You are on page 1of 64

DEPARTEMEN IKM/IKK KEDOKTERAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2019


UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKTOR RISIKO PENCETUS TIMBULNYA NOISE INDUCED


HEARING LOSS PADA PELAYAN DI SALON KECANTIKAN AZKA
MAKASSAR

OLEH :
Meyrani Silvia
C11112129

SUPERVISOR:
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
1. ARTIKEL
ARTIKEL PENELITIAN

FAKTOR RISIKO PENCETUS TIMBULNYA NOISE INDUCED HEARING LOSS


PADA PELAYAN DI SALON KECANTIKAN AZKA MAKASSAR

Meyrani Silvia
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin

ABSTRAK Pada survei pendahuluan pun


Latar belakang :Bising di tempat kerja ditemukan semua pekerja tidak memakai
merupakan masalah utama dalam alat pelindung diri seperti earplug saat
kesehatan kerja di berbagai negara. bekerja.Tujuan dari penelitian ini
Diperkirakan sedikitnya 7 juta orang (35% dilakukan adalah untuk menganalisis
dari total populasi) terpajan dengan bising faktor risiko yang mencetuskan gangguan
>85 dBA.Ketulian yang terjadi dalam pendengaran sensorineural yakni Noise
industri menduduki urutan pertama dalam Induced Hearing Loss pada pelayan di
daftar penyakit Kelompok tenaga kerja tempat salon kecantikan Azka Makassar.
yang terpajan bising selama kerja Metode : Penelitian ini menggunakan
memperlihatkan ketulian >20%.Noise metode penelitian deskriptif dengan
Induce Hearing Loss (NIHL) atau pendekatan potong lintang atau cross
gangguan pendengaran akibat kebisingan, sectional melalui proses walk through
adalah gangguan pendengaran baik survey. Data yang digunakan berupa
sebagian atau seluruh pendengaran, kebiasaan responden dalam hal ini faktor
bersifat menetap, terjadi pada satu atau dua risiko pencetus timbulnya noise induced
telinga. Salon kecantikan Azka hearing loss. Sampel dalam penelitian ini
merupakan salah satu tempat di daerah adalah pelayan di tempat salon kecantikan.
Perintis Kemerdekaan Makassar untuk Distribusi sampel penelitian berdasarkan
memperindah dan mempercantik tubuh, jenis pekerjaan yang dilakukan, didapatkan
dengan perawatan yang baik dan bersih, hasil 1 dari 6 pekerja mengeluhkan
maka dengan sendirinya terbentuk tubuh penurunan fungsi pendengaran.Penelitian
yang sehat. Kebisingan yang terjadi ini dilaksanakan pada bulan September
disebabkan oleh alat kecantikan seperti 2019 di Salon Kecantikan Azka Perintis
hairdryer yang paling sering dipakai oleh Kemerdekaan Makassar.
pelanggan salon kecantikan Azka.
Hasil: Hasil yang diperoleh diantara
pekerja didapatkan adanya faktor risiko
yang berpengaruh terhadap timbulnya
noise induced hearing loss seperti tidak
terdapatnya alat pelindung diri berupa
penutup telinga meskipun pekerja terpapar
kebisingan yang terlalu sering dari alat
yang digunakan dan juga freukensi jam
kerja yang panjang sehingga paparan
terhadap kebisingan menjadi lebih lama.
Kesimpulan : Dari penelitian ini
disimpulkan bahwa penggunaan alat
pelindung diri berupa penutup telinga saat
terpapar oleh yang digunakan yang
memiliki nilai kebisingan yang tinggi
sangatlah penting untuk menghindari
resiko terjadinya noise induced hering loss
dan juga freukensi paparan kebisingan
turut serta berperan dalam terjadinya noise
induced hearing loss.
Kata Kunci: Faktor Risiko, Noise Induced
Hearing Loss, Pelayan salon kecantikan,
paparan bising.
PENDAHULUAN anak) yang memiliki gangguan
pendengaran yang diakibatkan oleh
Bising di tempat kerja merupakan
beberapa faktor termasuk akibat pajanan
masalah utama dalam kesehatan kerja di
kebisingan yang berlebihan. World Health
berbagai negara.Diperkirakan sedikitnya 7
Organization(WHO) tahun 2007
juta orang (35% dari total populasi)
menyatakan bahwa prevalensi ketulian
terpajan dengan bising >85 dBA.Ketulian
mencapai 4,2% di Indonesia.Telinga yang
yang terjadi dalam industri menduduki
terpapar bising dalam jangka waktu yang
urutan pertama dalam daftar penyakit
lama dapat merusak bagian dalamnya
Kelompok tenaga kerja yang terpajan
sehingga kemampuan untuk mendengar
bising selama kerja memperlihatkan
suara berfrekuensi tinggi akan hilang
ketulian >20%. Noise Induce Hearing
bahkan kerusakan dapat meningkat hingga
Loss (NIHL) atau gangguan pendengaran
suara berfrekuensi rendah tidak dapat
akibat kebisingan, adalah gangguan
didengar.2
pendengaran baik sebagian atau seluruh
Dalam kasus NIHL (Noise Induced
pendengaran, bersifat menetap, terjadi
Hearing Loss) yang banyak terjadi pada
pada satu atau dua telinga.1
pekerja di berbagai belahan dunia
Penurunan sensivitas pendengaran,
dilaporkan termasuk dalam jenis gangguan
seringkali di sebut notch, pada konfigurasi
pendengaran sensorineural yang khas
audiometrik antara 3000-6000 Hz, di kenal
sebagai lesi koklea dan lebih jelas terlihat
sebagai Noice Induce Hearing Loss
pada daerah frekuensi tinggi audiogram
(NIHL). Penurunan pendengaran adalah
antara 3 kHz dan 6 kHz, konfigurasi
proses berangsur-angsur yang tidak di
audiometri ini disebut cekungan atau tukik
sadari selama bertahun-tahun. Bila
di frekuensi 4 kHz.3
gangguan pendengaran terjadi, penderita
Gangguan pendengaran
secara umum mengeluh tidak dapat
sensorineural merupakan gangguan pada
mengikuti percakapan dan tidak jelas.
sistem sensor yang letak masalahnya
Paparan bising seringkali diabaikan, tapi
terdapat pada bagian dalam telinga
tidak disadari bahwa sumber potential
terutama pada koklea.Sensorineural
trauma akustik kadang terjadi pada tempat
hearing loss merupakan gangguan
biasa dikunjungi.1
penurunan pendengaran sensorineural
WHO juga menyebutkan bahwa
yang dimulai pada frekuensi yang lebih
pada tahun 2014 ada 360juta orang di
tinggi (3000 Hz sampai 6000 Hz) dan
dunia (328 juta dewasa dan 32 juta anak-
bertambah parah secara berangsur-angsur
yang diakibatkan oleh paparan kronis dari jumlah pengguna potensial) untuk
intensitas bising yang berlebihan dalam menggunakan Salon kecantikan fasilitas
jangka waktu yang lama.4 setahun. Setidaknya lebih dari 50% dan
Beberapa penelitian menyatakan hampir semua penduduk wanita Korea
juga bahwa ada hubungan usia, masa Selatan (50 juta) menggunakan fasilitas
kerja,dan kedisiplinan penggunaan earplug Salon kecantikan dalam sebulan. Jumlah
terhadap gangguan pendengaran pada pengguna Salon dan fasilitas Salon
pekerja.5,6 kecantikan terus meningkat. Misalnya,
Beberapa penelitian juga hampir semua daerah memiliki Salon
menyatakan bahwa hipertensi, diabetes kecantikan dikarenakan kebutuhan wanita
melitus, dan hiperkolesterol berpengaruh akan kecantikan dan merawat kebersihan
terhadap penurunan pendengaran diri yang terlalu sering, serta adanya
sensorineural. Hal ini disebabkan karena fasilitas perias dan beberapa model di
penyakit seperti hipertensi, diabetes bidang masing-masing. Meskipun fasilitas
melitus dan hiperkolesterol secara Salon kecantikan umumnya dianggap
langsung dapat mempengaruhi aliran sebagai lingkungan yang baik untuk
pembuluh darah koklea yang merawat diri atau menghilangkan stres
mengakibatkan menurunnya transportasi bagi publik, mereka mungkin memiliki
nutrisi dan secara tidak langsung faktor manusia yang berpotensi sangat
mengakibatkan degenerasi sekunder pada berbahaya / masalah kesehatan.11
saraf pendengaran.7,8 Pada survei pendahuluan pun
Salah satu lingkungan komersial ditemukan semua pekerja tidak memakai
paling populer di Korea dan banyak negara alat pelindung diri seperti earplug saat
lain di Asia disebut ''Salon'' (awalnya bekerja. Tujuan dari penelitian ini
dirancang dan dikembangkan di Jepang) dilakukan adalah untuk menganalisis
fasilitas di mana orang dapat merias wajah, faktor risiko yang mencetuskan gangguan
merawat diri dan tubuh dengan teman- pendengaran sensorineural yakni Noise
teman bersama dengan menggunakan Induced Hearing Loss pada pelayan di
berbagai alat kecantikan yang sedang tempat Salon kecantikan Azka.
popular saat ini. Telah dilaporkan bahwa
lebih dari 50.000 fasilitas Kecantikan
terdaftar untuk bisnis di Korea, dan lebih
dari 800 juta orang Korea diperkirakan
(terutama oleh frekuensi penggunaan dan
TINJAUAN PUSTAKA : Loss) akibat pekerjaan adalah hilangnya
Menurut Occupational Safety and fungsi pendengaran akibat paparan
Health Administration (OSHA), 5-10 juta kebisingan yang berkelanjutan dan
orang Amerika dapat beresiko mendapat intermiten serta durasi lama dan biasanya
gangguan pendengaran atau di sebut Noice berkembang lambat sampai beberapa
Induce Hearing Loss (NIHL), karena tahun.Tuli campuran (Conductive Hearing
mereka terpapar bunyi dengan kekuatan Loss) dan (Sensorineural Hearing
lebih dari 85 dBA pada tempat kerja Loss).Paparan kebisingan di ukur
dengan waktu yang lama dan secara terus berdasarkan sumber kekuatan suara dalam
menerus. Lebih banyak pria yang satuan Decibel (dB) yang merupakan
mengalami gangguan pendengaran di satuan untuk pengukuran level suara.
bandingkan wanita, akan tetapi, akibat dari Paparan akibat kebisingan dapat
intensivitas terhadap NIHL, lebih besar di menyebabkan, penurunan pendengaran
tempat kerja atau apakah ini secara berangsur-angsur melalui periode
menggambarkan paparan level yang tinggi waktu atau begitu kuatnya sehingga bisa
pada tempat lain, masih belum jelas.2 menyebabkan kehilangan pendengaran.3
Tipe-tipe gangguan pendengaran ada Efek bising terhadap pendengaran
3 macam yaitu, Tuli konduktif mungkin terjadi semenatara atau menetap.
(Conductive hearing loss) terjadi dari Apabila perubahan ambang batas
apapun yang dapat menyebabkan pendengaran bersifat reversibel maka
penurunan transmisi suara dari luar ke disebut pergeseran ambang batas
koklea. Penyebabnya termasuk pendengaran sementara dan bila
pembentukan abnormal dari aurikula atau berkurangnya pendengaran bersifat
heliks, serumen dalam kanal telinga, efusi ireversibel maka disebut pergeseran
telingah tengah, atau disfungsi atau fiksasi ambang batas pendengaran permanen.3
dari rangkaian osikular.Salah satu Gangguan pendengaran akibat
contohnya adalah otosklerosis.Tuli kebisingan atau yang lebih dikenal dengan
saraf/persepi (Sensorimeural Hearing Noise-Induced Hearing Loss (NIHL)
Loss), dapat terjadi dari gangguan memiliki gejala secara bilateral dan
transmisi sesudah koklea.Gangguan simetris pada kedua telinga, biasanya
transmisi ini dapat terjadi karena mempengaruhi frekuensi yang lebih tinggi
kerusakan hair cell dalam koklea atau (3kHz, 4 kHz, atau 6kHz) dan kemudian
kerusakan nervus cranial.Gangguan menyebar ke frekuensi yang lebih rendah
pendengaran (Noice Induced Hearing (0.5 kHz, 1 kHz, atau 2 kHz).3
Data World Health Organization Sampel dalam penelitian ini
(WHO) mengenai angka gangguan adalah pasien dengan diagnosis
pendengaran dan ketulian sungguh NoiseInducedHearingLoss (NIHL) yang
mengejutkan. Pada tahun 2000 terdapat masih berlangsung saat melakukan
250 juta (4,2%) penduduk dunia yang pekerjaan. Distribusi sampel penelitian
menderita gangguan pendengaran dan berdasarkan jenis pekerjaan yang
lebih kurang setengahnya (75-140 juta) dilakukan, didapatkan hasil 1 pekerja dari
terdapat di Asia Tenggara yang 6 pekerja, mengeluh fungsi pendegaran
mempunyai prevalensi ketulian cukup menurun.Akan tetapi penelitian pada studi
tinggi yaitu 4,6% termasuk Indonesia, cross sectional terdapat beberapa
angka ini meningkat terus.3 kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus
Data di Indonesia berdasarkan yang didapatkan, berat- ringannya kasus
Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan yang sulit ditentukan karena keterbatasan
Pendengaran tahun 1994-1996 juga sarana pemeriksaan, dan kurangnya waktu
menunjukan morbiditas yang tinggi yang didapatkan untuk melanjutkan
mencapai 38,6%, penyakit telinga adalah survey. Selain itu, penelitian dengan studi
18,5%, prevalensi gangguan pendengaran ini tidak menggambarkan perjalanan
adalah 16,8% sedangkan ketulian penyakit, insiden, maupun prognosis
