Professional Documents
Culture Documents
http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 8, Nomor 1, 2019
ABSTRAK
Kelebihan penawaran kopi dunia mengindikasikan adanya peningkatan persaingan
dalam hal memperebutkan pasar kopi global. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
menganalisis posisi daya saing perdagangan kopi Indonesia di pasar global. Revealed
Comparative Advantage (RCA) dan Constant Market Share (CMS) digunakan untuk
menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
pangsa ekspor kopi terendah dibandingkan dengan negara eksportir utama lainnya.
Indeks RCA dan CMS menunjukkan bahwa selama periode penelitian Indonesia relatif
memiliki daya saing, meskipun masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara
lainnya. Upaya yang dapat ditempuh dalam rangka untuk meingkatkan daya saing kopi
Indonesia adalah peningkatan produktivitas dan kualitas berbasiskan kekhasan kopi
tertentu.
Kata kunci: Kopi, Daya Saing Ekspor, CMS, RCA
ABSTRACT
The excess supply of world coffee indicates an increase in competition among global
main exporters in terms of contesting global coffee market. Therefore, this study aims
to analyze position of Indonesia’s cofee competitiveness in the global trade market.
Revealed Comparative (RCA) and Constant Market Share were utilized to answer
research objective. The result showed that Indonesia had the lowest share of coffee
export compared to other major exporters. The RCA and CMS showed that during the
research period, Indonesia was relatively competitive, although it was still relatively
lower compared to ohter countries. The means that can be utilized in order to improve
Indonesia’s coffee competitiveness were productivity and quality increasing based on
specialty.
Keywords: Coffee, export competitiveness, CMS, RCA
Vietnam 596 968 10.5 1 277 631 15.2 1 523 351 17.8
Kolombia 585 819 10.3 492 505 5.8 669 864 7.8
Indonesia 348 489 6.1 421 622 5.0 450 750 5.3
tumbuh sebesar 6.57%. Sementara Brazil, miliki daya saing relative lebih besar di-
Kolombia dan Indonesia mengalami pe- bandingkan ketiga negara lainnya. Relatif
nurunan pangsa pasar masing-masing lebih tingginya nilai RCA Vietnam dari
sebesar 6.00%, 4.50% dan 1.10%. Indonesia selain dikarenakan volume
Tabel 1, menunjukkan bahwa total ekspor yang lebih besar juga disebabkan
volume ekspor kopi Indonesia mengalami perbedaan proporsi, dimana ekspor kopi
peningkatan dari 421 622 ton ke 450 750 ton menyumbang sebesar 1.28% dari total
pada periode II-III. Pada periode III, semua ekspor Vietnam sedangkan Indonesia
negara mengalami pertumbuhan volume hanya 0.46% (Setiawan & Sugiarti, 2016).
ekspor positif, dimana masin-masing Selain itu, kopi merupakan komoditas
mengalami peningkatan sebesar 12.21% dengan nilai ekspor terbesar kedua setelah
untuk Brazil, 19.23% untuk Vietnam, beras, dimana rata-rata mencatatkan nilai
36.01% untuk Kolombia dan 6.91% untuk ekspor sebesar US$ 500 juta (Thin, 2015)
Indonesia. Selain itu, pada periode II-III dalam (Nhien, 2016).Pada periode I-II, tidak
pangsa pasar kopi ekspor Indonesia di terdapat negara eksportir yang mengalami
pasar global mengalami kenaikan sebesar pertumbuhan pada indeks daya saing,
0.3% yaitu dari5% menjadi 5.3%. Kondisi begitu juga Kolombia. Berdasarkan table
yang sama juga dialami oleh Brazil, 2 juga menunjukkan bahwa Indonesia
Vietnam dan Kolombia, dimana negara- merupakan negara dengan nilai penurunan
negara tersebut mengalami kenaikan indeks daya saing terkecil yaitu sebesar
pangsa pasar. -0.75% (Tabel 2). Sementara negara
Selain indikator pangsa pasar, lainnya mengalami penurunan indeks
tingkat daya saing kopi Indonesia juga yang relative besar, dimana Kolombia
dianalisis menggunakan indeks RCA. mengalami penurunan indeks RCA relative
Berdasarkan indeks klasifikasi RCA, lebih besar dibandingkan negara lainnya
Indonesia berada pada kelas c yang (-44.24%).
berarti bahwa daya saing kopi Indonesia Kondisi yang serupa juga dialami
medium atau sedang, dengan rata-rata oleh Indonesia, Brazil dan Vietnam pada
indeks RCA sebesar 3.95. Sementara periode II-III, dimana negara-negara
Brazil, Kolombia dan Vietnam memiliki tersebut masih mengalami penurunan
daya saing yang kuat (kelas d). Besaran indeks daya saing. Kolombia merupakan
indeks RCA rata-rata Brazil, Kolombia dan satu-satunya negara yang mencatatkan
Vietnam masing-masing sebesar 15.76, pertumbuhan indeks daya saing secara
40.37 dan 17.80 (Tabel 2). Berdasarkan positif yaitu sebesar 8.13%.
