Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Wilayah pantai secara fisik merupakan pertemuan daratan dengan laut. Wilayah ini
merupakan salah satu sumber kekayaan alam, dimana potensi kawasan pantai sebagai
tempat pendaratan ikan, pariwisata, potensi flora dan fauna kawasan pantai
merupakan aset bernilai tinggi jika dikelola dengan baik merupakan sumber devisa.
Garis pantai secara alamiah akan bergerak mencari keseimbangan dengan
menyesuaikan diri terhadap gaya yang bekerja terhadapnya. Pergerakan ini
dipengaruhi oleh angin, gelombang, arus, bentuk garis pantai dan dasar laut serta
inflow sedimen dari daratan melalui sungai yang bermuara ke pantai.
Salah satu penyebab kerusakan pantai adalah adanya gelombang dan arus air laut
yang menghantam pantai dengan sudut dan kecepatan tertentu, sehingga terjadi
abrasi di pantai, di samping itu adanya suplai sedimen yang tidak seimbang di
beberapa tempat / lokasi. Ketidakseimbangan transport sedimen bisa juga akibat
penanganan pantai di waktu lalu yang kurang tepat dengan kondisi angin, arus dan
gelombang yang terjadi beberapa tahun ini. Pemanfaatan ruang pantai yang kurang
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan juga bisa mengakibatkan energi
gelombang yang sampai ke pantai masih cukup besar dan menyebabkan terjadinya
abrasi. Sementara itu pasokan sedimen dari sungai - sungai yang bermuara di
wilayah tersebut juga berkurang akibat penambangan pasir, di lain pihak kerusakan
DAS pada bagian hulu sungai sehingga erosi lahan meningkat dan terjadi
pengendapan sedimen di muara - muara sungai.
Saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Malang sedang gencar mengembangkan
pariwisata di wilayahnya, dimana pengembangan obyek wisata pantai menjadi salah
satu andalan, sehingga obyek wisata pantai yang baru pun mulai bermunculan.
Pengembangan wisata ini berdampak positif bagi perekonomian masyarakat di
sekitar pantai, tapi di sisi lain dikhawatirkan terjadi kerusakan pantai jika terjadi
eksploitasi yang berlebihan tanpa adanya rencana pencegahan, pengendalian dan
pengelolaan wilayah pesisir pantai. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk
mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh daya rusak air.
Memperhatikan hal tersebut, untuk mencegah terjadinya kerusakan pada wilayah
pesisir pantai dan menjaga keberlangsungan obyek wisata pantai, maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air
melaksanakan kegiatan Studi Identifikasi Pantai Kritis di Kabupaten Malang.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan Studi Identifikasi Pantai Kritis di Kabupaten Malang ini adalah
untuk mengidentifikasi kerusakan pantai dengan melakukan pengamatan visual,
wawancara dengan penduduk disekitar lokasi, serta pengukuran parameter -
parameter penyebab kerusakan pantai.
Tujuan kegiatan Studi Identifikasi Pantai Kritis di Kabupaten Malang ini adalah
tersedianya data kerusakan pantai yang informatif, data - data parameter penyebab
kerusakan pantai, serta kajian kondisi kerusakan pantai, yang nantinya hasil dari
studi tersebut dapat dijadikan acuan dalam rencana penanganan selanjutnya terhadap
pantai kritis.
1.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Studi Identifikasi Pantai Kritis di
Kabupaten Malang adalah dapat teridentifikasi dan dipahaminya permasalahan dan
penyebab kerusakan pantai, dan teranalisisnya beberapa alternatif langkah
pemecahannya dan tersajinya database kerusakan pantai yang informatif, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pencegahan dan penanganan kerusakan
pantai serta pengelolaan pesisir pantai selanjutnya.
Jumla
No
Jenis h Keterangan
.
(buku)
Paling lambat 15 hari sejak
1 Laporan Pendahuluan 5
SPMK
Paling lambat 45 hari sejak
2 Konsep Laporan Akhir 5
SPMK
Paling lambat 45 hari sejak
3 Laporan Akhir 10
SPMK
Paling lambat 45 hari sejak
4 Laporan Ringkas 10
SPMK
Paling lambat 45 hari sejak
5 Dokumentasi 1
SPMK