You are on page 1of 67

KATA PENGANTAR

‫هَّللا‬
ِ ‫ِبسْ ِم ِ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ح‬
‫ِيم‬
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas Taufik
Rahmat dan Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa/I
Kelas VII, VIII dan IX Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di ...........................”.
Proposal skirpsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ................... ........... Untuk itu kepada semua pihak yang terkait
penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun, dan
akan dijadikan bahan koreksi untuk penyempurnaan dimasa yang akan
datang.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun proposal Skirpsi ini yaitu kepada yang
terhormat :
1. .................................
2. .................................
3. .................................
4. .................................
5. .................................
6. .................................
7. .................................
8. .................................
9. .................................
10. .................................
11. .................................
12. .................................
13. .................................
14. .................................
Penulis berharap proposal skripsi ini tidak hanya menambah
pengetahuan mahasiswa, tetapi dapat menjadikan inspirasi dan
merangsang kreativitas dalam mengikuti perkembangan Ilmu
Pengetahuan, khususnya dalam Ilmu Keperawatan.
Terimakasih, semoga apa yang dicita-citakan kita bersama
dikabulkan oleh Allah SWT Amin.
Nasrun Minallahi WaFathun Qoriib Wa Basyiril Mu’miniin.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi WaBarokatuh.

.........., April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ii
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................
C. Tujuan Penelitian............................................................
1. Tujuan umum............................................................
2. Tujuan Khusus..........................................................
D. Manfaat Penelitian..........................................................
1. Bagi Institusi Pendidikan...........................................
2. Bagi Akademik .........................................................
3. Bagi Praktisi .............................................................
E. Keaslian Penelitian.........................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................


A. Tinjauan Teori................................................................
1. Pengetahuan............................................................
2. Pengertian Perilaku .................................................
3. Pengertian Siswa.....................................................
4. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah.............
B. Landasan Teori..............................................................
C. Kerangka Konsep..........................................................

BAB III METODE PENELITIAN......................................................


A. Rancangan Penelitian..................................................
B. Variabel dan Definisi Operasional...............................
C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................
1. Populasi Penelitian.................................................
2. Sampel Penelitian...................................................
D. Pengumpulan Data......................................................
1. Teknik Pengumpulan Data.....................................
2. Instrumen Penelitian...............................................
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................
1. Uji Validitas .............................................................
2. Uji Reabilitas ..........................................................
F. Prosedur Penelitian......................................................
1. Tahap Persiapan....................................................
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian...............................
3. Tahap Penyelesaian Penelitian..............................
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data........................
1. Pengolahan Data..................................................
2. Analisis Data.........................................................
H. Etika Penelitian............................................................
I. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...............................................................
Tabel 3.2 Distribusi Sampel .................................................................
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Konsep.............................................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 2 Surat Izin Pra Penelitian dari Program Studi S1
Keperawatan
Lampiran 3 Surat Izin Pra Penelitian dari Kantor KESBANGPOL ..........
Lampiran 4 Surat Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 5 Lembar Informed Consent
Lampiran 6 Lembar Kuesioner
Lampiran 7 lembar Konsultasi Pembimbing I dan Pembimbing II
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 222
Ariyanti, M., Hendry, Z., & Andi, M. A. (2007). Pengaruh PHBS Dengan
Pengetahuan PHBS Pada Remaja Di Pondok Pesantren Ulil
Albaab Desa Prian Kabupaten Lombok Timur.
Chandra, Fauzan, A., Febriza, M., & Aquarista. (2017). Hubungan antara
pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat
(phbs) pada siswa sekolah dasar (sd) di kecamatan cerbon tahun
2016.
Depkes. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Hendra. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.
Jakarta: Pustaka Sinar.
Notoatmodjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
(2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Putri, H. (2016). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Siswa Di Sdn 42
Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. Promkes, 4, 92–103.
Retrievedfrom https://e-
journal.unair.ac.id/index.php/PROMKES/article/view/5809
Sani, F. N. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Sehat Sakit dengan
Sikap Mahasiswa Universitas ................... Surakarta tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jurnal KesMaDaSKa, 2(2), 12–
18.
Sari, W., Keloko, A. B., & Syahrial, E. (2014). Gambaran Pengetahuan
Dan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Yayasan Perguruan Tut
Wuri Handayani Di Mabar Kecamatan Medan Deli, 2014(2014), 1–
6.
Sehat, D. A. N., Antara, P., Putra, S., & Santri, D. A. N. (2012). Online di :
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursingPERBEDAAN
Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Hidup Bersih, 1, 197–204.
Thaha, R. M., Natsir, S., Keperawatan Bataritoja, A., Promosi Kesehatan,
J., Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi, P., & Akademi
Keperawatan Bataritoja, H. (2013). Konsep Sehat Sakit Terhadap
Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Masyarakat Suku Bajo, Kabupaten
Bone, Sulawesi Selatan Health Disease Concepts of Mother and
Child in Bajo Community , Bone District, South Sulawesi, (17).

Tristanti, I., & Himawan, R. (2018). University Research Colloqium 2018


STIKES PKU ................... Surakarta Perilaku Hidup Bersih Sehat
Dalam Tatanan Rumah Tangga Warga Desa Prambatan Lor
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus, 500–507.
Uli, R., Oktaviyani, S., Wulandari, S., & Pratama, R. P. (2015). Gambaran
tingkat pengetahuan siswa/i kelas iv, v dan vi tentang perilaku
hidup bersih dan sehat di sdn pegangsaan dua jakarta utara,
2014. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 1.
Wijayanti, R. A., Nuraini, N., & Deharja, A. (2016). Pengaruh
PenyuluhanPerilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) terhadap
Pengetahuan Siswa di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk, 52–56.
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.


BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh

karena itu kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat

merupakan aset yang harus dijaga, dilindungi bahkan harus

ditingkatkan. Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental,

sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.

Menurut Undang-Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009, Kesehatan

adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis (Thaha et al., 2013).

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia

sehingga setiap manusia harus senantiasa menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) agar kesehatannya selalu terjaga. Menteri

Kesehatan Republik Indonesia telah membuat pedoman pembinaan

perilaku hidup bersih dan sehat yang tertuang dalam Permenkes

nomor : 2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh

Indonesia. Menjaga kesehatan dengan selalu melaksanakan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cara pencegahan sakit

yang mudah dan murah tetapi sebagian besar masyarakat masih

belum menyadari dan baru berubah setelah sakit (Tristanti &

Himawan, 2018).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah budaya hidup

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, serta

bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi

kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial (Sehat, Antara, Putra,

& Santri, 2012).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan esensi

dan hak asasi manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Hal ini selaras dengan yang tercakup dalam konstitusi

Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa

diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak

yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama,

politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Derajat kesehatan

yang tinggi tersebut dapat diperoleh apabila setiap orang memiliki

perilaku yang memperhatikan kesehatan.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan

masyarakat di sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat (Uli, Oktaviyani, Wulandari, & Pratama, 2015).

Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

bermanfaat : untuk mencegah, menanggulangi dan melindungi diri dari

ancaman penyakit serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, efektif dan efisien. Banyak penyakit dapat dihindari dengan

PHBS, mulai dari penyakit cacingan, diare, kolera, disentri, thypus,


demam berdarah dan pneumonia/infeksi saluran pernapasan atas

(ISPA).

Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan

bahwa kurang lebih 2,2 juta orang meninggal setiap tahunnya

disebabkan oleh sanitasi dan hygiene yang buruk. Menurut World

Health Organization (WHO) setiap tahun 100.000 anak Indonesia

meninggal akibat diare. Menurut Data Departemen Kesehatan di

antara 1.000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit

diare sepanjang tahun. Indonesia merupakan negara pada posisi ke-3

dengan keadaan kebersihan lingkungan atau sanitasi terburuk di

dunia. Anak sekolah menjadi salah satu kelompok paling rentan

terhadap terjadinya masalah kesehatan karena faktor lingkungan dan

pola hidup yang kurang baik. Data nasional menyebutkan 16%

kejadian angka keracunan nasional terjadi di lingkungan sekolah,

diare menempati urutan pertama dari angka kejadian infeksi saluran

pencernaan pada Tahun 2006 sampai 2010. Sedangkan 5.000 anak

meninggal dunia setiap hari akibat serangan diare, prevalensi anemia

11,1% sampai 50,9% di tiap sekolah. Data lain berhubungan dengan

PHBS secara umum, di mana di dalamnya terdapat usia anak sekolah

yang telah melakukan perilaku buang air besar (BAB) dengan benar di

jamban yaitu mencapai 82,6% sedangkan melakukan cuci tangan

menggunakan sabun yang benar dengan proporsi 47%. Pada tahun

2009 perilaku mencuci tangan mencapai 23,2% akan terjadi

peningkatan pada tahun 2013 menjadi 47% kemudian perilaku BAB di

jamban pada tahun 2009 mencapai 71,1% sedangkan pada tahun


2013 menjadi 82,6%. Perilaku konsumsi makanan yang berisiko

mengancam tubuh yaitu berupa mengkonsumsi makanan/minuman

antara lain yang manis mencapai 53,1%, berlemak mencapai 40,7%

dan penyedap mencapai 77, 3%. Data yang didapatkan dari Dinkes

Kabupaten .......... Tahun 2017 untuk Perilaku Sehat di Sekolah

menunjukan hasil yang kurang memuaskan hal ini dapat dilihat dari

data hasil survey cepat tahun 2017 dengan hasil sebagai berikut :

Sekolah PHBS strata I 22%, Sekolah PHBS strata II 61%, dan

Sekolah strata III 19%. Kondisi tersebut sangat memerlukan perhatian

terutama bagaimana mencegah masalah semakin bertambah setiap

tahunnya, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat merupakan

suatu solusi yang harus diterapkan pada lingkungan sekolah

(Riskesdas, 2013).

Banyak kegiatan yang merupakan bagian dari perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) dapat dilakukan di sekolah. Kegiatan dapat

berupa menerapkan kesehatan lingkungan di sekolah antara lain jajan

di warung/ kantin sekolah karena lebih terjamin kebersihannya,

mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban

di sekolah serta menjaga kebersihan jamban, mengikuti kegiatan

olahraga dan aktivitas fisik sehingga meningkatkan kebugaran dan

kesehatan peserta didik, memberantas jentik nyamuk di sekolah

secara rutin, tidak merokok, memantau pertumbuhan peserta didik

melalui pengukuran BB dan TB, serta membuang sampah pada

tempatnya. Harapannya dengan menerapkan perilaku sadar akan

kesehatan lingkungan di sekolah oleh peserta didik, guru dan


masyarakat lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk

memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sekolah sehat (Wijayanti, Nuraini, & Deharja, 2016).

Apabila dilihat dari segi Islam, kebersihan terbagi atas dua yaitu

kebersihan lahir dan kebersihan batin. Kebersihan lahir adalah

termasuk perjuangan hidup yang harus di usahakan oleh setiap

manusia, sedangkan kebersihan batin dapat dilakukan dengan

membersihkan hati dari akhlak-akhlak yang keji, seperti sombong,

riak, hasad, cinta keduniaan dan lain-lain, juga dapat dilakukan

dengan mengisi jiwa kita dengan budi pekerti yang terpuji, seperti

tawaduk, mempunyai rasa malu, ikhlas, dermawan dan sebagainya.

Salah satu jalan untuk menyelamatkan diri kita dari akhlak-akhlak

yang buruk agar memperoleh akhlak mulia.

Seperti firman Allah SWT dalam surah Al- Baqarah ayat 222,

yang berbunyi sebagai berikut :

َ ‫إِنَّ هّللا َ ُيحِبُّ ال َّت َّو ِاب‬


‫ين َو ُيحِبُّ ْال ُم َت َطه ِِّرين‬

Artinya :“Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang banyak

bertaubat, dan mengasihi orang-orang yang senantiasa mensucikan

diri.”

Dan ayat diatas juga sesuai dengan Hadist dibawah ini :

(‫ىاَاْل ِسْ اَل ُم َنطِ ـيْفٌ َف َتـ َن َطفُ ْوا َف ِا َنـ ُه ال َي ْد ُخ ُل ْال َج َنـ َة اِال َنطِ يْفٌ (رواه البيهق‬

Artinya :“Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang

bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang

bersih“ (H.R. Baihaqi).


Makna dari kutipan ayat dan hadis diatas adalah “Kebersihan,

kesucian, dan keindahan merupakan sesuatu yang disukai oleh Allah

SWT dan kebersihan juga dapat diterapkan dalam masalah ibadah.

”Jika kita melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT, tentu

mendapatkan nilai di hadapan-Nya, yakni berpahala. Dengan kata lain

kotor, jorok, sampah berserakan, lingkungan yang semrawut dan tidak

indah itu tidak disukai oleh Allah SWT. Sebagai hamba yang taat,

tentu kita terdorong untuk melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah

SWT. Kita bisa ambil contoh dalam mendirikan shalat. Sebelum kita

melaksanakan ibadah shalat maka kita harus membersihkan diri dulu

dengan berwudhu. Kita basuh telapak tangan, mulut dan hidung kita,

lalu muka, kedua tangan, kepala, telinga dan kaki kita dengan air

sehingga anggota tubuh kita menjadi bersih. Hal ini sesuai perintah

Allah dalam Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman apabila kalian

hendak mendirikan shalat maka basuh lah mukamu dan tangan mu

sampai dengan siku, dan sapu lah kepalamu dan (cuci lah) kakimu

sampai dengan kedua mata kaki” (Q.S. Al-Maidah [5]: 6).

Sebagai upaya mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) akan lebih baik memperhatikan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang

merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku. Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan lebih langgeng

(long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

dan kesadaran akan tidak berlangsung lama (Wijayanti et al., 2016).


Akibat pengetahuan siswa tentang perilaku hidup sehat rendah,

bukan tidak mungkin siswa tidak bisa menerapkan perilaku hidup

sehat dengan benar atau bahkan tidak menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga akan berpengaruh pada derajat

kesehatan tubuh yang rendah. Perlunya penanganan dan solusi untuk

itu dengan meningkatkan pengetahuannya, memahami, dan

mempraktekannya di lingkungan institusi dan untuk dirinya sendiri.

Pengetahuan siswa tentang perilaku hidup dan sehat (PHBS)

sangatlah penting, karena pengetahuan siswa yang tinggi terhadap

perilaku hidup sehat akan menjadi pendorong timbulnya usaha sadar

siswa untuk menjaga dan meningkatkan kesehatannya melalui

perilaku hidup sehat, menurut Sunaryo yang dikutip Sumiyati Asra

(2008:18) pengetahuan merupakan domain terpenting bagi

terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh

pengetahuan (Chandra, Fauzan, Febriza, & Aquarista, 2017).

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan tanggal

25 Februari 2019 di ........................... diperoleh data siswa kelas VII-IX

yang berjumlah 196 siswa. Hasil observasi menunjukkan kondisi

lingkungan sekolah cukup bersih terdapat 2 kamar mandi siswa dan 2

kamar mandi khusus guru, namun kondisi kamar mandi dan WC siswa

masih tampak kurang bersih, dan penataan ruang kelas masih kurang

rapi. Tersedia tempat sampah yang diletakkan di depan kelas masing-

masing satu tempat sampah, namun kebiasaan siswa yang suka

membuang sampah sembarangan atau tidak sesuai pada tempatnya,


disamping itu tersedia kran didepan kelas namun tidak difungsikan

dengan baik oleh siswa. Pihak sekolah sudah menyediakan kantin

sekolah akan tetapi kebiasaan siswa yang sering jajan diluar

lingkungan sekolah atau jajan di tempat sembarangan yang tidak

diketahui hygiene dari jajanan yang dikonsumsi, kemudian perilaku

siswa pada saat sebelum makan atau mengkonsumsi jajanan jarang

mencuci tangan. Terlihat masih ada siswa yang merokok di kelas

maupun di sekitar lingkungan sekolah.

