You are on page 1of 9

MANAJEMEN HUMAS

OLEH:
SINTHA REGINA (21720424)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
2019
MANAJEMEN HUMAS
a. Pengertian Manajemen Humas
Manajemen berasal dari kata manus yang memiliki arti tangan dan agere yang berarti
melakukan. Kemudian kata itu digabungkan menjadi managere yang berarti menangani. Secara
bahasa manajemen berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing. Sedangkan
secara istilah manajemen merupakan sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya.
Menurut George R. Terry manajemen adalah "Suatu proses yang membedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu
maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya". Dari definisi tersebut
Terry bisa dilihat fungsi manajemennya sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling). Penempatan manusia (staffing) sangat penting dalam penyelenggaraan kegiatan
manajemen humas. The right man in the right place, penempatan orang yang tepat pada tempat
yang tepat dalam organisasi, membuat kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin.
Sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara produktif, efektif dan efisien.
Menurut Henry L. Sisk mendefinisikan bahwa, “Management is the coordination of all
resources through the processes of planning, organizing, directing, and controlling in order to
attain stated objectives. Artinya, manajemen adalah mengkoordinasikan semua sumber daya
melalui proses perencanaan, pengorganisaian, penggerakan, dan kontrol guna mencapai tujuan
secara obyektif. Sedangkan Sondang P. Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi
mendifinisikan manajemen merupakan proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka
pererapan tujuan. Adapun pengertian manajemen menurut Miller, sebagaimana yang dikutip oleh
Sufyarma. M, mengemukakan tentang manajemen sebagai berikut :”Management is the prosess
of directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired
goal”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas manajemen humas adalah suatu komunikasi dua
arah antara suatu lembaga dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta evaluasi dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
b. Tujuan Manajemen Humas
Tujuan humas adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi bisa selalui
dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan (atau lazim disebut sebagai seluruh “khalayak”
atau publiknya). Menurut E. Mulyasa, tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan
kegiatan Humas adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang
ingin direalisasikan sekolah, meningkatkan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi
masyarakat tersebut terhadap sekolah, meningkatkan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam
memenuhi kebutuhan anak didik serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua
siswa dalam kegiatan pendidikan sekolah, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era
pembangunan, terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang
dilakukan oleh sekolah, pertanggungjawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat
kepada sekolah, dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber
yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.
Pada dasarnya tujuan diselenggarakannya manajemen hubungan masyarakat adalah untuk:
1) Mencegah kesalahpahaman (to prevent misunderstanding)
2) Mendapatkan hubungan dan bantuan moral maupun finansial yang dibutuhkan bagi
pengembangan sekolah (to secure financial support)
3) Menjalin kerjasama dalam pembuatan kebijakan baru (to secure copparation in policy making)
Dalam kegiatan humas terkandung suatu kegiatan komunikasi. Jika ditinjau dari segi
komunikasi, maka jenis humas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk
oleh lembaga pendidikan untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis, terencana tujuannya dan dinyatakan dengan jelas.
2) Komunikasi informal, yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur
yang tidak direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal memiliki keuntungan, antara lain:
a) Penyebaran informasi dapat langsung kepada tujuannya, karena tidak perlu melalui prosedur
tertentu.
b) Tidak mengenal batas-batas organisasi sehingga lebih fleksibel.
c) Komunikasi berlangsung dalam suasana yang akrab, dengan lebih banyak penjelasan yang
rinci,
d) Tidak mengenal batas waktu.
Dalam pelaksanaannya, komunikasi informal biasa dilakuakan oleh para guru dan staf sekolah
lainnya secara tidak resmi, dengan santai. Hal ini memberi kesempatan untuk
memperbincangkan persoalan yang dapat segera dijawab serta untuk membina hubungan yang
kelak dapat memperlancar pertemuan-pertemuan resmi, jika diperlukan
c. Fungsi Manajemen Humas
Fungsi manajemen humas dapat berhasil secara optimal apabila berada langsung di bawah
pimpinan tertinggi pada organisasi tersebut. Fungsi manajemen humas dalam menyelenggarakan
komunikasi timbal balik antara organisasi yang diwakilinya dengan masyarakat sebagai sasaran
pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh
organisasi yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan intisari definisi kerja humas.
Manajemen hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan
publik (masyarakat) secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen
dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.
Fungsi atau aktivitas kegiatan organisasi adalah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
menentukan struktur kerja atas dasar kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan. Pada
dasarnya fungsi manajemen humas tidak jauh berbeda dengan fungsi manajemen secara umum.
