You are on page 1of 16

MAKALAH KULIAH

MANAJEMEN LOGISTIK

BLOK 20 MANAJEMEN KESEHATAN

Kelompok D
Anggota Kelompok:
1. Salsabila Qotrunnada (161010101031)
2. Rafif Naufi Wakitha H.(161610101032)
3. Kristin Rizki M. (161610101033)
4. Safira Zahra M. (161610101034)
5. Karelina Amarta (161610101035)
6. Diska Fitri Amalia (161610101036)
7. Nada Ocarina Savitri (161610101037)
8. Nurhalimah (161610101038)
9. Farina Nur Amala (161610101039)
10. Anya Tania Larasati (161610101040)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Logistik” dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan
kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami meminta kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan-perbaikan agar kedepannya dapat tercipta
kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 26 Mei 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
sekitar 17.500 (tujuh belas ribu lima ratus) pulau dengan total luas wilayah kurang
lebih 8 (delapan) juta kilometer persegi (Iskandar & Erdelen, 2006). Seluas 1,8
(satu koma delapan) juta kilometer persegi dari wilayah indonesia tersebut
dikelilingi wilayah laut teritorial dan 6,1 (enam koma satu) juta kilometer persegi
merupakan jalur ekonomi eksklusif. Indonesia memiliki masalah dalam hal
logistik nasionalnya. Ketidakseimbangan yang menjadi salah satu permasalahan
sistem logistik nasional antara lain memang terletak pada ketidakseimbangan
dalam artian jumlah dan jarak-sebaran antara sentra-sentra produksi dengan
sentra-sentra konsumsi. Tanpa perbaikan dalam sistem logistik nasional, potensi
Indonesia sebagai Negara yang memiliki kekuatan di dua sisi ekonomi, baik sisi
permintaan maupun sisi penawaran, akan terus bermasalah.(Kasengkang et al,
2016)
Logistik memegang peranan penting dalam penentuan daya saing suatu
organisasi. Daya saing dapat dilihat dari dua dimensi yaitu keunggulan nilai
(pelanggan bukan membeli produk tetapi membeli nilai) dan keunggulan biaya
(setiap kegiatan memerlukan biaya). (Kasengkang et al, 2016). Peranan logistik
sangatlah penting dan tidak terpisahkan dari aktivitas suatu
perusahaan/instansi/organisasi, baik yang bergerak di bidang logistik maupun
yang tidak berhubungan dengan logistik. Sebagai contoh, perusahaan
menyalurkan produknya ke pelanggan dengan menggunakan jaringan distribusi
logistik. Sebuah jaringan distribusi terdiri atas aliran produk dari produsen ke
konsumen melalui titik-titik pemindahan, pusat distribusi (gudang), dan pengecer.
Peranan jaringan distribusi dan manajemennya merupakan hal yang sangat
penting bagi perusahaan/instansi demi meningkatkan penjualan dan keuntungan.
(Nugraha et al, 2016)
Sistem logistik nasional yang efektif dan efisien diperlukan karena dalam
persaingan internasional dewasa ini, persaingan tidak hanya hanya antar produk
dan antar perusahaan, namun antar rantai pasok dan bahkan antar negara. Dengan
adanya perbaikan sistem logistik nasionaldiharapkan sistem logistik nasional
dapat terselenggara secara lebih terpadu sehingga tercipta kinerja sistem logistik
nasional yang efektif dan efisien serta mampu mendongkrak tingkat daya saing
nasional. (Harimurti, 2018)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Logistik
Secara etimologi, logistik berasal dari bahasa Yunani kuno yang
terdiridari dua suku kata, yaitu “Logic” yang berarti rasional, masuk akal dan
dapatdipertanggungjawabkan. Suku kata yang kedua adalah “Thios” yang berarti
berpikir. Jika artikedua suku kata itu dirangkai, memiliki makna berpikir rasional
dan dapatdipertanggungjawabkan. Istilah logistik berasal dari kata logisticus
dalam bahasa Latin yang berarti keahlian berhitung.(Kasengkang et al,
2016)Logistik merupakan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
aliran yang efisien dan efektif dari barang atau jasa dan informasi terkait mulai
dari titik asal sampai titik penggunaan untuk memenuhi keperluan pelanggan.
Logistik adalah aliran dengan obyek barang atau jasa dengan tujuan menyediakan
barang dengan jumlah yang tepat, waktu yang tepat, lokasi yang tepat, dan biaya
yang tepat. (Kasengkang et al, 2016)
