You are on page 1of 29

Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI

Wancimekar – Karawang

ANGGARAN DASAR ( AD )
BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT
“ KARYA LESTARI ”
DESA WANCIMEKAR, KECAMATAN KOTABARU
KABUPATEN KARAWANG

PENDAHULUAN
Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan – pembangunan di
berbagai sektor merupakan proses pembangunan secara terus menerus dan berkelanjutan,
dalam pelaksanaannya menuntut keterlibatan atau peran serta aktif seluruh komponen
masyarakat, yakni warga masyarakat pada umumnya, pemerintahan, pihak swasta maupun
berbagai kelompok peduli lainnya. Semua pihak memiliki hak dan kewajiban partisipatif yang
sama untuk turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berbagai upaya lainnya
untuk penanggulangan masalah kemiskinan.

Membangun masyarakat mandiri di tingkat lokal desa merupakan upaya yang strategis untuk
menumbuhkan inisiatif, solideritas dan keberdayaan masyarakat, oleh karena itu kehadiran
masyarakat madani menjadi sangat penting sebagai suatu tatanan baru hidup masyarakat,
dimana masyarakat berhimpun atas prakarsa sendiri, bekerjasama dan secara sadar berupaya
memenuhi kebutuhan atau kepentingan bersama, memecahkan persoalan bersama dan atau
menyatakan kepedulian bersama, dengan tetap menghargai hak orang lain untuk berbuat yang
sama dan tetap mempertahankan otonominya. Tatanan hidup bermasyarakat tersebut mesti
tumbuh berkembang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan.

Wujud kepedulian dalam menanggulangi persoalan kemiskinan di berbagai sektor, adalah


sebuah upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pendapatan
masyarakat miskin menuju arah yang lebih baik, serta mampu mendorong perubahan perilaku
masyarakat, sehingga menjadi berdaya dan mandiri. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan tersebut, tentunya membutuhkan beberapa
perumusan, perencanaan yang terarah utuh menyeluruh. Sehingga mesti ada visi misi yang
jelas, dan ideal, serta arahnya harus jelas dan terarah. Misi menjadi acuan gerak masyarakat
untuk memecahkan persoalan-persoalan praktis, realistis, dan hal-hal mendasar dalam
penanggulangan kemiskinan di wilayah.

Perencanaan penanggulangan kemiskinan di wilayah harus dibangun dengan pola yang jelas dan
nyata arahnya, supaya perencanaan menjadi efektif dan produktif, juga harus berorientasi pada
pembangunan terpadu menyeluruh serta berorientasi pada perubahan kondisi ke depan yang
lebih baik. Oleh karena itu, dalam rangka mensistematiskan proses penanggulangan kemiskinan
yang terarah, terrencana, terpadu dan berkelanjutan di wilayah, memerlukan kebersamaan
dalam penguatan kelembagaan yang kondusif dan produktif sebagai lembaga refresentatif
masyarakat yang akan terus berjuang melakukan pembangunan.

1
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Maka kami warga masyarakat desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang,
dengan ini membutuhkan sebuah wadah berupa Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) di
tingkat desa berbentuk paguyuban warga.
Supaya proses perjalanannya lancar, maka organisasi masyarakat ini menetapkan aturan dan
mekanisme sebagai pedoman dalam menjalankan roda organisasi berbentuk Anggaran Dasar.
Selanjutnya, disusunlah Anggaran Dasar ini sebagai pedoman dasar sebuah organisasi
masyarakat desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, yang dikelola secara
bersama dan mandiri oleh masyarakat desa dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip;
demokratis, partisipatif, transparansi, akuntabilitas, dan desentralisasi. Dan juga berdasarkan
pada nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan.

Selanjutnya disusunlah Anggaran Dasar BKM sebagai wadah paguyuban masyarakat desa
Wancimekar, yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai tersebut di atas.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam anggaran dasar ini yang dimaksud dengan:
1. AD adalah Anggaran Dasar Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Wancimekar,
merupakan pedoman dasar lembaga sebagai sistem untuk menjalankan roda organisasi
2. ART adalah Anggaran Rumah Tangga Badan Keswadayaan Masyarakat Desa
Wancimekar, merupakan pedoman rumah tangga lembaga sebagai pedoman teknis untuk
menjalankan roda organisasi
3. BKM adalah Badan Keswadayaan Masyarakat, yakni pimpinan kolektif organisasi
masyarakat Desa Wancimekar yang representatif, mengakar berbentuk perhimpunan atau
paguyuban, memiliki fungsi utama sebagai dewan pengambilan keputusan, yang
dilakukan melalui proses pengambilan keputusan secara partisipatif dan demokratis
dalam rangka menggerakan potensi masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan serta
membangun modal sosial.
4. Unit-unit pengelola, Dewan Pengawas UPK dan kesekretariatan secara umum
adalah menjalankan kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh BKM, yakni sebagai
pelaksana operasional yang berkaitan dengan masing-masing tugasnya.
5. BLM adalah Bantuan Langsung Masyarakat, sifatnya sebagai dana stimulan dari
pemerintah digunakan untuk Masyarakat miskin yang sangat perlu dibantu, atas dasar
pertimbangan dan keputusan rapat Pimpinan Kolektif.
6. Kredit bergulir adalah adalah penyaluran dana kepada masyarakat untuk
keperluan peningkatan ekonomi secara bergulir dan bersifat pinjaman yang harus
dikembalikan anggota masyarakat atau juga disebut debitur dan Unit Pengelola Keuangan
sebagai Kreditur.
7. Penatabukuan adalah proses pencatatan administrasi keuangan yang dilengkapi
dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran, catatan-catatan yang sah menurut
prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang dipergunakan untuk pertanggungjawaban
administrasi kepada masyarakat melalui Auditor (Akuntan Publik dan BPKP).
8. Laporan Audit adalah laporan pencatatan keuangan dalam bentuk laporan
keuangan, Neraca Laba/Rugi, Buku Besar dan Jurnal yang dibuat oleh staff Unit
Pengelolaan Keuangan dan atau dengan jasa Akuntan Publik dan Lembaga Pengawasan
2
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Keuangan dan Pembangunan sebagai pertanggungjawaban Pimpinan Kolektif Badan


Keswadayaan Masyarakat (BKM) kepada masyarakat dan pihak – pihak terkait.
9. Kelompok Swadaya Masyarakat adalah sebagai kumpulan orang yang
menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu,
yaitu adanya visi misi, kepentingan dan kebutuhan yang sama, kesamaan tujuan yang
ingin dicapai bersama. KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses belajar masyarakat
dalam pengorganisasian kelompok, dalam memecahkan persoalan-persoalannya secara
mandiri.
10. PJM Pronangkis adalah Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan
Kemiskinan, merupakan dokumen perencanaan masyarakat berkait dengan Pronangkis,
hasil perencanaan partisipatif masyarakat untuk mengembangkan program Tri Daya.
11. CSR (corporate social responsibility) atau Kemitraan dalam penanggulangan
kemiskinan, adalah suatu bentuk kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh Masyarakat
(BKM atau KSM) dengan pihak lain (swasta/pemerintah/lembaga peduli) dengan
berlandaskan kemitraan dan kepentingan bersama dalam rangka upaya penanggulangan
kemiskinan. Dengan tujuan agar terciptanya Tatanan masyarakat yang Mandiri dan
mampu mengakses berbagai sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan dan pelaksanaan
rencana program penanggulangan kemiskinan diwilayah desa. Agar terciptanya sinergi
yang optimal antara pemangku kepentingan (masyarakat, pemerintah dan
swasta/kelompok peduli).

BAB II
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2
Perkumpulan/paguyuban ini bernama Badan Keswadayaan Masyarakat KARYA LESTARI yang
berkedudukan di desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang.

Pasal 3
BKM KARYA LESTARI didirikan pada hari Selaasa tanggal 10 Bulan Desember Tahun 2013 untuk
waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 4
BKM KARYA LESTARI berkedudukan di Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten
Karawang, dengan alamat seketariat di Jl. Mashudi No.147 Dusun Krajan RT.01/02 Wancimekar
kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang

BAB III
BENTUK, SIFAT, DAN LEGALITAS BKM

Pasal 5
Kelembagaan BKM berbentuk Paguyuban yang bersifat pimpinan kolektif, refresentatif, mandiri,
dan merupakan lembaga milik seluruh masyarakat Desa Wancimekar, yang keberadaannya
didasarkan kebutuhan masyarakat, dipercaya oleh masyarakat, dan mencerminkan
kepemimpinan kolektif berbasis moral, sebagai wadah kerjasama masyarakat untuk melakukan
upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah desa.

3
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Pasal 6
BKM adalah milik masyarakat desa Wancimekar, dengan legalitas lembaga sebagai berikut;
1. BKM dicatatkan /diakta notariskan pada notaris yang ditunjuk, oleh kesepakatan dan
keputusan Rapat Khusus Anggota BKM yang diadakan untuk itu.
2. Para penghadap ke notaris terdiri dari anggota BKM yang telah diberi kuasa oleh Rapat
Khusus Anggota BKM dengan menyepakati dan keputusan atas nama seluruh masyarakat
desa Wancimekar.
3. Rapat khusus anggota BKM memberi kuasa tertulis kepada 3 (tiga) orang anggota BKM
untuk mengaktanotariskan BKM KARYA LESTARI Desa Wancimekar pada notaris.
4. Akta pendirian BKM harus menyebutkan secara tegas dan jelas, bahwa penghadap
adalah mewakili seluruh masyarakat desa Wancimekar, dan bahwa lembaga yang akan
dilegalisasi menjadi milik masyarakat.

