You are on page 1of 27

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

DI SUSUN OLEH :
DEWI NIAGARA

AKADEMI PERAWAT KESDAM II/SRIWIJAYA

RPL NON ASN TAHUN 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai

tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia dan kami ucapkan terima kasih kepada

dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Makalah ini kami susun seefisien mungkin agar dapat dipahami oleh

pembaca. Sedangkan tujuannya agar para pembaca dapat memahami cara

penulisan karya ilmiah. Kami menyusun makalah ini tentu tidak luput dari

kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu bila ada saran dan kritik kami dapat

menerima dan sekaligus dapat menambah pengetahuan kami.

Palembang, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi karya ilmiah ........................................................ 3
2.2 Jenis karya ilmiah ............................................................. 3
2.3 Kriteria ilmiah .................................................................. 4
2.4 Tahap penyusunan karya ilmiah....................................... 6
2.5 Teknik penulisan ............................................................. 14
2.6 Bentuk dan format penulisan ........................................... 15
2.7 Teknik notasi ilmiah ......................................................... 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................... 24
3.2 Saran ................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di perguruan tinggi, menulis karya ilmiah menjadi kewajiban bagi
setiap civitas academika. Hal ini karena karya ilmiah adalah manifestasi dari
penelitian yang merupakan bagian integral dari Tridharma Perguruan Tinggi.
Dengan demikian maka, lemahnya budaya menulis karya ilmiah di perguruan
tinggi adalah indikasi telah terjadi kepincangan dalam internalisasi Tridharma
Perguruan Tinggi, atau dalam terminologi lain dapat disebut belum menjadi
perguruan tinggi yang kafah. Merefleksi realitas tersebut, maka menjadi
penting untuk terus menggelorakan semangat meneliti dan menulis bagi
seluruh civitas acedemika.
Bagi mahasiswa, karya tulis ilmiah harus dijadikan masterpiece,
sehingga dalam produksinya harus memenuhi berbagai ketentuan yang agar
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena itulah maka pengetahuan
tentang teknik penulisan karya tulis ilmiah menjadi kebutuhan mendasar bagi
setiap mahasiswa. Tulisan ringkas mengenai Tata Cara Penulisan Karya
Ilmiah ini berupaya memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk dapat
mengembangkan potensinya dalam bidang penulisan karya ilmiah dengan
memberikan gambaran singkat tentang teknik penyusunan karya tulis ilmiah.
Karena keterbatasan ruang dan waktu, maka penulis tidak mengkaji teknik
penyusunan karya ilmiah secara komprehensif, namun hanya sekilas informasi
dan petunjuk teknik secara ringkas tentang tata cara penulisan karya tulis
ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah ?
2. Apa saja jenis-jenis karya ilmiah ?
3. Bagaimana langkah-langkah menulis karya ilmiah yang benar ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi karya ilmiah.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis karya ilmiah.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah menulis karya ilmiah yang benar.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Karya Ilmiah


Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang
ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan
pengetahuan orang lain
Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Jadi, bukan
sekedar pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang,
alat, bahan) yang digunakan dalam penelitian. Untuk memenuhi standar
ilmiah, sebuah karya harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah
kriteria metodologis, dalam hal ini karya ilmiah harus disusun dengan
menggunakan metodologi ilmiah.
Karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dengan
demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur
terpenting dalam penyusunan karya ilmiah.
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah
serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau
penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-
prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah
adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah.

2.2 Jenis Karya Ilmiah


Karya ilmiah mempunyai banyak jenis, tergantung pada
penggunaannya. Ada yang berupa skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian
(research report), artikel untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal atau makalah
untuk diseminarkan.

3
Dalam tulisan ini, penulis akan lebih banyak mendeskripsikan tentang
karya ilmiah jenis makalah. hal ini karena makalah adalah jenis karya ilmiah
yang paling banyak dibuat oleh mahasiswa.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan
makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya
didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang
dibahas. Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data
empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang
dibahas. Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan
pada kajian teoretis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan
masalah yang dibahas. Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama
merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan.

