You are on page 1of 29

PENGUJIAN CHI-KUADRAT

DAN UJI INDEPENDENSI

Dr. Indra Suhendra, SE., M.Si.


Prodi EKBANG FE UNTIRTA BANTEN
UJI CHI KUADRAT
Uji Chi Kuadrat adalah pengujian hipotesis mengenai
perbandingan antara frekuensi observasi/yang benar-benar
terjadi/aktual dengan frekuensi harapan/ekspektasi

• Frekuensi observasi
 nilainya didapat dari hasil percobaan (Oi)

• Frekuensi harapan
 nilainya dapat dihitung secara teoritis (ei)
BENTUK CHI-KUADRAT
• Nilai χ² adalah nilai kuadrat karena itu nilai χ² selalu positif.
• Bentuk distribusi χ² tergantung dari derajat bebas(db) / degree of freedom
(d.f) dimana df = k - 1

 daerah yang diarsir  daerah penolakan hipotesis H0


Daerah penolakan H0 → χ² > χ² tabel (db; α)
PENGUJIAN CHI-KUADRAT

Uji χ² dapat digunakan untuk :


1. Uji Kecocokan = Uji kebaikan-suai = Goodness of fit Test
2. Uji Kebebasan (Independensi)
3. Uji beberapa proporsi
UJI KECOCOKAN
 Digunakan untuk menguji apakah frekuensi yang diamati
(observasi) berbeda secara signifikan dengan frekuensi teoretis
atau frekuensi yang diharapkan

 Bila frekuensi yang teramati sangat dekat dengan frekuensi


harapan, nilai χ² akan kecil, menunjukkan adanya kesesuaian
yang baik. Bila frekuensi yang teramati berbeda cukup besar dari
frekuensi harapannya, nilai χ² akan besar, menunjukkan
kesesuaian yang buruk.

 Kesesuaian yang baik akan membawa pada penerimaan H0,


sedangkan kesesuaian yang buruk akan membawa pada
penolakan H0.
Penetapan Hipotesis H0 dan Ha

H0 : frekuensi setiap kategori memenuhi suatu nilai/perbandingan.


Ha : Ada frekuensi suatu kategori yang tidak memenuhi nilai/
perbandingan tersebut.

(oi − ei ) 2 Dimana:
k
χ =∑
2 χ2 : distribusi Chi-Kuadrat
Oi : Frekuensi yang diobservasi
i=1 ei ei : Frekuensi yang diharapkan

Jika χ2 = 0, maka frekuensi yang diobservasi sama dengan frekuensi


yang diharapkan adalah sama tepat. Jika χ2 > 0, maka frekuensi yang
diobservasi dengan yang diharapkan berbeda.
Penetapan Hipotesis H0 dan Ha

 Frekuensi yang diharapkan dihitung atas dasar Hipotesis Nol (H0)


 Pada α tertentu, H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
dan H0 ditolak apabila χ²hitung > χ²tabel

 H0 diterima, berarti frekuensi yang diobservasi sama dengan


frekuensi yang diharapkan. H0 ditolak berarti frekuensi yang
diobservasi berbeda dengan frekuensi yang diharapkan.

 Mengingat besar kecilnya nilai χ² menunjukkan kesesuaian


antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi
yang diharapkan, maka uji χ² sering disebut sebagai uji
kebaikan-suai.
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

1. Merumuskan Hipotesis H0 dan Ha


2. Menetapkan taraf signifikan (α) dan derajat kebebasan (dk) = k – 1
3. Menentukan uji statistik (χ² hitung), dengan rumus:
k
(oi −ei )
2
χ =∑
2

i=1 ei
4. Membuat kesimpulan, apakah menerima H0 atau menolak H0
CONTOH KASUS
1. Sebuah uang logam dilemparkan sebanyak 100 kali, yang
menghasilkan sebanyak 58 kali muncul sisi muka dan sebanyak 42
kali sisi belakang. Ujilah hipotesis bahwa uang logam itu simetri
dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan α = 0,01.
Jawab:
n = banyaknya lemparan = 100
p = probabilitas muncul sisi muka = ½ dan q = 1 – ½ = ½
Frekuensi harapan sisi muka (A1) = n.p dan sisi belakang (A2) = n.q

