You are on page 1of 12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS EMPAT


PILAR PENDIDIKAN DENGAN TEMA PANTAI UNTUK
MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH
SISWA KELAS VII SMP/MTs
Ratih Artwiantini Astuti1, Nonoh Siti Aminah2, Sukarmin3
1
Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
ratih.artwiantini@gmail.com
2
Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
nonoh_nst@yahoo.com
3
Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
karmin.abdulkarim@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mendeskripsikan karakteristik modul IPA terpadu berbasis empat pilar
pendidikan dengan tema pantai untuk siswa kelas VII SMP/MTs. (2) mendapatkan modul IPA terpadu
berbasis empat pilar pendidikan dengan tema pantai untuk siswa kelas VII SMP/MTs yang telah
memenuhi kriteria kelayakan. (3) mengetahui penggunaan modul pembelajaran IPA terpadu berbasis
empat pilar pendidikan dengan tema pantai dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas VII SMP/MTs.
Metode penelitian ini adalah R & D dengan mengacu model Borg dan Gall (1983) terdiri dari
mengumpulkan informasi awal, perencanaan, pengembangan draft produk, uji coba lapangan awal, revisi,
uji coba lapangan utama, revisi, uji coba operasional, revisi produk akhir, dan deseminasi. Modul tersebut
disusun berbasis empat pilar pendidikan terdiri dari unsur learning to do, learning to live together,
learning to know, dan learning to be yang dijabarkan dalam materi dengan variasi kegiatan. Modul dinilai
berdasarkan kelayakan materi, media, dan bahasa, serta uji coba (awal, utama, dan operasional) kepada
siswa. Pengumpulan data penelitian menggunakan angket analisis kebutuhan, lembar validasi, angket
respon siswa dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) modul IPA dibuat
terpadu dengan menggunakan model keterpaduan connected dan disusun berbasis empat pilar pendidikan
(learning to do, learning to live together, learning to know dan learning to be) yang tersirat dalam modul.
(2) modul dikategorikan layak karena telah melalui uji kelayakan (materi, media, bahasa, guru, teman
sejawat dan respon siswa) dan didukung oleh perhitungan cut off yang menyatakan modul berkategori
layak. (3) penggunaan modul tersebut dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa, didukung dari hasil
penilaian melalui angket (0,4156) dan observasi (0,546) termasuk kategori sedang.

Kata Kunci : Modul, Pembelajaran Berbasis Empat Pilar Pendidikan, Sikap Ilmiah

Pendahuluan perolehan skor rata-rata tersebut antara lain


kemampuan anak Indonesia dalam literasi
TIMSS (Trends in Internasional matematika 375, sains 382, dan membaca
Mathematics and Science Study) pada tahun 396. Berdasarkan hasil survey lembaga
2011 menunjukkan Indonesia menempati PISA diperoleh nilai korelasi antara literasi
peringkat 39 dari 42 negara untuk bidang membaca dan sains sebesar 0,97.
sains. Lembaga survey terpecaya lain The Berdasarkan hasil survey sebelumnya
Programme For Internatinal Student dapat disimpulkan adanya keterkaitan
Assesment (PISA) tahun 2012 mengukur antara literasi sains yang rendah
kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun dipengaruhi oleh literasi membaca yang
dibidang matematika, sains, dan membaca rendah. Hal ini juga didukung beberapa
menempatkan Indonesia pada peringkat 64 penelitian yang mengungkapkan minat
dari 65 negara (Kompas, 2013). Rinciancommit to user dapat mempengaruhi hasil belajar
membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

