You are on page 1of 18

LAPORAN PERJALANAN

WISATA STUDY TOUR KE YOGYAKARTA


Kelas ……. Semester Genap Tahun Pelajaran ……………

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

KELAS IX-C:

 AGUSTIAN SUGI
 MULYANAARFAN
 GITA NINA
 AMELIA SUCI
 APRILIANI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


………………………………
………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan “Laporan Perjalanan Study Tour Yogyakarta” dengan baik.
Adapun laporan perjalanan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
laporan ini. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat
memperbaiki laporan perjalanan ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari laporan perjalanan ini dapat


diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah.................................................1

C. Tujuan Dan Kegunaan ...................................................................................2

D. Hipotesa..........................................................................................................2

E. Metode Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................4

A. Sejarah Candi Prambanan .............................................................................4

B. Deskripsi Bangunan.......................................................................................6

C. Diterlantarkannya Candi Prambangan...........................................................10

D. Ditemukanya Kembali Candi Prambanan......................................................11

E. Pemugaran Terhadap Candi Prambanan........................................................12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................13

A. Kesimpulan....................................................................................................13

B. Saran ..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti letusan dahsyat gunung merapiyang menyapu sejumlah wilayah
di Yogyakarta pada tahun 2006 M sempat membuat candi-candi di Prambanan
mengalami kerusakan yang cukup parah.Tidak sedikit stupa candi yang rontok
dan jatuh ke tanah akibat letusandahsyat itu. Dan beberapa candi tidak berdiri
tegak.Mungkin dengan saya mengangkat masalah ini, masyarakat atau anda
yang membaca tahu apa penyebab kerusakan bangunan-bangunan bersejarah
terutama pada candi prambanan. Dan latar belakang saya yang terakhir adalah
saya ingin candi prambanan berdiri kokoh kembali setelah terjadi gempa dengan
solusi yang ada baik dari pemerintah maupun dari UNESCO yang ikut berperan
sebagai jembatan bagi negara-negara yang ingin membanture habilitasi Candi
Prambanan lantaran candi ini telah menjadi bagian dari apayang diistilahkan
sebagai world heritage.

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah


1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Diterlantarkanya Candi Prambanan
b. Ditemukanya kembali Candi Prambanan
c. Pemugaran terhadap Candi Prambanan
2. Pembatasan Masalah
Agar maslah tidak menyimpang sasaran yang diharapkan, maka ruang
lingkup dalam penelitian ini adalah menyangkut (diterlantarkan, ditemukan
dan pemugaran) terhadap Candi Prambanan.
C. Tujuan Dan Kegunaan.
Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah :
a. Mengenal dan menambah pengetahuan tentang tempat-tempat bersejarah di
Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya candi Prambanan.
b. Memotivasi generasi muda untuk mencintai seni budaya bangsa Indonesia
c. Mengetahui sejarah tentang asal mula dibangunnya candi prambanan dan
candi candi disekitarnya
d. Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah melalui penelitian
benda-benda bersejarah.
e. Dapat menghargai tokoh pahlawan terdahulu

D. Hipotesa
“HIPOTESA : Sesuatu yang di anggap benar untuk alasan pendapat
meskipun kebenaranya masih harus dibuktikan;angapan dasar”.(1)
Keberadaan Candi Prambanan diketahui dari prasasti siwagrha keluaran
rakai kayu wangi pada tahun 778 saka / 856 M. Dalam prasasti tersebut
dijabarkan mengenai adanya bangunan candi siwaistis yang memiliki kesesuaian
dengan candi Prambanan. Namun Hipotesa yang berkembang adalah bahwa
Candi Prambanan didirikan atas perintah Rakai Pikatan yang turun tahta pada
tahun itu juga.

E. Metode Penelitian/observasi
“Observasi/pengamatan merupakan salah satu metode yang dipergunakan dalam
penelitian. Dalam arti sempit ,metode observasi dilakukan melalui pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki.
Dalam arti luas, Observasi merupakan proses yang kompleks dan tersusun dari
berbagai proses biologis maupun pesikologis. Dalam metode obsevasi yang
terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan”.(2)
Menurut JEHODA,Observasi menjadi alat penelitian ilmiah apabila :
1. Mengabdi kepada tujuan-tujuan penelitian yang telah di rumuskan.
2. Direncanakan secara sistematik, bukan terjadi secara tidak ter atur.
3. Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan proposi-proposi yang
lebih umum, dan tidak hanya dilaksanakan untuk memenuhi rasa ingin
tahu saja,
4. Dapat dicechk dan dikontrol validitas, reliabilitas, dan ketelitianya
sebagaimana data ilmiah lainya.
Dan metode lainya yang penulis gunakan dalam karya tulis ini :
1. Dari Buku
2. Dan Dari Internet
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat

Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja


dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama pikatan pada candi ini yang
menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian
diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M
“Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai
raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur
berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta
beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal
puing-puing batu yang berserakan.

Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang


secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik
Indonesia Pertama.

Candi Prambanan terletak persis di perbatasan propinsi Daerah Istimewa


Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah. Letaknya kurang lebih 17 km ke arah timur
dari kota Yogyakarta . Candi Prambanan masuk ke dalam dua wilayah yakni Kec.
Prambanan, Kab. Sleman, Prop DIY dan Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Prop. Jawa
Tengah. Koordinat Candi Prambanan 7°45′06.96″ S dan 110°29′28.20″ E (sumber
google earth).

Komplek percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas
(Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat
reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6
buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling
berhadapan.

Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret
kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang
memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan
percandian ini terdiri atas 240 buah candi.

1. Candi Prambanan
Candi Prambanan dibangun oleh Dinasti Sanjaya di abad ke-9, tepatnya
selesai dibangun pada tahun 825 M. Candi yang mempunyai tinggi 47 meter ini
terletak kurang lebih 17 kilometer dari Yogyakarta. Kita bisa dengan mudah
melihatnya, karena letak candi ini hanya 100 meter dari jalan utama.
Candi Prambanan terdiri atas 3 kompleks bangunan. Candi utama
memiliki 3 tempat pemujaan (altar) yang didedikasikan untuk Dewa Trimurti.
Candi Syiwa terletak di tengah, Wisnu di sebelah selatan, dan Candi Brahma di
sebelah utara.
Disebut Candi Syiwa, karena di dalam bilik candi utamanya terdapat
patung Dewa Syiwa (Dewa Perusak). Demikian pula pada Candi Brahma dan
Wisnu, dimana di masing-masing candi terdapat patung Dewa Brahma (Dewa
Penjaga) dan Dewa Wisnu (Dewa Pencipta). Ketiganya menghadap ke arah
timur.
Di depan setiap candi berdiri candi-candi lain yang lebih kecil, yang
disebut dengan Candi Wahana, yang masing-masing menghadap ke arah barat.
Dinamakan Candi Wahana karena di dalam bilik candi-candi ini terdapat patung
binatang yang biasa dipakai sebagai tunggangan/ kendaraan atau wahana dari
dewa-dewa tersebut. Lembu Nandi adalah tunggangan Syiwa, burung Garuda
tunggangan Wisnu, dan Angsa adalah tunggangan Brahma.
Seperti Candi Borobudur yang kaya dengan reliefnya, Candi Prambanan
juga memilki relief yang dipahatkan di pagar langkan. Di Candi Syiwa dan
Candi Brahma terdapat relief cerita Ramayana, sedangkan di Candi Wisnu
terdapat relief cerita Kresnayana.
Apabila kita memasuki candi utama dari utara, maka kita akan
menemukan sebuah patung putri yang sangat cantik, Roro Jonggrang. Patung ini
berhubungan erat dengan kisah atau legenda yang dipercaya masyarakat, yang
melatarbelakangi berdirinya Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang
2. Roro Jongrang – Bandung Bondowoso
Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah puteri dari Raja Boko yang
berkuasa di daerah Prambanan. Kecantikan dan keanggunan Roro Jonggrang
membuat seorang pria dari daerah Pengging yang bernama Bandung
Bondowoso ingin memperistrinya. Tapi sebenarnya, Roro Jonggrang tidak
mencintai Bandung Bondowoso. Sebagai strategi menolak pinangan tersebut,
Roro Jonggrang mengeluarkan syarat agar dibuatkan 1000 candi dalam waktu
satu malam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya.
Sebelum melaksanakan pekerjaannya, dia bersemedi untuk mendapat
kekuatan dan bantuan dari para jin. Menjelang petang, pembangunan seribu
candi mulai dilaksanakan, dan menjelang matahari terbit, pembangunan itu
hampir selesai. Melihat hal ini, Roro Jonggrang pun cemas, dan berusaha
mencegah kerja tersebut. Roro Jonggrang kemudian memanggil semua putri
desa untuk membakar jerami dan memukul lesung (alat penumbuk padi
tradisional di Jawa), supaya terkesan hari menjelang fajar. Jin-jin yang melihat
hari telah menjelang fajar mulai meninggalkan pekerjaannya. Setelah dihitung,
ternyata pekerjaan yang tersisa hanyalah sebuah arca.
Bandung Bondowoso pun mengetahui kecurangan Roro Jonggrang.
Dengan perasaan marah dan kecewa, ia mendatangi Roro Jonggrang.
Tapi Roro Jonggrang tetap bersikukuh minta digenapi menjadi 1000
candi. Hal ini menimbulkan kemarahan Bandung Bondowoso. “Kurang satu,
tambahnya kamu sendiri”. Setelah Bandung Bondowoso mengeluarkan kata-
kata itu, Roro Jonggrang pun langsung berubah menjadi arca, untuk melengkapi
sebuah arca yang belum terselesaikan. Dan arca ini bisa kita lihat di bilik
sebelah utara candi utama.

