You are on page 1of 77

BUKU INFORMASI

MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL PENGELASAN


C.24LAS01.031.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------- 7
A. Tujuan Umum ---------------------------------------------------------------------------- 7

B. Tujuan Khusus ---------------------------------------------------------------------------- 7

BAB II MELAKUKAN PERSIAPAN INSPEKSI SESUAI PROSEDUR ------------------------------ 9


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan persiapan inspeksi sesuai
prosedur ----------------------------------------------------------------------------------- 9

1. Memahami material induk sesuai spesifikasi, gambar kerja dan/ atau


kontrak. -------------------------------------------------------------------------------- 9
2. Memahami bahan tambah (consumables) sesuai standar, spesifikasi
pekerjaan dan/atau kontrak.------------------------------------------------------ 11
3. Menjelaskan standar sesuai dengan ruang lingkup pengelasan. ------------ 19
4. Menentukan metode-metode proses pengelasan. ----------------------------- 22
5. Memahami jenis-jenis joint design sesuai dengan desain las, gambar kerja
dan/atau spesifikasi. --------------------------------------------------------------- 22
6. Menentukan jenis-jenis gas pelindung dijelaskan sesuai proses lasnya. -- 25
7. Memahami Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) sesuai dengan
spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak. ----------------------------------------- 27
8. Memahami posisi dan kualifikasi pengelasan sesuai dengan spesifikasi atau
standar. ------------------------------------------------------------------------------ 29
9. Menentukan parameter dan karakteristik kelistrikan. ------------------------- 33
10. Memahami metode pengujian material hasil pengelasan sesuai prosedur.
34
11. Memahami bentuk dan dimensi material induk. ---------------------------- 35
12. Menjelaskan cara menyiapkan dokumen inspeksi pengelasan. ---------- 35
13. Menjelaskan persiapan peralatan inspeksi.---------------------------------- 35
14. Memastikan kesiapan benda inspeksi. --------------------------------------- 36
15. Menjelaskan jenis-jenis cacat pengelasan. ---------------------------------- 37
16. Memahami penyebab cacat pengelasan. ------------------------------------ 43
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan persiapan inspeksi sesuai
prosedur --------------------------------------------------------------------------------- 44

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 2 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

1. Mampu menjelaskan material induk sesuai spesifikasi, gambar kerja dan/


atau kontrak. ------------------------------------------------------------------------ 44
2. Mampu menjelaskan bahan tambah (consumables) sesuai standar,
spesifikasi pekerjaan dan/atau kontrak. ---------------------------------------- 44
3. Mampu mengidentifikasikan standar sesuai dengan ruang lingkup
pengelasan. -------------------------------------------------------------------------- 44
4. Mampu menjelaskan metode- metode proses pengelasan. ------------------ 44
5. Mampu menjelaskan jenis-jenis joint design sesuai dengan desain las,
gambar kerja dan/atau spesifikasi. ---------------------------------------------- 44
6. Mampu mengidentifikasikan jenis-jenis gas pelindung sesuai proses lasnya.
---------------------------------------------------------------------------------------- 44
7. Mampu menjelaskan Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT)
sesuai dengan spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak. ---------------------- 44
8. Mampu menjelaskan posisi dan kualifikasi pengelasan sesuai dengan
spesifikasi atau standar. ----------------------------------------------------------- 44
9. Mampu menjelaskan parameter dan karakteristik kelistrikan.--------------- 44
10. Mampu menjelaskan metode pengujian material hasil pengelasan sesuai
prosedur. ----------------------------------------------------------------------------- 44
11. Mampu menjelaskan bentuk dan dimensi material induk. ---------------- 44
12. Mampu menyiapkan dokumen inspeksi pengelasan. ---------------------- 44
13. Mampu menyiapkan peralatan inspeksi. ------------------------------------- 44
14. Mampu menyiapkan benda yang diinspeksi. -------------------------------- 44
15. Mampu mengidentifikasikan jenis-jenis cacat pengelasan. --------------- 44
16. Mampu mengidentifikasikan analisa penyebab cacat pengelasan ------- 44
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan persiapan inspeksi sesuai
prosedur --------------------------------------------------------------------------------- 44

BAB III MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL SEBELUM PENGELASAN ---------------------------- 46


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual sebelum
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 46

1. Menjelaskan cara mengidentifikasi dokumen inspeksi pengelasan sesuai


standar. ------------------------------------------------------------------------------ 46
2. Menjelaskan desain dan sambungan las. --------------------------------------- 49
3. Menjelaskan proses las yang digunakan. --------------------------------------- 50

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 3 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

4. Menjelaskan material induk yang akan di las. --------------------------------- 50


5. Menjelaskan jenis consumable yang digunakan. ------------------------------ 50
6. Menentukan kualifikasi welder sesuai prosedur. ------------------------------- 51
7. Memastikan kesiapan dan kelengkapan peralatan kerja/mesin las sesuai
prosedur. ----------------------------------------------------------------------------- 53
8. Menentukan material induk dan bahan tambah sesuai prosedur. ---------- 53
9. Menjelaskan ketidaksesuaian dengan metode visual. ------------------------ 54
10. Memahami ukuran dan referensi ketidaksesuaian dimensi dan spesifikasi
bahan sebelum pengelasan. ------------------------------------------------------ 54
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual sebelum
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 55

1. Mampu Mengidentifikasikan dokumen inspeksi pengelasan sesuai standar.


---------------------------------------------------------------------------------------- 55
2. Mampu Mengidentifikasikan desain dan sambungan las. -------------------- 55
3. Mampu Mengidentifikasi proses las yang digunakan. ------------------------- 55
4. Mampu Mengidentifikasi material induk yang akan di las. ------------------- 55
5. Mampu Mengidentifikasi jenis consumable yang digunakan. ---------------- 55
6. Mampu Memverifikasi kualifikasi welder sesuai prosedur. ------------------- 55
7. Mampu Memverifikasi kesiapan dan kelengkapan peralatan kerja/mesin las
sesuai prosedur. -------------------------------------------------------------------- 55
8. Mampu Memverifikasi material induk dan bahan tambah sesuai prosedur. 55
9. Mampu Mengidentifikasi ketidaksesuaian dengan metode visual. ---------- 55
10. Mampu Mendokumentasikan Ukuran dan referensi ketidaksesuaian
dimensi dan spesifikasi bahan sebelum pengelasan. ------------------------- 55
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual sebelum
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 55

BAB IV MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL SAAT PENGELASAN --------------------------------- 56


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual saat
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 56

1. Menjelaskan verifikasi dokumen inspeksi pengelasan. ----------------------- 56


2. Memastikan welding parameter sesuai prosedur. ----------------------------- 56
3. Menjelaskan perbandingan Metode dan hasil NDT visual dengan standar. 56
4. Menjelaskan cara memastikan hasil pengelasan setiap layer sesuai

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 4 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

prosedur. ----------------------------------------------------------------------------- 57
5. Menjelaskan perbandingan hasil NDT dengan standar dan aceptance
criteria. ------------------------------------------------------------------------------- 57
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual saat
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 57

1. Mampu Melakukan verifikasi dokumen inspeksi pengelasan. ------------------- 58

2. Mampu Mengidentifikasi welding paramater sesuai prosedur. -------------- 58


3. Mampu Menunjukkan perbandingan Metode dan hasil NDT visual dengan
standar. ------------------------------------------------------------------------------ 58
4. Mampu Memastikan hasil pengelasan setiap layer sesuai prosedur. ------- 58
5. Mampu Membandingkan hasil NDT dengan standar dan aceptance criteria.
---------------------------------------------------------------------------------------- 58
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual saat pengelasan
58

BAB V MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL PADA BENDA HASIL LASAN ----------------------- 59


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada benda
hasil lasan ------------------------------------------------------------------------------- 59

1. Menjelaskan cara mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop
drawing. ------------------------------------------------------------------------------ 59
2. Menjelaskan cacat pada benda hasil las dengan metode visual. ----------- 62
3. Menjelaskan perbandingan cacat pada benda hasil las dengan acceptance
criteria. ------------------------------------------------------------------------------- 62
4. Menerangkan penyebab cacat (root cause). ----------------------------------- 62
5. Menjelaskan cara pelaksanaan K3 sesuai prosedur. -------------------------- 62
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada benda
hasil lasan ------------------------------------------------------------------------------- 65

1. Mampu Mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop drawing. -- 65
2. Mampu Mengidentifikasi cacat pada benda hasil las dengan metode visual.
---------------------------------------------------------------------------------------- 65
3. Mampu Membandingkan cacat pada benda hasil las dengan acceptance
criteria. ------------------------------------------------------------------------------- 65
4. Mampu Menganalisis penyebab cacat (root cause). -------------------------- 65
5. Mampu Melaksanakan K3 sesuai prosedur. ------------------------------------ 65
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 5 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada benda
hasil lasan ------------------------------------------------------------------------------- 65

BAB VI MEMBUAT LAPORAN HASIL INSPEKSI VISUAL PENGELASAN ---------------------- 66


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam membuat laporan hasil inspeksi visual
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 66

1. Menjelaskan format laporan inspeksi visual sesuai prosedur. --------------- 66


2. Menjelaskan data hasil inspeksi visual.------------------------------------------ 67
3. Menjelaskan cara rekomendasi hasil inspeksi berdasarkan kriteria
keberterimaan. ---------------------------------------------------------------------- 68
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam membuat laporan hasil inspeksi visual
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 68

1. Menyiapkan format laporan inspeksi visual sesuai prosedur. ---------------- 68


2. Mengidentifikasi data hasil inspeksi visual. ------------------------------------- 68
3. Membuat rekomendasi hasil inspeksi berdasarkan kriteria keberterimaan. 68
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam membuat laporan hasil inspeksi visual
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 68

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------------------------- 69


A. Dasar Perundang-undangan --------------------------------------------------------- 69

B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------------- 69

C. Majalah/Buletin ------------------------------------------------------------------------- 69

D. Referensi Lainnya ---------------------------------------------------------------------- 69

DAFTAR ALAT DAN BAHAN ------------------------------------------------------------------------ 70


A. Daftar Peralatan/Mesin. --------------------------------------------------------------- 70

B. Daftar Bahan. --------------------------------------------------------------------------- 70

LAMPIRAN--------------------------------------------------------------------------------------------- 71
DAFTAR NAMA PENYUSUN ------------------------------------------------------------------------- 77

