You are on page 1of 16

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No.

1, hal 86 - 101 86

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 13 Nomor 1, Juni 2016

PERSEPSI INVESTOR TERHADAP PERUBAHAN PENYAJIAN


KEPENTINGAN NONPENGENDALI SEBELUM DAN SESUDAH
BERLAKU EFEKTIFNYA PSAK 4 (REVISI 2009)
(Investors’ Perception toward Changes in Noncontrolling Interest Presentation Before
and After the Effective Date of PSAK 4 (Revised 2009))

Margaret
Universitas Indonesia
margaret.thio@live.com

Taufik Hidayat
Universitas Indonesia
taufik@ui.ac.id

Abstract

This study aims to examine investors’ perception toward changes in noncontrolling interest
presentation before and after the effective date of PSAK 4 (Revised 2009). The perception is
determined from the value relevance of noncontrolling interest component, whether the value
relevance is negative (liabilities) or positive (equity). PSAK 4 (1994) regulated that noncontrolling
interests should be presented as mezzanine items, meanwhile PSAK 4 (Revised 2009) regulated
that noncontrolling interests should be presented as equity in consolidated statement of financial
position. Sample of this study consists of 137 listed companies in Indonesia Stock Exchange (IDX)
from various industry sectors with six years observation. This study used regression method for panel
data. The result shows that before the effective date of PSAK 4 (Revised 2009), investors perceived
noncontrolling interests as equal to liabilities. After the effective date of PSAK 4 (Revised 2009),
changes in noncontrolling interests presentation as equity do not change investors’ perception as
equity. This result gives evidence that changes in presentation of an item in financial statement do
not necessarily change investors’ perception toward a financial statement item.

Keywords: noncontrolling interest, consolidated financial statement, value relevance, PSAK 4


(Revised 2009)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menguji bagaimana persepsi investor terhadap perubahan penyajian
kepentingan nonpengendali sebelum dan sesudah PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif. Persepsi
tersebut ditentukan dari relevansi nilai atas komponen kepentingan nonpengendali, apakah relevansi
nilainya negatif (liabilitas) atau positif (ekuitas). PSAK 4 (1994) mengatur bahwa kepentingan
nonpengendali disajikan di antara liabilitas dan ekuitas, sedangkan PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur
bahwa kepentingan nonpengendali disajikan sebagai ekuitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian. Sampel penelitian ini terdiri atas 137 emiten dari berbagai sektor industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama enam tahun observasi. Penelitian ini menggunakan
metode regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum PSAK 4 (Revisi 2009)
berlaku efektif, investor menganggap kepentingan nonpengendali setara dengan liabilitas. Setelah
PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif, perubahan pada penyajian kepentingan nonpengendali ke
ekuitas tidak menyebabkan investor mempersepsikannya sebagai ekuitas. Hasil ini membuktikan
87 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

bahwa perubahan pada penyajian suatu pos dalam laporan keuangan tidak serta merta mengubah
persepsi investor terhadap pos tersebut.

Kata kunci: kepentingan nonpengendali, laporan keuangan konsolidasian, relevansi nilai,


PSAK 4 (Revisi 2009)

PENDAHULUAN perubahan ketentuan penyajian kepentingan


nonpengendali dalam laporan posisi keuangan
Kepentingan nonpengendali merupakan (neraca) (untuk selanjutnya akan digunakan
bagian kepemilikan ekuitas atas anak perusahaan istilah laporan posisi keuangan).
yang tidak dimiliki oleh perusahaan induk. Laporan keuangan merupakan medium
Christensen et al. (2014) menyatakan ada komunikasi utama antara perusahaan dengan
tiga teori akuntansi yang menjadi dasar para stakeholder. Pada umumnya, investor
pembuatan laporan keuangan konsolidasian, saham menganalisis laporan keuangan untuk
yaitu proprietary theory, parent company mengetahui nilai mendasar suatu perusahaan
theory, dan entity theory. Proprietary theory (Beisland 2009). Hipotesis pasar efisien
memandang perusahaan sebagai perpanjangan menyatakan bahwa pasar yang efisien terjadi
tangan pemilik sehingga aset, liabilitas, ketika harga mencerminkan seluruh informasi
pendapatan, dan beban perusahaan seluruhnya yang tersedia. Salah satunya adalah informasi
merupakan tanggung jawab pemilik. Teori ini yang berasal dari laporan keuangan. Dalam
dianggap sudah tidak relevan karena laporan pasar yang efisien, investor berpikir rasional
keuangan konsolidasian hanya memuat bagian dan mampu memproses seluruh informasi
induk perusahaan sehingga tidak menyajikan sehingga tidak dipengaruhi oleh penyajiannya
kepentingan nonpengendali. di laporan keuangan. Namun, kenyataan di
Parent company theory memandang pasar tidaklah demikian. Mulford dan Quinn
bahwa perusahaan induk memiliki kemam- (2008) serta Urbancic (2008) menemukan
puan mengontrol semua aset dan liabilitas bahwa investor dan analis sangat terpengaruh
perusahaan anak. Laporan keuangan kon- oleh perubahan prosedur akuntansi, khususnya
solidasian turut mencakup aset, liabilitas, perubahan lokasi penyajian kepentingan
pendapatan, dan beban perusahaan anak, nonpengendali sebab secara fisik, rasio-rasio
tetapi pengakuan laba konsolidasian hanya keuangan mengalami perubahan khususnya
berfokus pada perusahaan induk sehingga laba leverage. Kenyataan yang berbeda dengan
konsolidasian telah dikurangi dengan laba kondisi pasar efisien ini terjadi karena dalam
kepentingan nonpengendali dan kepentingan pasar terdapat biaya dalam memproses
nonpengendali tidak dianggap sebagai bagian informasi, adanya bias sistematis dalam
dari ekuitas konsolidasian, melainkan disajikan memproses informasi, serta adanya perbedaan
di antara liabilitas dan ekuitas. persepsi keandalan terhadap pengungkapan
Teori terkini yang dianut saat ini dan masih suatu informasi akuntansi (Ahmed et al. 2006;
terus dipakai adalah entity theory. Entity theory Mitra dan Hossain 2009). Fama (1970) sejak
berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas awal telah menyatakan bahwa kondisi pasar
konsolidasian. Walaupun perusahaan induk tanpa biaya transaksi dan biaya informasi sulit
dan kepentingan nonpengendali dilaporkan terpenuhi dalam praktik.
secara terpisah, keduanya merupakan bagian Beberapa penelitian mendukung
ekuitas dari entitas konsolidasian. Dengan hipotesis pasar efisien. Hasil penelitian
demikian, laba konsolidasian tidak dikurangi Owusu-Ansah dan Yeoh (2006) menemukan
dengan laba kepentingan nonpengendali bahwa pasar ternyata tidak memberikan
dan kepentingan nonpengendali disajikan perlakuan berbeda terhadap unrealized gains
sebagai bagian dari ekuitas konsolidasian. on investment properties yang disajikan pada
Perubahan atas teori yang dianut menyebabkan laporan laba rugi maupun pada revaluation
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101 88