BAB IV
VISI, MISI DAN STRATEGI

Pasal 7
Visi Badan Keswadayaan Masyarakat KARYA LESTARI adalah “Mewujudkan desa Wancimekar
yang sejahtera, sehat dan maju 2018”

Pasal 8
Misi Badan Keswadayaan Masyarakat KARYA LESTARI adalah ;
1. Membangun masyarakat yang mandiri melalui penguatan modal kapital sosial
2. Penguatan dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan-pelatihan
keterampilan
3. Menjalin kebersamaan yang sinergi dengan pemerintah dan kelompok peduli lainnya
dalam upaya penanggulangan kemiskinan
4. Membangun infrastruktur lingkungan untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang sehat
dan lestari
5. Meningkatkan kesehatan masyarakat
6. Mewujudkan taraf kesejahteraan masyarakat sesuai dengan potensi yang ada serta
membangun SDM yang berkualaitas
7. Membangun kepedulian masyarakat melalui kegiatan Tri Daya (Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan) secara efektif dan produktif dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Pasal 9
Strategi BKM KARYA LESTARI dalam upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah desa
Wancimekar adalah sebagai berikut;
1. Pemberdayaan masyarakat sebagai proses pembelajaran masyarakat.
2. Pengembangan kapasitas masyarakat melalui; pelatihan-pelatihan, pembinaan
kelembagaan, dan penguatan manajemen organisasi.
3. Penggalian sumber potensi dan pendataan wilayah.
4. Menumbuhkembangkan upaya pengelolaan ekonomi secara produktif dan efektif,
melalui perguliran dana pinjaman usaha pada masyarakat.
5. Membentuk kelompok belajar bersama di tingkat desa, sebagai proses pembelajaran
masyarakat untuk saling terbuka, saling komunikasi dan bertukar informasi.

4
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

6. Membuat Perencanaan Jangka Menengah (PJM) Program Penanggulangan Kemiskinan


(Pronangkis);
7. Membangun kerjasama jaringan kemitraan dengan pihak pemerintah, swasta dan
kelompok peduli lainnya dalam upaya melakukan kegiatan atau program penanggulangan
kemiskinan.

BAB V
LANDASAN, PRINSIP DAN NILAI
Pasal 10
BKM KARYA LESTARI Desa Wancimekar berlandaskan ;
1. Pancasila dan UUD 1945 (Pasal 28 A) menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya;
2. Kepres. No. 34 Tahun 2002 Tentang Komite Penanggulangan Kemiskinan;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia, No. 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan;
4. Surat Depdagri (tanggal 11 Nopember 2004), nomer: 421.6/2989/SJ tentang Program
Penanggulangan Kemiskinan melalui Pemberdayaan Masyarakat;

Pasal 11
BKM KARYA LESTARI didalam pelaksanaannya memegang teguh prinsip-prinsip ;
1. Demokrasi; yaitu bahwa dalam setiap proses pengambilan keputusan apapun yang
menyangkut kepentingan masyarakat banyak, terutama kepentingan masyarakat miskin,
melalui mekanisme pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah mufakat
dan demokratis, yakni dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat.
2. Partisipasi; yaitu bahwa dalam setiap langkah kegiatan dilakukan secara partisipatif, atas
peran serta aktif dengan melibatkan segenap komponen masyarakat, khususnya kelompok
masyarakat rentan untuk membangun kepedulian bersama melalui mekanisme
bekerjasama. Partisipasi dibangun melalui proses pengambilan keputusan oleh masyarakat,
mulai dari gagasan, perencanaan, pengorganisasian, pemupukan sumber daya, pelaksanaan,
monitoring evaluasi, pengendalian, dan pemeliharaan.
3. Transparansi dan Akuntabilitas; yaitu bahwa dalam proses manajemen BKM
menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, sehingga masyarakat belajar
“melembagakan” sikap bertanggung jawab dan terbuka terhadap pilihan keputusan,
kegiatan yang dilaksanakan, untuk mempertanggungjawabkannya kepada publik.
4. Desentralisasi; yaitu bahwa dalam pengambil keputusan yang langsung menyangkut
kehidupan dan penghidupan masyarakat agar dilakukan secara produktif, efektif,
proporsional, serta benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat.

Pasal 12
Prinsip-prinsip pembangunan yang sistematis, terarah, terrencana dan berkelanjutan, serta yang
ditumbuhkembangkan melalui Tri Daya, yaitu sebagai berikut;
1. Perlindungan Lingkungan; yaitu bahwa dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan
kegiatan berorientasi pada upaya penataan, perlindungan, pengendalian dan pemeliharaan
lingkungan.

5
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

2. Pengembangan Masyarakat; yaitu bahwa dalam setiap langkah kegiatan BKM selalu
berorientasi pada upaya membangun solideritas sosial dan keswadayaan masyarakat.
3. Pengembangan Ekonomi; yaitu bahwa dalam upaya menyerasikan dan mensinergiskan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, melalui peningkatan kapasitas dan keterampilan
khususnya masyarakat miskin untuk mengembangkan peluang usaha dan akses ekonomi,
supaya meningkatkan pendapatkan dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan serta
dampak sosialnya.
Pasal 13
BKM menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan sebagai nilai-nilai utama
dalam mengemban misi kemasyarakatan dan aktivitasnya. Nilai-nilai yang dijunjung tingggi oleh
BKM KARYA LESTARI adalah sebagai berikut;
1. Dapat dipercaya atau amanah
2. Ikhlas atau Kerelawanan
3. Kejujuran
4. Keadilan
5. Kesetaraan
6. Kebersamaan dalam keberagaman

BAB VI
KEDUDUKAN BKM
Pasal 14
Kedudukan BKM KARYA LESTARI ditingkat masyarakat adalah sebagai berikut;
1. BKM sebagai salah satu unsur yang ada dalam satu wilayah desa harus selaras, sinergis,
dan harmonis dengan unsur-unsur lainnya, yakni dengan pemerintahan desa, lembaga-
lembaga formal masyarakat, dan terbuka dengan lembaga lainnya.
2. Hubungan BKM dengan pemerintahan desa dan lembaga-lembaga lainnya di tingkat
desa, hubungannya bersifat koordinatif, fungsional, dan komplementer (saling melengkapi)
serta saling mendukung satu sama lainnya.
3. BKM sebagai lembaga dalam tatanan masyarakat di desa Wancimekar merupakan
wadah kerjasama masyarakat sebagai sarana perjuangan aspirasi penanggulangan
kemiskinan di wilayah desa.
4. BKM sebagai pimpinan kolektif berkedudukan dalam pengendalian program kegiatan
penanggulangan kemiskinan di desa Wancimekar

BAB VII
KELEMBAGAAN DAN PERANGKAT BKM
Pasal 15
Struktur Lembaga
BKM sebagai lembaga refresentatif masyarakat merupakan pimpinan kolektif yang memiliki
Pimpinan Kolektif BKM
struktur kepengurusan sebagai berikut;
Koordinator
Anggota

Kesekretariatan
Dewan Pengawas UPK

Unit Pengelola Keuangan 6 Lingkungan


Unit Pengelola Unit Pengelola Sosial
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
( UPK ) ( UPL ) ( UPS )

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)


Kelompok
Ekonomi
Swadaya Masyarakat (KSM) Lingkungan
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sosial
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Pasal 16
Kelembagaan BKM KARYA LESTARI merupakan Pimpinan kolektif yang terdiri dari Koordinator
dan Anggota, disepakati sesuai kebutuhan. Proses pembentukan dan pemilihan BKM dilakukan
melalui pemilihan langsung dari tingkat basis RT/RW, dan sampai ke tingkat desa.

Pasal 17
Hubungan BKM dengan Lembaga Lain

1. Hubungan BKM dengan pemerintahan Desa Wancimekar ataupun dengan lembaga-


lembaga tingkat desa tidak dilandasi hubungan struktural, melainkan hubungan fungsional
dan koordinatif serta komplementer (saling melengkapi)
2. Dalam rangka upaya penanggulangan kemiskinan, BKM merupakan sarana/wadah
perjuangan dan aspirasi dalam memecahkan persoalan kemikinan yang dihadapi masyarakat
Desa Wancimekar
3. Pemerintahan Desa Wancimekar sebagai pelaksana kebijakan publik ditingkat desa
(lokal) memiliki kedudukan sebagai fasilitator dan pendukung prakarsa masyarakat
4. Dalam program penanggulangan kemiskinan, BKM perlu melakukan hubungan
koordinasi dengan lembaga pemerintah pada satuan Kecamatan maupun Kota/Kabupaten
dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik yang mendukung prakarsa masyarakat
5. Dalam rangka membangun mewujudkan gerakan bersama dalam penanggulangan
kemiskinan, BKM dapat bekerjasama kelompok peduli lainnya

Pasal 18
Kelembagaan BKM KARYA LESTARI dalam menjalankan organisasi membutuhkan perangkat
operasional organisasi yaitu ;
1. Kesekretariatan, yaitu suatu perangkat operasional yang mengelola arsip-arsip dan
dokumen BKM, serta secara administrasi lembaga, sekretariat merupakan tenaga
administrasi BKM.
2. Dewan Pengawas UPK, yaitu gugus tugas sebagai unit perangkat yang mengawasi
tentang pengelolaan ekonomi UPK
3. Unit Pengelola Keuangan (UPK), yakni unit perangkat operasional yang mengelola
tentang ekonomi
4. Unit Pengelola Lingkungan (UPL), yakni unit perangkat operasional yang mengelola
tentang kegiatan bidang Lingkungan
5. Unit Pengelola Sosial (UPS), yakni unit perangkat operasional yang mengelola tentang
kegiatan bidang Sosial
6. KSM merupakan Kelompok Swadaya Masyarakat yang peduli dan tergabung sebagai
panitia kegiatan/pembangunan

BAB VIII
TUGAS POKOK, PERANAN, DAN FUNGSI
7
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Pasal 19
Tugas Pokok, Peranan dan Fungsi BKM

