Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : ANDRIAN NUR CAHYONO
NIM : 1124000021
Jurusan : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Hari : Kamis
Panitia Ujian:
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
Penguji III
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
kerja sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
terhadapmu dan katakanlah yang hak sekalipun akan merugikan dirimu sendiri
Aku berikan karya skripsi ini atas cinta bakti dan sayang kepada:
Almamaterku.
v
PRAKATA
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas
Kami menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan
2. Bapak Drs. Siswanto, MM, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
vi
4. Bapak Drs. Hardjono Dosen pembibing I yang tak henti-hentinya
skripsi ini.
balasan dari Allah SWT (Amin..). Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca yang budiman dan khususnya bagi
Penulis
vii
SARI
viii
melakukan pembelajaran IPA untuk kelas III SD dengan menerapkan metode
pembelajaran Quantum Teaching, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal
2) Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk memungkinkan
diadakannya penelitian lebih lanjut sehingga diperoleh kemampuan yang lebih
tinggi.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii
PRAKATA....................................................................................................... v
SARI................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
C. Batasan Masalah........................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian....................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian..................................................................... 9
x
A..................................................................................................... Kera
B. .................................................................................................... Kera
ngka Berpikir........................................................................................ 43
C. .................................................................................................... Hipot
esis........................................................................................................ 45
A..................................................................................................... Pend
B. .................................................................................................... Desai
n Penelitian .......................................................................................... 49
C. .................................................................................................... Defin
D..................................................................................................... Setin
g Penelitian .......................................................................................... 51
E. .................................................................................................... Meto
de Pengumpulan Data.......................................................................... 51
xi
F. .................................................................................................... Instru
G..................................................................................................... Ranc
H..................................................................................................... Tekni
na
lis
is
Da
ta
64
A..................................................................................................... Loka
si penelitian .......................................................................................... 66
B. .................................................................................................... Hasil
penelitian ............................................................................................. 67
C. .................................................................................................... Pemb
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 81
A..................................................................................................... Simp
ulan ....................................................................................................... 81
xii
B. .................................................................................................... Saran
81
LAMPIRAN..................................................................................................... 84
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari
manusia kiranya merupakan hal yang tak dapat dibantah. Pada kenyataanya
satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu pendidikan
( Hadikusumo, 1995;36).
sejak lama sebagaimana termaktub dalam UUSPN No. 20 pasal I ayat I Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan
xvii
1
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta
negara.
merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan dari guru kepada
adanya strategi yang tepat dalam mencapai tujuan belajar mengajar yang
diharapkan.
oleh guru untuk membuat siswa belajar. Dengan demikian kegiatan di kelas
atau di sekolah yang tidak membuat siswa belajar tidak dapat disebut sebagai
proses pembelajaran.
masih lugu tidak dapat berbuat banyak tanpa campur tangan guru. Sebaliknya
guru pun tidak dapat berbuat banyak untuk keberhasilan pembelajaran tanpa
mendapatkan kerja sama yang baik dari siswa. Oleh karena itu antara guru dan
xviii
siswa harus terjalin kerja sama yang kompak dan ada rasa “kesaling
diharapkan. Karena guru dituntut untuk mengejar target materi yang cukup
media, maupun sumber belajar tak luput dari hal tersebut. Karena itu mata
melalui eksperimen.
Akan tetapi guru mempunyai posisi yang sangat strategi dalam meningkatkan
kelas III sedangkan untuk kelas satu dan dua, diberikan secara terpadu pada
xix
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karena kelas tiga merupakan masa transisi
dari kelas dua yang dahulu hanya tujuh bidang studi, dan harus dapat
memahami isi yang dibaca. Kenyataannya, sebagian besar anak yang naik dari
kelas dua ke kelas tiga dapat membaca namun tidak paham apa isi
bacaannya.
kayu. Dari situasi dan kondisi seperti ini mempengaruhi proses belajar
terganggu. Selain itu perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anaknya
juga kurang, dengan bukti saat guru memberikan informasi tentang prestasi
belajar anaknya yang sangat menurun, banyak orang tua bersikap masa bodoh
menyebatkan penurunan nilai mata pelajaran IPA. Adapun nilai mata pelajaran
yang diperoleh siswa SD tersebut pada tahun ajaran 2003/2004 dibawah nilai
standar yaitu 6,1, sedangkan nilai standar yaitu 6,5 maka dapat dikatakan
xx
Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar
cara kerja otak, dan keterlibatan aktif (secara intelektual, mental, dan
emosional).
