You are on page 1of 11

Jurnal Pendidikan Biologi

Volume 7,Nomor 3 Oktober 2015


Halaman 108-118
Pengaruh Model Pembelajaran Biologi Berbasis Konstruktivis-Kolaboratif
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran
2012/2013

The Influence Of Collaborative-Constructivist Learning Model


Of Student’s Science Process Skill At SMA Negeri 2 Karanganyar In Academic Year
2012/2013

Mutia Dwi Zulfana a, Baskoro Adi Prayitno b, Harlita c


a Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: mutiadwizulfana@gmail.com
b Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: baskoro_ap@uns.ac.id
c Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: lita_uns@yahoo.co.id

ABSTRACT- Learning biology as part of the science consists of three aspects, namely the process
(psychomotor), product (cognitive), and scientific attitudes (affective). In reality the classrooms are not
conducive for the learning process is dominated by teachers and more advanced aspects of the product
rather than process aspects and scientific attitude. consequently students are less oriented to the
development of science process skills. Learning model that can facilitate the students to develop science
process skills are collaborative-constructivist learning model. Both have characters that complement each
other. The aim of this research is to ascertain the influence of collaborative- constructivist learning model
of student’s Science Process skill at SMA Negeri 2 Karanganyar in academic year 2012/2013. This
research was quasi experiment research which used posttest only nonequivalent control group design.The
population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 2 Karanganyar in academic year
2012/2013. Sampling techniques used cluster sampling that choosed X5 as experiment group and X8 as
control group. Data was collected using test and non test. Test method using science process skill test.
Non test method using observation sheet and document. The hypotheses analyzed by t-test. This research
concluded that application of collaborative- constructivist learning model has real influential toward
science process skill of students at SMA Negeri 2 Karanganyar.

Key Words: Collaborative-Constructivist Learning Model, Science Process Skill

Pendahuluan memperoleh produk-produk sains atau ilmu


Pembelajaran biologi sebagai bagian pengetahuan ilmiah. Proses pembelajaran
dari sains terdiri dari tiga aspek yang tidak biologi di Indonesia ternyata belum sesuai
terpisahkan yaitu proses (psikomotor), dengan karakteristik biologi sebagai sains.
produk (kognitif), dan sikap ilmiah (afektif). Kenyataan di lapangan menunjukkan
Wenno (2008) menyatakan, sains sebagai suasana kelas yang kurang kondusif karena
proses meliputi cara berpikir, sikap, dan proses pembelajaran didominasi oleh guru
langkah-langkah kegiatan saintis untuk dan lebih mengedepankan aspek produk
108
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
dibandingkan aspek proses dan sikap ilmiah. cenderung bersifat teoritis. Guru sebagai
Keadaan tersebut menjadikan siswa hanya pusat pentransfer ilmu pengetahuan kepada
berorientasi pada pencapaian hasil belajar siswa. Siswa jarang diberi kesempatan untuk
kognitif saja, akibatnya siswa kurang menemukan konsep dan fakta melalui
berorientasi pada pengembangan pecobaan atau eksperimen di laboratorium.
keterampilan proses sains (KPS). Akibatnya, siswa bersifat pasif dan tidak
Keterampilan proses sains memiliki pengalaman untuk menemukan
merupakan keterampilan yang harus dimiliki sendiri konsep secara utuh
oleh siswa untuk menemukan konsep Prayitno, dkk (2012)
layaknya ilmuwan menemukan ilmu. mengungkapkan belajar biologi bukan
Rustaman (2002) menyatakan, keterampilan sekedar usaha mengumpulkan pengetahuan
proses sains perlu dikembangkan karena di biologi, tetapi juga usaha memberdayakan
dalamnya terdapat keterampilan manual kemampuan berpikir, keterampilan proses
sekaligus keterampilan intelektual dan sains, dan internalisasi sikap ilmiah pada
sosial. Ketidaksesuaian porsi pada aspek siswa.
sains yang diberikan guru mempengaruhi Pembelajaran biologi perlu
perkembangan pembelajaran sains itu ditempatkan kembali sesuai hakikat aslinya
sendiri. Dampaknya dalam pembelajaran yaitu pembelajaran yang berorientasi pada
biologi misalnya, siswa dijejali dengan aspek produk, proses, dan sikap.
konsep-konsep yang harus dihafalkan agar Pembelajaran biologi diharapkan mampu
bisa mengerjakan soal-soal. Seringkali siswa mengembangkan penguasaan keterampilan
tidak memahami teori-teori dalam biologi. proses sains siswa. Pengetahuan dan
Siswa bisa menghafal dan mengerjakan soal keterampilan yang diperoleh siswa
dengan benar, tetapi tidak memahami diharapkan bukan hasil mengingat
konsep yang terkandung di dalamnya seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
(Dahniar, 2006) menemukan sendiri. Pembentukan
Widyaningrum (2009), Prayitno keterampilan proses sains merupakan hal
(2011), Winarko (2011), dan Agustin (2011) yang utama untuk memperbaiki proses
mengungkapkan pembelajaran biologi saat pendidikan sains di Indonesia, sehingga
ini kurang mengembangkan proses sains dan pendidikan sains yang diterapkan hendaknya

