You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bertahun-tahun yang lalu, Bapak Ilmu Kedokteran, Hippocrates, menggunakan
istilah skoliosis bagi lengkungan tulang belakang dan mencoba mengobati penderitanya
dengan alat penopang atau penyangga. Sekarang, orang masih tetap menggunakan istilah
skoliosis namun dengan pengertian yang berbeda, yaitu sebagai lengkungan ke samping
dalam tulang belakang. Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan yaitu tulang
bahu yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata,
panggul yang miring, perbedaan ruang antara lengan dan tubuh.
Istilah skoliosis kini bermakna sebagai lengkungan ke samping dalam tulang
belakang. Hal ini untuk membedakan bentuk lengkungan tulang belakang yang memang ke
arah depan dan belakang. Cara pengobatannya pun kini lebih bervariasi. Dalam tingkat yang
masih ringan, skoliosis seringkali tidak menimbulkan masalah, namun bila lengkungan ke
samping itu terlalu parah, akan menyebabkan cacat bentuk tulang belakang yang cukup berat
dan bisa mengganggu fungsi tubuh lainnya seperti jantung dan paru-paru.
Skoliosis tidak menimbulkan rasa nyeri, tetapi bisa mengganggu rasa percaya diri
penderita. Yang pasti, skoliosis diturunkan, serta umumnya sudah terjadi sejak masa kanak-
kanak. Penyebabnya tidak diketahui dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan postur
tubuh, diet,olahraga, dan pemakaian backpack. Dan ternyata, anak perempuan lebih sering
terkena dibandingkan dengan anak laki-laki.  Biasanya, skoliosis terlihat nyata untuk
pertama kalinya di masa remaja (saat percepatan pertumbuhan). Pertumbuhan memang
merupakan faktor risiko terbesar terhadap memburuknya pembengkokan tulang punggung. 
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Diajukan sebagai syarat mengikuti ujian pendidikan program profesi di bagian Ilmu
Radiologi

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai skoliosis mulai dari definisi, etiologi klasifikasi,
patofisiologi, gambaran klinis, diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Menurut kamus kedokteran Dorland skoliosis merupakan deviasi lateral yang


cukup besar yang secara normal tulang belakang berupa garis lurus vertical. Dapat juga
dikatakan bahwa Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa
kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik,
yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis
lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu,
seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai
kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi
sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung. Pada tahapan
awal,skoliosis  tidak menimbulkan rasa sakit, karena itu para penderita cenderung tidak
menyadarinya. Rasa sakit baru dialami setelah mencapai tingkat kerusakan parah.

II.2 Epidemiologi

Skoliosis  pada umumnya mulai menyerang di usia 10-14 tahun, baik pada remaja
perempuan atau laki-laki. Karena tidak bisa ditandai oleh rasa nyeri ataupun perubahan
bentuk, maka untuk memastikan pertumbuhan anak remaja terbebas dari gangguan
struktur tulang ini sangat disarankan remaja di usia tersebut memeriksakan diri. Terlebih
lagi jika ada riwayat orang tua menderita skoliosis.

Skoliosis kira-kira terjadi dua kali lebih banyak pada anak-anak perempuan
daripada lelaki. Skoliosis dapat dilihat pada semua umur, namun lebih banyak pada
mereka yang berusia lebih dari 10 tahun. Skoliosis berhubungan dengan keturunan
dimana orang-orang dengan skoliosis lebih mungkin mempunyai anak-anak dengan
skoliosis. bagaimanapun, tidak ada korelasi antara keparahan dari lekukan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

Di Amerika serikat insidensi terjadinya skoliosis idiopatik adalah sekitar


4,5%. Prevalensi keseluruhan adalah 3-5%, untuk kurva kurang dari 20 ° dan 0,5% untuk
kurva lebih dari 20 °. Prevalensi skoliosis lebih dari 25 ° adalah 1,5 kasus per 1000
penduduk. Skoliosis yang paling umum pada orang tinggi.

Secara General Prevalensi skoliosis idiopatik yang memerlukan pengobatan


berkisar antara 0,1-0,3%. Skoliosis pada Remaja didistribusikan secara luas di seluruh
dunia. Prevalensi kurva lebih dari 10 ° adalah 2,5 kasus per 100 penduduk. Prevalensi
kurva lebih dari 20 ° adalah 1 kasus per 2500 orang.