2.3 Kriteria Ilmiah


Karya ilmiah disusun dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. Adapun kriteria metode ilmiah adalah :
1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)
2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah
berdasarkan analisis yang logis)
4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju
pencapaian tujuan)
5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)
7. Metode ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
8. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang
tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk
pemecahan masalah.

4
9. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan
yang dibuat secara rasional berdasarkan buktibukti yang tersedia
10. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi
yang sama dengan kondisi yang sama pula.
11. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan
pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
12. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di
lapangan.
Nur Khoiri (2011) memaparkan bahwa suatu karya tulis disebut karya
tulis ilmiah jika: (1) mempermasalahkan pengetahuan ilmiah, (2) penulisannya
dijiwai oleh metode ilmiah, dan (3) memenuhi persyaratan tata cara penulisan
keilmuan. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan ilmiah
adalah bersifat dan berada pada kawasan keilmuan. Ilmu bagian dari
pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun
metode ilmiah adalah cara berfikir sistematis, logis, rasional, objektif,
berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, dan mengembangkan
pengetahuan tertentu.
Sebuah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian,
metode ilmiah digunakan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Melakukan observasi, menetapkan masalah dan tujuan
2. Menyusun hipotesis
3. Menyusun rencana penelitian
4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan
5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
6. Menganalisa dan menginterpretasikan data
7. Merumuskan kesimpulan (teori) dan saran (Nur Khoiri, 2011)

2.4 Tahap Penyusunan Karya Ilmiah


Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah
menurut Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka

5
dan Rati Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah
terdapat lima tahap, yaitu :
1. Persiapan
a. Pemilihan Topik/Masalah
Topik/Masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam memilih
topik/masalah, Arifin (2003:8) memberikan beberapa pertimbangan :
- Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar
pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah
topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita
ketika menggarapnya.
- Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.
- Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit
dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada
pengumpulan informasi yang beraneka ragam.
- Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari
topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan
kita.
- Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya,
walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah
terlalu baru bagi kita.
- Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan
kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok
masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa
buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs
web, atau undang-undang.
b. Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-
petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul
cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan
mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya
ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya

6
langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama saja
dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah
pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah,
sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah
penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya
ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah
dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan
masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja,
tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Dalam
sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub
judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas
atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama
dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).
c. Pembuatan Kerangka Karya (outline)
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah
proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-
kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.
Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan
yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik
yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan kerja, yaitu
ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan
buram. Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untu
mengembangkan karya.
Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan
judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan
judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah
yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah berikutnya
adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Kita perlu membuat
rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal dilengkapi dengan
tajuk prakata, daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika

7
ada), daftar lampiran (jika ada). Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar
belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam
bagian terakhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran,
daftar pustaka dan lampiran (jika ada).
Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif
untuk menyusun daftar isinya sendiri. Akan tetapi, paling sedikit
sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau
analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat
memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah
menjadi empat bab atau lebih.
2. Pengumpulan Data
Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui
pengamatan (observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan). Adapun
langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan data adalah :
a. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, surat
kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah
yang akan ditulis
c. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti
d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium
3. Pengorganisasian dan Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan
mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data
menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang
akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan
menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan.
Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis
dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep
karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.

8
4. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu
memeriksanya. Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan
yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan
tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan.
Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan
cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.
5. Penyajian/Pengetikan.
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi
kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur
dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang
tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur
dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
6. Sistematika Karya Ilmiah
Di atas telah dijelaskan bahwa karya ilmiah memiliki banyak
varian. Setiap varian tersebut memiliki sistematika yang berbeda. Dalam
kesempatan ini, penulis hanya akan mendeskripsikan sistematika penulisan
karya ilmiah jenis makalah. Pertimbangannya, jenis makalah merupakan
jenis karya ilmiah yang paling sering disusun oleh mahasiswa. Sehingga
diharapkan akan lebih bermanfaat secara praktis.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang
dan makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah
halamannya lebih dari 20 halaman. Secara garis besar, makalah panjang
terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian
akhir.
a. Bagian Awal
b. Halaman Sampul
c. Daftar Isi
d. Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
e. Bagian Inti
f. Pendahuluan