Model pembelajaran ini menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi manusia secara
optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu: mudah, menyenangkan, dan
dan saling mendukung. Siswa dan guru berlatih dan bekerja sebagai pemain tim guna
mencapai kesuksesan bersama. Dalam konteks ini, sukses guru adalah sukses siswa, dan
kategori, terdiri dari konteks dan isi. Konteks berupa penyiapan kondisi bagi
xxi
penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, sedangkan isi merupakan
unggul, (5) suasana belajar yang saling memberdayakan, dan (6) penyajian
dan (6) penghargaan terhadap setiap usaha berupa pujian, dorongan semangat,
pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerja sama antara siswa dan
guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini juga efektif
xxii
Kenyataannya, model pembelajaran tersebut belum banyak diterapkan
pelajaran dengan metode ceramah, latihan soal atau drill, dengan sedikit sekali
suasana belajar terkesan kaku, serius, dan mati. Hanya gurunya yang aktif
dibiarkan kosong atau jika ada hanya mading kebanyakan hanya berupa
menjadi tidak efektif, dan karenanya tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai
secara optimal.
negara yang begitu lama dilanda kemelut dalam negeri (Depdiknas, 2002;1-2).
yang segera. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
xxiii
inovasi di bidang pembelajaran. Pembelajaran dengan model pembelajaran
perlu direspons secara positif, dalam arti diterapkan. Hal ini agar produk
diterapkan di sekolah dasar. Seperti yang telah dikutip oleh Bobbi De Porter
belajar.
B. Identifikasi Masalah
belajar mengajar.
xxiv
c) Kurangya perhatian siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifiasi masalah yang ada tersebut, tidak semua diteliti karena keterbatasan waktu,
tenaga dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka dalam penelitian ini dibatasi dan hanya difokuskan pada
permasalahan peningkatan prestasi belajar bagi siswa kelas III SD Negeri Gunungsari 01, Kecamatan Batangan,
Kabupaten Pati.
D. Rumusan Masalah
Kabupaten Pati.
E. Tujuan Penelitian
yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: Ingin mengetahui peningkatan
F. Manfaat Penelitian
Adapun dua manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu:
xxv
1. Manfaat Teoritis
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para
2. Manfaat Praktis
pendidikan di sekolah.
c. Bagi para guru, hasil penelitian dapat menjadi tolok ukur dan bahan
optimal
xxvi
BAB II
A. Kerangka Teoritik
“Intrument tecnology is the theory and praetice of' the sains Development
forleraning”
komponen. Hal ini sesuai dengan pendapat Barbara B. Seels dan Rita
meliputi:
4) Untuk belajar.
ilmu yang menaruh perhatian pada semua aspek belajar melalui sumber-
11
xxvii
Kawasan Teknologi Pendidikan menurut Barbara B. Seels dan Rita
DESAIN
EVALUASI MANAJEMEN
xxviii
siswa. Kawasan pengembangan meliputi teknologi cetak, teknologi audio
sebagai berikut
1) Kawasan Desain
Tujuan kawasan ini menciptakan strategi dan produk pada level makro
empat kawasan teori dan praktik yang meliputi desain sistem pembe
belajar.