Prevalensi skoliosis adalah 11% pada pasien dengan keluarga pengidap skoliosis.
Skoliosis infantil jarang di Amerika dan lebih umum di Eropa dan Asia. Rasio perempuan
: laki-laki secara keseluruhan 1,25:1. Dengan kurva 6-10 °, rasionya hampir 1:1, tetapi
dengan kurva lebih dari 20 °, rasionya 5.4:1.

 Jenis kekanak-kanakan yang paling umum di anak laki-laki, tetapi tipe remaja lebih
sering pada remaja perempuan (95%).

 Perkembangan kurva lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki-
laki. Penyakit ini berkembang pada sekitar 15,4% dari pasien wanita dengan skoliosis
lebih dari 10 °, dibandingkan dengan laki-laki sebesar 6,8%.

 Prevalensi skoliosis pada anak dengan ibu penderita skoliosis adalah 15-27%.

 Jenis kekanak-kanakan mempengaruhi bayi dan anak-anak paling tua 3 tahun. Jenis


remaja mempengaruhi anak-anak usia 4-9 tahun. Jenis remaja terjadi antara 10 tahun
dan dewasa, dan bentuk dewasa terjadi antara usia 20 dan 50 tahun. Dalam klasifikasi
Dickson, skoliosis diidentifikasi sebagai onset awal (<5 tahun) atau onset lambat (> 5
tahun).

II.3 Anatomi tulang Belakang


II.4 Klasifikasi kelainan tulang belakang

Pada kebanyakan kasus-kasus, penyebab dari skoliosis tidak diketahui (idiopatik).


Tipe dari skoliosis ini digambarkan berdasarkan pada umur ketika skoliosis berkembang.
Jika orang itu kurang dari 3 tahun umurnya, ia disebut infantile idiopatik skoliosis.
Skoliosis yang berkembang antara umur 3 dan 10 tahun disebut juvenile idiopatik
skoliosis, dan orang-orang yang diatas 10 tahun umurnya mempunyai adolescent
idiopatik skoliosis.

Ada tiga tipe-tipe utama lain dari skoliosis:

 Functional: Pada tipe skoliosis ini, tulang belakang normal, namun suatu lekukan
abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain didalam tubuh. Ini dapat
disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau oleh
kelainan di punggung.

 Neuromuscular: Pada tipe skoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang belakang
terbentuk. Baik tulang-tulang dari system tulang belakang gagal untuk membentuk
sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya. Tipe skoliosis ini
berkembang pada orang-orang dengan kelainn-kelainan lain termasuk kerusakan-
kerusakan kelahiran, penyakit otot (muscular dystrophy), cerebral palsy, atau
penyakit Marfan. Jika lekukan hadir waktu dilahirkan, ia disebut congenital. Tipe
skoliosis ini seringkali jauh lebih parah dan memerlukan perawatan yang lebih
agresif daripada bentuk-bentuk lain dari skoliosis.

 Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari skoliosis yang ditemukan pada
anak-anak dan remaja-remaja, degenerative skoliosis terjadi pada dewasa-dewasa
yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahan-perubahan pada tulang belakang yang
disebabkan oleh arthritis. Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-jaringan
lunak lain yang normal dari tulang belakang digabungkan dengan spur-spur tulang
yang abnormal dapat menjurus pada suatu lekukan dari tulang belakang yang
abnormal.

Dalam perkembangannya, Skoliosis lebih lanjut Pada umumnya dibagi atas dua
kategori diantaranya adalah Skoliosis Struktural dan Non Struktural.

Skoliosis Struktural

Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang


menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi
juga bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol
membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav.
Skoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.

Skoliosis Non Struktural / Fungsional Skoliosis / Postural Skoliosis

Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh


posisi. Di sini tidak ada rotasi vertebra. Umumnya foward/side bending atau
posisi supine/prone dapat mengoreksi skoliosis ini.

Deskripsi Kurva

• Arah skoliosis ditentukan berdasarkan letak apexnya.

• Kurva mayor/kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya struktural.
Umumnya pada skoliosis idiopatik terletak antara T4 s/d T12

• Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa kurva struktural maupun non
struktural. Kurva ini membuat bahu penderita sama tingginya.

• Kurva mayor double, disebut demikian jika sepadan besar dan keparahannya,
biasanya keduanya kurva struktural.

• Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah spine.
Letak dan Bentuk Kurva

• letak kurva bisa di cervical, thoracal, lumbal, atau beberapa area

• bentuk kurva

• Kurva C : umumnya di thoracolumbal, tidak terkompensasi, kemungkinan karena


posisi asimetri dalam waktu lama, kelemahan otot, atau sitting balance yang tidak
baik.

• Kurva S : lebih sering terjadi pada skoliosis idiopatik, di thoracal kanan dan lumbal
kiri, ada kurva mayor dan kurva kompensatori, umumnya struktural.

Derajat Skoliosis

• Derajat skoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya. Makin berat
derajat skoliosis makin besar dampaknya pada sistimkardiopulmonal.

• klasifikasi dari derajat kurva skoliosis

• Skoliosis ringan : kurva kurang dari 20 º

• Skoliosis sedang : kurva 20 º – 40 º /50 º. Mulai terjadi perubahan struktural vertebra


dan costa.

• Skoliosis berat : lebih dari 40 º /50 º. Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih
besar, sering disertai nyeri, penyakit sendidegeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 º -
70 º terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup

II.5 Etiologi Skoliosis


Dari seluruh kasus skoliosis, 85% di antaranya berupa nonreversibel yang
penyebabnya tidak dapat dideteksi. Jenis ini terbagi lagi dalam tiga kelompok yaitu jenis
infantil yang muncul pada bayi sejak lahir hingga usia 3 tahun, jenis juvenil pada anak
usia 4-9 tahun, dan jenis adolesen pada remaja usia 10 tahun hingga akhir masa
pertumbuhan.

Skoliosis yang disebabkan oleh kelainan bentuk tulang bisa bersifat bawaan,
misalnya bentuk tulang belakang yang tidak normal atau bisa juga merupakan bentuk
yang didapat, misalnya karena patah atau bergesernya tulang belakang. Selain itu,
skoliosis juga bisa disebabkan oleh kekurangan mineral atau kelainan pada dada.

Masalah pada saraf juga dapat menyebabkan timbulnya skoliosis. Misalnya,


karena pembentukan urat saraf tulang belakang yang tidak normal dan terdapat benjolan
di sepanjang perjalanan saraf. Penyebab lain misalnya penyakit saraf yang didapat seperti
poliomielitis dan paraplegia -- kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh termasuk kedua
tungkai bawah. Skoliosis kadang-kadang juga disebabkan pembentukan otot yang tidak
normal.

Skoliosis struktural memiliki berbagai penyebab, antara lainsebagai berikut:

 Penyebab idiopatik

 Kelainan Kongenital

o Kegagalan pembentukan hemivertebra

o Kegagalan segmentasi, rusuk menyatu

o Kombinasi dari kedua kegagalan

 Penyebab Mesodermal

o Neurofibromatosis (NF)

o Osteogenesis imperfecta
o Mucopolysaccharidosis

o Sindrom Marfan

 Penyebab Neuromuscular

o Spinal dysraphism

o Myelomeningocele

o Syringomyelia

o Diastematomyelia

o Bertambat kabel

o Arnold-Chiari malformations

o Penyakit otot menyusun

o Polio

o Friedreich ataxia

o Cerebral palsy

o Arthrogryposis multiplex congenita

o Motor neuron penyakit

o Bawaan hypotonia

 Terapi radiasi

 Rangka dysplasias

o Spondyloepiphyseal displasia
o Diastrophic dwarfisme

o Metatrophic dwarfisme

o Chondrodysplasia congenita

 Infeksi

o Piogenik osteomyelitis

o Tuberkulosis

o Brucellosis

 Tumor

o Osteoid osteoma

o Osteoblastoma

o Meningioma

o Neurofibroma

o Astrocytomas

o Ependymomas

o Metastasis

 Lain-lain

o Penyakit jantung bawaan

o Coarctation dari aorta

o Cyanotic penyakit jantung


o Bawaan torticollis

o Mata torticollis

o Spondylolisthesis

o Hiperpireksia ganas

o Keluarga dysautonomia

o Penyakit metabolik tulang

o Endokrin penyakit tulang

II.6 Tanda dan Gejala Skoliosis

Yang terpenting untuk diperhatikan mengenai skoliosis adalah bahwa keluhan


tersebut akan semakin berat seiring dengan berjalannya pertumbuhan tulang. Makin besar
tulang belakang melengkung menyebabkan gangguan pertumbuhan pada tulang rusuk
maupun tulang belakang. Ketidaklurusan tulang belakang ini akhirnya akan
menyebabkan nyeri persendian di daerah tulang belakang pada usia dewasa dan kelainan
bentuk dada yang dapat mengganggu fungsi jantung dan paru-paru, sehingga
mempercepat kematian.