Kejadian muncul sisi uang logam A1 A2


Frekuensi Observasi (Oi) 58 42
Frekuensi Harapan (ei) 50 50
JAWABAN KASUS
1. Merumuskan Hipotesis H0 dan Ha
H0 : p (muka) = q (belakang)
Ha : p (muka) ≠ q (belakang)
2. Menetapkan taraf signifikan (α) dan derajat kebebasan (dk)
 α = 0,05 dan 0,01
 dk = k – 1 = 2 – 1 = 1  katagori sisi muka dan sisi belakang
 (χ²0,05 = 3,841 dan χ²0,01 = 6,635)
3. Statistik Uji:
k
(o − e ) 2
(o − e ) 2
(o − e ) 2
χ2 = ∑ i i = 1 1 + 2 2
i =1 ei e1 e2
(58 − 50) 2 (42 − 50) 2
= +
50 50
=1,28 + 1,28 = 2,56
JAWABAN KASUS
4. Merumuskan Kesimpulan:
Pada α = 0,05; nilai 2,56 < 3,841
Pada α = 0,01; nilai 2,56 < 6,635

Kesimpulan:
Terima H0 pada α = 0,05 dan α = 0,01. Artinya uang logam tersebut simetri
CONTOH KASUS
2. Sebuah dadu dilemparkan 120 kali dengan hasil sebagai berikut:

Pelemparan dadu 1 2 3 4 5 6
Frekuensi (f) 20 22 17 18 19 24

Apakah dadu setimbang. Gunakan taraf nyata (α) = 0,05

Jawab:
n = banyaknya lemparan = 120
p = probabilitas muncul setiap mata dadu = 1/6
Frekuensi harapan mata dadu = n.p

Pelemparan dadu 1 2 3 4 5 6
Frekuensi Observasi (Oi) 20 22 17 18 19 24
Frekuensi Harapan (ei) 20 20 20 20 20 20
JAWABAN KASUS
1. Merumuskan Hipotesis H0 dan Ha
H0 : muka dadu setimbang (semua mata dadu) akan muncul = 20 kali
Ha : muka dadu tidak setimbang (semua mata dadu) akan muncul ≠ 20 kali
2. Menetapkan taraf signifikan (α) dan derajat kebebasan (dk)
 α = 0,05
 dk = k – 1 = 6 – 1 = 5  katagori muka dadu ada 6
 Didapatkan χ²0,05 = 11,070
3. Statistik Uji:

k
(oi − ei )2 (o1 − e1)2 (o2 − e2 )2 (o3 − e3 )2 (o4 − e4 )2 (o5 − e5 )2 (o6 − e6 )2
χ =∑
2
= + + + + +
i=1 ei e1 e2 e3 e4 e5 e6
(20− 20)2 (22− 20)2 (17− 20)2 (18− 20)2 (19− 20)2 (24− 20)2
= + + + + +
20 20 20 20 20 20
=0,00+ 0,20+ 0,45+ 0,20+ 0,05+ 0,80 =1,70
JAWABAN KASUS
4. Merumuskan Kesimpulan:
Pada α = 0,05; nilai 1,70 < 11,0705

Kesimpulan:
Terima H0 pada α = 0,05. Artinya mata dadu tersebut setimbang atau pernyataan
dadu setimbang dapat diterima
UJI KEBEBASAN (INDEPENDENSI)

 Uji Chi Kuadrat juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada
atau tidak adanya hubungan (asosiasi) atau kaitan anatara beberapa faktor.
Misalnya antara :
- Prestasi belajar mahasiswa dengan kondisi sosial ekonomi orang tuanya.
- Agama yang dipeluk dengan ketaatan beribadah
- Prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah matematika dengan prestasi
mahasiswa pada mata kuliah statistik
 Jika tidak ada hubungan diantara beberapa faktor itu, maka dikatakan bahwa dua
faktor itu saling bebas atau independen secara statistik.

