You are on page 1of 20

Tugas KMB 1

Gangguan Pembuluh Darah Perifer

Yang di bimbing oleh dosen Ns. Cipto Susilo S.Kep M.Kep

Di susun oleh :

Alviatul Hasanah 1701021002

Miftahul Jannah 1701021003

Nur Hefni Yulia Ihsanul Fikrih 1701021012

Ilzamatul Mutmainnah 1701021020

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN SEMESTER II KELAS 3A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem organ yang paling penting, yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penting tertentu. Ini terdiri dari darah,
pembuluh darah, dan jantung. Semua komponen ini memainkan peran penting dalam fungsi
normal dari hati manusia dan sistem peredaran darah secara keseluruhan. Jantung memompa
darah ke berbagai organ melalui pembuluh darah, di mana oksigen dan nutrisi didistribusikan ke
bagian-bagian tubuh.

Sesuai penelitian medis, penyakit dan gangguan dari account sistem peredaran darah
untuk angka kematian tertinggi dibandingkan dengan penyakit lain. Kedua, keturunan dan faktor
genetik bertanggung jawab untuk menyebabkan penyakit sistem peredaran darah manusia.
Namun demikian, dengan statistik saat ini mengklaim peningkatan angka masalah jantung dan
sirkulasi, sangat penting bagi kita untuk belajar tentang masalah-masalah terkait.

Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah untuk memasok oksigen, hormon, dan nutrisi
penting lainnya ke sel-sel tubuh dan jaringan. Dalam siklus ini, juga melakukan pekerjaan
menggantikan karbon dioksida dengan oksigen. Setiap gangguan atau penyimpangan dalam
siklus peredaran darah menyebabkan kondisi medis, yang dapat ringan sampai parah.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Mengidentifikasi factor anatomi dan fisiologi aliran darah perifer dan oksigenasi
jaringan.
b. Menggunakan parameter yang sesuai untuk mengkaji sirkulasi perifer.
c. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja perawatan pasien
dengan insufisiensi sirkulasi ekstremitas.

1.3 Manfaat
BAB II

ISI

A. Definisi
Penyakit Vaskular Peripheral merupakan penyakit pembuluh darah perifer
mempengaruhi sirkulasi darah ke bagian tubuh yang ekstrimitas. Penyakit vaskular
termasuk segala kondisi yang mempengaruhi sistim peredaran darah anda. Ini mencakup
dari penyakit-penyakit arteri-arteri, vena-vena dan pembuluh-pembuluh limfa anda
sampai ke kekacauan-kekacauan darah yang mempengaruhi sirkulasi. (Suzanne C
Smeltzer, 2001)

B. Etiologi
1. Gagal jantung
2. Infeksi
3. Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfe
4. Proses penuaan
(Suzanne C Smeltzer, 2001)

C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri berat seperti kram pada ekstremitas disebabkan oleh
ketidakmampuan system arteri mencukupi kebutuan aliran darah kejaringan saat
menghadapi peningkatan kebutuhan akan nutrisi. Karena jaringan dipaksa
menyelesaikan siklus energy tanpa nutrisi, maka akan dihasilkan metabolit otot
dan asam laktat. Nyeri akan dirasakan ketika metabolit mengganggu ujung syaraf
jaringan sekitarnya.
2. Perubahan kulit
Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas yang dingin
dan pucat, kekurangan oksigen, sianosis.
3. Denyut nadi lemah
Penyakit arteri oklusif mengganggu aliran darah dan dapat menurunkan
atau menghilangkan denyutan nadi pada ekstremitas.
4. Edema
Penurunan aliran darah vena mengakibatkan peningkatan tekanan vena,
diikuti peningkatan tekanan hidrostatik perifer, filtrasi bersih cairan keluar dari
kapiler ke rongga intertisial, dan selanjutnya terjadi edema
5. Kelemahan
6. Ganggren
Gangguan akan terjadi setelah iskemia berat yang lama dan menunjukan
adanya nekrosis jaringan.
7. Kesemutan
8. Disfungsi Ereksi

