Professional Documents
Culture Documents
ANC
A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode antepartum. (Helen Varney, 2007 ; 492)
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari :
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010 ; 84)
Kehamilan normal adalah dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan kehamilan
280 hari ( 40 minggu ) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono,
2007;84)
2. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan
sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya
bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya
satu terlihat mampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru
(XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5
hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas.
Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput
lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi).
Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok.
Jaringan ini mengandung banyak cairan. (Marjati,dkk.2010 ; 37)
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada
didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
Seringkali disebut masa organogenesis/ masa pembentukan organ.
c. Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
1) Minggu ke 12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi
tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat
refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan
jenis kelaminnya.
2) Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit sangat
transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak
terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.
3) Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah
nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh
sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak
telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin
dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi
dan sebanyak 7 – 17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
4) Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan
vernix kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon
rangsangan.
5) Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan
baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan
menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
6) Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat
karena lemak disimpan disana, testis terus turun.
7) Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih
tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum
pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas
pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus
sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.
8) Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi
keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan
lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus
mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
(Marjati,dkk, 2010; 39)
2. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat
kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar
sehingga belum terlalu dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara
lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan
janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang
diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
3. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalu – kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa
saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga apakah
bayi mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan
sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka. (Marjati dkk, 2010 ; 68 –
69
a) Cara meringankan
(1) Makan porsi kecil, sering bahkan setiap dua jam
(2) Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat
tidur dipagi hari
(3) Jangan menyikat gigi segera setelah makan untuk menghindari
stimulasi refleks gag.
(4) Istirahat
(5) Gunakan obat – obatan
(6) Tanda bahaya : hiperemesis gravidarum, kehilangan berat badan,
tanda – tanda kurang gizi
5) Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada
saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema
pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus
dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
a) Hindari menggunakan pakaian ketat
b) Elevasi kaki secara teratur setiap hari
c) Posisi menghadap kesamping saat berbaring
d) Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan
vena-vena panggul
Cara penanganan :
a) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh
b) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung untuk menjalankan fungsinya
c) Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
d) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
7) Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos
usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
a) Asupan cairan yang adekuat
b) Istirahat cukup
c) Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik
d) Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
e) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
f) Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur
tubuh yang bai, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen
bagian bawah secara teratur
8) Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio
dan fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembulu darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati
foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
Cara penanganan :
a) Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
(dorsofleksikan kakinya)
b) Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan
mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah
c) Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
d) Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
e) Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu amil akan menurun pada trimester I dan
trimester III sedagkan pada trimester II gairah ibu akan kembali.
f) Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ad resiko
cidera bagi ibu/ janin. Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya
dengan berjalan-berjalan. Hindari gerakan melonjak,
meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
h) Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
d) Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki nanak hal ini
bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnyaq beradaptasi dan
menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan
mereka yang baru.
(Bobak,2004 : 279-289)
2) Pemeriksaan Fisik
a) Pengeluaran kolostrum
b) Perubahan warna pada payudara
c) Pembesaran pada abdomen
d) Teraba garis janin
e) Ballotement
f) Gerakan janin
g) Bunyi jantung janin
3) Pemeriksaan Pelvis
a) Pembesaran uterus
b) Perubahan bentuk uterus
c) Tanda piskacek
d) Tanda hegar
e) Tanda goodell
f) Teraba kontraksi baxton hicks
g) Tanda chadwick
I II III IV
Kelompok Masalah/Faktor Resiko SKOR TRIBULAN
Faktor No Skor Awal Ibu Hamil 2
I II III.1 III.2
Resiko
1 Terlalu Muda Hamil I < 16 4
tahun
2 Terlalu Tua Hamil I >35 tahun 4
Terlalu Lambat Hamil I,
kawin > 4 tahun
3 Terlalu lama hamil lagi (>10 4
tahun)
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2 4
tahun)
5 Terlalu banyak anak, 4 atau 4
lebih
6 Terlalu tua umur > 35 tahun 4
7 Terlalu pendek < 145 cm 4
8 Pernah gagal hamil 4
9 Pernah melahirkan dengan
a. Tarikan tang/vakum 4
b. Uri dirogoh 4
c. Diberi Infus/tranfusi 4
10 Pernah Sectio caesarea 4
11 Penyakit pada ibu hamil
a. Kurang darah 4
b. Malaria
c. TBC paru 4
d. Payah jantung
e. Kencing manis 4
f. PMS
12 Bengkak pada muka/tungkai 4
dan tekanan darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air 4
(hydramnion)
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
19 Pendarahan dalam kehamilan 8
ini
20 Preeklampsi berat/ kejang – 8
kejang
(Buku KIA, 2009)
2) Umur
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur
wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada
wanita usia reproduksi (20-35 tahun)(Ari S,2009:99)
3) Agama
Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan saat
hamil dan bersalin
4) Pendidikan
Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai
pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam
kualitas perawatan bayinya. (Ari S, 2009;104)
5) Pekerjaan
Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan bahwa ibu
yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik daripada ibu yang
tidak bekerja (Ari S,2009;105)
6) Alamat
Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang
kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika diperlukan.
