Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelindung pembatas sekarang umumnya diacu sebagai
Perlengkapan Perlindungan Diri ( PPD ), telah digunakan bertahun – tahun
lamanya untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat pada
petugas yang bekerja pada suatu tempat perawatan kesehatan.
PPD seperti sarung tangan pemeriksaan yang bersih dan tidak steril
sangat penting dalam mengurangi resiko penularan, namun yang lainnya
(seperti pakaian, topi, dan sepatu tertutup ) terus dipakai tanpa bukti yang
meyakinkan tentang efektivitasnya ( Larson dkk 1995 ). Kenyataannya,
beberapa praktik yang biasa, seperti semua petugas di ruang operasi,
bukan hanya tim bedah saja, harus memakai masker, akan meningkatkan
biaya, sedangkan perlindungan yang diberikan sangat minimal, kalaupun
ada, perlindungan bagi pasien dan staf (Mitcell 1991 ). Tambahan lagi,
demi efektivitasnya, PPD harus digunakan dengan tepat. Umpamanya,
gaun bedah dan kain penutup telah menunjukkan dapat mencegah infeksi
luka hanya kalau kering. Kalau basah, kain yang bersifat spons yang
mengisap bakteri dari kulit atau peralatan dapat menembus kain yang
kemudian dapat mengkontaminasi luka bedah.
Sebagai akibatnya, administrator rumah sakit, penyelia, dan
petugas pelayanan kesehatan harus menyadari bukan hanya keuntungan
dan keterbatasan PPD yang khusus, melainkan juga peranan PPD dalam
mencegah infeksi, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien.
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami maksud dari aseptik dan
antiseptik serta perbedaannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
PETUNJUK
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
2. Ikuti petunjuk yang ada pada jobsheet
3. Bekerja secara hati hati dan teliti
2
KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Bertindak lembut dan hati hati pada saat melakukan tindakan
3. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan
penggunaannya.
4. Letakan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh
petugas.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Lepaskan cicin, jam tangan, dan gelang
3. Basahi ke dua tangan dengan menggunakan air mengalir, gunakan
sabun secara merata.
4. Gososk kedua tangan dan jari
5. Gososk punggung tangan secara bergantian
6. Gosok sela jari dengan jari tangan secara berlawanan, lakukan
secara bergantian.
7. Gosok punggung jari secara bergantian
8. Gosok ibu jari secara bergantian
9. Gosok ujung jari pada telapak tangan secara bergantian
10. Bilas kedua tangan dengan air bersih yang mengalir
11. Keringkan tangan dengan handuk bersih
3
PETUNJUK
1. Siapkan alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
2. Ikuti petunjuk yang ada pada jobsheet
3. Bekerja secara hati hati dan teliti
KESELAMATAN KERJA
1. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
2. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan
penggunaannya.
3. Letakan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh
petugas.
4. Jangan memakai sikat yang keras karena dapat merusak kulit
5. Jangan menyentuh objek atau permukaan terkontaminasi sebelum
menggunakan sarung tangan.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Siapkan alat bahan yang dibutuhkan
2. Lepas cincin, jam tangan, dan gelang
3. Basahi kedua tangan dengan air mengalir sampai siku. Gunakan
sabun kearah lengan bawah, lakukan hal serupa pada sebelah tangan
4. Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atau sikat lembut kearah
luar, kemudian bersihkan jari hingga siku dengan gerakan sirkular
dengan spon. Lakukan hal yg sama pada tangan yang lain. Lakukan
selama minimal 2 menit.
5. Membilas tangan dan lengan secara terpisah dengan air mengalir,
setelah bersih tahan kedua tangan mengarah keatas sebatas siku.
Jangan biarkan air bilasan mengalir kearea bersih.
6. Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari dan lengan
bawah dengan antisepik minimal selama 2 menit
7. Membilas setiap tangan dan lengan secara terpisah dengan air
mengalir, setelah bersih tahan kedua tangan mengarah keatas
sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir kearea tangan.
4
8. Menegakan kedua tangan kearah atas dan jauhkan dari badan,
jangan menyentuh permukaan atau benda apapun.
9. Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau diangin-
anginkan. Seka tangan dimulai dari ujung jari hingga siku. Untuk
tangan yang berbeda gunakan sisi handuk yang berbeda.
2. Sarung Tangan
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan infeksius dan
melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini
merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran
infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien
lainnya untuk mencegah kontaminasi silang. Umpamanya, sarung
tangan pemeriksaan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh,
sekresi dan eksresi ( kecuali keringat ), alat atau permukaan yang
terkontaminasi dan kalau menyentuh kulit nonintak atau selaput lendir.