reserve yang disajikan pada laporan posisi tersebut, kepentingan nonpengendali ber-
keuangan. Hal serupa juga ditemukan Jifri dan pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan,
Citron (2009) bahwa penyajian goodwill dalam sedangkan nilai ekuitas berpengaruh positif
catatan atas laporan keuangan maupun dalam terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian,
laporan posisi keuangan tidak berpengaruh kepentingan nonpengendali dipersepsikan
signifikan terhadap persepsi investor. sama dengan liabilitas yaitu mengurangi nilai
Sebelum adanya adopsi IFRS yang perusahaan. Menurut teori hipotesis pasar
diterapkan dalam PSAK 4 (Revisi 2009), efisien, investor adalah rasional dan memiliki
kepentingan nonpengendali disajikan di pengetahuan yang memadai sehingga tidak
antara liabilitas dan ekuitas, tetapi PSAK 4 terpengaruh bagaimana informasi disajikan
(Revisi 2009) mengatur bahwa kepentingan jika substansinya tidak berubah (Schipper
nonpengendali disajikan sebagai bagian dari 2007). Penelitian mengenai apakah terjadi
ekuitas. Mulford dan Quinn (2008) serta perubahan persepsi investor mengenai
Deitrick (2010) menemukan bahwa perubahan kepentingan nonpengendali ini belum pernah
posisi penyajian kepentingan nonpengendali dilakukan sebelumnya di Indonesia.
memengaruhi perhitungan rasio-rasio
keuangan, misalnya rasio debt-to-equity. TELAAH LITERATUR
So dan Smith (2009a) menemukan bahwa DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
perubahan lokasi penyajian kepentingan
nonpengendali turut memengaruhi persepsi Laporan keuangan merupakan salah
investor. Namun, hasil sebaliknya ditemukan satu basis yang digunakan investor dalam
oleh Lopes et al. (2012). Perbedaan persepsi menganalisis nilai perusahaan. Dalam hipotesis
investor terhadap lokasi suatu item keuangan pasar efisien, pasar yang efisien terjadi
menyebabkan sebagian investor harus ketika harga mampu mencerminkan seluruh
melakukan penyesuaian terlebih dahulu informasi yang tersedia (Fama 1970). Dengan
ketika melakukan analisis atas laporan demikian, informasi yang disajikan dalam
keuangan dan sebagian investor langsung laporan keuangan dapat memengaruhi nilai
mempertimbangkan perubahan penyajian (harga) perusahaan. Fama (1970) membagi
tersebut dalam analisisnya. tiga model pasar berdasarkan kemampuannya
Penelitian ini bertujuan menguji mencerminkan informasi yaitu weak form,
bagaimana persepsi investor terhadap semistrong form, dan strong form. Dengan
perubahan penyajian kepentingan non- asumsi semistrong form, harga sekuritas secara
pengendali dalam laporan keuangan penuh mencerminkan semua informasi yang
konsolidasian sebelum dan sesudah berlaku tersedia publik, termasuk laporan keuangan.
efektifnya PSAK 4 (Revisi 2009). Dengan Beaver (2002) menyatakan bahwa
mengacu pada model Ohlson (1995) dan relevansi nilai merupakan salah satu area
mengadopsi model penelitian Lopes et al. penelitian pasar modal yang memberikan
(2012), penelitian ini menggunakan sampel kontribusi penting atas pemahaman informasi
sebanyak 213 perusahaan terdaftar di BEI dan akuntansi. Penelitian relevansi nilai secara
periode observasi dari tahun 2008 hingga tahun empiris menginvestigasi kegunaan informasi
2013. Hasil penelitian menemukan bahwa akuntansi bagi investor (Beisland 2009).
perubahan lokasi penyajian kepentingan Dengan kata lain, relevansi nilai terkait
nonpengendali tidak mengubah persepsi dengan persepsi investor terhadap informasi
investor. Hal ini mendukung hasil penelitian akuntansi. Informasi akuntansi dikatakan
Lopes et al. (2012). Walaupun kepentingan memiliki relevansi nilai jika informasi
nonpengendali disajikan sebagai ekuitas tersebut terasosiasi dengan nilai perusahaan.
sehingga nilai ekuitas meningkat, hal tersebut Perubahan penyajian merupakan salah satu
tidak berpengaruh positif terhadap nilai perubahan atas informasi akuntansi sehingga
perusahaan bagi investor. Dalam penelitian perlu diuji relevansi nilainya. Apabila terjadi
89 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

perubahan atas lokasi penyajian informasi, periode 1990 hingga 1999. Hasil penelitian
terutama apabila terjadi perpindahan antara menunjukkan bahwa penyajian unrealized
liabilitas dan ekuitas, maka hal ini tentunya gains on investment properties pada laporan
akan berpengaruh terhadap nilai ekuitas. laba rugi tidak berbeda secara signifikan
Hipotesis pasar efisien menyatakan dengan penyajian sebelumnya pada revaluation
bahwa pasar efisien terjadi ketika harga mampu reserve di laporan posisi keuangan. Jifri dan
mencerminkan seluruh informasi (Fama 1970). Citron (2009) menganalisis bagaimana pasar
Lopes et al. (2012) menambahkan bahwa merespons goodwill yang sebelumnya hanya
investor secara rasional akan memproses diungkapkan dalam catatan atas laporan
seluruh informasi tanpa memperhitungkan keuangan dengan goodwill yang disajikan
lokasi penyajian pada laporan keuangan. pada laporan keuangan. Hasil penelitian
Dalam hal ini, investor menerapkan substance menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan
over form sehingga perubahan lokasi antara goodwill yang hanya diungkapkan
penyajian tidak akan memengaruhi penilaian dengan goodwill yang disajikan dalam laporan
investor. Lopes et al. (2012) menemukan keuangan. Hasil ini menunjukkan bahwa pasar
bahwa perubahan pos penyajian ternyata tidak mengolah informasi goodwill secara efisien
memengaruhi persepsi investor. Namun, So dan tanpa memperhitungkan letak penyajiannya
Smith (2009a) menemukan hasil yang berbeda. di laporan keuangan. Hasil penelitian
So dan Smith (2009a) menemukan bahwa menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
perbedaan lokasi pos penyajian berpengaruh respon dari investor antara goodwill yang
terhadap persepsi investor. Mulford dan Quinn hanya diungkapkan dengan goodwill yang
(2008) serta Urbancic (2008) mendukung hasil disajikan dalam laporan keuangan. Hasil ini
tersebut dengan menemukan bahwa perubahan menunjukkan bahwa pasar mengolah informasi
pos penyajian yang memengaruhi rasio-rasio goodwill secara efisien tanpa dipengaruhi oleh
keuangan menjadi perhatian bagi investor dan letak penyajiannya dalam laporan keuangan.
analis. Hasil ini dapat diinterpretasikan sebagai Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh So
ketidakefisienan pasar akibat dari perbedaan dan Smith (2009b) yang meneliti relevansi nilai
rasionalisasi (rational differences) diantara perubahan penyajian perubahan nilai wajar
pelaku pasar dalam mengolah informasi investment properties pada perusahaan listed
akuntansi (Schipper 2007). di Hong Kong selama tahun 2004 hingga 2006.
Penyajian kepentingan nonpengendali Hong Kong Accounting Standard (HKAS) No.
dalam laporan keuangan konsolidasian diatur 40 (2004) mengatur bahwa perusahaan harus
dalam PSAK 4. PSAK 4 (1994) mengatur menyajikan perubahan nilai wajar pada laporan
bahwa kepentingan nonpengendali harus laba rugi, sedangkan sebelumnya Statement of
disajikan tersendiri dalam laporan posisi Standard Accounting Practice (SSAP) No. 13
keuangan konsolidasian antara liabilitas (2000) mengatur bahwa perubahan nilai wajar
dan modal. Seiring dengan perkembangan disajikan pada revaluation reserve. Hasil
konvergensi PSAK terhadap IFRS, DSAK penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai
merevisi PSAK 4 pada tahun 2009 yang wajar investment properties yang disajikan
berlaku efektif 1 Januari 2011. Dengan adanya pada laporan laba rugi menimbulkan reaksi
revisi tersebut, kepentingan nonpengendali pasar yang signifikan berbeda dibandingkan
disajikan sebagai bagian ekuitas dalam laporan bila perubahan nilai wajar hanya disajikan pada
posisi keuangan konsolidasian. revaluation reserve. Pengakuan di laporan
Penelitian terdahulu memberikan hasil laba rugi berdampak langsung terhadap
yang berbeda-beda terkait relevansi nilai kinerja perusahaan yaitu laba bersih sehingga
penyajian laporan keuangan. Owusu-Ansah mendapat reaksi dari pasar.
dan Yeoh (2006) menginvestigasi relevansi Terkait perubahan lokasi penyajian
nilai alternatif penyajian unrealized gains on kepentingan nonpengendali, Mulford
investment properties di Selandia Baru pada dan Quinn (2008) serta Urbancic (2008)
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101 90