9
g. Latar Belakang Penulisan Makalah
h. Masalah atau Topik Bahasan
i. Tujuan Penulisan Makalah
j. Teks Utama
k. Penutup
l. Bagian Akhir
m. Daftar Rujukan
n. Lampiran (jika ada)
Setiap bagian dari sistematika di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Halaman Sampul
Dicantumkan judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya
makalah, nama penulis makalah dan tempat serta waktu penulisan
makalah. Terkait dengan pembuatan judul makalah, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
- Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik
yang diangkat.
- Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan
dalam bentuk kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri
dengan tanda titik (.).
- Judul makalah hendaknya singkat dan jelas, sebaiknya berkisar 5-
15 buah kata.
- Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui
isinya. Namun, judul makalah harus tetap mencerinkan isi
makalah.
b. Daftar Isi
Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20
halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan (1) judul
bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal
kata selain kata tugas), (2) penulisan judul bagian dan judul subbagian
dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam

10
makalah, dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan
spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.
c. Daftar Tabel dan Gambar
Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama)
dituliskan secara lengap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah,
sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan terpisah, tetapi
jika hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel
atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.
d. Bagian Inti
Ada tiga macam cara penulisan yang dapat dipakai dalam susunan
bagian inti, yaitu :
- Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab)
- Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan
dengan abjad, dan
- Penulisan tanpa menggunakan angka maupun abjad
e. Pendahuluan
Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan cara seperti
berikut :
- Setiap unsur bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai
subbagian.
- Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak
dituliskan sebagai subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya
subbagian dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai pergantian
unsur, dapat dilakukan dengan pergantian paragraf.
f. Latar Belakang
Butir-butir yang seyogyanya ada dalam latar belakang adalah hal-
hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. hal-hal dimaksud dapat
berupa paparan teoretis atau pun paparan yang bersifat praktis, tetapi
juga bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini harus
dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas

11
dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut
memang perlu dibahas.
g. Masalah atau Topik Bahasan
Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan yang
memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakupi persoalan yang
memerlukan penjelasan, deskripsi atau penegasan lebih lanjut.
Beberapa pertimbangan dalam menentukan topik adalah :
- Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis
maupun segi teoritis dan layak untuk dibahas.
- Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat
penulis.
- Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing
atau terlalu baru bagi penulis.
- Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut
memungkinkan untuk diperoleh
h. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada
apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut.
i. Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik
makalah. Isi bagian teks utama sangat bervariasi, tergantung topik
yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik,
ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan
penulisan makalah. kemampuan seserang dalam menulis bagian teks
utama makalah merupakan cerminan tinggi-rendahnya kualitas
makalah yang disusun. Penulisan bagian teks utama yang baik adalah
yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengertian mendalam dan
tuntas ini tidak selalu berarti panjang dan bertele-tele. Dalam penulisan

12
teks utama, hindarilah penggunaan kata-kata tanpa makna dan cara
penyampaian yang melingkar-lingkar. Hindarilah kata-kata seperti :
dan sebagainya, dan lain-lain (yang lain itu apa), yang sebesar-
besarnya (seberapa besarnya).
Penulisan teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan
penulisan makalah berhasil dikumpulkan. Bahan penulisan dapat
berupa bahan yang bersifat teoritis (yang diperoleh dari buku teks,
laporan penelitian, jurnal, majalah dan barang cetak lainnya) atau dapat
juga dipadukan dengan bahan yang bersifat factual-empiris (yang
terdapat dalam kehidupan nyata).
j. Penutup
Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan dan
saran (jika dipandang perlu). Bagian ini menandakan berakhirnya
makalah. Penulisan bagian penutup dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik berikut.
Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah
dilakukan, tanpa diikuti dengan simpulan. Hal ini dilakukan karena
masih belum cukup bahan untuk memberikan simpulan terhadap
masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik
kesimpulan sendiri.
Menarik simpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama
makalah. Selain itu, pada bagian ini juga dapat disertakan saran atau
rekomendari sehubungan dengan masalah yang dibahas. Saran harus
relevan dengan apa yang telah dibahas. Saran yang dibuat haris
eksplisit, kepada siapa saran ditujukan dan tindakan atau hal apa yang
disarankan.
k. Daftar Rujukan
Teknik penulisan daftar rujukan dibahas dalam materi teknik notasi
ilmiah dalam makalah ini.