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 6 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melakukan inspeksi
visual pengelasan.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi Buku Informasi Melakukan Inspeksi
Visual Pengelasan ini guna memfasilitasi peserta latih, sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan material induk sesuai spesifikasi, gambar kerja dan/ atau kontrak.
2. Menjelaskan bahan tambah (consumables) sesuai standar, spesifikasi pekerjaan
dan/atau kontrak.
3. Mengidentifikasikan standar sesuai dengan ruang lingkup pengelasan.
4. Menjelaskan metode- metode proses pengelasan.
5. Menjelaskan jenis-jenis joint design sesuai dengan desain las, gambar kerja
dan/atau spesifikasi.
6. Mengidentifikasikan jenis-jenis gas pelindung sesuai proses lasnya.
7. Menjelaskan Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) sesuai dengan
spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak.
8. Menjelaskan posisi dan kualifikasi pengelasan sesuai dengan spesifikasi atau
standar.
9. Menjelaskan parameter dan karakteristik kelistrikan.
10. Menjelaskan metode pengujian material hasil pengelasan sesuai prosedur.
11. Menjelaskan bentuk dan dimensi material induk.
12. Menyiapkan dokumen inspeksi pengelasan.
13. Menyiapkan peralatan inspeksi.
14. Menyiapkan benda yang diinspeksi.
15. Mengidentifikasikan jenis-jenis cacat pengelasan.
16. Mengidentifikasikan analisa penyebab cacat pengelasan.
17. Mengidentifikasikan dokumen inspeksi pengelasan sesuai standar.
18. Mengidentifikasikan desain dan sambungan las.
19. Mengidentifikasi proses las yang digunakan.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 7 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

20. Mengidentifikasi material induk yang akan di las.


21. Mengidentifikasi jenis consumable yang digunakan.
22. Memverifikasi kualifikasi welder sesuai prosedur.
23. Memverifikasi kesiapan dan kelengkapan peralatan kerja/mesin las sesuai
prosedur.
24. Memverifikasi material induk dan bahan tambah sesuai prosedur.
25. Mengidentifikasi ketidaksesuaian dengan metode visual.
26. Mendokumentasikan Ukuran dan referensi ketidaksesuaian dimensi dan spesifikasi
bahan sebelum pengelasan.
27. Melakukan verifikasi dokumen inspeksi pengelasan.
28. Mengidentifikasi welding paramater sesuai prosedur.
29. Menunjukkan perbandingan Metode dan hasil NDT visual dengan standar.
30. Mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop drawing.
31. Mengidentifikasi cacat pada benda hasil las dengan metode visual.
32. Membandingkan cacat pada benda hasil las dengan acceptance criteria.
33. Menganalisis penyebab cacat (root cause).
34. Melaksanakan K3 sesuai prosedur.
35. Menyiapkan format laporan inspeksi visual sesuai prosedur.
36. Mengidentifikasi data hasil inspeksi visual.
37. Membuat rekomendasi hasil inspeksi berdasarkan kriteria keberterimaan.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 8 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN INSPEKSI SESUAI PROSEDUR

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan persiapan inspeksi


sesuai prosedur
1. Memahami material induk sesuai spesifikasi, gambar kerja dan/ atau
kontrak.
Salah satu tugas seorang welding inspector adalah menginspeksi material jenis
material termasuk struktur yang terkandung didalamnya dan bagaimana material
ini akan digunakan serta pemeliharaan setelah digunakan. Selain itu juga
seorang welding inspector harus teliti apakah material bisa digunakan untuk
fabrikasi ataupun bisa dilakukan pengelasan, hal ini tidak hanya terbatas pada
Baja, Baja stainless, Aluminium, nickel, copper, titanium dan besi cor.

Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan seorang welding inspector
ketika menginspeksi suatu material, diantaranya
a) Tipe Material
Seorang welding inspector harus mengetahui dan menginterpretasikan
sebuah desain material disesuaikan dengan standar seperti API, ASTM, WPS
dan spesifikasi dari klien. Melalui referensi dari standar seperti ISO 15608 bisa
dijadikan referensi seorang welding inspector untuk menentukan material dan
filler material yang digunakan ketika pengelasan.
Tabel 1
Elemen alloy dan efeknya
Iron Fe Basic
Carbon C Memberi Kekerasan and Kekuatan
Manganese Mn Memberi ketangguhan dan kekuatan
Silicon Si Mengurangi oksidasi
Aluminium Al Mengurangi oksidasi, meningkatkan ketangguhan.
Chromium Cr Anti korosi
Molybdenum Mo 1% untuk Anti retak
Vanadium V Kekuatan
Nickel Ni Memberi kekuatan dan ketanguhan temperatur rendah

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 9 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Komposisi dan jenis baja


Rimming Steel
Composition: 0.09% C 0.9% Mn + residuals
Weldability: Jenis baja ini sangat minim kandungan carbon dan memiliki
kadar oksigen yang tinggi. Mengakibatkan material sangat getas dan keras.
Sehingga memiliki sifat mampu las yang rendah.

Low Carbon Steel


Composition: 0.2% C 0.9% Mn + residuals
Weldability: Secara keseluruhan jenis baja ini sangat bagus sifat mampu
lasnya tetapi level kandungan residuals (S) menyebabkan daerah heat
affected zone mengalami cracking.

Medium Carbon Steel


Composition: 0.45% C 0.9% Mn + residuals
Weldability: Tingginya kadar karbon yang menyebabkan daerah HAZ
mengalami cracking. Jika kandungan karbon lebih dari 0.38% maka
diperlukan heat treatment.

High Carbon Steel


Composition: 0.8% C 0.9% Mn + residuals
Weldability: Jenis baja ini rentan terhadap solidification cracking dan tidak
direkomendasikan untuk dilakukan pengelasan.

b) Kondisi Material
Pemeriksaan kondisi material berpengaruh pada kualitas dari komponen. Ada
beberapa poin penting yang harus dilakukan oleh welding inspector untuk
memeriksa kondisi material. Poin yang pertama kali harus dicek adalah
pemeriksaan kondisi permukaan material. Yang harus dihindari adalah cacat
material ketika material itu diproduksi. Salah satunya adalah ada tidaknya
cacat lamination dan cold laps.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 10 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

c) Ukuran
Ukuran harus selalu dilakukan inspeksi oleh seorang welding inspector.
Lakukan pengecekkan ukuran, ketebalan dan diameter.

2. Memahami bahan tambah (consumables) sesuai standar, spesifikasi


pekerjaan dan/atau kontrak.
Bahan tambah pengelasan/bahan habis pakai pengelasan sering disebut juga
dengan welding consumable. Semua bahan yang habis ketika menghasilkan
suatu pengelasan disebut bahan tambah pengelasan. Jadi peran penting bahan
tambah pengelasan ini sangat mempengaruhi kualitas mutu dari pengelasan
yang dilakukan.

Seorang welding inspector sangat penting ketika melakukan pemeriksaan bahan


tambah las. Dan harus diperiksa secara detail, yaitu
 Ukuran
 Tipe dan Spesifikasi
 Kondisi
 Tempat penyimpanan
Didalam pengelasan, kenapa bahan tambah harus diperiksa secara teliti, karena
bahan tambah las ini berperan untuk memastikan ikatan yang kuat antara dua
logam. Ketika proses pengelasan terjadi, logam akan dipanaskan sampai titik
leburnya, ketika sampai titik leburnya logam cair harus terlindung dari udara dan
bahan tambah ikut tercampur kedalam logam sehingga menghasilkan perpaduan
yang kuat. Selain itu juga kondisi bahan tambah yang baik juga akan berfungsi
untuk menstabilkan nyala busur listrik.

a. Jenis-jenis Bahan Tambah Las (welding consumable)


Welding consumable setiap proses pengelasan tentunya berbeda-beda. Karena
karakteristik proses pun berbeda.
1) Welding Consumable Untuk Proses SMAW
Bahan habis pakai untuk proses pengelasan SMAW terdiri dari kawat
bersalutan atau sering disebut elektroda. Panjang berkisar antara 350-

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 11 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

450mm dengan diameter 2,5-6mm, dan tersedia juga dengan diameter


yang lebih besar.
Gambar 1
Elektroda SMAW

Kawat inti elektroda umumnya terbuat dari baja berkualitas rendah karena
ketika proses pengelasan dapat disempurnakan dengan penambahan zat
pengurai atau pemurnian pada lapisan fluks.

Lapisan fluks mengandung banyak unsur dan senyawa, silikon terutama


ditambahkan sebagai agen de-oksidasi (dalam bentuk ferro-silicon), yang
berfungsi untuk menghilangkan oksigen dari logam las dengan membentuk
oksida silika. Penambahan mangan hingga 1,6% akan meningkatkan
kekuatan dan ketangguhan baja. Senyawa logam dan non logam lainnya
ditambahkan yang memiliki banyak fungsi, termasuk:
 Meningkatkan stabilisasi busur,
 Menghasilkan gas pelindung,
 Membentuk terak yang melindungi logam las yang memadat,
 Menambahkan elemen paduan.

Kualitas elektroda untuk SMAW memiliki pengaruh besar pada sifat material
hasil las dan kemudahan untuk dipakai terkait dengan kesetabilan nyala
busur api.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 12 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Tabel 1
Grup Elektroda
Group Constituent Shield gas Uses AWS A 5.1
Rutile Titania Mainly CO2 General purpose E 6013
Basic Calcium compounds Mainly CO2 Hight quality E 7018
Cellulosic Cellulose Hydrogen + CO2 Pipe root runs E 6010

a) Membaca Kode Elektroda


Menurut American Welding Society ( AWS ) kode elektroda dinyatakan
dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai
berikut :
E = elektroda
Dua atau tiga digit pertama : menunjukkan nilai kekuatan tarik ( tensile
strength ) minimum x 1000 psi pada hasil pengelasan yang
diperkenankan.
Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan yang
artinya sbb :
 1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )
 2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan (
flat ) dan mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E xx2x )
 3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )
 4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )

Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan yang


artinya sbb :
 1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )
 2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan (
flat ) dan mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E xx2x )
 3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )
 4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )

Digit terakhir ( ke empat/ lima ) menunjukkan tentang jenis arus dan


tipe salutan. Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang
menunjukkan tipe arus dan pengkutuban ( polarity ) yang digunakan, di

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 13 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

mana ada empat pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus


untuk tiap tipe elektroda, yaitu :
 Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan
hanya untuk tipe arus DCRP.
 Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan
untuk arus AC atau DCSP.
 Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan
untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ).
 Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan
untuk arus AC atau DCRP.

Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah


sebagai berikut :
 0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce ( E xxx0 atau E xxx1
)
 HO 13
 2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile ( E xxx2, E xxx3 atau
E xxx4 )
 5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E xxx5, E xxx6
atau E xxx8 )
 7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).

Contoh pembacaan kode elektroda las busur manual :


E 6013
E = elektroda.
60 = kekuatan tarik minimum = 60 x 1000 psi = 60.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
3 = tipe salutan adalah rutile dan arus AC atau DC.

b) Komposisi Tambahan Bahan Kimia ( Paduan )


Tambahan bahan paduan pada elektroda akan ditunjukkan dengan dua
digit setelah empat/ lima digit terakhir kode elektroda, seperti contoh : E
8018-B2, di mana “B2” tersebut adalah menunjukkan % kandungan

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 14 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

bahan paduan pada elektroda tersebut.


Berikut ini adalah simbol komposisi bahan paduan yang biasa
ditambahkan pada elektroda :
Tabel 2
Simbol Komposisi Paduan elektroda
A1 C, 0,5 Mo
Catatan :
B1 0,5 Cr, 0,5 Mo
C = Karbon
B2 1,25 Cr, 0,5 Mo
Cr = Chromium
B3 2,25 Cr, 1 Mo
Mo = Molybdenum
C1 2,5 Ni
Ni = Nikel
C2 3,5 Ni
Mn = Mangan
C3 1 Ni
D1 1,5 Mn, 0,25 Mo
D2 1 Mn, 0,25 Mo

Contoh:
E 8018-B2
E = elektroda.
80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
8 = tipe salutan adalah basic dan arus AC atau DCRP.
B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.

2) Welding Consumable Untuk Proses FCAW


Consumable untuk prose pengelasan FCAW adalah electroda dan gas. Jenis
elektroda yang akan digunakan pada suatu pengelasan sangat ditentukan oleh
keperluan pengelasan itu sendiri.
a) Kawat Elektroda
Secara umum jenis kawat elektroda untuk FCAW adalah : rutile, hydrogen
controlled, serbuk besi (metal cored) dan self-shieding yang penggunaannya
adalah sebagai berikut :
(1) Rutile
Kawat elektroda rutile digunakan untuk pengelasan sambungan tumpul (
butt ) dan sudut ( fillet ) jalur tunggal atau bertumpuk ( multiple ) pada
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 15 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

baja tegangan rendah atau medium untuk posisi flat, vertikal dan di atas
kepala.
(2) Basic ( Hydrogen Controlled )
Kawat elektroda jenis ini digunakan untuk pengelasan kualitas tinggi,
sehingga susuai untuk mengelas baja tegangan tinggi atau untuk
penggunaan di mana dibutuhkan sifat mekanik yang baik.
Secara umum kawat elektroda hydrogen controlled cocok untuk
pengelasan semua posisi.
(3) Serbuk Besi ( Metal Cored )
Kawat elektroda jenis ini dibuat dengan menambahkan serbuk besi,
bahan-bahan paduan dan sedikit stabiliser arus. Proses pengelasan
menggunakan DC + dan gas pelindung adalah Argon-mix . Menghasilkan
pengisian/ jalur las yang baik pada penggunaan arus tinggi dan volume
yang banyak dengan terak yang tipis.
(4) Self-Shielding
Jenis kawat elektroda ini tidak membutuhkan gas pelindung tambahan,
artinya kebutuhan gas pelindung sudah tercukupi oleh fluksi yang ada
pada inti kawat.

b) Gas Pelindung
Gas Pelindung merupakan consumable untuk proses FCAW, penggunaan gas
pelindung dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 3
Jenis Gas Pelindung FCAW
Gas type Used for Characteristic
Pure CO2 Dip transfer welding of Good penetration, unstable
steels arc and hight levels of
spatter.
Argon + 5-10% CO2 Dip spray or pulse Good penetration with a
welding steels stable arc and low levels of
spatter
Argon + 1-2% O2 or CO2 Spray or pulse welding of Active additive gives good
austenitic or ferritic fluidity to the molten
stainless steels only stainless and improves toe
blend.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 16 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

3) Welding Consumable Untuk Proses GMAW


Consumable untuk prose pengelasan GMAW adalah electroda dan gas. GMAW
adalah salah satu jenis proses las cair (fusion welding) yang banyak digunakan
pada pengerjaan konstruksi ringan sampai berat.
a) Kawat Elektroda
Hasil maksimal akan dapat dicapai apabila jenis kawat elektroda yang
digunakan sama dengan jenis logam yang di las.
Jenis logam yang dapat di las menggunakan GMAW ada beberapa macam
antara lain :
 Baja tegangan tinggi dan menengah
 Baja paduan rendah
 Baja tahan karat
 Aluminium
 Tembaga
 Tembaga paduan, dll
Bentuk kawat elektroda yang digunakan pada GMAW secara umum adalah
solid wire. Solid wire digunakan secara luas untuk mengelas konstruksi
ringan sampai sedang dan dioperasikan pada ruangan yang relatif tertutup,
sehingga gas pelindungnya tidak tertiup oleh angin. Untuk menjaga agar
kawat elektroda tidak rusak atau berkarat, terutama dalam penyimpanan,
maka perlu dikemas. Kemasan/ pengepakan yang banyak dijumpai dalam
perdagangan adalah berupa gulungan ( rol ) di mana berat gulungan kawat
yang banyak digunakan adalah 15 kg, 17 kg dan 30 kg.

b) Gas Pelindung
Gas-gas pelindung untuk GMAW adalah pelindung untuk mempertahankan/
menjaga stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi
selama pengelasan, terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah las.
Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah
pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las
tersebut. Jenis gas pelindung yang digunakan untuk mengelas baja karbon
dan baja paduan adalah sebagai berikut :
 Campuran Argon + oksigen

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 17 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

 Campuran Argon + carbon dioksida


 Campuran Argon + karbon dioksida + oksigen
 Karbon dioksida
Adapun penggunaan gas pelindung secara umum khususnya pada solid wire
diatur antara 14 – 18 l/menit ( disesuaikan dengan WPS ).
Tabel 4
Perbandingan Penggunaan Gas Pelindung
Logam Gas Catatan
Baja karbon rendah Argon + CO2 Argon mengontrol percikan dan
melindungi busur.
CO2 memperbaiki input dan
menguragi biaya
Argon + CO2 +Oksigen Diperlukan apabila
memperbaiki sifat mekanik
CO2 Biaya rendah, panas input tinggi
akan tetapi ada percikan terak

4. Welding Consumable Untuk Proses GTAW


Consumables yang dipakai untuk proses pengelasan TIG / GTAW terdiri dari
filler wires dan gas. Meskipun elektroda tungsten dianggap sebagai non
consumable, tetapi jika terjadi kesalahan pemakaian maka akan timbul erosi
yang akan menggerus elektroda tungsten. Jika hal ini terjadi maka elektroda
tungsten termasuk ke dalam consumable.

a. Filler Wires
Filler Wires harus memiliki kualitas yang sangat tinggi karena biasanya tidak
memiliki flux yang bisa dijadikan elemen tambahan yang dapat
meningkatkan kualitas lasan. Bahan tambah untuk pengelasan TIG harus
spesial, karena apabila menggunakan tambah tidak terstandar kemungkinan
kesempurnaan pengelasan tidak akan terbentuk. Oleh karena itu
penggunaan bahan tambah harus berdasarkan standar yang dikeluarkan
oleh perusahaan elektroda atau asosiasi pengelasan.
Bahan tambah harus dibersihkan sebelum digunakan dan pada saat
mengelas tangan harus bersih dan memakai sarung tangan, sehingga

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 18 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

bahan tambah tidak terkontiminasi oleh kotoran yang ada pada tangan .
Diameter bahan tambah yang terstandar adalah : 0,8, 1,1, 1,6, 2,4 ,3,2 , 4,0
mm dan panjang 60 cm.

b. Gas Pelindung
Sebagai gas pelindung pada pengelasan dengan TIG adalah gas inert yaitu
gas yang tidak dapat bercampur secara kimia dengan gas lain, fungsinya
melindungi cairan logam dari pengaruh oksidasi dengan udara didsekitarnya.
Umumnya memakai gas argon atau gas helium. Gas argon lebih umum
digunakan karena lebih murah daripada helium. Macam-macam gas
pelindungyang dipakai pada las TIG adalah :
 Argon, mempunyai karekritik stabil dalam panas busur las yang tinggi
dan dapat mengontrol cairan dengan baik terutama pada pengelasan
dengan posisi tertentu.
 Campuran argon dan helium dipakai sebagai gas pellindung, dimana
helium ditambahkan sebagai bahan dasar untuk meningkatkan suhu
pada busur las sehingga dapat mempercepat proses pengelasan.
Kecepatan gas pellindung untuk pengelasan baja karbon dan baja paduan
karbon rendah bervariasi tergantung dari jenis gas pelindung yang
digunakan ,tebal bahan yang dilas dan posisi pengelasannya. Berikut ini
diberikan tabel untuk pedoman penyetelan kecepatan gas argon.

