Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan
pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan pengalaman auditor
terhadap audit judgment dengan sikap profesionalisme sebagai variabel
moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta yang telah terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan dan berafiliasi dengan KAP Asing, dengan jumlah 1.345 auditor. Metode
pemilihan sampel yang digunakan adalah convinience sampling dan dihitung
menggunakan rumus Slovin sehingga terpilih 309 sampel. Teknik analisis data
pada penelitian ini menggunakan analisis regresi moderating dengan IBM SPSS for
windows versi 24.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tekanan ketaatan,
kompleksitas tugas, dan pengalaman auditor berpengaruh negatif terhadap audit
judgment. Sikap profesionalisme mampu memoderasi pengaruh antara tekanan
ketaatan, kompleksitas tugas, dan pengalaman auditor terhadap audit judgment.
Simpulan dari penelitian ini yaitu setiap auditor harus memiliki profesionalisme
terhadap profesinya, sehingga dapat memberikan keputusan yang tepat dan
akurat sesuai dengan standar yang berlaku tanpa adanya pengaruh dari berbagai
hal yang memungkinkan terjadinya penyimpangan yang dapat merusak citra
profesi audit.
Kata Kunci: Judgment; Kompleksitas; Pengalaman; Profesionalisme; Tekanan
Ketaatan
Abstract
The purpose of this study is to analyze and describe the influence of obedience
pressure, task complexity, and auditor experience on audit judgment with
professionalism as a moderating variable. The population in this study were auditors
who worked in the Public Accounting Firm (KAP) of the DKI Jakarta area that had
been registered with the Financial Services Authority and affiliated with Foreign KAP,
with 1,345 auditors. The method of selecting samples used is convinience sampling
and calculated using the Slovin formula so that 309 samples are selected. The data
analysis technique in this study uses moderating regression analysis with IBM SPSS
for Windows version 24.0. The results of this study show that compliance pressure,
task complexity, and auditor experience negatively affect audit judgment. The
attitude of professionalism is able to moderate the influence between compliance
pressure, task complexity, and auditor experience on audit judgment. The
conclusions of this study are that each auditor must have professionalism towards
his profession, so that he can provide appropriate and accurate decisions in
accordance with applicable standards without any influence from various things that
allow irregularities that can damage the image of the audit profession.
Keywors: Judgment; Experience; Obedience Pressure; Professionalism;
Complexity
1
PENDAHULUAN
Jasa audit mulai dikenal sejak abad ke-18 dan berkembang pesat pada abad
ini. Menurut Arens, et. al. (2011) auditing adalah proses pengumpulan dan
kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan
jasa audit semakin meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan suatu
laporan yang terpercaya. Audit harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten,
laporan keuangan yang diperiksa. Selain itu, auditor juga harus bersifat objektif
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh
kejadian-kejadian selama proses audit yang tidak terlepas dari keputusan auditor.
Sehingga, setiap keputusan atau judgment yang diambil harus dilakukan secara
hati-hati dan terdapat bukti yang mendukung. Audit judgment merupakan suatu
auditor atas laporan suatu entitas, sehingga dapat dikatakan bahwa audit
judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit (Nadhiroh, 2010). Namun,
tidak sedikit kasus yang menyatakan bahwa auditor yang bertanggung jawab
kurang tepat dalam memberikan opini atas kewajaran suatu laporan keuangan
entitas.
yang melibatkan salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) besar di Indonesia yang
bermitra dengan The Big Four. Yaitu KAP Purwanto, Suherman, & Surja yang
2
bermitra dengan KAP Ernst & Young (EY). Pengawas Perusahaan Akuntan Publik
yang tidak memadai. PCAOB mengenakan denda US$ 1 juta. Kasus kegagalan
audit dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan dimasa depan, seperti
adanya faktor-faktor internal dan eksternal dalam diri auditor. Berbagai penelitian
audit judgment (Nirmala & Latrini, 2017). Kompleksitas tugas berpengaruh negatif
kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment (Safi’i & Jayanto,
2015). Pengalaman audit berpengaruh positif terhadap audit judgment (Nugraha &
(yustrianthe, 2013).