2) Kawasan Pengembangan
xxix
teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berdasar komputer
3) Kawasan Pemanfaatan
4) Kawasan Pengelolaan
5) Kawasan Evaluasi
xxx
Kawasan evaluasi adalah proses penentuan kesesuaian pendidik
evaluasi sumatif.
a. Pengertian Belajar
tokoh Gagne dan Bruner. Asumsi lain dari teori sibermatik adalah
bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala
situasi dan cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar akan
xxxi
pembelajaran. Implementasi teori sibermatik dalam kegiatan
Galserfelld.
xxxii
sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam
belajar.
yang meliputi:
bertindak.
xxxiii
disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi
pada pengalaman.
b. Ciri-Ciri Belajar
xxxiv
dikata belajar tetepi justru yang terjadi adalah bermain. Walaupun ada
dari siswa maupun dari guru itu sendiri. Dengan sikap aktif akan
xxxv
peserta didik apabila memberi kepuasan pada kebutuhanya dan
edukatif antar siswa dan guru dimana siswa dipandang sebagai subjek
sosiokultural/ekonomis.
xxxvi
b) Faktor fisik yaitu kondisi fisik meliputi kelima indera, yaitu
siswa.
xxxvii
kemampuan kognitif.
luar siswa yang disebut faktor sosial. Yang termasuk faktor individual
belajar yang telah diikuti siswa selama proses belajar. Pengukuran ini
ke dalam tipe yang meliputi: (a) Tipe belajar signal atau isyarat, (b)
xxxviii
perbedaan, (f) Tipe belajar konsep pengertian, (g) Tipe belajar
dapat dilihat dari hasil penilaian yang diadakan oleh guru penilaian ini
psikologis siswa. Penilaian dalam arti sempit ini sebagai bentuk untuk
belajar siswa.
xxxix
Untuk mengetahui dan memperoleh ukuran dan hasil belajar siswa
prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara
dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang diperoleh dari
saja) bentuk konkret dari prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari
xl
kegiatan belajar dengan cara sengaja mengggunakan musik/mewarnai
lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai
pengajaran yang efektif dan banyak mengaftifkan siswa.
mendatang.
dari kehidupan rumah. Belajar akan berhasil bila guru bisa memahami
pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat
1) Segalanya berbicara
xli
Semua yang dilakukan guru mempunyai tujuan.
itu proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mendapat
mereka mempelajari.
Nilandri, 1999;8) hampir sama dengan sebuah syair lagu, kita dapat
membagi unsur tersebut menjadi dua kata ganti yaitu konteks dan isi.
xlii
Konteks adalah latar untuk pengalaman guru. Konteks meliputi:
xliii
siswanya. Guru dalam mengajar memberikan contoh peristiwa
dilakukan.
xliv
Menurut Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri, 1999;14)
rasa simpati dengan siswa dan sikap siswa guru terhadap siswa
dalam belajar.
1) Kekuatan terpendam/niat
xlv
Memperhatikan emosi siswa dapat membantu guru mempercepat
Siswa menangkap pandangan guru lebih cepat dan akurat dari pada
xlvi
Jika guru bisa menciptakan suasana yang menyenangkan, bisa
membuat siswa siap belajar, dan lebih mudah, dan dapat mengubah
mengutip :
a. Pengertian IPA
b. Hakikat IPA
xlvii
Einstein (dalam Hendro dan Kaligis, 1992;3) mengatakan,
xlviii
coba sehingga dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor penghambat
yang kesemuanya itu akan menjurus pada peta kerja tradisional yang
tetap seperti itu dari zaman ke zaman. Bahwa 1PA berfungsi untuk
raksasa sakti. Dengan lPA orang mengerti bahwa gerhana bulan terjadi
xlix
mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya.
harus dari guru tetapi mungkin dapat diperolah anak itu sendiri
yang telah mereka peroleh dari rasa ingin tahu itu tidaklah
l
Yang dimaksud dengan kerja sama di sini adalah kerja
lebih sempurna dari pada apa yang ia miliki. Oleh karena itu
kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini dapat pula bersifat
li
kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam bidang IPA
saja tidaklah cukup karena banyak yang kita pikir itu benar
lii
Berani mempertanggungjawabkan apa yang telah
namun tidak ada satu orang pun yang tidak setuju bahwa anak
tetapi jangan katakan air laut itu asin karena guru (menyuruh)
kebenaran ilmu.