1. Tugas pokok BKM KARYA LESTARI adalah :


a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan-kebijakan juga keputusan-keputusan,
serta menetapkan Anggaran Dasar sebagai pedoman organisasi (termasuk sanksi) yang
dilakukan secara demokratis dan partisipatif mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta upaya penanggulangan kemiskinan.
b. Mengorganisir masyarakat untuk bersama-sama merumuskan visi, misi, rencana
strategis, dan rencana program penanggulangan kemiskinan (PJM Pronangkis dan Renta)
di desa Wancimekar berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
c. Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan
yang telah diambil BKM, termasuk penggunaan dana-dana bantuan program/kegiatan.
d. Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif sejak tahap
penggalian kebutuhan dan potensi dengan melakukan pemetaan swadaya, perumusan/
perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengendalian, pemeliharaan
hingga monitoring dan evaluasi.
e. Memverifikasi, mengklarifikasi, menilai dan mengevaluasi kinerja unit-unit
pengelola, dan memutuskan kesepakatan BKM untuk menetapkan proposal usulan
kegiatan yang merupakan prioritas, untuk selanjutnya ditetapkan sebagai program dan
ditetapkan anggaran bantuan yang akan danai oleh alokasi anggaran dana BKM, dari
dana-dana yang diserap dari pihak pemerintah, swasta, ataupun pihak penyandang dana
lainnya. Penetapannnya atas dasar kriteria dan prosedur yang disepakati dan ditetapkan
bersama.
f. Memonitor, mengawasi dan memberi masukan untuk berbagai kebijakan
maupun program pemerintah desa (lokal) yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat miskin maupun pembangunan terpadu.
g. Menjamin dan mendorong peran serta aktif berbagai unsur masyarakat,
khususnya masyarakat miskin dan kaum perempuan di wilayahnya, melalui proses
pemberdayaan serta hasil keputusan yang adil dan demokratis.
h. Membangun transparansi kepada masyarakat khususnya dan pihak luar
umumnya, melalui berbagai media seperti papan pengumuman, laporan kegiatan dan
keuangan bulanan/triwulan serta rapat-rapat terbuka, dan lainnya.
i. Membangun akuntabilitas kepada masyarakat melalui Laporan Pertanggung
Jawaban di Rembug Warga Tahunan (RWT), serta dilakukan audit oleh auditor
external/independen, selanjutnya menyebarluaskan hasil audit kepada seluruh lapisan
masyarakat.
j. Melaksanakan Rembug Masyarakat Tahunan (RWT) dengan dihadiri masyarakat
luas dan memberikan pertanggungjawaban atas segala keputusan dan kebijakan yang
diambil.
k. Membuka akses dan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
melakukan kontrol terhadap kebijakan, keputusan, kegiatan dan pengelolaan keuangan
BKM.
l. Memfasilitasi aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam perumusan kebutuhan dan
usulan program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan wilayah desa setempat,

8
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

untuk dapat dikomunikasikan, dikoordinasikan dan diintegrasikan dengan program serta


kebijakan pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi ataupun pusat.
m. Mengawal penerapan nilai-nilai dasar pemberdayaan masyarakat atau
partisipatif masyarakat, dalam setiap keputusan maupun pelaksanaan kegiatan
penanggulangan kemiskinan serta pembangunan di wilayah desa.
n. Menghidupkan serta menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai luhur
kemanusaiaan dalam kehidupan bermasyarakat, di setiap tahapan dan proses
pengambilan keputusan serta pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan
dan/atau pembangunan desa dengan bertumpu pada kondisi budaya (kultur)
masyarakat setempat (kearifan lokal).
o. Merencanakan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
penciptaan lapangan kerja baru, pengembangan ekonomi kerakyatan, dan peningkatan
kualitas lingkungan serta permukiman yang berkaitan langsung dengan upaya-upaya
perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin setempat.
p. Memfasilitasi networking (jejaring) kerjasama kemitraan dengan berbagai
potensi sumber daya yang ada dengan sumber-sumber luar masyarakat, dan kelompok
peduli lainnya.
2. Dalam upaya pencapaian tujuan, maka BKM KARYA LESTARI mempunyai peranan yaitu :
a. BKM sebagai motor penggerak di masyarakat berperan untuk
menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan budaya gotong royong
(kebersamaan) di masyarakat terutama dalam upaya penanggulangan kemiskinan di
wilayah desa Wancimekar.
b. BKM sebagai wadah / lembaga refresentatif masyarakat, berperan untuk
menampung aspirasi masyarakat, menggali potensi, merumuskan dan merencanakan
agenda program/kegiatan dalam upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah Desa
Wancimekar. Mensosialisasikan program-program pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kapasitas pemahaman masyarakat.
c. Melakukan pemberdayaan dan pembinaan kepada masyarakat sebagai proses
pembelajaran masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
d. Membangun komitmen dan kepedulian masyarakat dalam upaya pembangunan
wilayah.
e. Memantau, mengevaluasi, dan mengendalikan perlaksanaan Program
Penanggulangan Kemiskinan di Desa Wancimekar melalui gerakan bersama dengan
prinsip partisipatif yaitu dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
f. Melaksanakan pengambilan keputusan yang adil dan demokratis.
g. Mengembangkan pedoman-pedoman dan aturan-aturan yang mengikat
terhadap organisasi (kode etik, kode tata laku, pedoman teknis, kebijakan-kebijakan,
dsb).
h. Menyediakan Tempat informasi dan saranan komunikasi bagi masyarakat desa
setempat dalam rangka upaya penanggulangan dan memecahkan persoalan kemiskinan.
i. Membuka akses jaringan kemitraan dengan pihak pemerintah, swasta, dan pihak
lain.
3. Fungsi BKM KARYA LESTARI adalah sebagai berikut;
a. BKM sebagai Dewan pengambilan keputusan, dilakukan melalui proses
pengambilan keputusan secara partisipatif, mufakat dan demokratis.
b. BKM sebagai penggerak dan penumbuh kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan,
prinsip-prinsip kemasyarakatan, serta prinsip pembangunan berkelanjutan melalui
9
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Tridaya dalam kehidupan yang nyata masyarakat desa Wancimekar, untuk menggerakan
potensi masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan serta membangun modal sosial
masyarakat.
c. Menggalang solideritas dan kesatuan sosial untuk membangun kepedulian dan
kebersamaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan, melalui penyelenggaraan
kegiatan – kegiatan pemetaan swadaya untuk mengidentifikasikan karakteristik dan
sebaran persoalan kemiskinan yang ada, serta mengidentifikasi aspirasi dan kebutuhan
masyarakat miskin setempat.
d. Menyusunan Program Penanggulangan Kemiskinan, yaitu PJM Pronangkis dan
Renta.
e. Menyelenggaraan pelatihan dan berbagai bentuk kegiatan peningkatan kualitas
sumber daya manusia, terutama bagi masyarakat miskin.
f. Mengendalikan pengelolaan dana ekonomi bergulir bagi kelompok-kelompok
swadaya masyarakat di lingkungan masyarakat, terutama bagi masyarakat miskin.
g. Melakukan upaya pembangunan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar
pemukiman masyarakat yang bermanfaat langsung bagi upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin.
h. Mengelola dalam penerbitan media komunikasi masyarakat sebagai sarana
penyebaran dan pertukaran informasi diantara masyarakat setempat berkenaan dengan
upaya penaggulangan kemiskinan, dan sebagai pusat pembelajaran masyarakat melalui
pengembangan komunitas belajar masyarakat desa dengan mengoptimalkan peran
relawan-relawan setempat dengan keberpihakan pada masyarakat miskin.
i. Mengembangkan jaringan kerjasama kemitraan dengan organisasi sejenis
yang ada di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat, ataupun pihak
swasta dan kelompok peduli lainnya.
j. Melaksanakan Rembug Warga Tahunan (RWT) dengan dihadiri masyarakat luas
dan memberikan pertanggungjawaban atas segala keputusan dan kebijakan yang
diambil kepada masyarakat.

Pasal 20
Etika BKM

1. Anggota BKM adalah relawan-relawan sejati yang senantiasa konsisten, komitmen dan
sebagai pelaku nilai yang bertanggungjawab dalam memperjuangkan nilai-nilai luhur
kemanusiaan dan kemasyarakatan.
2. Anggota BKM dalam melaksanakan pengabdiannya bersifat ikhlas/relawan, yakni tidak
menerima imbalan apapun.
3. Anggota BKM tidak boleh menanamkan modal di suatu perusahaan dengan
menggunakan dana BLM
4. Anggota BKM tidak boleh mendepositokan dana BLM ke Bank
5. Anggota BKM tidak boleh mengelola langsung kegiatan usaha yang dibiayai BKM dari
dana BLM
6. Anggota BKM wajib menghindari semua hal yang memungkinkan terjadinya konflik
kepentingan
7. Anggota BKM tidak boleh menerima penanaman modal dari seseorang atau suatu
lembaga dengan imbalan dari BKM atau UPK
8. Anggota BKM tidak boleh diperkenankan mewakili kepentingan pribadi, golongan, unsur,
kelompok, status, pekerjaan atau kepentingan lainnya secara keseluruhan.
10
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

9. Anggota BKM tidak boleh diperkenankan memegang jabatan rangkap dengan UP-UP,
Dewan Pengawas, Sekretariat, atau KSM, dan / atau mengundurkan diri dari anggota BKM
untuk kemudian memegang UP-UP atau Sekretariat BKM.