3
ancaman atau hambatan yang dapat menggangu kredibilitasnya. Dalam hal ini,
Pada tahun 1958, Fritz Heider mengenalkan teori atribusi kepada khalayak
individu. Faktor tersebut berasal dari kekuatan internal (internal forces) atau faktor
yang berasal dari dalam diri seseorang serta kemampuan eksternal (external forces)
yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan. Inti
dari teori atribusi ini adalah setiap individu akan dipengaruhi oleh berbagai faktor
faktor-faktor baik dari dalam diri auditor pribadi maupun dari lingkungan auditor
bekerja. Faktor internal yang berpengaruh terhadap proses kerja auditor salah
satunya adalah kemampuan. Dalam hal ini, pengalaman yang dimiliki oleh auditor
manusia, yaitu teori X (negatif) dan teori Y (positif). Teori ini merupakan teori
Management MIT pada tahun 1960. Teori X (negatif) atau individu yang
jawabnya. Individu dengan tipe Y, akan lebih menyadari tugas dan tanggung jawab
pekerjaannya. Selain itu, seseorang dengan tipe ini juga menyukai pekerjaan,
mampu mengendalikan diri untuk mencapai tujuan, lebih kreatif, serta memiliki
4
inisiatif yang lebih baik. Mengacu pada teori X dan Y, apabila auditor memiliki
tugas yang kompleks. Berbeda dengan tipe X, auditor dengan tipe Y akan lebih
yang diberikannya pun akan lebih tepat meskipun mendapat tekanan baik dari
publik atas suatu entitas. Selama masa audit, auditor akan menghadapi berbagai
dilema etika. Sebagai seorang auditor harus selalu menegakkan standar dan etika
profesi untuk menjaga citra profesi audit. Namun disisi lain, tidak jarang auditor
disfungsional. Tekanan tersebut bisa berasal dari atasan ataupun klien yang di
audit. Hal ini yang dikenal dengan tekanan ketaatan. Tekanan ketaatan
mendorong auditor untuk membuat judgment sesuai dengan apa yang mereka
minta dimana bisa saja hal itu tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya.
Berdasar dengan teori atribusi, bahwa setiap perilaku individu dipengaruhi oleh
berbagai faktor dari dalam diri ataupun dari luar pribadi individu tersebut.
Begitupun keputusan atau judgment yang dibuat oleh auditor juga dipengaruhi
oleh faktor eksternal salah satunya yaitu tekanan ketaatan. Semakin tinggi
tekanan ketaatan yang dirasakan oleh seorang auditor, maka semakin besar
Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Drupadi &
audit judgment. Berdasarkan telaah teori yang telah disampaikan dapat dipahami
5
H1: Tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap audit judgment
negatif (X) dan pribadi positif (Y). Kepribadian X cenderung tidak menyenangi
jawabnya. Dengan sikap negatif yang dimiliki oleh auditor mengakibatkan tidak
melebihi sumber daya seseorang yang tersedia, kinerja akan menurun. Tugas yang
kompleks maka semakin rendah kualitas audit judgment yang diberikan oleh
auditor. Uraian diatas diperkuat dengan hasil penelitian Iskandar & Sanusi (2011).
yang dihadapi auditor maka judgment yang dihasilkan berkualitas kurang akurat.