menemukan bahwa perubahan lokasi penyajian yang menyajikan kepentingan nonpengendali


kepentingan nonpengendali berpengaruh sebagai liabilitas maupun diantara liabilitas
pada perhitungan rasio-rasio keuangan, dan ekuitas (mezzanine items). Oleh karena
khususnya terkait leverage. Mulford dan itu, perubahan penyajian kepentingan
Quinn (2008) melakukan penelitian terhadap nonpengendali akan menyebabkan penurunan
dampak perubahan penyajian kepentingan nilai liabilitas dan kenaikan nilai ekuitas
nonpengendali terkait profitability dan leverage sehingga perusahaan tampak seolah-olah
pada perusahaan Amerika Serikat pada tahun memiliki risiko kredit lebih rendah dan
fiskal 2006 atau 2007. Hasil penelitian tersebut borrowing capacity yang lebih baik. Perubahan
membuktikan bahwa perubahan pos penyajian penyajian kepentingan nonpengendali
yang memengaruhi rasio-rasio keuangan yang juga akan memengaruhi perhitungan dan
akan menjadi perhatian bagi investor dan analisis debt-to-equity ratio yang sering
analis. Dalam hasil penelitiannya, Mulford dan digunakan sebagai acuan analisis pinjaman.
Quinn (2008) menemukan empat hal berikut. Dampak perubahan penyajian kepentingan
1. Ekuitas pemegang saham mengalami nonpengendali terhadap rasio-rasio keuangan
kenaikan sebesar 2%, namun 10% pada Mulford dan Quinn (2008) dan Urbancic
perusahaan sampel mengalami kenaikan (2008) dapat menyebabkan perbedaan pada
lebih dari 25%. pelaku pasar dalam mengolah informasi yang
2. Penerimaan dari operasi berjalan disajikan dalam laporan keuangan, terutama
mengalami kenaikan sebesar 3%. 10% jika terdapat perbedaan rasionalisasi (rational
perusahaan sampel mengalami kenaikan differences) di antara pelaku pasar dalam
lebih dari 25%. mengolah informasi akuntansi (Schipper
3. Rasio liabilitas terhadap ekuitas pemegang 2007).
saham mengalami penurunan 2%, namun So dan Smith (2009a) menguji relevansi
10% perusahaan sampel mengalami nilai atas penyajian kepentingan nonpengendali
penurunan lebih dari 20%. pada perusahaan terdaftar di Hong Kong pada
4. Rasio times interest earned mengalami tahun 2004-2006. Sebelum revisi HKAS 27
kenaikan sebesar 1%, namun 9% (2004), kepentingan nonpengendali diatur
perusahaan sampel mengalami kenaikan untuk disajikan di antara liabilitas dan ekuitas.
lebih dari 10%. Setelah revisi HKAS 27 (2004), kepentingan
nonpengendali disajikan sebagai komponen
Hasil penelitian Mulford dan Quinn dari ekuitas. Hasil penelitian menunjukkan
(2008) membuktikan bahwa perubahan bahwa revisi standar akuntansi menyebabkan
penyajian kepentingan nonpengendali secara perubahan persepsi investor secara signifikan.
rata-rata menyebabkan perubahan pada Sebelum revisi HKAS 27 (2004), kepentingan
profitability dan leverage. Namun, penelitian nonpengendali berpengaruh negatif
tersebut belum menguji apakah perubahan pada terhadap nilai perusahaan seperti halnya
profitability dan leverage tersebut juga diikuti liabilitas. Namun, setelah revisi HKAS 27
oleh perubahan atas penilaian investor atas (2004), investor tidak lagi mempersepsikan
perusahaan. Perlu dilakukan penelitian lebih kepentingan nonpengendali sebagai
lanjut terkait relevansi nilai atas perubahan liabilitas. Hasil penelitian juga menunjukkan
penyajian tersebut. kepentingan nonpengendali yang disajikan
Urbancic (2008) melakukan review atas sebagai ekuitas tidak memengaruhi nilai
pengaruh perubahan penyajian kepentingan perusahaan. Investor tidak lagi dibingungkan
nonpengendali terhadap leverage. SFAS dengan penyajian kepentingan nonpengendali
No. 160 yang berlaku efektif 1 Januari 2009 sebagai ekuitas dan tetap mengasosiasikan
mengatur bahwa kepentingan nonpengendali nilai perusahaan dengan ekuitas yang hanya
disajikan sebagai ekuitas. Ketentuan penyajian dimiliki perusahaan induk.
ini berbeda dengan praktik pada umumnya
91 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh bahwa kepentingan nonpengendali disajikan di