Fungsi ini sangat berkaitan dengan tujuan manajemen humas, di mana tujuan itu menjedi hasil
akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Dedy Jamaludin Malik berpendapat
bahwa fungsi humas adalah membantu manajemen dalam melaksanakan kebijakankebijakan dan
mengembangkan hubungan yang baik dengan berbagai macam publik. Fungsi atau dalam
bahasa Inggris function, berarti penampilan, perbuatan, pelaksanaan, atau kegiatan. Humas
dalam suatu lembaga dikatakan berfungsi apabila Humas itu menunjukan kegiatan yang jelas.
Yang bisa dibedakan dari kegiatan lainnya. Dalam konsepnya fungsi humas adalah :
1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Membina hubungan masyarakat yang harmonis antara organisasi dengan public intern dan
public ekstern,
3) Menciptakan kombinasi dua arah dengan penyebaran informasi dan organisasi kepada public
dan menyalurkan opini public dan menyalurkan opini public kepada organisasi. Melayani public
dengan menasehati pimpinan organisasi dengan kepentingan umum.
Kemampuan yang harus dimiliki praktisi PR atau Humas:
Humas yang lain adalah melakukan aktivitas komunikasi kepada para stakeholder internal
maupun eksternal yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dan membentuk reputasi positif
di mata para stakeholder. (Rumanti, 2002 : 32)
Adapun yang harus dimiliki praktisi PR atau humas adalah:
1. Layaknya seorang Public Relations harus mampu menjalin hubungan baik dengan lembaga
regulator atau pemerintah, yang tentunya tak hanya dilakukan melalui publisitas melalui media,
melainkan juga melakukan lobi.
2. Staf PR juga harus menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dengan mendengarkan keluhan
dan keinginan pelanggan tersebut.
3. Staf PR juga harus menjaga hubungan baik dengan komunitas sekitar organisasi tempatnya
bekerja melalui pengembangan komunitas sebagai tanggung jawab sosial organisasi. (Iriantara,
2004 : 4)
Dalam menjalankan fungsi PR atau humas, pejabat humas dituntut untuk memiliki empat
kemampuan yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di
lapangan, perencanaan kerja,komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematik yang
dihadapinya.
2. Kemampuan untuk menarik perhatian melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif,
dinamis, dan menarik bagi publiknya sebagai target sasaraannya.
3. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum melalui kekuatan public relations (Power of
the PR) dalam merekayasa pandangan atau opini publik (Crystallizing public opinion) yang
searang dengan kebijakan organisasi atau instansi yang diwakilkannya itu dalam posisi saling
menguntungkan.
4. Kemampuan PR atau humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, salinng
menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun
eksternal. (Ruslan, 2014:132)
ANALISIS KASUS:
Di dalam kasus PT.Dharma Buana Experindo hubungan antar sesama tim di bina melalui
briefing briefing kecil di setiap pagi sebelum memulai pekerjaan. Jika ada sesuatu yang di rasa
akan memecah kesatuan tim entah tentang soal pribadi atau pun masalah pekerjaan, maka system
yang di terapkan dalam kantor ini berupa konsultasi kepada manajer agar dapat di selesaikan
secara baik baik jadi peran manajer pun sangat penting di sini sebagai pemecah masalah.Jadi bisa
di katakan bahwa peran PR di PT.Dharma Buana Experindo di jalankan oleh Manajer itu sendiri.
Menurut Fisher,teori system adalah “Seperangkat prinsip yang terorganisasikan secara longgar
dan sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pikiran kita namun terikat pada berbagai
penafsiran
Secara sederhana suatu sistim dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu. Setiap unsur pembentuk suatu organisasi adalah penting dan harus mendapat
perhatian yang utuh supaya pengambil keputusan dapat bertindak lebih efektif.
Secara umum system mempunyai 4 karakter :
 System adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari elemen elemen yang masing masing
mempunyai karakteristik tersendiri
 System berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah
 System hadir sebagai rekasi atas lingkungan
 System merupakan kordinasi dari hirarki
Sistem dapat dilihat dalam beberapa jenis,antara lain:
 Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia Sistem buatan manusia
(human mode system) adalah sistem yang dirancang dan diciptakan manusia; seperti
sistem tata organisasi,dll.
 Open system dan close system
 Sistem sederhana (simple system) dan sistem kompleks (sophisticated system)
Pembagian sistem ini didasarkan pada tingkat kerumitannya
 Sistem deterministic (deterministic system) dan sistem probabilistic (probabilistic
system) Deterministic system adalah suatu sistem yang operasinya dapat diramalkan
secara tepat dan pasti. Sistem probabilistic (probabilistic system) adalah sistem yang tak
dapat diramal dengan tepat dan pasti karena mengandung unsur kemungkinan.