Pasal 21
Tugas Pokok dan Fungsi Kesekretariatan

1. Tugas Pokok sekretariat adalah sebagai berikut;


a. Mengelola keuangan BKM, yaitu;
 Mencatat administrasi keuangan operasional BKM dan mencatat pengelolaan
BLM – Bantuan langsung Masyarakat
 Mencatatkan laporan pemasukan dan pengeluaran uang BKM pada setiap akhir
bulan, apakah angkanya sudah sesuai dengan yang ada dalam buku besar
 Mencocokkan Uang kas tunai dengan catatan yang ada dalam buku kas
 Mencocokkan Saldo Bank pada akhir bulan yang ada di Buku Bank yang dibuat
oleh sekretariat dengan rekening Bank
 Mencocokkan penerimaan dan pengeluaran yang ada di Buku Kas dengan bukti
transaksi uang masuk dan buku besar
 Memverifikasi apakah jumlah dana yang telah diterima untuk dikeluarkan untuk
semua jenis kegiatan telah sesuai dengan BAPPUK
 Verifikasi prosedur apakah prosedur yang digunakan dalam penerimaan,
pengelolaan, penyimpanan dan pengeluaran dana sudah cukup benar. BKM harus
mempunyai aturan atau kebijakan tentang pengeluaran uang (BAPPUK, RAPB, BA,
dan SOP yang berlaku). Pengeluaran uang yang cukup besar mungkin perlu diketahui
dan ditandatangani oleh anggota BKM yang diberi wewenang. Semua pengeluaran
kas harus tercatat jelas dan peruntukannya juga jelas
 Memverifikasi kegiatan tambahan dengan jalan memeriksa apakah catatan
tentang kegiatan-kegiatan tambahan seperti PAKET dan hasil chanelling (BFI, BRI,
NUSSP, Diknas, dan lain-lain) yang menjadi tanggung jawab BKM sudah tercatat dan
dilaporkan semuanya. Jika belum dilaporkan, cari penjelasan yang selengkapnya
 Melaporkan administrasi keuangan kepada LKM secara berkala
b. Mengelola administrasi penatabukuan BKM, yaitu;
 Mencatat agenda – agenda kerja BKM
 Mencatat pembukuan keluar masuk persuratan di buku induk BKM
 Menyusun agenda rapat / pertemuan BKM
 Membuat dan menyebarkan surat undangan
 Mencatat beberapa rangkaian kegiatan berupa notulen dalam setiap acara
rapat / pertemuan BKM
 Memberikan laporan hasil notulensi kepada seluruh anggota LKM ataupun pihak
lain yang berkepentingan
c. Mengelola dokumen atau arsip-arsip BKM, yaitu;
 Penataan arsip – arsip BKM, seperti dokumen-dokumen kegiatan
 Merawat dan menjaga dokumen-dokumen atau arsip – arsip BKM
 Memantau dan mencatat dokumen – dokumen keluar masuk
d. Mengelola Kotak Saran atau Pengaduan Masyarakat
e. Mengelola media warga sebagai papan informasi masyarakat, bulletin
masyarakat, dan lain sebagainya
11
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

2. Fungsi Sekretariat adalah sebagai pengelola operasional dalam membantu


penatabukuan, pengarsipan, dokumentasi lembaga, dan administrasi lembaga BKM, serta
menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah diputuskan oleh BKM.

Pasal 22
Tugas Pokok dan Fungsi Dewan Pengawas UPK
Dewan Pengawas UPK diangkat dan diberhentikan oleh BKM melalui mekanisme rapat anggota
BKM. Dalam menjalankan Pengawasan, monitoring, evaluasi dan pengendalian terhadap UPK
dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas, tiap tahun wajib mempertanggung-jawabkan
semua kerja mereka kepada BKM di dalam rapat anggota tahunan BKM. Untuk memastikan UPK
dikelola dengan baik dan benar, maka perlu dibentuk dewan pengawas UPK sebagai unsur
pengawasan terhadap kegiatan sehari-hari UPK.
1. Tugas pokok Dewan Pengawas UPK adalah sebagai berikut;
a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja UPK
b. Membantu tugas dan fungsi BKM dalam mengawasi pengelolaan UPK
c. Memfasilitasi kegiatan pengawasan UPK
d. Mengukur dan menilai kinerja UPK
e. Koordinasi dengan UPK dan BKM
f. Melaporkan hasil pengawasan UPK kepada BKM
g. Membangun transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan UPK
2. Fungsi Dewan Pengawas UPK adalah sebagai penanggungjawab dalam proses
pengawasan, monitoring, evaluasi dan audit terhadap UPK untuk mengukur kinerja
opersional maupun keuangan berdasarkan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan
oleh BKM, selanjutnya Dewan Pengawas UPK melaporkan hasil kinerja pengelolaan UPK
kepada BKM.

Pasal 23
Tugas Pokok dan Fungsi UPK

Unit Pengelola Keuangan (UPK) diangkat dan diberhentikan oleh BKM melalui mekanisme rapat
anggota BKM. Dalam menjalankan prinsip transparansi dan akuntabilitasnya, tiap tahun wajib
mempertanggung-jawabkan semua kerja mereka kepada BKM di dalam rapat anggota tahunan
BKM.
Unit Pengelola Keuangan adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit
mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai
pengelolaan dana pinjaman bergulir dan administrasi keuangannya, baik yang berasal dari dana
stimulan BLM, maupun dari pihak-pihak lainnya yang bersifat hibah.
Secara umum tugas dan fungsi UPK adalah menjalankan kebijakan-kebijakan yang diputuskan
oleh BKM, sehingga posisi unit pengelola keuangan sebagai pelaksana operasional yang
berkaitan tugasnya.
1. Tugas Pokok UPK adalah sebagai berikut;
a. Melakukan pencatatan akuntansi segala bentuk transaksi uang masuk dan uang
keluar.
b. Memahami dan melaksanakan seluruh ketentuan yang tercantum didalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Keswadayaan Masyarakat.

12
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

c. Membuat rencana kerja keuangan terhadap rencana target pendapatan dan


rencana pengeluaran keuangan serta mampu berinovasi untuk meningkatkan
pendapatan Badan Keswadayaan Masyarakat.
d. Melakukan penagihan kolektif dana swadaya masyarakat secara intens dan
kemudian dalam tempo 1 x 24 jam wajib disetorkan ke dalam rekening UPK Badan
Keswadayaan Masyarakat.
e. Memasukkan seluruh pemasukan maupun pendapatan Keuangan UPK ke dalam
rekening atas nama UPK Badan Keswadayaan Masyarakat.
f. Membuat Laporan penggunaan dana dan laporan pendapatan secara berkala
dan tahunan kepada pimpinan kolektif BKM.
g. Seluruh laporan keuangan UPK Badan Keswadayaan Masyarakat wajib dilaporkan
dengan tembusan sebagai pemberitahuan ke Tim Koordinasi Penaggulangan Kemiskinan
(TKPK), Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan setempat.
h. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM
i. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM Ekonomi.
j. Melakukan pengelolaan keuangan pinjaman bergulir untuk KSM,
mengadministrasikan keuangan.
k. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung
program ekonomi UPK.
2. Fungsi UPK adalah sebagai berikut;
a. Sebagai pengelola sumber daya keuangan program dana ekonomi bergulir
kepada masyarakat miskin yang memiliki integritas dan beritikad baik dan mampu
mengembalikan dana bergulir tersebut untuk digulirkan kembali kepada masyarakat lain
b. Sebagai pelaksana kegiatan strategis yang ditetapkan oleh Pimpinan kolektif
BKM.
c. Menjalankan seluruh program yang terkait dengan masalah keuangan UPK yang
ditetapkan didalam buku pedoman umum dan pedoman teknis serta buku Petunjuk
teknis pelaksana Badan Keswadayaan Masyarakat secara utuh serta Sistem Operasional
dan Prosedur Unit Pengelola Keuangan.
d. Menilai kemampuan kapasitas masyarakat dalam pengembalian dana bergulir.

Pasal 24
Tugas Pokok dan Fungsi UPL
Unit Pengelola Lingkungan adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit
mandiri untuk mengelola kegiatan di bidang pembangunan lingkungan perumahan dan
permukiman di wilayahnya. UPL bertanggung jawab dalam hal penanganan rencana perbaikan
kampung, penataan dan pemeliharaan prasarana dasar lingkungan perumahan dan
permukiman, tata kelola yang baik ("good governance") di bidang permukiman, dan lain-lain.
1. Tugas Pokok Unit Pengelola Lingkungan (UPL) adalah sebagai berikut;
a. Berkoordinasi dengan BKM dalam membuat Program rencana tata ruang,
rencana penataan lingkungan dan permukiman, rencana perbaikan dan pemeliharaan
sarana prasarana lingkungan permukiman;
b. Membuat rencana pembiayaan seluruh program / kegiatan;
c. Melaporkan seluruh perencanaan sebelum dilaksanakan untuk dapat disetujui
BKM;
d. Membuat Laporan Tahunan Kegiatan Unit Pengelola Lingkungan;

