Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
prosedur. ----------------------------------------------------------------------------- 57
5. Menjelaskan perbandingan hasil NDT dengan standar dan aceptance
criteria. ------------------------------------------------------------------------------- 57
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual saat
pengelasan ------------------------------------------------------------------------------ 57
1. Menjelaskan cara mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop
drawing. ------------------------------------------------------------------------------ 59
2. Menjelaskan cacat pada benda hasil las dengan metode visual. ----------- 62
3. Menjelaskan perbandingan cacat pada benda hasil las dengan acceptance
criteria. ------------------------------------------------------------------------------- 62
4. Menerangkan penyebab cacat (root cause). ----------------------------------- 62
5. Menjelaskan cara pelaksanaan K3 sesuai prosedur. -------------------------- 62
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada benda
hasil lasan ------------------------------------------------------------------------------- 65
1. Mampu Mengukur dimensi benda hasil las sesuai dengan sop drawing. -- 65
2. Mampu Mengidentifikasi cacat pada benda hasil las dengan metode visual.
---------------------------------------------------------------------------------------- 65
3. Mampu Membandingkan cacat pada benda hasil las dengan acceptance
criteria. ------------------------------------------------------------------------------- 65
4. Mampu Menganalisis penyebab cacat (root cause). -------------------------- 65
5. Mampu Melaksanakan K3 sesuai prosedur. ------------------------------------ 65
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 5 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam melakukan inspeksi visual pada benda
hasil lasan ------------------------------------------------------------------------------- 65
C. Majalah/Buletin ------------------------------------------------------------------------- 69
LAMPIRAN--------------------------------------------------------------------------------------------- 71
DAFTAR NAMA PENYUSUN ------------------------------------------------------------------------- 77
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melakukan inspeksi
visual pengelasan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi Buku Informasi Melakukan Inspeksi
Visual Pengelasan ini guna memfasilitasi peserta latih, sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan material induk sesuai spesifikasi, gambar kerja dan/ atau kontrak.
2. Menjelaskan bahan tambah (consumables) sesuai standar, spesifikasi pekerjaan
dan/atau kontrak.
3. Mengidentifikasikan standar sesuai dengan ruang lingkup pengelasan.
4. Menjelaskan metode- metode proses pengelasan.
5. Menjelaskan jenis-jenis joint design sesuai dengan desain las, gambar kerja
dan/atau spesifikasi.
6. Mengidentifikasikan jenis-jenis gas pelindung sesuai proses lasnya.
7. Menjelaskan Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) sesuai dengan
spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak.
8. Menjelaskan posisi dan kualifikasi pengelasan sesuai dengan spesifikasi atau
standar.
9. Menjelaskan parameter dan karakteristik kelistrikan.
10. Menjelaskan metode pengujian material hasil pengelasan sesuai prosedur.
11. Menjelaskan bentuk dan dimensi material induk.
12. Menyiapkan dokumen inspeksi pengelasan.
13. Menyiapkan peralatan inspeksi.
14. Menyiapkan benda yang diinspeksi.
15. Mengidentifikasikan jenis-jenis cacat pengelasan.
16. Mengidentifikasikan analisa penyebab cacat pengelasan.
17. Mengidentifikasikan dokumen inspeksi pengelasan sesuai standar.
18. Mengidentifikasikan desain dan sambungan las.
19. Mengidentifikasi proses las yang digunakan.
BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN INSPEKSI SESUAI PROSEDUR
Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan seorang welding inspector
ketika menginspeksi suatu material, diantaranya
a) Tipe Material
Seorang welding inspector harus mengetahui dan menginterpretasikan
sebuah desain material disesuaikan dengan standar seperti API, ASTM, WPS
dan spesifikasi dari klien. Melalui referensi dari standar seperti ISO 15608 bisa
dijadikan referensi seorang welding inspector untuk menentukan material dan
filler material yang digunakan ketika pengelasan.
Tabel 1
Elemen alloy dan efeknya
Iron Fe Basic
Carbon C Memberi Kekerasan and Kekuatan
Manganese Mn Memberi ketangguhan dan kekuatan
Silicon Si Mengurangi oksidasi
Aluminium Al Mengurangi oksidasi, meningkatkan ketangguhan.