IPA siswa (Yunita, 2013). Zain (2013) membuat kesimpulan, dan


dalam hasil penelitiannya mengungkapkan mengkomunikasikannya.
bahwa minat baca khususnya dalam mata Berdasarkan hasil observasi di SMP
pelajaran IPA akan memotivasi siswa untuk N 1 Mojolaban didapati siswa dalam
dapat belajar sehingga pemahaman terhadap membuat kesimpulan bukan berdasarkan
konsep materi tersebut meningkat. apa yang diamati tetapi berdasarkan apa
Berdasakan permasalah yang yang tertulis di buku teks. Astika (2013: 4)
diungkapkan sebelumnya dilakukan upaya menyebutkan dalam hasil penelitiannya
perbaikan sistem pembelajaran IPA. Salah selama pembelajaran IPA siswa malas
satu bentuk perbaikannya dengan merujuk membaca, malu bertanya, tidak berani
kembali pada Permendiknas RI No. 22 mengungkapkan pendapat, dan diskusi
2006 tentang standar isi untuk satuan hanya dilakukan oleh beberapa siswa saja.
pendidikan dasar dan menengah bahwa Pernyataan sebelumnya didukung oleh hasil
pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan penelitian Fauzi dkk (2012:31) yaitu masih
secara scientific inquiry. Pernyataan banyak siswa yang belajar IPA khususnya
sebelumnya sesuai dengan Permendikbud Fisika dengan menghafal rumus, dan hanya
No. 65 2013 yang menuntut siswa agar sekitar 20% siswa yang dapat membuat
lebih aktif dalam mendapatkan pengetahuan kesimpulan berdasarkan hasil observasi
dari berbagai sumber belajar (pendekatan yang telah dilakukan. Pengajaran yang
saintifik). hanya terfokus pada penyampaian materi
Konsep pembelajaran dengan saja sering kali membuat kemampuan
pendekatan saintifik menitik beratkan berpikir kritis siswa kurang muncul
keseimbangan pada semua kompetensi (Darmanik, 2013:3). Sikap-sikap siswa
(pengetahuan, sikap dan keterampilan). tersebut mencerminkan bahwa sikap
Penjelasan sebelumnya sesuai dengan Pasal ilmiahnya rendah. Menurut Ksheerasagar
35 UU No. 20 2003 yang menyatakan (2013:4) sikap ilmiah memberikan
bahwa kompetensi lulusan merupakan pengaruh terhadap ketercapaian
kualifikasi kemampuan lulusan yang pemahaman materi science.
mencakup sikap, pengetahuan, dan Berdasarkan permasalahan tersebut
keterampilan sesuai dengan standar dirasa perlu disediakannya bahan ajar
nasional yang telah ditentukan. sebagai sumber belajar yang mampu
Perbaikan sistem pembelajaran memotivasi siswa untuk gemar membaca.
ditunjang dengan tersedianya sumber Sumber belajar tersebut tidak hanya dapat
belajar bagi guru dan siswa khususnya mata memotivasi siswa untuk membaca namun
pelajaran IPA yang menerapkan pendekatan juga disusun sesuai dengan karakteristik
saintifik masih sedikit. Hal ini berakibat siswa dan mata pelajaran IPA yang
pada pelaksanaan pembelajaran IPA di dilaksanakan secara saintifik. Hasil dari
tingkat SMP kurang maksimal. Hal ini kegiatan belajar yang terdapat di dalam
sesuai dengan pernyataan Zain (2013) bahan ajar tersebut selain manambah
bahwa bahan ajar IPA terpadu berisi pemahaman siswa juga mampu
kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan meningkatkan sikap ilmiah siswa.
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa Pembelajaran berbasis empat pilar
mampu meningkatkan pemahaman siswa. pendidikan memiliki tujuan untuk
Hakekat pendekatan saintifik bisa membentuk pendidikan yang berkelanjutan
dilakukan dengan diskusi kelompok, (seumur hidup). Pembelajaran berbasis
analisis gambar, analisis data, studi kasus empat pilar pendidikan terdiri keterampilan
dll. Pernyataan tersebut sesuai dengan untuk berbuat (learning to do), kerjasama
pendapat (Sajidan, 2014:15) yang (learning to live together), pengetahuan
mengemukakan bahwa pembelajaran kognitif (learning to know), dan bersikap
dengan pendekatan saintifik adalah menjadi seperti ilmuan (learning to be)
pembelajaran yang terdiri atas kegiatan (Muslikah, 2010:12).
mengamati, merumuskan pertanyaan,commit to userDhert (2010:2) dalam penelitiannya
mengumpulkan data, analisis data, mengungkapkan bahwa proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembelajaran yang diterapkan empat pilar bahwa modul yang berisi dengan kegiatan
pendidikan bersifat inovatif, di mana setiap (praktikum, diskusi, mengamati gambar dan
pilarnya mampu mengembangkan grafik) lebih menarik dan mempermudah
kemampuan dari guru dan siswa. pemahaman siswa. Kesesuaian prinsip
Berdasarkan penjelasan sebelumnya pembelajaran saintifik yang digunakan dan
diperlukan modul sebagai sumber belajar pembelajaran berbasis empat pilar
yang mampu memotivasi siswa untuk pendidikan untuk membelajarkan IPA
membaca. Modul merupakan bagian menjadi dasar dari penyusunan modul
pembelajaran yang lebih komplit dan sesuai pembelajaran tersebut.
dengan mata pelajaran siswa pada jenjang
tertentu (Indrawati, 2009:44). Metode Penelitian
Materi yang dibahas dalam modul ini Penelitian yang dilakukan adalah
adalah kalor dan interaksi lingkungan. penelitian dan pengembangan (R & D).
Pemilihan materi ini dikarenakan terdapat Model pengembangan yang dilakukan
beberapa konsep abstrak seperti aliran kalor bersifat deskriptif, menunjukkan tahap-
(Septiani, 2010:2). Konsep-konsep tersebut tahap guna menghasilkan produk berupa
tergolong sulit untuk dimengerti siswa, modul pembelajaran. Tahap atau langkah
sehingga untuk lebih memudahkan yang dilakukan dalam penelitian mengacu
diberikan kegiatan pembelajaran yang lebih pada model Borg dan Gall yang terdapat
bervariasi seperti; percobaan sederhana, dalam puslitjaknov (2008: 10-11).
analisis gambar dan grafik yang dilakukan Langkah-langkah penelitian pengembangan
secara kelompok. Siswa juga memiliki yang digunakan antara lain; mengumpulkan
kesulitan untuk memahami konsep interaksi informasi, perencanaan, pengembangan
lingkungan yang diajarkan dengan draft produk, uji coba lapangan awal, revisi,
menggunakan metode ceramah (Mahanal, uji coba lapangan utama, revisi, uji