didapatkan pada 0,4.%.4 penyakit.4
Bahan yang digunakan pada survei
METODE PENELITIAN ini adalah checklist yang di buat.
Penelitian ini menggunakan Checklist ini dibuat berdasarkan informasi
metode penelitian deskriptif dengan yang diperlukan daripada tujuan survei ini
pendekatan potong lintang atau cross dilakukan. Pada survei ini, informasi yang
sectional melalui proses walk through diperlukan adalah ada tidaknya faktor
survey. Data yang digunakan berupa hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat
kebiasaan responden, dan data faktor- pelindung diri yang digunakan,
faktor hazard di lingkungan kerja pelayan ketersediaan obat p3k di tempat kerja,
Salon kecantikan Azka Makassar yang keluhan atau penyakit yang dialami
dapat menjadi faktor risiko terjadinya pekerja dan upaya pengetahuan mengenai
NoiseInducedHearingLoss (NIHL) seperti K3 kepada pekerja pengelasan.4
tidak menggunakan alat pelindung diri Peralatan yang diperlukan untuk
(APD) sepertipenutuptelinga dan frekuensi melakukan walk through survey antara
paparan yang lama.
lain: Alat tulis menulis, kamera digital, survey selama 1 hari (17 September 2019),
checklist. yaitu :
Cara survey yang dilakukan adalah
dengan menggunakan Walk Through
No. Tanggal Kegiatan
Survey. Teknik Walk Through Survey juga
dikenali sebagai Occupational Health
- Melapor ke bagian
Hazards. Untuk melakukan survei ini,
K3 RS Ibnu Sina
dapat dimulai dengan mengetahui tentang
- Pengarahan
manejemen perencanaan yang benar, 16-18
kegiatan
berdiskusi tentang tujuan melakukan 1. September
- Walk through
survey, dan menerima keluhan-keluhan 2019
survey
baru yang releven.4
- Pembuatan laporan
Pihak okupasi kesehatan dapat
walk through survey
kemudian merekomendasikan monitoring
survey untuk memperoleh kadar kuantitas 18-19
- Pembuatan status
eksposur atau kesehatan okupasi mengenai 2. September
okupasi dan artikel
risk assessment. 2019
Walk Through Survey ini adalah
bertujuan untuk memahami proses
20
produksi, denah tempat kerja dan - Presentasi laporan
3. September
lingkungannya secara umum. Selain itu, walk through survey
2019
mendengarkan pandangan pekerja dan
pengawas tentang K3, memahami
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja, HASIL DAN PEMBAHASAN
mengantisipasi dan mengenal potensi Pada penelitian ini diambil sampel
bahaya yang ada dan mungkin akan timbul dalam pekerjaan di salon keluarga dan dari
di tempat kerja atau pada petugas dan perhitungan sampel didapatkan sampel
menginventarisir upaya-upaya K3 yang sebanyak 1 dari 6 pekerja salon keluarga
telah dilakukan mencakup kebijakan K3, (total jumlah pekerja).
upaya pengendalian, pemenuhan peraturan Dari rencana waktu yang telah
5
perundangan dan sebagainya. ditetapkan, terkumpul data yang
Survey dilakukan di Salon didapatkan dari checklist yang dibuat. Dari
kecantikan Azka Makassar, dengan jadwal hasil checklist diperoleh 1 pekerja wanita,
usia 30 tahun mengeluhkan fungsi menyebabkan kerusakan pada saraf di
pendegaran menurun sejak 4 bulan yang telinga bagian dalam akibat pajanan
lalu, setelah bekerja dalam jangka waktu 1 akustik yang kuat dan tiba-tiba.
tahun selama 12 jam per hari bekerja di Seseorang yang pertama kali terpapar
tempat salon kecantikan. Dan sisanya suara bising akan mengalami berbagai
mengeluh penyakit yang berbeda, yang gejala, gejala awal adalah ambang
juga berhubungan dengan pekerjaan. pendengaran bertambah tinggi pada
Berdasarkan data yang telah frekuensi tinggi. Pada gambaran
didapatkan, beberapa faktor hazard fisik audiometri tampak sebagai “notch“
diketahui menjadi risiko terhadap yang curam pada frekuensi 4000 Hz,
terjadinya Noise Induced Hearing Loss yang disebut juga acoustic notch.
(NIHL)pada pelayan di tempat salon Gangguan yang dialami bisa terjadi
kecantikan, seperti tidak menggunakan pada satu atau kedua telinga.4,7,8 Pada
APD dan frekuensi paparan bunyi bising. tingkat awal terjadi pergeseran ambang
Karakteristik pekerjaan yang didapatkan pendengaran yang bersifat sementara,
yang juga berhubungan terhadap kejadian apabila penderita beristirahat diluar
Noise Induced Hearing Loss (NIHL) yaitu lingkungan bising maka
jangka waktu kerja yang lama yaitu 1 pendengarannya akan kembali normal.
tahun, durasi kerja lebih 60 jam dalam Salah satu bidang pekerjaan yang
seminggu dan tidak menggunakan penutup berisiko tinggi terhadap terjadinya
telinga seperti ear plug.5 trauma akustik ini adalah milliner.6
Pasien mengeluh fungsi 2. Noise Induced Permanent Threshold
pendegaran menurun setelah terpapar Shift (NIPTS) merupakan ketulian
bunyi bising yang terlalu sering. Menurut akibat pemaparan bising yang lebih
teori, Noise Induced Hearing Loss (NIHL) lama dan atau intensitasnya lebih
9
dapat diklafikasikan kepada 2 yaitu; besar. Jenis tuli ini bersifat permanen.
1. Noise Induced Temporary Threshold Faktor-faktor yang merubah NITTS
Shift (NITTS) atau biasa dikenal menjadi NIPTS adalah : masa kerja
dengan trauma akustik merupakan yang lama di lingkungan bising,
istilah yang dipakai untuk menyatakan tingkat kebisingan dan kepekaan
ketulian akibat pajanan bising atau tuli seseorang terhadap kebisingan. NIPTS
mendadak akibat ledakan hebat, terjadi pada frekuensi bunyi 4000 Hz.
dentuman, tembakan pistol atau trauma Pekerja yang mengalami NIPTS mula-
langsung ke telinga. Trauma ini mula tanpa keluhan, tetapi apabila
sudah menyebar sampai ke frekuensi (NIHL).Berdasarkan data 5 pekerja yang
yang lebih rendah (2000 Hz dan 3000 bekerja dengan nilai kebisingian diatas
Hz) keluhan akan timbul. Pada NAB semuanya mengalami noise induced
mulanya seseorang akan mengalami hearing loss sedangkan dari antara 7 orang
kesulitan untuk mengadakan yang bekerja dengan nilai kebisingan
pembicaraan di tempat yang ramai, kurang dari NAB didapatkan 5 orang
tetapi bila sudah menyebar ke mengalami noise induced hearing loss.10
frekuensi yang lebih rendah maka akan Penelitian ini tentunya tidak
timbul kesulitan untuk mendengar terlepas dari keterbatasan, adapun
suara yang sangat lemah. Notch keterbatasan dari penelitian ini adalah
bermula pada frekuensi 3000–6000 Hz checklist yang dibuat hanya menentukan
setelah beberapa lama gambaran hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak
audiogram menjadi datar pada dapat menentukan insidens, dan prognosis
frekuensi yang lebih tinggi. penyakit.
Kehilangan pendengaran pada Demikian pula untuk survei
frekuensi 4000 Hz akan terus menilai faktor hazard akibat kerja,
bertambah dan menetap setelah 10 diagnosisnya hanya bersifat subjektif,
tahun Dan kemudian tidak dapat diketahui secara pasti kapan
perkembangannya menjadi lebih efek samping dari pekerjaan mulai
lambat. muncul. Keterbatasan lainnya adalah
Karakteristik pekerjaan yang tidak dilakukan pemeriksaan yang
didapatkan yang juga berhubungan menyeluruh terhadap seluruh responden,
terhadap kejadian Noise Induced Hearing karena keterbatasan sarana pemeriksaan,
Loss (NIHL) yaitu jangka waktu kerja dan keterbatasaan waktu penelitian,
yang lama yaitu 1tahun, durasi kerja lebih karena untuk menganalisa faktor
dari 60 jam dalam seminggu dan tidak terjadinya kasus penyakit dengan keluhan
menggunakan penutup telinga seperti ear mata merah perlu diketahui riwayat
plug, hal ini juga sejalan dengan penelitian penyakit terdahulu dan riwayat pekerjaan
yang dilakukan terhadap pekerja peralatan di tempat lain yang mungkin berhubungan
pabrik di PT. Pura Barutama Unit PM 569 dengan keluhan yang dirasakan sekarang.
Kudus yang mendapatkan hasil bahwa Selain itu checklist yang hanya
nilai kebisingan dan lama masa kerja terfokus pada faktor penyebab penyakit
merupakan faktor risiko terjadinya akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
NoiseInducedHearingLoss poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
penyakit dari keluhan yang dirasakan.Perlu lain yang juga berperan penting dalam
penelitian yang lebih mendalam dan terjadinya noise induced hearing loss oleh
pemeriksaan yang lebih lengkap untuk sebab itu penggunaan alat pelindung diri
dapat menilai secara keseluruhan berupa penutup telinga saat bekerja di
penyebab dari keluhan yang dirasakan oleh tempat karaoke keluarga yang memiliki
pekerja.Akhirnya kami berasumsi bahwa nilai kebisingan yang tinggi sangatlah
bila terdapat gejala keluhan fungsi penting untuk mencegah terjadinya noise
pendegaran dan telinga berdegung pada induced hering loss dan juga freukensi
responden dengan hasil survei dan paparan kebisingan turut serta berperan
penyakit akibat kerja tidak menunjukkan dalam terjadinya noise induced hearing
nilai yang berarti, maka tidak menutup loss.
kemungkinan keluhan yang dirasakan
pasien juga karena kontribusi dari faktor SARAN
individu dan faktor lingkungan lain, selain Untuk menanggulangi dan
lingkungan tempat kerja. mencegah terjadinya gangguan
Penelitian ini juga tidak pendengaran berupa noise induced hearing
mengklasifikan berat ringannya penyakit, loss pada pelayan di tempat salon
berdasarkan keluhan dari pekerja, juga kecantikan maka memberikan saran
tidak dapat menentukan penatalaksanaan sebagai berikut:
yang tepat untuk mencegah atau 1. Saat pekerja melakukan pekerjaan
mengurangi keluhan yang dirasakan atau sebaiknya menggunakan alat pelindung
akan dirasakan nanti di masa yang akan diri berupa earplug sehingga intensitas
datang. kebisingan oleh alat-alat kecantikan
yang menimbulkan suara di salon
KESIMPULAN kecantikan dapat dikurangi dan tidak
Dari penelitian ini disimpulkan merusak organ telinga pelayan salon
banyaknya pekerja yang tidak keluarga.
menggunakan APD seperti earplug 2. Jangka waktu kerja harus dikurangi
merupakan salah 1 faktor pencetus yaitu kurang dari 12 jam untuk
timbulnya noise induced hearing loss mengurangi paparan bising sehingga
disamping itu frekuensi paparan dapat menghindari resiko untuk
kebisingan dimana pekerja dianjurkan terjadinya noise induced hearing loss.
bekerja dalam 12 jam sehari dengan nilai
kebisingan 85 dBA juga merupakan faktor
REFERENSI Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin
J, Restuti RD E, ed. Buku Ajar Ilmu
1. Suma’mur. Higiene Perusahaan Dan
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Kepala Dan Leher. 6th ed. Jakarta:
Jakarta: Sagung Seto; 2009.
Balai Penerbit FK UI; 2007:10-43.
2. Anizar. Teknik Keselamatan Dan
8. Soesilorini M. Faktor-faktor Risiko
Kesehatan Kerja Di Industri.
yang Berpengaruh terhadap
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2009.
Presbikusis di RSUP Dr. Kariadi
3. Jeyaratnam J, Koh D. Buku Ajar
Semarang. 2011
Praktik Kedokteran Kerja. Bahasa Ind.
9. IvanaA, Pengaruh Kebisingan
Jakarta: EGC; 2009.
MesonLasDieselListeriaTerhadapFung
4. Harmadji S, Kabullah H. Noise
si Pendegaran Pada Penderita Bengkel
Induced Hearing Loss in Steel Factory
Las Di Kecamatan Mapanget Kota
Workers. Folia Medica Indones.
Manado, Jurnal e-Biomedik (eBM),
2004;40(4):171-174.
Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm
5. Mutiarani Z. Faktor Risiko Terjadinya
379-386.
Gangguan Pendengaran Pada Operator
10. Amalia N. Analisis Kebisingan
Mesin Shuttle Bagian Weaving PT. X.
Peralatan Pabrik Terhadap Daya
2010.
Pendengaran Pekerja Di PT. Pura
6. Pertiwi AN. Hubungan Tingkat
Barutama Unit PM 569 Kudus.2017
Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug
11. Min YP. Assesment of Potential noise-
dengan Gangguan Pendengaran pada
induced hearing loss with commercial
Karyawan bagian Weaving III di PT.
“Karaoke Noise”. International Journal
DAN LIRIS, Sukoharjo. Fak Ilmu
of Industrial Ergonomics 31
Kesehat Univ Muhammadiyah
(2003),375-385.
Surakarta. 2014.
7. Suwento R HH. Gangguan
Pendengaran pada Geriatri. In:
2. STATUS OKUPASI
DEPARTEMEN IKM/IKK KEDOKTERAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2019
UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKTOR RISIKO PENCETUS TIMBULNYA NOISE INDUCED