 Prosedur uji Chi-kuadrat ini disebut dengan uji kebebasan (independensi) atau
sering juga disebut uji Kontingensi.

 Biasanya digunakan untuk data yang bersifat Nominal.


Hal yang Perlu diperhatikan
1. Menggunakan Tabel Kontingensi, yang terdiri dari r baris dan c kolom, sering
disebut dengan tabel kontingensi r x c, dengan setiap sel dijumlahkan.
2. Frekuensi harapan, dihitung menggunakan rumus :

(total kolom ) x (total baris )


Frekuensi harapan =
total observasi

3. Uji kebebasan (independensi), dihitung menggunakan rumus:


Dimana:
k
(oi − ei ) 2
χ =2
∑ χ2 : distribusi Chi-Kuadrat
i =1 ei Oi : Frekuensi yang diobservasi
ei : Frekuensi yang diharapkan
Derajat kebebasan dihitung dengan (dk): (r – 1 ) (c – 1)
Penetapan Hipotesis H0 dan Ha
 Pada α tertentu, H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
dan H0 ditolak apabila χ²hitung > χ²tabel
 H0 diterima, berarti antar faktor saling bebas (tidak ada hubungan). H0 ditolak
berarti antar faktor tidak saling bebas (ada hubungan).
 Semakin kecilnya nilai χ² menunjukkan semakin bebas hubungan antar faktor.
 Bentuk Tabel Kontingensi, sebagai berikut:
Faktor Y
Faktor X Total Baris
Y1 Y2 Y3 Y4
X1 Sel 1 Sel 2 Sel 3 Sel 4 ΣX1
X2 Sel 5 Sel 6 Sel 7 Sel 8 ΣX2
Total Kolom ΣY1 ΣY2 ΣY3 ΣY4 Total Observasi
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

1. Merumuskan Hipotesis H0 dan Ha


2. Menetapkan taraf signifikan (α) dan derajat kebebasan (dk)
3. Menghitung nilai Frekuensi Harapan
4. Menentukan uji statistik (χ² hitung), dengan rumus:

(oi −ei )
k 2
χ =∑
2

i=1 ei
5. Membuat kesimpulan, apakah menerima H0 atau menolak H0
CONTOH KASUS
1. Di Kota Serang, akan diuji apakah penghasilan masyarakat ada hubungannya
dengan tingkat pendidikan. Untuk itu diambil sebanyak n = 1.000 orang.
Penghasilan dianggap sebagai faktor 1 dan pendidikan dianggap sebagai faktor 2.
Sementara itu, penghasilan dibedakan menjadi dua kategori, penghasilan rendah
dan penghasilan tinggi. Sedangkan pendidikan dibagi menjadi tiga tingkatan, SMU
kebawah, Diploma dan Sarjana (termasuk pascasarjana). Datanya sebagai berikut:

Pendidikan
Penghasilan Total Baris
SMU Diploma Sarjana
Rendah 182 213 203 598
Tinggi 154 138 110 402
Total Kolom 336 351 313 1.000

Tentukan pada α = 0,05, tentukan tingkat independensi antara penghasilan dengan


pendidikan masyarakat.
JAWABAN KASUS
1. Merumuskan Hipotesis H0 dan Ha
H0 : 2 faktor saling bebas, penghasilan saling bebas dengan pendidikan
Ha : 2 faktor tidak saling bebas, penghasilan tidak saling bebas dgn pendidikan
2. Menetapkan taraf signifikan (α) dan derajat kebebasan (dk)
 α = 0,05
 dk = (r – 1) (c – 1) = (2 – 1) (3 – 1) = 2
 Didapatkan nilai χ²0,05 = 5,991)
3. Menentukan Frekuensi Harapan:

(598)(336) (402)(336)
Frekuensi harapan Sel 1 (e1 ) : = 200,9 Frekuensi harapan Sel 4 (e4 ) : = 135,1
1000 1000
(598)(351) ( 402 )( 351)
Frekuensi harapan Sel 2 (e2 ) : = 209,9 Frekuensi harapan Sel 5 ( e5 ) : = 141,1
1000 1000
(598 )(313 ) ( 402 )(313 )
Frekuensi harapan Sel 3 (e3 ) : = 187 , 2 Frekuensi harapan Sel 6 (e6 ) : = 125 ,8
1000 1000
JAWABAN KASUS
Pendidikan
Penghasilan Total Baris
SMU Diploma Sarjana
Rendah 182 (200,9) 213 (209,9) 203 (187,2) 598
Tinggi 154 (135,1) 138 (141,1) 110 (125,8) 402
Total Kolom 336 351 313 1.000

4. Statistik Uji:

k
(oi − ei ) 2 (o1 − e1 ) 2 (o2 − e2 ) 2 (o3 − e3 ) 2 (o4 − e4 ) 2 (o5 − e5 ) 2 (o6 − e6 ) 2
χ =∑
2
= + + + + +
i =1 ei e1 e2 e3 e4 e5 e6
(182 − 200,9) 2 ( 213 − 209,9) 2 (203 − 187,2) 2 (154 − 135,1) 2 (138 − 141,1) 2 (110 − 125,8) 2
= + + + + +
200,9 209,9 187,2 135,1 141,1 125,8
= 1,7780 + 0,0458 + 1,3335 + 2,6440 + 0,0681 + 1,9844 = 7,854
JAWABAN KASUS
5. Merumuskan Kesimpulan:
Pada α = 0,05; nilai 7,854 > 5,991, maka χ²hitung lebih besar dari χ²0,05
Kesimpulan:
Tolak H0 pada α = 0,05. Artinya antara penghasilan dan pendidikan masyarakat
tidak saling bebas. Dengan kata lain, ada hubungan antara penghasilan dengan
tingkat pendidikan masyarakat di Kota Serang.
UJI PROPORSI

 Uji Chi Kuadrat juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis perbedaan
proporsi antara beberapa faktor.
Misalnya antara :
- perbedaan proporsi penayangan beberapa jenis film di beberapa stasiun televisi.
- Perbedaan proporsi beberapa partai dalam memberikan pendapat atas suatu
peraturan perundangan.
- Perbedaan proporsi dari ahasiswa yang lulus mata kuliah tertentu

 Jika tidak ada perbedaan proporsi diantara beberapa faktor itu, maka dikatakan
bahwa beberapa faktor itu memiliki proporsi yang sama secara statistik.

 Prosedur uji Chi-kuadrat ini disebut dengan uji proporsi. Adapun prosedur dan
penghitungannya hampir sama dengan metode pengujian independensi.

 Biasanya digunakan untuk data yang bersifat Nominal.


CONTOH KASUS
1. Data berikut adalah banyaknya penyiaran untuk 3 (tiga) jenis film di 3 (tiga)
Stasiun TV. Ujilah apakah proporsi penayangan (pemutaran) Film India, Taiwan
dan Amerika di ketiga Statiun TV tersebut. Lakukan pengujian proporsi dengan
menggunakan taraf nyata 2,5%.
Stasiun TV
Film Total Baris
ATV BTV CTV
India 4 4 2 10
Taiwan 3 2 4 9
Amerika 3 1 1 5
Total Kolom 10 7 7 24
JAWABAN KASUS
1. Merumuskan Hipotesis H0 dan Ha
H0 : Proporsi pemutaran film India, Taiwan dan Amerika di ketiga statiun TV adalah
sama
Ha : Proporsi pemutaran film India, Taiwan dan Amerika di ketiga statiun TV adalah
tidak sama
2. Menetapkan taraf signifikan (α) = 2,5 % dan d.k = (3-1) (3-1) = 4 11,143
3. Menentukan Frekuensi Harapan:
(10)(10) (9)(7)
Frekuensi India, ATV (e1 ) : = 4,17 Frekuensi Taiwan, CTV (e6 ) : = 2,63
24 24
(10)(7)
Frekuensi India, BTV (e2 ) : = 2,92 Frekuensi Amerika, ATV (e7 ) :
(5)(10)
= 2,08
24 24
(10 )( 7 )
Frekuensi India , CTV (e3 ) : = 2,92 (5)(7)
24 Frekuensi Amerika, BTV (e8 ) : = 1,46
(9)(10) 24
Frekuensi Taiwan, ATV (e4 ) : = 3,75 (5)(7)
24 Frekuensi Amerika, CTV (e9 ) : = 1,46
(9)(7) 24
Frekuensi Taiwan, BTV (e5 ) : = 2,63
24
JAWABAN KASUS
Stasiun TV
Film Total Baris
ATV BTV CTV
India 4 (4,17) 4 (2,92) 2 (2,92) 10
Taiwan 3 (3,75) 2 (2,63) 4 (2,63) 9
Amerika 3 (2,08) 1 (1,46) 1 (1,46) 5
Total Kolom 10 7 7 24