Chromium Cr Anti korosi
Molybdenum Mo 1% untuk Anti retak
Vanadium V Kekuatan
Nickel Ni Memberi kekuatan dan ketanguhan temperatur rendah
b) Kondisi Material
Pemeriksaan kondisi material berpengaruh pada kualitas dari komponen. Ada
beberapa poin penting yang harus dilakukan oleh welding inspector untuk
memeriksa kondisi material. Poin yang pertama kali harus dicek adalah
pemeriksaan kondisi permukaan material. Yang harus dihindari adalah cacat
material ketika material itu diproduksi. Salah satunya adalah ada tidaknya
cacat lamination dan cold laps.
c) Ukuran
Ukuran harus selalu dilakukan inspeksi oleh seorang welding inspector.
Lakukan pengecekkan ukuran, ketebalan dan diameter.
Kawat inti elektroda umumnya terbuat dari baja berkualitas rendah karena
ketika proses pengelasan dapat disempurnakan dengan penambahan zat
pengurai atau pemurnian pada lapisan fluks.
Kualitas elektroda untuk SMAW memiliki pengaruh besar pada sifat material
hasil las dan kemudahan untuk dipakai terkait dengan kesetabilan nyala
busur api.
Tabel 1
Grup Elektroda
Group Constituent Shield gas Uses AWS A 5.1
Rutile Titania Mainly CO2 General purpose E 6013
Basic Calcium compounds Mainly CO2 Hight quality E 7018
Cellulosic Cellulose Hydrogen + CO2 Pipe root runs E 6010
Contoh:
E 8018-B2
E = elektroda.
80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
8 = tipe salutan adalah basic dan arus AC atau DCRP.
B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.
baja tegangan rendah atau medium untuk posisi flat, vertikal dan di atas
kepala.
(2) Basic ( Hydrogen Controlled )
Kawat elektroda jenis ini digunakan untuk pengelasan kualitas tinggi,
sehingga susuai untuk mengelas baja tegangan tinggi atau untuk
penggunaan di mana dibutuhkan sifat mekanik yang baik.
Secara umum kawat elektroda hydrogen controlled cocok untuk
pengelasan semua posisi.
(3) Serbuk Besi ( Metal Cored )
Kawat elektroda jenis ini dibuat dengan menambahkan serbuk besi,
bahan-bahan paduan dan sedikit stabiliser arus. Proses pengelasan
menggunakan DC + dan gas pelindung adalah Argon-mix . Menghasilkan
pengisian/ jalur las yang baik pada penggunaan arus tinggi dan volume
yang banyak dengan terak yang tipis.
(4) Self-Shielding
Jenis kawat elektroda ini tidak membutuhkan gas pelindung tambahan,
artinya kebutuhan gas pelindung sudah tercukupi oleh fluksi yang ada
pada inti kawat.
b) Gas Pelindung
Gas Pelindung merupakan consumable untuk proses FCAW, penggunaan gas
pelindung dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 3
Jenis Gas Pelindung FCAW
Gas type Used for Characteristic
Pure CO2 Dip transfer welding of Good penetration, unstable
steels arc and hight levels of
spatter.
Argon + 5-10% CO2 Dip spray or pulse Good penetration with a
welding steels stable arc and low levels of
spatter
Argon + 1-2% O2 or CO2 Spray or pulse welding of Active additive gives good
austenitic or ferritic fluidity to the molten
stainless steels only stainless and improves toe
blend.
b) Gas Pelindung
Gas-gas pelindung untuk GMAW adalah pelindung untuk mempertahankan/
menjaga stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi
selama pengelasan, terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah las.
Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah
pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las
tersebut. Jenis gas pelindung yang digunakan untuk mengelas baja karbon
dan baja paduan adalah sebagai berikut :
Campuran Argon + oksigen
a. Filler Wires
Filler Wires harus memiliki kualitas yang sangat tinggi karena biasanya tidak
memiliki flux yang bisa dijadikan elemen tambahan yang dapat
meningkatkan kualitas lasan. Bahan tambah untuk pengelasan TIG harus
spesial, karena apabila menggunakan tambah tidak terstandar kemungkinan
kesempurnaan pengelasan tidak akan terbentuk. Oleh karena itu
penggunaan bahan tambah harus berdasarkan standar yang dikeluarkan
oleh perusahaan elektroda atau asosiasi pengelasan.
Bahan tambah harus dibersihkan sebelum digunakan dan pada saat
mengelas tangan harus bersih dan memakai sarung tangan, sehingga
bahan tambah tidak terkontiminasi oleh kotoran yang ada pada tangan .
Diameter bahan tambah yang terstandar adalah : 0,8, 1,1, 1,6, 2,4 ,3,2 , 4,0
mm dan panjang 60 cm.
b. Gas Pelindung
Sebagai gas pelindung pada pengelasan dengan TIG adalah gas inert yaitu
gas yang tidak dapat bercampur secara kimia dengan gas lain, fungsinya
melindungi cairan logam dari pengaruh oksidasi dengan udara didsekitarnya.
Umumnya memakai gas argon atau gas helium. Gas argon lebih umum
digunakan karena lebih murah daripada helium. Macam-macam gas
pelindungyang dipakai pada las TIG adalah :
Argon, mempunyai karekritik stabil dalam panas busur las yang tinggi
dan dapat mengontrol cairan dengan baik terutama pada pengelasan
dengan posisi tertentu.
Campuran argon dan helium dipakai sebagai gas pellindung, dimana
helium ditambahkan sebagai bahan dasar untuk meningkatkan suhu
pada busur las sehingga dapat mempercepat proses pengelasan.
Kecepatan gas pellindung untuk pengelasan baja karbon dan baja paduan
karbon rendah bervariasi tergantung dari jenis gas pelindung yang
digunakan ,tebal bahan yang dilas dan posisi pengelasannya. Berikut ini
diberikan tabel untuk pedoman penyetelan kecepatan gas argon.
Tabel 5
Penyetelan Gas Argon
Jenis kampuh Tebal bahan Aliran gas(l / men)
Tumpul,T dan sudut 1,2 mm 7
Tumpul,T dan sudut 1,6 mm 7
Tumpul,T dan sudut 3,0 mm 7-8
Tumpul,T dan sudut 4,8 mm 10
Tumpul,T dan sudut 6.0 mm 10
berikut ini.
Gambar 2
Gambar Butt Joint
c. Corner Joint
Corner Joint mempunyai desain sambungan yang hampir sama dengan T
Joint, namun yang membedakannya adalah letak dari materialnya. Pada
d. Lap Joint
Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot atau seam.
Karena materialnya ini ditumpuk.
Gambar 5
Lap Joint
e. Edge Joint
Gambar 6
Edge Joint
a. Helium (He)
Helium adalah gas inert yang monoatomik dan sangat ringan, memiliki berat
atom 4, didapat dari pemisahan gas alam, jika digunakan untuk pengelasan
harus dimurnikan menjadi 99,99%.
Gas lindung helium jika digunakan sendiri tanpa dicampur dengan gas argon
akan menghasilkan voltase busur yang lebih tinggi jika variable lainnya di
pertahankan tetap, hal ini disebabkan oleh potensi ionisasi yang lebih tinggi
pula.
b. Argon (Ar)
Argon adalah gas inert yang monoatomik dengan berat molekul 40 yang
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 25 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01
Campuran gas argon dan helium (80% argon, 20% helium) akan
menghasilkan transfer semprot aksial, apabila arus mencapai di atas nilai
transisi dan penetrasi yang dalam serta jalur las yang lebar dan parabol.
d. Co2
Karbon Dioksida memiliki sifat perpindahan panas yang baik. Menghasilkan
penetrasi las sangat dalam tetapi dengan busur yang tidak stabil dan, karena
kereaktifannya banyak terdapat percikan atau spatter. Karbon dioksida dapat
digunakan murni (only for short-circuiting) atau atau campuran dengan 5
sampai 25 argon%, kadang-kadang sampai dengan 50%. Meningkatnya
persentase karbon dioksida meningkatkan lebar dan kedalaman penetrasi las.