B. Deskripsi Bangunan
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar
tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi
tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2 ,222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar
tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di
Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6 m2
dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling
berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma.
Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di ujung lorong
yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit. Delapan
candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas
240 buah candi.
1. Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47 meter adalah
yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di dalamnya
terdapat arsa SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca
terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical kakitubuh dan
kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat
manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan
“DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian
dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa. Gambar kosmos
Nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan mhluk surgawi yang
menggambarkan gunung Mahameru (G. Everest di India) tempat para dewa.
Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya arca-
arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk
pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya yang
terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa
gada yang merupakan manifestasi dari Siwa.
Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah
mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah.
Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainya masing-masing
berisi arca-arca : Siwa Maha Guru,Ganesha, dan Durga. Dasar kaki candi di
kelilingi selasar yang di batasi oleh pagar langka. Pada dinding langkan
sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat di ikuti dengan
cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di mulai dari pintu utama.
Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari” ( Mahluk
bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang
lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap
candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-
masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.
a. Arca Siwa Mahadewa
Menurut ajaran trimurti – Hindu. Yang paling dihormati adalah
dewa Brahma sebagai pencipta alam, kemudian Dewa Wisnu sebagai
pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai perusak alam, tetapi di india
maupun Indonesia Siwa adalah yang paling terkenal, karenanya ada yang
menghormatinya sebagai mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter
berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter. Di antara kaki arca dan
landasanya terdapat batu Bundar berbeentuk bunga teratai. Arca ini
menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai Siwa adalah
tengkorak di atas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada
dahinya, bertangan 4 berselempangkan ular kulit harimau di
pinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan-
tanganya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat
sebagai benih alam semesta. Raja Balitung di kenal sebagai penjelmaan
siwa sehingga setelah wafat dicandikan sebagai siwa oleh keturunan dan
rakyatnya.
b. Arca Siwa Maha Guru
Arca ini berwujud seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan
perut gendut, tangan kananya memegang tasbih, tangan kiri memegang
kendi dan bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda-tanda seorang
pertapa. Tri sula yang terletak di sebelah kanan belakangnya
menandakan senjata khas siwa arca ini menggambarkan seorang pendeta
alam dalam istana Raja Balitung sekaligus seorang nasehat dan guru,
karena besar jasanya dalam menyebarkan agama Hindu-Siwa, maka dia
di sebut salah satu aspek bentuk dari siwa.
c. Arca Ganesha
Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang
duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang
tasbih dan kampak sedangkan tangan-tangan depanya memegang
patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya di
masukan kedalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak
pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Penghalau segaka kesulitan
pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda
bahwa ia anak siwa dan uma istrinya. Arca ini menggambarkan putra
mahkota sekaligus panglima perang Raja Balitung.
d. Arca Durga atau Loro Jonggrang
Arca ini berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang
beraneka ragam senjata cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha,
perisai, busur panah dan rambut berkepala raksasa Asura. Ia berdiri di
atas Banteng Nandi dalam sikap “TriBangsa” (Tiga Gaya Gerak yang
membentuk Tiga lekukan tubuh ) banteng nandi sebenarnya jelmaan dari
Asura yang menyamar dugar berhasil mengalahkanya dan menginjaknya
sehingga dari mulutnya keluarlah asura yang lalu ditangkapnya. Ialah
salah satu aspek dari “SAKTI” (isteri) Siwa.
Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari
tubuh para dewa. Durga adalah dewi kematian maka arca ini menghadap
ke utara yang merupakan mata angin kematian. Sebenarnya arca ini
sangat indah bila dilihat dari kejauhan Nampak seperti hidup dan
tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan-tangan jail. Arca
ini menggambarkan permaisuri raja balitung.
2. Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-
satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan
4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya
memegang tasbih yang satunnya lagi emmegang “kamandalu” tempat air. Ke
empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing
menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke
empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh
alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di
kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding
langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga
tamat.
3. Candi Wisnu
Bentuk ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan candi Brahma. Di
dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4 yang
memegang gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam terpahat
relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan balamara
(Baladewa) kakanya.
4. Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-
satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap
merderka dengan panjang + 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca
dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik
oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.
5. Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13
m2dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang
angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.
6. Candi Garuda
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud
seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.
7. Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin candi
ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.
8. Candi Kelir
Luas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai
tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
9. Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.

