Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT- Learning biology as part of the science consists of three aspects, namely the process
(psychomotor), product (cognitive), and scientific attitudes (affective). In reality the classrooms are not
conducive for the learning process is dominated by teachers and more advanced aspects of the product
rather than process aspects and scientific attitude. consequently students are less oriented to the
development of science process skills. Learning model that can facilitate the students to develop science
process skills are collaborative-constructivist learning model. Both have characters that complement each
other. The aim of this research is to ascertain the influence of collaborative- constructivist learning model
of student’s Science Process skill at SMA Negeri 2 Karanganyar in academic year 2012/2013. This
research was quasi experiment research which used posttest only nonequivalent control group design.The
population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 2 Karanganyar in academic year
2012/2013. Sampling techniques used cluster sampling that choosed X5 as experiment group and X8 as
control group. Data was collected using test and non test. Test method using science process skill test.
Non test method using observation sheet and document. The hypotheses analyzed by t-test. This research
concluded that application of collaborative- constructivist learning model has real influential toward
science process skill of students at SMA Negeri 2 Karanganyar.
109
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118
110
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
pengumpulan data yang digunakan dalam
Metode Penelitian penelitian ini adalah dokumentasi, tes dan
Penelitian dilaksanakan di SMA observasi. Metode dokumentasi pada
Negeri 2 Karanganyar pada semester genap penelitian ini berupa dokumen ulangan
tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini harian biologi semester ganjil sebagai bahan
termasuk kuasi eksperimen dengan acuan yang digunakan untuk mengetahui
pendekatan kuantitatif. Desain penelitian keseimbangan uji normalitas dan
adalah Posttest Only Nonequivalent Control homogenitas populasi berdasarkan nilai hasil
Group Design dengan menggunakan belajar biologi pada populasi penelitian.
kelompok eksperimen (penerapan model Metode tes digunakan untuk mengambil
pembelajaran berbasis konstruktivis- data keterampilan proses sains. Metode
kolaboratif) dan kelompok kontrol observasi dalam penelitian ini digunakan
(penerapan pembelajaran ceramah untuk mengukur keterlaksanaan sintaks
bervariasi). pembelajaran.
Populasi dalam penelitian ini Tes uji coba pada instrumen penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 dilakukan untuk mengetahui validitas
Karanganyar. Teknik pengambilan sampel produk moment dan reliabilitas soal tes
dengan cluster sampling. Hasil pemilihan keterampilan proses sains. Selain validasi
sampel menetapkan kelas X5 dengan siswa produk moment, instrumen juga divalidasi
sebanyak 33 orang sebagai kelompok konstruk oleh ahli.
eksperimen yang menerapkan model Analisis data pada penelitian dengan
pembelajaran berbasis konstruktivis- menggunakan uji t. Sebelumnya dilakukan
kolaboratif dan kelas X8 dengan siswa uji normalitas menggunakan uji
sebanyak 36 orang sebagai kelompok Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas
kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan uji Levene’s.
ceramah bervariasi.
Variabel bebas berupa model Pembahasan
pembelajaran berbasis konstruktivis- Data penelitian berupa nilai postes
kolaboratif dan variabel terikat adalah keterampilan proses sains. Data postest
keterampilan proses sains. Teknik dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui
111
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118
112
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
mengacu pendapat Rustaman (2005) yaitu percobaan
Mengamati 81,82 65,28
mengamati, mengelompokkan, menafsirkan,
Menafsirkan 63,64 62,50
memprediksi, mengajukan pertanyaan, Berhipotesis 77,27 56,94
Memprediksi 69,70 54,17
berhipotesis, merencanakan percobaan dan
Berkomunikasi 84,85 65,28
mengkomunikasikan. Mengajukan
88,64 88,19
pertanyaan
Pada tahap pengorganisasian
belajar, siswa dibentuk menjadi tim-tim
Tabel 2 menunjukkan nilai aspek
dengan anggota kurang lebih 5 orang dengan
KPS yang tertinggi pada kelompok
kemampuan akademik yang heterogen.