2009: 2). Selain itu materi kalor dan lapangan operasional, revisi akhir, dan
interaksi lingkungan pada hasil nilai UN deseminasi.
2014 untuk daya serap lingkup propinsi Penelitian dilaksanakan pada siswa
jawa tengah lebih rendah dari tingkat kelas VII D SMP 1 Kudus, VII B SMP 1
nasional yaitu 56,28% dan 64,33% Kaliwungu, VII G SMP 2 Kaliwungu, dan
(Puspendik, 2014). VII B SMP Muhammadiyah Tahun Ajaran
Pernyataan-pernyataan sebelumnya 2014/2015. Materi yang digunakan Kalor
sejalan dengan pendapat Nurnawati dan Interaksi Lingkungan.
(2012:5) yaitu dengan siswa aktif untuk Instrumen yang digunakan dalam
melakukan kegiatan pembelajaran mampu penelitian ini dibagi 2 yaitu instrumen
meningkatkan berpikir kritis (sikap ilmiah) untuk menilai modul dan instrumen untuk
dan hasil belajar. Fallah (2006:65) dalam menilai sikap ilmiah siswa. Instrumen
laporannya juga mengungkapkan bahwa penilaian modul antara lain; angket analisis
belajar akan semakin bermakna jika dialami kebutuhan, lembar validasi (materi, media,
melalui perbuatan langsung. bahasa, guru, dan teman sejawat), angket
Berdasarkan permasalahan di atas respon penilaian produk kepada siswa.
dapat dilihat sangat diperlukan sumber Instrumen penilaian sikap ilmiah pada
belajar IPA untuk anak SMP yang mampu unsur learning to be yang terdapat pada
memotivasi siswa untuk mambaca sehingga pembelajaran berbasis empat pilar
mampu meningkatkan pemahaman. Sumber pendidikan yang terdiri dari angket sikap
belajar akan dibuat selain menambah ilmiah dan lembar observasi oleh Fallah
pemahaman juga dapat membantu untuk (2006).
meningkatkan kemampuan siswa Teknik analisis data yang digunakan
diantaranya analisis (gambar dan grafik) dalam penelitian ini adalah analisis
dan membuat kesimpulan sehingga mampu deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data
meningkatkan sikap ilmiah. Pernyataan yang dihasilkan dalam penelitian ini dibagi
tersebut di dukung hasil analisis kebutuhancommit to user 2 yaitu data untuk menilai kriteria
menjadi
terhadap guru dan siswa yang menyatakan kelayakan modul dan data untuk menilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sikap ilmiah siswa. Teknik analisis kriteria and Gall (1983). Hasil dari penelitian ini
modul didapatkan dalam penelitian ini yaitu adalah modul IPA terpadu berbasis empat
data evaluasi produk. Variabel evaluasi pilar pendidikan dengan tema pantai siswa
modul disusun berdasarkan kriteria kelas VII SMP/MTs dalam bentuk cetak.
komponen kelayakan materi, media Modul memiliki ukuran A4, terdiri dari 20
(kegrafikan), dan bahasa. Kuantisasi data halaman pendahuluan dan 62 halaman isi
dilakukan dengan menjumlahkan skor dan penutup. Tahapan pengembangannya
setiap aspek dan keseluruhan yang dan hasil penilaian sikap ilmiah dijelaskan
diuraikan dalam analisis kualitatif. Skor sebagai berikut :
tersebut dikategorikan ke dalam 5 kriteria,
dengan rumusan seperti yang digunakan A. Tahapan Pengembangan Modul
oleh Azwar (2007: 163). 1. Pengumpulan Informasi Awal
Tahapan awal penelitian dilakukan
Tabel 1. Kriteria Penilaian kegiatan analisis kebutuhan dari guru dan
Interval Nilai Kriteria siswa. Pengungkapan kebutuhan dilakukan
Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik dengan menggunakan angket analisis
Mi + 0,5 Sbi < X  Mi + Baik
kebutuhan untuk guru dan siswa yang
1,5 Sbi
Mi - 0,5 Sbi < X  Mi + Cukup dilakukan pada akhir bulan Februari 2015.
0,5 Sbi Berdasarkan hasil pengungkapan di
Mi - 1,5 Sbi < X  Mi - Kurang atas dapat dijelaskan guru dan siswa
0,5 Sbi memiliki ketertarikan pada bahan ajar yang
X  Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang materi secara lengkap yang disertai dengan
gambar, grafik, dan kegiatan yang dapat
Untuk mengetahui kesimpulan hasil diaplikasikan siswa untuk membantu
uji validitas media, materi, bahasa, guru dan pemahaman siswa. Selain itu tingkat
teman sejawat, digunakan metode cutt off berfikir siswa kelas VII masih abstrak,
score (skor batas bawah) (Winnie, 2009). maka perlu diberikan stimulus yang berupa
gambar atau grafik. Hal ini sesuai dengan
(skor maksimum+skor minimum) Zain (2013) yang menyatakan bahwa
cut off point= (1)
2 penggunaan bahan ajar lain seperti komik
Ketercapaian tujuan penelitian yaitu yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-
meningkatnya sikap ilmiah siswa hari siswa mampu meningkatkan minat
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan baca sehingga pemahaman siswa
dengan menggunakan pretest dan posttest. meningkat.
Analisis data dalam penelitian dengan skor Guru juga lebih suka mengarahkan
N-Gain (Meltzer, 2001) digunakan siswa menjawab permasalahan secara
persamaan 2: berkelompok dengan melakukan kegiatan
S pos  S pre (praktikum, diskusi, analisis gambar, dan
g
S max  S pre grafik). Kegiatan tersebut bertujuan melatih
(2) siswa untuk dapat mencoba secara langsung
Indikator ketercapaian peningkatan sehingga mendapatkan data yang dapat
sikap ilmiah siswa dalam penelitian ini digunakan guna menjawab permasalahan.
adalah hasil perhitungan analisis Hal ini sejalan dengan Sukmadinata
menggunakan gain. Sikap ilmiah dikatakan (2003:117) yang menyebutkan bahwa
ada peningkatan ketika hasil perhitungan remaja pada usia SMP seharusnya sudah
gain menunjukkan minimal kategori sedang mampu menghargai dan menerima peran
(Syaifudin, 2011: 43). sosial, kemandirian dalam mengembangkan
konsep-konsep keterampilan intelektual
Hasil dan Pembahasan Penelitian dalam hidup bermasyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian Kegiatan pembelajaran IPA yang
pengembangan modul pembelajaran IPA telah dilakukan juga diharapkan guru dapat
terpadu dengan menggunakan model Borgcommit to user
meningkatkan sikap ilmiah siswa. Sikap
tersebut dapat dilihat ketika guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengarahkan siswa untuk menganalisis menganggap lebih mudah memahami