Menurut The Council of Logistics Management, “logistics is the part of
the supply chain process that plans, implements, and controls the efficient,
effective flow and storage of goods, services, and related information from the
point of origin to the point of consumption in order to meet customer’s
requirement”. Dengan kata lain, logistik melibatkan proses perencanaan,
implementasi, dan pengendalian agar didapat suatu efisiensi aliran biaya dan
keefektifan proses penyimpanan bahan mentah, bahan setengah jadi, barang jadi
dan informasi – informasi yang berhubungan, dari asal ke titik konsumsi dengan
tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.Logistik merupakan suatu bagian dari
supply chain management yang berfokus pada perpindahan barang dari tempat
asal ke tempat tujuan, untuk mencapai kepuasan pelanggan.Tujuan utama dari
logistik adalah mengatur siklus sehingga memberikan hasil yang bermanfaat bagi
perusahaan, terutama pada efisiensi. Dua hal yang menjadi fokus utama dalam
dunia logistik adalah internal logistik dan external logistik. Keduanya mengatur
aliran dan penyimpanan material dari satu titik ke titik lain dengan fungsi utama
meliputi inventory management, purchasing, transportasi dan distribusi, serta
warehousing. (Wurjaningrum et al, 2015)
Logistik pada dasarnya berfungsi sebagai suatu sistem yang menyatukan
berbagai komponen seperti aliran informasi, mulai dari supplier (pemesanan dan
pengiriman), informasi dalam proses produksi (persediaan) atau dalam jasa aliran
informasi dalam perusahaan (koordinasi), sampai pada informasi pada konsumen
(distribusi baik barang maupun jasa).Dalam usaha mempermudah aliran informasi
dan distribusi tersebut, terdapat pengelolaan yang terfokus melalui supply chain
management (rantai pasokan) untuk mencapai koneksi dan koordinasi antara
proses dari bagian lainnya dalam saluran, contohnya supplier dan konsumen, serta
organisasi itu sendiri. (Wurjaningrum et al, 2015)
Logistik bertanggung jawab untuk memastikan bahwa suatu produk yang
tepat (right product) ada ditempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam
kondisi yang tepat dengan harga yang tepat pula untuk kepuasan pelanggan. Misi
logistik adalah memenuhi kebutuhan barang yang sesuai ke tempat yang tepat,
pada waktu yang tepat dan pada kondisi yang diinginkan, sehingga memberikan
manfaat bagi perusahaan. (Harimurti, 2018) Kegiatan-kegiatan yang termasuk
dalam kinerja logistic meliputi pergudangan, packing, kegiatan pihak ketiga,
transportasi inbound dan outbound, pendistribusian, inventory control,
purechasing, planning lokasi dan pengelolaan maintenance produksi dan
pelanggan satisfaction (kepuasan pelanggan). (Hayati, 2014)Kegiatan utama
logistik adalah pengadaan, penyimpanan, persediaan, pengangkutan,
pergudangan, pengemasan, keamanan, dan penanganan barang dan jasa baik
dalam bentuk bahan baku, barang antara, dan barang jadi.Fungsi logistik
merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling berkaitan satu sama
lainnya serta saling mendukung satu sama dan lainnya. Proses logistik terdiri dari:
a. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
b. Fungsi penganggaran
c. Fungsi pengadaan
d. Fungsi penyimpanan dan penyaluran
e. Fungsi pemeliharaan
f. Fungsi penghapusan
g. Fungsi pengendalian
(Kasengkang et al, 2016)
Logistik tidak hanya ada pada perusahaan manufaktur saja, namun juga
terdapat pada perusahaan jasa, terutama perusahaan pengantaran yang menjadikan
logistik sebagai bisnis utamanya. Adanya perkembangan jasa dalam sistem
logistik itu sendiri, manajemen logistik sudah seharusnya menambahkan unsur
jasa dalam definisi manajemen logistik karena pada dasarnya saat sekarang ini
produk jasa tidak dapat dipisahkan, pengantaran nilai suatu produk kepada
konsumen tidak akan terlepas dari jasa yang akan menambah nilai dari produk
tersebut. Sehingga logistik merupakan proses perencanaan, implementasi, dan
pengontrolan arus yang efisien dan efektif dan penyimpanan dari barang, jasa, dan
informasi yang berhubungan dari titik awal sampai pada titik konsumsi yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.(Wurjaningrum et al, 2015)