eksperimen adalah aspek mengelompokkan
Kemampuan siswa yang heterogen dalam
sebesar 94,70. Nilai rata-rata aspek KPS
kelompok ini dimaksudkan agar proses
pada kelompok kontrol tertinggi adalah
scaffolding melalui tutorial sebaya
aspek mengajukan pertanyaan sebesar 88,19.
terfasilitasi dengan baik. Proses scaffolding
Aspek KPS yang memiliki nilai rata-rata
melalui tutorial sebaya ini dimaksudkan agar
terendah pada kelompok eksperimen adalah
siswa yang berakademik tinggi mampu
aspek menafsirkan sebesar 63,64. Aspek
membantu menyusun konsep atau
KPS memiliki nilai rata-rata terendah pada
pengetahuan siswa yang berakademik
kelompok kontrol adalah aspek memprediksi
sedang dan rendah, sehingga dapat
sebesar 54,17.
memperkecil kesenjangan kemampuan
Model pembelajaran berbasis
berpikir siswa.
Konstruktivisme-Kolaboratif merupakan
Rangkuman nilai rata-rata tiap
gabungan dari pandangan Konstruktivisme
aspek keterampilan proses sains pada
dan pandangan Kolaboratif yang saling
kelompok kontrol dan eksperimen disajikan
melengkapi satu sama lain. Prayitno, dkk.
pada Tabel 2.
(2012) Karakter konstruktivis menuntut
siswa mampu merumuskan hipotesis,
Tabel 2. Nilai Rata-Rata Tiap Aspek KPS
menguji hipotesis, memanipulasi objek,
Kelompok Kontrol dan
Eksperimen memecahkan masalah, berdialog, meneliti,
Kelas Kelas
Aspek KPS mencari jawaban, mengekpresikan gagasan,
Eksperimen Kontrol
Mengelompok mengungkap pertanyaan, dan mengadakan
94,70 84,03
kan
refleksi. Karakter konstruktivis pada model
Merencanakan 69,89 68,23
113
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118
114
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
Model pembelajaran biologi pembelajaran tersebut berpotensi mampu
berbasis Konstruktivis-Kolaboratif dalam melatihkan dan meningkatkan penguasaan
penelitian ini dapat mengakomodasi siswa potensi sains siswa. Karakter kolaboratif
dalam mengkonstruksi pengetahuan yang pada model pembelajaran biologi SMA
telah dibangun dalam pikiran siswa serta berbasis Konstruktivis-Kolaboratif menuntut
memberikan kesempatan siswa memperoleh siswa saling belajar melalui diskusi dan
tutorial dari teman sebaya maupun guru dialog, sehingga berpotensi dapat
yang merupakan proses scaffolding. memberdayakan dan meningkatkan
Karakter konstruktivis dan kolaboratif perlu penguasaan keterampilan proses sains siswa.
diintegrasikan pada model pembelajaran Kegiatan diskusi dan dialog dalam
baru yang akan dikembangkan. Model pembelajaran kolaboratif berpotensi mampu
pembelajaran baru produk pengembangan memperkecil kesenjangan prestasi belajar
disebut model pembelajaran biologi SMA antara siswa AA dan AB (Prayitno, dkk,
berbasis Konstruktivis-Kolaboratif. Model 2012).