data yang telah di dapatkan sehingga dengan melihat secara real. Kegiatan
mendapatkan kesimpulan. Sikap ilmiah berkelompok juga mempermudah siswa
juga dapat diwujudkan dari keberanian dalam menyelesaikannya permasalahan.
siswa ketika diminta guru untuk Pernyataan ini sejalan dengan Nurnawati
mempresentasikan hasil kegiatannya. Hal (2012:5) mengungapkan dengan siswa
itu semua dapat dinilai dari kebiasaan siswa belajar untuk melakukan mampu membuat
dalam menggunakan metode ilmiah selama siswa lebih aktif dan meningkatkan berpikir
pembelajaran. Pernyataan ini sesuai dengan kritis (sikap ilmiah).
hasil penelitian Wiyanto (2007) tujuan dari Siswa dalam menganalisis data
pembelajaran sains adalah untuk informasi yang didapatkan selama kagiatan
mengembangkan kemampuan bertanya, (praktikum, diskusi, analisis gambar dan
rasa ingin tahu dan mencari jawaban. grafik) merasa masih membutuhkan
Pembelajaran IPA di atas ditunjang bimbingan dari guru sehingga mendapatkan
dengan ketersediaan bahan ajar yang sesuai kesimpulan yang benar. Penggunaan
dengan kebutuhan serta karakteristik dari metode ilmiah selama kegiatan (praktikum,
mata pelajaran IPA sendiri. Bahan ajar yang diskusi, analisis gambar dan grafik) mampu
lengkap, menarik, dan mampu menunjukkan ketercapaian sikap ilmiah
meningkatkan sikap ilmiah siswa. siswa. Hal ini juga dapat mengantisipasi
Penjabaran informasi kebutuhan agar siswa tidak membuat kesimpulan
siswa di atas adalah hasil pengisian angket hanya dari buku tanpa memperhitungkan
sebanyak 41 siswa dari 3 sekolah. hasil kegiatan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil pengungkapan analis Pembelajaran IPA seperti di atas
kebutuhan dijelaskan bahwa siswa lebih dianggap menarik dan dibutuhkan siswa,
tertarik pada bahan ajar berupa modul yang sehingga diwujudkan dalam bahan ajar
memiliki materi lebih dari satu. Hal ini dalam bentuk modul yang mendukung,
dianggap lebih efisien, dan tidak yang sesuai dengan kebutuhan dan
membosankan. Siswa menyukai modul karakteristik dari mata pelajaran IPA
yang dilengkapi dengan gambar, grafik, dan sendiri. Bahan ajar yang lengkap, menarik,
kegiatan yang dapat diaplikasikan sehingga dan mampu meningkatkan sikap ilmiah
lebih mudah dipahami oleh siswa. Hasil siswa.
tersebut sesuai dengan Flora (2012) yang
mengungkapkan bahwa ketika siswa 2. Perencanaan
tertarik untuk membaca maka siswa Tahapan perencanaan dilakukan
tersebut cenderung ulet, semangat, pantang melalui 3 kegiatan utama antara lain
menyerah dan senang mendapatkan merumuskan KI dan KD yang dapat
tantangan sehingga menghasilkan prestasi dimunculkan dengan tema pantai,
siswa yang tinggi. mengidentifikasi dan menentukan
Sekolah sebenarnya sudah kompetensi yang diperlukan, dan pemilihan
menyediakan buku yang dapat digunakan format modul.
oleh siswa. Namun oleh beberapa siswa Materi yang dijelaskan pada modul
juga mengungkapkan bahwa masih dengan tema adalah kalor dan interaksi
membutuhkan selain dari sekolah sehingga ekosistem. Materi ini akan menganilisis
dapat menambah wawasan. energi kalor dan cara perpindahan kalor
Siswa ketika belajar IPA suka dalam pemecahan masalah. Pemilihan tema
dimulai dengan diberikan permasalahan dikarenakan siswa sudah sangat familiar
yang dapat ditemui dalam keseharian siswa. dengan pantai, sehingga dapat menunjang
Siswa juga lebih suka melakukan kegiatan pemahaman siswa. Pemilihan dan materi ini
(praktikum dan diskusi) yang dapat terdapat beberapa konsep abstrak seperti
dilakukan baik secara kelompok untuk aliran kalor (Septiani, 2010:2). Konsep-
mengumpulkan data yang diperlukan siswa konsep yang sulit untuk dimengerti siswa
untuk menjawab pertanyaan. Siswacommit to user lebih menarik melalui kegiatan
dapat
menyukai kegiatan tersebut karena siswa pembelajaran diantaranya percobaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sederhana, analisis gambar dan grafik yang mengamati grafik, tugas siswa, contoh soal,
dilakukan secara kelompok. dan latihan soal), pada beberapa kegiatan
Penyusunan materi menjadi modul terdapat barcode yang dapat digunakan
menggunakanan beberapa perangkat baik sebagai bahan rujukan siswa dalam bentuk
lunak dan keras antara lain : video. Barcode dapat diakses oleh siswa
a. Laptop merupakan perangkat keras yang dengan cara mendownload aplikasi QR
digunakan untuk penyusunan modul. Barcode Scanner di Smartphone terlebih
b. Microsft Office Word 2007 untuk dahulu.
menyusun isi materi dan layout. 3) Penutup
c. Correl Draw X5 yang digunakan untuk Bagian ini terdiri dari rangkuman,
membuat desain cover dan header kunci jawaban, glosarium, daftar pustaka.
footer. b. Dosen Ahli (Pembimbing)
d. Paint digunakan untuk editing gambar Modul yang telah disusun kemudian
yang ada di dalam modul. dikonsultasikan kepada dosen ahli yang
e. Printer digunakan untuk mencetak terdiri dari 2 dosen.
modul dalam bentuk cetak. 1) Dosen pembimbing pertama
Perbaikan terdapat pada pola
3. Pengembangan Draft Produk keterkaitan, dan melakukan uji coba pada
Tahapan pengembangan draft produk soal-soal yang akan digunakan di dalam
adalah implementasi dari tahapan modul. Uji coba soal menggunakan
perencanaan. Tahapan ini dimulai program QUEST.
penyusunan modul yang disesuaikan 2) Dosen pembimbing kedua
dengan rencana awal. Hasil rancangan Masukan yang diberikan adalah
tersebut kemudian di konsultasikan kepada membuat modul dengan menggunakan tema
dosen ahli (pembimbing) kemudian ke karena untuk anak SMP/MTs agar terlihat
tahap validasi oleh ahli (materi, media, dan lebih terpadu dan menarik. Pernyataan ini
bahasa). didukung oleh hasil penelitian Hidayat