liii
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa untuk sampai kepada
anak.
liv
dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
akirnya akan terbentuk suatu paduan yang lebih utuh sehingga anak
komunikasi.
anak perlu dibekali dengan alat atau ketrampilan untuk mencari dan
lv
mengolah informasi dari berbagai sumber dan tidak dari guru.
masa yang akan datang, (2) IPA dapat dipandang dari dua dimensi
yaitu: dimensi produk dan dimensi proses sudah sejak lama bangsa
berbagai teori dan hukum IPA yang berasal dari luar negeri,
kepada anak didik kita sehingga di masa yang akan datang bangsa
lvi
Ketrampilan membuat hipotesis, (6) Keterampilan mngendalikan
mengkomunikasikan.
1) Teori Piaget
2) Teori Gestall
lvii
tingkah laku. Dengan mencermati teori Gestall dapat disimpulkan
terjadi sebagai hasil latihan. Adapun aplikasi dari teori Piaget dan
5. Karakteristik Siswa
a. Pengertian Karakteristik
b. Karakteristik Siswa SD
lviii
sehingga tindakannya lebih efektif. Anak tidak usah perlu coba-coba
berfikir abstrak
B. Kerangka Berpikir
untuk membuat siswa senang, dari permulaan sampai akhir pelajaran. Dengan
keadaan yang menyenangkan itu siswa tidak merasa terbebani dalam menerima
senang. Situasi yang menggembirakan itu semua materi yang diberikan oleh
lix
dengan baik. Adanya penghargaan dari guru atau dari teman-temannya siswa
dari guru atau teman lain siswa akan merasa dihargai. Keadaan yang selalu
tugas yang diberikan oleh guru, karena mereka tahu siapa yang dapat
puisi, sehingga seolah-olah siswa tidak belajar, padahal mereka belajar dengan
sehingga siswa tidak merasa takut, tidak merasa berat dalam menerima
rumus agar mudah dipelajari oleh anak. Lebih-lebih materi pelajaran IPA itu
banyak praktik, tidak hanya teori, anak diajak untuk mempraktikkan dalam
mengingat dari pada hanya teori. pembelajaran Quantum Teaching siswa juga
diperhatikan dalam cara-cara belajar yang mereka sukai sesuai dengan tipe
siswa masing-masing. Jadi siswa tidak harus duduk di kursi tetapi siswa bisa
memilih siswa akan merasa bebas tidak terikat sehingga siswa tidak merasa
mitra sehingga anak akan merasa bebas untuk bertanya pada guru, adapun
lx
permasalahan dapat dipecahkan dengan baik. Dalam belajar siswa akan bebas
dengan kemauannya asalkan tidak menyimpang dari materi. Anak diajak untuk
lama. Dari pengalaman anak yang didapat dari demonstrasi tersebut ingatan
Bobbi DePorter (dalam Ari Nilandri, I999;91-93) bakat anak akan digali
melalui berbagai cara misalnya dengan musik atau dengan menyanyi, bagi
anak punya bakat itu bakat anak akan terpupuk. Dengan menyanyi hati anak
akan senang. dengan menyanyi anak akan mudah menerima pelajaran. Karena
prestasi belajar.
C. Hipotesis
lxi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Pembelajaran Quantum Teaching
dapat meningkatkan prestasi belajar IPA kelas III di SD Negeri Gunungsari 01,
lxii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
adalah merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa, suatu kerja sama
dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru, demi peningkatan profesi anaknya
dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya. Bisa juga antara guru dan kepada
sekolah, kerja sama kolaborarif ini dengan sendirinya juga partisipasi setiap tim
secara langsung mengambil bagian dalam pelaksanaan PTK pada tahap awal
sampai akhir.