HEARING LOSS PADA PELAYAN DI SALON KECANTIKAN AZKA
MAKASSAR

OLEH :
Meyrani Silvia
C11112129

SUPERVISOR:
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Meyrani Silvia

NIM : C11112129

Universitas : Universitas Hasanuddin Makassar

Judul :

Faktor Risiko Pencetus Noice Induced Hearing Loss pada Pelayan di Salon
Kecantikan Azka Makassar

Telah menyelesaikan tugas laporan hasil survei dan artikel dengan judul tersebut di
atas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Makassar, September 2019

Pembimbing

dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK


Berkas Okupasi

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan :


No Berkas :
No Rekam Medis :

Data Administrasi
Tanggal : 17 September 2019;diisi oleh Nama : Meyrani Silvia
NPM/NIP :C111 12 129

Nama Ny.H

Alamat Jln. Bung Perintis No. 25

Umur 30 Tahun Tempat/tanggal lahir : Makassar, 3 Februari 1988

Kedudukan dalam
Ibu Rumah Tangga
keluarga

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Pendidikan SMP

Pekerjaan Pelayan di tempat salon kecantikan

Status perkawinan Menikah

Kedatangan yang ke -

Telah diobati -
sebelumnya

Alergi obat -

Sistem pembayaran -

Data Pelayanan

I. ANAMNESIS (subyektif)
Dilakukan secara: autoanamnesis dengan pasien sendiri
A. Alasan kedatangan/keluhan utama
Penurunan pendengaran

B. Keluhan lain /tambahan

C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang:

Pasien sulit mendengarkan suara orang saat berbicara dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
dan memberat sejak 1 bulan terakhir. Nyeri tidak ada, telinga berdenging tidak ada,
riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada. Demam tidak ada, mual tidak ada,muntah
tidak ada. Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tidak
ada. Riwayat berobat ke dokter untuk keluhan pendengaran tidak ada.

D. Riwayat penyakit keluarga:

Riwayat keluarga yang mengalami penyakit yang sama

E. Riwayat penyakit dahulu:


- Riwayat penyakit hipertensi tidak ada
- Riwayat penyakit diabetes mellitus tidak ada
- Riwayat trauma kepala tidak ada

F. Riwayat Sosioekonomi dan kebiasaan

Dalam keseharian, pasien adalah pelayan ditempat salon kecantikan azka. Jam kerja dari
pukul 08.00-20.00 WITA dan waktu istirahat sekitar 2 jam dari pukul 12.00-14.00 WITA.
Pasien telah bekerja di tempat tersebut selama kurang lebih 1 tahun.Pekerjaan yang
dilakukan pasien yaitu mempersiapkan ruang salon sebelum pelanggan masuk, melayani
pelanggan mulai dari memotong rambut, perawatan rambut, pijat kepala, cuci rambut
hingga dikeringkan dengan menggunakan pengering (hairdryer) serta spa, sauna dan
perawatan tubuh lainnya sampai bergiliran. Pekerjaan tersebut membuat pasien sering
mendengar suara bising diakibatkan oleh alat yang digunakan, tidak hanya itu pelayan
lain juga sering menggunakan sehingga bisa terdengar dengan sendirinya. Begitu
seterusnya selama sehari. Pasien akan beristirahat ketika jam istirahat tiba dan sepulang
kerja di rumah pasien.Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol. Pasien
jarang berolahraga karena kesibukan dalam bekerja.
ANAMNESIS OKUPASI (khusus untuk pasien yang bekerja)

1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta lama kerja di tiap
pekerjaan tersebut

Jenis pekerjaan Bahan/material Tempat kerja Masa kerja


yang digunakan (perusahaan)
(dalam bulan /
tahun)

Pelayan Berbagai alat dan Salon Kecantikan Azka 1 tahun


bahan produk Makassar
kecantikan

2. Uraian tugas/pekerjaan
Pasien adalah seorang pelayan di tempat salon kecantikan Azka,Makassar. Pasien bekerja
6 hari dalam seminggu dari senin-sabtu, bekerja dari jam 08.00-20.00 WITA, sekitar 12
jam dalam sehari.

Uraian Tugas Rutin

Jam 05.00 : Bangun mandi, menyiapkan sarapan keluarga

Jam 08.00 : Berangkat ke tempat kerja

Jam 09.00 – 12.00 : Kegiatan di tempat kerja

Jam 12.00 – 14.00 : Istirahat makan siang

Jam 14.00 – 20.00 : Kegiatan di tempat kerja

Jam 20.00 : Pulang ke rumah

Jam 20.00-22.00 : Melakukan aktivitas mandiri

Jam 22.00 : Istirahat/tidur


Bangun Berangkat ke tempat kerja Kegiatan di tempat kerja
Jam 05.00 Jam 08.00 Jam 09.00-12.00

Istirahat Istirahat makan siang


Jam 22.00 Jam 12.00-14.00

Melakukan aktivitas mandiri Pulang ke rumah Kegiatan di tempat kerja


Jam 20.00-22.00 Jam 20.00 Jam 14.00-20.00

3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta pada
lingkungan kerja

Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko


kegiatan kesehatan kecelakaan
yang kerja
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko
mungkin
Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
kegiatan kesehatan kecelakaan
yang kerja
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko
mungkin

mempersiapka Suara Penggun Adanya Postur saat Kontak Noise Induced Terpleset,
n ruang salon bising dari aan debu bekerja berdiri dengan hearing loss, terjatuh
sebelum alat-alat bahan dalam dan pekerjaan pelanggan ISPA, Asma
pelanggan yang kimia ruangan, yang LBP, Rhinitis
masuk, digunakan kosmetik faktor menggunakan alergi,
melayani di ruang dan bakteri, tangan terlalu Dermatitis
pelanggan salon desinfekt jamur, sering. kontak iritan.
mulai dari kecantikan. an dari parasit,
memotong sabun virus
rambut, cuci melalui
perawatan tangan. peralatan
rambut, pijat salon,
kepala, cuci seperti
rambut hingga gunting,
dikeringkan pisau
dengan cukur,
menggunakan handuk,
pengering dipan
(hairdryer) tempat
serta spa, cuci
sauna dan rambut,
perawatan penulara
tubuh lainnya. n
penyakit
tertentu.