D. Patofisiologi
Penurunan aliran darah melalui pembuluh darah perifer merupakan tanda pada
semua penyakit vaskuler perifer. Efek fisiologis berybahnya aliran darah tergantung pada
besarnya kebutuhan jaringan yang melebihi suplai oksigen dan nutrisi yang tersedia. Bila
kebutuhan jaringan tinggi, maka bila terjadi sedikit penurunan aliran darah dapat
mengganggu pemeliharaan integritas jaringan sehingga jaringan menjadi iskemi
(kekurangan suplai darah), malnutrisi dan kematian apabila kekurangan aliran darah
tersebut tidak diperbaiki.
Gagal jantung, aliran darah perifer yang tidak memadai terjadi bila kerja
pemompaan jantung tidak efisien. Gagal jantung kiri menyebabkan penimbunan darah
diparu dan penurunan aliran kedepan atau curah jantung. Gagal jantung kanan
menyebabkan kengesti vena sistemik dan penurunan aliran darah.
Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfa. Pembuluh darah yang utuh,
paten dan responsive diperlukan untuk menyalurkan oksigen yang cukup ke jaringan dan
mengangkat sampah metabolisme. Arteri dapat mengalami obstruksi akibat plak
aterosklerosis, thrombus atau embolus. Arteri dapat rusak atau mengalami obstruksi
akibat trauma kimia atau mekanis, infeksi atau proses radang, gangguan vasospastik dan
malformasi congenital. Oklusi arteri yang mendadak menyebabkan iskemia berat pada
jaringan, sering irreversible dan berakir dengan kematian jaringan. Bila oklusi arteri
berlangsung secara bertahap, resiko kematian jaringan mendadak lebih rendah karena
sirkulasi kolateral mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Aliran darah vena menurun akibat trobus yang menyumbat vena, katup vena yang
inkompeten, atau oleh menurunya efktifitas kerja pemompaan otot disekitarnya.
Penurunan aliran darah vena mengakibatkan peningkatan tekanan vena, diikuti
peningkatan tekanan hidrostatik perifer, filtrasi bersih cairan keluar dari kapiler ke rongga
intertisial, dan selanjutnya terjadi edema. Jaringan edema tidak mampu menerima nutrisi
yang memadai dari darah dan sebagai konsekuensinya jaringan tersebut lebih peka
terhadap kematian dan infeksi.
Sumbatan pembuluh limfe juga dapat mengakibatkan edema. Pembuluh limfe
dapat mengalami penyumbatan oleh tumor atau kerusakan akibat trauma mekanis atau
proses radang.
Proses penuaan menghasilkan dinding pembuluh darah yang mempengaruhi
transportasi oksigen dan nutrisi kejaringan. Lapisan intima menebal sebagai akibat
proliferasi seluler dan fibrosis. Serabut elastic di lapisan media mengalami klaisifikasi,
tipis dan terpotong dan kolagen tertimbun di lapisan intima maupun media. Perubahan
tersebut mengakibatkan kekakuan pembuluh darah, yang meningkatkan tekanan perifer
gangguan aliran dara, dan peningkatan kerja ventrikel kiri.
E. Pathway
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Identitas klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota dan
daerah.
 Riwayat kesehatan
o Keluhan utama
penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit.
o Riwayat penyakit sekarang
tanda dan gejala klinis gangguan vaskuler perifer, gejala yang
mudah diamati adalah nyeri sperti krrem yang hilang saat istirahat.
o Riwayat penyakit dahulu
untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor
yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah kondisinya. Komplikasi
dari penyakit terdahulu dapat menjadi pertimbangan dalam penanganan
aterosklerosis. Adanya penyakit hipertensi, ataupun penyakit
kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya terhadap
terjadinya gangguan vaskuler.
o Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
o Pola fungsi kesehatan
o Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau
muntah (adanya peningkatan intra kranial) kehilangan senasai pada lidah,
dagu, tenggorokan dan gangguan menelan.
o Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine,
distensi abdomen, tidak ada bising usus ( illeus paralitik ).
o Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan,
kehilangan sensasi atau paralysis atau hemiplegi, mudah lelah.
o Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan
gangguan penglihatan.
o Pola sensorik
Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan
atau kekaburan pandangan, gangguan penciuman atau perabaan atau
sentuhan menurun terutama pada daerah luka dan ekstremitas, status
mental, koma, ekstremitas lemah atau paralisis, tidak dapat menggenggam,
paralisis wajah, tidak dapat bicara, berkomunikasi secara verbal,
kehilangan pendengaran, penglihatan, sentuhan, refleks pupil, dan dilatasi.

 Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi


Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan Suhu penting
dilakukan untuk mengetahui tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik
tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari
peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan dan kegagalan
jantung dalam berkontraksi.
Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji
lebih dalam seberapa besar nyeri muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk
penjalaran dari nyeri yang muncul sehingga dapat diklasifikasikan
daerah/area yang mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri yang terkaji
dapat menjadi patokan, didaerah mana kira-kira lokasi yang mengami
penyumbatan dan setelah itu perlu di identifikasi kembali dengan beberapa
pemeriksaan penunjang untuk membuktikan dan mempertegas kondisi
pasien.
o Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat
penting dilakukan karena adanya perubahan tanda-tanda vital
menunjukkan kelainan sirkulasi dalam sistem sistemik tubuh. Dengan
asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan
menurun dan juga tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun
karena penurunan cardiac output. Oleh karena itu pengkajian terhadap
tanda-tanda vital sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal adanya
kelainan sistemik tubuh.
o Pemantauan Hemodinamik
Disamping pemantauan TTV, perlu juga haru dikaji sistem
hemodinamik tubuh, karena adanya perubahan curah jantung, maka
sirkulasi juga akan berkurang, demikian juga cairan dan keseimbangan
cairan akan berpengaruh terhadap tekanan hemodinamik tubuh
o Pemamtauan perubahan penampakan dan temperature kulit
- Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin
- Rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ektremitas
tergantung dan merupakan petunjuk adanya kerusakan arteri dimana
pembuluh darah tidak mampu berkonstruksi.
- Sianosis
- Rambut hilang
- Kuku rapuh
- Kulit kering
- Atropi dan ulserasi
- Edema bilateral atau unilateral
o Pemeriksaan penunjang
- ECG (Electrocardiogram)
ECG bermanfaat dalam mengidentifikasi iskemia miokardium,
apalagi dalam kondisi istirahat. Adanya gambaran depresi S-T atau
horizontal 1mm atau lebih diluar titik J, bersifat khas, walaupun tidak
patognomonik iskemia kardium. Gambaran lain dari adanya kelainan
ECG mencakup perubahan gelombang ST-T nonspesifik, kelambatan
hantaran atrioventrikularis dan intraventrikel serta aritmia bersifat non
spesifik untuk penyakit jantung koroner aterosklerotik.
- Laboratorium darah
Lipid darah (lemak) bahwa telah diketahui bahwa hiperlipidemia
adalah suatu faktor penting dalam perkembangan aterosklerosis
koronaria. Demikian juga peningkatan kadar gula darah yang diatas
rata-rata, hal ini menunjukkan adanaya risk factor lain yang dapat
menyebabkan aterosklerosis.
- Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan
dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh: hipokalemia atau
hiperkalemia.
- Sel darah Putih (SDP) : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak
sehubungan dengan proses inflamasi.
- Kecepatan sedimentasi : apabila meningkat maka menunjukkan
adanya inflamasi.
- Kimia : mungkinnormal tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi
organ akut atau kronis.
- Kolesterol atau trigeliserida serum : meningkat, menunjukkan
arteriosclerosis.
o Pemeriksaan dengan Echokardiografi
Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi,
dari pemeriksaan ini dapta dilihat lokasi penyumbatan dan berapa besar
tingkat aliran darah yang mengaliri koroner dan jantung, dan dilihat juga
seberapa besar adanya penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo yang
dapat memotret dari 3 dimensi memungkinkan diagnosa dan tindakan
yang akan dilakukan akan tepat sasaran.
o Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner dan
biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan
mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi).
o Pemeriksaan Photo thorak
Hasil, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung
didug gagal jantung koroner atau aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini
disamping untuk mengetahui seberapa besar adanya pembesaran jantung,
juga untuk mengetahui dan mengidentifikasi gangguan sistem respirasi
terutama paru. Dengan adanya photo thorak dapat diketahui secara dini
adanya pneumonia atau infeksi lain sehingga faktor penyulit tersebut dapat
dicegah dan ditangani dengan cepat.
 Diagnose dan intervensi