109
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118

dapat berorientasi pada pembentukan pembelajaran biologi SMA berbasis


keterampilan proses sains. konstruktivis-kolaboratif merupakan inovasi
Terkait dengan strategi belajar dalam pembelajaran biologi. Model
mengajar, pengembangan keterampilan pembelajaran biologi SMA berbasis
proses sains memerlukan kegiatan konstruktivis-kolaboratif memiliki karakter
pembelajaran yang mendukung. konstruktivis dan kolaboratif yang saling
Pembelajaran berpotensi mampu melengkapi satu sama lain. Karakter
memberdayakan keterampilan proses sains konstruktivis pada model pembelajaran
siswa adalah pembelajaran yang lebih Biologi SMA berbasis konstruktivis-
berorientasi pada aspek proses daripada kolaboratif menuntut siswa mampu
aspek produk yaitu berpotensi memfasilitasi merumuskan hipotesis, menguji hipotesis,
siswa belajar menemukan sendiri produk memanipulasi objek, memecahkan masalah,
layaknya ilmuwan menemukan biologi. berdialog, meneliti, mencari jawaban,
Pembelajaran yang berorientasi aspek proses mengekpresikan gagasan, mengungkap
menuntut siswa menguasai KPS dasar dan pertanyaan, dan mengadakan refleksi.
terintegrasi sebagai alat untuk menemukan Karakter konstruktivis pada model
produk. Kegiatan siswa menemukan dan pembelajaran tersebut berpotensi mampu
membangun sendiri produk berpotensi melatihkan kemampuan penguasaan potensi
mampu mengakselerasi internalisasi sains siswa. Karakter kolaboratifnya
karakter ilmiah siswa. memungkinkan siswa saling bekerjasama,
Berdasarkan paparan di atas saling belajar dan diskusi dalam kelompok,
diperlukan penerapan model pembelajaran sehingga mampu menyetarakan prestasi
untuk memperbaiki sistem pembelajaran belajar siswa.
Biologi yang dapat memfasilitasi siswa Penelitian ini bertujuan untuk
untuk mengembangkan keterampilan proses mengetahui ada tidaknya pengaruh
sainsnya. Model pembelajaran yang sesuai penerapan model pembelajaran berbasis
dengan prinsip tersebut adalah model konstruktivis-kolaboratif terhadap
pembelajaran Biologi berbasis keterampilan proses sains siswa SMA
Konstruktivis-Kolaboratif. Prayitno, dkk Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
(2012) menyatakan bahwa model 2012/2013.