Hasil observasi dan wawancara secara acak dengan 10 siswa

dari kelas VII-IX di ........................... menunjukkan bahwa terdapat 4

dari 10 siswa sudah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai

indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) namun 6 dari 10

siswa yang belum sepenuhnya melaksanakan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) yakni ditandai dengan tangan siswa yang terlihat

kotor, kuku terlihat panjang, siswa tersebut mengatakan jarang

melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang

sampah tidak pada tempatnya tanpa dipilah-pilah terlebih dahulu, dan

masih ada siswa yang sering jajan di tempat sembarangan dan

merokok di kelas. Hal ini dampaknya berbahaya bagi anak, orang tua,

lingkungan sekitar yang dapat mengakibatkan angka kesakitan anak

menjadi meningkat sehingga mempengaruhi proses belajar siswa.

Dari fenomena tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian

untuk mengetahui “gambaran tingkat pengetahuan siswa kelas VII, VIII

dan IX tentang perilaku hidup bersih dan sehat  di Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten ..........”.


B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan siswa kelas VII, VIII dan IX tentang perilaku hidup bersih

dan sehat di Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten ..........?

C.   Tujuan Penelitian

1.   Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran tingkat pengetahuan siswa kelas VII, VIII dan IX tentang

perilaku hidup bersih dan sehat di Sekolah Menengah Pertama di

Kabupaten ...........

2.   Tujuan Khusus

Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan

dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) :

a. Diketahui gambaran pengetahuan mencuci tangan dengan air

mengalir dan memakai sabun.

b. Diketahui gambaran pengetahuan mengkonsumsi jajanan sehat

di kantin.

c. Diketahui gambaran pengetahuan menggunakan jamban yang

bersih dan sehat.

d.  Diketahui gambaran pengetahuan melaksanakan olahraga

teratur.

e.  Diketahui gambaran pengetahuan memberantas jentik nyamuk.

f.   Diketahui gambaran pengetahuan tidak merokok di sekolah.


g. Diketahui gambaran pengetahuan menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan di sekolah.

h. Diketahui gambaran pengetahuan membuang sampah pada

tempatnya.

D.   Manfaat Penelitian

1.    Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan Sekolah

Menengah Pertama, Departemen Kesehatan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, serta institusi lainnya dalam

pengembangan program kesehatan dan pencegahan penyakit

utamanya di lingkungan sekolah.

2.    Bagi Akademik

Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat program-

program peningkatan derajat kesehatan sehingga dapat

meningkatkan pendidikan kesehatan anak didik di institusi

pendidikan.

3.    Bagi praktisi

Menjadikan suatu proses pembelajaran yang sangat

berharga bagi penelitian terutama dalam mengaplikasikan ilmu

yang telah diperoleh dan sebagai bahan bacaan bagi peneliti

berikutnya terutama yang menyangkut perilaku hidup bersih dan

sehat pada siswa.

E.    Keaslian Penelitian

Penelitian yang sejenis diantaranya adalah hasil penelitian

Armana Wokas (2018) : Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


di Sekolah Dasar Negeri Gumpang 01 Kartasura, Sukoharjo. Latar

Belakang : Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi

tolak ukur dalam pembangunan kesehatan demi meningkatkan

perilaku masyarakat. PHBS di sekolah sebagai upaya untuk

memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah

agar tahu, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS dan berperan

aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Metode : Penelitian ini

berbentuk non eksperimental yang merupakan jenis penelitian

deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan PHBS siswa

sebagian besar dengan kategori baik meliputi perilaku mencuci

tangan (57,9%), menggunakan jamban (68,4%) dan membuang

sampah pada tempatnya (71,1%) sedangkan perilaku siswa

mengkonsumsi jajanan dengan kategori buruk (60,5%).

Adapun hasil penelitian Winda Sari, Alam Bakti Keloko,  dkk

(2014) : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Siswa Terhadap

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun

Di Yayasan Perguruan Tut Wuri Handayani Di Mabar Kecamatan

Medan Deli. Latar Belakang : Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) yang merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena

masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi

di negara-negara berkembang saja, tetapi ternyata di negara-negara

maju pun kebanyakan masyarakatnya masih lupa untuk melakukan

perilaku cuci tangan. Metode :Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

Hasil penelitian didapatkan Hasil pengelompokan berdasarkan


tinggi rendahnya tingkat pengetahuan menunjukkan 20 responden

(55,6%) dengan pengetahuan baik, 16 responden (44,4%) dengan

pengetahuan cukup. Hasil pengelompokan berdasarkan tinggi

rendahnya sikap menunjukkan 20 responden (55,6%) dengan sangat

setuju, 16 responden (44,4%) dengan setuju. Hasil pengelompokan

berdasarkan tindakan menunjukkan 22 responden (61,1%) dengan

tindakan kadang-kadang, 3 responden (8,3%) dengan tindakan tidak

pernah.

Penelitian Riesti Cahyaningrum (2016) :Tingkat Pengetahuan

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Terhadap Kebersihan Pribadi

Siswa Kelas IV Dan V SD Negeri Kraton Yogyakarta Tahun 2016.

Latar Belakang : Permasalahan dalam penelitian ini adalah

beberapa siswa SD Negeri Kraton Yogyakarta masih belum tahu apa

itu Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), terbukti beberapa siswa

tersebut kurang menjaga kebersihan pribadi. Metode : Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survei. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 66,7% atau 28 siswa

masuk kategori baik; 31,0% atau 13 siswa masuk kategori cukup;

dan 2,4% atau 1 siswa masuk kategori kurang.

Kesamaan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat

pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian adalah

Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa/I Kelas VII, VIII Dan IX

Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP di

Kabupaten ...........
  BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Teori

1.    Pengetahuan

a.    Pengertian

Pengetahuan adalah sebuah proses dari pengindraan

terhadap suatu objek, yaitu melalui indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, pengecap dan indra peraba, yang

mana pengetahuan ini lebih banyak diperoleh dari indra

penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu (Sani, 2011).

Pengetahuan mempunyai pengaruh yang besar

terhadap keberhasilan suatu pencanangan program karena

pengetahuan yang buruk akan menghambat dan

menyebabkan kegagalan pencapaian keberhasilan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS). Adopsi perilaku yang didasari

pengetahuan dan sikap positif akan bersifat langgeng, namun

perilaku yang tidak didasari pengetahuan dan sikap positif

tidak akan berlangsung lama (Sehat, Antara, Putra, & Santri,

2012).

b.    Domain Pengetahuan

Pengetahuan dibagi menjadi enam domain yaitu:


1)  Tahu (Know)

Yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tingkat tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2)  Memahami (Comprehension)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Kata

kerja yang biasa dipakai menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek dan

sebagainya.

3)  Aplikasi (Aplication)

Yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang

nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-

prinsip siklus pemecahan masalah.

4)  Analisis (Analysis)

Yaitu suatu kemampuan untuk untuk menjabarkan

materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam struktur tersebut dan masih ada kaitannya


satu sama lain. Misalnya dapat menggambarkan atau

membuat bagan, membedakan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5)  Sintetis (Sintetis)

Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian informasi

sebagai suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya

dapat menyusun, dapat merencanakan terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6)  Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah

ada (Notoatmodjo, 2011).

c.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:

1)  Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

seseorang tersebut akan lebih mudah dalam menerima hal-

hal baru sehingga akan lebih mudah pula menyelesaikan

hal-hal baru tersebut.