13
l. Lampiran
Bagian ini berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan
dalam proses penulisan makalah. Bagian ini hendaknya juga bernomor
halaman.

2.5 Teknik Penulisan


Materi tentang teknik penulisan karya ilmiah dalam tulisan ini
mengacu pada pedoman penulisan skripsi bagi mahasiswa S.1 INISNU Jepara
tahun 2007. Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah
sebagai berikut :
- Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan; dan jika di pandang mampu maka dapat menggunakan
Bahasa Arab dan atau Bahasa Inggris
- Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan
langsung pada persoalan yang dibicarakan;
- Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf
miring (italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop
out (drop out), gugur gunung (gugur gunung);
- Untuk menghindari subyektivitas, penulisan karya ilmiah tidak
diperbolehkan menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam
kata pengantar;
- Penulisan ayat al-Quran dan teks al-Hadist sesuai dengan aslinya,
memperhatikan tanda-tanda baca yang tertera, disertai syakalnya dengan
menggunakan mushaf Utsmâni serta menyebutkan nama surat dan nomor
ayat untuk teks al-Quran dan nama perawi untuk teks al-Hadist.

2.6 Bentuk dan Format Penulisan


Berdasarkan pengalaman penulis, setiap literatur memberikan
ketentuan yang berdeda-beda tentang bentuk dan format penulisan karya
ilmiah, tergantung pada siapa atau instansi apa yang menerbitkan ketentuan

14
tersebut. Namun, secara umum bentuk dan format penulisan karya ilmiah
adalah sebagai berikut :
a. Naskah diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan
ukuran/font 12 dan line spacing 1,5;
b. Karya ilmiah berbahasa Arab menggunakan font Traditional Arabic
dengan huruf ukuran 18;
c. Kertas yang dipergunakan untuk penulisan karya ilmiah adalah Kuarto
(A4) ukuran 21 x 29,7 cm berat 70 – 80 gsm;
d. Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, sedangkan untuk
karya ilmiah yang ditulis dengan Bahasa Arab maka margin kanan dan
atas 4 cm, kiri dan bawah 3 cm;
e. Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak
bolak balik) diketik dengan spasi ganda, sedangkan karya ilmiah
berbahasa Arab dengan jarak 1 spasi;
f. Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri bagi karya
ilmiah yang berhuruf latin atau dari margin kanan bagi skripsi yang
berhuruf Arab;
g. Judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran
huruf dengan memperhatikan estetika penulisan.
h. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab
ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital, demikian juga
anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan
memperhatikan estetika penulisan;
i. Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir halaman
menggunakan angka arab (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan
atas, kecuali nomor halaman bab baru yang diletakkan di tengah bagian
bawah, sub judul ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf
kapital kecuali kata penghubung/sambung, demikian juga anak sub judul
atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan
estetika penulisan, sedangkan pada halaman judul sampai halaman daftar

15
isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang
diletakkan di tengah bagian bawah;
j. Penomoran tabel atau gambar diberi nomor urut dengan angka arab (Tabel
1., Tabel 2., dst.);
k. Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-
turut sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab
berikutnya;
l. Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 2 halaman, ditulis dalam Bahasa
Indonesia.

2.7 Teknik Notasi Ilmiah.


a. Kutipan
- Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu :
 Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli
yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya.
Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman.
Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting
saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas. Kutipan
langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam
teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan
diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini
dimaksudkan jika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan
memudahkan pembaca. Kutipan yang lebih dari empat baris,
diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak
dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan
terjemah al-Qur’an dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1
spasi meskipun kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan
tidak menyebut kata Artinya;
 Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya
mengambil isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam
kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik,

16
ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber
pengambilannya;
- Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya;
- Kutipan dalam karya ilmiah diantaranya harus mencakup minimal satu
sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa
Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus;
- Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber
primer).
- Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan
situs dan menunjukkan print-outnya.
b. Catatan Kaki (footnote)
1) Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang
menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu
hal yang diuraikan dalam teks;
2) Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang berisi komentar
atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks;
3) Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai langsung dari margin kiri
untuk tulisan latin dan margin kanan untuk tulisan Arab, dimulai pada
ketukan kelima di bawah garis catatan kaki;
4) Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1
sampai habis, dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab baru;
5) Cara penulisannya secara berurutan: nama pengarang (tanpa gelar dan
tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf kapital setiap
awal kata kecuali kata tugas, koma, jilid/juz, koma, kurung buka
kemudian tempat/kota penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun
terbit kemudian kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, dan nomor
halaman diakhiri dengan titik;
6) Judul buku dengan huruf miring (italic), kecuali berbahasa Arab maka
ditulis dengan huruf tebal (bold) dan halaman (‫ ) صفحة‬bisa disingkat
dengan hlm. atau ‫ص‬. (dalam bahasa Arab).