1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan


sirkulasi.

o Tujuan : meningkatkan suplai darah arteri ke ekstremitas.


o Kriteria hasil :
- Ekstremitas hangat pada perabaan
- Warna ekstremitas membaik
- Melakukan seri latihan Bueger Allen 6 kali, 4 kali secukupnya
 Intervensi :
- Menurunkan ekstremitas dibawah jantung.
- Rasional : ekstremitas bawah yang tergantung memperlancar suplai
darah arteri.
- Mendorong latihan jalan seddang atau latihan ekstremitas bertahap.
- Rasional : latihan otot memperbaiiki aliran darah dan pertumbuhan
sirkulasi kolateral.
- Mendorong latihan postural aktif (latihan Bueger Allen).
- Rasional : dengan latihan postural, pengisian akibat gravitasi
terganggu sehingga pembuluh darah menjadi kosong.

2. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen.

Tujuan : menghilangkan nyeri.

Kriteria hasil :
– Nyeri hilang atau berkurang

Intervensi :

Memperbaiki sirkulasi.

Rasional : perbaikan sirkulasi perifer meningkatkan oksigen yang disuplai ke otak dan
megurangi akumulasi metabolit yang menyebabkan spasme otot.

Memberikan nalgetik sesuai dengan resep dengan pendekatan keperawatan yang sesuai.

Rasional : analgetik mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien berpartisispasi dalam aktifitas
dan latihan memperbaiki sirkulasi.

3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

Tujuan : pencapaian atau mempertahankan integritas jaringan.

Kriteria hasil :

– Menghindari trauma dan iritasi kulit

– Mengenakan sepatu pelindung

– Setia kepada aturan higiene

– Makan diet seimbang yang mengandung cukup protein, vitamin B dan vitamin C

Intervensi :

Menginstruksikan cara menghindari trauma terhadap ekstremitas.


Rasional : jaringan dengan nutrisi buruk peka terhadap trauma dan infeksi bakteri, penyembuhan
luka melambat dan berhenti sehubungan dengan perfusi jaringan yang buruk.

Memdorong pemakaian sepatu dan bantalan pelindung pada daerah yang tertekan.

Rasional : sepatu dan bantalan pelindung mencegah cedera dan lepuh.

Mendorong hygiene ketat mandi dengan sabun netral, mengoleskn pelembab, memotong kuku
dengan hati-hati.

Rasional : sabun netral dan pelembab mencegah kekeringan dan pecah-pecah kulit.

Diperingatkan untuk menghindari gosokn atau garukan kuat.

Rasional : menggaruk dan menggosok dapat menyebabkan abrasi kulit dan invasi bakteri.

Promosi nutrisi yang baik asupan vitanib B dan C yang adekuat dan protein, mengontrol
obesitas.

Rasional : nutrisi yang bagus akan berguna pada proses penyembuhan dan mencegah kerusakan
jaringan.

4. Deficit pengetahuan mengenai aktifitas perawatan diri.

Tujuan : patuh dalam menjalankan program perawatan diri.

Kriteria hasil :
– Melakukan perubahan posisi sesering yang dianjurkan

– Melakukan latihan postural sesuai yang dianjurkan

– Minum obat sesuai resep

– Melakukan upaya pencegahan trauma

– Melaksanakan program penatalaksaan stress

Intervensi :

Mengikutsertakan keluarga atau orang terdekat dalam program penyuluhan

Rasional : kepatuhan dalam program perawatan dalam meningkat apabila pasien menerima
dukungan dari keluarga dan kelompok dukungan diri yang sesuai.

Memberikan instruksi tertulis mengenai perawatan kaki, tungkai, dan program perawatan.

Rasional : instruksi tertulis sebagai pengingat dan penguat informasi.

Merujuk kekelompok bantuan diri sesuai keperluan, missal klinik penghentian rokok,
penatalaksaan stress, penatalaksaan berat badan, dan program latihan.

5. Ansietas berhubungan dengan Koping individu tidak efektif

Tujuan : Menurunkan tingkat kecemasan klien.


