Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Logika lebih mengacu pada penalaran sintaktik, karena ia menghasilkan suatu
pernyataan-pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah dan menghasilkan
kesimpulan berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut. Pernyataan-
pernyataan yang bernilai benar atau salah tersebut menjadi subjek utama dari
derivasi logika.
Logika proposisional disusun dari suatu argumen yang logis. Argumen yang
logis berisi proposisi-proposisi atomik yang tak mungkin lagi dipecahkan.
Proposisi-proposisi atomik tersebut dapat dirangkai atau dikombinasikan
dengan berbagai perangkai (connective) menjadi proposisi majemuk
(compound propositions) atau disebut juga ekspresi logika (logical expression)
Implikasi logis merupakan dasar dari penalaran yang kuta (sound reasoning),
sedangkan kesamaan logis menunjukkan bagaimana proposisi-proposisi dapat
dimanipulasi secara aljabar (algebraically)
B. Dasar-dasar Logika
Ada suatu argumen yang dikatakan secara logis kuat (logically sound), tetapi
juga ada yang tidak. Argumen berisi proposisi-proposisi yang sudah tak
mungkin dipecah-pecah lagi yang disebut proposisi atomik. Proposisi-proposisi
atomik inilah yang kemudian dirangkai dengan perangkai logika (logical
connectives) menjadi proposisi majemuk.
LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 5
Contoh 2-1
v Jika harga gula naik, maka pabrik gula akan senang.
v Jika pabrik gula senang, maka petani tebu akan senang.
v Dengan demikian, jika harga gula naik, maka petani tebu senang.
Jadi jika suatu argumen memiliki premis-premis yang benar, maka kesimpulan
juga harus benar, dan jika hal ini terjadi, maka argumen tersebut secara logis
kuat (soundness)
Contoh 2-2
v Program komputer ini memiliki bug, atau masukannya salah.
v Masukannya tidak salah.
v Dengan demikian, program komputer ini memiliki bug.
Contoh di atas juga merupakan argumen yang secara logis kuat dan dapat
dibuktikan dengan berbagai cara.
Contoh 2-3
v Jika lampu lalu-lintas menyala merah, maka semua kendaraan berhenti.
v Lampu lalu-lintas menyala merah.
v Dengan demikian, semua kendaraan berhenti.
Bentuk argumen lain yakni Modus Tollens. Lihat contoh 2-4 berikut :
v Jika saya makan, maka saya kenyang
v Saya tidak makan
v Dengan demikian, saya tidak kenyang
C. Proposisi
Proposisi-proposisi merupakan pernya-taan-pernyataan yang ada di dalam
suatu argumen. Pernyataan-pernyataan tersebut selalu mempunyai properti
tertentu yakni nilai benar atau salah dan tak ada nilai lainnya. Pernyataan
yang bernilai benar atau salah inilah yang disebut proposisi.
Contoh 2-5
Perhatikan 3 pernyataan berikut ini:
v Angka 8 adalah angka keberuntungan
v Angka 13 adalah angka sial
v Indonesia negara yang kaya raya
Kadang ada kalimat yang cukup panjang dan memerlukan pemecahan kalimat
untuk menangkap proposisi-proposisi yang ada di dalamnya.
Contoh: Saya akan sekolah walaupun tak punya uang. Kalimat ini memiliki dua
proposisi yakni Saya akan sekolah dan Saya tak punya uang.
D. Variabel dan Konstanta Proposisional
Huruf-huruf A, B dan C yang menggantikan proposisi-proposisi di atas disebut
variabel proposisional yang hanya memiliki nilai true atau false.
Kata “Atau (or)”, “dan (and)” dan “bukan (not)” digunakan sebagai perangkai
proposisi-proposisi.