Skoliosis dengan penyebab yang tidak diketahui timbul secara perlahan-lahan


tanpa adanya rasa sakit. Jika terdapat rasa sakit pada remaja yang sedang mengalami
perkembangan skoliosis, segeralah memeriksakannya ke dokter untuk mengidentifikasi
penyebabnya. Pada tahap perkembangan dini, skoliosis terlihat berupa perubahan kecil
pada penampakan jasmani. Misalnya, Anda bisa mengamati salah satu bahu yang tampak
lebih tinggi atau tulang belikat yang satu tampak lebih menonjol dibandingkan dengan
yang lain.
Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan yaitu tulang bahu yang
berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata, panggul
yang miring, perbedaan ruang antara lengan dan tubuh. Pemeriksaan lain yang sangat
membantu dalam menangani skoliosis ini adalah foto rontgen tulang belakang. Dari foto
rontgen dapat diukur derajat banyaknya lengkungan yang tidak normal.

Selama itu, salah satu cara terbaru untuk mengawasi perkembangan skoliosis
adalah dengan topografi Moire, yaitu suatu pemotretan khusus yang memungkinkan
pengamatan tentang perbedaan pada permukaan tubuh tanpa menimbulkan risiko.

Cacat bentuk pada skoliosis bertambah sesuai dengan pertumbuhan badan.


Karenanya, faktor terpenting dalam menilai kemungkinan hasil akhir skoliosis adalah
jumlah pertumbuhan yang tersisa. Makin berat lengkungan, besar kemungkinan untuk
bertambah parah. Hal ini berarti bahwa lengkungan ringan yang dijumpai pada seorang
anak perempuan berusia 14 tahun mungkin tak akan banyak bertambah, sedangkan
derajat kelengkungan sama yang dijumpai pada seorang anak perempuan berusia 10
tahun hampir pasti akan meningkat, terutama pada periode pertumbuhan.

II.7 Radiografi Skoliosis

II.7.1 Indikasi Radiografi

Radiografi dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis skoliosis (yang


dibuat atas dasar klinis), untuk menyingkirkan kelainan tulang segmentasi yang
mendasari, untuk menilai keparahan kurva, memantau perkembangan kurva (yang
dilakukan dengan mengukur indeks), menilai kematangan skeletal dengan
mencatat terjadi kelambatan penulangan apophysis iliaka, mengevaluasi terkait
dan paru anomali jantung, dan untuk menilai kemajuan pasien dan untuk
mengevaluasi komplikasi selama dan setelah operasi.

II.7.2 Penilaian Radiografi skoliosis


Temuan radiografi dan penilaian dalam skoliosis idiopatik dapat
digambarkan antara lain :

 Kelengkungan lateral untuk tulang belakang hadir dan dijelaskan dalam hal
cembung atau sisi cekung. 

 Empat pola yang terlihat pada skoliosis idiopatik: (1) toraks kurva, (2) kurva
lumbal, (3) torakolumbalis kurva pada sisi yang sama, dan (4) dada dan kurva
lumbal pada sisi yang berlawanan.

 Jumlah vertebra yang terlibat dalam kurva harus dinilai.

 Pada orang yang sehat, sebuah garis lurus dapat ditarik melalui dorsolumbar,
cervicothoracic, dan persimpangan lumbosakral. Tingkat penyimpangan
dalam sudut cervicothoracic dari pusat sakral diukur.

 Hypokyphosis kurang dari 20 ° atau lordosis hadir. Kyphosis toraks normal


adalah 20-45 °.

 Pada akhir kurva, ruang disk adalah sama atau melebar di sisi cekung. Tulang
dan lengkungan saraf yang tebal pada sisi cekung.

 Rotasi ditandai pada puncak kurva dan hampir netral pada akhir
vertebra. Rotasi dapat intersegmental (antara tulang belakang) atau
intrasegmental (antara unsur-unsur 1 ruas tulang belakang), yang terakhir ini
uncorrectable.

