You are on page 1of 13

CRITICAL JURNAL

( MENGENAI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN


KOMUNITAS ADAT TERPENCIL)

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas

Oleh Dosen Dr. Layla

Oleh:

Nama : Alifia Pinning


NIM : 32.2939

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
PROGRAM PASCASARJANA
JATINANGOR 2019
BAB I

PENDAHULUAN

Mengkritik sebuah Jurnal atau lebih adalah salah satu kegiatan yang harus dikuasai oleh

mahasiswa. Banyak jurnal-jurnal yang beredar sekarang ini yang bisa dikritik. Baik dari segi

penulisan, cocok tidaknya bahan materi dengan pembaca, maupun dari segi kelengkapan materi.

Adapun tujuan penulis di dalam makalah ini adalah untuk menguraikan tentang kelebihan

dan kekurangan dari jurnal serta perbedaan antara jurnal tersebut hal ini dilakukan demi

memenuhi tugas Mata Kuliah Riset Pemerintahan yaitu tentang Critical Journal Review dimana

tujuannya adalah tidak lain untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di dalam menilai

sebuah jurnal. Di dalam makalah ini juga tidak ada maksud untuk menyudutkan beberapa pihak

tertentu. Pada makalah ini di sertakan keunggulan dan kekurangan dari jurnal tersebut. Baik itu

dari segi penulisan dan pemakaian bahasa, bahan materi yang disampaikan, maupun dari segi

kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak ada jurnal yang sempurna. Dengan demikian,

diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas penyajian makalah ini. Karena makalah

ini dibuat dari sudut opini pembaca.


1.1 REVIEW JURNAL 1

A. Deskripsi Isi Jurnal

Nama Jurnal : Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya


Volume Penerbitan : 20
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Artikel :1

Deskripsi Setiap Artikel

1. Judul Artikel : Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Adat Terpencil (Kat) Oleh


Pemerintah Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
2. Penulis : Riau Sujarwani, Fitri Dewi Wulandari, Alfi Husni, Faizal, Rianto
Sarinah.
3. Latar Belakang : Pemberdayaan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam berbagai aspek terutama aspek
ekonomi, sehingga diharapkan mampu menciptakan masyarakat
yang secara mandiri dapat meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan nya. Oleh sebab itu, pemberdayaan yang
dilaksanakan perlu diarahkan dengan memperhatikan segala aspek
kehidupan terutama perekonomian rakyat, terutama yang berada
di daerah, meliputi wilayah kecamatan maupun pedesaan.
Masalah kemiskinan memang menjadi salah satu persoalan yang
dihadapi oleh masyarakat, masyarakat menjadi miskin bukan
karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya
kemudahan atau materi artinya sulitnya mendapatkan uang untuk
hidup sehari-hari karena faktor keterbatasan ruang pekerjaan,
kesempatan pekerjaan serta pendidikan.
4. Rumusan Masalah : terbatasnya pelayanan umum seperti sarana jalan, penerangan,
posyandu, dan pelayanan sosial menjadikan Desa Tajur Biru
sebagai sasaran Program Komunitas Adat Terpencil.
5. Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah mendeskripsikan
model pemberdayaan yang tepat dan menemukan kendala-
kendala dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Komunitas
Adat Terpencil oleh Pemerintah Kabupaten Lingga pada Desa
Tajur Biru.
6. Teori yang digunakan : Pemberdayaan Masyarakat (Simon, Hikmat 2006:11),
mengemukakan bahwa: Pemberdayaan adalah suatu aktifitas
refleksi, suatu proses yang mampu diinisiasikan dan
dipertahankan hanya oleh agen atau subjek yang mencari
kekuatan atau penentuan diri sendiri (self determination).
Konsep Kemiskinan menurut (Roesmidi & Risyanti, 2006 :95-96)
adalah:”paling tidak ada tiga macam konsep kemiskinan, antara
lain: (1) kemiskinan absolut, (2) kemiskinan relatif, (3)
kemiskinan subyektif.
7. Metode digunakan : Jenis penelitian yang akan peneliti laksanakan ini adalah
penelitian deskriptif, dimana pada penelitian ini menjelaskan
tentang gambaran bagaimana keadaan pemberdayaan pada PKAT
di desa Tajur Biru.
8. Kesimpulan : Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil belum mampu
memberdayakan masyarakat komunitas adat terpencil tersebut.
Kendala yang terjadi adalah selama ini pemerintah sebagai
instansi lokal hanya memberikan pembinaan, pelatihan, dan
pemahaman terhadap pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil,
namun sarana prasarana belum dapat dilengkapi dengan baik
seperti sarana prasarana pendidikan, tempat ibadah dan layanan
kesehatan. Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai
berikut: penyediaan sarana prasarana pendukung, fasilitas
pendidikan seperti sekolah yang didirikan bagi anak-anak dari
komunitas adat terpencil, dan merubah pola hidup nomaden
dengan program tempat tinggal tetap.
B. Penilaian Terhadap Jurnal 1
1. Keunggulan penelitian : Jurnal ini memakai metode penelitian deskriptif dan
pengumpulan data dengan survey langsung di lapangan, sehingga
hasil penelitian nya lebih akurat dan tepat. Jurnal ini juga
menggunakan bantuan materi dari pengumpulan data yang
lengkap dan akurat dari para narasumber. Jurnal ini menurut saya
sudah baik dijadikan contoh dalam pembuatan jurnal,
dikarenakan jurnal ini sudah baik dalam sistematikanya. Abstrak
yang dijelaskan dalam jurnal ini dijelaskan secara rinci.
2. Kelemahan penelitian : Dalam artikel ini mungkin lebih baik menambahkan beberapa
Konsep teori agar memperkuat artikel ini, karena hanya terdapat
2 konsep teori dalam artikel ini.