17
7) Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka kedua
nama itu ditulis. Apabila lebih dari dua orang hanya disebutkan nama
pengarang yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan singkatan
et. al. ditulis dengan huruf miring (italic) atau dkk., atau ‫( واخرون‬dalam
bahasa Arab). Contoh: Djaali, Pudji Mulyono dan Ramly, Pengukuran
dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta,
2000.
Penulisan dalam footnote sebagai berikut :
Djaali, et. al., Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PPS
Universitas Negeri Jakarta, 2000), hlm. 10.
8) Kumpulan karangan yang dirangkum oleh editor, yang dianggap
pengarangnya atau yang dicantumkan dalam catatan kaki nama editor
saja. Caranya dibelakang nama editor itu dicantumkan “(ed.)” dengan
italic (ed.). Bila editornya lebih dari satu maka diberi tambahan “s”
(eds.), sedangkan untuk bahasa Arab ditulis dengan
‫تحقيق‬. Contohnya:
3Mastuhu (ed.), Penelitian Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), hlm. 125.
4Harun Nasution dan Azyumadi Azra (eds.), Perkembangan
Modern dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm.
125.
9) Apabila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang sama
maka cukup dengan “Ibid.” (dicetak miring) atau ‫( جع الر وفس‬dicetak
tebal dalam bahasa Arab) tanpa menyebutkan halamannya lagi. Ibid.
singkatan dari Ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Sedangkan
bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang berbeda,
maka dalam catatan kaki ditulis: Ibid., lalu disebutkan halamannya,
contoh:
Sutrisno (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001), hlm. 20,
Ibid. (bila mengutip halaman yang sama).

18
Ibid., hlm. 30. (bila mengutip pada halaman yang berbeda).
10) Apabila buku itu berjilid dan yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila
ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama
pengarang dan nomor jilidnya. Contoh :
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta:
UI Press, 1973), Cet. 3, hlm. 25.
Ibid., Jilid 2, hlm. 40.
Harun Nasution, op.cit., Jilid I, hlm.36
11) Kutipan yang berasal dari buku yang berbentuk bunga rampai (antologi)
atau kumpulan tulisan dari beberapa penulis, cara penulisannya sebagai
berikut: nama penulis, koma, tanda petik (“), judul tulisan, tanpa petik (“),
koma, dalam, nama editor, koma, judul buku, (italic), koma, kurung buka,
tempat terbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup,
koma, dan halaman. Contoh:
Abdurrohma Masud, “Pendidikan Islam Kontemporer: Problem Utama,
Tantangan dan Prospek”, dalam Ismail (eds.), Paradigma Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 278.
12) Kutipan yang berasal dari majalah ditulis sebagai berikut : nama penulis,
koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama majalah ditulis
italic, koma, volume, koma, nomor edisi, koma, bulan, koma, tahun terbit,
koma dan nomor halaman.
Contoh:
Novel Ali, “Kejahatan Sebagai Akibat Lumpuhnya Pendidikan Moral”,
Panji Masyarakat, XXXV, 789, April, 1994, hlm. 66.
13) Kutipan yang berasal dari surat kabar cara penulisannya sebagai berikut:
nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama
surat kabar ditulis miring, koma, tempat terbit, koma, tanggal, bulan dan
tahun terbit, koma, diakhiri dengan nomor halaman sesuai sumbernya.
Contoh:
Abdurrohman Said, “Pendidikan Agama setengah Hati”, Suara Merdeka,
Semarang, 4 Juli 2003, hlm. VI.