 Bayangan psoas tidak ada di sisi cekung kurva.

Pandangan klasik yang diperoleh dalam evaluasi dari skoliosis tercantum


di bawah ini.

 Posteroanterior (PA) tegak pandangan seluruh tulang belakang dari leher ke


tulang belakang sacral dan termasuk krista iliaka: Pandangan ini idealnya
diperoleh dengan bahu pasien terentang.
 AP telentang pandangan seluruh tulang belakang, leher rahim untuk sacral

 Lateral melihat tulang dorsolumbar: Lengan bawah pasien harus dijaga


horizontal dengan beristirahat pada berdiri.

 profil lateral pada puncak skoliosis untuk menghilangkan kyphosis dan


menunjukkan tingkat skoliosis sebenarnya

 Kiri dan kanan pandangan bending lateral: ini diperoleh untuk mengecualikan
skoliosis postural. skoliosis Postural menghilang sewaktu membungkuk ke
sisi konveksitas. Pandangan-pandangan ini juga digunakan untuk menilai
skoliosis struktural, asimetri dan kehilangan mobilitas normal kurva primer

 AP melihat dari tangan kiri untuk menilai usia tulang

 Biplanar dilihat dengan peningkatan digital

Dalam praktek rutin, tidak semua pandangan-pandangan ini


diperlukan. Full-length pandangan frontal dan lateral, serta hak dan pandangan
lateral bending, sudah cukup.

pandangan umum yang diperoleh sebelum operasi adalah PA dan lateral


citra, yang diperoleh dengan film panjang-kaset untuk menutup seluruh tulang
belakang mulai dari persimpangan craniocervical dan termasuk panggul untuk
menilai Risser grade; telentang, berdiri, atau duduk gambar jika pasien tidak
mampu untuk berdiri, dan pandangan lipatan lateral untuk menilai sejauh mana
kurva kompensasi.

Untuk pencitraan berikutnya tindak lanjut, tampilan PA frontal cukup, dan


pandangan lateral diperlukan hanya jika elemen kiposis hadir.
Mild skoliosis pada remaja

foto lateral skoliosis ringan

skoliosis sedang
Skoliosis berat pada anak anak

II.7.3 Terminologi yang digunakan untuk menggambarkan skoliosis

Apikal vertebra adalah tulang belakang yang paling terlantar dan diputar. endplates nya adalah
paling miring.

Para vertebra akhir adalah superior dan inferior vertebra paling dalam kurva. Tulang-tulang ini
paling tidak mengungsi dan diputar, dengan memiringkan maksimal dari endplates terhadap
cekung kurva. Mereka adalah lateral tersekat, lagi di sisi cembung dan dikompresi pada sisi
cekung.

The ruas netral tidak diputar pada gambar (AP) anteroposterior.

The ruas stabil adalah membelah oleh garis sakralis pusat.

Para kurva utama kurva struktural, dengan wedging, angulation, rotasi, dan posisi yang tidak
normal. Kurva utama adalah cacat dan mengembangkan perubahan struktural secara
bersamaan. Hal ini tidak dikoreksi secara spontan atau dengan koreksi mekanis. Karakteristik
berikut ini membantu dalam mengidentifikasi kurva utama: (1) tulang ini adalah menyimpang ke
konveksitas kurva. (2) Jika 3 kurva yang hadir, yang di tengah biasanya kurva primer. (3) Jika 4
kurva yang hadir, 2 tengah adalah yang utama. (4) Kurva primer mungkin kurva terbesar.

The kurva sekunder adalah kurva struktural yang berkembang dalam menanggapi kurva


struktural utama.Perubahan struktural dalam kurva ini terjadi perlahan-lahan. Hal ini dapat
diperbaiki secara spontan, dan setiap koreksi mekanis dipertahankan. vertebra ini adalah
mengungsi ke cekung kurva.

Para kurva kompensasi adalah kurva dibentuk untuk menyeimbangkan kurva primer. Jika kurva


primer dibentuk dalam 1 arah, kurva lain yang sama besarnya harus dibentuk dalam arah yang
berlawanan untuk sepenuhnya mengimbangi deformitas. Misalnya, jika kurva primer adalah 50
°, 1 atau 2 kurva kompensasi dapat hadir dan menambah setara 50 ° dalam arah yang
berlawanan.