1.2 REVIEW JURNAL 2

B. Deskripsi Isi Jurnal

Nama Jurnal : Berita Kedokteran Masyarakat


Page : 11
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Artikel :1
Deskripsi Setiap Artikel
1. Judul Artikel : Kondisi kesehatan masyarakat kelompok adat terpencil (KAT) di
Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat
2. Penulis : Afrina Siska
3. Latar Belakang : Ditinjau dari segi habitatnya, tempat tinggal KAT dapat
dikelompokkan: komunitas adat yang tinggal di dataran tinggi
atau daerah pegunungan; komunitas adat yang tinggal di dataran
rendah atau daerah rawa serta daerah aliran sungai; komunitas
adat yang tinggal di daerah pedalaman atau daerah perbatasan;
komunitas adat yang tinggal di atas perahu atau daerah pinggir
pantai serta pulau-pulau terpencil. Di Kabupaten Kepulauan
Mentawai Provinsi Sumatera Barat terdapat sekelompok
masyarakat yang tergolong KAT, masyarakat biasanya berbentuk
komunitas kecil, bersifat tertutup dan homogen. Kemudian
pranata social masyarakat ini bertumpu pada kekerabatan. Barter
masih menjadi transaksi proses jual beli mereka
4. Tujuan Penelitian :1. Mengetahui kebijakan operasional untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan pada KAT di Kabupaten Mentawai.
2. Menentukan kendala yang dihadapi pada pola pemberdayaan
KAT di bidang kesehatan.
3. Menentukan pola pelayanan Kesehatan KAT yang
diinginkan/direncanakan dalam jangka pendek dan jangka
panjang
5. Teori yang digunakan :1. Ariningrum, R., & Sukoco, N. E. W. (2012). Studi kualitatif
pelayanan kesehatan untuk kelompok adat terpencil (KAT) di
kabupaten Kepulauan Mentawai. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 15(3 Jul).
2. Ningrum, E. P. and Sulastri, S. (2008) ‘Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di
Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali’, Berita Ilmu
Keperawatan, 1(1), pp. 7–12.
3. Andini, I. (2013) ‘Sikap dan Peran Pemerintah Kota Surabaya
Terhadap Perbaikan Daerah Kumuh di Kelurahan Tanah
Kalikedinding Kota Surabaya’, Kebijakan dan manajemen
publik,1(1), pp. 36–47.
4. Suryawati, C. (2005) ‘Memahami kemiskinan secara
multidimensional’, Jmpk, 8(3), pp. 121–129.
6. Metode digunakan :-
7. Kesimpulan : Pemecahan masalah KAT juga membutuhkan perencanaan yang
tepat dan sinergi serta tidak mungkin dilaksanakan oleh
pemerintah daerah sendiri, atas dasar beberapa faktor yang
menjadi kendala tersebut di atas, maka tatanan pelaksanaan
kebijakan operasionalnya terletak pada upaya mendinamiskan
tiga unsur secara sinergi yaitu: aparatur, warga KAT, dan potensi
daerah (korporat/dunia usaha/LSM/orsos) dibawah koordinasi
Kepala daerah/Bupati setempat sehingga dapat menggugah
kepedulian pemerintah dan publik termasuk dunia usaha demi
pertolongan kemanusiaan.
B. Penilaian Terhadap Jurnal 2
1. Keunggulan penelitian : Dalam artikel ini telah dijelaskan seluruh kekurangan atau
hambatan-hambatan yang dialami dalam melaksanakan program
tersebut. Dan dalam artikel ini telah dijalaskan betuhan yang
harus dipenuhi. Akan tetapi masih banyak yang harus dikoreksi.
2. Kelemahan penelitian : Kekurangan dalam artikel ini mungkin dalam pembahasan masih
harus diperjelas.Dalam artikel ini tidak dijelaskan metode yang
digunakan,teori yang digunakan tidak tertulis dalam artikel ini,
namun pada daftar pustaka terdapat teori yang digunakan dalam
artikel ini tidak Terdapan Volume jurnal.