2)  Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang

lebih baik banyak akan memberikan pengetahuan yang

jelas.
3)  Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru

akan disaring, kira-kira sesuai tidaknya dengan kebudayaan

yang ada dan agama yang dianut.

4)  Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan

pendidikan individu, artinya, pendidikan yang tinggi,

pengalaman akan luas.

5)  Sosial Ekonomi

Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan

hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga

menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan

semaksimal mungkin, begitupun dalam mencari bantuan ke

sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan

pendapatan keluarga (Notoatmodjo, 2010).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang

ingin diukur dari subyek peneliti atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan (Hendra, 2008).

Skor yang sering digunakan untuk mempermudah

dalam mengkategorikan jenjang dalam penelitian biasanya

ditulis dalam persentase sebagai berikut :


a)    Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76 –

100 %

b)    Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56

-75 %

c)    Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai <

56% (Nursalam, 2008).

2.    Perilaku

a.    Pengertian Perilaku

Perilaku merupakan salah satu hal yang di setiap saat

dilakukan oleh setiap orang. Pengertian perilaku sering

dibatasi kepada yang dapat dilihat dari luar, yang berkenaan

dengan kegiatan jasmaniah, atau psikomotor. Perilaku dari

aspek biologis diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas

organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh

sebab itu semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,

binatang, sampai dengan manusia mempunyai perilaku,

karena semua makhluk hidup mempunyai aktivitas masing-

masing. Perilaku/aktivitas tersebut ada yang dapat diamati

secara langsung dan tidak langsung. Dari segi biologis,

perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh

pihak luar (Notoatmodjo, 2011)

Menurut Skinner yang dikutip oleh Ahmad Kholid 2012:

17, perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Ada dua jenis respons yaitu


respondent respon dan operant respon. Respondent respon

adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu.

Stimulus atau rangsangan ini menimbulkan respon yang relatif

tetap. Misalnya makanan lezat yang menimbulkan keinginan

untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup.

Keragaman kegiatan atau perilaku individu tersebut di latar

belakangi oleh jumlah dan kualitas potensi atau kemampuan

yang dimiliki yang jauh lebih banyak dan lebih tinggi

dibandingkan dengan binatang. Operant respon adalah respon

yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus

atau perangsang tertentu. Perangsang ini akan memperkuat

suatu perilaku yang telah dilakukan.

Menurut (Notoatmodjo, 2011) perilaku dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu :

1) Perilaku Tertutup (Covert Behavior)

Perilaku tertutup adalah respons atau reaksi

terhadap rangsang (stimulus) yang masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut

dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Misalnya seorang siswa tahu manfaat menggosok gigi

secara teratur sangat bermanfaat bagi kesehatan dan

pertumbuhan gigi, namun perilaku tersebut masih sering

ditinggalkan.

2) Perilaku Terbuka (Overt Behavior)


Perilaku terbuka merupakan respons seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah

dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Misalnya seperti

contoh di atas siswa mengetahui manfaat dari menggosok

gigi secara teratur dan secara sadar sudah melakukannya

secara teratur.

Meskipun perilaku merupakan bentuk respons atau

reaksi terhadap rangsangan dari luar, namun dalam

memberikan respons sangat bergantung pada karakteristik

atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal

ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi

beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda.

Perilaku seseorang menurut Ida Bagus Tjitarsa

dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya:

a. Pikiran dan perasaan

Pikiran dan perasaan ini dibentuk oleh pengetahuan,

kepercayaan, sikap, dan nilai yang kita miliki.

b. Pengetahuan

Pengetahuan pada umumnya datang dari pengalaman,

dapat juga diperoleh dari informasi yang disampaikan

oleh guru, orang tua, teman, buku dan surat kabar.


c. Kepercayaan

Kepercayaan umumnya diajarkan oleh orang tua,

kakek, nenek dan orang lain yang dihormati. Umumnya

seseorang menerima suatu kepercayaan tanpa

mencoba untuk membuktikan bahwa hal itu benar.

Maka harus mempelajari terlebih dahulu kepercayaan

itu dengan seksama untuk mengetahui dengan pasti

akibatnya terhadap diri sendiri.

d. Sikap

Sikap mencerminkan kesenangan atau

ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap

berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat

dengan diri masing-masing orang.sikap juga bisa

tumbuh dari pengalaman orang lain.

e. Budaya

Sebagian besar hal yang dikemukakan pada bagian

terdahulu, amat beragam dari satu daerah ke daerah

lainnya. Pada umumnya, perilaku, kepercayaan, nilai

dan pemakaian sumber daya di masyarakat akan

membentuk pola hidup masyarakat tersebut. Budaya

terus berubah, kadang-kadang lambat, kadang-kadang

cepat, sebagai akibat dari hubungan sosial antara

manusia dengan berbagai budaya. Perilaku adalah

salah satu bagian dari budaya, sedangkan budaya itu

sendiri sangat berpengaruh pada perilaku.


Dari berbagai pendapat diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa perilaku adalah segala aktivitas atau

respons yang ada pada individu yang timbul tidak dengan

sendirinya, melainkan sebagai hasil dari adanya stimulus dan

faktor luar yang didapatkan oleh individu tersebut.

b.   Pengertian Siswa

Siswa merupakan pelajar yang duduk di meja belajar setara

sekolah dasar maupun menengah pertama (SMP), sekolah

menengah keatas (SMA). Siswa-siswa tersebut belajar untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman

ilmu yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa atau peserta didik

adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang

tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu

pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian,

berakhlak mulia, dan mandiri.

Siswa adalah komponen masukan dalam sistem

pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan,

sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan siswa

dapat ditinjau dan berbagi pendekatan antara lain :

a. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang

sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang

lebih baik.
b. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organisme yang

sedang tumbuh dan berkembang.

c. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan

siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan

kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan

terpadu.

Siswa sekolah dasar masalah-masalah yang muncul belum

begitu banyak, tetapi ketika memasuki lingkungan sekolah

menengah maka banyak masalah yang muncul karena anak atau

siswa sudah memasuki usia remaja. Selain itu juga siswa sudah

mulai berpikir tentang dirinya, bagaimana keluarganya, teman-

teman pergaulannya. Pada masa ini seakan mereka menjadi

manusia dewasa yang bisa segalanya dan terkadang tidak

memikirkan akibatnya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh orang

tua, keluarga dan tentu saja pihak sekolah.

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha

meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur

pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal, pada

jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah siswa

dalam dunia pendidikan meliputi :

a. Siswa : siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah.

b. Mahasiswa : mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi

peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.


c. Warga Belajar : warga belajar istilah bagi peserta didik pada

jalur pendidikan non formal seperti pusat kegiatan belajar

masyarakat ( PKMB ), Baik paket A, Paket B, Paket C.

d. Pelajar : istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang

mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan

formal tingkat menengah.

3.   Tinjauan Umum Tentang PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat)

a.    Pengertian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua

perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah

budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang

berorientasi sehat, serta bertujuan untuk meningkatkan,

memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental

maupun sosial (Sehat et al., 2012).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah

sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau

keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.


Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya

untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan

suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan

pimpinan (advokasi), bina suasana (social support), dan

pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu

upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan

mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga,

agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka

menjaga, memelihara, dan meningkatkan

kesehatannya(Depkes, 2010).

b.    Tujuan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,

kemauan, dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan

sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat

termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan

strategi yang digunakan untuk menciptakan kemandirian

dalam menciptakan dan meraih kesehatan dan merupakan

suatu perilaku yang diterapkan berdasarkan kesadaran yang

merupakan hasil dari pembelajaran yang dapat membuat


individu atau anggota keluarga bisa meningkatkan taraf

kesehatannya di bidang kesehatan masyarakat (Putri, 2016).

c.    Tatanan PHBS

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) dapat

dikelompokkan kedalam 5 tatanan lingkungan kehidupan,

yaitu PHBS di lingkungan sekolah, PHBS di lingkungan rumah

tangga, PHBS di lingkungan institusi kesehatan, PHBS di

lingkungan tempat umum, dan PHBS di lingkungan tempat

kerja (Putri, 2016).

1)   Rumah tangga

Indikator tatanan rumah tangga :

a)   Pernah ditolong oleh  tenaga kesehatan.

b)   Memberi ASI eksklusif.

c)   Menimbang balita setiap bulan.

d)   Menggunakan air bersih.

e)   Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

f)    Menggunakan jamban sehat.

g)   Memberantas jentik dirumah sekali seminggu.

h)   Makan buah dan sayur setiap hari.

i)    Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

j)    Tidak merokok di dalam rumah.


2)   Sekolah

Indikator tatanan institusi pendidikan :

a)   Jajan di kantin sekolah.

b)  Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan

sabun.

c)  Menggunakan jamban sehat.

d)  Mengikuti kegiatan olahraga dan aktivitas fisik di

sekolah.

e)  Memberantas jentik nyamuk.

f)   Tidak merokok di sekolah.

g)  Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

setiap 6 bulan.

h)  Serta membuang sampah pada tempatnya

3)   Tempat kerja

Indikator tatanan tempat kerja :

a)   Tidak merokok di tempat  kerja.

b)   Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat

kerja.

c)   Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik.

d)  Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum

makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil.

e)   Memberantas jentik nyamuk di  tempat kerja.

f)    Menggunakan air bersih.

g)   Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

h)   Membuang sampah pada tempatnya.


i)  Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis

pekerjaan.

4)   Sarana kesehatan

Indikator tatanan sarana kesehatan :

a)   Menggunakan air bersih.

b)   Menggunakan jamban.

c)   Membuang sampah pada tempatnya.

d)   Tidak merokok di institusi kesehatan.

e)   Tidak meludah sembarangan.

f)    Memberantas jentik nyamuk.

5)   Tempat umum

Indikator tatanan tempat-tempat umum :

a)   Menggunakan air bersih.

b)   Menggunakan jamban.

c)   Membuang sampah pada tempatnya.

d)   Tidak merokok di institusi kesehatan.

e)   Tidak meludah sembarangan.

f)    Memberantas jentik nyamuk.

d.    Pengertian PHBS di Sekolah

1)    Pengertian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu


mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta

berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

2)    Pada tatanan sekolah terdapat 8 indikator untuk

perilaku hidup bersih dan sehat yaitu :

a)  Jajan di kantin sekolah

Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering

dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila

jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah

ditemukan Salmonella Paratyphia di 25-50% sampai

minuman yang dijual dikaki lima. Bakteri ini mungkin

berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih

dahulu.Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi

yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima

adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal

seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat

boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat),

rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanol

yellow (pewarna kuning pada tekstil).

b)  Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan

sabun

Kebersihan diri terutama dalam hal perilaku

mencuci tangan setiap makan, merupakan sesuatu yang

baik. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu

tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-


jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih.

Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu

upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena

tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman

dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke

orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain

seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan

langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun

cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/ minuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat

memindahkan bakteri, virus,dan parasit pada orang lain

yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari. World

Health Organization(WHO) telah mencanangkan setiap

tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan Pakai

Sabun Sedunia, yang diikuti oleh 20 negara di dunia,

salah satu diantaranya adalah Indonesia.

Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :

1) Dilakukan dengan menggosokkan tangan

menggunakan cairan antiseptik (hand scrub) atau

dengan air mengalir dan sabun antiseptik (hand

wash).

2) Hand scrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan

hand wash 40-60 detik.


3) 5 kali melakukan hand scrub sebaiknya diselangi 1

kali handwash.

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :

1) Tuang cairan hand scrub pada telapak tangan

kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan

secara lembut dengan arah memutar.

2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara

bergantian.

3) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.

4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi

saling mengunci.

5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.

6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok

perlahan.

c)  Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai

fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas

tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa

(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan

kotoran dan air untuk membersihkannya.

d)  Mengikuti kegiatan olahraga dan aktivitas fisik di

sekolah

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang

teratur dan terencana untuk memelihara gerak

(mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan


gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah

suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur,

yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan

ditujukan  untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Kebugaran jasmani sangat penting dalam

menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi

nilai kebugaran jasmani tiap orang berbeda-beda sesuai

tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri

dari komponen-komponen  yang dikelompokkan menjadi

kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health

Related Physical Fitnes) dan kelompok yang berhubungan

dengan keterampilan (Skill Related Physical Fitnes).

e)  Memberantas jentik nyamuk

Sekolah bebas jentik adalah sekolah yang setelah

dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat

jentik nyamuk. Upaya untuk memberantas jentik di

lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak

ditemukan jentik nyamuk pada tempat-tempat

penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot

bunga/alas pos bunga, wadah pembuangan air dispenser,

wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang

bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di

sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah

dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

melalui kegiatan : menguras, dan menutup tempat-tempat


penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan

menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas

jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat

gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya,

malaria, dan kaki gajah.Sekolah diharapkan dapat

membuat pengaturan untuk melaksanakan

pemberantasan sarang nyamuk  (PSN) minimal satu

minggu sekali.

f)   Tidak merokok di sekolah

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak

merokok di lingkungan sekolah. Merokok bagi sebagian

remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik

psikis maupun fisik. Merokok berbahaya bagi kesehatan

perokok dan orang yang berada disekitar perokok. Rokok

adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung /

dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar

kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap

seseorang setelah dibakar ujungnya, Dalam satu batang

rokok yang isap akan dikeluarkan 4.000 bahan kimia

berbahaya diantaranya : Nikotin (menyebabkan ketagihan

dan kerusakan jantung serta pembuluh darah), Tar

(menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan

Co (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah

membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati).


Tidak merokok di sekolah dapat menghindari anak

sekolah/guru/masyarakat sekolah dari kemungkinan

terkena penyakit-penyakit tersebut di atas. Sekolah

diharapkan membuat peraturan dilarang merokok

dilingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah

bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak

merokok dilingkungan sekolah dan diharapkan

mengembangkan kawasan tanpa rokok / kawasan bebas

asap rokok.

g)  Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

setiap 6 bulan

Mengukur berat badan dan tinggi badan merupakan

salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan anak, dengan diketahuinya tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak, sedangkan untuk

mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak

bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh

anak seusia pada umumnya. Berat badan adalah ukuran

tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan

berpakaian minimal tnpa perlengkapan apapun,

sedangkan tinggi badan adalah ukuran tubuh dalam sisi

tingginya yang diukur dalam keadaan berpakaian minimal

tanpa perlengkapan apapun. Apabila anak memiliki ukuran

tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada

umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju.


Sebaliknya bila ukurannya lebih kecil berarti

pertumbuhannya lambat, pertumbuhan dikatakan normal

apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata

anak lain seusianya.

h)  Serta membuang sampah pada tempatnya

Sampah merupakan salah satu penyebab tidak

seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari

komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain bekas,

karet dan lain-lain. Membuang sampah pada tempatnya

merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya untuk

menjaga kebersihan lingkungan namun sangat susah

untuk diterapkan (Sari, Keloko, & Syahrial, 2014).