46
lxiii
Dari definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa penelitian tindakan kelas
pihak yaitu guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan
teori, kolaboratif diberi makna kerja sama antar guru dengan peneliti dari luar
sekolah untuk melakukan penelitian tindakan kelas secara bersama di kelas atau di
sekolah. Peran guru dan peneliti adalah sejajar, artinya guru juga berperan sebagai
peneliti selama penelitian berlangsung. Inti penelitian ini terletak pada tindakan
yang dibuat kemudian diujicobakan dan dievaluasi, apakah tindakan alternatif ini
dalam penelitian lain. Kelebihan penelitian tindakan menurut Sumsky seperti yang
jawab.
2. Kerja sama dalam penelitian tindakan mendorong kualitas dan pemikiran kritis.
lxiv
pemikiran yang kritis dalam intropeksi diri tentang tugas yang dikerjakan
Dengan kerja sama guru berusaha untuk merubah strategi yang diterapkan
lain bahwa metode, strategi dan teknik yang diteliti benar-benar berjalan
secara efektif.
namun demikian kelemahan masih tetap ada yaitu dengan terbatasnya waktu,
lxv
B. Desain Penelitian
penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh
Keterangan
lxvi
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Prestasi belajar siswa dapat diartikan sebagai keberhasilan seorang siswa dalam
prestasi belajar adalah sejauh mana penguasaan materi pelajaran oleh siswa
tersebut yang diukur dengan parameter nilai-nilai hasil tes yang dilaksanakan
menggembirakan itu semua materi yang diberikan oleh guru akan mudah
perhatian apabila siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik. Selain perhatian,
penghargaan dari guru atau dari teman-temannya siswa juga akan mendukung
lxvii
D. Seting Penelitian
Batangan, Kabupaten Pati. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
Kelas III SD. Penelitian dilakukan pada semester II tahun 2004/2005 dan sebagai
a. Observasi
kegiatan manusia dan situasi sosial serta kontak dimana kegiatan tersebut
keadaan ruang, peralatan, para pelaku dan juga aktifitas sosial yang sedang
berlangsung.
observasi. Adapun format observasi terdiri dari nomor urut, subjek, aspek yang
lxviii
diobservasi. Aspek yang diobservasi terdiri atas perhatian dalam menerima
siswa dalam tugas kelompok dan partisipasi siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM).
Pada penelitian ini menggunakan penjenjangan skala 3 yaitu baik, sedang dan
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk
sasaran yang akan dievaluasi dikenal beberapa macam tes dan alat-alat ukur
lxix
lain, yaitu tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes minat dan tes
prestasi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi yaitu tes
sesuatu.
1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara
3) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil
belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau
pengajaran.
4) Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna
5) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan
penggunaan hasilnya.
7) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak
didik.
c. Dokumentasi
ini, dokumen yang digunakan adalah daftar laporan pendidikan untuk nilai
IPA.
lxx
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(Suharsimi Arikunto, 1996;150). Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat
pengumpul data adalah lembar observasi, tes dan dokumentasi. Jenis tes yang
3 3 Bumi
dan lautan
lxxi
Sebelum digunakan untuk melakukan penelitian, maka instrumen penelitian harus diuji validitas dan reliabilitasnya
terlebih dahulu. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui angka korelasi baik antar item maupun antara instrumen
dengan obyek yang diteliti. Reliabilitas instrumen merupakan syarat utama untuk pengujian validitas instrumen, karena
instrumen yang reliabil belum tentu valid, tetapi jika instrumen valid sudah pasti reliabel, namun demikian perlu juga
berikut:
Tes tersebut benar-benar dapat mengungkap aspek yang diselidiki secara tepat
Tes harus reliabel apabila tes tersebut mampu memberi hasil yang relatif tetap
individu yang memiliki kemampuan yang tinggi sampai dengan angka yang
Yaitu tes yang mudah cara membuatnya dan mudah pula penilaiannya.