Untuk pengelasan baja tahan karat di mana karbon mengontrol konten yang
diperlukan, sebuah argon-helium dicampur dengan 1-2% karbon dioksida
juga dapat digunakan.
7. Memahami Pre Heat dan Post Weld Heat Treatment (PWHT) sesuai
dengan spesifikasi, prosedur dan/atau kontrak.
a. Pre Heat
Pre heat digunakan bertujuan untuk meningkatkan sifat mampu las pada
material dari penurunan suhu secara tiba-tiba dan mengontrol pemuaian
ketika terjadi proses pengelasan.
Dalam AWS D1.1 paragraph 3.14 Postweld Heat treatment dijelaskan bahwa
PWHT dapat dilakukan dengan pesyaratan sebagai berikut :
Material yang di PWHT memiliki SMYS tidak melebihi 50 Ksi (345 MPa)
Material yang di PWHT bukan material Quench Tempered, Quenching
and self Tempering (QST), bukan material TMCP
Material yang kan di PWHT tidak mensyaratkan impact test pada Base
Metal, HAZ atau weld metal.
Adanya data pendukung kalau material yang di PWHT memiliki
strength dan ductility yang cukup.
PWHT menurut ASME B31.I. Aturan PWHT terdapat pada paragraph 331 hal
67 ASME B31.3 masalah Heat treatment. Disebutkan parameter PWHT
merujuk kepada table 331.1.1 dimana PWHT di tentukan oleh grouping
material dan thickness dari material masing masing. PWHT yang dilakukan
harus tertulis secara khusus dalam WPS yang akan di gunakan. PWHT
menjadi factor essential dalam pembuatan WPS berdasarkan ASME IX.
2) Fillet
a) Flat Position (1F)
Gambar 11
Posisi 1F
b. Pipa
1) 1G Pipa
Gambar 15
Posisi 1G Pipa
2) 2G Pipa
Gambar 16
Posisi 2G Pipa
3) 5G pipa
Gambar 17
Posisi 5G pipa
4) 6G Pipa
Gambar 18
Posisi 6G Pipa
5) 6GR Pipa
Gambar 19
Posisi 6GR Pipa
Ampere:
Parameter utama yang mengendalikan input panas dan penetrasi adalah
ampere. Periksa dengan amperemeter untuk didapatkan keakuratan letakkan
alat pengukur amper pada ujung elektroda/obor las saat dinyalakan. Toleransi
+/- 3 %.
Voltage:
Yang berkaitan dengan panjang busur dan bertanggung jawab untuk profil tinggi
Travel speed:
Ukur kecepatan pengelasan/kecepatan perjalanan dan check meter terhadap
jarak tempuh dalam satu menit.
Gas Flow:
Gas flow adalah aliran gas pelindung yang digunakan untuk pengelasan biasanya
dalam hitungan liter per menit. Gas flow ini dioperasikan pada proses las GMAW
dan GTAW, baik untuk gas argón, karbon dioksida atau campuran antara gas
argón + karbon dioksida
Bila mengelas di dalam ruangan (indoor) gas flownya antara 10 – 15 liter
per menit
Bila untuk mengelas di luar ruangan (outdoor) gas flownya antara 15 – 20
liter per menit.
beberapa pengujian yang harus dilakukan. Selain itu harus mengacu pada
standar yang digunakan didalam WPS. Jika WPS itu mengacu pada standar
ASME, maka pengujian dilakukan harus sesuai pada setandar ASME.
Gambar 20
Peralatan Pengujian
Alat-alat yang diperlukan dalam pemeriksaan secara amatan atau visual antara
lain :
Welding gouge
Jangka sorong
Lampu senter
Penggores
Steel marker
Penggaris baja
Benda yang akan di inspeksi harus disesuaikan dengan WPS. Cek pada bagian
Base Metal di dalam WPS, disana terdapat keterangan spesification dan type
material yang digunakan. Didalam baris base metal didalam WPS juga dijelaskan
berapa besar groove dan thickness material. Pastikan material sesuai dengan
yang tertulis pada WPS.