hasil tersebut mencerminkan bahwa Kecenderungan pergerakan indeks
Kolombia merupakan negara yang me- RCA Indonesia yang relative lebih rendah
Tabel 2
Nilai Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) rata-rata Indonesia, Brazil,
Kolombia dan Vietnam ke pasar global dari periode I (2001-2006), Periode II
(2007-2012) dan Periode III (2013-2017)
Indonesia Brazil Kolombia Vietnam
Periode I (2001-2006) Rata-rata RCA
3.98 17.46 55.52 21.60
Periode II (2007-2012) Rata-rata RCA
3.95 15.56 30.96 20.52
Periode III (2013-2017) Rata-rata RCA
3.92 13.96 33.48 9.98
Periode I dan Periode II Perubahan RCA
-0.75 -10.91 -44.24 -4.99
Periode II dan Periode III Perubahan RCA
-0.76 -10.27 8.13 -51.36
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Agriekonomika, 8(1) 2019: 26-35 | 31
Tabel 4
Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia di Negara Importir Terbesar
Periode I Periode II Periode III
(2001-2006) (2007-2012) (2013-2017)
Rata-rata Perubahan Rata-rata Perubahan Rata-rata Perubahan
ekspor (ton) (%) ekspor (ton) (%) ekspor (ton) (%)
World 348488.5 100 421621.8 20.99 450749.8 6.91
USA 61952.8 100 64103.7 3.47 66451.8 3.66
Jerman 55584.7 100 58780.8 5.75 45481.8 -22.62
Malaysia 8538.3 100 22536.2 163.94 37306.0 65.54
Italia 21826.5 100 28187.7 29.14 35664.2 26.52
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Agriekonomika, 8(1) 2019: 26-35 | 33
Lindung, L., & Jamil, A. S. (2019). Posisi Qineti, A., Rajcaniova, M., & Matejkova,
Daya Saing Dan Tingkat Konsentrasi E. (2009). The competitiveness
Pasar Ekspor Karet Alam Indonesia and comparative advantage of the
Di Pasar Global. Jurnal AGRISEP : Slovak and the EU agri-food trade
Kajian Masalah Sosial Ekonomi with Russia and Ukraine. Agricultural
Pertanian Dan Agribisnis, 17(2), Economics, 55(8), 375–383.
119–128. https://doi.org/10.31186/
Rifin, A. (2010). Export Competitiveness
jagrisep.17.2.119-128
of Indonesia’s Palm Oil Product.
Nalurita, S., Winandi, R., & Jahroh, S. Trends in Agricultural Economics,
(2014). Analitis Daya Saing Dan 3(1), 1–18. https://doi.org/10.3923/
Strategi Penggembangan Agribisnis tae.2010.1.18
Kopi Indonesia . 2(1), 63–74.
Rosiana, Nia; Nurmalina, Rita; Winandi,
Nhien, N. T. H. (2016). The Competitiveness Ratna ; Rifin, A. (2017). Tingkat
of Vietnamese Coffee in The EU Keunggulan Komparatif Produsen
Market. Centria University of Applied Utama Kopi Dunia. Buletin Ilmiah
Sciences. Litbang Perdagangan, 11(2), 227–
246. 10.30908/bilp.v11i2.274
Nurlatifah, H. (2011). Analisis Daya Saing
Produk-Produk Indonesia di Pasar Setiawan, A. E., & Sugiarti, T. (2016). Daya
China. Al-Azhar Indonesia Seri Saing dan Faktor Penentu Ekspor
Pranata Sosial, 1(1), 1–10. Kopo Indonesia ke Malaysia Dalam
Skema CEPT-AFTA. Agriekonomika,
Oktaviana, N., Masyhuri, M., & Hartono,
5(2), 212–220. https://doi.org/http://
S. (2017). Competitiveness of Tea
dx.doi.org/10.21107/agriekonomika.
Exports in Asean: A Constant Market
v6i1.1895
Share Analysis. Ilmu Pertanian
(Agricultural Science), 1(2), 088. Sinta, N. M., Alamsyah, Z., & Elwamendri.
https://doi.org/10.22146/ipas.10662 (2017). Analisis Daya Saing Ekspor.
Jurnal Ilmiah Sosio Ekonomika
Oktaviani, R., Widyastutik, N., & Novianti,
Bisnis, 20(1).
T. (2017). Integrasi Perdagangan dan
Dinamika Ekspor Indonesia ke Timur UN Comtrade. (2019). Commodity Trade
Tengah (Studi Kasus: Turki, Tunisia, Statistic Database. , from UN
dan Maroko). Jurnal Agro Ekonomi, Comtrade website: http://comtrade.
26(2), 167. https://doi.org/10.21082/ un.org. Retrieved January 25, 2019
jae.v26n2.2008.167-189
Zuhdi, F. & S. (2016). Analisis Daya Saing
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Ekspor Kopi Indonesia Dan Vietnam
(2017). Outlook Kopi (Komoditas Di Pasar Asean 5 Competitiveness
Pertanian Sub Sektor Perkebunan). Analysis of Indonesian and Vietnam
Jakarta. Coffee Export in Asean 5 Market.
Habitat, 26(3), 152–162.