Lopes et al. (2012). Penelitian yang dilakukan antara liabilitas dan ekuitas (mezzanine item).
oleh Lopes et al. (2012) menguji apakah Berdasarkan hasil penelitian Urbancic
perbedaan posisi penyajian kepentingan (2008) dan Morgan et al. (2010), klasifikasi
nonpengendali sebagai bagian dari ekuitas dan kepentingan nonpengendali sebagai
nonekuitas berpengaruh terhadap penilaian mezzanine item menimbulkan kebingungan
investor. Lopes et al. (2012) menggunakan di antara penyaji laporan keuangan. Ketika
sampel perusahaan-perusahaan Jerman Financial Accounting Standards Board
yang secara sukarela mengadopsi IFRS (FASB) melakukan exposure draft SFAS
pada tahap awal dengan periode observasi No. 160 mengenai Noncontrolling Interests
tahun 2002-2004 dan tahun 2006-2008. in Consolidated Financial Statements,
Adopsi IFRS mengharuskan perusahaan- responden menyatakan bahwa mereka tidak
perusahaan di Jerman mengubah posisi setuju dengan pengklasifikasian kepentingan
penyajian kepentingan nonpengendali dari nonpengendali sebagai ekuitas sebab
nonekuitas menjadi bagian dari ekuitas pada kepentingan nonpengendali tidak memegang
posisi laporan keuangan. Untuk penelitian ini, kepemilikan saham atas perusahaan induk.
Lopes et al. (2012) melakukan uji sensitivitas Di sisi lain, FASB menyatakan bahwa
terlebih dahulu untuk mengontrol pengaruh kepentingan nonpengendali tidak tepat
self-selection bias sebab penerapan IFRS di diklasifikasikan sebagai liabilitas sebab tidak
Jerman saat itu masih bersifat sukarela dan ada kewajiban perusahaan induk maupun
pelaporan kepentingan nonpengendali juga perusahaan anak untuk mentransfer kas atau
tidak diwajibkan. Adopsi lebih awal IFRS aset lain kepada kepentingan nonpengendali.
secara sukarela dapat dimanfaatkan oleh Karena kepentingan nonpengendali tidak tepat
perusahaan untuk memperbaiki struktur modal diklasifikasikan sebagai liabilitas maupun
dalam rangka mendapatkan pinjaman dengan ekuitas, akhirnya responden tetap memilih
cara memindahkan kepentingan nonpengendali penyajian kepentingan nonpengendali di antara
dari liabilitas ke ekuitas sehingga faktor liabilitas dan ekuitas. So dan Smith (2009a)
tersebut perlu dikendalikan. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebelum adopsi Hong
menunjukkan perbedaan posisi penyajian Kong Accounting Standard (HKAS) 27 yang
kepentingan nonpengendali tidak memberikan mengatur kepentingan nonpengendali disajikan
pengaruh signifikan terhadap penilaian sebagai ekuitas, investor mempersepsikan
investor. Model penelitian Lopes et al. (2012) kepentingan nonpengendali sebagai liabilitas
inilah yang menjadi acuan penelitian ini. walaupun saat itu kepentingan nonpengendali
Hipotesis pasar efisien menekankan disajikan di antara liabilitas dan ekuitas. Hal
bahwa harga saham mencerminkan seluruh ini juga didukung oleh Lopes et al. (2012)
informasi yang tersedia. Salah satu informasi yang menyatakan bahwa investor menganggap
yang tersedia tersebut adalah laporan keuangan. kepentingan nonpengendali bersifat wealth-
Laporan keuangan menjadi penting bagi investor sharing dan menurunkan harga saham
sebagai salah satu acuan mengevaluasi kinerja perusahaan induk. Berdasarkan pemaparan
perusahaan, mengetahui posisi keuangan, dan di atas, dihipotesiskan bahwa kepentingan
memprediksi prospek usaha di masa depan. nonpengendali berpengaruh negatif terhadap
Dengan demikian, angka yang disajikan dalam nilai perusahaan sebelum PSAK 4 (Revisi
laporan keuangan membantu membentuk 2009) berlaku efektif. Oleh karena itu, hipotesis
persepsi investor mengenai nilai perusahaan pertama penelitian ini adalah sebagai berikut.
yang dicerminkan pada harga saham. H1: Kepentingan nonpengendali yang
Kepentingan nonpengendali merupakan salah disajikan pada Laporan Keuangan
satu pos yang harus dilaporkan dalam laporan berpengaruh negatif terhadap nilai
keuangan konsolidasian. Ketentuan penyajian perusahaan sebelum PSAK 4 (Revisi
kepentingan nonpengendali di Indonesia 2009) berlaku efektif.
sebelum PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101 92

Hipotesis pasar efisien menyatakan faktor utama penentu investasi, peneliti


bahwa pasar efisien terjadi ketika harga mampu membuat hipotesis sebagai berikut.
mencerminkan seluruh informasi (Fama 1970). H2: Kepentingan nonpengendali yang
Hal ini mungkin terjadi apabila tidak terdapat disajikan pada Laporan Keuangan
biaya dalam memproses informasi. Lopes berpengaruh negatif terhadap nilai
et al. (2012) menambahkan bahwa investor perusahaan setelah PSAK 4 (Revisi
secara rasional akan memproses seluruh 2009) berlaku efektif.
informasi tanpa memperhitungkan lokasi
penyajian pada laporan keuangan. Dalam hal METODE PENELITIAN
ini, pasar menerapkan substance over form
sehingga perubahan lokasi penyajian tidak Penelitian ini menguji bagaimana
akan memengaruhi persepsi investor. Lopes persepsi investor terhadap nilai kepentingan
et al. (2012) menemukan bahwa perubahan nonpengendali pada laporan keuangan
pos penyajian ternyata tidak memengaruhi konsolidasian yang disajikan pada lokasi
persepsi investor. Namun, So dan Smith berbeda sebelum dan sesudah PSAK 4 (Revisi
(2009a) menemukan hasil berbeda. So dan 2009). Persepsi tersebut ditentukan dari
Smith (2009a) menemukan bahwa perbedaan relevansi nilai atas komponen kepentingan
lokasi pos penyajian berpengaruh terhadap nonpengendali, apakah relevansi nilainya
persepsi investor. Mulford dan Quinn (2008) negatif (liabilitas) atau positif (ekuitas).
serta Urbancic (2008) mendukung hasil Penelitian ini mengadopsi penelitian yang
tersebut dengan menemukan bahwa perubahan dilakukan Lopes et al. (2012), namun tidak
pos penyajian yang memengaruhi rasio-rasio memperhitungkan early adopters karena
keuangan menjadi perhatian bagi investor dan Indonesia tidak memperkenankan penerapan
analis. dini dan umumnya jarang perusahaan
Penelitian terdahulu memberikan Indonesia yang melakukan penerapan dini.
bukti yang berbeda-beda terkait perubahan Metode yang sama juga digunakan oleh
penyajian laporan keuangan kepentingan McCarthy dan Schneider (2001) yang menguji
nonpengendali. So dan Smith (2009a) persepsi investor atas Convertible Redeemable
menemukan bahwa perubahan lokasi Preferred Stock, apakah sebagai liabilitas atau
penyajian kepentingan nonpengendali turut ekuitas. Metode penelitian yang digunakan
mengubah persepsi investor, sedangkan Lopes adalah regresi data panel dengan model
et al. (2012) menemukan bahwa perubahan balanced panel. Dengan mempertimbangkan
penyajian kepentingan nonpengendali tidak kelengkapan data keuangan saat penelitian
memengaruhi persepsi investor. Christanti dan dilakukan, dipilih periode observasi hingga
Mahastanti (2011) serta Puspitaningtyas (2013) tahun 2013 sehingga periode observasi
menemukan bahwa laporan keuangan bukan setelah berlaku efektifnya PSAK 4 (Revisi
merupakan faktor utama penentuan keputusan 2009) adalah sebanyak tiga tahun. Untuk
investasi, melainkan neutral information dan menyeimbangkan periode observasi sebelum
aspek psikologis investorlah yang menjadi dan sesudah berlaku efektifnya PSAK 4 (Revisi
penentu utama. Dengan demikian, walaupun 2009), peneliti memutuskan untuk mengambil
ada perubahan pos penyajian kepentingan tiga tahun periode observasi sebelum berlaku
nonpengendali menjadi pos ekuitas, efektifnya PSAK 4 (Revisi 2009), yaitu tahun
kepentingan nonpengendali yang merupakan 2008 hingga tahun 2010. Dengan demikian,
milik pihak luar dipersepsikan sebagai faktor periode observasi berlangsung dari tahun 2008
yang dapat mengurangi keuntungan yang hingga tahun 2013. Sebagai pengembangan
investor dapat. Dengan mengacu kepada dari penelitian sebelumnya, penelitian ini
penelitian terdahulu bahwa investor cenderung melakukan uji tambahan tanpa memasukkan
berpikir rasional dan kondisi pasar Indonesia sektor keuangan. Pengujian tambahan
yang tidak melihat laporan keuangan sebagai bertujuan untuk mengontrol dampak biasnya
93 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

hasil pengujian utama akibat karakteristik Keterangan:


khusus pada sektor keuangan. NI = laba bersih pada akhir periode
Sebagian besar data penelitian diperoleh
dari database Thomson Reuters Eikon, Nilai buku ekuitas merupakan gabungan dari
website Bursa Efek Indonesia, dan laporan nilai total aset dan total liabilitas sehingga
keuangan. Populasi pada penelitian ini adalah persamaan 2 dapat dipecah lagi sebagai berikut.
seluruh perusahaan emiten yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode MVit = α + TAit + TLit + NIit + ε ……… (3)
tahun 2008 hingga 2013. Pemilihan sampel
Keterangan:
disesuaikan dengan kriteria tertentu sesuai
TA = total aset pada akhir periode
tujuan penelitian sehingga metode pemilihan
TL = total liabilitas pada akhir periode
sampel dikategorikan sebagai purposive
sampling. Kriteria pengambilan sampel dalam
Penelitian ini menggunakan model yang
penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut.
telah digunakan Lopes et al. (2012) untuk
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sejak tahun 2008.
menguji apakah pasar menilai kepentingan
2. Perusahaan yang memiliki informasi harga nonpengendali secara berbeda dengan
saham dan laporan keuangan konsolidasian mempertimbangkan lokasi penyajiannya pada
yang lengkap. laporan posisi keuangan konsolidasian. Karena
3. Perusahaan yang memiliki nilai kepentingan penelitian ini ingin menguji valuasi pasar
nonpengendali selama enam tahun periode terhadap kepentingan nonpengendali, maka
observasi, secara berturut-turut. kepentingan nonpengendali ditambahkan pada
4. Perusahaan yang memiliki ekuitas dan model.
kepentingan nonpengendali bernilai positif.
MVit = α + TAit + TLit + NCIit + NIit
Model penelitian ini mengacu pada + ε ............................................ (4)
model Ohlson (1995) yang menjabarkan
nilai ekuitas perusahaan sebagai fungsi dari Keterangan:
laba abnormal dan nilai buku. Ohlson (1995) NCI = nilai ekuitas yang dimiliki
merumuskan nilai perusahaan sebagai berikut. kepentingan nonpengendali pada
akhir periode
MVit = α + BVit + AEit + ε ………....…… (1)
Total aset dan total liabilitas memiliki
Keterangan: permasalahan multikolinearitas karena
MV = nilai pasar ekuitas pada akhir kenaikan liabilitas pada umumnya diiringi
periode dengan kenaikan aset. Untuk mengatasi
BV = nilai buku ekuitas pada akhir multikolinearitas, total aset dan total liabilitas
periode saling dihapus (offset) sehingga menghasilkan
AE = abnormal earnings, yaitu return nilai aset bersih. Dengan demikian, persamaan
atas modal yang diinvestasikan 4 dapat dituliskan kembali sebagai berikut.
dikurangi dengan cost of capital
MVit = α + NAit + NCIit + NIit + ε ......... (5)
Untuk menghindari bias dari perhitungan Keterangan:
abnormal earnings, variabel ini diganti dengan NA = nilai aset bersih yang merupakan
laba bersih pada akhir periode (Kallapur dan selisih antara total aset dengan
Kwan 2004) sehingga persamaan 1 dapat total liabilitas
dituliskan sebagai berikut.
PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur
MVit = α + BVit + NIit + ε …………… (2)
bahwa kepentingan nonpengendali disajikan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101 94

sebagai ekuitas. Untuk menganalisis apakah 0, maka pembuktian hipotesis pertama dapat
kepentingan nonpengendali dipersepsikan dilakukan dengan hanya melihat α3. α3 yang
sama oleh investor sebelum dan sesudah bernilai negatif dan signifikan menunjukkan
PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif, maka bahwa kepentingan nonpengendali ber-
dimasukkan variabel AFTER pada model. pengaruh negatif terhadap harga saham dan
Untuk mengurangi efek skala pada model, ini tidak sesuai dengan karakteristik ekuitas
Barth dan Clinch (2009) menyarankan untuk yang berpengaruh positif terhadap harga
membagi semua variabel dalam persamaan saham. Dengan demikian, α3 yang negatif dan
dengan jumlah saham beredar. Hal ini signifikan menunjukkan bahwa investor tidak
dilakukan pada variabel MV, NA, NI, dan mempersepsikan kepentingan nonpengendali
NCI. Dengan demikian, model lengkap yang sebagai ekuitas. Hipotesis kedua akan ditolak
digunakan dalam penelitian adalah sebagai jika koefisien AFTER×NCI (α4) bernilai
berikut. positif dan signifikan serta penjumlahan
koefisien α3 dan α4 menjadi positif. Variabel
MVit = α + α1NAit + α2AFTER×NAit AFTER×NCI merepresentasikan kenaikan
+ α3NCIit + α4AFTER×NCIit atau penurunan relevansi nilai kepentingan
+ α5NIit + α6AFTER×NIit + nonpengendali setelah PSAK 4 (Revisi 2009)
α7AFTERit + ε ………....…… (6) berlaku efektif. Koefisien α4 yang bernilai
positif dan signifikan mengindikasikan
Keterangan: bahwa ada perubahan persepsi investor yang
MV = nilai pasar ekuitas per lembar signifikan dan mengarah pada persepsi atas
saham pada akhir periode kepentingan nonpengendali sebagai ekuitas.
NA = nilai aset bersih yang merupakan Penjumlahan α3 dan α4 menunjukkan relevansi
selisih antara total aset dengan nilai kepentingan nonpengendali setelah
total liabilitas per lembar saham PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif. Apabila
pada akhir periode; nilai aset bersih hasil penjumlahan koefisien α3 dan α4 bernilai
pada tahun 2011-2013 merupakan negatif berarti kepentingan nonpengendali
nilai aset bersih yang sudah tidak dipersepsikan sebagai ekuitas, namun
dikurangi dengan kepentingan jika bernilai positif berarti dipersepsikan
nonpengendali sebagai ekuitas.
NCI = nilai ekuitas yang dimiliki
kepentingan nonpengendali per HASIL PENELITIAN
lembar saham pada akhir periode DAN PEMBAHASAN
NI = laba bersih per lembar saham pada
akhir periode Penelitian ini menggunakan sampel
AFTER = variabel dummy yang bernilai 1 sebanyak 137 perusahaan dalam enam tahun
untuk periode setelah PSAK 4 periode observasi. Periode observasi dimulai
(Revisi 2009) berlaku efektif dan dari tahun 2008 hingga tahun 2013. Metode
bernilai 0 untuk periode lainnya balanced panel digunakan dalam penelitian
ini sehingga jumlah sampel setiap tahun sama.
Persamaan 6 merupakan model yang Dengan demikian, total observasi penelitian
digunakan dalam penelitian untuk menguji adalah sebanyak 822 firm-years. Kriteria
hipotesis pertama dan kedua. Hipotesis pertama pemilihan sampel secara rinci dapat dilihat
akan diterima jika penjumlahan koefisien NCI pada Tabel 1.
(α3) dan koefisien AFTER×NCI (α4) bernilai Tabel 2 menunjukkan ringkasan
negatif dan signifikan. Namun, karena variabel sampel penelitian berdasarkan klasifikasi
AFTER bernilai 0 untuk periode sebelum sektor industri Global Industry Classification
PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif dan Standard (GICS). Penelitian ini memasukkan
mengakibatkan hasil AFTER×NCI bernilai sampel dari berbagai sektor industri. Sampel
95 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Pemilihan Sampel Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2008 390
Perusahaan yang tidak lengkap dan tidak diperoleh data keuangannya (2)
Perusahaan yang tidak memiliki nilai kepentingan nonpengendali selama enam
(173)
tahun periode observasi secara berturut-turut
Perusahaan yang memiliki ekuitas dan kepentingan nonpengendali bernilai negative (31)
Perusahaan yang memiliki nilai outlier dalam observasi (47)
Jumlah sampel penelitian per tahun 137
Total observasi (137 perusahaan × 6 tahun) 822
penelitian didominasi oleh perusahaan sektor Rp 198,5346. Rentang nilai variabel NCI
financials, sedangkan sampel paling sedikit berkisar dari Rp 0,0001 hingga Rp 1.830,6840.
berasal dari sektor industri utilities dan Tabel 3 menunjukkan harga saham
telecommunication services. per lembar (MV) selama periode observasi
memiliki rata-rata sebesar Rp 1.574,5150
Analisis Statistik Deskriptif dengan standar deviasi cukup besar, yaitu
Hasil statistik deskriptif masing-masing Rp 3.599,7530. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel harga saham setiap perusahaan sangat
3 menunjukkan statistik deskriptif tahun bervariasi. Rentang nilai harga saham cukup
2008-2013. Data outlier dideteksi dengan lebar yang ditunjukkan dengan harga saham
menghitung nilai terendah atau tertinggi dari minimum sebesar Rp13,6250 dan harga saham
batasan yang telah ditetapkan, yakni nilai maksimum sebesar Rp 26.350.
rata-rata ± 3 standar deviasi. Selanjutnya, data
outlier dibuang dari sampel. Analisis Korelasi
Variabel utama yang menjadi Uji korelasi parsial dilakukan melalui
fokus penelitian ini adalah kepentingan Pearson correlation. Pearson correlation
nonpengendali per lembar saham (NCI). Tabel mengukur relasi linear antarvariabel penelitian.
3 menunjukkan variabel NCI memiliki rata- Tabel 4 menunjukkan hasil Pearson correlation.
rata sebesar Rp 80,8580 dengan standar deviasi Model Ohlson (1995) yang digunakan sebagai
Tabel 2
Ikhtisar Sampel Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Global Industry Classification Standard
Sektor Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Observasi Persentase
Materials 17 102 12,41%
Energy 8 48 5,84%
Industrials 21 126 15,33%
Financials 32 192 23,36%
Consumer staples 20 120 14,60%
Health care 4 24 2,92%
Information technology 4 24 2,92%
Consumer discretionary 27 162 19,71%
Utilities 2 12 1,46%
Telecommunication services 2 12 1,46%
Total 137 822 100,00%
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101 96