13
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

e. Bersama–sama BKM secara partisipatif melaksanakan penyusunan Rencana


Tindak Penanggulangan Kemiskinan (RTPK).
f. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM/Panitia.
g. Mengendalikan kegiatan-kegiatan pembangunan prasarana dasar lingkungan
perumahan dan permukiman yang dilaksanakan oleh KSM/Panitia pembangunan.
h. Motor penggerak masyarakat dalam membangun kepedulian bersama dan
gerakan masyarakat untuk penataan lingkungan perumahan dan permukiman yang
lestari sehat.
i. Menggali potensi lokal yang ada diwilayahnya.
j. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung
program lingkungan UPL.
2. Fungsi Unit Pengelola Lingkungan (UPL) adalah sebagai berikut;
a. Membuat program pemberdayaan masyarakat dan perbaikan prasarana dan
sarana lingkungan permukiman.
b. Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan kolektif BKM.
c. Sebagai pelaksana gugus tugas BKM untuk melakukan perencanaan, pemetaan
dan penataan serta melakukan perbaikan, pemeliharaan sarana prasarana lingkungan
perumahan
Pasal 25
Tugas Pokok dan Fungsi UPS
Unit Pengelola Sosial adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit
mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kegiatan-
kegiatan di bidang sosial. Peran UPS secara umum adalah mengimplementasikan tugas BKM
dalam peningkatan peran sosial bagi masyarakat miskin, menggalang kepedulian, kerelawanan
dan solidaritas sosial serta melembagakan nuansa pembelajaran melalui Komunitas Belajar
Kelurahan/Desa (KBK/D).
Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, UPS merupakan unit mandiri dan dapat mengambil
keputusan yang bersifat operasional selama tidak bertentangan dengan keputusan/kebijakan
yang telah ditetapkan oleh BKM. Oleh sebab itu setiap unit pengelola wajib mempertanggung-
jawabkan hasil kerjanya kepada BKM.
Unit Pengelola Sosial (UPS) adalah gugus tugas BKM yang diatur sebagai berikut ;
1. Untuk mengelola kegiatan yang terkait dengan pemberdayaan sosial wajib berkoordinasi
dengan BKM untuk menetapkan program kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
situasi dan kondisi peta sosial masyarakat.
2. Pengelola Unit kegiatan sosial terdiri atas 2 (dua) sampai 3 (tiga) orang.
3. Orang-orang yang diangkat menjadi Pengelola Unit Kegiatan sosial adalah masyarakat
setempat yang dinilai memiliki jiwa sosial, kepedulian dan kerelawanan disamping
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai gugus tugas BKM.
4. Unit pengelola Kegiatan Sosial bertanggung jawab kepada BKM.
5. Para Pengelola Kegiatan sosial diangkat dan ditetapkan oleh BKM berdasarkan atas
kesediaannya sebagai relawan.
6. Para pengelola Kegiatan sosial bertanggung jawab langsung kepada pimpinan kolektif
BKM.
Tugas Unit Pengelola Sosial, adalah sebagai berikut;
1. Melaksanakan rencana kegiatan bulanan dan tahunan kegiatan sosial yang telah menjadi
program BKM
14
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

2. Melakukan Koordinasi dengan BKM dalam melakukan penyuluhan dan seluruh kegiatan
yang akan dilaksanakan.
3. Memfasilitasi dan memverifikasi usulan kegiatan sosial Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM).
4. Seluruh rencana kegiatan wajib mendapat persetujuan rapat pimpinan kolektif BKM.
5. Mengkoordinir masyarakat terhadap seluruh kegiatan penataan lingkungan, lingkungan
kumuh, kebersihan lingkungan dan persampahan serta sanitasi serta kegiatan sosial lainnya.
6. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM/Pantia.
7. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM/Panitia bidang
sosial.
8. Membangun/mengembangkan kontrol sosial masyarakat melalui media
masyarakat.
9. Memfasilitasi dan mendorong masyarakat/relawan dalam Komunitas Belajar
Kelurahan/Desa (KBK/D).
10. Mendorong kepedulian masyarakat dalam kegiatan sosial
11. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program
sosial UPS.
Fungsi Unit Pengelola Sosial, adalah sebagai berikut;
1. Sebagai penyuluh dan mengsosialisasikan seluruh program BKM melalui rapat-rapat
ditingkat Rukun Tetangga, Rukun Warga dan Kantor Kelurahan.
2. Memberdayakan masyarakat untuk memberikan penyuluhan penataan lingkungan
permukiman dan perumahan termasuk masalah persampahan, pengangkutan sampah,
sanitasi dan kebersihan dilingkungan Masyarakat serta program hidup sehat dan bersih.
3. Membentuk masyarakat yang memiliki jati diri dan mandiri dalam melaksanakan
program kesehatan lingkungan serta pengendalian lingkungan kumuh.
4. Memberikan konsultansi peningkatan ekonomi masyarakat dalam rangka pelaksanaan
dana bergulir serta solusi permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengentasan
kemiskinan.
5. Melakukan sosialisasi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga kepada seluruh
lapisan masyarakat untuk turut berpartisipasi mendukung program Badan Keswadayaan
Masyarakat.

Pasal 26
Tugas Pokok dan Fungsi KSM

Kegiatan-kegiatan KSM/Panitia di bawah pengelolaan UPK, UPL dan UPS yang menggunakan
dana BLM dipandang sebagai alat untuk memperkuat proses belajar masyarakat sehingga pada
dasarnya pemanfaatan dana tersebut lebih mencerminkan : proses pembelajaran, memberikan
kesempatan belajar seluas-luasnya kepada masyarakat miskin, berorientasi pada penumbuhan
kepercayaan dan rasa tanggung jawab.
1. Tugas KSM adalah sebagai berikut;
a. Membuat proposal, menyusun rencana anggaran kebutuhan pekerjaan
b. Menggali swadaya masyarakat
c. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan
d. Membuat laporan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan, sebagai
bentuk transparansi dan akuntabilitas KSM terhadap masyarakat.
2. Fungsi KSM adalah sebagai berikut;

15
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

a. Sebagai pelaksana kegiatan/program, KSM harus melaksanakan kegiatan dan


menyelesaikannya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati oleh BKM dan UP-UP.
b. Mengelola pelaksanaan pekerjaan
c. Pemeliharaan program/kegiatan
d. Mengevaluasi kegiatan pelaksanaan
e. Menyampaikan atau mensosialisasikan mengenai kondisi perkembangan
pekerjaan dan keuangan sebagai bentuk keterbukaan dan akuntabilitas kepada
masyarakat umum

BAB IX
KEANGGOTAAN DAN PEMILIHAN ANGGOTA

Pasal 27
1. Kriteria utama anggota BKM adalah : jujur, ikhlas, rendah hati, adil bijaksana, dipercaya,
serta peduli terhadap masyarakat miskin dan lemah, atau kriteria berbasis nilai-nilai
universal kemanusiaan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh warga desa Pengulah
Selatan, melalui rembug/musyawarah mufakat.
2. Anggota BKM terdiri dari 9 Orang yang dipilih oleh rembug warga desa Wancimekar,
melalui proses pemilihan langsung.
3. Masa bhakti anggota BKM selama 3 tahun, dan dapat dipilih kembali selama 1 (satu)
periode melalui proses Pemilu BKM.
4. Proses pemilihan anggota BKM dilakukan dimulai dari tingkat basis, sampai tingkat desa.
Dengan mekanisme dan ketentuan yang telah disepakati panitia pemilihan BKM bersama
warga masyarakat.
5. Keanggotaan BKM berakhir, apabila:
a. Masa bhakti anggota BKM telah berakhir
b. Meninggal dunia
c. Pindah tempat domisili ke luar wilayah desa Wancimekar, dan telah merubah
status kewarganegaraannya menjadi warga desa lain.
d. Berhenti atas permintaan sendiri, yang dinyatakan dengan surat pernyataan
pengunduran diri di atas materai, yang selanjutnya disepakati dan di tetapkan
Berdasarkan keputusan Rapat Khusus Anggota BKM.
e. Telah terbukti melakukan penyimpangan dari nilai-nilai luhur kemanusiaan.
6. Dalam hal pergantian antar waktu karena ada anggota BKM yang keanggotaannya
berakhir, maka BKM dapat mengusulkan kepada masyarakat melalui rembug warga tingkat
desa untuk menetapkan nama urutan berikutnya dari hasil pemilihan Anggota BKM, sebagai
anggota BKM pengganti.
7. Apabila ternyata tidak ada yang bersedia atau calon pengganti Anggota BKM, maka
dengan pertimbangan mekanisme berdasarkan hasil keputusan rapat khusus anggota BKM,
menetapkan dan memutuskan pengganti.

Pasal 28
1. Anggota BKM adalah refresentatif dari masyarakat warga desa yang dipercaya,
ikhlas/tanpa pamrih (relawan), jujur, adil, dan peduli
2. Anggota BKM secara kolektif bertanggungjawab untuk mengambil keputusan dan
kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan

16
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

lingkungan permukiman sesuai dengan aspirasi serta amanat seluruh masyarakat warga
desa Wancimekar
3. Kedudukan antar anggota BKM adalah setara, sehingga tidak ada satupun anggota BKM
yang memiliki hak istimewa
4. Proses pengambilan keputusan yang mengatasnamakan BKM hanya dapat dilakukan
secara kolektif oleh seluruh anggota BKM dan / atau mayoritas anggota BKM sesuai
ketentuan quorum sahnya pengambilan keputusan
5. Setiap Anggota BKM mempunyai Hak sebagai berikut ;
a. Anggota pimpinan kolektif BKM mempunyai hak suara yang sama dalam
pengambilan keputusan BKM
b. Memiliki hak memilih atau dipilih
c. Memperoleh informasi secara rutin mengenai kondisi perkembangan dan
keuangan yang dikelola oleh UP-UP
d. Melakukan tindakan dan sangsi terhadap penyimpangan yang terjadi di UP-UP
dan/atau penerima manfaat kegiatan BKM
e. Partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan
6. Setiap Anggota BKM mempunyai kewajiban sebagai berikut ;
a. Menjunjung tinggi nama baik BKM KARYA LESTARI
b. Memahami dan mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Rapat Anggota, dan peraturan – peraturan lain yang berlaku.
c. Melakukan audit independen setiap tahun secara rutin
d. Transparansi dan akuntabel dalam setiap keputusan, kegiatan, serta pengelolaan
keuangan
e. Memperjuangkan aspirasi warga
f. Mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya kepada masyarakat
g. Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BKM.
7. Hakekat anggota BKM adalah sebagai refresentatif masyarakat, pimpinan kolektif, atau
dewan amanah

Pasal 29
Tata cara pemilihan Anggota BKM, di atur sebagai berikut ;
1. Anggota BKM bersama utusan warga mengadakan rembug untuk membentuk panitia
pemilihan, yang terdiri dari :
a. Pokja Anggaran Dasar
b. Pokja Pemilihan
c. Pokja Pemantau Partisipatif
2. Tugas dan kewajiban masing-masing Kelompok Kerja di atur dalam ART
3. Anggota BKM dipilih dari dan oleh utusan tingkat basis RT dalam rembug warga tingkat
desa, dan sistem pemilihan yang dilakukan dengan cara ;
a. Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia
b. Tanpa dilakukan pencalonan dan kampanye
c. Pemilih dan yang dipilih adalah warga dewasa
4. Persyaratan menjadi Anggota BKM, adalah ;
a. Warga masyarakat desa Wancimekar yang telah berusia dewasa (usia 17 tahun ke
atas, dan atau sudah menikah) dibuktikan dengan KTP domisili
b. Warga yang peduli, dan menyatakan kesiapan serta kesanggupannya sebagai
relawan