menyelesaikan tugas yang cenderung memiliki pola yang sama (Yendrawati &
Mukti, 2015). Auditor yang memiliki pengalaman audit lebih banyak akan
membuat audit judgment yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang
memiliki lebih sedikit pengalaman audit. Teori atribusi yang dikembangkan oleh
Fritz Heider menyatakan bahwa atribut yang berasal dari dalam diri seseorang
6
Auditor yang bekerja dalam jangka waktu yang lama akan jumkah tugas yang
telah dikerjakannya pun lebih banyak sehingga telah mendapatkan lebih banyak
berbagai macam pilihan, dituntut untuk membuat sebuah judgment, maka dapat
mengetahui dapat mengetahui dengan pasti keputusan mana yang tepat yang
pengaruh terhadap judgment yang diambil. Penelitian yang dilakukan oleh Sofiani
Agar audit judgment yang dibuat oleh auditor berkualitas, auditor harus
Sesuai dengan teori X dan Y McGregor, auditor dengan kepribadian bertipe Y akan
semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Untuk itu, apabila
7
tekanan ketaatan. Sehingga sikap profesionalisme yang ada dalam diri auditor
seperti ini harus dapat dihindari sehingga kredibilitas seorang auditor tetap
terjaga. Ketika kompleksitas tugas yang tinggi, maka dapat memengaruhi judgment
profesionalisme yang dimiliki auditor akan dapat memberikan judgment yang tepat
dan akurat meskipun tugas yang dihadapinya cukup rumit. Berdasarkan uraian
diatas dapat dipahami bahwa dengan adanya profesionalisme dalam diri auditor
Auditor yang baru menekuni bidang audit atau dengan kata lain baru bekerja
belum memiliki pengalaman yang cukup baik untuk dapat memberikan audit
Namun, profesionalisme bisa berada dalam diri siapa pun. Begitu pula dengan
8
auditor yang belum memiliki pengalaman yang cukup banyak tetap harus memiliki
Maka ia akan berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik meskipun belum
METODE PENELITIAN
data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja
di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta yang terdaftar di Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
serta berafiliasi dengan KAP Asing. Sebanyak 1.345 auditor yang bekerja di 56 KAP
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus menurut Slovin dan diperoleh
terdiri dari satu variabel dependen, tiga variabel independen dan satu variabel
moderating.
9
Pengukuran /
Variabel Definisi
Indikator
Tekanan Ketaatan Tekanan yang didapatkan dari a. Tekanan dari klien
mitra kerja dimana hal tersebut b. Tekanan dari atasan
dapat menyebabkan perilaku
disfungsional yang bertujuan
untuk memperoleh kinerja yang
baik dariatasan aua penerimaan
sebagai anggota kelompok
(Nasution & Östermark, 2012)
Kompleksitas Sulitnya suatu tugas yang a. Tingkat kesulitan
Tugas disebabkan oleh terbatasnya tugas
kapabilitas dan daya ingat serta b. Struktur Tugas
kemampuan untuk
mengintegrasikan masalah yang
dimiliki oleh seseorang pembuat
keputusan (Jamilah, Fanani, &
Chandrarin, 2007)
Pengalaman Keterampilan dan pengetahuan a. Lamanya bekerja
Auditor yang diperoleh setelah seseorang b. Banyak dan
mengerjakan suatu hal (Singgih beragamnya
& Bawono, 2010) penugasan
c. Pendidikan ataupun
pelatihan yang telah
ditempuh
Sikap Gambaran sikap dari keterikatan a. Pengabdian terhadap
Profesionalisme individu dengan profesi atau profesi
dengan kata lainkekuatan b. Kewajiban sosial
identifikasi individu dengan c. Kemandirian
profesinya (Nasution & d. Keyakinan terhadap
Östermark, 2012) profesi
e. Hubungan antar
sesama rekan
seprofesi
Data diperoleh dari hasil olah kuesioner yang dibagikan ke beberapa KAP di
Provinsi DKI Jakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis
terbagi menjadi uji asumsi klasik, analisis regresi moderating dan uji hipotesis.