110
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
pengumpulan data yang digunakan dalam
Metode Penelitian penelitian ini adalah dokumentasi, tes dan
Penelitian dilaksanakan di SMA observasi. Metode dokumentasi pada
Negeri 2 Karanganyar pada semester genap penelitian ini berupa dokumen ulangan
tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini harian biologi semester ganjil sebagai bahan
termasuk kuasi eksperimen dengan acuan yang digunakan untuk mengetahui
pendekatan kuantitatif. Desain penelitian keseimbangan uji normalitas dan
adalah Posttest Only Nonequivalent Control homogenitas populasi berdasarkan nilai hasil
Group Design dengan menggunakan belajar biologi pada populasi penelitian.
kelompok eksperimen (penerapan model Metode tes digunakan untuk mengambil
pembelajaran berbasis konstruktivis- data keterampilan proses sains. Metode
kolaboratif) dan kelompok kontrol observasi dalam penelitian ini digunakan
(penerapan pembelajaran ceramah untuk mengukur keterlaksanaan sintaks
bervariasi). pembelajaran.
Populasi dalam penelitian ini Tes uji coba pada instrumen penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 dilakukan untuk mengetahui validitas
Karanganyar. Teknik pengambilan sampel produk moment dan reliabilitas soal tes
dengan cluster sampling. Hasil pemilihan keterampilan proses sains. Selain validasi
sampel menetapkan kelas X5 dengan siswa produk moment, instrumen juga divalidasi
sebanyak 33 orang sebagai kelompok konstruk oleh ahli.
eksperimen yang menerapkan model Analisis data pada penelitian dengan
pembelajaran berbasis konstruktivis- menggunakan uji t. Sebelumnya dilakukan
kolaboratif dan kelas X8 dengan siswa uji normalitas menggunakan uji
sebanyak 36 orang sebagai kelompok Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas
kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan uji Levene’s.
ceramah bervariasi.
Variabel bebas berupa model Pembahasan
pembelajaran berbasis konstruktivis- Data penelitian berupa nilai postes
kolaboratif dan variabel terikat adalah keterampilan proses sains. Data postest
keterampilan proses sains. Teknik dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui

111
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118

pengaruh model pembelajaran berbasis Model pembelajaran berbasis


konstruktivis-kolaboratif terhadap Konstruktivis-Kolaboratif merupakan
keterampilan proses sains. gabungan dari pandangan Konstruktivisme
Hasil analisis penelitian dihasilkan dan pandangan Kolaboratif yang saling
bahwa model pembelajaran berbasis melengkapi satu sama lain. Prayitno, dkk.
konstruktivis-kolaboratif mempengaruhi (2012) Karakter konstruktivis menuntut
keterampilan proses sains. Hasil uji siswa mampu merumuskan hipotesis,
hipotesis pengaruh penerapan model menguji hipotesis, memanipulasi objek,
pembelajaran berbasis konstruktivis- memecahkan masalah, berdialog, meneliti,
kolaboratif terhadap keterampilan proses mencari jawaban, mengekpresikan gagasan,
sains siswa SMA Negeri 2 Karanganyar mengungkap pertanyaan, dan mengadakan
disajikan dalam Tabel 1. refleksi. Karakter konstruktivis pada model
pembelajaran tersebut berpotensi mampu
Tabel 1. Hasil Uji t KPS melatihkan dan meningkatkan keterampilan
Keputusan proses sains siswa. Karakter kolaboratif
Variabel t df Sig
Uji
menuntut siswa saling belajar melalui
KPS 4,969 69 0.000 H0 ditolak
diskusi dan dialog, sehingga berpotensi
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai memberdayakan dan meningkatkan
Sig. < 0.05, sehingga H0 ditolak. Hal ini kompetensi sains siswa.
berarti nilai KPS antara kelompok kontrol Model pembelajaran berbasis
dengan kelompok eksperimen berbeda Konstruktivis-Kolaboratif memiliki 7
nyata. Nilai KPS siswa kelompok sintaks pembelajaran yaitu pengorganisasian
eksperimen lebih tinggi daripada siswa belajar, konsepsi awal siswa, penciptaan
kelompok kontrol. Berdasarkan perbedaan konflik kognitif, pembentukan konsep
nilai tersebut dapat diketahui bahwa model secara kolaboratif, presentasi kelompok, tes
pembelajaran biologi berbasis individu, dan rekognisi tim (Prayitno, 2012).
Konstruktivis-Kolaboratif berpengaruh Setiap sintaks model pembelajaran berbasis
positif terhadap keterampilan proses sains Konstruktivis-Kolaboratif berpotensi untuk
siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar melatihkan aspek keterampilan proses sains.
tahun pelajaran 2012/2013. Aspek keterampilan proses sains yang