Tabel 5
Penyetelan Gas Argon
Jenis kampuh Tebal bahan Aliran gas(l / men)
Tumpul,T dan sudut 1,2 mm 7
Tumpul,T dan sudut 1,6 mm 7
Tumpul,T dan sudut 3,0 mm 7-8
Tumpul,T dan sudut 4,8 mm 10
Tumpul,T dan sudut 6.0 mm 10

3. Menjelaskan standar sesuai dengan ruang lingkup pengelasan.


a. AWS ( American Welding Society )
The technical society which provieds technical guidance and leadership in all
phases of welding.
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 19 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

AWS memiliki 6 kode standar, yang mengkover beberapa pekerjaan industri


yang berbeda-beda :
 AWS D1.1 STRUCTURAL WELDING CODE – STEEL
 AWS D1.2 STRUCTURAL WELDING CODE – ALUMINUM
 AWS D1.3 STRUCTURAL WELDING CODE – SHEET STEEL
 AWS D1.4 STRUCTURAL WELDING CODE – REINFORCING STEEL
 AWS D1.5 BRIDGES WELDING CODE
 AWS D 9.1 SHEET METAL WELDING CODE
 AWS A 2.4 STANDARD SYMBOL FOR WELDING, BRAZE & NDE
 AWS A 3.0 STANDARD WELDING TERMS AND DEFINITIONS
 AWS B 4.0 STANDARD METHODS MECHANICAL TESTING
 AWS B 5.2 SPECIFICATION FOR THE QUALIFICATION OF WELDING
INSPECTOR SPECILIST & WELDING INSPECTOR ASSISTANCE
 AWS QC - 1STANDARD OF AWS CERTIFICATION OF WELDING
INSPECTOR
 AWS QC - GGUIDE TO AWS QUALIFICATION AND CERTIFICATION
b. ASME ( American Society Of Mechanical Engineers )
The technical society which provides technical guidance for pressure
containing vessels and equipment.
ASME codes memiliki 12 sektor kode :
 ASME Section I Rules for Construction of Power Boilers
 ASME Section II Materials and Consumable
 ASME Section III Rules for Construction of Nuclear Facility Component
 ASME Section IV Rules for Construction of Heating Boilers
 ASME Section V Nondestructive Examination
 ASME Section VI Recommended Rules For the Care and Operation
of Heating Boilers
 ASME Section VII Recommended Guidelines for the Care Power Boilers
 ASME Section VIII Construction of Pressure Vessels
 ASME Section IX Welding and Brazing Qualifications
 ASME Section X Fiber-Reinforced Plastic Pressure Vessels
 ASME Section XI Rules for Inservice Inspection of Nuclear Power Plant
Components

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 20 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

 ASME Section XIIRules for Construction and Continued Service of


Transport Tanks
 ASME Section IX Welding and Brazing Qualifications
 ASME Section X Fiber-Reinforced Plastic Pressure Vessels
 ASME Section XI Rules for Inservice Inspection of Nuclear Power Plant
Components
 ASME Section XII Rules for Construction and Continued Service of
Transport Tanks

c. API ( American Petroleum Institute )


The technical society which provides technical guidance for petroleum
industry.
 API STD 570 Piping Inspection Code
 API STD 620Rules for Design and Construction of Large, Welded Low
Pressure Storage Tanks
 API STD 640 Tube Dimension for Heat Exchangers
 API STD 650 Welded Steel Tanks for Oil Storage
 API STD 653 Tanks Inspection, Repair Alteration & Reconstruction
 API STD 660 Heat Exchangers for General Refinery Services
 API STD 1104 Welding of Pipelines and Related Facilities
 API STD 1110 Pressure Testing of Liquid Petroleum Pipelines
 API STD 1111 Design, Construction, Operation and Maintenance of
Offshore
 API RP 2A LFRDPlanning, Designing, Constructing Fixed Offshore
Platforms (Load & Resistance Factor Design)
 API RP 2B Fabrication of Structural Steel Pipe
 API RP 2H Carbon Manganese Steel Plate for Offshore Platform Tubular
Joints
 API RP 2W Steel Plate for Structures, Produced by Thermo-Mechanical
Control Processing
 API RP 2X Ultrasonic & Magnetic Examination of Offshore Structural
Fabrication and Guideline for Qualification of Technicians
 API RP 2Y Steel Plate Quenched & Tempered for Offshore Structures

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 21 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

 API RP 2Z Pre-Production Qualification for Steel Plates of Offshore Str.

4. Menentukan metode-metode proses pengelasan.


Metode menentukan proses pengelasan yang paling utama adalah tercapainya
fusi antara kedua material yang disambung. Ada beberapa faktor yang esensial
untuk tercapainya fusion welding,
 Fusi dicapai oleh peleburan menggunakan intensitas tinggi sumber panas.
 Proses pengelasan harus mampu menghilangkan oksidasi.
 Pengaruh suhu dari udara sekitar harus dihindari.
 Sambungan las harus memiliki sifat mekanik yang diperlukan oleh
spesifikasi yang ditentukan.

a. Pemilihan Proses pengelasan berdasarkan tipe material :


Steels : all processes
Reactive metals (Aluminium & Titanium):TIG & MIG
Nickel-based Alloys:all processes for most alloys
Copper-based alloys:mainly TIG & MIG
b. Pemilihan proses pengelasan berdasarkan tebal plat :
SMAW all above ~ 3mm
GTAW (low productivity) generally thin sections (<~ 10mm)
GMAW/FCAW typically ~ 3 to 30mm
SAW typically ~ 15 to 150mm or above
c. Pemilihan proses pengelasan berdasarkan posisi pengelasan
SMAW, GTAW, GMAW/FCAW : semua posisi
SAW : rata-rata posisinya flat

5. Memahami jenis-jenis joint design sesuai dengan desain las, gambar


kerja dan/atau spesifikasi.
a. Butt Joint
Sambungan butt joint adalah jenis sambungan tumpul, dalam aplikasinya
jenis sambungan ini terdapat berbagai macam jenis kampuh atau groove
yaitu V groove (kampuh V), single bevel, J groove, U Groove, Square Groove
untuk melihat macam macam kampuh las lebih detail silahkan lihat gambar

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 22 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

berikut ini.
Gambar 2
Gambar Butt Joint

b. Fillet (T) Joint


Fillet T Joint adalah jenis sambungan yang berbentuk seperti huruf T, tipe
sambungan ini banyak diaplikasikan untuk pembutan kontruksi atap, konveyor
dan jenis konstruksi lainnya. Untuk tipe groove juga terkadang digunakan
untuk sambungan fillet adalah double bevel, namun hal tersebut sangat
jarang kecuali pelat atau materialnya sangat tebal.
Gambar 3
Fillet Joint

c. Corner Joint
Corner Joint mempunyai desain sambungan yang hampir sama dengan T
Joint, namun yang membedakannya adalah letak dari materialnya. Pada

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 23 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

sambungan ini materialnya yang disambung adalah bagian ujung dengan


ujung. Ada dua jenis corner joint, yaitu close dan open.
Gambar 4
Corner Joint

d. Lap Joint
Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot atau seam.
Karena materialnya ini ditumpuk.

Gambar 5
Lap Joint

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 24 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

e. Edge Joint
Gambar 6
Edge Joint

6. Menentukan jenis-jenis gas pelindung dijelaskan sesuai proses lasnya.


Gas Lindung (Shielding Gas) adalah suatu gas yang berfungsi melindungi cairan
logam las ( bahan logam pengisi maupun logam induk) dari udara lingkungan
sekitarnya untuk mencegah terjadinya proses oksidasi antara logam las dengan
udara luar.

a. Helium (He)
Helium adalah gas inert yang monoatomik dan sangat ringan, memiliki berat
atom 4, didapat dari pemisahan gas alam, jika digunakan untuk pengelasan
harus dimurnikan menjadi 99,99%.

Lebih banyak menghantarkan panas daripada argon. Dengan tenaga panas


yang lebih tinggi tersebut, helium banyak digunakan untuk pengelasan
menggunakan tenaga mekanis.

Gas lindung helium jika digunakan sendiri tanpa dicampur dengan gas argon
akan menghasilkan voltase busur yang lebih tinggi jika variable lainnya di
pertahankan tetap, hal ini disebabkan oleh potensi ionisasi yang lebih tinggi
pula.

b. Argon (Ar)
Argon adalah gas inert yang monoatomik dengan berat molekul 40 yang
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 25 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

dapat diperoleh dengan mencairkan udara. Digunakan untuk pengelasan


merupakan gas argon murni (min 99,95 %) untuk metal yang tidak reaktif,
namun untuk metal reaktif dan metal tahan panas, tingkat kemurniannya
lebih tinggi (99,997%). Keunggulan gas Argon di banding gas Helium :
 Nyala lebih halus tidak bersuara keras
 Mengurangi penetrasi
 Memiliki daya pembersih
 Lebih murah dan lebih mudah didapat

c. Campuran Argon dan Helium


Argon mempunyai berat sekitar 10 x helium, karena beratnya begitu
meninggalkan moncong obor, argon akan langsung menyelimuti jalur cairan
logam las, sedangkan helium yang lebih ringan dari argon akan naik keatas
menghalagi penetrasi udara ke dalam lingkungan nyala las. Jadi dengan
dikombinasikannya kedua jenis gas ini akan menghasilkan campuran yang
fungsi lindungnya sangat optimal.

Campuran gas argon dan helium (80% argon, 20% helium) akan
menghasilkan transfer semprot aksial, apabila arus mencapai di atas nilai
transisi dan penetrasi yang dalam serta jalur las yang lebar dan parabol.

d. Co2
Karbon Dioksida memiliki sifat perpindahan panas yang baik. Menghasilkan
penetrasi las sangat dalam tetapi dengan busur yang tidak stabil dan, karena
kereaktifannya banyak terdapat percikan atau spatter. Karbon dioksida dapat
digunakan murni (only for short-circuiting) atau atau campuran dengan 5
sampai 25 argon%, kadang-kadang sampai dengan 50%. Meningkatnya
persentase karbon dioksida meningkatkan lebar dan kedalaman penetrasi las.

Untuk pengelasan baja tahan karat di mana karbon mengontrol konten yang
diperlukan, sebuah argon-helium dicampur dengan 1-2% karbon dioksida
juga dapat digunakan.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 26 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

7. Memahami Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) sesuai
dengan spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak.
a. Pre Heat
Pre heat digunakan bertujuan untuk meningkatkan sifat mampu las pada
material dari penurunan suhu secara tiba-tiba dan mengontrol pemuaian
ketika terjadi proses pengelasan.

Ada tiga alasan utama untuk melakukan preheat:


 Dengan mengurangi laju penurunan suhu panas akan menghasilkan
struktur material yang lebih ulet.
 Semakin lambat laju pendinginan , penyebaran hidrogen pada material
akan terkontrol sehingga tidak menyebabkan retak.
 Dengan diberikan panas secara terus menerus akan berdampak rapuh
pada material, manfaat pre heat adalah mencegah hal itu dan dapat
menjadikan material menjadi tangguh.