a. Penyusunan Modul (2009) bahwa model yang sekiranya cocok
Dalam tahapan penyusunan modul untuk diterapkan dalam proses
mengadaptasi format dari Depdiknas pembelajaran IPA terpadu adalah model
(2008:13) yaitu terdiri dari 3 bagian utama connected. Selain tema modul dosen ahli II
yaitu pendahuluan, isi dan penutup. juga memberikan masukan gambar yang
1) Pendahuluan terdapat di dalam modul sebaiknya
Isi dari bagian pendahuluan terdiri diberikan keterangan sumber pustaka.
dari cover menggambarkan isi dalam modul c. Validasi
(judul, identitas, dan instansi penulis), Validasi dilakukan setelah modul
halaman francis(berisi keterangan nama mendapatkan persetujuan oleh dosen ahli.
penulis, konsultan ahli (pembimbing), Validasi modul yang dilakukan antara lain
validator (materi, media, dan bahasa) desain tentang materi, media dan bahasa
layout, isi, dan cover modul. Selain itu di (Sugiyono, 2013). Validasi diberikan
halaman francis juga terdapat keterangan kepada validator yang sudah ahli
jenis dan ukuran huruf yang digunakan dibidangnya sesuai dengan rekomendasi
dalam modul, kata pengantar, peta dan persetujuan dari dosen ahli dan ketua
kedudukan modul, peta konsep, daftar isi, program studi. Persayaratan menjadi
dan daftar gambar. validator antara lain sudah memenuhi
2) Isi kriteria. Hasil dari validasi sebagai berikut:
Tema pembelajaran untuk 1) Validasi Materi
memotivasi siswa, pembelajaran adalah Validasi materi dilakukan oleh 2
kegiatan pembelajaran yang dimulai dengan dosen pascasarjana pendidikan sains UNS.
tujuan pembelajaran, uraian materi, Berdasarkan hasil validasi tersebut oleh
kegiatan siswa, tugas siswa, contoh soal, validator materi I memberikan skor 109
dan latihan soal, kegiatan siswa commit ( to user baik), sedangkangkan oleh validator
(sangat
mengamati gambar, praktikum sederhana, materi II awalnya memberikan skor 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kemudian setelah direvisi modul tersebut Hasil penilaian dari validator bahasa
diberikan skor 114 (sangat baik). memberikan penilaian ideal 78.
Masukan oleh validator materi II 4) Validasi Guru dan Sejawat
pada awalanya masih menilai adalah pada Tahapan validasi ini dilakukan
bagan pola keterkaitan yang dimunculkan, kepada guru SMP/MTs yang telah
penjabaran empat pilar yang ditampilan berpengalaman mengajar IPA dan teman
modul diperdalam, materi yang ditampilkan sejawat oleh mahasiswa pascasarjana
terlalu ringkas dan perlu diperluas kembali, pendidikan sains yang telah lulus
pemahaman siswa secara nyata dianggap matakuliah seminar proposal.
belum muncul. Salah satu bentuk perbaikan a) Validasi Sejawat
tentang empat pilar pendidikan adalah lebih Validasi sejawat atau peer reviewer
memperjelas deskripsi kegiatannya di dilakukan dengan maksud menilai modul
dalam RPP. Validator materi I terdapat yang telah dibuat. Penelitian menggunakan
beberapa revisi dalam beberapa konteks 3 peer reviewer, yang masing-masing
kalimat pengantar. memberikan skor 118, 123, dan 130 dari
Hasil penilaian oleh validator materi skor maksimal 140. Berdasarkan hasil
I dan II memperoleh nilai ideal sebagai penilaian tersebut maka dapat dikategorikan
berikut 84 dan 88. modul tersebut sangat baik.
2) Validasi Media Peer reviewer juga memberikan
Validasi media dilakukan oleh dosen beberapa saran guna perbaikan modul.
S1 Pendidikan Fisika UNS yang sudah Saran perbaikan antara lain: tampilan
berpengalaman dalam media pembelajaran. gambar, pemilihan warna, dan penulisan
Hasil penilaian modul yang telah dibuat kurang tepat.
diberikan skor 164 (sangat baik). Terdapat Hasil penilaian dari teman sejawat
beberapa revisi dalam hal susunan kata dan memberikan penilaian ideal secara
pemberian caption dalam modul yang berurutan 84, 88, dan 93.
dinilai masih kurang. b) Validasi Guru
Perbaikan dalam modul selain dalam Validasi guru atau reviewer
hal pemberian caption juga memberikan dilakukan untuk mereview ulang dan
komentar bahwa modul sudah bagus, menilai modul yang telah di buat.
namun perlu diperhatikan lagi dalam Tahapan validasi reviewer
pemberian sumber/keterangan gambar menggunakan 2 guru kelas VII SMP yang
sebaiknya kontras dengan background sudah berpengalaman dalam
gambar. Siswa sebaiknya mulai dikenalkan membelajarkan IPA. Hasil dari pemberian
dengan pemberian nomor pada persamaan skor penilaian terhadap modul tersebut
dan disebutkan/sitasi dalam kalimat. adalah 133 (sangat baik) dan 110 (baik).
Hasil penilaian dari validator media Reviewer selain memberikan
memberikan penilaian ideal 99. penilaian juga memberikan saran guna
3) Validasi Bahasa perbaikan modul ini. Saran terhadap modul
Validasi bahasa dilakukan oleh ahli tersebut adalah jumlah soal ditambah yang
bahasa yang sudah menempuh jenjang bermaksud agar literasi lebih bisa terukur.
pendidikan S2. Validator bahasa Hasil penilaian dari teman sejawat
memberikan penilaian pada modul yang memberikan penilaian ideal secara
telah dibuat dengan skor 39 (baik). berurutan 95 dan 76.
Berdasakan penilaian tersebut maka modul Berdasarkan hasil validasi oleh ahli
yang telah dibuat dapat diaktegorikan baik. materi, media, bahasa, teman sejawat, dan
Validator memberikan banyak guru maka modul yang telah disusun
masukan untuk perbaikan modul terutama memiliki kriteria layak. Pernyataan ini
pada pada tata tulis, pemilihan kata sesuai dengan hasil perhitungan
disesuaikan dengan tingkatan siswa, lebih menggunakan metode cut off (Winnie,
interaktif dengan menggunakan kata 2009) menghasilkan nilai natural cut off 87
sapaan. commit to user
sedangkan nilai rata-rata 87, karena nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