mempunyai karakteristik yang sama. Ujicoba ini dilakukan dengan tujuan untuk
lxxii
mengetahui kelayakan instrumen sebagai alat untuk mengambil data. Uji
1. Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (1996) sebuah tes dikatakan valid jika tes
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas butir adalah butir
tes dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik, hal ini dapat
diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir soal tes tersebut
dalam mencapai keseluruhan skor seluruh tes. Untuk dapat mengetahui besar-
kecilnya peran tersebut adalah dengan jalan mengkorelasikan antara skor yang
diperoleh dari butir tersebut dan skor totalnya dengan menggunakan korelasi
Point Biserial.
Mp − MT p
rpbis =
St q
Keterangan :
Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari
q =1–p
Setelah dihitung ritem dibandingkan dengan rtabel hasil korelasi product momen, dengan taraf
signifikan 5%, jika ritem > rtabel maka item dikatakan valid.
lxxiii
Berdasarkan hasil uji validitas dari ketiga instrumen tes yang digunakan
dalam penelitian ini terhadap 20 siswa diperoleh hasil yang terangkum pada
tabel berikut.
2. Reliabilitas
k s − ∑ p.q
2
r11 =
k − 1 s2
moment dengan taraf signifikansi 5%, jika r hitung > r tabel maka soal dalam
kategori reliabel.
lxxiv
Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen diperoleh r11 untuk instrumen
siklus I sebesar 0,901, instrumen siklus II sebesar 0,902 dan instrumen siklus
sebesar 0,444. Karena koefisien reliabilitas dari ketiga insrumen tersebut lebih
besar dari rtabel, hal ini menunjukkan bahwa ketiga instrumen tersebut reliabel
3. Tingkat kesukaran
B
P=
JS
dimana:
P : Indeks kesukaran
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaraan soal dari ketiga instrumen tes
yang digunakan dalam penelitian ini terhadap 20 siswa diperoleh hasil seperti
lxxv
Mudah 3, 4, 5, 13, 18 5 soal 20%
Sedang 1, 2, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 17 soal 58%
1 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24,
25
Sukar 10, 17, 19 3 soal 12%
Mudah 2, 3, 5, 6, 7, 13, 21, 23 8 soal 32%
4. Daya pembeda
BA BB
D= −
JA JB
Keterangan:
lxxvi
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaraan soal dari ketiga instrumen tes
yang digunakan dalam penelitian ini terhadap 20 siswa diperoleh hasil seperti
G. Rancangan Penelitian
a. Rancangan Perencanaan
lxxvii
b. Rancangan Tindakan
sama.
sama.
c. Rancangan Pengamatan
d. Refleksi
Rancangan siklus II diawali oleh waktu refleksi pada siklus I yang kemudian
a. Rancangan Perencanaan
lxxviii
2) Sebelum memulai pelajaran, siswa diajak bernyanyi bersama-sama.
b. Rancangan Tindakan
secara kelompok.
c. Rancangan Pengamatan
kerja kelompok.
d. Refleksi
lxxix
tugas dampak perlakuan siklus II. Dilakukan tindakan siklus ke III karena
a. Rancangan Perencanaan
b. Rancangan Tindakan
4) Guru mengadakan tanya jawab tentang permukan bumi yang rata dan
tidak rata yang ada disekitar lingkungannya, bagi anak yang tidak bisa
5) Guru memberi hukuman bagi siswa yang tidak bisa menjawab, dengan
c. Rancangan Pengamatan
1) Peneliti dan guru mengamati kegiatan siswa pada saat kerja kelompok.
lxxx
2) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar evaluasi.
d. Refleksi
berikut :
lxxxi
Tabel 5. Interval Persentase
2. Uji t
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan digunakan uji t yang dihitung dengan program
lxxxii
BAB IV
A. Lokasi Penelitian
Batangan, Kabupaten Pati. SD ini terdiri dari enam kelas dengan jumlah siswa
sebanyak 134 anak dengan didukung oleh tenaga pengajar yang terdiri dari 6 guru
meraih juara I pada kompetisi tahun 1997 seKabupaten Pati dan juara I
lomba tempat ibadah se Kabupaten Pati. Letak sekolah dekat dengan jalan
besar sehingga akses ke sekolah tersebut dapat dengan mudah dijangkau dari
arah manapun dengan jarak dari Ibukota Kecamatan ± 3 km dan dari Ibukota
Kabupaten ± 24 km.
