Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN BENCANA
JOMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.. Sholawat serta salam senantiasa
kami haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan
syafa’atnya di hari kiamat nanti. Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memperdalam
pengetahuan dan pemahaman mengenai “ PENANGANAN BENCANA BANJIR”.
Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan bencana.
Dengan segala keterbatasan yang ada ,kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna
menyelesaikan makalah ini. kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bencana yang hampir terjadi setiap tahun di Indonesia adalah Banjir.
Menurut (Yulaelawati, 2008) banjir adalah peristiwa meluapnya aliran sungai akibat air
melebihi kapasitas tampungan sungai sehingga meluap dan menggenangi dataran atau
daerah yang lebih rendah di sekitarnya. Menurut data statistik yang diambil dari situs
(http://dibi.bnpb.go.id/), mengenai distribusi tipe bencana dan korban jiwa pada tahun
1815 hingga tahun 2015, banjir menempati urutan pertama dengan 5.600 peristiwa dan
jumlah korban jiwa dibawah 34.000 orang. Selain itu, banjir juga merupakan bencana
alam yang mempunyai tingkat frekuensi terjadinya bencana sebesar 34 % disusul oleh
bencana angin kencang.
Karena banjir termasuk bencana yang hampir setiap tahun melanda Indonesia,
maka dari itu diperlukan suatu langkah untuk penanggulangan dan mitigasi
bencananya. Hal tersebut diperlukan untuk menngurangi resiko dan dampak dari
bencana ini. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai apa saja jenis banjir, bagaimana
penanggulangan bencana banjir, dan bagaimana mitigasi yang harus dilakukan ketika
terjadi banjir. Maka dibuatlah sebuah makalah dengan judul Penanggulangan dan
Mitigasi Bencana Banjir dan Bencana Air Lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Bencana Banjir?
2. Apa Saja Jenis-jenis Bencana Banjir?
3. Bagaimana Penanggulangan Bencana Banjir Secara Umum?
4. Bagaimana Mitigasi Bencana Banjir?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian bencana banjir
2. Mengetahui jenis-jenis bencana banjir
3. Mengetahui penanggulangan bencana banjir secara umum
4. Mengetahui mitigasi yang dilakukan ketika bencana banjir melanda
BAB II
PEMBAHASAN
Banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi dengan proses yang cukup
lama, walaupun terkadang proses tersebut tidak diperhatikan, sehingga datangnya
banjir terasa mendadak dan mengejutkan. Banjir tipe ini biasanya bertipe musiman
atau tahunan, dan mampu berlangsung sangat lama. Penyebab utamanya adalah
kelongsoran di daerah yang biasanya mampu menahan kelebihan debit air.
c. Banjir Pantai
Banjir pantai biasanya dikaitkan dengan terjadinya badai tropis. Banjir yang
membawa bencana dari luapan air hujan sering bertambah parah karena badai yang
dipicu angin kencang di sepanjang pantai. Hal ini mengakibatkan air garam akan
membanjiri daratan karena dampak perpaduan gelombang pasang.
Selain ketiga jenis banjir yang telah disebutkan diatas, salah satu banjir yang
sering terjadi di Indonesia adalah Banjir Bandang. Banjir bandang (flash flood) adakah
penggenangan akibat limpasan keluar alur sungai karena debit sungai yang membesar
tiba-tiba melampaui kapasitas aliran, terjadi dengan cepat melanda daeraah-daerah
rendah permukaan bumi, di lembah sungai-sungai dan cekungancekungan dan biasanya
membawa material sampah (debris) dalam alirannya. Banjir bandang bisa berlangsung
cepat (biasanya kurag dari enam jam) dan mempunyai tinggi permukaan gelombang
banjir berkisar 3 hingga 6 meter dengan membawa material sampah hasil dari
sapuannya di sepanjang lajurnya (Mulyanto, 2012).
Kombinasi aliran material vulkanik seperti abu gunung api, kerikil, kerakal, dan
bongkahan batu dengan lereng curam menjadikan aliran banjir lahar juga dikendalikan
oleh percepatan gaya gravitasi bumi. Selain itu, banjir ini juga mempunyai bongkahan
batu yang besar yang terangkut dengan aliran akibat aliran lahar mempunyai berat jenis
yang sama dengan bongkahan batu tersebut.