Cara melakukan pre heat pada material baja


 Temperatur : 50-250°C atau lebih tinggi.
 Pendinginan : Di pertahankan suhunya hingga proses welding selesai.
 Tujuannya : mencegah retak (crack) dan daerah yang keras (hard
zones).

b. Post Weld Heat Treatment (PWHT)


PWHT berfungsi untuk mencegah terjadinya stres dan menghilangkan
tegangan sisa pada material karena proses welding sehingga pembentukan
struktur yang keras yang berakibat material menjadi rapuh. Untuk
mengembalikan kembali kepada sifat yang diinginkan terutama dalam
ketangguhan maka struktur yang berubah tadi dikembalikan lagi ke struktur
semula melalui pemanasan pada waktu tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu pula. Tergantung dari jenis material dan ketebalan material.

Dalam AWS D1.1 paragraph 3.14 Postweld Heat treatment dijelaskan bahwa
PWHT dapat dilakukan dengan pesyaratan sebagai berikut :

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 27 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

 Material yang di PWHT memiliki SMYS tidak melebihi 50 Ksi (345 MPa)
 Material yang di PWHT bukan material Quench Tempered, Quenching
and self Tempering (QST), bukan material TMCP
 Material yang kan di PWHT tidak mensyaratkan impact test pada Base
Metal, HAZ atau weld metal.
 Adanya data pendukung kalau material yang di PWHT memiliki
strength dan ductility yang cukup.

PWHT menurut ASME B31.I. Aturan PWHT terdapat pada paragraph 331 hal
67 ASME B31.3 masalah Heat treatment. Disebutkan parameter PWHT
merujuk kepada table 331.1.1 dimana PWHT di tentukan oleh grouping
material dan thickness dari material masing masing. PWHT yang dilakukan
harus tertulis secara khusus dalam WPS yang akan di gunakan. PWHT
menjadi factor essential dalam pembuatan WPS berdasarkan ASME IX.

Engineering design harus melakukan penagkajian khusus masalah heat


treatmen dimana quality weldment memenuhi dari requirement code. Heat
treatment untuk material yang dibending atau forming sesuai para 332.4
Yang harus diperhatikan dalam PWHT :
Proses PWHT dapat dilakukan dengan dua cara yaitu memasukkan benda uji
kedalam dapur atau melakukan pemanasan setempat localized didekat
daerah weldingan saja. Metode mana yang akan dilakukan lebih bersifat
kepada pertimbangan ekonomis saja.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 28 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

8. Memahami posisi dan kualifikasi pengelasan sesuai dengan spesifikasi


atau standar.
a. Plate
1) Grove
a) Flat Position (1G)
Gambar 7
Posisi 1G

b) Horizontal Position (2G)


Gambar 8
Posisi 2G

c) Vertical Position (3G)


Gambar 9
Posisi 3G

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 29 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

d) Overhead Position (4G)


Gambar 10
Posisi 4G

2) Fillet
a) Flat Position (1F)
Gambar 11
Posisi 1F

b) Horizontal Position (2F)


Gambar 12
Posisi 2F

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 30 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

c) Vertical Position (3F)


Gambar 13
Posisi 3F

d) Overhead Position (4F)


Gambar 14
Posisi 4F

b. Pipa
1) 1G Pipa
Gambar 15
Posisi 1G Pipa

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 31 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

2) 2G Pipa
Gambar 16
Posisi 2G Pipa

3) 5G pipa
Gambar 17
Posisi 5G pipa

4) 6G Pipa
Gambar 18
Posisi 6G Pipa

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 32 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

5) 6GR Pipa
Gambar 19
Posisi 6GR Pipa

9. Menentukan parameter dan karakteristik kelistrikan.


Terkadang instrumen yang terpasang pada mesin las dan peralatan sering
menjadi tidak akurat mungkin karena kelalaian, kerusakan, keausan dll.
Akibatnya, nilai-nilai dari parameter pengelasan yang ditunjukkan mungkin
berada di luar toleransi bekerja sehingga tidak bisa dicapainya kualitas
pengelasan yang diinginkan. Dengan adanya pengecekan parameter di awal
maka tingkat signifikan cacat dapat diprediksi dengan konsekuensi biaya
pengerjaan ulang, perbaikan atau bahkan scrapping.

Welding Inspector harus memastikan dan memeriksa bahwa peralatan


pengelasan dalam kondisi yang baik sesuai dengan standar dan parameter
pengelasan seperti ampere dan volt sesuai dengan standar WPS yang
digunakan.

Ampere:
Parameter utama yang mengendalikan input panas dan penetrasi adalah
ampere. Periksa dengan amperemeter untuk didapatkan keakuratan letakkan
alat pengukur amper pada ujung elektroda/obor las saat dinyalakan. Toleransi
+/- 3 %.

Voltage:
Yang berkaitan dengan panjang busur dan bertanggung jawab untuk profil tinggi

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 33 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

rendahnya manik las. Periksa dengan voltmeter (multimeter) di sirkuit


listrik.Toleransi +/- 5 %.
Wire feed speed:
Parameter yang paling penting di GMAW/FCAW adalah kecepatan laju kawat
keluar. Periksa dengan stopwatch selama 15 - 30 detik atau lebih dengan
tachogenerator untuk inkonsistensi dan ketidakakuratan.

Travel speed:
Ukur kecepatan pengelasan/kecepatan perjalanan dan check meter terhadap
jarak tempuh dalam satu menit.

Gas Flow:
Gas flow adalah aliran gas pelindung yang digunakan untuk pengelasan biasanya
dalam hitungan liter per menit. Gas flow ini dioperasikan pada proses las GMAW
dan GTAW, baik untuk gas argón, karbon dioksida atau campuran antara gas
argón + karbon dioksida
 Bila mengelas di dalam ruangan (indoor) gas flownya antara 10 – 15 liter
per menit
 Bila untuk mengelas di luar ruangan (outdoor) gas flownya antara 15 – 20
liter per menit.

10. Memahami metode pengujian material hasil pengelasan sesuai


prosedur.
Metode pengujian daerah las secara umum dapat diklasifikasikan menjadi
pengujian merusak/destruktif (DT) dan pengujian tidak merusak / non-destruktif
(NDT). Dalam pengujian destruktif, sebuah spesimen atau batang uji
dipotongkan dari daerah las atau sebuah model berukuran penuh dari daerah las
yang diuji dilakukan perubahan bentuk dengan dirusak untuk menguji sifat-sifat
mekanik dan penampilan daerah las tersebut. Dalam pengujian non-destruktif,
hasil pengelasan diuji tanpa perusakan untuk mendeteksi kerusakan hasil las
dan cacat dalam.

Seorang Welding Inspector harus mampu memverifikasi Sebuah WPS tentang

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 34 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

beberapa pengujian yang harus dilakukan. Selain itu harus mengacu pada
standar yang digunakan didalam WPS. Jika WPS itu mengacu pada standar
ASME, maka pengujian dilakukan harus sesuai pada setandar ASME.

11. Memahami bentuk dan dimensi material induk.


Bentuk material induk ada dua yaitu plat dan pipa. Dan untuk spesifikasi seorang
inspector harus mengidentifikasi bahan-bahan dengan komposisi dari mill sheet,
karena perubahan variasi yang sangat kecil atau kandungan logam dapat
menimbulkan perubahan signifikan dalam sifat mampu las. Namun terbatas
selektivitas diperbolehkan, seperti persentase karbon maksimum dll. Prosedur
untuk mill sheet diserahkan untuk persetujuan dan kemudian inspektur mencatat
nomor referensi.

Ukuran harus diperiksa dan diidentifikasi serta kesesuaiannya. Inspektur harus


memberi toleransi pada ukuran yang diperbolehkan. Periksa panjang, lebar,
ketebalan dan diameter sesuai dengan WPS yang tersedia.

12. Menjelaskan cara menyiapkan dokumen inspeksi pengelasan.


Dokumen inspeksi untuk pengelasan harus dipastikan lengkap dan diverifikasi
sesuai dengan WPS. Dokumen-dokumen inspeksi terdiri dari : WPS, welder list,
welding map, NDT map, sertifikat material (material induk dan bahan tambah),
sertifikat welder, GA drawing, shop drawing, dan spesifikasi teknik.

13. Menjelaskan persiapan peralatan inspeksi.


Cacat las atau kerusakan las biasanya dalam bentuk diterima atau ditolak oleh
standar. Hasil dari identifikasi ada kategori :
 No Defect (tidak ada cacat) : hasil las diterima
 Discontynuety (ada cacat masih diterima standar) : hasil las diterima
 Defect (ada cacat yang ditolak oleh standar) : hasil las repair atau riject
 Repair berarti hasil lasnya diperbaiki sesuai wps repair atau instruksi
Riject berarti hasil lasnya ditolak dan harus mengelas ulang pada material
yang baru.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 35 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Gambar 20
Peralatan Pengujian

Alat-alat yang diperlukan dalam pemeriksaan secara amatan atau visual antara
lain :
 Welding gouge
 Jangka sorong
 Lampu senter
 Penggores
 Steel marker
 Penggaris baja

14. Memastikan kesiapan benda inspeksi.


Gambar 21
WPS Base Metal

Benda yang akan di inspeksi harus disesuaikan dengan WPS. Cek pada bagian
Base Metal di dalam WPS, disana terdapat keterangan spesification dan type

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 36 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

material yang digunakan. Didalam baris base metal didalam WPS juga dijelaskan
berapa besar groove dan thickness material. Pastikan material sesuai dengan
yang tertulis pada WPS.