4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)
Mengeluhkan penurunan pendengaran saat berbicara dengan orang yang dirasakan
memberat sejak 1 bulan terakhir.
5. Body Discomfort Map:

Keterangan :

1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja


dapat mengisi sendiri

2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh


pekerja dengan memberti tanda/mengarsir

bagian- bagian sesuai dengan gangguan


muskulo skeletal yang dirasakan pekerja

Tanda pada gambar area yang dirasakan :

Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /

Baal = vvv Nyeri = ////////


II. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital
a. Nadi : 74x/menit c. Tekanan Darah (duduk) : 120/70mmHg

b. Pernafasan : 18x/menit d. Suhu Badan : 36,7C

2. Status Gizi
a. Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 50 Kg c. IMT =20,8kg/m2

b. Lingkar perut : 50 cm d. Bentuk badan :  Astenikus Atletikus


Piknikus

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum


Keterangan
a. Kesadaran :  Compos Mentis Kesadaran menurun

b. Tampak kesakitan : Tidak Ya

c. Gangguan saat berjalan :  tidak Ya


4. Kelenjar Getah Bening

Jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi

a. Leher : Normal Tidak Normal

b. Submandibula Normal Tidak Normal

c. Ketiak : Normal Tidak Normal

d. Inguinal Normal Tidak Normal

5. Mata

Ket Mata kanan Mata kiri

a. Persepsi Warna Normal Buta Warna Normal Buta Warna Parsial


Parsial
Buta Warna Buta Warna Total
Total

b. Kelopak Mata  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

c. Konjungtiva  Normal Hiperemis  Normal Hiperemis Sekret

Sekret Pucat Pterigium

Pucat

Pterigium

d.Kesegarisan / gerak  Normal Strabismus  Normal Strabismus


bola mata

e. Sklera  Normal Ikterik  Normal Ikterik

f. Lensa mata tidak Keruh tidak Keruh


keruh keruh

g. Bulu Mata  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

h. Penglihatan 3 Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal


dimensi
i. Visus mata :

Tanpa koreksi : 6/6 6/6

Dengan koreksi : - -

6. Telinga
Ket Telinga Kanan Telinga Kiri

a. Daun Telinga  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

b. Liang Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

- Serumen tidak ada serumen tidak  ada serumen


ada ada
Menyumbat Menyumbat
(prop) (prop)

c. Membrana Intak Tidak intak Intak Tidak intak


Timpani
lainnya…… lainnya sulit
dinilai

d. Test berbisik Tidak Normal Normal Tidak Normal


Normal

e. Test Garpu tala Tidak Normal Normal Tidak Normal


Rinne Normal

f. Weber

g. Swabach

h. Lain – lain ……….

7. Hidung

a. Meatus Nasi Normal Tidak Normal

b. Septum Nasi Normal Deviasi ke ........

c. Konka Nasal Normal Udem warna merah lubang hidung normal

d. Nyeri Ketok Sinus Normal Nyeri tekan positif di


maksilar ……..

e. Penciuman : normal
8. Gigi dan Gusi

9. Tenggorokan

a. Pharynx  Normal Hiperemis

Granulasi

b. Tonsil : Kanan : T1 T2 T3 Kiri : T1 T2 T3


Ukuran
Normal □ Hiperemis Normal □Hiperemi

c. Palatum Normal Tidak Normal

d. Lain- lain

10. Leher
Keterangan

a. Gerakan leher  Normal Terbatas

b. Kelenjar Thyroid Normal Tidak Normal

c. Pulsasi Carotis Normal Bruit

d. Tekanan Vena  Normal Tidak Normal


Jugularis
e. Trachea Normal Deviasi

f. Lain-lain : …..

Spurling test : tidak ada kelainan

11. Dada
Keterangan
a. Bentuk  Simetris Asimetris
b. Mammae  Normal Tidak Tumor : Ukuran
Normal
Letak

Konsistensi

c. Lain – lain

12. Paru- Paru dan Jantung


Keterangan
a. Palpasi  Normal Tidak Normal

Kanan Kiri

b. Perkusi  Sonor Redup  Sonor Redup

Hipersonor Hipersonor

Iktus Kordis : Tidak Normal , sebutkan


.............
 Normal

Batas Jantung : Tidak Normal , sebutkan


………
 Normal

c. Auskultasi : -  Vesikular  Vesikular


bunyi napas
Bronchovesikular Bronchovesikular

Bunyi Napas tak ada Ronkhi tak ada Ronkhi


tambahan Wheezing Wheezing

-  Normal Tidak Sebutkan ....


Bunyi Jantung Normal

13. Abdomen
Keterangan

a. Inspeksi  Normal Tidak Normal

b. Perkusi  Timpani Redup

c. Auskultasi:  Normal Tidak Normal


Bising Usus
d. Hati  Normal Teraba…….jbpx ……jbac

e. Limpa  Normal- Teraba shoeffne …..


Kanan ; Normal Kiri : Normal
f. Ginjal
Tidak Normal Tidak Normal

Kanan ; Normal Kiri : Normal


g. Ballotement
Tidak Normal Tidak Normal

Kanan ;  Normal Kiri :  Normal


h. Nyeri costo vertebrae
Tidak Normal Tidak Normal

14. Genitourinaria

a. Kandung Kemih Normal Tidak Normal

b. Anus/Rektum/Perianal Normal Tidak Normal

Normal Tidak Normal


c Genitalia Eksternal

d. Prostat (khusus Pria) Normal Tidak Normal

15a.Tulang / sendi Ekstremitas atas

Kanan Kiri

- Gerakan  Normal tidak normal  Normal tidak normal

- Tulang  Normal tidak normal  Normal tidak normal

- Sensibilitas  baik tidak baik  baik tidak baik

- Oedema  tidak ada ada tidak ada ada

- Varises  tidak ada ada  tidak ada ada

- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5

- vaskularisasi  baik tidak baik  baik tidak baik

- kelainan Kuku jari  tidak ada ada


 tidak ada ada

Pemeriksaan Khusus :

Tes Range of Motion : (+)


15b.Tulang / Sendi Ekstremitas bawah

Kanan Kiri

- Gerakan  Normal tidak normal  Normal tidak normal

- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5

- Tulang  Normal tidak normal  Normal tidak normal

- Sensibilitas  baik tidak baik  baik tidak baik

- Oedema  tidak ada ada  tidak ada ada

- Varises  tidak ada ada  tidak ada ada

- vaskularisasi  baik tidak baik  baik tidak baik

- kelainan Kuku jari  tidak ada ada  tidak ada ada

1. Trofi  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

2. Tonus  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

3. Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5

(Fs motorik)

16. Refleks
Kanan Kiri

a. Refleks Fisiologis patella,  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

lainnya

b Refleks Patologis: Babinsky

lainnya

d. Knee jerk/ankle jerk: (+)


e. Straight leg raise: (+)

17.Kulit

a. Kulit  Normal Tidak Normal Efloresensi dan Lokasi nya


b. Selaput Lendir  Normal Tidak Normal

c. Kuku  Normal Tidak Normal

d. Lain-lain
………

III. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT:

Pasien sulit mendengarkan suara orang saat berbicara dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
dan memberat sejak 1 bulan terakhir.Nyeri tidak ada, telinga berdenging tidak ada,
riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada.Demam tidak ada, mual tidak ada,muntah
tidak ada. Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tidak ada.
Riwayat berobat ke dokter untuk keluhan pendengaran tidak ada. Dalam
keseharian,pasien adalah pelayan ditempat salon kecantikan Azka. Jam kerja dari pukul
08.00-20.00 WITA dan jam istirahat dari pukul 12.00-14.00 WITA. Pasien telah bekerja
di tempat tersebut selama kurang lebih 1 tahun. Pekerjaan yang dilakukan pasien yaitu
mempersiapkan ruang salon sebelum pelanggan masuk, melayani pelanggan mulai dari
memotong rambut, perawatan rambut, pijat kepala, cuci rambut hingga dikeringkan
dengan menggunakan pengering (hairdryer) serta spa, sauna dan perawatan tubuh lainnya.
Pekerjaan tersebut membuat pasien sering mendengar suara bising diakibatkan oleh alat
yang digunakan, tidak hanya itu pelayan lain juga sering menggunakan sehingga bisa
terdengar dengan sendirinya. Begitu seterusnya selama sehari. Pasien akan beristirahat
ketika jam istirahat tiba dan sepulang kerja di rumah pasien.Pasien tidak merokok dan
tidak mengonsumsi alkohol. Pasien jarang berolahraga karena kesibukan dalam bekerja.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang


Hasil Body Map :

Penurunan pendengaran pada telinga kanan

Hasil Brief Survey ;

V. DIAGNOSIS KERJA :

Noise Induced Hearing Loss

VI. DIAGNOSIS DIFERENSI:

Otosklerosis

VII. DIAGNOSIS OKUPASI :

Langkah Diagnosis Pertama

1. Diagnosis Klinis Noise Induced Hearing Loss

Dasar diagnosis (anamnesis, Pasien sulit mendengarkan suara orang saat berbicara dirasakan
pemeriksaan fisik, sejak 4 bulan yang lalu dan memberat sejak 1 bulan terakhir.Nyeri
pemeriksaan penunjang, tidak ada, telinga berdenging tidak ada, riwayat keluar cairan dari
body map, brief survey) telinga tidak ada.Demam tidak ada, mual tidak ada,muntah tidak ada.
Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat mengonsumsi obat-obatan
tidak ada. Riwayat berobat ke dokter untuk keluhan pendengaran
tidak ada. Dalam keseharian,pasien adalah pelayan ditempat salon
kecantikan Azka. Jam kerja dari pukul 08.00-20.00 WITA dan jam
istirahat dari pukul 12.00-14.00 WITA. Pasien telah bekerja di
tempat tersebut selama kurang lebih 1 tahun. Pekerjaan yang
dilakukan pasien yaitu mempersiapkan ruang salon sebelum
pelanggan masuk, melayani pelanggan mulai dari memotong rambut,
perawatan rambut, pijat kepala, cuci rambut hingga dikeringkan
dengan menggunakan pengering (hairdryer) serta spa, sauna dan
perawatan tubuh lainnya. Pekerjaan tersebut membuat pasien sering
mendengar suara bising diakibatkan oleh alat yang digunakan, tidak
hanya itu pelayan lain juga sering menggunakan sehingga bisa
terdengar dengan sendirinya. Begitu seterusnya selama sehari.
Pasien akan beristirahat ketika jam istirahat tiba dan sepulang kerja
di rumah pasien.Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi
alkohol. Pasien jarang berolahraga karena kesibukan dalam bekerja.

2. Pajanan di tempat kerja

Fisik Suara bising dari alat-alat yang digunakan di ruang salon kecantikan.

Kimia Penggunaan bahan kimia kosmetik dan desinfektan dari sabun cuci
tangan.

Biologi Adanya debu dalam ruangan, faktor bakteri, jamur, parasit, virus
melalui peralatan salon, seperti gunting, pisau cukur, handuk, dipan
tempat cuci rambut, penularan penyakit tertentu.

Ergonomi Postur saat bekerja berdiri dan pekerjaan yang menggunakan tangan
terlalu sering.
Psikososial Kontak dengan pelanggan

3 . Evidence Based Sebuah penelitian dilakukan untuk menilai tingkat kebisingan dari
(sebutkan secara teoritis) lingkungan Salon kecantikan populer di Korea dan tingkat potensi
pajanan di tempat kerja gangguan pendengaran yang disebabkan kebisingan akibat kebisingan
yang menyebabkan dari peralatan kecantikan. Menggunakan 18 subyek dengan pendengaran
diagnosis klinis di langkah normal, dua arah, desain eksperimen campuran-faktor digunakan dengan
1. dua variabel independen dari ''sumber kebisingan'' (kondisi no-singer,
one-singer, dan two-singer). Untuk setiap kondisi percobaan, tingkat
Dasar teorinya apa? tekanan suara rata-rata dan tingkat tekanan suara maksimum diukur.
Untuk menilai jumlah pergeseran ambang pendengaran sementara
sebagai ukuran potensi kehilangan pendengaran, audiometri nada murni
diterapkan untuk mengukur tingkat ambang pendengaran kedua telinga
sebelum dan sesudah paparan 100 menit kebisingan peralatan
kecantikan. Kuesioner dari 155 pengguna peralatan kecantikan yang
sebenarnya juga diperoleh untuk mengevaluasi persepsi subjektif
pengguna yang realistis pada lingkungan Salon. Hasilnya menunjukkan
bahwa tingkat kebisingan dari lingkungan salon kecantikan yang khas
lebih tinggi daripada 95dBA, dengan tingkat kebisingan maksimum
sering melampaui tingkat 115dBA OSHA yang tidak diizinkan. Analisis
statistik lebih lanjut dari pergeseran ambang pendengaran
mengungkapkan bahwa hingga 8dB gangguan pendengaran yang
signifikan ditemukan pada pita frekuensi pendengaran manusia yang
paling penting, berpusat pada 4000Hz, setelah kurang dari 2 jam dari
paparan kebisingan peralatan tersebut, menunjukkan bahwa fasilitas alat
kecantikan dapat menimbulkan ancaman serius. gangguan pendengaran
yang disebabkan kebisingan. Seiring dengan beberapa masalah
ergonomis / keamanan, strategi perlindungan pendengaran praktis
disarankan dan didiskusikan.
4. Apakah pajanan cukup Ya

Masa kerja 1 tahun

Jumlah jam terpajan/ hari 12 jam

Pemakaian APD Tidak ada

Konsentrasi pajanan Sulit dinilai

Lainnnya........... -

Kesimpulan jumlah pajanan -


dan dasar perhitungannya

5. Apa ada faktor individu Tidak ada


yang berpengaruh thd
timbulnya diagnosis klinis?
Bila ada, sebutkan.