17
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

c. Warga yang memiliki komitmen, orientasi visi misi yang jelas untuk kepentingan
umum, dan siap mengabdikan pada masyarakat
5. Tata cara pemilihan utusan warga tingkat basis RT dan tingkat desa diatur dalam ART
6. Jumlah utusan warga dari tiap RT ditentukan atas dasar jumlah RT dan jumlah penduduk
dewasa, sehingga jumlah utusan warga ditingkat desa tidak kurang dari 2 % jumlah
penduduk dewasa, yang mempunyai hak dipilih dan hak memilih
7. Penetapan utusan warga tingkat RT dilakukan melalui pemilihan dengan berpedoman
pada kriteria dan aturan pemilihan yang ditetapkan dalam ART
8. Anggota BKM dipilih melalui pemilihan, dan tidak boleh melalui penunjukan atau
penyepakatan atau rekayasa terselubung
9. Bila terjadi penyimpangan adanya anggota BKM yang tidak dipilih melalui pemilihan,
maka dianggap tidak sah, dan harus diganti sesuai dengan peraturan yang telah disepakati

BAB X
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 30
1. Rapat Khusus Anggota BKM menetapkan dan memutuskan tentang kriteria pengelola
untuk menjadi personil Sekretariat, Dewan Pengawas UPK, UPK, UPL, UPS serta KSM.
Selanjutnya disebarluaskan dan disosialisasikan melalui media warga dan papan informasi
ditempat strategis
2. Personil pengelola terbuka bagi seluruh warga masyarakat yang siap, mampu dan peduli,
selanjutnya ditetapkan atas pertimbangan kesepakatan BKM memutuskan personil
pengelola
3. BKM menseleksi, menilai dan memverifikasi atas pertimbangan yang terbaik
4. Rapat Khusus Anggota BKM menetapkan dan memutuskan tentang personil pengelola
untuk menjadi personil Sekretariat, Dewan Pengawas UPK, UPK, UPL, UPS serta KSM.
Selanjutnya disebarluaskan dan disosialisasikan melalui media warga dan papan informasi
ditempat strategis
5. Selanjutnya personil pengelola dan prangkat operasional menandatangani surat
pernyataan kesediaan secara tertulis, dan kemudian BKM menetapkan Surat Keputusan
Pengangkatan personil pengelola dan perangkat operasional
6. BKM memiliki kewenangan untuk memberhentikan personil pengelola ataupun
perangkat operasional organisasi, berdasarkan rapat khusus BKM dalam memutuskan
kebijakannya
7. BKM berhak memberhentikan personil pengelola ataupun perangkat operasional
organisasi, jika telah dinyatakan bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BKM yang telah disepakati, dan BKM memberikan Surat Keputusan Pemberhentian
kepada personil yang bersangkutan, dan kemudian personil yang bersangkutan membuat
surat pernyataan tertulis
8. Pengangkatan dan pemberhentian personil pengelola dan/atau perangkat operasional
organisasi tersebut dilegitimasi oleh BKM

BAB XI
TATA CARA PERTANGGUNGJAWABAN UNIT-UNIT PENGELOLA
DAN PERANGKAT OPERASIONAL ORGANISASI

18
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Pasal 31
1. Untuk masalah teknis, unit-unit pengelola dan juga perangkat operasional organisasi
bertanggungjawab langsung kepada BKM, yaitu laporan kegiatan dan laporan pengelolaan
keuangan
2. UP-UP dan perangkat operasional menyampaikan laporan kegiatan dan pengelolaan
keuangan dilakukan secara berkala, selanjutnya dilaporkan secara keseluruhan dalam Rapat
Anggota Tahunan (RAT)
3. UPK wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan kepada BKM dalam bentuk
laporan keuangan tahunan yang telah di audit oleh akuntan publik
4. Pembiayaan audit akuntan publik dibayar dari BOP BKM
5. UP-UP wajib mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada BKM minimal 3 bulan
(triwulan) sekali atau setelah selesai melaksanakan kegiatan dalam rapat kerja BKM
6. BKM berhak memberikan sangsi kepada UP-UP yang dianggap telah menyimpang dari
koridor nilai-nilai universal kemanusiaan dan kemsyarakatan, dan kebijakan yang ditetapkan
BKM

BAB XII
LEMBAGA FINANSIAL MIKRO

Pasal 32
1. Lembaga Finansial Mikro (LFM) merupakan unit komersial dan berfungsi memberikan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin yang telah mempunyai usaha
(adanya proses pembelajaran di KSM yang dibina oleh BKM) ataupun masyarakat lainnya
yang ingin mengembangkan usahanya, setelah terlebih dahulu membangun KSM
2. Pembentukan LFM dalam bentuk lembaga hukum apapun, tetap mengacu kepada
aturan atau perundang-undangan yang berlaku, dan tidak boleh bertentangan dengan
AD/ART BKM
3. LFM merupakan sebuah lembaga finansial mikro yang dikelola UPK dibawah
pengawasan Dewan Pengawas UPK yang bertanggungjawab kepada BKM dalam upaya
pengelolaan pengembangan usaha masyarakat (KSM Ekonomi)
4. LFM dalam pengelolaannya secara proporsional dan professional dengan berpegang
pada prinsip transaparansi dan akuntabilitas publik
5. LFM memiliki pedoman teknis pengelolaan dan kebijakan-kebijakan teknis lainnya, dan
tidak bertentangan dengan AD/ART BKM.

BAB XIII
RAPAT ANGGOTA DAN MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 33
1. Rapat Anggota pimpinan kolektif merupakan musyawarah untuk membuat kesepakatan
dan memutuskan ketetapan-ketetapan BKM
2. Rapat Anggota pimpinan kolektif dapat mengeluarkan keputusan diluar AD/ART
3. Rembug Warga tingkat desa wajib dilakukan pada saat;
a. Sosialisasi program tingkat desa
b. Pembentukan dan pemilihan Anggota BKM
c. Pertanggungjawaban BKM kepada masyarakat
d. Lokakarya Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan Swadaya
19
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

e. Penetapan PJM Pronangkis dan Renta kegiatan/program


f. Perumusan perubahan AD BKM
g. Mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan seluruh masyarakat,
dan/atau masyarakat tidak menerima keputusan yang ditetapkan dalam rapat BKM
h. Setiap akhir tahun sebagai forum evaluasi terhadap capaian kinerja BKM
i. Terjadi situasi masyarakat hendak membubarkan BKM, dan membentuk BKM
baru. Pembubaran Perkumpulan/Paguyuban dimana BKM sebagai lembaga
kepemimpinan kolektif tidak dapat dilakukan melalui Rapat Anggota BKM. Pembubaran
hanya dapat dilakukan melalui aspirasi masyarakat melalui Referendum
j. Ditemukan indikasi penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan oleh
BKM
k. Hal-hal lain yang dianggap perlu untuk dibahas di tingkat desa
4. Rembug Warga Tahunan (RWT) BKM dilakukan setiap tahun buku yang dilaksanakan
paling lambat 2 (dua) bulan setelah tutup buku, dengan mekanisme pelaksanaan
sebagaimana yang diatur dalam rembug warga tingkat desa.
5. Rembug Warga Tahunan (RWT) sebagai forum kontrol dan evaluasi terhadap organisasi
BKM, sekurang-kurangnya dalam RWT membahas tentang;
a. Tinjauan Partisipatif
b. Capaian kinerja BKM
c. Pelaksanaan program pembangunan
d. Pengelolaan keuangan
e. Rencana kerja BKM tahun berikutnya
f. Rencana tahunan BKM tentang PJM Pronangkis
g. Hasil audit independen
h. Dan hal-hal lain yang dianggap perlu dan menyangkut kepentingan masyarakat
6. Rapat Anggota Tahunan pimpinan kolektif BKM akan membahas :
a. Pencapaian arah program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan pada
tahun buku sebelumnya sebagai wujud pertanggungjawaban BKM
b. Penetapan arah rencana program penanggulangan kemiskinan pada tahun buku
berikutnya
c. Mengevaluasi dan menilai terhadap kinerja unit-unit pelaksana BKM pada tahun
buku sebelumnya
d. Memilih dan menetapkan pengelola BKM (Sekretariat, Dewan Pengawas UPK,
UPK, UPL & UPS) pada tahun buku berikutnya.
7. Dalam hal Rapat Anggota Tahunan sebagaimana ayat (6), dengan pertimbangan,
kemiskinan merupakan persoalan dan tanggung jawab bersama, BKM wajib mengundang
para pengelola unit-unit BKM, perangkat pemerintahan desa dan perangkat kelembagaan
masyarakat Desa (LPMK, PKK, Kelompok Pemuda, DKM/Kelompok Pengajian, KSM, Kader
Masyarakat dan RT/RW, dll )
8. Setiap anggota mempunyai satu suara dalam Rapat Anggota
9. Selain Rapat Anggota Tahunan, bentuk Rapat Anggota lainnya adalah :
a. Rapat Koordinasi Rutin (RKR) dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
sebulan Sebagai forum pembahasan hasil kinerja dan perencanaan program bulanan.
b. Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK), dilakukan pada saat menetapkan usulan
kegiatan yang dinilai layak untuk disetujui.
c. Rapat Keputusan Khusus (RKK), merupakan rapat anggota yang insidental sesuai
kebutuhan
20
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

d. Rapat Anggota Luar Biasa (RALB), dilakukan dalam keadaan luar biasa.

