You are on page 1of 2

Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan yang bertujuan untuk Melihat
perbandingan kelarutan gas CO2 dengan membuat variabel Laju alir udara,CO2 dan NaOH .
Variabel yang digunakan yaitu laju alir udara,CO2 dan NaOH masing masing 20,4,dan 2
L/m. Hal yang harus dilakukan pertama yaitu membuat larutan NaOH sebanyak 30 L dengan
NaOH 120 gram dalam 30L air menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat hingga
didapatkan normalitas NaOH yang sesungguhnya yaitu 0,098 N. Aliran berjenis counter
current dan sistem kolom berpacking, pada praktikum ini jenis absorbsinya adalah absorbsi
kimia dimana terdapat reaksi kimia yaitu pembentukan natrium karbonat dan natrium
bikarbonat : bahwa akan diperoleh senyawa Na2CO3, sebagai hasil reaksi dari NaOH dan
CO2.

2NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O


Sampel diambil masing masing 50 ml ditempatkan di dua erlenmeyer untuk titrasi pertama
digunakan indikator pp dan mo dengan Hcl yang berfungsi untuk menetralisir NaOH dan
pada waktu yang sama mengkonversi sodium bikarbonat menjadi bikarbonat .Volume HCl
yang dibutuhkan (T1) adalah jumlah HCl yang dibutuhkan untuk menetralkan NaOH.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Larutan yang telah ditambahkan MO berwarna orange, selanjutnya saat mencapai
kesetimbangan akibat titrasi akan mengalami perubahan warna menjadi pink keunguan.
Persamaan reaksi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + HCl → NaCl + H2CO3
Volum HCl yang dibutuhkan adalah T2. Maka, T2-T1 adalah volum HCl yang digunakan
untuk mengubah NaHCO3 menjadi H2CO3. Untuk yang kedua digunakan Bacl2 untuk
mentitrasi yang berfungsi untuk mengetahui kandungan CO2 yang tersisa. total konsentrasi
karbonat dapat digunakan mengidentifikasi CO2. Hasil dari titrasi 1 yaitu T1 dan T2
selanjutnya digunakan untuk menentukan jumlah Bacl2 yang harus ditambahkan.
Titrasi tahap kedua dilakukan setelah sampel ditambahkan BaCl2.
Na2CO3 + BaCl2 → BaCO3 + 2NaCl
Titrasi dilakukan dengan menggunakan HCl, sesuai dengan persamaan reaksi berikut.
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Dari titrasi ini, diperoleh volum HCl (T3) untuk menunjukkan konsentrasi NaOH sisa yang
tidak bereaksi membentuk Na2CO3. Hal hal yang harus diperhatikan antara lain interval
waktu yang tidak boleh terlalu panjang karena data yang dihasilkan tidak akan valid karena
larutan akan jenuh sebelum waktu yang diinginkan Dan juga pada saat pengambilan sampel
dibutuhkan ketelitian dan ketepatan waktu.
Kesimpulan
1. Jumlah karbon dioksida yang terabsorbsi dapat dihitung secara matematis dengan
mengurangkan CO2 inlet dengan CO2 outlet.
2. CO2 adalah gas yang bersifat asam sehingga laju absorbsi CO2 oleh air dapat dilihat
dengan banyaknya NaOH yang digunakan untuk mentitrasi sampel
Daftar pustaka
 Jobsheet praktikum otk-2 politeknik negeri malang
 Gozan, Misri, Absorpsi, Leaching dan Ekstraksi pada Industri Kimia. UI Press :
Jakarta. 2006
 Treyball, Robert. Mass Transfer Operation. McGraw-Hill : Malaysia. 1981
 Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. 1995. Petunjuk Praktikum Proses dan
Operasi Teknik II. Depok:

MALANG,20 MARET 2019

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Heny Dewanjani ST.MT

You might also like