6 . Apa terpajan bahaya Tidak ada


potensial yang sama spt di
langkah 3 luar tempat
kerja?

Bila ada, sebutkan

7 . Diagnosis Okupasi Noise Induced Hearing Loss

Apa diagnosis klinis


initermsk penyakit akibat
kerja? PENYAKIT AKIBAT KERJA

Bukan penyakit akibat kerja


(diperberat oleh pekerjaan/

bukan sama sekali PAK)_

Butuh pemeriksaan lbh


lanjut)?

VIII. KATEGORI KESEHATAN (pilih salah satu)

a. Kesehatan baik (sehat untuk bekerja = physical fitness),


b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan (sehat untuk bekerja dengan
catatan)
c. Kemampuan fisik terbatas
d. Tidak fit untuk sementara

IX. PROGNOSIS

1. klinik :
ad vitam : bonam
ad sanasionam : dubia
ad fungsionam : dubia et bonam

2.Okupasi (bila ada d/ okupasi): dubia et bonam

X. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN

Jenis Rencana Tindakan (materi & metoda); Tatalaksana


No permasalahan medikamentosa; non medika mentosa(nutrisi, Target Hasil yang
Medis & non olahraga, konseling dan OKUPASI) waktu diharapkan
medis dll)
1 Okupasi:
- Eliminasi : sulit dilakukan
- Subsitusi :sulit dilakukan
- Isolasi : sulit dilakukan
- Engineering Control: sulit dilakukan
- Administrative control : sulit dilakukan
- APD : penggunaan APD yang memenuhi
standar berupa earplug

Terapi Medikamentosa:
- Surgical care
- Tab. Vit. B komplek 1x1 tab

Terapi nonmedikamentosa
 Edukasi:Mengurangi waktu paparan
kebisingan dalam sehari-hari.
 Mengkonsumsi makanan-makan yang bergizi

Persetujuan Pembimbing
Pembimbing : dr.Sultan Buraena ,MS,Sp.OK
Tanda Tangan:

Nama Jelas: Meyrani Silvia


Tanggal: 20 September 2019
3. EVIDENCE-BASED
ARTICLE
4. LAPORAN WALK
THROUGH
BAGIAN IKM DAN IKK SEPTEMBER 2019

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ASPEK K3 PEKERJA SALON KECANTIKAN

Oleh:

ELSA PATANDUK C111 10 339J

FITRIANI C111 10 343J

RADINA C111 11 901J

MEYRANI SILVIA C111 12 129J

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

DI BAGIAN IKM DAN IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan peran dan pekerjaan, hingga padatnya aktivitas yang harus terpenuhi
membuat seseorang harus memaksimalkan tenaga hingga mendapatkan hasil yang
memuaskan. Tenaga dan pikiran yang sudah tercurahkan, diperlukan pengembalian
kondisi tubuh menjadi semul dengan menyeimbangkan dan merelaksasikan pikiran dan
tubuh, . Salon sebagai tempat untuk memperindah dan mempercantik tubuh, dengan
perawatan yang baik dan bersih, maka dengan sendirinya terbentuk tubuh yang sehat.
Kebersihan merupakan latihan menjaga tubuh agar bersih untuk mencegah infeksi dan
penyakit. Dengan membersihkan tubuh, sel-sel kulit mati dapat dibersihkan, bertujuan
untuk mengurangi kesempatan kuman yang dapat masuk ke dalam tubuh. Dengan alasan
tersebut maka saat ini telah banyak salon yang berdiri , baik itu salon yang kecil sampai
pada salon yang besar, dengan banyakanya salon maka banyak pula tenaga kerja yang
terserap namun tenaga kerja ini ada yang merupakan tenaga kerja terdidik yang
mempunyai keterampilan dan pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
pekerja salon namun ada juga yang pekerja yang tidak terdidik dan tidak memiliki
pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja akibatnya banyak tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan atau menderita penyakit akibat kerja di salon.
Kesehatan kerja adalah upaya perusahaan untuk mempersiapkan, memelihara
serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan tenaga kerja dengan
kesehatan baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal, sehingga dapat berproduksi
secara maksimal pula (Dainur,1992).
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, alatkerja,
bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannyaserta cara-
cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan
distribusi, baik barang maupun jasa.Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih
maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.
Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja , dan masyarakat pada
umumnya.Kecelakaan, adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Tak terduga
oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsure kesengajaan,lebih-lebih dalam
bentuk perencanaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwakecelakaan disertai kerugian
materiil maupun penderitaan dari yang paling ringansampai kepada yang paling berat
dan tidak diinginkan.
Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta
kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan
pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah
kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160
juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Pusat Kesehatan Kerja,
2005).
Salon Azka merupakan salah satu dari sekian salon yang ada didaerah Perintis
Kemerdekaan Makassar. Alasan peneliti mengambil salon ini sebagai tempat penelitian
adalah karena : salon ini salon yang mempunyai banyak pelanggan tetap, salon ini juga
merupakan salon yang telah lama berdiri selain itu lokasi salon dekat dengan tempat
tinggal peneliti.
1.2 Tujuan
Penentuan tujuan dalam penelitian adalah bagian yang penting dalam suatu
penelitian agar dalam penelitian dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
pekerja di salon Azka.
b. Untuk mengetahui kondisi lingkungan kerja di salon Azka.
c. Untuk mengetahui penggunaan APD paea pekerja di salon Azka.
d. Untuk mengetahui Penyakit akibat kerja dan pencegahannya.
e. Untuk mengetahui Fasilitas kesehatan yang diterima oleh pekerja di salon Azka.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Adapun di Negara kita, Undangundang Dasar 1945
yang mengisyaratkan bahwa setiap warga Negara Republik Indonesia berhak
mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusian. Dan pekerjaan baru memenuhi
kelayakan bagi kemanusiaan apabila keselamatan tenaga kerja dalam menjalankan
pekerjaan terjamin (UUD1945 pasal 27)6.

Demikian pula dengan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja Salon
Kecantikan Azka Makassar. Salon kecantikan Azka yang berada di Jalan Perintis
Kemerdekaan ini merupakan cabang dari Salon Azka Kecantikan di Jalan Abdul Daeng
Sirua Makassar. Keselamatan dan keamanan yang di butuhkan oleh tenaga kerja pada
saat melakukan pelayanan disarankan untuk memakai segala perlengkapan keamanan
tubuh1.

2.2 Alur Pelayanan Salon Azka

Adapun pelayanan salon yang terdapat di salon Azka adalah sebagai berikut:

1. Perawatan rambut.
2. Perawatan wajah.
3. Perawatan kuku.
4. Pelayanan spa dan sauna.
Pelanggan datang ke salon Azka, jika salon dalam keadaan penuh maka
pelanggan duduk di kursi tunggu namun jika tidak maka pelanggan langsung dilayani
oleh para pekerja. Jika pelanggan ingin melekukan perawatan rambut maka terlebih
dahulu hal yang dilakukan oleh pekerja adalah memeriksa kondisi rambut, jenis rambut
pelanggan . Hal ini dimaksudkan agar pada saat pemberian Zat kimia yang akan
digunakan itu sesuai dengan kondisi rambut pelanggan. Sama halnya dengan pelanggan
yang ingin melakukan facial, terlebih dahulu terdapat pemeriksaan jenis kulit setelah itu
dilakukan langkah berikutnya yaitu pembersihan kulit wajah sampai pada pelayanan
facial.

2.3 Faktor Hazard pekerja salon Azka


A. Faktor Hazard pada pekerja (Registrasi/Kasir) di Salon Azka
 Faktor fisik yang terdiri dari pencahayaan, sumber bising, sumber getaran,
sumber radiasi, dan sumber listrik. Dari aspek pencahayaan berupakurangnya
pencahayaan dan warna cahaya lampu tidak sesuai menyebabkan
ketidaknyamanan pada pekerja (registrasi/kasir) dalam melaksanakan transaksi
dengan pelanggan. Dari aspek yang lain tidak didapatkan masalah yang
bermakna.
 Dari faktor kimia berupa debu yang biasa berada di sekitar lingkungan
registrasi. Hal inidapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan rasa
yang kurang nyaman saat melakukan pelayanan.
 Faktor biologi seperti bakteri, jamur, virus, dan parasit yang biasa didapatkan
dalam proses pelayanan seperti pada saat transaksi uang pelanggan dan
administrasi pendaftaran pelanggan.
 Pekerjaan yang dilakukan seperti pada saat administrasi dan laporan pelanggan
ditulis secara manual melibatkan penggunaan tangan yang terus-menerus dan
berulang serta posisi pekerja sebagian besar dilakukan dalam posisi duduk yang
tetap dalam jangka waktu lama mengakibatkan pekerja biasa mengeluhkan nyeri
punggung bawah ditinjau dari faktor ergonomis.
 Faktor psikososial yang ditemukan pada pekerja adalah kejenuhan pekerja akibat
aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang dan tidak ada jadwal kerja bergilir (Shift)
pekerja registrasi saat ini.
Keluhan/Penyakit yang dialami

Pekerja registrasi mengeluhkan nyeri pada punggung bawah tetapi belum pernah
mendapat penanganan dari dokter. Selain itu, pekerja pernah mengalami nyeri pada
pergelangan tangan dan gatal pada jari-jari tangan.

Alat Pelindung Diri (APD) dan Penyediaan P3K

Tidak tersedia untuk pekerja pelayanan registrasi.