1.3 REVIEW JURNAL 3

A. Deskripsi Isi Jurnal

Nama Jurnal : Forum penelitian Agro Ekonomi


Page : 117
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Artikel : 1
Deskripsi Setiap Artikel
1. Judul Artikel : Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian pada Komunitas
Dayak di Kalimantan Barat.
2. Penulis : Gontom. C Kifli
3. Latar Belakang : Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu wilayah yang
menjadi tempat hidup bagi masyarakat Dayak yang menyebar luas
di Pulau Kalimantan. Dengan potensi sumber daya alam di
Kalimantan yang didominasi oleh pertanian, maka masyarakat
Dayak dengan sendirinya merupakan bagian dari subjek
pembangunan pertanian di wilayah ini.
4. Tujuan Penelitian : mengidentifikasi dan merumuskan strategi komunikasi
pembangunan pertanian pada komunitas Dayak di Kalimantan
Barat yang lebih sesuai, dengan memanfaatkan eksistensi tokoh-
tokoh adat. Tulisan ini merupakan review literatur berbagai bahan
tertulis berkenaan dengan aspek adat, peran tokoh adat Dayak,
dan komunikasi pembangunan pertanian.
5. Teori yang digunakan : Menurut konvensi ILO nomor 169 jo World Bank OD.4.20,
untuk mengidentifikasi ”indegeneous people” sebagai upaya
merumuskan ”komunitas adat” (Djuweng, 1997),
Pranadji (2005) mengungkapkan bahwa di setiap kampung Dayak
pasti terdapat pemimpin yang disegani masyarakatnya maupun luar
masyarakatnya,
Undang-Undang Nomor 12/1992 Tentang Sistem Budidaya
Pertanian Bab VI Pasal 57 ayat (2), bahwa Pemerintah
berkewajiban memberikan pelayanan informasi yang mendukung
pengembangan budidaya tanaman serta mendorong dan membina
peran serta masyarakat dalam pemberian pelayanan (Departemen
Dalam Negeri, 1992).
Komunitas Dayak pada dasarnya menyenangi bidang seni, hal ini
ditandai dengan adanya berbagai jenis tarian, pakaian adat, bahasa
dan pemilihan warna dalam pakaian, symbol dan ukiran (Muslim
dan Frans, 1992).
6. Metode digunakan :-
7. Kesimpulan : Komunitas Dayak yang merupakan komunitas terbanyak di
Kalimantan Barat yang menempati hampir di seluruh wilayah di
Kalimantan Barat. Sebagian besar komunitas Dayak merupakan
petani ladang dengan tempat hidup terpencar, sehingga
pendekatan komunikasi terpusat selama ini termasuk untuk
informasi di bidang teknologi pertanian, kurang efektif
menjangkau mereka. Secara sosiologis terbukti bahwa posisi dan
peranan tokoh adat masih besar dan diakui oleh anggota
komunitasnya. Karena itu, pemberdayaan tokoh adat Dayak yang
dilakukan oleh Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Swasta maupun komunitas Dayak sendiri, dapat
dilakukan dengan menjadikan tokoh adat tersebut menjadi
jembatan penghubung atau kontak person (liaison person) antara
komunitasnya dan masyarakat luar komunitasnya. Hal ini
dilakukan dalam upaya membuka dan meningkatkan akses antara
komunitas Dayak dan komunitas di luarnya.
B. Penilaian Terhadap Jurnal 3
1. Keunggulan penelitian : dari artikel ini telah dijelaskan secara keselurhan tentang
Komunitas Dayak sendiri dari kompunen dayak dan bahasa
hingga penjelasan yang mampu mengajak pembaja untuk
mengetahui tetang Komunitas Dayak. Bagai mana konsep
pembangunan Komunitas Dayak, bagaimana strategi
Pengembangan Komunikasi Dayak,