Sebuah kurva dekompensasi adalah kurva kompensasi yang tidak sepenuhnya benar


deformitas. Contohnya adalah ° kompensasi kurva 40 untuk kurva primer hasil ° 50 di
dekompensasi.

Sebuah kurva overcompensated adalah kurva kompensasi yang lebih dari kurva


primer. Contohnya adalah ° kompensasi kurva 60 atau kombinasi dari kurva menambah 60 °
bahwa overcompensates untuk ° utama kurva 50.

II.7.3 Penilaian Skoliosis

Cobb-Webb teknik

Ini adalah teknik yang paling umum digunakan untuk mengukur tingkat keparahan
skoliosis. Hasilnya menentukan manajemen lebih lanjut dan membantu dalam memprediksi
prognosis.

Akhir vertebra superior dan inferior dari kurva scoliotic diidentifikasi dengan cermat mengamati
rotasi badan vertebral dan lebar ruang intervertebralis. Ruang intervertebralis hampir normal, dan
tulang belakang berada dalam posisi netral tanpa rotasi substansial dalam akhir vertebra superior
dan inferior.

Garis tangensial tertarik untuk endplate unggul dari ujung vertebra superior dan endplate inferior
dari vertebra inferior. Sudut Cobb-Webb adalah sudut yang terbentuk di persimpangan dari garis
atau sudut yang terbentuk di persimpangan dari garis tegak lurus terhadap baris-baris. Sebuah
sudut Cobb minimal 10 ° adalah penting untuk mendiagnosis skoliosis.
Keterbatasan sudut Cobb-Webb adalah sebagai berikut:

 Uniplanar pengukuran suatu kelainan 3D

 Interobserver variasi

 Variasi diurnal, dengan sudut 5 ° lebih besar di sore hari daripada di pagi hari

 Variasi yang terjadi dengan perubahan terlentang dan posisi tegak, rotasi, bentuk tubuh,
dan teknik radiografi

 pertumbuhan tulang belakang dari 1 ° per bulan selama periode pertumbuhan cepat
(penilaian Sering (misalnya, setiap mo 3-4) adalah kebutuhan untuk pengukuran yang
akurat dari kurva.)

 Sudut kelengkungan hanya ditentukan oleh orientasi vertebra akhir

 lebih tinggi daripada yang diperoleh dengan teknik pengukuran lain Nilai

Perbedaan 10 ° pengukuran harus hadir untuk menjadi 95% yakin bahwa kurva ini mengalami
kemajuan.

Klasifikasi Lippman-Cobb kelengkungan scoliotic adalah sebagai berikut:


Line Diagram menggambarkan pengukuran sudut Cobb dengan
menggunakan teknik dimodifikasi.

Ferguson teknik

Sebuah garis ditarik dari pusat vertebra apikal ke pusat dari vertebra superior akhir. garis lain
adalah diambil dari pusat vertebra apikal ke pusat dari vertebra inferior akhir.
Line Diagram menunjukkan teknik Risser-Ferguson.

Radiografi menunjukkan pengukuran dengan menggunakan teknik Ferguson.

Sudut antara garis-garis ini digunakan untuk menilai keparahan deformitas.

Greenspan indeks

Teknik ini memberikan pengukuran kurva scoliotic lebih komprehensif daripada yang diperoleh
dengan metode lain.Titik tengah dari vertebra atas vertebra ujung atas dan titik tengah dari
vertebra di bawah ujung bawah tulang belakang bergabung untuk membentuk tulang belakang
garis vertikal. Lines diambil dari pusat setiap vertebra dalam kurva scoliotic ke tulang belakang
garis vertikal. Nilai dari garis individual yang ditambahkan dan dibagi dengan panjang tulang
belakang garis vertikal. Faktor koreksi ditambahkan untuk pembesaran.
Line diagram menggambarkan teknik Greenspan.

Radiografi menunjukkan pengukuran indeks Greenspan dari skoliosis.

Pada orang yang sehat, nilainya adalah nol. Metode ini lebih unggul teknik Lippman-Cobb
karena memungkinkan para dokter untuk mengukur penyimpangan pada setiap tingkat vertebra
individu. Teknik ini juga berharga dalam mengukur pendek segmen atau lekukan kecil.

You might also like