Tabel 3
Statistik Deskriptif

Variabel Rata-rata Standar Deviasi Minimum Maksimum

MV 1.574,5150 3.599,7530 13,6250 26.350,0000


NA 904,6159 1.195,7830 8,7792 9.556,9990
NI 122,6772 260,8565 -861,0422 1.867,7370
NCI 80,8580 198,5346 0,0001 1.830,6840
Keterangan:
MV = nilai pasar ekuitas per lembar saham pada akhir periode
NA = nilai aset bersih yang merupakan selisih antara total aset dengan total liabilitas per lembar saham
pada akhir periode; nilai aset bersih pada tahun 2011-2013 merupakan nilai aset bersih yang sudah
dikurangi dengan kepentingan nonpengendali.
NCI = nilai ekuitas yang dimiliki kepentingan nonpengendali per lembar saham pada akhir periode
NI = laba bersih per lembar saham pada akhir periode

acuan dalam penelitian ini mengungkapkan 2009) berlaku efektif, yaitu dengan melihat
bahwa harga saham merupakan fungsi dari koefisien NCI pada Tabel 5 untuk periode
nilai buku ekuitas dan laba bersih. Tabel 4 2008-2013 seperti yang telah dijelaskan pada
menunjukkan bahwa nilai buku ekuitas per model utama pada persamaan 6. Variabel NCI
saham (NA) dan laba bersih per saham (NI) merepresentasikan relevansi nilai kepentingan
memiliki koefisien korelasi positif yang cukup nonpengendali sebelum PSAK 4 (Revisi
besar dengan harga saham per lembar (MV), 2009) berlaku efektif, sedangkan variabel
walaupun tidak signifikan. Variabel NCI AFTER×NCI mencerminkan relevansi nilai
merupakan nilai kepentingan nonpengendali setelah PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif.
per lembar saham. Tabel 4 menunjukkan bahwa Hasil regresi menunjukkan bahwa
variabel NCI memiliki hubungan positif, koefisien NCI bernilai negatif dan signifikan
tetapi tidak signifikan terhadap variabel MV. pada α = 1%. Ini menunjukkan bahwa investor
Hasil koefisien korelasi yang tidak signifikan menganggap kepentingan nonpengendali
belum tentu mencerminkan pengaruh yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tidak signifikan. Untuk mengetahui pengaruh harga saham. Pengaruh negatif ini dapat
variabel, maka dilakukan pengujian regresi. disetarakan dengan liabilitas karena liabilitas
Secara umum, tidak adanya koefisien korelasi akan menurunkan nilai aset bersih (NA)
antarvariabel independen yang melebihi 0,8 perusahaan. Menurunnya nilai NA selanjutnya
mengindikasikan tidak ada multikolinearitas akan menurunkan harga saham (sesuai hasil
dan setelah melakukan uji VIF (untabulated) pengujian yang menunjukkan bahwa NA
tidak terdapat multikolinearitas. berpengaruh positif signifikan terhadap harga
saham). Dengan demikian, dapat disimpulkan
Analisis Regresi Data Panel bahwa investor tidak mempersepsikan
kepentingan nonpengendali sebagai bagian
Persepsi Investor terhadap Kepentingan dari ekuitas.
Nonpengendali Sebelum PSAK 4 (Revisi
2009) Berlaku Efektif Persepsi Investor terhadap Kepentingan
Sebelum PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku Nonpengendali Sebelum dan Sesudah PSAK
efektif, kepentingan nonpengendali dilaporkan 4 (Revisi 2009) Berlaku Efektif
di antara liabilitas dan ekuitas. Hipotesis Hipotesis kedua bertujuan untuk
pertama bertujuan untuk menguji bagaimana menguji apakah perubahan penyajian
investor mempersepsikan kepentingan kepentingan nonpengendali yang disebabkan
nonpengendali sebelum PSAK 4 (Revisi revisi PSAK 4 (Revisi 2009) turut mengubah
97 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

Tabel 4
Pearson Correlation

Variabel MV NA NI NCI AFTER


MV 1,0000        
NA 0,6652 1,0000      
NI 0,7604 0,6994 1,0000    
NCI 0,1283 0,4710 0,1141 1,0000  
AFTER 0,0972* 0,1229 0,0273** 0,0757* 1,0000
Keterangan:
MV = nilai pasar ekuitas per lembar saham pada akhir periode
NA = nilai aset bersih yang merupakan selisih antara total aset dengan total liabilitas
per lembar saham pada akhir periode
NCI = nilai ekuitas yang dimiliki kepentingan nonpengendali per lembar saham
pada akhir periode
NI = laba bersih per lembar saham pada akhir periode
AFTER = variabel dummy yang bernilai 1 untuk periode setelah PSAK 4 (Revisi
2009) berlaku efektif dan bernilai 0 untuk periode lainnya
* Signifikan pada 10%
** Signifikan pada 5%
***Signifikan pada 1%

persepsi investor. Untuk mengetahui apakah Christanti dan Mahastanti (2011)