Adapun close dan open system perbedaannya dapat dilihat dari penjelasan Fisher
membedakan sistem menjadi 2 sebagai berikut :
SISTEM TERTUTUP SISTEM TERBUKA
Menetapkan batas sehingga tidak ada atau Membuka diri terhadap lingkungannya
tidak memerlukan interaksi dengan
lingkungannya
Struktur, fungsi dan perilaku sistem relatif Struktur, fungsi dan perilaku sistem mudah
stabil berubah (dinamis)

Sistem terbuka yaitu sistem yang menerima masukan (input) dari lingkungannya. Input
tersebut bisa berupa aspirasi, kepentingan atau tuntutan maupun dukungan (suport). Misalnya,
sebuah perusahaan tidak saja memikirkan atau memperhitungkan lingkungan internalnya
(pegawai, struktur, pola komunikasi, tujuan, dll), tetapi juga harus memikirkan lingkungan
eksternalnya (kebijakan pemerintah, masyarakat, pesaing, sosial dan budaya yang berkembang,
dll).
Open system adalah “sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya”. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau
subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik. Lingkungan
dapat dilakukan dengan dua arah yaitu organisasi dipenuhi perubahan dan sebaliknya lingkungan
dipengaruhi oleh organisai. Adapun lingkungan organisasi terdiri atas lingkungan mikro dan
makro
Open system akan mencapai suatu tingkat dinamika tertentu atau keseimbangan dinamis.
Di sisi lain sistem ini masih mempunyai kemampuan yang berkelanjutan untuk melangsungkan
kerja dan melakukan transformasi ke pihak lain. Sistem ini mempunyai proses putaran yang
kontinu yang menyebabkan daya hidupnya berkelangsungan. Organisasi dipandang sebagai hal
yang dinamis yang senantiasa berubah. Masukan yang berasal dari lingkungan, diterima oleh
sesuatu organisasi. Kemudian organisasi tersebut memproses sebagai salah satu kegiatannya
untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil pemrosesan ini dikirim dan diterima oleh lingkungan
baik berupa barang-barang atau jasa pelayanan. Hasil ini dirasakan oleh masyarakat sebagai
unsur lingkungan dari organisasi tersebut. Lingkungan akan memberikan umpan balik kepada
organisasi yang digunakan sebagai bahan masukan baru untuk diolah dan diproses didalam
organisasi. Dengan cara demikian organisasi mencapai tingkat keseimbangan yang dinamis
dengan lingkungannya. Karena ia dirangsang untuk mendapatkan potensi baru guna melanjutkan
kelangsungan hidupnya.
CONTOH KASUS:
Pada PT.Dharma Buana Experindo hubungan antar sesama tim di bina melalui briefing
briefingkecil di setiap pagi sebelum memulai pekerjaan. Jika ada sesuatu yang di rasa akan
memecah kesatuan tim entah tentang soal pribadi atau pun masalah pekerjaan, maka system yang
di terapkan dalam kantor ini berupa konsultasi kepada manajer agar dapat di selesaikan secara
baik baik jadi peran manajer pun sangat penting di sini sebagai pemecah masalah.Jadi bisa di
katakan bahwa peran PR di PT.Dharma Buana Experindo di jalankan oleh Manajer itu sendiri.
Implementasi Pada PT.Dharma Buana Experindo dengan adanya peran manajer sebagai
pemecah masalah di antara anggota team nya menerapkan teori system terbuka seperti yang telah
di jelaskan di atas yaitu system yang menerima masukan dari lingkungannya. Dalam hal ini
manajer yang menerima keluhan atau pun masukan dari para karyawannya berarti sudah
memberi perhatian kepada public internal nya dan menciptakan hubungan vertikal yang baik
antara atasan dan bawahan untuk komunikasi di antara mereka kedepannya. Public internal pun
akan semakin merasa respect terhadap manajer tersebut karena aspirasi atau keluhannya sudah di
salurkan kepada manajer tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Simbiosa Rekatama
Media : Bandung
Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia).
Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Rumanti, Sr Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Jakarta : Grasindo
Ruslan, Rosadi. (2014). Manajemen Public Relations Dan Media Komunnikasi Konsep dan
Aplikasinya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Goerge R. Terry. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. 2003.
Ernie Tisnawati Sule. Kurniawati Saefullah. Pengantar Manajemen. Jakarta. Kencana. 2010.
Keith Butterick. Pengantar Publik Relations Teori dan Praktik. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
2013.
M. Linggar Anggoro. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Bumi
Aksara. Jakarta. 2008.
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi.. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 2007.
Silih Agung Wicaksana & Jim Macnamara. Strategi Public Relations. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 2010.

You might also like