2.2 Manajemen Logistik


2.2.1 Definisi Manajemen Logistik
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses
supply chain meliputi merencanakan,
mengimplementasikan dan mengontrol aliran barang, jasa
dan informasi secara efisiensi dan efektif mulai dari point-
of-origin hingga ke point-of-consumption dengan tujuan
memenuhi kebutuhan konsumen. Manajemen Logistik
berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang
menghasilkan rencana arus barang dan informasi diseluruh
perusahaan (mengutamakan pengelolaan arus barang dalam
perusahaan). (Hayati, 2014) Manajemen logistik adalah
proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang, barang jadi dari para
supplier kepada para pelanggan. (Lestari et al, 2017)
2.2.2 Fungsi Manajemen Logistik
Manajemen logistik menjelaskan proses
perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian
terhadap aliran dan penyimpanan yang efektif dan efisien
dari barang, jasa dan informasi yang berkaitan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Definisi ini
termasuk aliran barang dan jasa baik dalam sektor
manufaktur maupun sektor jasa. Sektor jasa, meliputi
entitas, seperti pemerintah, rumah sakit, bank, pengecer,
dan grosir. Manajemen logistik berfungsi untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
keefisienan aliran penyimpanan barang, pelayanan dan
informasi yang terkait dari saat awal hingga pada titik
konsumen guna memenuhi kebutuhan pelanggan.
Fungsi manajemen logistik sebagai berikut:

