Professional Documents
Culture Documents
- dataran aluvial
- dataran gambut : Teluk
Meranti, Pelalawan dan
Kuala Kampar
- dataran peralihan,
dominan di Kabupaten
Pelalawan. Terutama di
kecamatan: Pangkalan
Bunut, Bandar Petalangan,
Pangkalan Kuras, Langgam,
Ukui, Pangkalan Lesung,
dan Bandar Seikijang.
- Perbukitan : Langgam,
Pangkalan Kuras, dan Ukui.
1. Pertanian
• Lahan sawah (sawah pasang surut 6.324 ha dan sawah tadah hujan 1.061 ha)
• Lahan pasang surut banyak dibudidayakan di daerah sepanjang Sungai Kampar.
• lahan kering mencapai 724.960,2 ha yang sebagian besar terdiri dari ladang, tegalan dan
perkebunan.
2. Perkebunan
Didominasi oleh sawit (119.616,00 Ha), diikuti karet (26.791,09 Ha) dan kelapa (16.789,14
Ha)
kelapa
10%
karet
17%
sawit
73%
CDK/
LUAS KAWASAN HUTAN
No. Hutan Produksi KSA (Kaw. Suaka Alam dll)
Kecamatan APL (Ha ) TOTAL (Ha)
HP (Ha) HPT (Ha) HPK (Ha) SM (Ha) TN (Ha) HB (Ha)
A CDK PENYALAI
1 Teluk Meranti 292.171,95 14.172,14 61.078,97 15.637,28 - - 6.023,07 389.083,41
2 Kuala Kampar 9.522,50 2.610,99 48.494,48 - 461,30 7.543,05 68.632,32
Jumlah A 301.694,45 16.783,13 109.573,45 15.637,28 - 461,30 13.566,12 457.715,73
B CDK LANGGAM
1 Pelalawan 85.154,87 - 31.946,10 - - - 19.054,59 136.155,56
2 Pangkalan Kerinci - - 11.803,05 - - - 4.915,01 16.718,06
3 Bandar Sekijang - - 2.740,93 - - - 9.700,73 12.441,66
4 Langgam - 75.982,83 29.352,89 - 5.810,08 - 33.202,22 144.348,02
Jumlah B 85.154,87 75.982,83 75.842,97 - 5.810,08 - 66.872,55 309.663,30
C CDK SOREK
1 Bunut 22.289,73 - 15.457,62 - - - 4.111,63 41.858,98
2 Bandar Petalangan 16.095,83 - 14.159,25 - - - 12.201,44 42.456,52
3 Kerumutan 7.379,75 21.296,81 24.995,85 18.053,01 - - 25.870,97 97.596,39
4 Pangkalan Lesung - 1.012,06 8.848,82 - - - 35.350,30 45.211,18
5 Ukui - 55.097,39 7.759,27 - 45.738,69 - 26.514,93 135.110,28
6 Pangkalan Kuras 1.030,62 37.618,47 19.285,21 - 25.841,35 - 33.683,21 117.458,86
Jumlah C 46.795,93 115.024,73 90.506,02 18.053,01 71.580,04 - 137.732,48 479.692,21
Total Kabupaten 433.645,25 207.790,69 275.922,44 33.690,29 77.390,12 461,30 218.171,15 1.247.071,24
Sumber : Pembacaan Tabel Pada Peta Kawasan Hutan Tiap Kecamatan di Kabupaten Pelalawan
Berdasarkan Peta Dalam Laporan "Pembuatan dan Pengadaan Peta Kawasan Hutan Kecamatan Se Provinsi Riau"
Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Tahun 2009"
Keterangan:
HP = Hutan Produksi Tetap
HPT = Hutan Produksi Terbatas
HPK = Hutan Produksi Konversi
SM == Suaka
Suaka Margasatwa
Margasatwa
TN = Taman Nasional
HB ==Hutan
HutanBakau
Bakau
APL = Areal Penggunaan Lain
PROFIL DAERAH
SUMBER DAYA ALAM
4. Pertambangan
a. Minyak dan Gas bumi (Migas)
• PT Medco (1995 - 2015), Kecamatan
Kerumutan dan sekitarnya.
• PT Pertamina (Sumur Nira), Kecamatan
Ukui dan sekitarnya.