112
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
mengacu pendapat Rustaman (2005) yaitu percobaan
Mengamati 81,82 65,28
mengamati, mengelompokkan, menafsirkan,
Menafsirkan 63,64 62,50
memprediksi, mengajukan pertanyaan, Berhipotesis 77,27 56,94
Memprediksi 69,70 54,17
berhipotesis, merencanakan percobaan dan
Berkomunikasi 84,85 65,28
mengkomunikasikan. Mengajukan
88,64 88,19
pertanyaan
Pada tahap pengorganisasian
belajar, siswa dibentuk menjadi tim-tim
Tabel 2 menunjukkan nilai aspek
dengan anggota kurang lebih 5 orang dengan
KPS yang tertinggi pada kelompok
kemampuan akademik yang heterogen.
eksperimen adalah aspek mengelompokkan
Kemampuan siswa yang heterogen dalam
sebesar 94,70. Nilai rata-rata aspek KPS
kelompok ini dimaksudkan agar proses
pada kelompok kontrol tertinggi adalah
scaffolding melalui tutorial sebaya
aspek mengajukan pertanyaan sebesar 88,19.
terfasilitasi dengan baik. Proses scaffolding
Aspek KPS yang memiliki nilai rata-rata
melalui tutorial sebaya ini dimaksudkan agar
terendah pada kelompok eksperimen adalah
siswa yang berakademik tinggi mampu
aspek menafsirkan sebesar 63,64. Aspek
membantu menyusun konsep atau
KPS memiliki nilai rata-rata terendah pada
pengetahuan siswa yang berakademik
kelompok kontrol adalah aspek memprediksi
sedang dan rendah, sehingga dapat
sebesar 54,17.
memperkecil kesenjangan kemampuan
Model pembelajaran berbasis
berpikir siswa.
Konstruktivisme-Kolaboratif merupakan
Rangkuman nilai rata-rata tiap
gabungan dari pandangan Konstruktivisme
aspek keterampilan proses sains pada
dan pandangan Kolaboratif yang saling
kelompok kontrol dan eksperimen disajikan
melengkapi satu sama lain. Prayitno, dkk.
pada Tabel 2.
(2012) Karakter konstruktivis menuntut
siswa mampu merumuskan hipotesis,
Tabel 2. Nilai Rata-Rata Tiap Aspek KPS
menguji hipotesis, memanipulasi objek,
Kelompok Kontrol dan
Eksperimen memecahkan masalah, berdialog, meneliti,
Kelas Kelas
Aspek KPS mencari jawaban, mengekpresikan gagasan,
Eksperimen Kontrol
Mengelompok mengungkap pertanyaan, dan mengadakan
94,70 84,03
kan
refleksi. Karakter konstruktivis pada model
Merencanakan 69,89 68,23
113
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118