B. Faktor Hazard Dalam Pelayanan Salon Rambut


Dalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ada satu kata yang
selalu harus diingat yaitu ”Pencegahan merupakan cara yang paling efektif” artinya
mencegah terjadinya kecelakaan berarti sudah tercapai tujuan menhindari kecelakaan itu
sendiri. Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di salon Azka, yaitu berupa:

1. Faktor fisik berupa adanya potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-
gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar
kebisingan dengan intensitas sedang-tinggi, intensitas penerangan kurang memadai,
getaran, radiasi. Adapun faktor fisik yang ditemukan di salon Azka adalah:
 Sumber bising dari alat-alat salon seperti hair-dryer yang terkadang
menganggu pendengaran.
 Terpapar panas dari alat alat yang digunakan yang memanfaatkan tenaga
listrik, seperti hair-dryer, catokan, stimer.
 Terpapar radiasi dari penggunaan alat alat elektronik yang dapat
menghantarkan radiasi.
 Selain itu, adanya alat-alat dalam salon yang memiliki sumber lisrik dengan
kekuatan tinggi seperti AC, hair-dryer, catokan, stimer, yang jika dipakai
secara bersamaan, terkadang menyebabkan listrik turun dan bisa menyebabkan
korsleting aliran listrik yang bisa mengakibatkan kebakaran.
2. Faktor kimia, Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga
kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran
pencernaan), skin contact (melalui kulit). Faktor kimia yang ditemui di salon Azka
adalah:
 Debu yang umumnya berada di dalam salon. Hal ini dapat menyebabkan
gangguan saluran pernapasan pada karyawan ataupun customer dan
menyebabkan rasa yang kurang nyaman.
 Penggunaan bahan kimia pada kosmetik yang digunakan untuk make up,
mencuci rambut, memberi kondisioner pada rambut, memotong, mengeriting,
menata rambut, dan mewarnai rambut ( shampooing, conditioning cutting,
wavin, styling dan coloring ), hair spray, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut
mengandung zat-zat kimia yang bisa menyebabkan iritasi/iritan pada kulit
karyawan.
 Sabun cuci tangan, juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit terutama pada
tangan. Karena terkadang ada individu yang alergi terhadap zat kimia tertentu
yang terdapat dalam sabun tersebut.
3. Faktor biologis, bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit
yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang
menderita penyakit-penyakit tertentu. Yang ditemui di salon Azka berupa penularan
penyakit akibat bakteri, jamur, parasit, virus melalui peralatan salon, seperti gunting,
pisau cukur, handuk, dipan tempat cuci rambut. Faktor biologis ini bisa menularkan
penyakit kepada karyawan salon seperti penyakit dalam sistem pernapasan.
4. Faktor ergonomis yang ditemui di salon Azka berupa, posisi kerja sebagian besar
dilakukan dengan berdiri karena tidak memungkinkan petugas untuk duduk dan cara
kerja berupa mengangkat, memegang alat salon seperti hair-dryer, catokan dalam
waktu cukup lama, mendorong dan menarik. Dengan cara kerja yang tidak dilakukan
dengan benar oleh karyawan dan posisi kerja yang demikian mengakibatkan sebagian
karyawan mengeluh terkadang merasakan nyeri punggung bawah (low back pain).
Gerakan memegang alat salon dalam waktu cukup lama serta dilakukan secara
berulang dan berdiri yang terlalu lama juga dapat menimbulkan keluhan nyeri otot
rangka para karyawan.
5. Faktor psikososial yang paling sering ditemukan adalah kejenuhan yang dialami para
karyawan. Melihat banyaknya customer yang datang ke salon Azka setiap harinya,
dan tidak adanya pembagian dalam jam bekerja, sering membuat karyawan merasa
sangat kelelahan. Ditambah lagi setiap karyawan mendapatkan shift dalam
membersihkan salon dan peralatan salon yang dilakukan secara bergilir sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh pengelola. Mengingat, di salon tersebut tidak ada
karyawan khusus dalam bidang cleaning service dan laundry.
Keluhan Atau Penyakit Yang Dialami

Adapun keluhan atau penyakit yang dapat dialami oleh para pekerja salon yg
disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Faktor fisik (sumber bising, paparan panas dan paparan radiasi dari alat-alat salon),
faktor kimia (debu), bisa menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan seperti asma,
rhinitis alergi, batuk, flu, dan pilek.
2. Faktor fisik (penggunaan bahan kimia pada kosmetik, desinfektan berupa sabun cuci
tangan), bisa menyebabkan penyakit pada sistem indra pada kulit yaitu dermatitis
kontak. Baik dermatitis kontak iritan maupun dermatitis kontak alergi.
3. Faktor ergonomis (postur pekerja yang terlalu sering berdiri dan terlalu sering
memegang alat salon dalam jangka waktu yang lama) bisa mengakibatkan gangguan
pada otot ataupun persendian.
Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal


protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi,
fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.

Dalam hirarki bahaya (hazard) control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat
pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum
memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu,
dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak
dikurangi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Salon Azka, diperoleh hasil bahwa
meskipun para pekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kesehatan dan
keselamatan kerja namun pada pelaksanaannya para pekerja tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.

Upaya Lain Pengelola Tentang K3


Dari hasil pengamatan kami di salon Azka, tidak adanya ketersediaan atau
kelengkapan sarana dan prasarana dalam menunjang kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini
bisa dilihat dari:
1. Tidak adanya ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K sebagai sarana
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan dalam bekerja.
2. Tidak adanya saran pencegahan dan pengendalian kebakaran seperti: tidak ada
APGAR, detector alarm kebakaran, hydran, dan sprinkler.
3. Tidak ada jaminan kesehatan bagi para pekerja salon Azka.
Kondisi Lingkungan Kerja/Konstruksi Bangunan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian penting dalam semua lingkungan
pekerjaan karena kesehatan dan keselamatan kerja berfungsi untuk melindungi kesejahteraan
pekerja dalam bekerja. Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting. Di
dalam.lingkungan kerja yang baik akan mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang
tinggi, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan.
1. Kebersihan
Lingkungan kerja di salon Azka dapat dikatakan bersih, karena di tunjang dengan peralatan
kebersihan yang memadai seperti tempat sampah yang diletakan di setiap bagian bawah meja
rias. Tersedia juga sapu dan cikrak di sudut ruangan yang berfungsi untuk membersihan
potongan rambut yang berserakan di lantai. Jadi lantai selalu terlihat bersih.
2. Langit-langit bangunan
Langit-langit bangunan di salon Azka terbilang masih bagus dan bersih. Dilihat dari tidak
adanya kotoran-kotoran (lawak-lawak) dilangit-langit bangunan.
3. Ventilasi Udara
Dari hasil pengamatan, kami tidak menemukan ventilasi udara di salon Azka. Hanya terlihat
2 buah AC sebagai pendingin ruangan yang didukung dengan pengharum ruangan.
4. Penerangan
Salon Azka memiliki penerangan yang baik, karena seratus persen pencahayaan berasal dari
bola lampu yang menyala sepanjang jam kerja. Hal ini disebabkan salon tidak memiliki
ventilasi sebagai jalan masuknya cahaya matahari.

C. Faktor Hazard Pelayanan Salon Spa


a. Faktor fisik dimana memiliki potensi untuk mengakibatkan gangguan kesehatan
terhadap pekerja. Pada Salon Azka, potensial hazard yang bisa ditemukan adalah
pada saat sauna dimana penggunaan sumber listrik dengan kekuatan tinggi memiliki
resiko untuk korsleting ataupun kesetrum pada pekerja.
b. Faktor kimia merupakan potensi dari bahan kimia di sekitar lingkungan spa atau
bahan yang digunakan untuk spa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Salon
Azka ditemukan penggunaan bahan kimia yang digunakan untuk spa.
c. Faktor biologi yaitu potensi bahaya berasal dari kuman-kuman penyakit yang
terdapat di udara atau dengan kontak langsung antara pekerja dengan pelanggan
salon. Khusus untuk spa pada Salon Azka potensial hazard yang ditemukan adalah
pekerja harus sering-sering mencuci tangan setelah kontak dengan salon atau dengan
menggunakan masker pada saat bekerja guna menghindari penularan penyakit lewat
udara.
d. Faktor ergonomis yang bisa ditemukan pada Salon Azka adalah posisi pekerja yang
menunduk pada saat spa yang membutuhkan waktu lama dalam pelayanan.
Berdasarkan potensial hazard ergonomis sebaiknya pekerja apabila lelah beristirahat
sedikit lalu melanjutkan lagi pelayanan spa.
e. Potensi psikososial berasal dari bahaya psikologis pekerja, dimana pekerja spa dari
Salon Azka sering kontak dengan pasien namun itu tidak dikategorikan sebagai
faktor hazard sebab pekerja dari Salon Azka merasa itu salah satu bentuk hiburan
tersendiri bekerja dan bertemu dengan banyak orang.

Keluhan Atau Penyakit Yang Dialami


Adapun keluhan atau penyakit yang dapat dialami oleh para pekerja salon yg
disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Faktor fisik (penggunaan bahan-bahan spa yang bisa mengiritasi), bisa menyebabkan
penyakit pada sistem indra pada kulit yaitu dermatitis kontak. Baik dermatitis kontak
iritan maupun dermatitis kontak alergi. Selain itu, dapat menyebabkan gangguan
pernapasan seperti rhinitis alergi apabila terpapar alergen yang bisa mencetus seperti
penggunaan aromaterapi.

2. Faktor ergonomis (posisi pekerja yang selalu membungkuk dalam jangka waktu yang
lama pada saat spa) bisa menyebabkan ketegangan pada otot dan nyeri pada
persendian.

Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal


protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi,
fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Dalam hirarki bahaya (hazard) control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat
pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum
memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu,
dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak
dikurangi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Salon Azka, diperoleh hasil bahwa
meskipun para pekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kesehatan dan
keselamatan kerja namun pada pelaksanaannya para pekerja tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.

Upaya Lain Pengelola Tentang K3


Dari hasil pengamatan kami di salon Azka, tidak adanya ketersediaan atau
kelengkapan sarana dan prasarana dalam menunjang kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini
bisa dilihat dari:
1. Tidak adanya ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K sebagai sarana
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan dalam bekerja.
2. Tidak adanya saran pencegahan dan pengendalian kebakaran seperti: tidak ada
APGAR, detector alarm kebakaran, hydran, dan sprinkler.
3. Jaminan kesehatan bagi karyawan.

Kondisi Lingkungan Kerja/Konstruksi Bangunan


Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian penting dalam semua lingkungan
pekerjaan karena kesehatan dan keselamatan kerja berfungsi untuk melindungi kesejahteraan
pekerja dalam bekerja. Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting. Di
dalam.lingkungan kerja yang baik akan mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang
tinggi, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan.
1. Kebersihan
Lingkungan kerja di salon Azka dapat dikatakan bersih, karena di tunjang dengan peralatan
kebersihan yang memadai seperti tempat sampah yang diletakan di setiap bagian bawah meja
rias. Tersedia juga sapu dan cikrak di sudut ruangan yang berfungsi untuk membersihan
potongan rambut yang berserakan di lantai. Jadi lantai selalu terlihat bersih.

2. Langit-langit bangunan
Langit-langit bangunan di salon Azka terbilang masih bagus dan bersih. Dilihat dari tidak
adanya kotoran-kotoran (lawak-lawak) dilangit-langit bangunan.
3. Ventilasi Udara
Dari hasil pengamatan, kami tidak menemukan ventilasi udara di salon Azka. Hanya terlihat
2 buah AC sebagai pendingin ruangan yang didukung dengan pengharum ruangan.
4. Penerangan
Salon Azka memiliki penerangan yang baik, karena seratus persen pencahayaan berasal dari
bola lampu yang menyala sepanjang jam kerja. Hal ini disebabkan salon tidak memiliki
ventilasi sebagai jalan masuknya cahaya matahari.

D. Faktor Hazard Dalam Pelayanan Salon Facial

Dalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ada satu kata
yang selalu harus diingat yaitu ”Pencegahan merupakan cara yang paling efektif” artinya
mencegah terjadinya kecelakaan berarti sudah tercapai tujuan menhindari kecelakaan itu
sendiri. Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di salon Azka, yaitu
berupa:.