C. Diterlantarkanya Candi Prambanan


Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh
Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat
kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin
disebabkan oleh letusan hebatGunung Merapi yang menjulang sekitar 20
kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah
peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi
Prambanan mulai terlantar dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini
mulai rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat
pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah
umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga
Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga dalam
bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu legenda Rara
Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram pada tahun 1755,
reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi tanda pembatas antara
wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta (Solo).

D. Ditemukanya Kembali Candi Prambanan


Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui
keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah
sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun monumen
ini.
Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan dongeng lokal
untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah
fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus
jin dan dedemit hanya dalam tempo satu malam, serta putri cantik yang dikutuk
menjadi arca. Legenda mengenai candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara
Jonggrang.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang
berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa
pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang surveyor
bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi ini. Meskipun Sir
Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi
ini tetap terlantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian tak serius dilakukan
sepanjang 1880-an yang sayangnya malah menyuburkan praktek penjarahan
ukiran dan batu candi. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai
membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi.
Beberapa saat kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-
besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang
Sungai Opak. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan
dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi
untuk bahan bangunan dan pondasi rumah.

E. Pemugaran Terhadap Candi Prambanan


Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang
sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902–1903, Theodoor
van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918–1926,
dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J.
Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Sebagaimana
diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-
ribu batu secara sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran
kembali.
Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun
1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun
1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra
Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai serta diresmikan
oleh Prof.Dr. Haryati Soebandio pada tanggal 23 Maret 1987, Upaya renovasi
terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu candi
utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh
Presiden pertama RepublikIndonesia Sukarno. Candi Wisnu mulai dipugar pada
tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 27 April
1991.Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena
batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah
candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh
karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak
fondasinya saja.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi
oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dari observasi melalui buku dan internet
mendapatkan hasil sebagai berikut:
Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai terlantar dan tidak
terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang
berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa
pendudukan Britaniaatas Jawa. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem
IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari
bilik candi. Beberapa saat kemudianIsaäc Groneman melakukan pembongkaran
besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di
sepanjang Sungai Opak.
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang
sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902–1903, Theodoor
van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918–1926,
dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J.
Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Pada tahun
1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan
kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu
berlanjut hingga tahun 1993. Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan
selesai serta diresmikan oleh Prof.Dr. Haryati Soebandio pada tanggal 23 Maret
1987, Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran
candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan
diresmikan oleh Presiden pertama RepublikIndonesia Sukarno. Candi Wisnu
mulai dipugar pada tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto
tanggal 27 April 1991.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi
oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran yaitu
sebagai berikut:
1. Datangilah tempat-tempat bersejarah yang ada didaerah Istimewa
Yogyakarta dan di tempat-tempat lainnya, agar dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang sejara-sejarah dan seni budaya
Indonesia.
2. Sebagai generasi penerus bangsa kita harus bergotong-royong menjaga
keindahan alamkita.
3. Kami mengharapkan kerapihan dan kebersihan di Candi Prambanan
tetap terjaga
DAFTAR PUSTAKA

 BOROBUDUR PRAMBANAN dan RATU BOKO. PT. Taman Wisata


Candi
 Indriyawati, emmy. 2008. Antropologi/ SMA/MA jilid 2 untuk kelas XII.
Jakarta: CV Usaha Makmur.
 Widodo, Rachmat. Kamus Bahasa Indonesia.Karya Ilmu Surabaya (KIS)

You might also like