rata-rata lebih dari sama dengan nilai cut off e. Mengubah posisi keterangan sumber
sehingga modul dikategorikan layak. yang kurang jelas.
Tahapan revisi ini menghasilkan
4. Uji Coba Lapangan Awal produk berupa modul cetak yang
Tahapan uji coba lapangan awal selanjutkan akan digunakan untuk tahapan
dilakukan setelah mendapatkan produk selanjutnya yaitu uji coba lapangan utama.
yaitu modul cetak yang sudah divalidasi
oleh beberapa ahli. Uji coba tahap awal ini 6. Uji Coba Lapangan Utama
dilakukan secara terbatas hanya 9 siswa dari Tahapan uji coba lapangan utama
3 sekolah yang berbeda (puslitjaknov, dilakukan kepada 30 siswa dari 3 sekolah
2008). Siswa pada uji coba terbatas ini sekolah yang berbeda (Puslitjaknov, 2008).
diminta untuk membaca modul tersebut Cara penilaian modul pada uji coba
terlebih dahulu, kemudian memberikan lapangan utama sama dengan uji lapangan
penilaian terhadap modul yang sudah awal yang membedakan hanya produk yang
dibaca. Penilaian siswa menggunakan digunakan dan jumlah responden yang lebih
angket yang berisi tentang tanggapan siswa banyak. Produk yang digunakan untuk uji
terhadap modul tersebut. lapangan utama adalah produk yang sudah
Berdasarkan pengisian angket direvisi pada tahap sebelumnya.
penilaian produk untuk siswa diperoleh Berdasarkan hasil penilaian 30 siswa
skor penilaian yang variatif yaitu 74, 58, 78, tersebut dapat dilihat sebanyak 9 siswa
75, dan 65. Berdasarkan penilaian mengkategorikan modul tersebut baik,
kesembilan siswa tersebut hanya satu siswa selebihnya siswa mengkategorikan sangat
yang menyatakan bahwa modul tersebut baik.
memiliki kategori cukup sedangkan yang Beberapa komentar dan saran yang
lainnya menilai modul memiliki kategori diberikan oleh siswa antara lain:
baik. a. Modul ini berisi pembelajaran yang
Beberapa komentar dan saran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
diberikan siswa antara lain: b. Modul IPA tersebut sudah bagus
a. Siswa menjadi senang belajar IPA terdapat gambar dan materi yang jelas,
karena terdapat kegiatan percobaannya. tetapi terdapat soal-soal yang kurang
b. Bagus, ringkas, dan jelas. banyak
c. Siswa menilai modul tersebut bisa c. Soal latihan ditambah, modul ini
menjadi rujukan sumber belajar siswa. membantu pemahaman materi tentang
d. Gambar yang ditampilkan menarik dan kalor dan ekosistem
berwarna, namun terdapat gambar yang d. Font sudah bagus
kurang jelas. e. Gambar, font dan warna sudah bagus
e. Informasi-informasi kurang lengkap. tetapi saya ada yang tidak paham
f. Praktis, banyak gambar, mudah dibaca, dengan materinya
tulisannya jelas. f. Pelajaran ini mudah dipahami
g. Cetakan diperbanyak
5. Revisi Hasil Uji Coba h. Modul terdapat petunjuk yang sedikit
Kegiatan revisi dilakukan setelah membingungkan.
mengetahui hasil dari penilaian siswa pada i. Modul dapat meningkatkan rasa ingin
uji coba lapangan awal. Revisi dilakukan tahu siswa
pada beberapa bagian, seperti : j. Modulnya sangat lengkap
a. Mengganti hasil cetakan dalam modul
yang dianggap siswa kurang jelas 7. Penyempurnaan Produk Hasil Ujian
b. Menambah dan atau mengganti lapangan
beberapa soal latihan. Penyempurnaan dilakukan dalam
c. Warna pilih yang cerah. bentuk revisi pada beberapa bagian yang
d. Mengganti cetakan pada beberapa masih dianggap kurang oleh siswa. Hasil
modul yang dirasa kurang tajam. commit to user
dari kegiatan revisi ini akan digunakan
untuk selanjutnya yaitu uji pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lapangan. Beberapa hal yang di rasa kurang mempengaruhi kualitas tulisan yang akan
adalah penambahan latihan soal yang ditampilkan.
dikehendaki oleh siswa.
10. Deseminasi dan Implementasi
8. Uji Pelaksanaan Lapangan Deseminasi atau penyebaran
Operasional dilakukan kepada guru di SMP 1 Kudus,
Uji pelaksanaan lapangan operasional SMP 2 Kaliwungu dan SMP 5 Kudus. Pada
dilakukan dengan menggunakan sebanyak kegiatan deseminasi guru IPA disekolah
40 siswa dari 4 sekolah sebagai tersebut diberikan masing-masing satu buah
respondennya (puslitjaknov, 2008). Cara modul cetak dan RPP. Setelah menerima
penilaian produk untuk siswa masih sama dan membaca modul tersebut guru diminta
dengan penilaian pada uji lapangan awal untuk mengisi angket penilaian produk.
dan utama. Berdasarkan penilaian yang Hasil dari penilaian tersebut
dilakukan oleh 40 siswa sebanyak 4 siswa mengkategorikan modul sangat baik.
menyatakan modul yang telah dibuat
berkategori baik, selain itu siswa B. Penilaian Sikap Ilmiah
menyatakan modul yang telah dibuat Penilaian sikap ilmiah dilakukan
memiliki kategori sangat baik. pada 32 siswa kels VII B SMP 1
Penilaian tersebut juga di dukung Kaliwungu Kudus. Penilaian ini dilakukan
oleh beberapa komentar siswa antara lain; dengan menggunakan lembar observasi dan
a. Modulnya ringan, tapi kertasnya tebal angket siswa. Penilaian dilakukan selama
b. Buku ini sangat baik, karena yang proses pembelajaran. Pembelajaran
dibawakan sangat ringkas dan simpel dilakukan selama 3 kali pertemuan.
untuk memahaminya, overall keren Penilaian ini bertujuan untuk melihat
c. Modul ini sangat membantu untuk lebih adanya peningkatan sikap ilmiah siswa
memahami mata pelajaran IPA yang belajar dengan menggunakan modul
d. Modul ini bagus, dan cocok untuk siswa cetak tersebut. Berdasarkan hasil pretest
kelas VII dan posttes dapat dilihat bahwa terdapat
e. Modul ini dapat meningkatkan rasa peningkatan sikap ilmiah siswa.
ingin tahu, berpikir logis, dan jujur Peningkatan tersebut termasuk kategori
f. Modul ini dapat membuat semangat sedang.
untuk belajar karena sangat mudah Berdasarkan skor penilaian skor
dipahami dengan menggunakan angket nilai
g. Bukunya praktis, mudah dibawa dan peningkatan sikap ilmiah sebesar 0,4156.
banyak warna dan gambar Hasil tersebut sedikit berbeda dengan
h. Modulnya baik karena penjelasannya perhitungan menggunakan lembar
sangat baik observasi, siswa memiliki skor peningkatan
i. Modulnya sangat mudah dipahami untuk sebesar 0,546. Ditinjau dari hasil
belajar perhitungan kedua instrument tersebut
j. Praktis tidak membosankan karena maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat
banyak gambar dan kegiatan peningkatan sikap ilmiah siswa dengan
kategori sedang. Hasil tersebut dapat
9. Penyempurnaan Produk Akhir disimpulkan bahwa penggunaan modul IPA
Penyempurnaan produk akhir ini tersebut dapat meningkatkan sikap ilmaih
dilakukan kembali untuk memastikan siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan
bahwa modul tersebut sudah layak untuk Syaifudin (2011: 43) yaitu sikap ilmiah
dipergunakan khususnya dalam dikatakan ada peningkatan ketika hasil
pembelajaran di kelas. Penyempurnaan perhitungan gain menunjukkan minimal
pada tahapan ini sebenarnya ada pada bahan kategori sedang. Rician perolehan kategori
kertas yang digunakan yaitu 80g. Karena dpaat dilihat pada tabel 4.13.
keterbatasan bahan pembuat modul cetak
tersebut tidak diganti disebabkan akancommit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain beberapa sikap ilmiah yang