1. Faktor kimia, Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga
kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran
pencernaan), skin contact (melalui kulit). Faktor kimia yang ditemui di salon Azka
adalah:
 Debu yang umumnya berada di dalam salon. Hal ini dapat menyebabkan
gangguan saluran pernapasan pada karyawan ataupun customer dan
menyebabkan rasa yang kurang nyaman.
 Penggunaan bahan kimia pada kosmetik yang digunakan untuk facial seperi
pencuci muka, toner, pelembab dan steamer. Bahan-bahan tersebut
mengandung zat-zat kimia yang bisa menyebabkan iritasi/iritan pada kulit
karyawan.
 Sabun cuci tangan, juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit terutama pada
tangan. Karena terkadang ada individu yang alergi terhadap zat kimia tertentu
yang terdapat dalam sabun tersebut.
2. Faktor biologis, bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit
yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang
menderita penyakit-penyakit tertentu. Yang ditemui di salon Azka berupa penularan
penyakit akibat bakteri, jamur, parasit, virus melalui peralatan salon, seperti gunting,
pisau cukur, handuk, dipan tempat cuci rambut. Faktor biologis ini bisa menularkan
penyakit kepada karyawan salon seperti penyakit dalam sistem pernapasan.
3. Faktor ergonomis yang ditemui di salon Azka berupa, posisi kerja sebagian besar
dilakukan dengan berdiri karena tidak memungkinkan petugas untuk duduk dan cara
kerja berupa mengangkat, catokan dalam waktu cukup lama, mendorong dan
menarik. Dengan cara kerja yang tidak dilakukan dengan benar oleh karyawan dan
posisi kerja yang demikian mengakibatkan sebagian karyawan mengeluh terkadang
merasakan nyeri punggung bawah (low back pain). Gerakan memegang alat salon
dalam waktu cukup lama serta dilakukan secara berulang dan berdiri yang terlalu
lama juga dapat menimbulkan keluhan nyeri otot rangka para karyawan.
4. Faktor psikososial yang paling sering ditemukan adalah kejenuhan yang dialami para
karyawan. Melihat banyaknya customer yang datang ke salon Azka setiap harinya,
dan tidak adanya pembagian dalam jam bekerja, sering membuat karyawan merasa
sangat kelelahan. Ditambah lagi setiap karyawan mendapatkan shift dalam
membersihkan salon dan peralatan salon yang dilakukan secara bergilir sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh pengelola. Mengingat, di salon tersebut tidak ada
karyawan khusus dalam bidang cleaning service dan laundry.
Keluhan Atau Penyakit Yang Dialami

Adapun keluhan atau penyakit yang dapat dialami oleh para pekerja salon yg
disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Faktor kimia (debu), bisa menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan seperti
asma, rhinitis alergi, batuk, flu, dan pilek.
2. Faktor fisik (penggunaan bahan kimia pada kosmetik, desinfektan berupa sabun cuci
tangan), bisa menyebabkan penyakit pada sistem indra pada kulit yaitu dermatitis
kontak. Baik dermatitis kontak iritan maupun dermatitis kontak alergi.
3. Faktor ergonomis (postur pekerja yang terlalu sering berdiri dan terlalu sering
memegang alat salon dalam jangka waktu yang lama) bisa mengakibatkan gangguan
pada otot ataupun persendian.
Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal


protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi,
fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.

Dalam hirarki bahaya (hazard) control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat
pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum
memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu,
dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak
dikurangi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Salon Azka, diperoleh hasil bahwa
meskipun para pekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kesehatan dan
keselamatan kerja namun pada pelaksanaannya para pekerja tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.

Upaya Lain Pengelola Tentang K3


Dari hasil pengamatan kami di salon Azka, tidak adanya ketersediaan atau
kelengkapan sarana dan prasarana dalam menunjang kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini
bisa dilihat dari:
1. Tidak adanya ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K sebagai sarana
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan dalam bekerja.
2. Tidak adanya saran pencegahan dan pengendalian kebakaran seperti: tidak ada
APGAR, detector alarm kebakaran, hydran, dan sprinkler.
3. Ada jaminan kesehatan bagi karyawan di Salon Azka.

Kondisi Lingkungan Kerja/Konstruksi Bangunan


Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian penting dalam semua lingkungan
pekerjaan karena kesehatan dan keselamatan kerja berfungsi untuk melindungi kesejahteraan
pekerja dalam bekerja. Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting. Di
dalam.lingkungan kerja yang baik akan mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang
tinggi, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan.
1. Kebersihan
Lingkungan kerja di salon Azka dapat dikatakan bersih, karena di tunjang dengan
peralatan kebersihan yang memadai seperti tempat sampah yang diletakan di setiap
bagian bawah meja rias. Tersedia juga sapu dan cikrak di sudut ruangan yang
berfungsi untuk membersihan potongan rambut yang berserakan di lantai. Jadi lantai
selalu terlihat bersih.
2. Langit-langit bangunan
Langit-langit bangunan di salon Azka terbilang masih bagus dan bersih. Dilihat dari
tidak adanya kotoran-kotoran (lawak-lawak) dilangit-langit bangunan.
3. Ventilasi Udara
Dari hasil pengamatan, kami tidak menemukan ventilasi udara di salon Azka. Hanya
terlihat 2 buah AC sebagai pendingin ruangan yang didukung dengan pengharum
ruangan.
4. Penerangan
Salon Azka memiliki penerangan yang baik, karena seratus persen pencahayaan
berasal dari bola lampu yang menyala sepanjang jam kerja. Hal ini disebabkan salon
tidak memiliki ventilasi sebagai jalan masuknya cahaya matahari.

E. Faktor hazard dalam pelayanan salon (Laundry)

1. Faktor Kimia yang ada di unit laundry pelayanan salon ini antara lain adalah debu
yang berasal dari laundry itu sendiri atau linen-linen. Selain itu,bahan-bahan kimia
yang ada di unit laundry berasal dari detergen ,desinfektan ,zat pemutih ,alkali ,bleach
dan softener yang dapat mengiritasi kulit para pekerja laundry.
2. Faktor biologi merupakan penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
mikroorganisme hidup seperti bakteri,virus,jamur dan parasit. Tenaga kerja yang
menangani linen kotor sering kontak dengan bahan dan menghirup udara yang
tercemar kuman patogen.
3. Faktor fisik yang ada di unit laundry pelayanan salon ini antara lain adalah sumber
pencahayaan.Sumber pencahayaan yang ada didapatkan tidak begitu terang dan warna
lampu yang tidak sesuai sehingga menimbulkan kelelahan mata yang dapat
mengakibatkan terjadinya kelelahan yang dapat menyebabkan kualitas kerja dan
produktivitas menurun dan kecelakaan kerja.
4. Faktor fisiologi atau ergonomis yang merupakan hubungan atau interaksi antara faal
kerja manusia dengan pekerjaan atau lingkungan kerja seperti pekerjaan yang
dilakukan secara manual,postur saat bekerja seperti duduk dalam jangka waktu yang
lama dan pekerjaan yang berulang.
5. Faktor Psikososial juga memerlukan perhatian antara lain adalah stress yaitu aspek
psikologis dari faktor lingkungan terhadap kesejahteraan individu yang dapat
disebabkan oleh tuntutan pekerjaan seperti beban kerja yang berlebihan,tekanan waktu
maupun tanggungjawab yang berlebihan .
Keluhan atau Penyakit yang dialami:

Keluhan atau penyakit yang dialami oleh pekerja pelayanan salon pada saat ini berupa
keluhan pada Sistem Muskuloskeletal yaitu nyeri punggung bawah dan sistem Indera yaitu
iritasi dan gatal pada kulit terutama telapak tangan dan kaki.

Alat Pelindung Diri, Ketersediaan dan Kelengkapan Kotak Obat P3K

Melalui survey yang dilakukan pada pusat pelayanan salon ini, tidak terdapat alat
pelindung diri seperti tutup kepala, kacamata, masker, celemek, handscoen dan sepatu yang
seharusnya digunakan oleh petugas laundry .Selama ini tidak terdapat pencatatan mengenai
kebutuhan,persediaan, dan penggunaan alat pelindung diri sehingga kelengkapan dan
kesesuaian alat pelindung diri yang harusnya siap , tersedia dan layak pakai belumterpenuhi.
Begitu juga tidak didapatkan ketersediaan dan Kelengkapan Kotak obat P3K pada pelayanan
salon ini. Selain itu, pada saat menjadi pekerja baru, pekerja pelayanan salon tidak pernah
mendapat penyuluhan ,pengetahuan dan pelatihan mengenai Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3).

Dari aspek konstruksi bangunan ,dari survey didapatkan lantai yang licin dan ventilasi
yang kurang baik.Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja pada petugas pelayanan salon.
Dari segi pencegahan dan pengendalian kebakaran, tidak terdapat ketersediaan APAR,
Detector, alarmkebakaran, hydran maupun Sprinkler di tempat ini.

F. Faktor Hazard Dalam Pelayanan Salon Menicure Pedicure

Dalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ada satu kata yang
selalu harus diingat yaitu ”Pencegahan merupakan cara yang paling efektif” artinya
mencegah terjadinya kecelakaan berarti sudah tercapai tujuan menhindari kecelakaan itu
sendiri. Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di salon Azka, yaitu berupa:.

1. Faktor kimia, Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja
melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan),
skin contact (melalui kulit). Faktor kimia yang ditemui di salon Azka adalah:
 Debu yang umumnya berada di dalam salon. Hal ini dapat menyebabkan
gangguan saluran pernapasan pada karyawan ataupun customer dan
menyebabkan rasa yang kurang nyaman.
 Penggunaan bahan kimia pada kosmetik yang digunakan untuk pedicure dan
manicure seperi kutex mengandung zat-zat kimia yang bisa menyebabkan
iritasi/iritan pada kulit karyawan.
 Sabun cuci tangan, juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit terutama pada
tangan. Karena terkadang ada individu yang alergi terhadap zat kimia tertentu
yang terdapat dalam sabun tersebut.
2. Faktor biologis, bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit
yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang
menderita penyakit-penyakit tertentu. Yang ditemui di salon Azka berupa penularan
penyakit akibat bakteri, jamur, parasit, virus melalui peralatan salon, seperti gunting,
pisau cukur, handuk, dipan tempat cuci rambut. Faktor biologis ini bisa menularkan
penyakit kepada karyawan salon seperti penyakit dalam sistem pernapasan.

3. Faktor ergonomis yang ditemui di salon Azka berupa, posisi kerja sebagian besar
dilakukan dengan berdiri karena tidak memungkinkan petugas untuk duduk dan cara
kerja berupa mengangkat, catokan dalam waktu cukup lama, mendorong dan menarik.
Dengan cara kerja yang tidak dilakukan dengan benar oleh karyawan dan posisi kerja
yang demikian mengakibatkan sebagian karyawan mengeluh terkadang merasakan
nyeri punggung bawah (low back pain). Gerakan memegang alat salon dalam waktu
cukup lama serta dilakukan secara berulang dan berdiri yang terlalu lama juga dapat
menimbulkan keluhan nyeri otot rangka para karyawan.

4. Faktor psikososial yang paling sering ditemukan adalah kejenuhan yang dialami para
karyawan. Melihat banyaknya customer yang datang ke salon Azka setiap harinya, dan
tidak adanya pembagian dalam jam bekerja, sering membuat karyawan merasa sangat
kelelahan. Ditambah lagi setiap karyawan mendapatkan shift dalam membersihkan
salon dan peralatan salon yang dilakukan secara bergilir sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan oleh pengelola. Mengingat, di salon tersebut tidak ada karyawan
khusus dalam bidang cleaning service dan laundry.
Keluhan Atau Penyakit Yang Dialami

Adapun keluhan atau penyakit yang dapat dialami oleh para pekerja salon yg
disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Faktor kimia (debu), bisa menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan seperti asma,
rhinitis alergi, batuk, flu, dan pilek.