a) Perencanaan adalah tindakan dalam pemenuhan


kebutuhan yang menyangkut proses memilih, seleksi,
dan menetapkan jenis dan jumlah logistik.
b) Pengadaaan adalah kegiatan operasional untuk
memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan berdasarkan
proses perencanaan.
c) Penganggaran adalah perumusan perincian kebutuhan
dalam skala mata uang.
d) Penerimaan adalah kegiatan menerima logistik oleh
petugas gudang dari petugas pengirim barang sesuai
dengan jumlah barang yang di minta.
e) Penyimpanan dilakukan untuk menjaga kualitas
barang sehingga tidak mengalami kerusakan.
(Lestari et al, 2017)
2.2.3 Perbedaan Manajemen Rantai pasok dengan
Manajemen Logistik
Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara
konsep supply chain management dengan konsep logistic
tradisional (logistic management). Jika manajemen logistik
tradisional (logistic management) lebih mengacu pada
aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam batas-batas satu
organisasi, supply chain management atau manajemen
rantai pasok mengacu pada jaringan perusahaan yang
melakukan kerja sama dan mengkoordinasikan tindakan
mereka untuk memberikan produk maupun jasa ke pasar.
Manajemen logistik tradisional (logistic management)
memfokuskan pada aktivitas seperti pengadaan, distribusi,
pemeliharaan, dan manajemen persediaan saja. Sedangkan
manajemen rantai pasok mencakup aktivitas seperti
pemasaran produk, pengembangan produk, keuangan,
hingga layanan terhadap konsumen. (Wurjaningrum et al,
2015)
2.2.4 Komponen – Komponen Manajemen Logistik
Komponen manajemen logistik mulai dari masukan hingga
pengeluaran digambarkan sebagai berikut, yaitu:
Pada gambar tersebut terlihat bahwa masukan-
masukan dalam logistik adalah berbagai sumber daya yang
ada. Sumber daya tersebut antara lain: umum (seperti tanah,
fasilitas, peralatan), manusia, keuangan, dan informasi.
Kegiatan manajerial dalam logistik, meliputi berikut ini:
1. Merencanakan (planning) berkaitan dengan
bagaimana rencana logistik yang dilakukan.
2. Penerapan (implementation) dari rencana-rencana
logistik yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Rencana yang telah diterapkan perlu dilakukan
pengendalian (controlling) agar berjalan, seperti
yang diharapkan sesuai dengan perencanaan.
2.2.5 Aktivitas – Aktivitas Manajemen Logistik
1. Pelayanan pelanggan (customer service) merupakan
kegiatan yang berorientasi pada pelanggan. Pelayanan
pelanggan berhubungan erat dengan penerapan
manajemen logistik, yaitu dalam perencanaannya
membawa barang fisik ke suatu tempat pelanggan
sebagai tujuan. Dalam hal ini meliputi produk yang
tepat, tempat yang tepat, keadaan yang tepat, biaya
yang tepat, dan waktu yang tepat.
2. Peramalan permintaan (demand forecasting) merupakan
penentuan sejumlah produk dan layanan-layanan yang
dibutuhkan pelanggan dalam point-point akan datang.
Kegiatan ini merupakan kegiatan perencanaan.
3. Komunikasi dalam logistik merupakan kegiatan logistik
yang berkomunikasi baik antarproses-proses logistik
maupun komunikasi dengan pelanggan, pengambilan
keputusan. Komunikasi dapat dikatakan sebagai
penyampaian informasi yang penting untuk mendukung
kesuksesan proses.
4. Penanganan material (material handling), berkaitan
dengan semua aspek pergerakan atau aliran material,
persediaan dalam proses, dan barang jadi dalam pabrik
atau gudang.
5. Pemrosesan pesanan (order processing) merupakan
pemrosesan pesanan dari konsumen. Siklus pesanan ini
merupakan kunci hubungan konsumen dengan
organisasi. Organisasi saat ini telah berubah dalam
meningkatkan metode pesanan, yaitu dengan electronic
data interchange (EDI) dan electronic funds transfer
(EPT) untuk mempercepat proses tersebut.
6. Pengemasan (packaging), fungsinya sebagai
perlindungan barang dari kerusakan serta sebagai
bentuk sisi advertising dan promosi.
7. Dukungan layanan dan komponen-komponen (Parts
and Service Support) merupakan pelayanan penuh
untuk kepuasan pelanggan di mana setelah penjualan,
suatu organisasi/perusahaan memberikan layanan-
layanan berupa servis atau penyediaan komponen-
komponen dari produk yang disediakannya. Hal ini,
meliputi pengiriman suku cadang, menyediakan stok
suku cadang, menarik produk cacat, karena apabila
suatu produksi berhenti karena ketiadaan suku cadang
akan mengakibatkan keluarnya biaya yang tidak sedikit.
8. Penentuan lokasi gudang dan pabrik (plant and
warehouse site selection), penentuan lokasi gudang
berkenaan dengan pencapaian tingkat layanan
pelanggan.
9. Persediaan (inventory management), persediaan barang
guna memenuhi tingkat pelayanan tertentu, meliputi
faktor–faktor biaya, umur barang, biaya gudang.
10. Lintas dan transportasi, pengelolaan pergerakan produk
dan penentuan metode pengiriman, memilih jalur secara
spesifik, mengikuti aturan-aturan di berbagai lokasi, dan
mengetahui kebutuhan pengiriman domestik dan
internasional.
11. Pengadaan (procurement) merupakan pengadaan,
pembelian material dari luar organisasi atau dari
pemasok. Aktivitas ini, meliputi pembelian, manajemen
pasokan, evaluasi pemasok, negosiasi, jadwal
pengiriman.
12. Pengembalian barang merupakan penanganan
pengembalian barang dari pelanggan di mana kondisi
barang tersebut rusak atau tidak sesuai sebagaimana
mestinya.
13. Pergudangan dan penyimpanan (warehousing &
storage), pengelolaan tempat yang dibutuhkan untuk
menyimpan atau merawat persediaan.
14. Logistik reverse (Reverse Logistics) merupakan
kegiatan logistik dalam pemindahan material yang tidak
terpakai dalam suatu proses produksi, distribusi atau
pengemasan, termasuk pengangkutan ke lokasi
pembuangan atau pendaur ulangan. Hal ini di Eropa
memiliki regulasi yang ketat. Contoh lain adalah
logistik sampah.
BAB III
PENUTUP
Logistik merupakan salah satu proses yang penting bagi negara untuk
membangun koneksi secacara nasional maupun internasional. Fungsi logistik
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan serta memastikan bahwa
produk, biaya, tempat, harga, dan waktu tepat diberikan pada konsumen.
Perbedaan manajemen logistik (Logistic Management) dan Manajemen Rantai
Pasok (Supply Chain Management)adalah pada manajemen logistik (Logistic
Management)mengutamakan pengelolaan termasuk arus barang dalam perusahaan
serta berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan
rencana tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan. Sedangkan
manajemen rantai pasok (Supply Chain Management)mengutaman arus barang
antarperusahaan sejak paling hulu sampai paling hilir serta mengusahakan
hubungan dan koordinasi antarproses dari perusahaan – perusahaan lain dari
supplier sampai pada pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Harimurti, C. 2018. Model Peningkatan Kinerja Sistem Logistik yang Efektif dan
Efisien. Jurnal Logistik Indonesia. 1(1): 46 – 68.
Hayati, E., N. 2014. Supply Chain Management (SCM) dan Logistic Management.
Jurnal Dinamika Teknik. 8(1): 25 – 34.
Kasengkang, R., A., Nangoy, S., Sumarauw, J. 2016. Analisis Logistik (Studi
Kasus Pada PT. Remenia Satori Tepas-Kota Manado). Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi. 16(01): 750 – 759.
Lestari, P., B., Haksama, S. 2017. Analisis Fungsi Manajemen Logistik Di Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan Keluarga Berencana Kota Surabaya.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. 5(1): 1 – 10.
Nugraha, Y., Mujiono., Edi, D., W. 2016. Biaya Logistik dan Kelancaran
Pengiriman Barang Pada Gerai Buku. Jurnal Manajemen Transportasi dan
Logistik (JMTranslog). 3(2): 227 – 243.
Wurjaningrum, F., Auliandri, T., A. 2015. Analisis Antasendes Reverse Logistics
Capabilities dan Penghematan Biaya Usaha Kecil dan Menengah di
Surabaya dan Sekitarnya. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. 8(3): 152 –
162.

You might also like