pembelajaran tersebut berpotensi mampu Proses pembelajaran pada kelas X.5


melatihkan dan meningkatkan keterampilan sebagai kelompok eksperimen menunjukkan
proses sains siswa. Karakter kolaboratif bahwa siswa sangat antusias selama
menuntut siswa saling belajar melalui kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini
diskusi dan dialog, sehingga berpotensi terlihat pada saat guru melaksanakan
memberdayakan dan meningkatkan langkah-langkah pembelajaran yang
keterampilan proses sains siswa. Hal ini mendorong siswa untuk membangun sendiri
sejalan dengan pernyataan Turuk (2008) pengetahuannya yang dilaksanakan dalam
yang menyatakan bahwa pada proses suasana yang menyenangkan pada materi
pembelajaran siswa dituntut aktif untuk pencemaran lingkungan.
membangun konsep pelajaran dan Pelaksanaan pembelajaran ini telah
memecahkan masalah yang timbul dalam dilaksanakan oleh guru dengan baik, hal ini
pelajaran. Tidak semua siswa bisa terlibat terlihat dari hasil observasi yang dituangkan
aktif dalam proses pembelajaran karena dalam lembar observasi. Hasil observasi
kemampuan akademik yang berbeda antar keterlaksanaan sintaks pembelajaran biologi
siswa, oleh karena itu perlu dibentuk berbasis Konstruktivis-Kolaboratif kegiatan
kelompok kolaboratif secara heterogen agar guru dan siswa dapat dilihat pada lembar
siswa yang berakademik atas bisa membawa observasi keterlaksaan sintaks model
siswa berakademik tengah dan rendah untuk pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
terlibat aktif dalam pembelajaran. pada Lampiran 3.
Pernyataan tersebut didukung oleh Prayitno, dkk. (2012)
Dillenbourg (1999) yang menyatakan bahwa menggabungkan berbagai kelebihan pada
pembelajaran secara kolaboratif, siswa harus teori belajar kontruktivis dan kolaboratif,
disituasikan dalam kelompok-kelompok kemudian diturunkan menjadi tujuh sintaks
belajar untuk bekerjasama, bisa berinteraksi pembelajaran biologi yaitu: 1)
atau berdiskusi dengan teman yang lainnya, pengorganisasian belajar, 2) aktivasi
memiliki kemauan yang kuat untuk konsepsi awal, 3) memunculkan konflik
membelajarkan teman dalam kelompok, dan kognitif, 4) pembentukan konsep secara
mengambil manfaat dari interaksi siswa kolaboratif, 5) presentasi kelas, 6) kuis
dalam kelompok kolaboratif tersebut. individual, dan 7) rekognisi tim.

114
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
Model pembelajaran biologi pembelajaran tersebut berpotensi mampu
berbasis Konstruktivis-Kolaboratif dalam melatihkan dan meningkatkan penguasaan
penelitian ini dapat mengakomodasi siswa potensi sains siswa. Karakter kolaboratif
dalam mengkonstruksi pengetahuan yang pada model pembelajaran biologi SMA
telah dibangun dalam pikiran siswa serta berbasis Konstruktivis-Kolaboratif menuntut
memberikan kesempatan siswa memperoleh siswa saling belajar melalui diskusi dan
tutorial dari teman sebaya maupun guru dialog, sehingga berpotensi dapat
yang merupakan proses scaffolding. memberdayakan dan meningkatkan
Karakter konstruktivis dan kolaboratif perlu penguasaan keterampilan proses sains siswa.
diintegrasikan pada model pembelajaran Kegiatan diskusi dan dialog dalam
baru yang akan dikembangkan. Model pembelajaran kolaboratif berpotensi mampu
pembelajaran baru produk pengembangan memperkecil kesenjangan prestasi belajar
disebut model pembelajaran biologi SMA antara siswa AA dan AB (Prayitno, dkk,
berbasis Konstruktivis-Kolaboratif. Model 2012).
pembelajaran biologi SMA berbasis Brickman, dkk (2009) menyatakan
Konstruktivis-Kolaboratif merupakan bahwa biologi terdiri dari aspek produk,
inovasi dalam pembelajaran biologi. Model proses, dan sikap. Aspek produk biologi
pembelajaran biologi SMA berbasis berupa, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Konstruktivis-Kolaboratif memiliki karakter Siswa dinyatakan kompeten dalam pelajaran
konstruktivis dan kolaboratif yang saling biologi, jika mereka telah menguasai produk
melengkapi satu sama lain. Karakter biologi, terampil dalam proses sains, serta
konstruktivis pada model pembelajaran berkarakter ilmiah. Hamilton dan Swortxel
Biologi SMA berbasis Konstruktivis- (2007) menyatakan bahwa keterampilan
Kolaboratif menuntut siswa mampu proses sains (KPS) adalah keterampilan
merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, yang dimiliki ilmuwan untuk
memanipulasi objek, memecahkan masalah, mengembangkan ilmu. KPS dibedakan
berdialog, meneliti, mencari jawaban, menjadi KPS dasar dan terintegrasi. KPS
mengekpresikan gagasan, mengungkap dasar meliputi, mengamati, menggolongkan,
pertanyaan, dan mengadakan refleksi. berkomunikasi, mengukur, memperkirakan,
Karakter konstruktivis pada model meramalkan, dan menduga. KPS terintegrasi