SPATTERS
Penyebabnya :
Ampere terlalu tinggi
Polaritas yang salah
Arc length terlalu jauh
Elektroda lembab atau lapuk
b. Overlap
Gambar 23
Cacat Overlap
Overlap
Penyebabnya :
Ampere terlalu rendah
Travel speed terlalu lambat
Base metal yang kurang bersih
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 37 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01
c. Underfill
Gambar 24
Cacat Underfill
Underfill
Penyebabnya:
Gagalnya melakukan pengisian, yang masih terlalu dalam dari
permukaan.
d. Undercut
Gambar 25
Cacat Undercut
Penyebabnya :
Ampere terlalu tinggi
Sudut elektroda yang salah
e. Porosity
Gambar 26
Cacat Porosity
Penyebabnya:
Shielding gas yang tidak stabil
Kerusakan pada elektroda
Material yang kotor dan tidak bersih
f. Slag inclution
Gambar 27
Cacat Slag inclution
Penyebabnya:
Pembersihan antar interpass yang kurang bersih
Ampere terlalu rendah
Sudut kampuh terlalu tajam
g. Burn-Through
Gambar 28
Cacat Burn-Through
Penyebabnya:
Terlalu lebar root gap dan root face terlalu rendah
h. Internal Concavity
Gambar 29
Cacat Internal Concavity
Penyebabnya :
Terlalu tinggi ampere
Panjang busur las terlalu jauh
Root gap terlalu lebar
Kampuh terlalu tajam
i. Incomplete Fusion
Gambar 30
Cacat Incomplete fusion
INCOMPLETE
FUSION
Penyebabnya
Bevel kampuh terlalu sempit
Kecepatan pengelasan terlalu tinggi
Ketidakstabilan tangan
Penyebabnya
Ampere terlalu rendah
Judul: Melakukan Inspeksi Visual Pengelasan
Halaman: 41 dari 77
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Pengelasan C.24LAS01.031.01
k. Excessive Penetration
Gambar 32
Cacat Excessive Penetration
Penyebabnya :
Kecepatan pengelasan terlalu rendah
Kesalahan teknik pengelasan
l. Cracking
Gambar 33
Cacat Cracking
Penyebabnya:
Pendinginan yang terlalu cepat
Pemilihan elektroda yang salah
Kesalahan teknik pengelasan
a. Base Metal
Material utama harus dicek jenis dan komposisi didalam material tersebut.
Apakah perlu dilakukan pre heat dan PWHT lihat pada standar yang
digunakan. Pastikan material bersih dan permukaan material terbebas dari
kotoran seperti minyak, cat, dan lain-lain.
b. Consumable
Pemilihan consumable yang baik juga sangat mempengaruhi dari hasil
pengelasan. Perhatikan bagaimana penyimpanan filler material, kondisi filler,
dan perlakuan selama pinyimpanan. Pastikan filller juga terhindar dari karat.
BAB III
MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL SEBELUM PENGELASAN
a
b
e g
f
h
Merupakan contoh WPS dengan menggunakan standar ASME. Didalam WPS bisa
diidentifikasi per bagiannya diantaranya :
a) Kode WPS
b) Bentuk Joint
c) Jenis Material
d) Jenis Filler Metals/Consumable
e) Posisi Pengelasan
f) Penjelasan pre-heat
g) Penjelasan PWHT
h) Jenis Gas
i) Pengaturan mesin dan kelistrikan
j) Teknik pengelasan
b. Welding Map,
Gambar 35
Welding Map
c. NDT map,
Gambar 36
NDT Map
d. sertifikat welder,
Gambar 37
Sertifikat Welder
Disini harus dilakukan verifikasi tentang jenis joint design, harus diidentifikasi
dengan benda kerja yang sudah disiapkan apakah sudah sesuai atau belum.
Pada bagian WPS, sangat penting untuk melihat atau memastikan proses yang
digunakan. Sebagai acuan untuk melakukan ceking peralatan pengelasan.