(marjati,dkk:2010:87)
7) Penghasilan
Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu – waktu
ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan
psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104)
b. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan
ulang ataupun ada keluhan.(Ari S,2009;167)
c. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada saat
hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II dan III),
Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III), Kram kaki (TM II dan
III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri ligamentum rotundum (TM II dan III),
Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah (TM I), sakit punggung (II dan
III)
(Ari S, 2009; 123 - 127)
d. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya.
Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat
berakibat serius bagi ibu.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan
selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi
memerlukan pengobatan dan dapat menimbulkan efek samping pada janin.
Komplikasi media utama seperti DM, jantung memerlukan keterlibatan dan
dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh
pada kehamilan antara lain:
3) Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik
dan emosi ibu harus diperhatikan
(Wheeler,2004; 37)
g. Riwayat haid.
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi / kandungan,
meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita indonesia umumnya
sekitar 12 – 16 tahun) (Ari S,2009;157), lamanya(frekuensi haid bervariasi 7
hari atau lebih), siklus haid ( lebih awal atau lebih lambat dari siklus normal
28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu penetapan tanggal perkiraan
kelahiran) (Wheeler, 2004; 36), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan
dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan atau
jumlah darah yang banyak)(Ari S, 2009;157)
h. Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah dan
berapa lama menikah. (Marjati dkk, 2010;126). Jika hamil diluar nikah dan
kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat
membenci kehamilannya. (Ari S,2009;101)
i. Riwayat kehamilan sekarang.
1) Trimester I
Berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan, ANC dimana
dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta
KIE yang didapat.
2) Trimester II
Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda,
obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau belum
merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan janin(gerakan
pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat. (marjati dkk,2010;
81)
3) Trimester III
Berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda,
obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
(Marjati dkk, 2010;126)
j. Riwayat KB
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB
jenis apa, sudah berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana
penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah
kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.
k. Pola kebiasaan sehari-hari.
1) Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir
membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata –rata 3,5 mg/hari, fosfor
2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3xmakan dengan
komposisi 1 entong nasi, satu entong nasi, satu potong
daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan
buah. (Ari S,2009; 63)
2) Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam
untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu
hamil:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang + 1-2 jam/hari
3) Pola eliminasi
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak
ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing.
4) Pola Aktifitas
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah
dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil
utamanya trimester I dan II membuuhkan bantuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas
akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya
perdarahan dan abortus.
5) Pola seksual
a) Trimester I
Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus
b) Trimester II
Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang mulai
membesar.
c) Trimester III
Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan
ketuban pecah dini dan persalinan prematur.(Bobak,2004;135)
l. Riwayat Psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi
tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan. Bagaimana
dukungan keluarga.(Bobak,2004;135) adanya respon positif dari keluarga
terhadap kehamilannya akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam
menerima perannya (Ari S,1009;173)
m. Pola Seksual
Gairah seksual menurun pada awal – awal kehamilan, kemudian meningkat
pada trimester kedua karena ibu sudah dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan tubuhnya. (Helen Varney,2006;37)
2. Data Obyektif.
a. Pemeriksaan Umum.
1) K/U
Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara
keseluruhan (Ari S,2009;174)
2) Kesadaran
Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174)
3) TD
Tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan
diastole maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg.
(Patricia,2005; 759). Pada ibu hamil tekanan darah menurun hingga
pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10 mmHg
sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin (Helen
Varney,2007;499)
4) Nadi
N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit. (Ari S,2009:61)
5) Suhu
Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu tubuh hamil > 37,5
C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
6) RR
Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759)
Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak
terpengaruh selama kehamilan berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil
akan bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya
(manuaba,1998:109)
7) BB
X Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69)
8) TB
< dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan
panggul) (manuaba,1998;134)
9) Lila
> 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Rambut
Bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
2) Muka
Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi
ibu, kesakitan atau meringis.
3) Mata
Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai
ibu mengidap hepatitis
4) Hidung
Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
5) Mulut&gigi
Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan tanda
ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan
kalsium.
6) Leher
Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis/tidak
7) Dada
Bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae
tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan
perawatan payudara untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
8) Genetalia
Bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
9) Ekstremitas
Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya
hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki
sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk,
2006;96)
b. Palpasi.
1) Tujuan
a) untuk mengetahui umur kehamilan
b) Untuk mengetahui bagian bagian janin
c) Untuk mengetahui letak janin
d) Janin tunggal atau tidak
e) Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
f) Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
g) Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
2) Letak palpasi
a) Kepala
adakah benjolan abnormal
b) Leher
Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh
pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah
tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal jantung. Tidak tampak
pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran
prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran. Tidak tampak
pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai
penyakit misal TBC, radang akut dikepala
c) Dada
Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara
dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia
kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
d) Abdomen
(1) Leopold I
Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian
yang teraba di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
(a) Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
(b) 12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
(c) 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
(d) 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
(e) 24 minggu TFU setinggi pusat
(f) 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
(g) 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
(h) 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
(i) 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
(j) Tanda kepala : keras, bundar, melenting
(k) Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
(2) Leopold II
Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan
menentukan letak kepala pada ketak lintang
(3) Leopold III
Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah
sudah masuk PAP atau belum.