Hasil Observasi Sikap ditunjukkan juga terdapat beberapa siswa
Ilmiah yang kurang begitu menunjukkan sikap
30 ilmiah seperti:
25
ketercapaian

20 1. Siswa malas dalam mencatat hasil


15 kegiatan percobaan
10
5 2. Terdapat beberapa siswa yang tidak
0
Pretest berinisiatif dalam membuat
kesimpulan
Posttest
3. Peran ketua kelompok tidak terlihat
(mengerjakan sendiri).
Indikator
Kesimpulan

Gambar 1. Grafik Hasil Observasi Berdasarkan hasil penelitian yang


Sikap Ilmiah Siswa telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
Peningkatan sikap ilmiah siswa 1. Cara pengembangan modul yang
memang sulit, karena hal tersebut dilakukan pada penelitian ini
merupakan kebiasaan. Membutuhkan waktu menggunakan metode Borg dan Gall
yang lebih lama agar dapat mendapatkan (1983) yang mengacu pada puslitjaknov
peningkatan yang baik. Sikap ilmiah siswa (2008) dengan 10 tahapan pelaksanaan
tercermin oleh bebrapa tingkah laku yang penelitian pengembangan. Aplikasi
mereka tunjukkan selama kegiatan pembelajaran empat pilar pendidikan
pembelajaran antara lain: dalam modul diterapkan mulai dari
1. Siswa lebih kreatif dalam membuat tahapan perencanaan pembuatan modul.
jawaban Modul yang dibuat berbasis empat pilar
2. Siswa sedikit lama dalam membuat pendidikan. Keempat pilar tersebut
kesimpulan diantaranya adalah learning to do,
3. Jawaban yang diberikan siswa sudah learning to live together, learning to
logis sehingga lebih mudah untuk know dan learning to be yang tersirat
diarahkan dalam modul. Isi kegiatan pada modul
4. Siswa cenderung kritis ditunjukkan dapat divariasikan tidak hanya
dengan banyak bertanya penjabaran materi. Variasi isi kegiatan
5. Sebagian besar siswa terlihat lebih dilakukan dengan kegiatan praktikum,
mudah menjawab pertanyaan dan diskusi kelompok, analisis gambar, dan
membuat kesimpulan ketika belajar analisis grafik. Hal tersebut dilakukan
secara berkelompok. karena pendekatan saintifik adalah
6. Siswa berani dalam mengungkapkan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
pendapatnya. mengamati, merumuskan pertanyaan,
Berdasarkan beberapa sikap yang mengumpulkan data, analisis data,
muncul di atas sejalan dengan pernyataan membuat kesimpulan, dan
Rahardjo (2013: 2) yang menyatakan mengkomunikasikannya.
bahwa mengembangkan sikap ilmiah 2. Modul dikategorikan layak karena telah
terdapat suatu cara berpikir kritis, penuh melalui beberapa uji kelayakan.
pertimbangan dan bertanggung jawab. Berdasarkan uji kelayakan modul
Fakhrudin (2010) juga menyatakan bahwa memiliki kategori layak yang di dukung
sikap ilmiah yang dalam pembelajaran dengan hasil perhitungan cut off 87
sangat diperlukan antara lain adalah rasa sedangkan nilai rata-rata penilaian 87.
ingin tahu, bekerjasama secara terbuka, Dimulai dari uji kelayakan oleh
bekerja keras, bertanggung jawab, validator isi (materi), media, dan bahasa
kepedulian, kedisiplinan dan kejujuran. yang menyatakan modul memiliki
commit to user
kriteria sangat baik dan baik. Uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kelayakan juga dilakukan terhadap guru, 22-2010. Program Studi Pendidikan


