Professional Documents
Culture Documents
POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA
MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU
ABSTRACT
Food patterns of under five years old in poor families consume staple food such as rice,
side dishes, vegetables and fruits are very limited. This study aimed to determine food patterns,
nutrition adequacy and nutritional status of children in poor families.
The research was a descriptive survey, cross-sectional design. Sample in this study
consisted of 65 children taken from 196 children. Respondents in this study were mothers of
children under five. Collecting data on family characteristics obtained through interviews using
a questionnaire, toddler food consumption data obtained through food recall and food frequency
data using scales weight toddlers underfoot and data using microtoise toddler height.
The results showed that the diet of children under five according to the type of food
consumed staple is rice, side dishes are consumed eggs, and tempeh, vegetables are often
consumed are spinach, and fruits consumed is papaya. Generally good level of energy
consumption by 53,8%, good protein consumption level of 100%, and the rate of consumption of
good fats 46,2%. Nutritional status (BB/U) are good at 92,3%, nutritional status (TB/U) are
normal at 66,2% and nutritional status (BB/TB) are normal at 92,3%.
Suggestions of this study was to local health officials are expected to focus more on
education, especially for mothers of children under five in improving nutrition in particular on
the provision of food within the household level which is very important to support improved
nutrition of children under five.
Keywords: food pattern, nutrition adequacy, nutritional status, children under five years old,
poor families
Tabel 4. Distribusi Jenis dan Frekuensi Bahan Makanan Balita di Kelurahan Kenangan Baru
Frekuensi
Jumlah
Jenis Makanan 1-3 x/hr 4-6 x/mgg 1-3 x/mgg 1 x/bulan
n % n % N % n % n %
Makanan Sumber Energi
Nasi 65 100 0 0 0 0 0 0 65 100
Makanan Sumber Protein
Ikan 6 9,23 34 52,30 25 38,46 0 0 65 100
Daging Ayam 5 7,69 24 36,92 28 43,07 8 12,30 65 100
Daging Sapi 0 0 5 7,69 18 27,69 42 64,61 65 100
Telur 8 12,30 48 73,84 9 13,84 0 0 65 100
Tahu 5 7,69 36 55,38 24 36,92 0 0 65 100
Tempe 7 10,76 42 64,61 16 24,61 0 0 65 100
Sayur-Sayuran
Bayam 10 15,38 17 26,15 38 58,46 0 0 65 100
Tauge 4 6,15 23 35,38 38 58,46 0 0 65 100
Kol/Wortel/Buncis 3 4,61 28 43,07 29 44,61 5 7,69 65 100
Kentang 3 4,61 23 35,38 31 47,69 8 12,30 65 100
Kacang Panjang 4 6,15 27 41,53 31 47,69 3 4,61 65 100
Daun Ubi 7 10,76 22 33,84 33 50,76 3 4,61 65 100
Kangkung 10 15,38 16 24,61 38 58,46 1 1,53 65 100
Buah-Buahan
Pisang 4 6,15 36 55,38 25 38,46 0 0 65 100
Pepaya 5 7,69 22 33,84 23 35,38 15 23,07 65 100
Jeruk 1 1,53 8 12,30 18 27,69 38 58,46 65 100
Rambutan 0 0 5 7,69 29 44,61 31 47,69 65 100
Buah-buahan lain 3 4,61 12 18,46 28 43,07 22 33,84 65 100
Susu 32 49,23 21 32,30 12 18,46 0 0 65 100
Jajanan
Kerupuk 2 3,07 9 13,84 40 61,53 14 21,53 65 100
Biskuit/Roti 5 16,92 15 23,07 30 46,15 15 21,53 65 100
Chiki dan lain-lain 4 6,15 15 23,07 38 58,46 8 12,30 65 100
Tabel 7. Distribusi Status Gizi (BB/U) Berdasarkan Pola Makan di Kelurahan Kenangan Baru
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa sehingga diasumsikan ibu kurang mengetahui
sebagian besar balita pada status gizi baik pola pemberian makanan yang seharusnya
memiliki pola makan lengkap sebesar 100%. diberikan kepada balitanya. Kartika (2002)
Balita pada status gizi kurang memiliki pola menjelaskan bahwa perilaku pemberian
makan tidak lengkap sebesar 13,5%. makanan berhubungan secara bermakna
Balita yang memiliki pola makan yang dengan tingkat pendidikan ibu dan status gizi
tidak lengkap ditemukan pada ibu dengan anak.
tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP
6
Tabel 8. Distribusi Status Gizi (TB/U) Berdasarkan Pola Makan di Kelurahan Kenangan Baru
Tabel 9. Distribusi Status Gizi (BB/TB) Berdasarkan Pola Makan di Kelurahan Kenangan Baru
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa antara pola makan dengan status gizi pada
sebagian besar balita pada status gizi normal balita di Semarang. Semakin baik pola makan
memiliki pola makan lengkap sebesar 100%. yang diterapkan orang tua pada anak maka
Balita pada status gizi kurus memiliki pola semakin meningkat status gizi anak tersebut.
makan tidak lengkap sebesar 13,5%. Sebaliknya, status gizi berkurang apabila
Berdasarkan hasil penelitian Wello orang tua menerapkan pola makan yang salah
(2008), yang mengatakan bahwa ada hubungan pada anak.
Tabel 10. Distribusi Status Gizi (BB/U) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Zat Gizi
Dalam hal status gizi (BB/U) diperoleh bahwa sebagian besar balita
berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi, memiliki status gizi baik pada tingkat
7
konsumsi energi baik sebesar 100%, tingkat sebagai indikator keadaan gizi seseorang,
konsumsi protein baik sebesar 92,3% dan masalah gizi pada anak balita sering terjadi
tingkat konsumsi lemak baik sebesar 100%. oleh karena tidak tersedianya zat-zat gizi
Menurut Hardinsyah (2012), bahwa dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
tingkat konsumsi secara tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan zat gizinya.
Tabel 11. Distribusi Status Gizi (TB/U) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Zat Gizi
Dalam hal status gizi (TB/U) konsumsi energi baik sebesar 100%, tingkat
berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi, konsumsi protein baik sebesar 66,2%, dan
diperoleh bahwa sebagian besar balita tingkat konsumsi lemak baik sebesar 100%.
memiliki status gizi normal pada tingkat
Tabel 12. Distribusi Status Gizi (BB/TB) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Zat Gizi
Dalam hal status gizi (BB/TB) kecukupan energi dan protein dengan status
berdasarkan tingkat konsumsi zat gizi, gizi anak balita, baik indeks BB/U, TB/U
diperoleh bahwa sebagian besar balita maupun BB/TB. Hal ini dikarenakan metode
memiliki status gizi normal pada tingkat food recall yang digunakan untuk menentukan
konsumsi energi baik sebesar 100%, tingkat tingkat kecukupan pangan tidak cukup
konsumsi protein baik sebesar 92,3%, dan menggambarkan status gizi anak balita,
tingkat konsumsi lemak baik sebesar 100%. karena hanya dilakukan selama dua hari.
Berdasarkan penelitian Fauziah (2009) Selain itu, status gizi tidak hanya berhubungan
tentang hubungan antara tingkat konsumsi oleh konsumsi pangan tapi juga dengan
pangan dengan status gizi balita menyatakan infeksi yang diderita anak balita.
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
8
4. Status gizi baik memiliki pola makan yang Realita., 2010. Hubungan Antara Pola
lengkap dan konsumsi zat gizi pada Makan dengan Perubahan Berat
kategori baik sedangkan status gizi kurang Badan. STIKES Kendal : Kendal.
memiliki pola makan yang tidak lengkap
dan konsumsi zat gizi pada kategori kurang. Sediaoetama A.D., 2008. Ilmu Gizi. PT. Dian
Rakyat : Jakarta.
SARAN
Suhardjo., 2003. Perencanaan Pangan dan
Kepada petugas kesehatan setempat Gizi. Bumi Aksara : Jakarta.
diharapkan lebih memfokuskan penyuluhan
terutama bagi ibu yang memiliki anak balita Wello., 2008. Hubungan Pola Makan
dalam upaya peningkatan gizi khususnya Dengan Status Gizi Balita Di
tentang penyediaan makanan dalam tingkat Kelurahan Pedalangan
rumah tangga yang sangat penting untuk Kecamatan Banyumanik Kota
mendukung perbaikan gizi anak balita. Semarang. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran :
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani M, Wirjatmadi B., 2014. Gizi dan
Kesehatan Balita. Cetakan pertama,
Kencana Prenada Media Group :
Jakarta.