2. Data Penelitian.
berupa data pengamatan terhadap prestasi siswa kelas III dalam pelajaran
IPA.
66
lxxxiii
B. Hasil Penelitian
Rendahnya kemampuan siswa tersebut di atas disebabkan karena siswa mengalami kesulitan
dalam mempelajari IPA. Berdasarkan hasil observasi pada waktu guru mengajar, menunjukkan
bahwa pembelajaran yang terjadi cenderung bersifat monoton, satu arah, kurang komunikatif,
siswa terlibat aktif dalam belajar, terjadinya komunikasi dua arah, serta
2. Siklus I
a. Perencanaan
lxxxiv
b. Pelaksanaan
dideritanya tersebut.
c. Pengamatan
lxxxv
siswa dengan kerja sama yang sedang dan sebanyak 5 dari 24
serius, ada yang masih acuh tak acuh, ada yang tampak bingung
Berdasar data hasil tes siklus I pada lampiran dapat diketahui nilai
rata-rata hasil belajar siswa adalah 6,6. Naik dari nilai sebelum
jelasnya hasil belajar pada siklus satu tersebut dapat dilihat pada
lxxxvi
Gambar 3. Diagram Rata-rata hasil belajar siswa
siklus I
4) Dampak perlakuan siklus I
dilihat pada kerja sama siswa dalam kelompok dan hasil nilai tes
yang dilakukan.
rata 6,6.
d. Refleksi siklus I
belajar siswa meskipun ada siswa yang kurang dalam kerjasama dalam
3. Siklus II
a. Perencanaan
dengan baik.
lxxxvii
3) Guru mempersiapkan contoh gambar-gambar.
b. Pelaksanaan
minat belajar.
ketahui di sekitarmya..
dari guru.
c. Pengamatan
lxxxviii
Siswa mengerjakan soal dengan antusias, hal tersebut dikarenakan
Dalam mengerjakan soal tes kedua ini, siswa lebih serius, tidak
soal.
lxxxix
Siklus II diawali dengan momen refleksi siklus I, siklus II
mengikuti pelajaran.
d. Refleksi
kelompok sudah bagus, meskipun masih ada satu orang siswa yang
4. Siklus III
a. Perencanaan
baik.
b. Pelaksanaan
ketahui.
bumi.
xc
5) Anak-anak bersama guru mendemonstrasikan permukaan bumi
dengan globe.
c. Pengamatan
soal.
xci
Berdasar hasil tes siklus III pada lampiran diketahui nilai rata-rata
hasil belajar siswa adalah 7,9 atau mengalami kenaikan sebesar 0,6
atau 8,22 % dari nilai rata-rata hasil belajar siklus II. Lebih
jelasnya kenaikan hasil belajar siswa pada siklus III ini dapat
>>
xcii
pelajaran, tidak ada siswa yang berbicara sendiri ataupun bermain
sendiri.
d. Refleksi
C. Pembahasan
mengetahui peningkatan prestasi belajar bidang studi IPA kolas III SD Negeri
1. Siklus I
siklus I ini adalah kerja sama siswa dalam kelompok berdasar pengamatan
2. Siklus II
xciii
pelajaran. Pengamatan yang dilakukan pada siklus 2 ini adalah partisipasi
siswa dalam kelompok sangat baik, dengan demikian nilai tes pun
meningkat.