2. Faktor fisik (penggunaan bahan kimia pada kosmetik, desinfektan berupa sabun cuci
tangan), bisa menyebabkan penyakit pada sistem indra pada kulit yaitu dermatitis
kontak. Baik dermatitis kontak iritan maupun dermatitis kontak alergi.

3. Faktor ergonomis (postur pekerja yang terlalu sering berdiri dan terlalu sering
memegang alat salon dalam jangka waktu yang lama) bisa mengakibatkan gangguan
pada otot ataupun persendian.

Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal


protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi,
fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.

Dalam hirarki bahaya (hazard) control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat
pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum
memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu,
dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak
dikurangi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Salon Azka, diperoleh hasil bahwa
meskipun para pekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kesehatan dan
keselamatan kerja namun pada pelaksanaannya para pekerja tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.
Upaya Lain Pengelola Tentang K3
Dari hasil pengamatan kami di salon Azka, tidak adanya ketersediaan atau
kelengkapan sarana dan prasarana dalam menunjang kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini
bisa dilihat dari:
 Tidak adanya ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K sebagai sarana
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan dalam bekerja.
 Tidak adanya saran pencegahan dan pengendalian kebakaran seperti: tidak ada
APGAR, detector alarm kebakaran, hydran, dan sprinkler.
 Ada jaminan kesehatan bagi karyawan di Salon Azka.

Kondisi Lingkungan Kerja/Konstruksi Bangunan


Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian penting dalam semua lingkungan
pekerjaan karena kesehatan dan keselamatan kerja berfungsi untuk melindungi kesejahteraan
pekerja dalam bekerja. Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting. Di
dalam.lingkungan kerja yang baik akan mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang
tinggi, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan.
1. Kebersihan
Lingkungan kerja di salon Azka dapat dikatakan bersih, karena di tunjang dengan
peralatan kebersihan yang memadai seperti tempat sampah yang diletakan di setiap
bagian bawah meja rias. Tersedia juga sapu dan cikrak di sudut ruangan yang berfungsi
untuk membersihan potongan rambut yang berserakan di lantai. Jadi lantai selalu terlihat
bersih.
2. Langit-langit bangunan
Langit-langit bangunan di salon Azka terbilang masih bagus dan bersih. Dilihat dari
tidak adanya kotoran-kotoran (lawak-lawak) dilangit-langit bangunan
3. Ventilasi Udara
Dari hasil pengamatan, kami tidak menemukan ventilasi udara di salon Azka. Hanya
terlihat 2 buah AC sebagai pendingin ruangan yang didukung dengan pengharum
ruangan.

4. Penerangan
Salon Azka memiliki penerangan yang baik, karena seratus persen pencahayaan
berasal dari bola lampu yang menyala sepanjang jam kerja. Hal ini disebabkan salon tidak
memiliki ventilasi sebagai jalan masuknya cahaya matahari.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.0 Bahan dan Cara


3.0.1 Alur Kerja Karyawan Salon Azka di Makassar

Registrasi & Standby


(Kantor)

Pelayanan
(terbagi 4)

Perawatan Rambut Perawatan Spa Facial


Kuku

Maniquer
Cutting Rambut pediquer

Pewarnaan Rambut

Smoothing dan
Rebonding

Hair Mask

Creambath

Kasir
3.0.2 Peralatan yang Diperlukan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey antara lain:
- Alat tulis menulis: berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey.
- Kamera digital: berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan dan lingkungan
pekerja salon kecantikan di Salon Azka Makassar.
- Checklist: berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai
survey.
3.0.3 Cara Pemantauan
Dengan metode walk through survey dengan menggunakan checklist. Walk
through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan indra
pendengaran, sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja.
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah
kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja. Sebelum
melakukan pemotretan perlu dimintakan izin terlebih dahulu kepada pimpinan
perusahaan. Laporan walk through survey tidak cukup hanya dengan mengisi
checklist, melainkan juga harus menyusun esai. Checklist hanyalah merupakan
panduan saja agar tidak ada kelupaan.
3.1 Lokasi dan Waktu
3.1.1 Lokasi
Lokasi survei kesehatan dan kedokteran kerja kami jalankan adalah
mengevaluasi faktor yang berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan kerja
pada karyawan salon kecantikan “Salon Azka” di jalan Perintis Kemerdekaan,
Makassar.
3.1.2 Waktu
Waktu pelaksanaan survei kesehatan dan kedokteran kerja ini pada tanggal 12
Maret – 16 Maret 2018. Rincian kegiatan sebagai berikut.
16-17 September 2019 : Melapor ke Bagian K3 RS Ibnu Sina dan
diberikan pengarahan.
Melakukan survei di lokasi penelitian Salon Azka.
18 September 2019 : Penyusunan laporan hasil Walk Through Survey.
18 September 2019 : Penyusunan status okupasi
19 September 2019 : Penyusunan status okupasi dan laporan survey jurnal artikel
status okupasi.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.1. Alur Pelayanan Salon:
1. Registrasi
2. Pemotongan dan Perawatan Rambut
3. Perawatan kuku
4. Facial
5. Spa
6. Laundry

4.1.2. Hasil Survey


1. Hazard Lingkungan Kerja
a. Kantor (registrasi dan standby)
 Fisik: Tidak ada
 Kimia: Debu
 Biologik : Bakteri,virus,jamur, parasit
 Ergonomik:Postur yang tetap dan lama saat bekerja
 Psikososial:kejenuhan menunggu.
b. Pemotongan dan perawatan rambut
 Fisik: suhu yang agak panas dari alat perawatan rambut,alatan tajam
seperti gunting.
 Kimia: Debu,bahan-bahan iritan perawatan rambut
 Biologik : Bakteri,virus jamur dan parasit
 Ergonomik: pekerja lebih sering berdiri dan membungkuk
 Psikososial: Kerja yang berlebih
c. Perawatan kuku
 Fisik: Alatan perwatan kuku yang tajam
 Kimia: debu dan zat-zat iritan perawatan kuku
 Biologik : Bakteri,virus,jamur,dan parasit
 Ergonomik: Postur duduk atau berdiri yang lama
d. Facial

Fisik: Suhu

 Kimia: debu dan zat-zat iritan

 Biologik : Bakteri,virus,jamur,dan parasit

 Ergonomik: Postur duduk atau berdiri yang lama

 Psikososial : Kerja yang berlebih

e.Spa
 Fisik :Suhu
 Kimia :Debu dan zat iritan
 Biologik : Bakteri,virus jamur dan parasite
 Ergonomik : Postur duduk dan berdiri yang lama
 Psikososial : Kerja yang berlebih
f. Laundry

 Fisik : Tertusuk benda-benda tajam


 Kimia: Deterjen,debu
 Biologik :Bakteri,virus,jamur dan parasite
 Ergonomik : Postur duduk dan membungkuk
 Psikososial : Kerja yang berlebih

Dari hasil survey yang dilakukan tidak terdapat APD yang digunakan.

Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum bekerja,


berkala, berkala khusus)

Para pekerja memeriksakan kesehatannya hanya saat sakit saja.Tidak ada pemeriksaan
kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum bekerja, berkala, dan
berkala khusus).
Keluhan/penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan

Penyakit/ keluhan kesehatan yang diajukan dari salon ini adalah low back pain,
musculoskeletal disorder, dermatitis kontak alergi, dan rhinitis alergi.

Upaya K3 lainnya yang dijalankan

Di tempat kerja tidak terdapat upaya K3.

4.2 Pembahasan
4.2.1. Survey tentang hazard umum
Dari survey yang dilakukan pada pekerja salon , pekerja banyak terpapar
dengan fisik, kimia, ergonomik, dan psikososial. Hazard ini membahayakan karena
seharusnya lingkungan kerja dalam keadaan aman, dan tidak membahayakan
pekerjanya.
 Faktor kimia berupa debu dan zat kimia yang umumnya berada di salon.
Hal ini dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan pada buruh
dan rasa yang kurang nyaman..
0. Faktor ergonomi, posisi kerja sebagian besar dilakukan dengan berdiri dan
membungkuk saat pelayanan dan perawatan dengan jangka waktu yang lama
dan berulang. Dengan cara kerja yang tidak dilakukan dengan benar oleh
pekerja dan posisi kerja yang demikian mengakibatkan sebagian petugas
mengeluh terkadang merasakan nyeri punggung bawah)low back pain. Gerakan
mengangkat barang berulang seperti petugas laundry dan berdiri yang terlalu
lama juga dapat menimbulkan keluhan nyeri otot rangka para pekerja.
1. Faktor fisik berupa kurangnya pencahayaan di salon yang kurang sesuai
menyebabkan ketidaknyamanan pada pekerja.
2. Faktor psikososial, yang ditemukan pada pekerja adalah kejenuhan yang dialami
para pekerja sembari menunggu
4.2.2. Survey tentang alat kerja yang digunakan oleh pekerja pelayanan salon kecantikan
Alat kerja seperti mesin cuci baju yang digunakan para petugas tidak
ada.Semua dilakukan oleh mereka dengan metode manual handling.
4.2.3. Survey untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan buruh
bongkar muat
Dari hasil survey didapatkan para petugas pelayanan salon tidak memakai alat
pelindung diri apapun.Seharusnya mereka memakai seperti masker dan sarung
tangan untuk melindungi diri mereka saat melakukan pekerjaan.
4.2.4. Survey tentang pemeriksaan pada pekerja pelayanan salon kecantikan
Dari hasil survey didapatkan para pekerja salon ini tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala atau pemeriksaan khusus. Ini tidak sesuai dengan
standar pelayanan K3, dan ini menunjukkan kurangnya upaya tertentu dari pihak
rumah sakit untuk menjalankan program K3 secara keseluruhan.
4.2.5. Survey tentang keluhan yang dialami pekerja salon akibat pekerjaannya
Dari survey didapatkan pada pekerja salon, terdapat beberapa keluhan seperti
nyeri otot, nyeri punggung bawah (low back pain) yang disebabkan posisi dan cara
kerja yang tidak benar salah satunya. Terdapat juga keluhan lain seperti dermatitis
kontak iritan dan rhinitis alergi akibat iritasi dari zat-zat kimia akibat penggunaan
APD yang tidak lengkap.
4.2.6. Survey tentang upaya lain K3
Tidak ada upaya K3 yang dijalankan.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Melalui penelitian dan survey yang dilakukan,didapatkan beberapa kesimpulan bahwa


komitmen manajemen sangat berperan terhadap lingkungan dan keselamatan kerja.Selain
itu ,peraturan dan prosedur keamanan merupakan hal yang sangat penting terhadap
keselamtan tempat kerja dan petugas. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) wajib
digunakan untuk mencegah dari bahaya akibat faktor-faktor hazard di tempat kerja yang
dapat menyebabkan gangguan kesehatan para pekerja.Penyuluhan dan pelatihan bagi
petugas harus dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan pada para petugas mengenai
bahaya-bahaya dan ancaman di tempat kerja.Secara keseluruhannya ,diharapkan penelitian
ini dapat membantu petugas untuk memahami masalah kesehatan kerja dan dapat
melakukan upaya antisipasi terhadap akibat yang ditimbulkannya sehingga tercapai budaya
sehat dalam bekerja.

You might also like