19
14) Kutipan yang berasal dari karya ilimiah yang tidak / belum diterbitkan,
cara penulisannya: nama pengarang, koma, judul karangan ilmiah
dengan diapit tanda petik (“---“), koma, disebutkan skripsi, tesis atau
disertasi, koma, kurung buka, nama kota penyimpanan, titik dua, nama
tempat penyimpanan, koma, tahun penulisan, koma, kurung tutup,
koma, nomor halaman, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat
dengan “t.d.”sedangkan untuk Bahasa Arab ditulis dengan ‫ط عخطو‬
contoh:
Nasirudin, “Asketisisme Hasan Al-Bashri (Tinjauan Sosio-Historis)”,
Tesis Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta:
Perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000),
hlm. 23, t.d.
15) Kutipan yang berasal dari buku / kitab yang asli dan terjemahnya,
angka kutipan diletakkan di belakang terjemah; sedangkan kutipan
yang berasal dari buku / kitab berbahasa asing tanpa terjemah maka
angka kutipan diletakkan di belakang kutipan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari penerjemah
dan penulis sendiri.
16) Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah
sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik
(“---“), koma, nama situs koma, nomor halaman. Contoh :
Ahmad Sapari, “Kurikulum Berbasis Kompentensi”,
http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml, hlm. 2.
c. Daftar Kepustakaan
1) Daftar pustaka, yang merupakan keterangan mengenai bahan bacaan
yang dijadikan rujukan dalam proses pembuatan skripsi, ditempatkan
diakhir skripsi dengan jarak satu (1) spasi dan tidak menggunakan
nomor urut. Sedangkan jarak antara dua sumber pustaka satu setengah
(1,5) spasi;
2) Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua),
koma, nama lengkap (tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring

20
(italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat penerbitan, titik dua,
nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;
3) Penulisan nama pengarang disusun secara alfabetik dengan
mendahulukan nama keluarga dan marga (kalau ada) atau nama
belakang, dan diketik pada ketukan pertama. Untuk singkatan
mengikuti nama terakhir. Bila informasi tentang buku/sumber rujukan
itu melebihi satu baris, maka baris kedua dan berikutnya diketik mulai
ketukan kelima. Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I,
Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3.
Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”,
http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.
4) Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya
ditulis, dihubungkan dengan kata dan, seperti Nashiruddin dan
Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama pertama dan
diikuti kata dkk. (dan kawan-kawan) atau ‫( واخرون‬dalam bahasa Arab),
seperti Nashiruddin dkk. ( ‫) واخرون واصرالديه‬.
5) Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang
sama, maka nama pengarang dicantumkan satu kali, lainnya cukup
diganti dengan garis sepanjang lima ketukan dari garis margin kiri
(tulisan latin) dan margin kanan (bahasa Arab) dan diikuti oleh koma,
dengan ketentuan mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu
penerbitannya.
Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I,
Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986.
6) Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli,
koma, judul buku, koma, kata terj. Atau ‫( جمة تر‬dalam bahasa Arab),
nama penerjemah, koma, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit,
koma, tahun terbit diakhiri dengan titik. Contoh :

21
Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia
pada Masa Pendudukan Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka
Jaya, 1980.
7) Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya berbeda
maka dibelakang keterangan tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya
sesuai dengan bulan terbit. Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I,
Jakarta: UI Press, 1986a, Cet. 3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986b.
8) Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah
sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“-
--“), koma, nama situs, titik.
Contoh :
Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”,
http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang
ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan
pengetahuan orang lain
Bagi mahasiswa, karya tulis ilmiah harus dijadikan masterpiece,
sehingga dalam produksinya harus memenuhi berbagai ketentuan yang agar
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena itulah maka pengetahuan
tentang teknik penulisan karya tulis ilmiah menjadi kebutuhan mendasar bagi
setiap mahasiswa. Tulisan ringkas mengenai Tata Cara Penulisan Karya
Ilmiah ini berupaya memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk dapat
mengembangkan potensinya dalam bidang penulisan karya ilmiah dengan
memberikan gambaran singkat tentang teknik penyusunan karya tulis ilmiah.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2017. Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta:
PT Rineka Cipta.

Nazir, M. 2015. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Singarimbun, M., Effendi, S. 2015. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.

Soemanto, Wasty. 2015. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah).


Jakarta: Bumi Aksara

24

You might also like