2. Kelemahan penelitian : hanya saja dalam artikel ini tidak dituliskan metode dalam artikel
ini apa yang digunakan.

1.4 REVIEW JURNAL 4

B. Deskripsi Isi Jurnal

Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Kemiskinan


Page : 260
Volume : 5
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Artikel :1
Deskripsi Setiap Artikel
1. Judul Artikel : Peran Pemerintah Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten
Ciamis
2. Penulis : Nina Herlina, S.H., M.H. dan Mamay Komariah, S.H., M.H.
3. Latar Belakang : Kemiskinan merupakan masalah lama yang pada umumnya
dihadapi hampir di semua negara-negara berkembang, terutama
negara yang padat penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan
seharusnya menjadi masalah bersama yang harus ditanggulangi
secara serius, kemiskinan bukanlah masalah pribadi, golongan
bahkan pemerintah saja, akan tetapi hal ini merupakan masalah
setiap kita warga negara Indonesia.
4. Tujuan Penelitian : Memberi pemahaman kepada Masyarakat tentang peran
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di Kabupaten Ciamis,
menganalisis dan mengoptimalkan terhadap kendala-kendala dan
upaya dari pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di
Kabupaten Ciamis.
5. Teori yang digunakan : Sumodiningrat (1989:65), Kuncoro (2000 : 107), Teori
Kemiskinan
Sharp, et al (1996) dalam Mudrajat Kuncoro (2004),
6. Metode digunakan : metode pendekatan Yuridis Sosiologis (social legal approach),
yang
memandang hukum sebagai fenomena sosial, yang dalam
interaksinya tidak lepas dari faktor-faktor non hukum dalam
lingkungannya sebagai faktor sosial, politik dan ekonomi, budaya,
psikologi dan sebagainya, sehingga hukum tidak di pandang
sebagi suatu norma yang tertutup dan otonom, namun memiliki
keterikatan yang erat dengan variabel-variabel lain, non hukum.
7. Kesimpulan : a. Peran Pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di
Kabupaten Ciamis dengan di bentuknya Layanan Terpadu
Penanggulangan Kemiskinan Daerah LTPDK, Dasar Hukum
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Layanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan
Daerah.
b. Kendala yang dihadapi pemerintah dalam pengentasan
kemiskinan di Kabupaten Ciamis adalah dalam hal Sistem
pengelolaan data kemiskinan daerah, untuk pengelolaan dana
kemiskinan diperlukan perangkat dan sistem yang terintegrasi
hingga ke desa-desa.
c. Upaya Pemerintah daerah dalam pengentasan kemiskinan
dengan mengeluarkan regulasi mengenai pengentasan
kemiskinan yakni Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor
11 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Kemiskinan,
Peraturan Bupati Ciamis Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Indikator Lokal Keluarga Miskin di Kabupaten Ciamis, serta
merealisasikan 3 (Tiga) program utama yakni, Bidang
Kesehatan “Waluya”, Bidang Pendidikan “Calaka”, Bidang
Sosial Ekonomi “Walagri”.