Mendukung dan melindungi klien

Kriteria Hasil :
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
 Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas.
 Vital sign dalam batas normal.
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivfitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan.
Intervensi

Gunakan pendekatan yang menenangkan

 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien


 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
 Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
 Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
 Dorong keluarga untuk menemani anak
 Lakukan back / neck rub
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

Evaluasi

1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

Memperlihatkan peningkatan suplai darah arteri ke ekstremitas

– Ekstremitas terasa hangat bila disentuh

– Warna kulit membaik (bebas dari rubor dan sianosis)

– Nadi peifer teraba

Penurunan kongesti vena

– Meninggikan ekstremitas bawah sesuai yang dianjurkan

– Menghindari berdiri diam atau duduk terlalu lama

– Edema berkurang

Memperbaiki vasodilatasi, mencegah kompresi vaskuler

– Melindungu ekstremitas dari pajanan dingin

– Tidak merokok
– Menjalankan program penatalaksaan stress

– Memakai pakaian yang tidak ketat

– Tidak melipat tungkai

– Minum obat sesuai resep

2. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen.

Bebas dari rasa nyeri

3. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

Integritas jaringan terpelihara

– Menghindari trauma dan iritasi kulit

– Mengenakan sepatu pelindung

– Mematuhi aturan kebersihan

– Makan diet seimbang yang cukup mengandung protein, vitamin B dan C

4. Deficit pengetahuan mengenai aktifitas perawatan diri.

Melakukan aktifitas perawatan diri


Intervensi Keperawatan

Berikut ini adalah Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan

Kenali kesadaran akan kecemasan pasien.

Rasional : Karena penyebab kecemasan tidak selalu bisa dikenali, pasien mungkin merasa
seolah-olah perasaan yang dialami itu palsu. Pengakuan atas perasaan pasien memvalidasi
perasaan dan mengkomunikasikan penerimaan perasaan tersebut.

Gunakan kehadiran, sentuh (dengan izin), verbalisasi, dan sikap untuk mengingatkan pasien
bahwa mereka tidak sendiri dan untuk mendorong ekspresi atau klarifikasi kebutuhan,
kekhawatiran, pertanyaan yang tidak diketahui, dan pertanyaan.

Rasional : Dukungan yang mendukung dan didekati mendorong komunikasi.

Biasakan pasien dengan lingkungan dan pengalaman baru atau orang sesuai kebutuhan.

Rasional : Kesadaran akan lingkungan mendorong kenyamanan dan dapat mengurangi


kecemasan yang dialami pasien. Kecemasan bisa mengintensifkan ke tingkat panik jika pasien
merasa terancam dan tidak dapat mengendalikan rangsangan lingkungan.

Berinteraksi dengan pasien secara damai.

Rasional : Perawat atau petugas kesehatan dapat mengirimkan kecemasannya sendiri kepada
pasien yang hipersensitif. Perasaan kestabilan pasien meningkat di lingkungan yang tenang dan
tidak mengancam.
Terimalah pertahanan pasien; jangan berani, berdebat, atau berdebat.

Rasional : Jika pertahanan tidak terancam, pasien mungkin merasa aman dan terlindungi cukup
untuk melihat perilaku.

Converse menggunakan bahasa sederhana dan pernyataan singkat.

Rasional : Saat mengalami kecemasan sedang sampai parah, pasien mungkin tidak dapat
memahami apa pun selain instruksi yang sederhana, jelas, dan singkat.

Memperkuat reaksi pribadi pasien terhadap atau ekspresi rasa sakit, ketidaknyamanan, atau
ancaman terhadap kesejahteraan (mis., Berbicara, menangis, berjalan, ungkapan fisik atau
nonverbal lainnya).

Rasional : Berbicara atau mengungkapkan perasaan terkadang mengurangi kecemasan.

Mengurangi stimulasi sensorik dengan menjaga lingkungan yang tenang dan damai; tetap
"mengancam" peralatan dari pandangan.

Rasional : Kecemasan bisa mengintensifkan keadaan panik dengan percakapan, suara bising, dan
peralatan yang berlebihan di sekitar pasien. Kecemasan yang meningkat bisa menjadi
menakutkan bagi pasien dan orang lain.

Bantu pasien menentukan presipitan kecemasan yang mungkin menunjukkan intervensi.