ada perubahan persepsi investor, peneliti menemukan bahwa faktor utama yang
melihat koefisien AFTER×NCI periode 2008- memengaruhi keputusan investor di
2013 pada Tabel 5. Variabel AFTER×NCI Indonesia bukanlah informasi akuntansi
merepresentasikan perubahan (positif atau dalam laporan keuangan, melainkan neutral
negatif) atas relevansi nilai kepentingan information. Laporan keuangan dianggap
nonpengendali setelah PSAK 4 (Revisi 2009) tidak netral dan cenderung berpihak pada
berlaku efektif. Jika variabel AFTER×NCI manajemen perusahaan. Puspitaningtyas
positif dan signifikan berarti terjadi perubahan (2013) menegaskan bahwa dalam proses
persepsi atas kepentingan nonpengendali dari pengambilan keputusan investasi, investor
liabilitas menjadi ekuitas. Hasil pengujian menganggap informasi akuntansi sebagai
menunjukkan bahwa koefisien AFTER×NCI pertimbangan penting, tetapi aspek psikologis
bernilai positif, tetapi tidak signifikan yang tetap mendominasi, misalnya persepsi investor
berarti persepsi investor tidak berubah secara mengenai keuntungan perusahaan. Walaupun
signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa kepentingan nonpengendali disajikan sebagai
tidak ada perubahan persepsi investor secara ekuitas, investor mengetahui bahwa adanya
signifikan atas kepentingan nonpengendali, kepentingan nonpengendali dapat mengurangi
yaitu investor tidak mempersepsikan bagian keuntungan yang diterima investor
kepentingan nonpengendali sebagai sehingga investor tetap mempersepsikan
bagian dari ekuitas walaupun kepentingan kepentingan nonpengendali berpengaruh
nonpengendali disajikan sebagai ekuitas. Tidak negatif.
berubahnya persepsi investor menunjukkan
bahwa investor tidak melihat perubahan Uji Tambahan Tanpa Sektor Keuangan
atas substansi kepentingan nonpengendali Banyak penelitian terdahulu yang
sekalipun penyajiannya berubah. Kepentingan memisahkan industri keuangan dari sampel
nonpengendali tetaplah mencerminkan bagian penelitian karena memiliki karakteristik yang
aset bersih anak perusahaan yang tidak dimiliki berbeda dan regulasi tersendiri. Di Indonesia
oleh induk perusahaan. pun, Bank Indonesia memiliki regulasi
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101 98

Tabel 5
Hasil Regresi Model Utama
Variabel Ekspektasi Hipotesis Koefisien p-value
Konstanta   62,7008 0,6450
NA + 0,9644 0,0000***
NI + 5,0655 0,0000***
NCI - -2,3392 0,0010***
AFTER +/- -202,7893 0,2840
AFTER×NA +/- -0,1967 0,3780
AFTER×NI +/- 5,2985 0,0000***
AFTER×NCI - 1,4195 0,1270
Prob > F 0,0000
R2 within 0,2905
N 137
Keterangan:
NA = nilai aset bersih yang merupakan selisih antara total aset dengan total liabilitas per lembar saham
pada akhir periode; nilai aset bersih pada tahun 2011-2013 merupakan nilai aset bersih yang sudah
dikurangi dengan kepentingan nonpengendali
NCI = nilai ekuitas yang dimiliki kepentingan nonpengendali per lembar saham pada akhir periode
NI = laba bersih per lembar saham pada akhir periode
AFTER = variabel dummy yang bernilai 1 untuk periode setelah PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif
dan bernilai 0 untuk periode lainnya
* Signifikan pada 10%
** Signifikan pada 5%
*** Signifikan pada 1%

perbankan yang ketat dan spesifik dibandingan pengujian hipotesis pertama menunjukkan
dengan industri lainnya. Pengujian utama hasil yang negatif dan signifikan, termasuk
dalam penelitian ini mengasumsikan uji tambahan. Dengan demikian, secara
bahwa kepentingan nonpengendali adalah keseluruhan hasil regresi menunjukkan bahwa
konsekuensi umum atas penyusunan laporan investor tidak mempersepsikan kepentingan
keuangan konsolidasian sehingga tidak nonpengendali sebagai bagian dari ekuitas.
membedakan karakteristik tiap industri. Uji Untuk pengujian hipotesis kedua, beberapa
tambahan ini dilakukan untuk membuktikan hasil pengujian menunjukkan perubahan
dugaan atau asumsi tersebut. Regresi dilakukan besaran koefisien ke arah positif, tetapi tidak
dengan mengeluarkan sektor keuangan dari signifikan. Secara umum, investor belum
sampel. Hasil regresi pada Tabel 6 menunjuk- mempersepsikan kepentingan nonpengendali
kan bahwa koefisien NCI pada periode 2008- sebagai bagian ekuitas karena nilai
2013 bernilai negatif dan signifikan pada α = penjumlahan koefisien NCI dan AFTER×NCI
10%. Setelah PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku masih bernilai negatif. Dengan demikian,
efektif, persepsi investor tidak mengalami dapat disimpulkan bahwa perubahan penyajian
perubahan yang ditunjukkan oleh koefisien lokasi kepentingan nonpengendali tidak
AFTERxNCI yang bernilai positif namun mengubah persepsi investor. Hasil yang tidak
tidak signifikan. signifikan ini menarik untuk diuji lebih lanjut
Hasil regresi seluruh penelitian ini dapat pada periode yang lebih panjang mengingat
dilihat pada Tabel 7. Secara umum, hasil PSAK 4 (Revisi 2009) baru berlaku efektif.
99 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

Tabel 6
Hasil Regresi Uji Tambahan Tanpa Sektor Keuangan
Variabel Ekspektasi Hipotesis Koefisien p-value
Konstanta   20,2683 0,9100
NA + 1,1598 0,0000***
NI + 4,5451 0,0000***
NCI - -1,7834 0,0970*
AFTER +/- -143,9325 0,5620
AFTER×NA +/- -0,5220 0,0630*
AFTER×NI +/- 6,4671 0,0000***
AFTER×NCI - 1,8793 0,1620
Prob > F 0,0000
R2 within 0,2997
N 105
Keterangan:
NA = nilai aset bersih yang merupakan selisih antara total aset dengan total liabilitas per lembar saham pada
akhir periode; nilai aset bersih pada tahun 2011-2013 merupakan nilai aset bersih yang sudah dikurangi dengan
kepentingan nonpengendali
NCI = nilai ekuitas yang dimiliki kepentingan nonpengendali per lembar saham pada akhir periode
NI = laba bersih per lembar saham pada akhir periode
AFTER = variabel dummy yang bernilai 1 untuk periode setelah PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif dan
bernilai 0 untuk periode lainnya
* Signifikan pada 10%
** Signifikan pada 5%
***Signifikan pada 1%

Tabel 7
Ikhtisar Hasil Regresi
H1 H2
Pengujian
Koefisien Signifikansi Koefisien* Signifikansi
Model utama -2,3392 signifikan pada 1% -0,9197 tidak signifikan
Uji tambahan tanpa sektor
-1,7834 signifikan pada 10% 0,0959 tidak signifikan
keuangan
Keterangan:
NCI = nilai ekuitas yang dimiliki kepentingan nonpengendali pada akhir periode
H1: Kepentingan nonpengendali yang disajikan pada Laporan Keuangan berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan sebelum PSAK 4 (Revisi 2009) berlaku efektif.
H2: Tidak terjadi perubahan persepsi investor akibat perubahan penyajian kepentingan nonpengendali
dalam laporan keuangan sesudah penerapan PSAK 4 (Revisi 2009).
* Nilai penjumlahan antara koefisien NCI dan AFTER×NCI
SIMPULAN penelitian menunjukkan bahwa sebelum PSAK
4 (Revisi 2009) berlaku efektif, kepentingan
Penelitian ini bertujuan mengetahui nonpengendali berpengaruh negatif
bagaimana persepsi investor terhadap terhadap harga saham perusahaan. Investor
perubahan penyajian kepentingan non- mempersepsikan kepentingan nonpengendali
pengendali sebelum dan sesudah PSAK 4 bukan sebagai bagian ekuitas sesuai lokasi
(Revisi 2009) berlaku efektif. PSAK 4 (1994) penyajiannya.
mengatur bahwa kepentingan nonpengendali Pada tahun 2009, PSAK 4 mengalami
disajikan di antara liabilitas dan ekuitas. Hasil revisi dan mengubah penyajian kepentingan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101 100