pembelajaran biologi SMA berbasis Brickman, dkk (2009) menyatakan
Konstruktivis-Kolaboratif merupakan bahwa biologi terdiri dari aspek produk,
inovasi dalam pembelajaran biologi. Model proses, dan sikap. Aspek produk biologi
pembelajaran biologi SMA berbasis berupa, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Konstruktivis-Kolaboratif memiliki karakter Siswa dinyatakan kompeten dalam pelajaran
konstruktivis dan kolaboratif yang saling biologi, jika mereka telah menguasai produk
melengkapi satu sama lain. Karakter biologi, terampil dalam proses sains, serta
konstruktivis pada model pembelajaran berkarakter ilmiah. Hamilton dan Swortxel
Biologi SMA berbasis Konstruktivis- (2007) menyatakan bahwa keterampilan
Kolaboratif menuntut siswa mampu proses sains (KPS) adalah keterampilan
merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, yang dimiliki ilmuwan untuk
memanipulasi objek, memecahkan masalah, mengembangkan ilmu. KPS dibedakan
berdialog, meneliti, mencari jawaban, menjadi KPS dasar dan terintegrasi. KPS
mengekpresikan gagasan, mengungkap dasar meliputi, mengamati, menggolongkan,
pertanyaan, dan mengadakan refleksi. berkomunikasi, mengukur, memperkirakan,
Karakter konstruktivis pada model meramalkan, dan menduga. KPS terintegrasi
115
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118
116
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
ceramah, menampilkan gambar contoh sains siswa. Rata-rata nilai KPS siswa pada
pencemaran lingkungan dan berdiskusi kelompok eksperimen yang menerapkan
secara berkelompok untuk mengerjakan model pembelajaran konstruktivis-
lembar kerja siswa dan disertai pertanyaan- kolaboratif lebih tinggi dari pada rata-rata
pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa nilai KPS siswa di kelompok kontrol yang
menjawab pertanyaan yang diajukan guru. menggunakan pembelajaran konvensional
Namun, hanya sedikit siswa yang antusias dengan metode ceramah bervariasi.
menjawab pertanyaan guru. Perhatian dan Penelitian ini memang terbatas pada
minat siswa di dalam proses pembelajaran keterampilan proses sains yang menjadi
juga kurang, banyak siswa yang cenderung variabel terikatnya. Namun, model
berbicara sendiri, melamun, tidak pembelajaran baru ini dapat menjadi
memperhatikan pelajaran. Suasana referensi untuk penelitian selanjutnya dalam
pembelajaran menjadi kurang bersemangat, mengukur keterampilan siswa lainnya yang
monoton, dan menjenuhkan. Pada saat menjadi variabel terikat. Model
diskusi dan presentasi perwakilan kelompok, pembelajaran ini kemungkinan juga masih
siswa cenderung kurang antusias karena bisa dikombinasikan dengan pembelajaran
suasana dan motivasi belajar yang kurang lainnya dalam rangka meningkatkan hasil
bahkan melakukan aktifitas yang tidak pembelajaran siswa yang maksimal.
berkaitan dengan pembelajaran.
Pembelajaran konvensional dengan metode Kesimpulan
ceramah bervariasi juga kurang Berdasarkan hasil penelitian tentang
mengakomodasi dalam membangun pengaruh model pembelajaran biologi
pengetahuan siswa karena tidak berbasis berbasis konstruktivis-kolaboratif terhadap
metode ilmiah sehingga KPS siswa keterampilan proses sains siswa kelas X
kelompok kontrol lebih rendah daripada SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
kelompok eksperimen. 2012/2013 dapat disimpulkan bahwa model
Hasil penelitian yang dilakukan pembelajaran biologi berbasis konstruktivis-
membuktikan bahwa model pembelajaran kolaboratif berpengaruh nyata terhadap
biologi berbasis Konstruktivis-Kolaboratif keterampilan proses sains siswa kelas X
dapat mempengaruhi keterampilan proses
117
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118
Prayitno, B.A., Sugiharto, B., Suciati. Winarko, A.S. (2011). Penerapan Strategi
(2012). Pengembangan Model Inquiring Minds Want to Know Berbasis
Pembelajaran Berbasis Konstruktivis- Contextual Teaching and Learning Untuk
Kolaboratif untuk Memberdayakan Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Kemampuan Berpikir Kritis dan Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5
Keterampilan Proses Sains Siswa Akademik Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Bawah. Laporan Penelitian Hibah Tidak Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas
Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Sebelas Maret, Surakarta.
Maret, Surakarta.
118