Pasal 34
1. Rapat Anggota dinilai sah apabila sekurang-kurangnya dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah anggota BKM.
2. Apabila quorum tidak tercapai maka Rapat Anggota di tunda paling lama 7 (tujuh) hari
dan apabila untuk kedua kalinya tetap tidak tercapai maka dilakukan Rapat Anggota Luar
Biasa.
3. Rapat Anggota Luar biasa dilakukan dan dapat dilaksanakan atas kesepakatan seluruh
anggota BKM, dan atas aspirasi sedikitnya 50 persen dari anggota BKM yang disampaikan
secara tertulis
4. Dalam keadaan luar biasa, rapat sah apabila dihadiri oleh 50 persen + 1 anggota BKM
5. Rapat Anggota Luar Biasa pimpinan kolektif BKM dapat mengubah, menambah dan
mengurangi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BKM ( AD/ART), jika dibutuhkan
adanya perubahan

Pasal 35
1. Segala keputusan yang dihasilkan oleh BKM dilakukan secara bersama melalui
musyawarah mufakat rapat anggota. Dan apabila melalui musyawarah tidak tercapai
mufakat, pengambilan suara dapat dilakukan ( voting )
2. Bertalian dengan penyelenggaraan Rapat Anggota, para anggota BKM harus
diberitahukan secara tertulis sekurangnya dua hari sebelum Rapat Anggota dilaksanakan
kecuali Rapat Anggota luar Biasa
3. Pemberitahuan sebagaimana ayat (2) diatas, diinformasikan pula agenda rapat dimaksud
4. Untuk mengefektifkan tugas dan peranan anggota BKM, dapat menyepakati dan
memilih Koodinator untuk memandu dan memfasilitasi pertemuan
5. Jika koordinator berhalangan, maka rapat dapat berlangsung (sepanjang quarum
tercapai) dan dipimpin oleh salah satu anggota BKM yang hadir melalui kesepakatan
6. Untuk terwujudnya koordinasi anggota BKM dengan perangkat operasional, maka BKM
mengagendakan rapat-rapat rutin sesuai kebutuhan
7. Rapat anggota merupakan sebagai salah satu agenda evaluasi dan pengendalian dalam
proses manajemen lembaga untuk pengambilan keputusan
8. Segala keputusan rapat Anggota, harus dicatat dalam Berita acara yang ditandatangani
diketahui oleh Koordinator dan 2 (orang) saksi dari anggota
9. Keputusan hasil Rembug Warga di tingkat desa yang mengikat, harus ditindaklanjuti dan
dilaksanakan oleh BKM
10. Tata cara rapat anggota BKM, dan keputusan rapat khusus BKM diatur lebih lanjut dalam
ART BKM

BAB XIV
KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS)

Pasal 36
Dalam rangka merumuskan kebijakan penanggulangan dan memecahkan persoalan kemiskinan
di Desa Wancimekar, maka BKM menetapkan kebijakan sebagai berikut;
1. BKM merumuskan Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan
yang disebut PJM Pronangkis, yang berisikan program 3 (tiga) tahunan

21
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

2. PJM Pronangkis sebagaimana dalam ayat (1) diatas, perlu disusun berupa program
tahunan BKM, yang disebut Renta Pronangkis
3. Substansi PJM Pronangkis maupun program Tahunan BKM terdiri atas :
a. Bentuk Program Penanggulangan Kemiskinan melalui program Tridaya (Ekonomi,
Sosial, dan Lingkungan)
b. Arah dan sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan, masyarakat sebagai
penerima manfaat
c. Besaran dan sumber pembiayaan Program Penanggulangan Kemiskinan
4. Yang melandasi susunan PJM Pronangkis dan Program Tahunan BKM adalah Hasil hasil
kajian Refleksi Kemiskinan (RK) dan hasil kajian Pemetaan Swadaya (PS) yaitu gambaran
pemetaan kebutuhan, potensi dan masalah yang berhubungan dengan kemiskinan
5. Sesuai dengan dinamika perkembangan masalah yang dihadapi serta kebutuhan
masyarakat terutama masyarakat miskin, paling tidak selama tiga tahun, maka BKM
memfasilitasi kegiatan Refleksi Kemiskinan dan Pemetaan Swadaya
6. Prinsip yang diketengahkan BKM dalam penyusunan PJM Pronangkis dan pelaksanaan
Refleksi Kemiskinan serta kajian Pemetaan Swadaya adalah prinsip partisipatif
7. PJM Pronangkis dan program tahunan BKM harus disosialisasikan kepada berbagai pihak
baik dengan masyarakat, perangkat Kelurahan maupun dengan kelompok peduli dan
pemerintahan

Pasal 37
1. Yang menjadi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan adalah Masyarakat miskin,
dalam hal ini keluarga miskin yang telah disepakati masyarakat dan sesuai dengan kriteria
yang disepakati dalam Kajian Refleksi Kemiskinan, serta sebagaimana hasil pemetaan
swadaya
2. Bentuk pengelolaannya dalam rangka proses pembelajaran dan membangun kepedulian
serta membangun solidaritas sosial, maka arah sasaran tidak dalam bentuk perorangan,
tetapi melalui kelompok-kelompok masyarakat ( Kelompok Swadaya Masyarakat/KSM)
3. Dalam rangka penetapan arah sasaran, BKM merumuskan kriteria prioritas setelah
mendapat masukan hasil penilaian dari unit-unit pelaksana dan aspirasi masyarakat
4. Rumusan kriteria prioritas dilakukan secara kolektif penetapannya oleh anggota BKM
dan diinformasikan secara terbuka, diumumkan dan disosialisasikan kepada masyarakat
melalui rembug warga juga di media warga
5. Dalam rangka merumuskan prioritas, BKM perlu memperhatikan kedudukan sinergi
program dan memperhatikan prinsip dan nilai yang ditetapkan oleh BKM serta disepakati
seluruh masyarakat
6. Usulan prioritas kegiatan yang telah disepakati dan ditetapkan dalam PJM pronangkis
adalah menjadi acuan keputusan rencana program yang akan dilaksanakan

BAB XV
RELAWAN DAN KOMUNITAS BELAJAR DESA

Pasal 38
Relawan
1. Relawan adalah seseorang atau kelompok orang yang peduli karena panggilan nuraninya
bersedia mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk memberikan kontribusi dan membantu
masyarakat secara ikhlas/tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan apapun.

22
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

2. Prinsip yang membentuk para relawan adalah bentuk tolong menolong, saling
membantu, kebersamaan, kegotong-royongan, kerjasama dalam mensikapi atau melakukan
pemecahan sesuatu permasalahan
3. Yang berhak menjadi relawan adalah semua warga atas dasar kesadaran dan prinsip
ikhlas, tanpa membeda-bedakan status, bersedia mengabdikan demi kepentingan
masyarakat banyak, serta mewujudkan tujuan bersama
4. Peranan relawan dalam pengembangan masyarakat akan diatur dalam ART BKM

Pasal 39
Komunitas Belajar Desa
1. Komunitas Belajar Desa (KBD) adalah forum para relawan, berfungsi sebagai tempat
saling belajar, tukar pengalaman dan pemikiran, bertukar informasi, tempat refleksi kajian,
tempat koordinasi dan komunikasi, yang dilandasi atas semangat kebersamaan dan
kesamaan visi misi serta tujuan untuk melakukan perubahan, perbaikan dan peningkatan
kondisi pembangunan desa
2. BKM bertanggungjawab dan berkewajiban untuk mengembangkan dan meningkatkan
kapasitas relawan, dengan adanya pengelolaan dan manajemen yang produktif

BAB XVI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM)

Pasal 40
1. BKM berkewajiban mengadakan dan mengembangkan Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat (PPM), sebagai bentuk keterbukaan dan evaluasi
2. Pelayanan PPM dapat diwujudkan dengan menyediakan kotak pengaduan masyarakat,
membuka kotak pos, atau menyediakan nomor telephone untuk dapat dihubungi sebagai
tempat pengaduan ataupun masukan saran dari masyarakat kepada BKM
3. PPM dapat dikelola oleh kesekretariatan BKM
4. PPM merupakan salah satu media kontrol dan evaluasi masyarakat terhadap BKM

BAB XVII
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

Pasal 41
1. BKM, perangkat operasional BKM dan Unit-Unit Pengelola, serta KSM bersama
masyarakat berkewajiban menjunjung tinggi dan menerapkan prinsip transparansi dan
akuntabilitas sebagai bentuk tanggungjawab moral
2. Transparansi adalah prinsip keterbukaan dalam bentuk segala informasi yang berkaitan
dengan kegiatan, segala hal yang menyangkut penyelenggaraan BKM dalam menjalankan
tugas-tugasnya, dilakukan dengan cara publikasi/sosialisasi dan penyebarluasan informasi
kepada seluruh masyarakat
3. Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban BKM terhadap masyarakat dengan cara
memberikan akses kepada semua pihak untuk melakukan kontrol, evaluasi, audit, bertanya
dan/atau menggugat pertanggungjawaban para pengambil keputusan
4. Aktualisasi kewajiban transparansi dilakukan antara lain dengan cara; penyebaran
informasi melalui papan informasi, pertemuan rutin, penyebaran melalui media warga,
menyebarluaskan dan menyampaikan informasi audit tahunan BKM, dan memberikan
informasi secara terbuka kepada pihak-pihak lain
23
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

5. Aktualisasi kewajiban akuntabilitas dilakukan antara lain dengan cara; konsultasi publik
(keputusan yang ditetapkan dan harus dikonsultasikan kepada masyarakat), rapat koordinasi
anggota BKM bersama masyarakat (penyampaian perkembangan kegiatan, membahas
permasalahan, rencana kerja berikutnya), Rembug Warga Tahunan (RWT), dan audit /
pemeriksaan independen berkaitan dengan pengelolaan keuangan
6. Apabila terjadi dan ditemukan indikasi penyimpangan atau penyalahgunaan oleh BKM,
Unit-Unit Pengelola dan Perangkat operasional, KSM dan Masyarakat; maka harus dikenakan
sangsi yang jelas dan tegas. Adapun pejelasan tentang sangsi sebagaimana dibahas dalam
ART dan akan ditetapkan di Rapat Khusus BKM dan/atau di Rembug Waga tingkat Desa