3)    Manfaat PHBS di Sekolah

Manfaat PHBS di Sekolah diantaranya :

a) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga

peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan

sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.

b) Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar

yang berdampak  pada prestasi belajar peserta didik.

c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin

meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua

(masyarakat).

d) Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang

pendidikan.
e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

4)    Alasan pentingnya PHBS untuk anak usia sekolah,

antara lain :

a) Anak usia sekolah termasuk kelompok masyarakat

yang mempunyai resiko tinggi.

b) Anak usia sekolah adalah waktu yang paling tepat

untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup

sehat.

c) Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari

golongan anak-anak, terutama di negara yang

mengenal wajib belajar.

d) Sekolah adalah salah satu institusi masyarakat yang

telah terorganisir secara baik.

e) Kesehatan anak usia sekolah akan menentukan

kesehatan masyarakat dan bangsa di masa depan.

5)    Sasaran PHBS

a) Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam institusi

pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid

dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam

institusi pendidikan yang bermasalah).

b) Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi

individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah

misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid,


kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas

kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.

c) Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi

unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung

pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya

pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya,

kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas,

Diknas, guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid.

6)  Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

pelaksanaan PHBS :

a) Faktor perilaku dan non perilaku fisik.

b) Faktor sosial ekonomi.

c) Faktor teknis.

d) Faktor geografi.

e) Faktor kurangnya upaya promotif tentang kesehatan

khususnya mengenai PHBS dari puskesmas dan

instansi kesehatan lain.

B.  Landasan Teori

Pengetahuan adalah sebuah proses dari pengindraan terhadap

suatu objek, yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, pengecap dan indra peraba, yang mana pengetahuan ini

lebih banyak diperoleh dari indra penglihatan dan pendengaran.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.


Pengetahuan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

keberhasilan suatu pencanangan program karena pengetahuan yang

buruk akan menghambat dan menyebabkan kegagalan pencapaian

keberhasilan perilaku hidup bersih dan sehat. Adopsi perilaku yang

didasari pengetahuan dan sikap positif akan bersifat langgeng, namun

perilaku yang tidak didasari pengetahuan dan sikap positif tidak akan

berlangsung lama.

Perilaku merupakan salah satu hal yang di setiap saat dilakukan

oleh setiap orang. Pengertian perilaku sering dibatasi kepada yang

dapat dilihat dari luar, yang berkenaan dengan kegiatan jasmaniah,

atau psikomotor. Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai suatu

kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang

bersangkutan. Oleh sebab itu semua makhluk hidup mulai dari

tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan manusia mempunyai

perilaku, karena semua makhluk hidup mempunyai aktivitas masing-

masing. Perilaku/aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara

langsung dan tidak langsung. Dari segi biologis, perilaku adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2011)

Menurut Skinner yang dikutip oleh Ahmad Kholid 2012: 17,

perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Ada dua jenis respon yaitu respondent respon

dan operant respon. Respondent respon adalah respon yang

ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Stimulus atau rangsangan ini

menimbulkan respon yang relatif tetap. Misalnya makanan lezat yang


menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan

mata tertutup. Keragaman kegiatan atau perilaku individu tersebut di

latar belakangi oleh jumlah dan kualitas potensi atau kemampuan

yang dimiliki yang jauh lebih banyak dan lebih tinggi dibandingkan

dengan binatang. Operant respons adalah respons yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

Perangsang ini akan memperkuat suatu perilaku yang telah dilakukan.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua

perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka

jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan

pimpinan (advokasi), bina suasana (social support), dan

pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya

untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya

sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-

cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan

meningkatkan kesehatannya.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah merupakan

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat.

C.  Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan

dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting

untuk masalah (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan uraian sebelumnya, kerangka konsep penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut :

faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

Perilaku Hidup Bersih


1.Tingkat
dan Sehat di Sekolah
pengetahuan
2. Informasi

3. Budaya

4. Pengalaman

5. Sosial Ekonomi

Baik

Cukup

Kurang

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

                            = Variabel yang diteliti

                            = Variabel yang tidak diteliti

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A.   Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian

dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir

pengumpulan data (Nursalam, 2013). Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif dengan desain penelitian yang digunakan

adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu

keadaan secara objektif. Untuk jenis rancangan penelitiannya

menggunakan cross sectional, ialah suatu penelitian dengan cara

pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan siswa kelas VII, VIII dan IX dengan perilaku hidup bersih

dan sehat  di ............................

B.   Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel penelitian

dibagi menjadi dua yaitu variabel dependen (yang terpengaruh) dan

Variabel independen (Variabel bebas/yang mempengaruhi). Pada

penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu untuk variabel

independen pengetahuan dan variabel dependen Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Definisi Alat Cara Hasi Skal


Konseptual Operasio Ukur Ukur l a
nal Ukur ukur

Tingkat Pengetahuan Pengetahu Kuesion Pengu 1. Ordin


Pengetah adalah an adalah er mpulan Baik : al
uan sebuah informasi data 76 %
(Indepen proses dari yang telah berdasa - 100
dent) pengindraan diproses rkan %
terhadap dan data 2.
suatu objek, diorganisa pada Cuku
yaitu melalui sikan untuk lembar p : 56
indera memperole kuesion % -
penglihatan, h er yang 75 %
pendengaran, pemahama sudah 3.
penciuman, n, diisi Kuran
pengecap pembelajar respond g : <
dan indera an, dan en 56 %
peraba yang pengalama (nurs
mana n yang alam
pengetahuan terakumula 2008)
ini lebih si
banyak sehingga
diperoleh dari bisa
indera diaplikasik
penglihatan an ke
dan dalam
pendengaran masalah
(Notoadmojo, /proses
2010) bisnis
tertentu.

Jajan di Makanan Makanan Kuesion


jajanan jajanan er
kantin adalah adalah
makanan dan jenis
sekolah minuman makanan
yang diolah yang dijual
oleh dikaki lima,
pengrajin pinggiran
makanan di jalan, di
tempat stasiun, di
penjualan pasar, di
dan atau tempat
disajikan pemukima
sebagai n serta
makanan siap lokasi yang
santap untuk sejenis.
dijual bagi
umum
(KEMENKES,
2008)
Mencuci Mencuci Mencuci Kuesion
tangan tangan er
tangan adalah adalah
proses yang menggoso
dengan secara k air
mekanis dengan
air bersih melepaskan sabun
kotoran dan secara
yang debris dari bersama-
kulit tangan sama
mengalir dengan seluruh
menggunaka kulit
dan n sabun permukaan
biasa dan air tangan
sabun. (DEPKES, dengan
2009) kuat dan
ringkas
kemudian
di bilas di
bawah
aliran air.

Menggun Jamban Jamban Kuesion


sehat adalah sehat er
akan tempat adalah
fasilitas suatu
jamban pembuangan ruangan
tinja yang yang
sehat. mencegah mempunya
kontaminasi i fasilitas
ke badan air, pembuang
mencegah an kotoran
kontak antara manusia
manusia dan yang terdiri
tinja, atas
membuat tempat
tinja tersebut jongkok
tidak dapat atau
dihinggapi tempat
serangga duduk
ataupun dengan
binatang leher
lainnya, angsa atau
mencegah tanpa leher
bau yang angsa
tidak sedap, (cemplung)
dan yang
konstruksi dilengkapi
dudukannya dengan
dibuat unit
dengan baik, penampun
aman dan gan
mudah kotoran air
dibersihkan untuk
(DEPKES, membersih
2009). kannya.