Secara umum, faktor terjadinya bencana banjir sama seperti terjadinya bencana
pada umumnya. Bencana dapat dibagi menjadi dua buah faktor, yakni bencana akibat
faktor alam sendiri, dan bencana akibat ulah manusia. Bencana akibat alam disebabkan
oleh adanya fenomena alam yang dikenal sebagai bencana alam. Akan tetapi, pada
faktanya, manusia tetap berkontribusi paling besar dengan terjadinya bencana alam
yang sering terjadi saat ini.
Sementara itu, bencana akibat ulah tangan manusia diakibatkan oleh adanya
ulah manusia yang membuat perubahan situasi alam yang ada saat ini. Salah satu
contohnya adalah pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Pemenuhan kebutuhan hidup
manusia ini bermacam-macam bentuknya, mulai dari melakukan penebangan hutan
secara liar, mendirikan pemukiman di daerah bantaran sungai, perusakan kawasan
hutan mangrove di daerah tepian pantai, dan menjadikan aliran sungai sebagai tempat
pembuangan sampah (Sundar, 2007).
Menurut (Ciottone, 2006), mitigasi adalah segala sesuatu yang meliputi jenis
yang luas dari perhitungan yang dilakukan sebelum suatu kejadian terjadi yang mana
akan mencegah korban sakit, cidera, dan meninggal serta mengurangi sekecilkecilnya
dampak kehilangan harta benda. Rencana mitigasi pada umumnya meliputi :
kemampuan untuk memelihara fungsi, desain bangunan, lokasi bangunan di luar dari
zona bahaya, kemampuan esensial bangunan, proteksi dari bagian dari suatu bangunan,
asuransi, edukasi publik, peringatan, dan evakuasi.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2006 tentang
Pedoman umum mitigasi bencana menjelaskan tentang langkah-langkah yang
dilakukan dalam mitigasi bencana banjir seperti: pengawasan penggunaan lahan,
pembangunan infrastruktur yang kedap air, pengerukan dan pembangunan sudetan
sungai, pembuatan tembok pemecah ombak, pembersihan sedimen, pembuatan saluran
drainase, pelatihan pertanian yang sesuai dengan daerah banjir, dan juga menyiapkan
persiapan evakuasi bencana banjir.
3. Menghindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
5. Jika air terus meninggi, menghubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan
bencana.
BAB II
PENUTUP
3.1 kesimpulan
1. Jenis-jenis banjir yang ada saat ini menurut beberapa ahli mungkin dapat terjadi
perbedaan dalam menggolongkannya. Akan tetapi, secara garis besarnya jenis
banjir dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni: Banjir Kilat, Banjir Luapan
Sungai, dan Banjir Pantai. Ketiga jenis banjir tersebut dapat mewakili beberapa
jenis banjir yang lain, seperti: Banjir Bandang dan Banjir Lahar Merapi yang
dapat dikategorikan sebagai jenis banjir kilat. Karena terjadinya dapat sangat
cepat sekali.
3. Mitigasi yang harus dilaksanakan ketika banjir melanda dapat dilakukan dengan
beberapa cara yang mudah, seperti: memutus setiap aliran listrik,
menyelamatkan barang berharga, dan segera melakukan pengungsian ketika
sudah terlihat ada potensi terjadi banjir. Hal tersebut harus dilaksanakan agar
meminimalisir jatuhnya korban jiwa yang berjatuhan dan kerusakan yang
ditimbulkan akibat bencana banjir.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu
memahami tentang penanganan banjir, sehingga kita mampu memberikan penangan
dini sebelum, saat, dan sesudah bencana banjir terjadi.Tentunya dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Daryono. (2012, 1 10). Bahaya Banjir Lahar. Retrieved from Pusat Studi Bencana Bogor
Agricultural University: http://psb.ipb.ac.id/index.php/news/92bahaya-banjir-lahar
KEMENKES. (2014, Mei 28). Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan. Retrieved from
Panduan Masyarakat Menghadapi Bencana Banjir:
http://www.penanggulangankrisis.depkes.go.id/panduan-masyarakatmengahadapi-
bencana-longsor
Mulyanto. (2012). Petunjuk Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir Bandang . Semarang:
Kementrian PU.
Paimin. (2009). Teknik Mitigasi Bencana Banjir dan Tanah Longsor. Bogor: Tropenbos
International Indonesia Progamme.
Sumardi. (2009). Geografi 2 : Lingkungan FIsik dan Sosial. Jakarta: CV Putra Nugraha.