3. Siklus III
Kegiatan yang dilakukan pada siklus III ini adalah mengajak siswa untuk
pelajaran. Pengamatan yang dilakukan pada siklus III ini adalah motivasi
menyanyi, bermain dan menari, membuat siswa lebih giat untuk mengikuti
peningkatan.
berikut:
xciv
1 S-01 6 6.7 6.5 7.4 6.9
2 S-02 6 7.1 7.8 8.7 7.9
3 S-03 7 7.5 8.3 8.7 8.2
4 S-04 6 6.3 6.5 7.8 6.9
5 S-05 7 7.1 7.8 8.3 7.7
6 S-06 7 6.7 7.0 7.8 7.1
7 S-07 5 7.1 8.3 8.7 8.0
8 S-08 7 6.7 7.4 7.8 7.3
9 S-09 6 6.3 6.5 8.3 7.0
10 S-10 8 6.7 7.4 8.7 7.6
11 S-11 6 6.3 7.4 8.7 7.4
12 S-12 7 7.1 7.8 9.1 8.0
Kode Keadaan Nilai Tes
No. Rata-rata
Res. Awal Siklus I Siklus II Siklus III
13 S-13 6 6.3 6.1 7.4 6.6
14 S-14 5 5.4 6.1 6.1 5.9
15 S-15 6 7.1 8.3 9.1 8.2
16 S-16 6 5.8 6.1 6.1 6.0
17 S-17 5 5.4 5.7 6.1 5.7
18 S-18 6 6.3 7.8 8.3 7.4
19 S-19 5 7.1 8.3 8.3 7.9
20 S-20 7 7.5 8.3 8.7 8.2
21 S-21 5 5.8 6.5 7.0 6.4
22 S-22 6 7.1 7.8 8.3 7.7
23 S-23 6 6.7 7.4 7.8 7.3
24 S-24 6 6.7 7.8 7.4 7.3
Jumlah 147 158.3 174.8 190.4 174.5
Rata-rata 6.1 6.6 7.3 7.9 7.3
Sumber : data diolah primer
a. Nilai tertinggi tes I adalah 7,5 dan terendah 5,40. Nilai tertinggi tes II
adalah 8,3 dan terendah 5,7 sedangkan nilal tertinggi pada tes III
b. Nilai hasil tes dari 24 orang siswa tersebut menunjukkan bahwa nilai
xcv
rata-rata tes I sebesar 6,6, tes II sebesar 7,3 dan tes III sebesar 7,9.
c. Jumlah nilai rata-rata kelas sebesar 174,5 dan nilai rata-rata kelas
d. Secara keseluruhan kenaikan nilai tes I-II sebesar 0,7 atau 10,61% dan
nilai tes II-III sebesar 0,6 atau 8,22% dan kenaikan rata-rata (kelas)
siswa mendapat nilai rata-rata kurang dari 6,000. Sebanyak 25% siswa
mendapat nilai rata-rata kurang dari 8,475 dan sebanyak 90% siswa
f. Pada tes I, 29% siswa mendapat nilai kurang dari 6,45 atau belum
mencapai ketuntasan hasil belajar. Pada tes II, 16,67% mendapat nilal
kurang dari 6,45 atau belum mencapai ketuntasan hasil belajar dan
pada tes III, 12,50% siswa mendapat nilai rata-rata 6,45 atau belum
hasil belajar secara klasikal telah tercapai karena jumlah siswa yang
xcvi
belajar secara kalsikal sebesar 85%.
10. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung 6,935 dan t tabel untuk
xcvii
xcviii
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
sebagai berikut :
menjadi menjadi 7,3 dan siklus III hasil belajar siswa meningkat menjadi
pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh thitung = 6,935 > ttabel 1,77. Hal ini
prestasi mata pelajaran IPA siswa kelas III SD Negeri Gunungsari 01,
B. Saran
2) Dari hasil penelitian ini juga memungkinkan diadakannya penelitian lebih lanjut
sehingga diperoleh kemampuan yang lebih tinggi.
81
xcix
DAFTAR PUSTAKA
c
Hadiat. 1996. Alam Sekitar Kita 2. jakarta: Depdikbud.
Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
ci