15. Menjelaskan jenis-jenis cacat pengelasan.


a. Spatter
Gambar 22
Cacat Spatter

SPATTERS

Penyebabnya :
 Ampere terlalu tinggi
 Polaritas yang salah
 Arc length terlalu jauh
 Elektroda lembab atau lapuk

b. Overlap
Gambar 23
Cacat Overlap
Overlap

Penyebabnya :
 Ampere terlalu rendah
 Travel speed terlalu lambat
 Base metal yang kurang bersih
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 37 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

c. Underfill
Gambar 24
Cacat Underfill
Underfill

Penyebabnya:
 Gagalnya melakukan pengisian, yang masih terlalu dalam dari
permukaan.

d. Undercut
Gambar 25
Cacat Undercut

Penyebabnya :
 Ampere terlalu tinggi
 Sudut elektroda yang salah

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 38 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

e. Porosity
Gambar 26
Cacat Porosity

Penyebabnya:
 Shielding gas yang tidak stabil
 Kerusakan pada elektroda
 Material yang kotor dan tidak bersih

f. Slag inclution
Gambar 27
Cacat Slag inclution

Penyebabnya:
 Pembersihan antar interpass yang kurang bersih
 Ampere terlalu rendah
 Sudut kampuh terlalu tajam

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 39 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

g. Burn-Through
Gambar 28
Cacat Burn-Through

Penyebabnya:
Terlalu lebar root gap dan root face terlalu rendah

h. Internal Concavity
Gambar 29
Cacat Internal Concavity

Penyebabnya :
 Terlalu tinggi ampere
 Panjang busur las terlalu jauh
 Root gap terlalu lebar
 Kampuh terlalu tajam

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 40 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

i. Incomplete Fusion
Gambar 30
Cacat Incomplete fusion

INCOMPLETE
FUSION

Penyebabnya
 Bevel kampuh terlalu sempit
 Kecepatan pengelasan terlalu tinggi
 Ketidakstabilan tangan

j. Incomplete Root Penetration


Gambar 31
Cacat Root Penetration

Penyebabnya
 Ampere terlalu rendah
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 41 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

 Busur las terlalu jauh


 Root face terlalu lebar
 Root gap terlalu sempit
 Sudut kampuh terlalu kecil

k. Excessive Penetration
Gambar 32
Cacat Excessive Penetration

Penyebabnya :
 Kecepatan pengelasan terlalu rendah
 Kesalahan teknik pengelasan

l. Cracking
Gambar 33
Cacat Cracking

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 42 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Penyebabnya:
 Pendinginan yang terlalu cepat
 Pemilihan elektroda yang salah
 Kesalahan teknik pengelasan

16. Memahami penyebab cacat pengelasan.


Terjadinya cacat pengelasan sangat tergantung pada inspeksi material sebelum
pengelasan berlangsung. Beberapa hal yang harus di inspeksi adalah base
metal, pre heat, dan consumable.

a. Base Metal
Material utama harus dicek jenis dan komposisi didalam material tersebut.
Apakah perlu dilakukan pre heat dan PWHT lihat pada standar yang
digunakan. Pastikan material bersih dan permukaan material terbebas dari
kotoran seperti minyak, cat, dan lain-lain.

b. Consumable
Pemilihan consumable yang baik juga sangat mempengaruhi dari hasil
pengelasan. Perhatikan bagaimana penyimpanan filler material, kondisi filler,
dan perlakuan selama pinyimpanan. Pastikan filller juga terhindar dari karat.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 43 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan persiapan inspeksi sesuai


prosedur
1. Mampu menjelaskan material induk sesuai spesifikasi, gambar kerja dan/ atau
kontrak.
2. Mampu menjelaskan bahan tambah (consumables) sesuai standar, spesifikasi
pekerjaan dan/atau kontrak.
3. Mampu mengidentifikasikan standar sesuai dengan ruang lingkup pengelasan.
4. Mampu menjelaskan metode- metode proses pengelasan.
5. Mampu menjelaskan jenis-jenis joint design sesuai dengan desain las, gambar
kerja dan/atau spesifikasi.
6. Mampu mengidentifikasikan jenis-jenis gas pelindung sesuai proses lasnya.
7. Mampu menjelaskan Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) sesuai
dengan spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak.
8. Mampu menjelaskan posisi dan kualifikasi pengelasan sesuai dengan spesifikasi
atau standar.
9. Mampu menjelaskan parameter dan karakteristik kelistrikan.
10. Mampu menjelaskan metode pengujian material hasil pengelasan sesuai
prosedur.
11. Mampu menjelaskan bentuk dan dimensi material induk.
12. Mampu menyiapkan dokumen inspeksi pengelasan.
13. Mampu menyiapkan peralatan inspeksi.
14. Mampu menyiapkan benda yang diinspeksi.
15. Mampu mengidentifikasikan jenis-jenis cacat pengelasan.
16. Mampu mengidentifikasikan analisa penyebab cacat pengelasan

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan persiapan inspeksi sesuai


prosedur
1. Menjelaskan material induk sesuai spesifikasi, gambar kerja dan/ atau kontrak
secara cermat.
2. Menjelaskan bahan tambah (consumables) sesuai standar, spesifikasi pekerjaan
dan/atau kontrak secara teliti.
3. Mengidentifikasikan standar sesuai dengan ruang lingkup pengelasan secara
cermat dan teliti.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 44 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

4. Menjelaskan metode- metode proses pengelasan secara teliti.


5. Menjelaskan jenis-jenis joint design sesuai dengan desain las, gambar kerja
dan/atau spesifikasi secara cermat dan teliti.
6. Mengidentifikasikan jenis-jenis gas pelindung sesuai proses lasnya secara teliti
dan cermat.
7. Menjelaskan Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) sesuai dengan
spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak secara teliti.
8. Menjelaskan posisi dan kualifikasi pengelasan sesuai dengan spesifikasi atau
standar secara teliti.
9. Menjelaskan parameter dan karakteristik kelistrikan secara cermat dan teliti.
10. Menjelaskan metode pengujian material hasil pengelasan sesuai prosedur secara
teliti.
11. Menjelaskan bentuk dan dimensi material induk secara teliti.
12. Menyiapkan dokumen inspeksi pengelasan secara teliti dan disiplin.
13. Menyiapkan peralatan inspeksi secara teliti dan cermat.
14. Menyiapkan benda yang diinspeksi secara teliti.
15. Mengidentifikasikan jenis-jenis cacat pengelasan secara cermat dan teliti.
16. Mengidentifikasikan analisa penyebab cacat pengelasan secara cermat dan teliti.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 45 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

BAB III
MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL SEBELUM PENGELASAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual sebelum


pengelasan
1. Menjelaskan cara mengidentifikasi dokumen inspeksi pengelasan
sesuai standar.
a. WPS (Welding Procedure Spesification)
Gambar 34
WPS

a
b

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 46 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

e g

f
h

Merupakan contoh WPS dengan menggunakan standar ASME. Didalam WPS bisa
diidentifikasi per bagiannya diantaranya :
a) Kode WPS
b) Bentuk Joint
c) Jenis Material
d) Jenis Filler Metals/Consumable
e) Posisi Pengelasan
f) Penjelasan pre-heat

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 47 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

g) Penjelasan PWHT
h) Jenis Gas
i) Pengaturan mesin dan kelistrikan
j) Teknik pengelasan

b. Welding Map,
Gambar 35
Welding Map

c. NDT map,
Gambar 36
NDT Map

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 48 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

d. sertifikat welder,
Gambar 37
Sertifikat Welder

2. Menjelaskan desain dan sambungan las.


Gambar 38
Bagian WPS

Disini harus dilakukan verifikasi tentang jenis joint design, harus diidentifikasi
dengan benda kerja yang sudah disiapkan apakah sudah sesuai atau belum.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 49 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

3. Menjelaskan proses las yang digunakan.


Gambar 39
Bagian WPS

Pada bagian WPS, sangat penting untuk melihat atau memastikan proses yang
digunakan. Sebagai acuan untuk melakukan ceking peralatan pengelasan.

4. Menjelaskan material induk yang akan di las.


Gambar 40
Bagian WPS

Material induk juga dilakukan inspeksi, dilakuakan pengecekkan apakah mill sheet
sama seperti jenis material yang tertulis pada bagian WPS.

5. Menjelaskan jenis consumable yang digunakan.


Gambar 41
Bagian WPS

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 50 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

6. Menentukan kualifikasi welder sesuai prosedur.


Gambar 42
Sertifikat Welder

Hampir semua industri fabrikasi dalam mengerjakan projectnya memerlukan


personnel seperti welder. Pekerjaan fabrikasi didominasi oleh peklerjaan welding,
sehingga peran seorang welder sangat menentukan dalam progress project, cost,
dan time delivery barang yang dikerjakan.

Bisa dibayangkan kalau suatu project dikerjakan oleh welders yang tidak
berpengalaman atau memiliki skill yang rendah. Dipastikan akan banyak masalah
dengan kwalitas, repair, dn ongkos produksi akan membengkak.

Untuk menjamin keberhasilan suatu welding maka hampir semua code dan
standard yang ada membuat suatu persyaratan lulus tidaknya seorang welder
dengan melakukan welder qualification atau welder test. Kalau kita melihat AWS

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 51 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

D1.1 atau ASME IX maka untuk kwalifikasi welder mempunyai essential variable
yang berbeda beda secara proses (gtaw, smaw, fcaw, saw)
Gambar 43
Tabel 4.12 AWS D1.1

Parameter diatas menunjukkan essential variable dari seorang welder. Apabila


seorang welder setelah lulus welder test, maka di lapangan atau di produksi
welding dia tidak boleh mengerjakan pekerjaan welding yang tidak sesuai dengan
qualified yang dia punyai sewaktu running welder test.

Parameter-parameter welder seperti Process, F number, Posisi , thh dan


diameter, progression welding, penghilangan backing, atau dari single electrode
ke multiple electrodes. Sebagai seorang welding inspector perlu kiranya
memperhatikan qualified welder ini sebelum ata sedang menlakukan pekekrjaan
pengelasan. Welding Inspector berhak menghentikan welding yang sedang
berjalan atau membuat NCR kalau menemukan welder yang tidak sesuai dengan
kulifikasinya.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 52 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

7. Memastikan kesiapan dan kelengkapan peralatan kerja/mesin las


sesuai prosedur.
Peralatan pengelasan disiapkan sesuai dengan WPS (dengan melihat welding
proses pada yang tertulis di WPS) dan dilakukan inspeksi peralatan las seperti :
 Cek kerusakan (kabel kelistrikan, kabel masa, stang holder).
 Cek besarnya voltase
 Cek besar ampere dan sesuaikan.
Gambar 44
Welding Process

8. Menentukan material induk dan bahan tambah sesuai prosedur.


Material dan filler material disiapkan sesuai yang tertera didalam WPS.
Gambar 45
WPS Base Metal dan Filler Material

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 53 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

9. Menjelaskan ketidaksesuaian dengan metode visual.


Dalam melakukan inspeksi visual sebelum pengelasan perlu dilakukan
kesesuaian terhadap :
 Kesesuaian terhadap gambar kerja
 Posisi pengelasan disesuaikan dengan welder kualifikasinya.
 Simbol las harus sesuai dengan standar yang digunakan di dalam WPS.
 Posedur yang digunakan harus sesuai dengan WPS dan standar yang
digunakan.