Material induk juga dilakukan inspeksi, dilakuakan pengecekkan apakah mill sheet
sama seperti jenis material yang tertulis pada bagian WPS.
Bisa dibayangkan kalau suatu project dikerjakan oleh welders yang tidak
berpengalaman atau memiliki skill yang rendah. Dipastikan akan banyak masalah
dengan kwalitas, repair, dn ongkos produksi akan membengkak.
Untuk menjamin keberhasilan suatu welding maka hampir semua code dan
standard yang ada membuat suatu persyaratan lulus tidaknya seorang welder
dengan melakukan welder qualification atau welder test. Kalau kita melihat AWS
D1.1 atau ASME IX maka untuk kwalifikasi welder mempunyai essential variable
yang berbeda beda secara proses (gtaw, smaw, fcaw, saw)
Gambar 43
Tabel 4.12 AWS D1.1
BAB IV
MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL SAAT PENGELASAN
Inspeksi saat pengelasan juga harus dilakukan, parameter yang harus disesuaikan
dengan standar adalah
Periksa elektroda yang digunakan mulai dari diameter, tipe elektroda dan
tempat penyimpanan (elektroda jenis low hydrogen harus berada didalam
oven)
Setelah pengelasan root pada sambungan butt joint, periksa apakah terjadi
retak atau tidak.
Selalu periksa setiap layer pengelasan. Lihat apakah ada cacat undercut
dan kontur ketinggian. Setiap pass harus bersih dari terak dan kotoran.
Periksa jika terjadi crater saat start stop.
Selalu periksa ukuran lebar las dan disesuaikan dengan standar.
4. Menjelaskan cara memastikan hasil pengelasan setiap layer sesuai
prosedur.
Jika perlu, periksa yang tepat interpass temperature yang sedang dipertahankan.
Interpass temperature biasanya ditampilkan sebagai minimum, tapi beberapa
kasus juga akan memiliki maksimum interpass temperature.
Gambar 47
WPS preheat
BAB V
MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL PADA BENDA HASIL LASAN
Gambar 48
Mengukur Tinggi Capping
b. Mengukur undercut
Undercut merupakan cacat las yang diakibatkan karena arus terlalu tinggi dan
proses ayunan yang salah. Cacat ini maksimum kedalaman yang diizinkan
adalah 1 mm, sedangkan panjang akumulatif maksimal adalah 50 mm. Untuk
root tidak diizinkan menurut standar TWI.
Gambar 49
Mengukur Undercut
Gambar 50
Mengukur Leg Length
d. Informasi yang harus tercantum dalam surat izin kerja. Surat izin kerja harus
memuat beberapa informasi mencakup:
Nama pekerja (bisa lebih dari satu pekerja)
Detail lokasi pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilakukan
Tanggal dan waktu pekerjaan (waktu memulai dan berakhirnya
pekerjaan)
Daftar potensi bahaya
Daftar persiapan, seperti kelengkapan peralatan yang diperlukan,
pengujian atmosfer, isolasi sumber energi berbahaya, dll.
Detail urutan prosedur kerja
BAB VI
MEMBUAT LAPORAN HASIL INSPEKSI VISUAL PENGELASAN
Gambar 54
Dokumen Inspeksi Visual untuk root
Gambar 55
Dokumen Inspeksi Visual
50 mm
50 mm
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. “The Procedure Handbook of Arc Welding”, Penerbit : The Lincoln Electric
Company, Tahun 1973
2. “Gas Metal Arc Welding - 2 & 3”, Pengarang : Departement of Education and
Training TAFE – NSW, Penerbit : Manufacturing and Engineering Education
Services Devision, Tahun 1998
3. Welding Inspection, Pengarang : Sri Widharto, Penerbit : Mitra Wacana Media.
4. ASME Standard
5. API Standard
6. AWS Standard
C. Majalah/Buletin
1. -
D. Referensi Lainnya
1. https://www.twi-global.com/
2. https://www.expertlas.com/
A. Daftar Peralatan/Mesin.
3. Kamera ...
B. Daftar Bahan.
1. ATK ...
2. APD ...
6. WPS ...
LAMPIRAN
MillSheet