teman sejawat dan siswa melalui 3 Fisika FKIP Universitas Riau.
tahapan yaitu uji coba lapangan awal, Fallah, M.M.(2006). Pengembangan Model
utama, dan operasional. Hasil dari uji Pembelajaran Fisika Berbasis Empat
Pilar Pendidikan UNESCO di SMA.
kelayakan tersebut modul dapat
Tesis Tidak Dipublikasikan,
dikategorikan sangat baik. Universitas Negeri Semarang,
3. Penggunaan modul IPA terpadu berbasis Semarang.
empat pilar pendidikan dapat Fauzi, A. (2012). Penggunaan Spreedsheet
meningkatkan sikap ilmiah siswa. untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa
Pernyataan ini didukung dari hasil Kelas XI-A2 RSBI SMA Negeri 1
penilaian melalui angket dan observasi Surakarta Berbasis Empat Pilar
sebesar 0,4156 dan 0,546. Peningkatan Pendidikan. Laporan Penelitian
sikap ilmiah berdasarkan hasil HIBAH RSBI. Universitas Sebelas
perhitungan menggunakan Gain Maret, Surakarta.
Flora, R. 2012. Pengaruh Minat dan Kebiasaan
termasuk kategori sedang.
Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal Formatif,
Daftar Pustaka ISSN: 2088-251X, 2(2), 122-131.
Astika, I Kd.Urip, dkk. (2013). Pengaruh Model Universitas Indrprasta PGRI.
Pembelajaran Berbasis Masalah Hidayat, N. (2009). Pengembangan
terhadap Siakp Ilmiah dan Pembelajaran Terpadu Model
Keterampilan Berpikir Sains. E- Connected untuk Meningkatkan Hasil
Journal Program Pascsarjana Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran
Universitas Pendidikan Ganesha Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal
Program Studi IPA. 3, 2013. Inovasi Kurikulum, ISSN: 1829-6750,
Azwar, S. (2007). Tes Prestasi Fungsi dan 1(4).
Pengembangan Pengukuran Prestasi Indrawati, Rina.2009. Pembelajaran Remidi
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Menggunakan Modul dan Animasi
Offset. pada Materi Kesetimbangan Kimia
Darmanik, D,P dan Bukit, N. (2013). Analisis ditinjau dari Tingkat Kesulitan Belajar
Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Siswa. Tesis Dipublikasi, Universitas
Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Sebelas Maret.
Menggunakan Model Pembelajaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Inquiry Training (IT) dan Direct (2014). Paparan Menteri Pendidikan
Instruction (DI). Jurnal Online dan Kebudayaan RI Implementasi
Pendidikan Fisika. Program Kurikulum 2013. Press Workshop.
Pascasarjana Universitas Negeri Kompas, Jakarta. 2013, 5 Desember. Posisi
Medan. 2301-7651. Indonesia Nyaris Jadi Juru Kunci.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Diperoleh 4 Juli 2015, dari
Sosialisasi KTSP 2008. Di download www.kopertis12.or.id/2013/12/05/skor-
pada tanggal 29 Januari 2012 jam pisa-posisi-indonesia-nyaris-jadi-juru-
20.00 WIB dari: kunci.html
http://dc218.4shared.com/download/vj4 Ksheerasagar, S. (2013). Achievement in
M9KIo/5_PENGEMBANGAN_B Science of Secondary School in
AHAN_AJAR.rar?tsid=20120227- Relation to Scientific Attitude.
061731-a8f2e27 International Journal of Education and
Dhert, S & Beelen, J. (2010). UNESCO for Psycological Research. ISSN: 2279-
teacher Educators. PIEC Papers 0179, 2, 61-65.
Leuven Education College. Mahanal, S. (2009). Pengaruh Pembelajaran
Depdiknas. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. PjBL pada Materi Ekosistem terhadap
Sosialisasi KTSP 2008. Sikap dan Hasil belajar Siswa SMAN 2
Fakhruddin. (2013). Sikap Ilmiah Siswa dalam Malang. Jurnal Biologi FMIPA.
Pembelajaran Fisika dengan Universitas Negeri Malang.
Penggunaan Media Komputer Melalui Meltzer, D.E. (2001). The Relationship between
Model Kooperatif tipe STAD pada Mathematics Preparation and
Siswa Kelas X3 SMA N 1 Bangkinangcommit to user Conceptual Learning Gains in Physics:
Barat. Jurnal Geliga Sains 4 (1), 18- a Possible “Hidden Variable”in
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Diagnostic Pretest Scores. Department Pascasarjana HPTP. Semarang:


of Physics a and Astronomy, Lowa Universitas Negeri Semarang.
State University, Ames, Lowa Yunita, R. 2015. Minat Belajar Siswa Kelas
50011.Am. J. Phys. 70 (12). VIII Terhadap Mata Pelajaran IPA di
Muslikah. (2010). Sukses Profesi Guru dengan MTs. PP. Hasanatul Barokah
Penelitian Tindakan Kelas. Tambusal TimurTahun Pembelajaran
Yogyakarta: Interprebook. 2014/2015. Artikel Program Studi
Munawaroh, R. (2012). Penerapan Model Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Project Based Learning untuk Pasir Pengarain.
Membangun Empat Pilar Pembelajaran Zain, N.P. 2013. Pengembangan Komik Bahan
Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika, Ajar IPA Terpadu Kelas VIII SMP
Universitas Negeri Semarang, Pada Tema Sistem Pencernaan
Semarang. Manusia dan Hubungannya dengan
Nurnawati, E. (2012). Peningkatan Kerjasama Kesehatan. Skripsi Progam Studi
Siswa SMP Melalui Penerapan Pendidikan IPA FMIPA UNNES.
Pembelajaran Kooperatif Pendekatan
Think Pair Share. Jurnal Pendidikan
Fisika, Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Puslitjaknov.(2008). Metode Penelitian
Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.
Sajidan. (2014). Pembelajaran Berbasis
Kreativitas sebagai Tren Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Rangka
Mewujudkan Generasi Indonesia Emas
2. Handout Seminar Nasional
Pendidikan FKIP UNS. 22 Maret 2014.
Surakarta.
Septiani, A. (2010). Pengembangan Bahan Ajar
CD Interaktif Materi Suhu dan Kalor
Berbentuk Powerpoint Materi Suhu dan
Kalor untuk Pembelajaran Fisika Kelas
X SMA. Jurnal Pillar of Education, 2,
49-56, Oktober 2013.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. 2004. Landasan Psikologis
Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suwiyadi. (2007). Penerapan Model Numberd
Heads Togather untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Inovatif, 2(2).
Syaifudin, A. 2011. Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Video
Handphone Format 3gp Untuk Materi
Pelajaran Fisika Kelas X Pokok
Bahasan Perpindahan Kalor. Skripsi
Tidak Dipublikasikan, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Wiyanto, dkk. (2007). Pengembangan Model
Pembelajarana Sains Berbasis Empat
Pilar Pendidikan (learning to know,
learning to do, learning to live
together, learning to be). Laporancommit to user
Hasil Penelitian Hibah Penelitian Tim

You might also like