Material dan consumable yang digunakan juga harus disesuaikan dengan


standar. Apakah sesuai dengan WPS?
 Lakukan pengukuran terhadap material jenis dan ukuran harus sesuai
dengan WPS.
 Lakukan pengecekan ukuran elektroda , pemilihan gas and kualitas
consumable.
 Pastikan material bebas dari cacat saat pembuatan di pabrik seperti
distorsi, laminasi dll
 Jika menggunakan kampuh, pastikan sudut yang dibuat sesuai dengan
toleransi WPS.

10. Memahami ukuran dan referensi ketidaksesuaian dimensi dan


spesifikasi bahan sebelum pengelasan.
Ukuran material juga harus disesuaikan karena jika beda maka tidak akan bisa
dilakukan assembly. Ikuti beberapa step dibawah ini untuk assembly inspection :
 Lakukan pengecekkan pada las ikat, las ikat harus dilakukan dengan
menggunakan jenis elektroda yang sama.
 Peletakkan jig harus sesuai dan pastikan bebas spatter dari pengelasan
sebelumnya.
 Lakukan penggunaan pre-heat untuk memperlambat proses pendinginan
sehingga bisa meminimalisir distorsi.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 54 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual sebelum


pengelasan
1. Mampu Mengidentifikasikan dokumen inspeksi pengelasan sesuai standar.
2. Mampu Mengidentifikasikan desain dan sambungan las.
3. Mampu Mengidentifikasi proses las yang digunakan.
4. Mampu Mengidentifikasi material induk yang akan di las.
5. Mampu Mengidentifikasi jenis consumable yang digunakan.
6. Mampu Memverifikasi kualifikasi welder sesuai prosedur.
7. Mampu Memverifikasi kesiapan dan kelengkapan peralatan kerja/mesin las
sesuai prosedur.
8. Mampu Memverifikasi material induk dan bahan tambah sesuai prosedur.
9. Mampu Mengidentifikasi ketidaksesuaian dengan metode visual.
10. Mampu Mendokumentasikan Ukuran dan referensi ketidaksesuaian dimensi dan
spesifikasi bahan sebelum pengelasan.
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual sebelum
pengelasan
1. Mengidentifikasikan dokumen inspeksi pengelasan sesuai standar secara cermat
dan teliti.
2. Mengidentifikasikan desain dan sambungan las secara cermat dan teliti.
3. Mengidentifikasi proses las yang digunakan secara teliti.
4. Mengidentifikasi material induk yang akan di las secara cermat.
5. Mengidentifikasi jenis consumable yang digunakan secara cermat dan teliti.
6. Memverifikasi kualifikasi welder sesuai prosedur secara teliti.
7. Memverifikasi kesiapan dan kelengkapan peralatan kerja/mesin las sesuai
prosedur secara teliti.
8. Memverifikasi material induk dan bahan tambah sesuai prosedur secara cermat
dan teliti.
9. Mengidentifikasi ketidaksesuaian dengan metode visual secara cermat dan teliti.
10. Mendokumentasikan Ukuran dan referensi ketidaksesuaian dimensi dan
spesifikasi bahan sebelum pengelasan secara cermat.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 55 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

BAB IV
MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL SAAT PENGELASAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual saat


pengelasan
1. Menjelaskan verifikasi dokumen inspeksi pengelasan.
Saat melakukan inspeksi saat pengelasan, seorang inspector harus selalu
menjaga parameter-parameter harus sesuai dengan WPS. Dokumen yang
diperlukan untuk melakukan inspeksi saat pengelasan adalah WPS dan sertifikat
consumable.

WPS digunakan untuk menginspeksi apakah parameter-parameter pengelasan


sesuai dengan yang tertera di WPS. Terutama untuk memastikan consumable
yang digunakan sesuai. Biasanya elektroda lupa untuk dilakukan penyimpanan
didalam oven. Parameter mesin juga sering terjadi perubahan saat pemakaian.
Hal ini harus benar-benar dijaga olesh seorang inspector.

2. Memastikan welding parameter sesuai prosedur.


Gambar 46
WPS electrical characteristics

Seorang welding inspector harus melakukan inspeksi ketika pengelasan


berlangsung. Inspeksi dilakukan dengan cara menyesuaikan parameter-parameter
pengelasan dengan parameter yang tertera pada WPS. Parameter itu adalah
Jenis arus yang digunakan, besar Ampere harus sesuai dengan WPS, jenis
elektroda yang digunakan, jenis shielding gas, teknik pengelasan, welding speed.

3. Menjelaskan perbandingan Metode dan hasil NDT visual dengan


standar.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 56 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Inspeksi saat pengelasan juga harus dilakukan, parameter yang harus disesuaikan
dengan standar adalah
 Periksa elektroda yang digunakan mulai dari diameter, tipe elektroda dan
tempat penyimpanan (elektroda jenis low hydrogen harus berada didalam
oven)
 Setelah pengelasan root pada sambungan butt joint, periksa apakah terjadi
retak atau tidak.
 Selalu periksa setiap layer pengelasan. Lihat apakah ada cacat undercut
dan kontur ketinggian. Setiap pass harus bersih dari terak dan kotoran.
 Periksa jika terjadi crater saat start stop.
 Selalu periksa ukuran lebar las dan disesuaikan dengan standar.
4. Menjelaskan cara memastikan hasil pengelasan setiap layer sesuai
prosedur.
Jika perlu, periksa yang tepat interpass temperature yang sedang dipertahankan.
Interpass temperature biasanya ditampilkan sebagai minimum, tapi beberapa
kasus juga akan memiliki maksimum interpass temperature.
Gambar 47
WPS preheat

5. Menjelaskan perbandingan hasil NDT dengan standar dan aceptance


criteria.
Pastikan keseluruhan proses pengelasan sesuai dengan WPS. Jika ditemukan
cacat las, maka harus disesuaikan dengan aceptance criteria pada standar yang
digunakan. Jika hasil yang didapat tidak sesuai maka harus dilakukan welding
repair.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual saat


pengelasan

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 57 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

1. Mampu Melakukan verifikasi dokumen inspeksi pengelasan.


2. Mampu Mengidentifikasi welding paramater sesuai prosedur.
3. Mampu Menunjukkan perbandingan Metode dan hasil NDT visual dengan standar.
4. Mampu Memastikan hasil pengelasan setiap layer sesuai prosedur.
5. Mampu Membandingkan hasil NDT dengan standar dan aceptance criteria.
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual saat
pengelasan
1. Melakukan verifikasi dokumen inspeksi pengelasan secara cermat.
2. Mengidentifikasi welding paramater sesuai prosedur secara cermat dan teliti.
3. Menunjukkan perbandingan Metode dan hasil NDT visual dengan standar secara
cermat dan teliti.
4. Memastikan hasil pengelasan setiap layer sesuai prosedur secara teliti dan disiplin.
5. Membandingkan hasil NDT dengan standar dan aceptance criteria secara cermat
dan teliti.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 58 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

BAB V
MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL PADA BENDA HASIL LASAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada


benda hasil lasan
1. Menjelaskan cara mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop
drawing.
Peralatan pengukuran hasil las harus dipersiapkan diantaranya adalah welding
gauge . Welding gauge memiliki beberapa jenis dan fungsi berbeda-beda.
Gambar 48
Jenis Welding Gauge

Cara mengukur cacat pengelasan sesuai prosedur


a. Mengukur Tinggi Reinfocement (Capping).
Tinggi las lasan mempunyai syarat keberterimaan, jika menurut standar ISO
tinggi reinforcement ini maksimal 2 mm, namun beberapa standar yang lain
ada yang maksimal 3 mm dan minimal 0 atau sejajar dengan base metal.
Untuk cara menggunakan welding gauge dalam pengukuran mahkota las dapat
Anda lihat pada gambar di atas.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 59 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Gambar 48
Mengukur Tinggi Capping

b. Mengukur undercut
Undercut merupakan cacat las yang diakibatkan karena arus terlalu tinggi dan
proses ayunan yang salah. Cacat ini maksimum kedalaman yang diizinkan
adalah 1 mm, sedangkan panjang akumulatif maksimal adalah 50 mm. Untuk
root tidak diizinkan menurut standar TWI.
Gambar 49
Mengukur Undercut

c. Mengukur Leg Length pada Fillet Weld


Leg Length merupakan panjang dari hasil pengelasan fillet weld, baik untuk leg
length yang horizontal maupun vertikal. Pengukuran keduanya diperlukan
untuk menghitung kekuatan sambungan dan juga untuk mengetahui hasil
pengelasan tersebut diterima atau ditolak, caranya dapat Anda lihat pada
gambar di bawah.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 60 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Gambar 50
Mengukur Leg Length

d. Mengukur Aktual Throat


Aktual throat adalah panjang dari pusat lasan ke pusat permukaan lasan hasil
pengukurun, sedangkan desain throat adalah 0,7 x leg length. Untuk cara
mengukurnya Anda dapat melihat gambar yang telah kami sediakan.
Gambar 50
Mengukur Aktual Throat

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 61 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

2. Menjelaskan cacat pada benda hasil las dengan metode visual.


Visual tes memberikan informasi yang sangat penting tentang benda hasil las
untuk dibandingkan terhadap standar. Ukur semua jenis cacat yang terlihat mulai
dari panjang, lebar dan kedalamannya.
Gambar 51
Inspeksi Visual

3. Menjelaskan perbandingan cacat pada benda hasil las dengan


acceptance criteria.
Welding inspector harus menentukan apakah benda hasil pengelasan bisa
diterima atau ditolak dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan
acceptance criteria. Jika hasilnya reject maka bisa dilakukan pengelasan ulang
atau hanya dilakukan repair atau perbaikan.
Gambar 52
Inspeksi Visual

4. Menerangkan penyebab cacat (root cause).


Jika ada cacat pada pengelasan, bisa terjadi karena kesalahan parameter las dan
jenis consumable yang dipilih. Tak menutup kemungkinan karena verifikasi welder
yang salah. Beberapa penyebab bisa diidentifikasi melalui dokumen yang telah
dikumpulkan.
5. Menjelaskan cara pelaksanaan K3 sesuai prosedur.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengelasan, grinding dan cutting diwajibkan
untuk memiliki dokumen HOT WORK PERMIT yang disetujui oleh departemen K3
di perusahaaan tempat bekerja.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 62 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

a. Pengertian izin kerja (work permit)