nonpengendali sebagai ekuitas pada laporan tidak memperhitungkan struktur kepemilikan


posisi keuangan konsolidasian. Hasil penelitian pengendali, misalnya kepemilikan keluarga,
menunjukkan bahwa perubahan penyajian kepemilikan institusi, atau kepemilikan
kepentingan nonpengendali ternyata tidak publik. Oleh karena itu, disarankan agar
mengubah persepsi investor. Investor tetap penelitian berikutnya dapat memasukkan
mempersepsikan kepentingan nonpengendali dan menganalisis lebih lanjut terkait struktur
bukan sebagai bagian ekuitas walaupun kepemilikan pengendali, terutama struktur
kepentingan nonpengendali disajikan sebagai kepemilikan keluarga yang mendominasi di
ekuitas. Hasil ini turut didukung oleh hasil Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
uji tambahan dengan mempertimbangkan dari semua sektor industri, tetapi tidak menguji
karakteristik industri keuangan yang semakin per sektor industri karena keterbatasan
memperkuat bukti bahwa persepsi investor jumlah sampel. Penelitian lebih lanjut dapat
terhadap kepentingan nonpengendali tidak menggunakan sampel yang lebih besar agar
berubah terlepas dari perubahan penyajian di dapat menguji apakah terdapat perbedaan hasil
laporan keuangan. Hasil penelitian ini dapat pada industri yang berbeda.
menjadi umpan balik terhadap penyusun standar
terkait dengan perubahan ketentuan penyajian DAFTAR PUSTAKA
kepentingan nonpengendali. Meskipun
penyajiannya dipindahkan dari liabilitas ke Ahmed, A. S., E. Kilic, and G. J. Lobo. 2006.
ekuitas, tetapu persepsi investor tidak berubah, Does Recognition versus Disclosure
yaitu tidak menambah nilai perusahaan. Hal Matter? Evidence from Value-Relevance
ini disebabkan perubahan penyajian tersebut of Banks’ Recognized and Disclosed
tidak diiringi dengan perubahan substansi atas Derivative Financial Instruments. The
kepentingan nonpengendali itu sendiri. Accounting Review, 81 (3), 567-588.
Penelitian ini memiliki beberapa Barth, M. E. and G. Clinch. 2009. Scale Effects
keterbatasan. Meskipun hasil pengujian in Capital Markets-Based Accounting
membuktikan bahwa investor tetap Research. Journal of Business Finance
mempersepsikan kepentingan nonpengendali and Accounting, 36 (3-4), 253-288.
bukan sebagai bagian dari ekuitas setelah Beaver, W. H. 2002. Perspectives on
perubahan penyajian ke ekuitas, hasil yang Recent Capital Market Research. The
tidak signifikan ini menarik untuk diuji Accounting Review, 77 (2), 453-474.
lebih lanjut pada periode yang lebih panjang Beisland, L. A. 2009. A Review of the Value
mengingat PSAK 4 (Revisi 2009) baru berlaku Relevance Literature. The Open Busi-
efektif. Oleh karena itu, pada penelitian lebih ness Journal, 2, 7-27.
lanjut perlu dilakukan penelitian pada periode Christanti, N. dan L. A. Mahastanti. 2011.
setelah penelitian ini (setelah 2013). Untuk Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan
menghindari berkurangnya jumlah sampel, Investor dalam Melakukan Investasi.
penelitian ini memasukkan semua laba bersih, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 4
baik yang bernilai positif maupun negatif. (3), 37-51.
Rees (1999) menyatakan bahwa laba bersih Christensen, T. E., D. M. Cottrell, and R. E.
yang bernilai negatif dapat menyebabkan Baker. 2014. Advanced Financial Ac-
hasil penelitian bias, menyimpang dari teori counting 10th. New York: McGraw-Hill
dasar, serta mengurangi explanatory power Education.
dari model penelitian. Lopes et al. (2012) Deitrick, J. W. 2010. What Analysts Should Know
menambahkan variabel dummy untuk menguji about FAS No. 141R and FAS No. 160.
efek laba bersih yang bernilai negatif. Dengan Financial Analysts Journal, 66 (3), 38-44.
demikian, penelitian berikutnya diharapkan Fama, E. F. 1970. Efficient Capital Markets: A
dapat memperhitungkan efek laba bersih Review of Theory and Empirical Work.
yang bernilai negatif. Selain itu, penelitian ini
101 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2016, Vol. 13, No. 1, hal 86 - 101

The Journal of Finance, 25 (2), 383-417. Journal of International Financial


Jifri, K.A. and D. Citron. 2009. The Value-Relevance Management and Accounting, 17 (3),
of Financial Statement Recognition versus 228-255.
Note Disclosure: Evidence from Goodwill Puspitaningtyas, Z. 2013. Perilaku Investor
Accounting. European Accounting Review, dalam Pengambilan Keputusan Investa-
18 (1), 123-140. si di Pasar Modal. Paper dipresentasikan
Kallapur, S. and S. Y. Kwan. 2004. The Value pada acara Forum Manajemen Indonesia
Relevance and Reliability of Brand ke-5, Pontianak.
Assets Recognized by U.K. Firms. The Rees, W. P. 1999. Influences on the Value Rel-
Accounting Review, 79 (1), 151-172. evance of Equity and Net Income in the
Lopes, A. I., I. Lourenco, and M. Soliman. UK. Managerial Finance, 25 (12), 58-
2012. Do Alternative Methods of 65.
Reporting Non-Controlling Interests Schipper, K. 2007. Required Disclosures
Really Matter? Australian Journal of in Financial Reports. The Accounting
Management, 38 (1), 7-30. Review, 82 (2), 301-326.
McCarthy, M. G. and D. K. Schneider. 2001. So, S. and M. Smith. 2009a. Value Relevance
Classification of Financial Instruments of IAS 27 (2003) Revision on
with Characteristics of Both Debt and Presentation of Non-controlling Interest:
Equity: Evidence Concerning Convert- Evidence from Hong Kong. Journal of
ible Redeemable Preferred Stock. Acad- International Financial Management
emy of Accounting and Financial Stud- and Accounting, 20 (2), 166-198.
ies Journal, 5 (2). So, S. and M. Smith. 2009b. Value-Relevance
Mitra, S. and M. Hossain. 2009. Value- of Presenting Changes in Fair Value of
Relevance of Pension Transition Investment Properties in the Income
Adjustments and Other Comprehensive Statement: Evidence from Hong Kong.
Income Components in the Adoption Accounting and Business Research, 39
Year of SFAS No. 158. Review of (2), 103-118.
Quantitative Finance and Accounting, Urbancic, F. R. 2008. Minority Interest and
33 (3), 279-301. the Effect on Financial Leverage Under
Morgan, R. G., M. M. Pointer, K. N. Morgan, FAS-160. Commercial Lending Review,
and W. D. Cooper. 2010. Accounting for 23 (5), 12-16.
Noncontrolling Interests in Consolidated
Financial Statements: An Explanation
of FASB Statement No. 160. Tennessee
CPA Journal, 55 (1), 20-22.
Mulford, C. W. and E. Quinn. 2008. The Ef-
fects on Measures of Profitability and
Leverage of Recently Enacted Changes
in Accounting for Minority Interests. At-
lanta: College of Management, Georgia
Institute of Technology.
Ohlson, J. A. 1995. Earnings, Book Values,
and Dividends in Equity Valuation.
Comtemporary Accounting Research, 11
(2), 661-687.
Owusu-Ansah, S. and J. Yeoh. 2006. Relative
Value Relevance of Alternative
Accounting Treatments for Unrealized
Gains: Implications for the IASB.

You might also like