Rasional : Mendapatkan wawasan memungkinkan pasien mengevaluasi kembali ancaman atau


mengidentifikasi cara baru untuk mengatasinya.
Memungkinkan pasien untuk berbicara tentang perasaan cemas dan memeriksa situasi yang
menimbulkan kecemasan jika mereka ingat.

Rasional : Berbicara tentang situasi yang membuat kecemasan dan perasaan cemas dapat
membantu pasien merasakan situasi secara realistis dan mengenali faktor-faktor yang
menyebabkan perasaan cemas.

Jika respon situasionalnya rasional, gunakan empati untuk mendorong pasien menafsirkan gejala
kecemasan seperti biasanya.

Rasional : Kecemasan adalah respons normal terhadap bahaya yang sebenarnya atau yang
dirasakan.

Sarankan pasien untuk menyimpan log episode kegelisahan. Anjurkan pasien untuk
menggambarkan apa yang dialami dan kejadian menjelang dan seputar acara. Pasien harus
mencatat bagaimana kegelisahannya hilang.

Rasional : Pengakuan dan eksplorasi faktor yang menyebabkan atau mengurangi perasaan cemas
merupakan langkah penting dalam mengembangkan respons alternatif. Pasien mungkin tidak
menyadari hubungan antara kekhawatiran emosional dan kecemasan. Jika pasien merasa nyaman
dengan gagasan tersebut, log tersebut dapat dibagi dengan penyedia layanan kesehatan, yang
dapat membantu pasien mengembangkan strategi penanganan yang lebih efektif. Gejala sering
memberi informasi kepada petugas kesehatan mengenai tingkat kecemasan yang dialami.

Dorong pasien untuk mempertimbangkan pembicaraan diri yang positif seperti "Kecemasan
tidak akan membunuhku," "Saya bisa melakukan satu langkah ini setiap saat," "Saat ini saya
perlu bernafas dan meregangkan," "Saya tidak harus menjadi sempurna."
Rasional : Terapi kognitif berfokus pada perubahan perilaku dan perasaan dengan mengubah
pikiran. Mengganti pernyataan diri negatif dengan pernyataan diri positif membantu mengurangi
kecemasan.

Pertimbangkan penggunaan strategi penanggulangan pasien yang telah terbukti efektif di masa
lalu.

Rasional : Hal ini meningkatkan rasa penguasaan pribadi dan kepercayaan diri pasien.Hindari
jaminan yang tidak perlu; Hal ini dapat meningkatkan kekhawatiran yang tidak semestinya.
Kepastian tidak membantu bagi orang yang cemas.

Bantu pasien dalam mengembangkan keterampilan mengurangi kegelisahan baru (mis.,


Relaksasi, pernapasan dalam, visualisasi positif, dan pernyataan diri yang meyakinkan).

Rasional : Menemukan metode penanganan baru memberi pasien berbagai cara untuk mengatasi
kecemasan.

Intervensi bila memungkinkan untuk menghilangkan sumber kecemasan.

Rasional : Kegelisahan adalah respons normal terhadap bahaya yang sebenarnya atau yang
dirasakan; Jika ancaman dieliminasi, respon akan berhenti.

Bantu pasien dalam memperkuat kemampuan memecahkan masalah. Soroti strategi logis yang
bisa digunakan pasien saat mengalami perasaan cemas.

Rasional : Belajar mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi alternatif untuk mengatasi


masalah tersebut membantu pasien mengatasinya.
Jelaskan semua aktivitas, prosedur, dan isu yang melibatkan pasien; gunakan istilah nonmedis
dan tenang, slow speech. Lakukan ini sebelum prosedur bila memungkinkan, dan memvalidasi
pemahaman pasien.

Rasional : Dengan mengikuti pendidikan pasien, pasien mengalami sedikit kegelisahan dan
tekanan emosional dan memiliki kemampuan mengatasi lebih banyak karena mereka tahu apa
yang diharapkan. Ketidakpastian dan kurangnya prediktabilitas berkontribusi pada kecemasan.

Anjurkan pasien dalam penggunaan obat antianxiety yang sesuai.

Rasional : Penggunaan obat antianxiety jangka pendek dapat meningkatkan penanganan pasien
dan mengurangi manifestasi fisiologis kecemasan.

You might also like