Izin kerja (dikenal juga dengan istilah work permit, permit to work, atau surat
izin kerja aman) adalah sebuah dokumen atau izin tertulis yang digunakan
untuk mengontrol jenis pekerjaan tertentu yang berpotensi membahayakan
pekerja. Izin kerja diperlukan untuk mengidentifikasi pekerjaan yang akan
dilakukan, potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan
dilakukan, dan tindakan pencegahan atau pengendaliannya.
Izin kerja juga biasanya dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti job
safety analysis (JSA) dan tool box checklist. Contoh pekerjaan yang
membutuhkan izin kerja adalah pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya
masuk dan bekerja di ruang terbatas, kegiatan memperbaiki, memelihara atau
memeriksa instalasi listrik, dan pengoperasian alat berat.

b. Yang berwenang mengeluarkan izin kerja


Izin kerja dikeluarkan oleh pengawas/ supervisor/ pelaksana kepada
subkontraktor/ mandor atau pekerja yang akan memasuki area berbahaya atau
melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya. Sebelum memberikan izin
kerja, pengawas/ supervisor/ pelaksana biasanya akan melakukan pemeriksaan
terhadap hal-hal berikut ini:
Kesehatan pekerja
Kelengkapan sarana dan prasarana kerja (termasuk APD yang berhubungan
dengan pekerjaan yang hendak dilakukan)
Kondisi terbaru di lokasi pekerjaan, apakah terdapat hal-hal yang
membahayakan atau tidak
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada hal-hal yang dapat
membahayakan pekerja dan lokasi kerja dinyatakan aman, maka izin kerja
harus di tanda tangani oleh orang yang berwenang (authority person) dan
pekerja yang terlibat di lapangan.

c. Jenis-jenis izin kerja yang biasanya dibuat sebelum memulai pekerjaan


Jenis izin kerja ditentukan berdasarkan sifat pekerjaan yang akan dilakukan
dan bahaya yang harus dikontrol atau dihilangkan. Pasalnya satu jenis izin
kerja tidak selalu berlaku untuk berbagai kegiatan dan lokasi pekerjaan. Berikut

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 63 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

jenis-jenis izin kerja yang paling sering digunakan di tempat kerja:


 Izin kerja pekerjaan panas (hot work permit) – Diperlukan apabila akan
melaksanakan pekerjaan panas, contohnya: pengelasan, pemotongan
dengan api, pengeboran logam, dan sandblasting.
 Izin kerja pekerjaan dingin (cold work permit) – Diperlukan apabila akan
melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
perbaikan, pemeliharaan, atau konstruksi yang sifatnya tidak rutin
(sesuai ketentuan pekerjaan tersebut) dan tidak menggunakan peralatan
yang dapat menimbulkan api terbuka atau sumber nyala. Contohnya
pengecatan, pekerjaan bangunan, dan pekerjaan sipil.
 Izin kerja memasuki ruang terbatas (confined space entry permit) –
Diperlukan apabila akan memasuki dan melakukan pekerjaan di ruang
terbatas, seperti silo, tanki, atau saluran tertutup.
 Izin kerja pekerjaan listrik (electrical work permit) – Diperlukan apabila
akan melakukan perbaikan, pemeliharaan, atau pemeriksaan yang
berhubungan dengan kelistrikan.
 Izin kerja khusus (special permit) – Diperlukan apabila akan
melaksanakan pekerjaan melibatkan kondisi berbahaya, seperti bekerja
dengan paparan bahan radioaktif, bekerja di ketinggian, penggalian,
atau melaksanakan pekerjaan dengan tingkat potensi bahaya tinggi
lainnya.

d. Informasi yang harus tercantum dalam surat izin kerja. Surat izin kerja harus
memuat beberapa informasi mencakup:
 Nama pekerja (bisa lebih dari satu pekerja)
 Detail lokasi pekerjaan
 Pekerjaan yang akan dilakukan
 Tanggal dan waktu pekerjaan (waktu memulai dan berakhirnya
pekerjaan)
 Daftar potensi bahaya
 Daftar persiapan, seperti kelengkapan peralatan yang diperlukan,
pengujian atmosfer, isolasi sumber energi berbahaya, dll.
 Detail urutan prosedur kerja

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 64 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

 Tindakan pencegahan yang diperlukan


 Alat pelindung diri yang dibutuhkan
 Peralatan darurat yang dibutuhkan
 Nomor telepon darurat dan lokasi telepon terdekat diletakkan
 Tanda tangan orang yang berwenang/ petugas yang mengeluarkan izin
kerja (bisa lebih dari satu)
 Tanda tangan pekerja (bisa lebih dari satu) yang menunjukkan bahwa
mereka sudah memahami bahaya yang terlibat dan mengetahui
tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
 Tanggal dan waktu izin kerja dikeluarkan.
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada
benda hasil lasan
1. Mampu Mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop drawing.
2. Mampu Mengidentifikasi cacat pada benda hasil las dengan metode visual.
3. Mampu Membandingkan cacat pada benda hasil las dengan acceptance criteria.
4. Mampu Menganalisis penyebab cacat (root cause).
5. Mampu Melaksanakan K3 sesuai prosedur.
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada benda
hasil lasan
1. Mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop drawing secara cermat dan
teliti.
2. Mengidentifikasi cacat pada benda hasil las dengan metode visual secara teliti dan
cermat.
3. Membandingkan cacat pada benda hasil las dengan acceptance criteria secara
cermat dan teliti.
4. Menganalisis penyebab cacat (root cause) secara teliti.
5. Melaksanakan K3 sesuai prosedur secara disiplin.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 65 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

BAB VI
MEMBUAT LAPORAN HASIL INSPEKSI VISUAL PENGELASAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam membuat laporan hasil inspeksi


visual pengelasan
1. Menjelaskan format laporan inspeksi visual sesuai prosedur.
Untuk membuat laporan inspeksi visual tentunya harus tertera jenis cacat visual,
dimensi cacat dan dimensi yang diijinkan oleh acceptence criteria. Dan dilengkapi
dengan keterangan accept atau reject.
Berikut langkah – langkah pembuatan dokumen laporan inspeksi visual
a. Dokumen Inspeksi Visual
Gambar 53
Dokumen Inspeksi Visual untuk Caping

Gambar 54
Dokumen Inspeksi Visual untuk root

b. Dokumen Inspeksi Visual dan acceptence criteria

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 66 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Gambar 55
Dokumen Inspeksi Visual

2. Menjelaskan data hasil inspeksi visual.


Semua cacat visual di catat dan ditulis didalam dokumen inspeksi visual. Tentunya
di pisahkan antara inspeksi visual untuk root dan caping. Berikut langkah-langkah
mengisi dokumen hasil inspeksi visual:
a. Siapkan benda kerja
Gambar 56
Cacat Las undercut
A B

Undercut, p=2mm,lebar l=2mm


Kedalaman t=2mm

50 mm

Didalam benda kerja terdeteksi cacat undercut dengan dimensi seperti


digambar. Dan jarak dari A sekitar 50mm. Kemudian catat pada dokumentasi
inspeksi visual.
b. Pindahkan pada dokumen visual inspeksi
Gambar 57
Inspeksi Visual
undercut
p = 2 mm
50 mm
l = 2 mm
t = 2mm

50 mm

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 67 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Pindahkan seluruh cacat yang ditemukan kedalam dokumen inspeksi visual.


3. Menjelaskan cara rekomendasi hasil inspeksi berdasarkan kriteria
keberterimaan.
Setelah semua cacat dicatat pada dokumen inspeksi visual kemudian dipindahkan
ke dalam dokumen inspeksi visual dan acceptence criteria.
Gambar 58
Dokumen Inspeksi Visual

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam membuat laporan hasil inspeksi


visual pengelasan
1. Menyiapkan format laporan inspeksi visual sesuai prosedur.
2. Mengidentifikasi data hasil inspeksi visual.
3. Membuat rekomendasi hasil inspeksi berdasarkan kriteria keberterimaan.
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam membuat laporan hasil inspeksi visual
pengelasan
1. Menyiapkan format laporan inspeksi visual sesuai prosedur secara teliti.
2. Mengidentifikasi data hasil inspeksi visual.
3. Membuat rekomendasi hasil inspeksi berdasarkan kriteria keberterimaan secara
disiplin dan teliti.

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 68 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. “The Procedure Handbook of Arc Welding”, Penerbit : The Lincoln Electric
Company, Tahun 1973
2. “Gas Metal Arc Welding - 2 & 3”, Pengarang : Departement of Education and
Training TAFE – NSW, Penerbit : Manufacturing and Engineering Education
Services Devision, Tahun 1998
3. Welding Inspection, Pengarang : Sri Widharto, Penerbit : Mitra Wacana Media.
4. ASME Standard
5. API Standard
6. AWS Standard
C. Majalah/Buletin
1. -
D. Referensi Lainnya
1. https://www.twi-global.com/
2. https://www.expertlas.com/

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 69 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin.

NO. Nama Peralatan/ Mesin Keterangan

1. Welding gauge set ...

2. Kaca pembesar ...

3. Kamera ...

4. Tang ampere/multitester ...

B. Daftar Bahan.

NO. Nama Bahan Keterangan

1. ATK ...

2. APD ...

3. Dokumen-dokumen standar acuan ...

4. Sertifikat material induk ...

5. Sertifikat consumable ...

6. WPS ...

7. Lampu senter ...

8. Thermogun/kapur temperatur ...

9. Stop watch ...

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 70 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

LAMPIRAN

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 71 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 72 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 73 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

MillSheet

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 74 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 75 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

DOKUMEN INSPEKSI VISUAL DAN ACCEPTENCE CRITERIA

Jenis Ukuran Aceptance criteria


Accept/Reject Ket.
cacat Panjang Lebar Kedalaman Panjang Lebar Kedalaman

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 76 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01

DAFTAR NAMA PENYUSUN

NO. Nama Profesi

1. Bambang Hari Nugroho, S.T. BBPLK Serang

Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan


Halaman: 77 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018

You might also like