BAB XVIII
DANA

Pasal 42

1. Sumber pendanaan BKM terdiri atas :


a. Modal sendiri/ swadaya masyarakat
b. Dana Bantuan Pemerintah berupa BLM, baik dari APBN ataupun dari APBD
c. Dana Bantuan dari pihak lain/donatur yang tidak mengikat/penyumbang lepas
d. Dana dari Kerjasama kemitraan dengan pihak ketiga, sepanjang tidak
bertentangan dengan AD/ART BKM dan peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan/disepakati
e. Penerimaan lainnya yang sah dan tidak mengikat, sepanjang tidak bertentangan
dengan AD/ART BKM dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan/disepakati
2. Dana BKM dari berbagai sumber sebagaimana butir (1), dipergunakan sebesar –
besarnya untuk kepentingan program penanggulangan kemiskinan, oleh karena itu asset dan
dana bergulir yang berasal dari dana BLM harus diprioritaskan bagi KSM terutama untuk
kepentingan warga miskin, sesuai dengan daftar warga miskin (hasil pemetaan swadaya)
3. Sumber dana untuk biaya awal operasional (BOP) BKM diperoleh dari biaya administrasi
dan operasional yang berasal dari BLM PNPM-MP (APBN), adapun besarannya dan tata cara
penggunaannya diatur dalam pedoman teknis PNPM-MP
4. Sumber dana untuk administrasi dan operasional BKM selanjutnya dapat berasal dari
alokasi pendapatan jasa dana bergulir, sementara pendapatan jasa yang lainnya dialokasikan
untuk biaya pemeliharaan prasarana dan sarana dasar lingkungan, biaya bantuan sosial, dan
pemupukan modal bergulir, yang sejenis dan besarnya masing-masing harus disepakati
dalam rapat khusus BKM sesuai dengan kemampuan keuangan yang ada
5. BKM dapat menggalang kepedulian masyarakat di desa Wancimekar, dengan didukung
oleh pemerintah desa, kecamatan Kotabaru dan kabupaten Karawang sebagai sumber dana
untuk biaya operasional BKM
6. UPK bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana serta kegiatan pinjaman bergulir dan
pengembangan usaha ekonomi kecil/KSM-KSM ekonomi
7. UPL bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana serta kegiatan pembangunan
prasarana dan sarana perumahan dan permukiman, termasuk pembinaan KSM-KSM
Lingkungan atau panitia pembangunan yang dibentuk masyarakat
8. UPS bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana serta kegiatan pelayanan/santunan
sosial, pengembangan SDM (pelatihan-pelatihan), dan Komunitas Belajar Desa (KBD),
termasuk menggalang potensi relawan-relawan yang ada di desa Wancimekar

24
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

9. Administrasi dan manajemen keuangan (penyusunan rencana dan laporan bulanan,


neraca, jurnal, dan lain-lain) sebagai bentuk akuntabel pengelolaan keuangan

Pasal 43
Mekanisme Penerimaan, Penyaluran dan Pemanfaatan Dana

1. BKM wajib membuka rekening bank yang disepakati melalui Rapat Keputusan Khusus
BKM
2. Rekening BKM harus dibuka atas nama lembaga yakni BKM KARYA LESTARI desa
Wancimekar
3. Dana awal yang diperlukan untuk persyaratan membuka rekening berasal dari dana
swadaya masyarakat
4. Specimen rekening bank atas nama lembaga BKM KARYA LESTARI desa Wancimekar,
yang ditandatangani oleh 3 (tiga) orang wakil anggota BKM yang telah ditetapkan Rapat
Khusus Anggota BKM dan dituangkan dalam Berita Acara, serta dilampirkan daftar hadir
Anggota BKM. Selanjutnya dibuat surat pernyataan dan surat kuasa yang ditandatangani
bermaterai
5. Jika terjadi perubahan atau pergantian nama penandatangan specimen rekening bank,
maka mekanismenya sama seperti yang ada di ayat (4)
6. Dana yang diamanatkan kepada BKM tidak boleh disimpan dalam bentuk tabungan atau
deposito dan/atau jenis lainnya yang dilakukan untuk tujuan pemupukan dana
7. KSM/Panitia mempertanggungjawabkan pemanfaatan dana yang diterimanya langsung
kepada UP-UP, dan mempertanggungjawabkan kepada BKM
8. Setiap pemasukan dana dari KSM ekonomi harus disimpan dalam rekening UPK, jika
terpaksa karena kesulitan teknis, maka dana dapat disimpan sementara di UPK selama-
lamanya 1 (satu) hari, dan/atau sebesar-besarnya 1 juta rupiah, kemudian harus dimasukkan
ke rekening UPK
9. Penanda tanganan untuk penarikan atau pencairan dana BKM dilakukan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang dari pemegang specimen di rekening bank
10. Pemberian dana pinjaman ke KSM harus dilakukan secara terbuka dihadapan rapat
khusus BKM atau warga desa Wancimekar
11. Daftar nama dana, peruntukan penggunaan dana, dan jumlah dana yang diberikan
kepada KSM harus diumumkan secara terbuka, dan diinformasikan di media warga (berupa
papan informasi)

BAB XIX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 44
Perubahan Anggaran Dasar BKM KARYA LESTARI Desa Wancimekar dapat dilakukan melalui
Rapat Luar Biasa Anggota BKM (BAB XIII Pasal 34, ayat 5) dan hasil perubahannya harus
disosialisasikan pada masyarakat, dan/atau dilakukan dalam waktu 3 tahun berikutnya
selesainya periode masa bhakti BKM sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
kebijakan Rapat Tahunan Anggota BKM

BAB XX
PEMBUBARAN BKM

25
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

Pasal 45
1. Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB XIII Pasal 33 ayat 3 butir (i), maka; Setelah
melalui Referendum dan disepakati oleh warga masyarakat (sedikitnya 25 persen dari
penduduk dewasa) dan/atau seluruh warga masyarakat menghendaki pembubaran BKM
yang diputuskan dalam Rembug Warga tingkat desa, maka BKM dapat dibubarkan
2. Pembubaran BKM dapat dilakukan karena BKM sebagai dewan amanah warga, sudah
tidak mampu lagi menjalankan tugas dan fungsinya
3. Keberadaan dan manfaat BKM sudah tidak dapat dirasakan lagi oleh masyarakat warga
desa Wancimekar
4. Jika BKM dibubarkan, maka seluruh kekayaan BKM yang berasal dari dana BLM
pemerintah yang masih terserap di rekening BKM harus dikembalikan kepada kas Negara.
Sedangkan kekayaan BKM yang berasal dari dana non-BLM pemerintah, harus diserahkan
kepada lembaga wakaf yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan yang ada di desa
Wancimekar Kabuapten Karawang, yang legal dan memiliki keabsahan hukum yang jelas
5. Pengembalian kekayaan BKM kepada kas Negara, dan Penyerahan kekayaan BKM kepada
lembaga wakaf, harus ditetapkan dan diputuskan dalam mekanisme Rembug Warga tingkat
desa
6. Sebagai lembaga masyarakat warga, maka pembubaran BKM hanya dapat dilakukan
dengan keputusan yang melibatkan seluruh warga masyarakat, oleh karena itu, ART BKM
memuat mekanisme pengambilan keputusan pembubaran oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB XXI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN LAINNYA

Pasal 46
1. Anggaran Rumah Tangga BKM serta peraturan khusus BKM yang memuat peraturan
pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, maka disusun oleh BKM
melalui rapat khusus BKM dengan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar yang telah
dibuat dan disepakati
2. Melalui mekanisme Rapat Anggota, BKM dapat mengeluarkan Surat Keputusan yang
isinya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta
Keputusan lain dari hasil keputusan Rembug Warga tingkat Desa
3. Rapat Anggota BKM menyusun dan menetapkan Anggaran Rumah Tangga serta
peraturan-peraturan lain dan Tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.
4. BKM dapat mengeluarkan Surat Keputusan yang isinya tidak boleh bertentangan dengan
AD/ART serta keputusan lain dari Rapat Anggota.

BAB XXII
HAL-HAL LAIN

Pasal 47
12. Mengingat BKM merupakan lembaga pemimpinan kolektif dari paguyuban masyarakat
Desa Wancimekar, maka BKM secara badan hukum harus dicatatkan pada akta notaris

26
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
Pimpinan Kolektif BKM KARYA LESTARI
Wancimekar – Karawang

13. Hal-hal lain jika dibutuhkan untuk ditetapkan menjadi sebuah kebijakan BKM, maka akan
ditinjau ulang sebagai peraturan yang dijadikan acuan BKM untuk dilaksanakan, yang tidak
bertentangan dengan AD/ART yang telah disepakati

BAB XXIII
PENUTUP

Pasal 48

Demikian Anggaran Dasar ini dibuat, ditetapkan dan ditandatangai oleh kami yang diberi kuasa
oleh Rembug Warga Tingkat Desa Wancimekar

Ditetapkan di : Desa Wancimekar


Pada Tanggal : 11 Maret 2011

27
ANGGARAN DASAR BKM KARYA LESTARI
BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)

“ KARYA LESTARI ”
DESA WANCIMEKAR, KECAMATAN KOTABARU
KABUPATEN KARAWANG
PERIODE : 2010 - 2013

NAMA ANGGOTA BKM JABATAN TANDA TANGAN

1. TARYADI, SE Koordinator ( __________________ )

2. UJANG HASIM SUKMAYANA Anggota ( __________________ )

3. DARMA Anggota ( __________________ )

4. ODI SURYADI Anggota ( __________________ )

5. BIBIT ARYADI Anggota ( __________________ )

6. HERI Anggota ( __________________ )

7. SUDARMANTO Anggota ( __________________ )

8. SUKARMA Anggota ( __________________ )

9. RUDI AZHAR Anggota ( __________________ )

You might also like