4. Statistik Uji:

k
(oi − ei )2 (o1 − e1)2 (o2 − e2 )2 (o3 − e3 )2 (o4 − e4 )2 (o5 − e5 )2 (o6 − e6 )2 (o7 − e7 )2 (o8 − e8 )2 (o9 − e9 )2
χ =∑
2
= + + + + + + + +
i=1 ei e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 e8 e9
(4 − 4,17)2 (4 − 2,92)2 (2 − 2,92)2 (3 − 3,75)2 (2 − 2,63)2 (4 − 2,63)2 (3 − 2,08)2 (1−1,46)2 (1−1,46)2
= + + + + + + + +
4,17 2,92 2,92 3,75 2,63 2,63 2,08 2,46 1,46
=0,0067+ 0,4024+ 0,2881+ 0,1500+ 0,1488+ 0,7202+ 0,4033+ 0,1440+ 0,1440= 2,4070
JAWABAN KASUS
5. Merumuskan Kesimpulan:
Pada α = 0,025; nilai 2,4076 < 11,1433, maka χ²hitung lebih kecil dari χ²0,025
Kesimpulan:
Terima H0 pada α = 0,025. Artinya proporsi pemutaran ketiga jenis film, di ketiga
Statiun TV adalah sama.
LATIHAN DI RUMAH
1. Tiga Uang logam dilemparkan sekaligus sebanyak 240 kali. Frekuensi yang
diobservasi dan yang diharapkan dari munculnya 0 muka, 1 muka, 2 muka dan 3
muka disajikan sebagai berikut:
Pelemparan Uang Logam 0 muka 1 muka 2 muka 3 muka
Frekuensi Observasi (Oi) 24 108 95 23
Frekuensi Harapan (ei) 30 80 80 30
Ujilah hipotesis bahwa uang logam tersebut simetri. Gunakan α = 0,05 dan 0,01

2. Menurut Hukum Mandell mengenai keturunan, dari perkawinan silang tertentu,


seharusnya menghasilkan keturunan berwarna merah, hitam dan putih mengikuti
perbandingan 9 : 3 : 4. Berdasarkan eksperimen persilangan, ternyata diperoleh
keturunan sebanyak 143 warna merah, 69 warna hitam, dan 75 warna putih.
Apakah hasil eksperimen ini mendukung teori Mandell tersebut? Ujilah
menggunakan taraf nyata = 5%.
LATIHAN DI RUMAH
3. Tabel berikut menyajikan jumlah mahasiswa yang lulus dan yang gagal dari tiga
dosen, yaitu Pak Didu, Pak Indra, dan Pak Kuswantoro.
Lulus/Gagal Pak Didu Pak Indra Pak Kuswantoro Total
Lulus 50 47 56 153
Gagal 5 14 8 27
Total 55 61 64 180
Ujilah hipotesis bahwa proporsi (persentase) dari mahasiswa yang lulus pada
ketiga dosen tersebut adalah sama. Gunakan α = 0,05.

You might also like