Mengikuti Olahraga Olahraga Kuesion


adalah adalah er
kegiatan serangkaian suatu
gerak raga bentuk
olahraga yang teratur aktivitas
dan fisik yang
dan terencana terencana
untuk dan
aktivitas memelihara terstruktur,
gerak yang
fisik di (mempertaha melibatkan
nkan hidup) gerakan
sekolah. dan tubuh
meningkatkan berulang-
kemampuan ulang dan
gerak ditujukan
(meningkatka untuk
n kualitas meningkat
hidup) (Sari, kan
Keloko, & kebugaran
Syahrial, jasmani.
2014)

Membera Memberantas Pemberant Kuesion


ntas jentik nyamuk asan er
jentik adalah suatu sarang
nyamuk. tindakan yang nyamuk
dilakukan (PSN)
untuk melalui
membasmi kegiatan :
atau menguras,
memberantas dan
telur, jentik, menutup
dan tempat-
kepompong tempat
nyamuk penampun
dengan gan air,
berbagai cara mengubur
dengan barang-
tujuan untuk barang
menekan laju bekas, dan
pertumbuhan menghinda
nyamuk di ri gigitan
lingkungan nyamuk.
(Sari, Keloko,
& Syahrial,
2014).

Tidak Merokok bagi Mrokok kuesio


merokok sebagian merupakan ner
di remaja perilaku
sekolah. merupakan menyenan
perilaku gkan dan
proyeksi dari dapat
rasa sakit menghilan
baik psikis gkan
maupun fisik ketidak
(Sari, Keloko, nyamanan
& Syahrial, dan
2014). bergeser
menjadi
aktivitas
yang
bersifat
obsesif.

Menimba Mengukur Berat Kuesion


ng berat berat badan badan er
badan dan tinggi adalah
dan badan ukuran
menguku merupakan tubuh
r tinggi salah satu dalam sisi
badan upaya untuk beratnya
setiap 6 mengetahui yang
bulan. pertumbuhan ditimbang
dan dalam
perkembanga keadaan
n anak, berpakaian
dengan minimal
diketahuinya tanpa
tingkat perlengkap
pertumbuhan an apapun,
dan sedangkan
perkembanga tinggi
n anak, badan
sedangkan adalah
untuk ukuran
mengetahui tubuh
pertumbuhan dalam sisi
seorang anak tingginya
normal atau yang
tidak bisa diukur
diketahui dalam
melalui cara keadaan
membanding berpakaian
kan ukuran minimal
tubuh anak tanpa
seusia pada perlengkap
umumnya an apapun.
(Sari, Keloko,
& Syahrial,
2014).

Membua Sampah Sampah Kuesion


ng merupakan merupakan er
sampah salah satu material
pada penyebab sisa yang
tempatny tidak tidak
a. seimbangnya diinginkan
lingkungan setelah
hidup, yang berakhirny
umumnya a suatu
terdiri dari proses.
komposisi
sisa
makanan,
daun-daun,
plastik, kain
bekas, karet
dan lain-
lain(Sari,
Keloko, &
Syahrial,
2014).

C.   Populasi dan Sampel

1.   Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dari kelas

VII-IX ..........................., dengan jumlah populasi sebanyak 196


orang, penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan

Juni 2017.

2.   Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar,

peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian misal

karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat  diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu

yang seharusnya diukur.

Besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumusan :

N
n= 2
1+ N ( d)

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (10%)

Dengan memasukan derajat kepercayaan 0,1 ke dalam

rumus, maka akan diperoleh jumlah sampel yang akan digunakan

sebagai berikut :

196
n=
1+ 196(0,12 )

196
=
1+ 196(0,01)
196
=
1+ 1,96

196
=
2,96

n = 66

Maka jumlah sampel yang didapat sebanyak 66 responden.

Kemudian, untuk mencegah terjadinya drop out maka sampel

ditambah 10% dari jumlah sampel yaitu perhitungan 66 + (10% x

66) = 72 responden. Jadi jumlah sampel yang diperoleh sebanyak

72 responden. Cara yang tepat dan dianggap mewakili populasi

yaitu dengan mengalokasikan jumlah sampel berdasarkan kelas

dan pendidikan secara proporsional, dengan rumus :

N
n= x ntotal
Ntotal

Keterangan:

                    n : Jumlah sampel

                    N : Jumlah populasi

Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh distribusi jumlah

sampel yang dibutuhkan sesuai kelas 7, 8, 9 SMP di dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Distribusi sampel

N Kelas dan Populas N Sampe


o Pendidika i (N) n= l (n)
n x
ntotal
Ntotal

1 7 SMP 56 20,5 21

2 8 SMP 65 23,8 24
3 9 SMP 75 27,5 28

Jumlah 196 71,8 73

Cara pengambilan dari tiap kelas dengan jumlah kelas 7 SMP 21

responden, kelas 8 SMP 24 responden, kelas 9 SMP 28 responden.

Dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan eklusi.

Adapun kriteria inklusi dan eklusi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a.    Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti, meliputi :

1.    Bersedia menjadi responden hingga penelitian ini selesai.

2.    Responden yang terdaftar sebagai siswa ............................

b.    Kriteria Eklusi

Kriteria eklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek

memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikut sertakan dalam

penelitian, meliputi :

1. Responden yang pada saat penelitian berlangsung tidak ada di

tempat penelitian.

D.   Pengumpulan Data

1.    Teknik pengumpulan data

Pengambilan data dilakukan melalui pendekatan kepada

seluruh responden untuk mengambil data sehingga data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang

langsung diperoleh dari objek penelitian dan jawaban responden

dikumpulkan dengan cara mengisi lembar kuesioner. Tetapi


sebelumnya responden diminta kesediaannya untuk berpartisipasi

dalam penelitian dengan menandatangani informed consent

(pernyataan kesediaan menjadi responden).

2.    Instrumen penelitian

Proses penelitian memerlukan suatu alat untuk

mengumpulkan data. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dalam lembar check

list yang diisi langsung oleh responden dengan pengukuran

menggunakan skala likert. Lembar kuesioner terdiri dari beberapa

pertanyaan yang memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan siswa dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) di Sekolah.Kuesioner yang digunakan dibuat oleh Rendi

Bastian dengan melakukan beberapa tahap pengujian, seperti uji

expert dan uji validitas terlebih dahulu.

Kuesioner pada penelitian ini berbentuk pernyataan, kuesioner

disusun berdasarkan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dengan poin kuesioner yang pertama : mencuci tangan

dengan sabun di air mengalir sebanyak 5 soal, jajan di kantin

sekolah yang sehat sebanyak 5 soal, menggunakan jamban yang

bersih dan sehat 3 soal, berolahraga 5 soal, memberantas jentik

nyamuk 5 soal, menimbang berat badan dan tinggi badan 1 bulan

sekali 5 soal, tidak merokok di sekolah 5 soal, membuang sampah

pada tempatnya 5 soal, jumlah soal 38 soal, variabel ini diukur

dengan skala likert. Jawaban setiap item yang digunakan dalam

skala likert ini mempunyai gradasi dari pernyataan positif yaitu


selalu (SL) diberi nilai 5, pernah (PR) diberi nilai 4, untuk kadang-

kadang (KK) diberi nilai 3, untuk jarang (J) diberi nilai 2 dan tidak

pernah (TP) diberi nilai 1.

a.   SL : Selalu

b.   PR : Pernah

c.   KD : Kadang-kadang

d.   JR : Jarang

e.   TP : Tidak Pernah

Tingkat pengetahuan siswa dengan PHBS di Sekolah dikategorikan

sebagai berikut :

a.   Baik

b.   Cukup

c.   Kurang

E.  Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur

itu benar-benar mengukur apa yang akan diukur yaitu dengan

menggunakan teknik korelasi yang dipakai adalah “Product

Moment” dengan rumus sebagai berikut :

N ( ∑ XY )−( ∑ X ∑ Y )
R=
2 2
√{N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2

Keterangan :

R : Koefisien relasi

N : Jumlah responden uji coba

X : Skor salah satu pertanyaan


Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan nomor 1 dikalikan skor total

Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan

itu signifikan, maka perlu dilihat pada tabel nilai r product moment

(Arikunto, 2010). Setelah dilakukan perhitungan korelasi antara

masing-masing pertanyaan dengan skor total, maka untuk melihat

signifikan dari setiap pertanyaan maka dapat dilihat tabel nilai

product moment. Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka

perhitungannya memenuhi taraf signifikan dan pertanyaan itu

dianggap valid untuk dijadikan alat ukur penelitian. Batas validitas

rtabel product moment untuk 10 orang responden dengan tingkat

kepercayaan 5% (α=0,05) adalah 0,632. Jika nilai r hitung lebih

besar dari 0,632 maka pertanyaan tersebut dianggap valid dan

dapat dijadikan alat ukur penelitian (Arikunto, 2010).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

[ CITATION Ari10 \l 1033 ] . Dan untuk memperoleh indeks reliabilitas soal

dengan menggunakan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha

[ CITATION Ari10 \l 1033 ] yaitu :

Keterangan:

CA : Koefisien Cronbach’s Alpha (Reliabilitas instrumen)


k : Banyaknya pertanyaan dalam butir

Sigma σb2 : Varians butir

Sigma σt2 : Varians total

Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas dari kuesioner,

maka untuk melihat reliabilitinya dari setiap pertanyaan maka dapat

dilihat tabel nilai korelasi product moment. Jika nilai Cronbac h’s

Alpha lebih besar dari nilai 0,6 maka pertanyaan tersebut dianggap

reliabel atau layak untuk dijadikan alat ukur penelitian. Sebaliknya,

jika nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,6 maka pertanyaan

tersebut dianggap tidak reliabel atau tidak layak untuk dijadikan alat

ukur penelitian [ CITATION Ari10 \l 1033 ]. Dalam penelitian ini akan

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas di MTs N 15 Cijeungjing

kepada 10 orang Siswa.

F. Prosedur Penelitian

1.    Tahap Persiapan

Peneliti memilih tempat penelitian yaitu siswa SMP  Negeri

7 .........., setelah itu peneliti melakukan studi pendahuluan tentang

pengetahuan siswa  tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

sekolah, Studi pustaka juga dilakukan oleh peneliti untuk

membandingkan permasalahan yang ditemukan dengan teori.

Setelah disimpulkan maka peneliti mengangkat masalah tersebut

menjadi sebuah masalah yang akan diteliti dan diajukan terlebih

dahulu topik penelitian kepada Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIkes ................... ..........,

setelah pengajuan topik penelitian disetujui kemudian di susunlah


proposal penelitian, kemudian proposal itu melalui tahap-tahap

perbaikan tentang beberapa hal yang belum tepat dan yang

diperlukan dalam pelaksanaan penelitian hingga disahkan oleh

pembimbing.

2.    Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini antara lain :

mendapatkan izin untuk melakukan penelitian, menentukan dan

membuat kerjasama dengan guru di tempat penelitian yang akan

membantu pelaksanaan penelitian, menjelaskan maksud penelitian

kepada responden, melakukan pengumpulan data, setelah data

terkumpul kemudian melakukan pengolahan dan analisa data

menggunakan teknik komputerisasi.

3.    Tahap Penyelesaian Penelitian

Tahap akhir penelitian ini adalah menyusun laporan dan

pembahasan hasil penelitian untuk dipertanggung jawabkan dalam

sidang skripsi. Sebelum hasilnya didokumentasikan dalam bentuk

skripsi, peneliti melakukan revisi apabila ada hasil yang kurang

tepat dengan dikonsultasikan pada pembimbing atau penguji

sidang.

G.    Metode Pengolahan dan Analisis Data

1.    Pengolahan Data

a.    Pemeriksaan Data (Editing data)

Dimaksudkan untuk meneliti setiap pertanyaan yang telah

terisi yaitu tentang kelengkapan pengisian serta kesalahan

pengisian.
b.    Pemberian kode (Coding)

Dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahan data

kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode dengan angka

yang telah ditetapkan.

c.    Pemasukan Data (Entry data)

Setelah editing dan koding data selesai dan jawaban di

lembar jawaban sudah rapi dan memadai untuk mendapatkan

data yang baik selanjutnya dilakukan entry data dengan

menggunakan komputer.

d.    Pembersihan Data (Cleaning data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

di entry apakah ada kesalahan atau tidak.Cara yang bisa

dilakukan adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-

variabel yang diteliti dan melihat kelogisannya, bila ternyata

terdapat kesalahan dalam memasukan data, maka harus

dilakukan pembetulan dengan menggunakan komputer.

2.    Analisis Data

a.    Analisis Univariat

Tujuan analisis univariat adalah untuk menerangkan

karakteristik masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun

terikat.Dengan melihat distribusi frekuensi masing-masing

variabel.

b.    Analisis Bivariat
Tujuan analisis bivariat adalah untuk melihat ada tidaknya

hubungan antara dua variabel, yaitu variabel terikat dengan

variabel bebas.Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini

ada uji chi-square.

Uji chi-square merupakan uji komparatif yang digunakan

dalam data di penelitian ini. Uji signifikan antara data yang

diobservasi dengan data yang diharapkan dilakukan dengan batas

kemaknaan (<0,005) yang artinya apabila diperoleh nilai p value <

0,005, berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat dan bila nilai p value > 0,005, berarti tidak

ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Apabila uji chi-square tidak memenuhi syarat

parametric (nilai expected count >20%), maka dilakukan uji

alternatif Kolmogorov-smirnov (Notoatmodjo, 2010).

H.   Etika Penelitian

Menurut Komisi Nasional Etik (2010) bahwa etika penelitian

kesehatan meliputi :

1.    Informed Consent

Setiap responden penelitian diberi lembar persetujuan

(informed consent) agar responden mengetahui maksud dan

tujuan penelitian.Responden bersedia ikut penelitian maka

responden menandatangani lembar persetujuan, responden tidak

ada yang menolak untuk dijadikan sebagai responden penelitian.

Dalam proses penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian.


2.    Confidentiality

Kerahasian informasi (confidentiality) responden dan

jawaban responden yang dikerjakan dijamin oleh peneliti, data

yang diambil hanya data yang dibutuhkan penelitian untuk

menjaga kerahasiaan responden, maka lembar pengumpulan data

penelitian tidak dicantumkan nama responden tapi menggunakan

inisial dan kode responden.

3.    Respect for person

Peneliti dalam melakukan pengambilan data kepada

responden tidak membeda-bedakan responden dan menghormati

dan menghargai seluruh responden penelitian yang dijadikan

sampel penelitian.Cara pengambilan data peneliti mendiktekan

soal pertanyaan kemudian sampel penelitian menjawab pada

lembar jawaban yang telah diberikan kepada sampel penelitian.

4.    Beneficience & non maleficience

Penelitian ini tidak membahayakan bagi responden, peneliti

tidak melakukan tindakan kekerasan, pemaksaan, serta tindakan

apapun yang merugikan responden penelitian yang bersedia

maupun yang tidak bersedia menjadi sampel penelitian.

5.    Justice

Dalam hal ini responden mendapatkan keadilan dalam

perilaku yang baik dan sopan santun dari peneliti selama proses

penelitian dilaksanakan. Semua responden mendapatkan

perlakuan yang sama, tidak ada perlakuan berbeda terhadap

responden yang dari peneliti.


I.   Lokasi dan Waktu Penelitian

1.    Lokasi

Penelitian akan dilakukan di ............................

2.    Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Mei 2019 - Juni

2019.

RIWAYAT HIDUP

Nama : ……………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………..
Email/HP : ……………………..
Alamat : ……………………..
……………………..
……………………..
Pendidikan
1. TK : ……………………..
2. SD : ……………………..
3. SMP : ……………………..
4. SMA : ……………………..
5. STIKes : ……………………..

You might also like