.
http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.

Kopertis Wilayah X 104


LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

Liputan6, I. S. (2013). Jumlah Lansia 0173-7.2


Indonesia, Lima Besar Terbanyak di Rustika, R., & Riyadina, W. (2000).
Dunia - Health Liputan6.com. PROFIL PENDUDUK LANJUT
Retrieved from USIA DI INDONESIA: (Analisis
http://health.liputan6.com/read/54194 Data Susenas 1995). Media Penelitian
0/jumlah-lansia-indonesia-lima-besar- Dan Pengembangan Kesehatan.
terbanyak-di-dunia Retrieved from
Marston, Louise. (2010). Introductory http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
Statistics for Health and Nursing dex.php/MPK/article/view/978
Using SPSS. Singapore, SAGE Saputri, M. A. W., & Indrawati, E. S.
Publications. (2011). Hubungan antara Dukungan
Meiner, S. E. (2011). Gerontologic Nursing Sosial dengan Depresi pada Lanjut
4th ed. United of State America, Usia yang Tinggal di Panti Wreda
Mosby. Wening Wardoyo Jawa Tengah.
Miller, C.A.(2012). Nursing for wellness in Jurnal Psikologi Undip, 9(1), 65–72.
older adults 6th ed. United of State Sari, A. (2013). Penggunaan Pola Dan
America, Lippincort William and Bentuk Komunikasi Dalam Penerapan
Wilkins Fungsi Dan Peran Keluarga. Makna,
Menjaga, D., & Mentalnya, K. (n.d.). 3(2). http://doi.org/10.1007/s13398-
Bentuk dukungan keluarga terhadap 014-0173-7.2
sikap lansia dalam menjaga kesehatan Stunkard, A. J. (2009). NIH Public Access.
mentalnya (. Psychiatry: Interpersonal and
Noorafshan, L., Jowkar, B., & Hosseini, F. Biological Processes, 162(3), 214–
S. (2013). Effect of Family 220.
Communication Patterns of Resilience http://doi.org/10.1016/j.pestbp.2011.0
among Iranian Adolescents. Procedia 2.012.Investigations
- Social and Behavioral Sciences, 84, Sulaiman, M. R. (2014). Populasi Lansia di
900–904. Indonesia Meningkat, Apa Risikonya?
http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.0 Retrieved from
6.670 http://health.detik.com/read/2014/05/
Peneliti, P. (2016). Volume 2, Nomor 1, 29/090053/2594620/763/populasi-
Mei 2016, 2, 2–4. lansia-di-indonesia-meningkat-apa-
Polit, D.F & Beck. C.T. (2012). Nursing risikonya
Research; Generating and Assessing Supriani, A., Pascasarjana, P., & Maret, U.
Evidences for Nursing Practices. 9th S. (2011). Tingkat depresi pada lansia
Ed. Lippincott Williams and Wilkin, ditinjau dari tipe kepribadian dan
China dukungan sosial. Jurnal Psikologi, 1–
Prascika, A. I. (2016). DI PEDESAAN 143.
DAN PERKOTAAN, 4(2), 103–112. Touhy, T.A & K. Jett.(2012). Toward
Prasitthipab, S. (2008). Family healthy aging. 8th Ed. China: Elsevier
Communication Patterns : Can They Zarnaghash, M., Zarnaghash, M., &
Impact Leadership Styles ? Zarnaghash, N. (2013). The
Publikasi, N., Handayani, Z. N., Studi, P., Relationship Between Family
& Keperawatan, I. (2014). No Title. Communication Patterns and Mental
Pusdatin Kemenkes RI. (2013). Gambaran Health. Procedia - Social and
Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Behavioral Sciences, 84, 405–410.
Pusat Data Dan Informasi http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.0
Kementerian Kesehatan RI, (Semester 6.575
1), 1–5. Zulfitri, R. (2011). Konsep Diri dan Gaya
http://doi.org/10.1007/s13398-014- Hidup Lansia yang Mengalami

Kopertis Wilayah X 105


LS Yan & Megawati – Korelasi Antara Pola… Journal Endurance 2(1) February 2017

Penyakit Kronis Di Panti Sosial


Tresna Werdha (PSTW) Khusnul
Khotimah Pekanbaru. Jurnal Ners
Indonesia, 1(2), 21–30.

Kopertis Wilayah X 106

You might also like