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Hasil uji
data harus mennjukkan nilai Asymp-Sig. harus berada diatas 0,05. Pada penelitian
ini tertera 0,200 pada nilai nilai Asymp-Sig. yang berarti data dikatakan normal
karena diatas 0,05. Uji Multikolinearitas menunjukan nilai VIF kurang dari 10
(sepuluh) dan nilai tolerance > 0,01 sehingga dapat diartikan bahwa pada
penelitian ini seluruh variabel bebas terhindar dari gejala multikolinearitas. Uji
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
46% dan 54% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain terhadap audit
judgment di luar model penelitian ini. Secara ringkas, hasil uji hipotesis dapat
11
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis
Koefisien
No Hipotesis Sig Hasil
Regresi
Tekanan ketaatan
berpengaruh negatif
1. -1,210 0,010 0,05 Diterima
terhadap audit judgment
(H1)
Kompleksitas tugas
berpengaruh negatif
2. -1,357 0,023 0,05 Diterima
terhadap audit judgment
(H2)
Pengalaman auditor
berpengaruh positif
3. -1,233 0,005 0,05 Ditolak
terhadap audit judgment
(H3)
Sikap profesionalisme
memoderasi signifikan
4. pengaruh tekanan 0,023 0,013 0,05 Diterima
ketaatan terhadap audit
judgment (H4)
Sikap profesionalisme
memoderasi signifikan
5. pengaruh kompleksitas 0,023 0,047 0,05 Diterima
tugas terhadap audit
judgment (H5)
Sikap profesionalisme
memoderasi signifikan
6. pengaruh pengalaman 0,027 0,002 0,05 Diterima
auditor terhadap audit
judgment (H6)
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siagian,
Hardi, & L. (2014) yang menyatakan bahwa auditor junior dalam kondisi adanya
perintah dari atasan dan klien akan berperilaku menyimpang dari standar
didukung dengan adanya teori atribusi yang menyatakan bahwa perilaku setiap
individu dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam ataupun dari luar individu
tersebut. Tekanan ketaatan dalam penelitian ini termasuk salah satu faktor
12
berperilaku menyimpang dari yang seharusnya tidak terlepas dari kemungkinan
Tugas yang sulit, tidak terstruktur serta membingungkan merupakan maksud dari
suatu tugas serta dihadapkan dengan tugas-tugas lain yang harus diselesaikan
dalam waktu tertentu maka akan memicu penurunan kinerja auditor. Penurunan
kinerja ini akan berdampak kepada kualitas judgment yang akan dihasilkan oleh
auditor. Teori X dan Y mengemukakan bahwa terdapat dua jenis sikap manusia
yaitu sikap negatif (X) dan sikap positif (Y). Dengan sikap negatif yang dimiliki oleh
memahami tugas yang harus dikerjakan. Maka semakin tinggi kompleksitas tugas
yang dihadapi maka akan semakin rendah kualitas judgment yang dihasilkan.
penelitian ini sebagian besar merupakan auditor junior atau auditor dengan lama
kerjanya yang belum cukup lama. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pengalaman
yang dilakukan oleh Fitriyani (2013) bahwa kurun waktu lamanya auditor bekerja
tidak berpengaruh terhadap keakuratan judgment yang dibuat. Hasil penelitian ini
13
selaras dengan teori X dan Y, dimana teori tersebut menjelaskan bahwa terdapat
dua tipe yang mendasari perilaku positif, yaitu X (negatif) dan Y (positif). Individu
dengan tipe Y akan lebih menyadari tugas dan tanggung jawab pekerjaannya,
menyukai pekerjaannya, serta memiliki inisiatif yang lebih baik untuk mencapat
tujuan. Auditor dengan tipe kepribadian positif (Y) akan berusaha bersungguh-
dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik meskipun dengan kurun waktu kerja
judgment
terhadap audit judgment. Hal ini bermakna ketika auditor dihadapkan pada
permasalahan dilema etis, tidak akan memengaruhi judgment yang akan diambil
penyimpangan yang dapat merusak citra profesi audit. Sekalipun terdapat tekanan
audit judgment
kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Hal ini berarti semakin tinggi sikap
14
memperburuk kualitas judgment yang dihasilkan. Sikap profesionalisme yang
tinggi meningkatkan kinerja auditor dimana sesuai dengan salah satu dari lima
dimensi profesionalisme yang diungkapkan oleh Hall (1968) dalam Wahyudi &
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan hasil yang terbaik. Oleh
karena itu, hasil penelitian ini menyatakan bahwa sikap profesionalisme mampu
menjadikan judgment yang dibuat oleh auditor tetap berkualitas terbaik meskipun
banyak tugas-tugas yang lain yang juga menjadi tanggung jawab auditor di waktu
yang bersamaan.
audit judgment
tugas ataupun pekerjaannya sesuai dengan standar yang berlaku dan memberikan
hasil yang terbaik. Begitu pun dengan makna dari sikap profesionalisme dimana
seorang auditor akan bekerja secara maksimal untuk mencapai tujuan profesinya.