115
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118

meliputi, mengidentifikasi variabel, mental oleh siswa. Karakter kolaboratif


mengendalikan variabel, mendefinisi menuntut siswa saling belajar melalui
operasionalkan variabel, mengajukan diskusi dan dialog, sehingga berpotensi
hipotesis, merancang percobaan, melakukan dapat memberdayakan dan meningkatkan
percobaan, membuat grafik, membuat keterampilan proses sains siswa.
model, dan membuat inferensi. KPS Penerapan model pembelajaran
terintegrasi lebih kompleks dari KPS dasar. biologi berbasis Konstruktivis-Kolaboratif
Pembelajaran yang berpotensi dikontrol melalui lembar observasi
mampu memberdayakan keterampilan keterlaksanaan sintaks model pembelajaran
proses sains siswa adalah pembelajaran yang Konstruktivis-Kolaboratif. Hasilnya
lebih berorientasi pada aspek proses menunjukkan bahwa semua sintaks model
daripada aspek produk. Pembelajaran yang pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
berorientasi pada aspek proses berpotensi telah terpenuhi. Hal ini dapat diartikan
memfasilitasi siswa belajar menemukan bahwa guru dapat melaksanakan
sendiri produk layaknya ilmuwan pembelajaran sesuai dengan unsur-unsur
menemukan biologi. Pembelajaran yang yang terdapat dalam model pembelajaran
berorientasi aspek proses menuntut siswa Konstruktivis-Kolaboratif sehingga model
menguasai KPS dasar dan terintegrasi pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
sebagai alat untuk menemukan produk. terlaksana dengan baik dan lancar.
Kegiatan siswa menemukan dan Pembelajaran Konstruktivis-
membangun sendiri produk berpotensi Kolaboratif pada kelompok eksperimen di
mampu mengakselerasi internalisasi kelas X.5 sangat berbeda dengan proses
karakter ilmiah siswa. Pembelajaran biologi pembelajaran di kelas X.8 sebagai kelompok
berorientasi pada aspek proses sejalan kontrol pada materi pencemaran lingkungan.
dengan pandangan konstruktivisme dalam Pembelajaran di kelas kontrol lebih
pembelajaran. Pandangan konstruktivisme didominasi guru sehingga lebih bersifat
meyakini pengetahuan tidak bisa teacher centered sehingga siswa cenderung
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pasif dan tidak menikmati proses
pikiran siswa, oleh karena itu pengetahuan pembelajaran. Guru menjelaskan sebagian
(produk) harus dikonstruksi sendiri secara besar materi pencemaran lingkungan dengan