(4) Leopold IV
Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
(5) Ekstremitas
Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.
c. Auskultasi
1) Tujuan
a) Menentukan hamil atau tidak
b) Anak hidup atau mati
c) Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi
anak tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan
perbedaan 10 detik.
2) Dada
Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC yang
dapat memperberat kehamilan.
3) Abdomen
DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
4) Perkusi
Reflek patella : Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi – kondisi
1) Diperlukan tanda pasti hamil
2) Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
3) Mencari sebab dari hidraamnion
4) Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010;95-97)
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah.
1. Diagnosa
G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine, keadaa ibu
dan janin baik dengan kehamilan normal
a) Ds : ibu mengatakn ini kehamilan ke....Usia kehamilan....HPHT....
b) Do : kesadaran : composmentis/letargis/koma
TD : 90/60-120/80 mmHg
Nadi : 60-96x/menit
RR : 12-20x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 C
TB : ..
BB hamil : ...
TP : ...
LILA : cm
Leopold I : ...
Leopold II : ...
Leopold III : ...
Leopold IV : ...
c) Masalah
1) Keputihan
(a) Ds
Ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih
dari alat kelamin sangat banyak
(b) Do
Pada pemeriksaan genitalia tampak
keputihan yang banyak
Celana dalam ibu basah karena keputihan
tersebut
2) Konstipasi (sembelit)
(a) Ds
ibu mengatakan sulit BAB
(b) Do
pada palpasi teraba skibala
III. Intervensi
1. Diangnosa : G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine,
keadaa ibu dan janin baik dengan kehamilan normal
Tujuan : - Kehamilan berjalan normal tanpa komplikasi
- Keadaa nibu dan janin baik
Dx : kesadaran : baik
TD : 90/60-120/80 mmHg
Nadi : 80-90x/menit
RR : 16-24x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 C
Lila : ...
TFU : Sesuai usia kehamilan
DJJ : 120 – 160x/menit
IV. Intevensi.
1. Beri informasi pada ibu tentang kondisi ibu dan janin
R: mengidentifikasi kebutuhan atau masalah ibu hamil tentang kondisinya
dan janin sehingga lebih kooperatif dalam menerima asuhan
2. Berikan konseling tentang perubahan fisiologis pada trimester II
R : adanya respon positif dari ibu terhadap perubahan – perubahan yang
terjadi dapat mengurangi kecemasan dan dapat beradaptasi dengan
perubahan – perubahan yang terjadi.
3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang
R : sebagai sumber tenaga, pembangun, pengatur, dan pelindung tubuh
yang sangat penting bagi kesehatan ibu dan janin
4. Jelaskan pada ibu tentang tanda – tanda bahaya pada trimester II seperti
perdarahan, sakit kepala yang hebat dan nyeri abdomen yang akut
R: dengan mengetahui tanda – tanda bahaya, maka ibu dapat mencari
pertolongan segera jika hal itu terjadi
5. Ajarkan ibu tentang perawatan payudara
R: perawatan payudara membantu dalam masa laktasi, seta puting susu
menonjol
6. Beritahu ibu untuk periksa kehamilan secara teratur
R: sebagai upaya dini untuk mendeteksi adanya kelainan – kelainan
kehamilan
Masalah
Keputihan
Tujuan : ibu tidak merasa terganggu dengan adanya keputihan ini
KH : keputihan berkurang dan kembalinya rasa nyaman
V. Intervensi:
1. Jelaskan pada ibu bahwa keputihan adalah hal yang fisiologis dan sering
terjadi pada ibu hamil
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga
dapat mengurangi kecemasan pada ibu
2. Anjurkan ibu untuk sering mansi, minimal 2 x sehari
R: dengan sering mandi, kebersihan genitalia ibu tetap terjaga
3. Anjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam dari bahan katun
R: penggunaan celana dalam dari bahan katun akan menyerap keringat
sehingga daerah genitalia tak lembab
4. Sarankan ibu untuk sering mengganti celana dalam
R: penggunaan celana dalam dengan adanya cairan dari alat kelamin
terlalu lama, sebagau tempat berkembangnya bakteri
Konstipasi
Tujuan : Ibu dapat mengatasi konstipasi
KH : Tidak mengalami konstipasi
Intervensi
1. Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil yang dapat menyebabkan
ibu mengalami konstipasi
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu
sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu
2. Anjurkan ibu untuk mengonsumsimakanan tinggi serat dengan menu
seimbang
R: makanan yang tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat
sehingga mempermudah penegaluaran feses
3. Anjurkan ibu untuk minum air hangat satu gelas tiap bangun pagi dan
menambah konsumsi air minum menjadi 2liter / hari (8-10 gelas/ hari)
R: minum air hangat akan merangsang peristaltik usus sehingga dapat
merangsang pengosongan kolon lebih cepat. Mengkonsumsi air yang
cukup dapat mencegah timbulnya reabsorbsi yang berlebihan. (Ari
S,2009; 123-127)
IV. Implementasi.
Implementasi mengacu intervensi.
V. Evaluasi.
Evaluasi mengacu pada implementasi
DAFTAR PUSTAKA