Maka dari itu, ketika seorang auditor yang belum memiliki cukup pengalaman
akan tetap memberikan judgment yang akurat karena diiringi dengan rasa
15
profesionalisme yang ada pada dirinya. Begitupun dengan auditor yang sudah
lama bekerja di bidang audit yang dinilai sudah memiliki pengalaman dalam
SIMPULAN
profesionalisme yang tinggi memiliki loyalitas yang tinggi terhadap profesinya yang
membuat auditor tersebut akan memberikan yang terbaik untuk citra profesi audit
di masyarakat. Saran yang diajukan oleh peneliti adalah auditor harus memiliki
penelitian di waktu low season serta menentukan kriteria sampel agar lebih
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvins A.; Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2011. Auditing dan Jasa
Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.
Ariyantini, Kadek Evi; Edy Sujana, dan Nyoman Ari S. Darmawan. 2014. Pengaruh
Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas terhadap
Audit Judgment (Studi Empiris Pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali). Jurnal
Akuntansi, 2(1).
Damaiyanti, Selvi Ayu. 2017. Pengaruh Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan,
Gender, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment (Studi Empiris di
Kantor Akuntan Publik se Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta).
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Drupadi, Made Julia dan I Putu Sudana. 2015. Pengaruh Keahlian Auditor,
Tekanan Ketaatan dan Independensi pada Audit Judgment. Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 12(3): 623–655.
16
Iskandar, Takiah Mohd dan Zuraidah Mohd Sanusi. 2011. Assessing The Effects of
Self-Efficacy and Task Complexity on Internal Control Audit Judgment. Asian
Academy of Management Journal of Accounting and Finance, 7(1): 29–52.
Jamilah, Siti; Zaenal Fanani, dan Grahita Chandrarin. 2007. Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment. Dalam
Simposium Nasional Akuntansi 10, Makassar, 26-28 Juli.
Muktinigtyas, Dita dan Agung Yulianto. 2016. Influence of Ethical Environment
and Task Complexity on Audit Judgment with Personality Type and Locus of
Control As Moderated Variables. Accounting Analysis Journal, 5(4): 389–396.
Nadhiroh, Siti Asih. 2010. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan, dan
Self-Efficacy terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgment
(Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang). Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Nasution, Damai dan Ralf Östermark. 2012. The Impact of Social Pressures, Locus
of Control, and Professional Commitment on Auditors’ Judgment: Indonesian
Evidence. Asian Review of Accounting, 20(2): 163–178.
Nirmala, M. Rara Virginia dan Made Yeni Latrini. 2017. Pengaruh Keahlian
Auditor, Tekanan Ketaatan, Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit
Judgment dengan Kompleksitas Tugas sebagai Pemoderasi. Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 19(1): 683–711.
Nugraha, Asa Septa dan Dhini Suryandari. 2018. The Effect of Experience to The
Accuracy of Giving Opinion with Audit Expertise, Professional Skeptisism,
Audit Judgment as Mediators. Accounting Analysis Journal, 7(1): 61–69.
Praditaningrum, Anugrah Suci. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh
terhadap Audit Judgment. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Safi’i, Tri Alfian dan Prabowo Yudho Jayanto. 2015. Analisis Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Audit Judgment. Accounting Analysis Journal, 4(4): 1-
19.
Siagian, Rida MM; Hardi, dan Al Azhar L. 2014. Faktor-faktor yang Berpengaruh
terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) RI Perwakilan Provinsi Riau). JOM FEKON, 1(2): 1–15.
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas
Audit. Dalam Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.
Sofiani, Maria M. O. Liana dan Elisa Tjondro. 2014. Pengaruh Tekanan Ketaatan,
Pengalaman Audit, dan Audit Tenure terhadap Audit Judgment. Tax &
Accounting Review, 4(1): 1–11.
Wahyudi, Hendro dan Aida Ainul Mardiyah. 2006. Pengaruh Profesionalisme
Auditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan.
Dalam Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus.
Yendrawati, Reni dan Dheane Kurnia Mukti. 2015. Pengaruh Gender, Pengalaman
Auditor, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Kemampuan Kerja, dan
Pengetahuan Auditor terhadap Audit Judgment. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan, 4(1): 1–8.
Yustrianthe, Rahmawati Hanny. 2012. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit
Judgment Auditor Pemerintah. Jurnal Dinamika Akuntansi, 4(2): 72–82.
17