116
Mutia Dwi Zulfana-Keterampilan Proses Sains dengan Pembelajaran Konstruktivis-Kolaboratif
dan Pembelajaran Ceramah Bervariasi
ceramah, menampilkan gambar contoh sains siswa. Rata-rata nilai KPS siswa pada
pencemaran lingkungan dan berdiskusi kelompok eksperimen yang menerapkan
secara berkelompok untuk mengerjakan model pembelajaran konstruktivis-
lembar kerja siswa dan disertai pertanyaan- kolaboratif lebih tinggi dari pada rata-rata
pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa nilai KPS siswa di kelompok kontrol yang
menjawab pertanyaan yang diajukan guru. menggunakan pembelajaran konvensional
Namun, hanya sedikit siswa yang antusias dengan metode ceramah bervariasi.
menjawab pertanyaan guru. Perhatian dan Penelitian ini memang terbatas pada
minat siswa di dalam proses pembelajaran keterampilan proses sains yang menjadi
juga kurang, banyak siswa yang cenderung variabel terikatnya. Namun, model
berbicara sendiri, melamun, tidak pembelajaran baru ini dapat menjadi
memperhatikan pelajaran. Suasana referensi untuk penelitian selanjutnya dalam
pembelajaran menjadi kurang bersemangat, mengukur keterampilan siswa lainnya yang
monoton, dan menjenuhkan. Pada saat menjadi variabel terikat. Model
diskusi dan presentasi perwakilan kelompok, pembelajaran ini kemungkinan juga masih
siswa cenderung kurang antusias karena bisa dikombinasikan dengan pembelajaran
suasana dan motivasi belajar yang kurang lainnya dalam rangka meningkatkan hasil
bahkan melakukan aktifitas yang tidak pembelajaran siswa yang maksimal.
berkaitan dengan pembelajaran.
Pembelajaran konvensional dengan metode Kesimpulan
ceramah bervariasi juga kurang Berdasarkan hasil penelitian tentang
mengakomodasi dalam membangun pengaruh model pembelajaran biologi
pengetahuan siswa karena tidak berbasis berbasis konstruktivis-kolaboratif terhadap
metode ilmiah sehingga KPS siswa keterampilan proses sains siswa kelas X
kelompok kontrol lebih rendah daripada SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
kelompok eksperimen. 2012/2013 dapat disimpulkan bahwa model
Hasil penelitian yang dilakukan pembelajaran biologi berbasis konstruktivis-
membuktikan bahwa model pembelajaran kolaboratif berpengaruh nyata terhadap
biologi berbasis Konstruktivis-Kolaboratif keterampilan proses sains siswa kelas X
dapat mempengaruhi keterampilan proses

117
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 3, hal 108-118

SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran


Rustaman, N. Y. (2005). Strategi Belajar
2012/2013.
Mengajar Biologi. Malang: UMM Press.

Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S.,


Daftar Pustaka
Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R.,
Brickman, P., Gormally, C., Amstrong, N, & Rochintaniawati, D., dkk. (2002). Strategi
Hallar, B. (2009). Effects of Inquiry-Based Belajar Mengajar Biologi. Malang:
Learning on Students Science Literacy FPMIPA UPI.
Skills and Confidence. International Journal
for The Scholarship of Teaching and Turuk, M. C. (2008). The Relevance And
Learning, 3 (2), 1-22. Implications Of Vygotsky’s Sociocultural
Theory In The Second Language Classroom.
Dahniar, N. (2006). Science Project Sebagai Jurnal Arecls, Vol.5, 244-262.
Salah Satu Alternatif dalam Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains di SMP. Jurnal Wenno, I. H. (2008). Strategi Belajar
Pendidikan Inovatif , 2 (1), 35-39. Mengajar Sains Berbasis Kontekstual.
Yogyakarta: Inti Media.
Dillenbourg, P. (1999). What do You Mean
by Collaborative-learning? University of Widyaningrum, Y. (2009). Penerapan
Geneva. Switzerland: Elsevier. Pendekatan Savi untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil
Hamilton, R. L., & Swortxel, K. A. (2007). Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-4
Assessing Mississippi Teachers Capacity for semester genap SMA Negeri 8 Malang tahun
Teaching Science Integrated Process Skills. pelajaran 2008/2009. Skripsi Tidak
Journal of Southern Agricultural Education Dipublikasikan, Universitas Negeri Malang,
Research , 57 (1), 100-113. Malang.

Prayitno, B.A., Sugiharto, B., Suciati. Winarko, A.S. (2011). Penerapan Strategi
(2012). Pengembangan Model Inquiring Minds Want to Know Berbasis
Pembelajaran Berbasis Konstruktivis- Contextual Teaching and Learning Untuk
Kolaboratif untuk Memberdayakan Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Kemampuan Berpikir Kritis dan Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5
Keterampilan Proses Sains Siswa Akademik Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
Bawah. Laporan Penelitian Hibah Tidak Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas
Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Sebelas Maret, Surakarta.
Maret, Surakarta.

118

You might also like