B. Penilaian Terhadap Jurnal 4


1. Keunggulan penelitian : Dalam artikel ini dijelaskan Kendala yang dihadapi
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan di Kabupaten
Ciamis antara lain dalam hal sistem pengelolaan data
kemiskinan daerah tidak terpusat hanya di kabupaten saja
tetapi untuk pengelolaan dana kemiskinan diperlukan
perangkat dan sistem yang terintegrasi hingga ke
kecamatan dan desa, agar jumlah masyarakat miskin valid
sesuai dengan kenyataan di lapangan.

2. Kelemahan penelitian : Seharusnya dalam artikel ini disertai data real kemiskinan
dilapangan agar memperkuat tulisan.

1.5 REVIEW JURNAL 5

Deskripsi Isi Jurnal

Nama Jurnal : Makara Human Behavior Studies in Asia


Page : 27
Tahun Terbit : 2005
Jumlah Artikel :1
Deskripsi Setiap Artikel
3. Judul Artikel : Kemiskinan Multidimensi
4. Penulis : Ismandi Rukminto Adi
3. Latar Belakang : Dewasa ini melalui berbagai media massa dapat terbaca dan
terlihat tentang meningkatnya berbagai permasalahan yang ada di
berbagai kota besar di Indonesia. Masalah yang muncul antara lain:
meningkatnya angka penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan, meningkatnya angka pengangguran, menipisnya
sumber air minum, meningkatnya angka kebakaran di musim
kemarau, banyaknya daerah yang tertimpa banjir di musim
penghujan, meningkatnya jumlah anak jalanan dan pengemis,
meningkatnya kasus perampokan, dan sebagainya.
4. Tujuan Penelitian : artikel ini memberikan tawaran alternatif strategi jangka panjang
yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin
yang ada di Indonesia.
5. Teori yang digunakan : Kellehear (1993:2) metode ini adalah metode penelitian
yang tidak menggunakan teknik wawancara dengan masyarakat
yang menjadi subjek penelitian,
6. Metode digunakan :
7. Kesimpulan : Strategi yang dikembangkan di atas, pada dasarnya merupakan
general strategy yang harus dikembangkan secara konsisten dan
berkesinambungan pada ketiga dimensi yang ada. Karena
perbaikan pada satu dimensi bsaja, tidaklah akan dapat
memberikan efek yang bermakna bagi pengurangan angka
kemiskinan di tingkat nasional. Di samping itu, pembangunan yang
ada juga harus memperhatikan berbagai sektor pembangunan yang
ada, dan jangan hanya berfokus pada satu sektor saja. Misalnya
saja, memfokuskan pada sektor ekonomi tanpa memperhatikan
lingkungan, yang pada akhirnya dapat mendatangkan berbagai
bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Karena tragedi bencana
banjir dan tanah longsor seperti yang terjadi di Jember (Jawa
Timur) dan Banjarnegara (Jawa Tengah) pada awal tahun 2006 ini
tidak dapat dilepaskan dari kemiskinan dan keserakahan
(mentalitas yang ingin mendapatkan materi dengan cepat) dalam
mengeksploitasi lingkungan hidup mereka.
B. Penilaian Terhadap Jurnal 1
1. Keunggulan penelitian : Dalam artikel ini dijelaskan Strategi tersebut juga meliputi
strategi untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui perubahan
yang dilakukan pada dimensi makro, mezzo dan mikro, seperti
telah diuraikan

2. Kelemahan penelitian : tidak terdapt metode penelitan dalam artikel ini.

You might also like