• PT Kalila, Kecamatan Langgam dan
sekitarnya.
b. Mineral dan batubara (Minerba) Peta Pertambangan Kabupaten Pelalawan
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) yang
terdapat di Kabupaten Pelalawan meliputi
• WUP Batubara : Ukui, Pangkalan
Lesung, Kerumutan, Pangkalan Kuras,
Langgam, dan Pelalawan.
• WUP Mineral Logam: wilayah daratan :
Langgam dan Pangkalan Kuras. Wilayah
laut : Kuala Kampar
• WUP Batuan : Pangkalan Lesung,
Bandar Petalangan, Pangkalan Kuras,
Bunut, Pelalawan, Pangkalan Kerinci,
dan Bandar Seikijang
Peta WUP Minerba di Kabupaten Pelalawan
PROFIL DAERAH
DEMOGRAFI
Pertumbuhan penduduk
terus meningkat.
Tahun 2000 = 159.168 jiwa
Meningkat menjadi
396.990 jiwa pada tahun
2015
12 12,09
11,93
11,11 11,15
11
10,25
Persentase Miskin
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Pelalawan tahun 2011 – 2017 berfluktuasi, dengan
garis kemiskinan di tahun 2017 sebesar Rp. 487.648,-.
PROFIL DAERAH
PARIWISATA
RTRW RZWP-3K
RPJP/M KRP KRP Masy
7 8 9 10 11
Rumusan Rekomendasi Penjaminan Pendoku-
Kualitas mentasian
VALIDASI
Alternatif Perbaikan KRP
IDENTIFIKASI CRITICAL DECISION FACTORS
ISU STRATEGIS PB
(16)
CDF
Keterangan: (4)
PB = Pembangunan Berkelanjutan
INTEGRASI CDF
Isu strategis
Critical Decision Factors
pembangunan pada Isu pembangunan berkelanjutan Kerangka kebijakan
(CDF)
RTRW
1. Peluang perkembangan 1. masih adanya masyarakat yang berada di bawah garis Kebijakan dan Tujuan yang 1. alih fungsi lahan
pesat berdasarkan posisi kemiskinan nasional
strategis wilayah. 2. Disparitas harga ada dalam: 2. lemahnya tata kelola dan
2. Adanya kesenjangan 3. Rendahnya ketahanan pangan 1. RTRW hukum serta pencegahan
pertumbuhan 4. Terbatasnya infrastruktur dan daya saing kepariwisataan 2. SDGs
perkembangan wilayah. 5. Lemahnya koordinasi, keterlibatan masyarakat, 3. RAN/RAD GRK korupsi
3. Pentingnya peningkatan pengakuan tanah ulayat/adat, dan konflik pemanfaatan 4. RPPEG 3. kemiskinan
produksi dan ruang serta perizinan 5. Kebijakan prioritas
produktivitas lahan 6. Pencegahan dan pemberantasan korupsi serta penegakan restorasi gambut 4. Legalitas lahan
pertanian. hukum belum optimal 6. RPJPD
4. Pentingnya pengendalian 7. Lemahnya kinerja kelembagaan dan tata kelola 7. RPJMD
perkembangan kegiatan pemerintahan serta reformasi birokrasi
dengan berwawasan 8. alih fungsi lahan dan meningkatnya emisi GRK
lingkungan dan budaya. 9. Degradasi lahan, illegal logging, kebakaran, dan subsidensi
5. Pentingnya lahan gambut, okupasi, serta kerusakan hutan
pengembangan wilayah 10.Rendahnya produktivitas dan kualitas produk perkebunan
berbasis mitigasi dari hulu ke hilir
bencana. 11.Peningkatan intensitas, cakupan, dan ketahanan terhadap
bencana alam
12.Belum optimalnya pengelolaan limbah
13.Lemahnya pengelolaan sektor pertambangan dan
perkebunan
14.Penurunan kualitas dan kuantitas air tanah untuk
penyediaan air baku serta irigasi
15.Terbatasnya lapangan pekerjaan dan rendahnya kualitas
tenaga kerja
16.Rendahnya, kualitas, kuantitas, dan aksesibilitas
masyarakat di bidang pendidikan
Pohon masalah
Gejala masalah
penyebab masalah