5
3. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah ( jenggot ). Masker dipakai untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah
atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka
masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
6. Apron
Apron yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang
tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan.
6
Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup
ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan
pasien, atau melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah,
cairan tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak
tahan air. Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan
kulit petugas kesehatan
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Nama : Tn.M
Pekerjaan : Petani
Umur : 53Thn
Alamat : Panaikang
Keluarga : 6 orang
Tgl. Masuk RSUD : 06/09/2015
Pendidikan terakhir : SD
DiagnosaMedis : ORHITIS
7
0 : Tidak Nyeri
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluhan yang sering dialami sebelum masuk kerumah sakit
kepala dan pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya,
serta pasien tidak pernah mengalami pembedahan dan tidak memiliki
riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan.
V. PEMERIKSAAN FISIK
Karena sifat keluhan pasien hilang timbul, maka ketika rasa sakit
timbul pasien meringis kesakitan sambil mengepalkan tangan,
ekspresi wajah meringis sambil menggit bibir. Adapun skala nyeri
pasien adalah 7-9 dengan acuan skala 1-10 serta kualitas nyeri pasien
tajam tertusuk dan ketika ditekan pasien merasakan nyeri serta ada
benjolan pada zakar
8
VI. DATA PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Normal
HB: 14 L: 12-16 gr/% P: 12-14 gr/%
Leukosit: 2900 5000-10000/mm3
Eritrosit: 5 juta L: 4,5-5,5 juta P: 4,0-5,0 juta
Trombosit: 150000-450000
615.000
Tindakan terapi:
1. Pemberian Infus R.L 20 tpm
2. Injeksi Renitidin 10/12 jam
3. Injeksi paracetamol 10/12 jam
9
zakarnya
Nampak ada benjolan
pada zakar pasien
Ada nyeri tekan pada
benjolan pada buah zakar
Cemas / ansietas
Stimulus kecemasan
Cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Tanggal Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Dx ditemukan teratasi
10
Nyeri berhubungan dengan
pembengkakan/benjolan pada
1. 07/09/2015
buah zakar 09/09/2015
11
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Nampak ada
benjolan pada zakar
pasien
12
benjolan pada daerah dapat teratasi criteria 2. Berikan posisi pasien
zakar hasil: senyaman mungkin 2. Agar pasien
Ds: 1. Pasien tidak cemas 3. lakukan teknik dapat merasa
1. Pasien mengatakan relaksasi nyaman
bahwa dirinya cemas 4. kolaborasi dgn tim 3. Agar pasien
Do: medis/dokter dlm dapat rileks dari
1. Pasien nampak pemberian obat rasa nyeri
cemas 4. Untuk membantu
penyembuhan
13
JAM : 13.00 (07/09/2015)
1. 1. Mengkaji tingkat S:
09.00 nyeri 1. Pasien mengatakan
H: perawat mengetahui bahwa nyeri pada skrotum
tingkat nyer pasien atau buah zakar menurun
2. Pasien mengatakan
2. Memberikan posisi benjolan pada buah zakar
09.10 senyaman mungkin perlahan membaik
H: Pasien nyaman 3. Pasien mengatakan jika
dengan posisi sim baik benjolan tersentuh ia tidak
sim kiri maupun kanan merasakan sakit
3. Melakukan tindakan O:
relaksasi 1. Wajah pasien tidak
09.15 H: Pasien melakukan terlalu nampak meringis
teknik relaksasi dan pasien tidak memgang
Rabu zakarnya
1. 1.
07/09/2015 4. Penatalaksanaan 2. Benjolan pada buah
dengan tim zakar perlahan membaik
dokter/medis dalam 3. Tidak ada nyeri tekan
09.20 pemberian obat pada benjolan pada buah
H: Pasien diberi obat zakar
oral berupa obat
analgetik (asam A: Masalah belum teratasi
mefenamat) (sudah ada perubahan
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingakat Nyeri
2. Berikan posisi senyaman
mungkin
3. Lakukan teknik relaksasi
4. Kolaborasi dengan tim
dokter/medis dalam
14
pemberian obat
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpula
Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter &
Perry, 2006). Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang
terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dan keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari
kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja
untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri).
3.2 Saran
Melalui makalah yang singkat ini penulis menyarankan kepada segenap
pembaca agar merujuk kepada sumber-sumber lain yang relevan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
16