Professional Documents
Culture Documents
menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak
golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah
ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun,
terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Penyebab
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau
infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya
ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui
percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.
[sunting] Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan -
nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot -
mata merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di
bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke
batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik
dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.
[sunting] Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa
komplikasi yang bisa menyertai campak:
[sunting] Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.
Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah, pemeriksaan darah
tepi - pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan komplikasi campak :
enteritis
Ensephalopati,
Bronkopneumoni
[sunting] Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik.
[sunting] Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR,
dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Campak
Merupakan penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak, tetapi juga menyerang orang
dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan. Anak-anak yang kurang gizi mudah terserang
komplikasi yang fatal.
GEJALA
PENYEBAB
Infeksi oleh virus Rubeola, ditularkan melalui batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung.
KOMPLIKASI
- Infeksi telinga bagian tengah
- Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah)
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Encephalitis (radang otak)
PENCEGAHAN
- Imunisasi terhadap penyakit campak pada umur 1-2 tahun
http://ms32.multiply.com/journal/item/20dr.Syahrul Mulyana
Diskripsi
Penyakit ini adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk,
pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup
kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang
sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit ini lagi.
Gejala
Gejala-gejala yang nampak pada penderita campak antara lain; demam tinggi, bintik putih
pada bagian dalam pipi sebelah depan gigi geraham, mata merah dan berairi, tenggorokan
sakit, pilek, batuk kering. Terkadang jika penderitanya anak-anak akan terjadi muntah-
muntah, diare, bintik di belakang telinga.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan
vaksin campak rutin kepada anak-anak.
DetikHealth.
Demikianlah artikel mengenai Penyakit Campak, Gejala dan Pengobatannya
Semoga Bermanfaat..
http://adesyams.blogspot.com/2010/03/penyakit-campak-gejala-dan.html
Penyakit campak adalah suatu penyakit virus yang sangan menular yang mempunuai angkatan
kesakitan dan kematian yang cukup tinggi dikalangan anak-anak. Program Imunisasi yang dijalankan
dewasa ini adalah menurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh enam penyakit
yang salah satunya diantaranya adalah penyakit campak. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah
dalam rangka untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh serta kuatnya hubungan antara
status imunisasi dengan timbulnya penyakit campak. penelitian yang dijalankan adalah "kasus
kelola" yang bersifak retrospektif yang akan mewawancarai 71 ibu yang anaknya pernah sakit
campak sebagai "kasus" dan 71 lainnya yang tidak pernah menderita sakit campak sebagai "kelola".
Hail penelitian yang didapat dari sejumlah 142 anggota sampel sebanyak 62 anak sudah diimunisasi
(48,5%), sedangkan dari 71 kasus ternyata 27 anak sudah diimunisasi (38%). Dari hasil penelitian
didapatkan adanya hubungan antara imunisasi dengan timbulnya penyakit campak (OR=0,42) dan
setelah diuji dengan statistik X2 test ternyata perbedaan tersebut bermakna untuk p=0,05. Demikian
pula status nutrisi juga ada hubungan dengan timbulnya penyakit campak (OR=0,22). Setelah diuji
dengan statistik (X2 test) ternyata perbedaan tersebut bermakna untuk p=0,05. Dengan demikian
makan faktor imunisasi dan status nutrisi merupakan faktor pengaruh kepada timbulnya penyakit
campak. Sedangkan faktor-faktor lainnya seperti, umur pemberian, umur, jenis kelamin, saudara
rentan, saudara sakit, serta kepadatan penghunian ternyata bukan merupakan faktor pengaruh
kepada timbulnya penyakit campak (p<0,05). Dengan demikian program Imunisasi haarus terus
diperluas jangkauan cakupannya serta mutu pelayanannya dalam upaya melindungi anak dari sakit
campak.
http://eprints.undip.ac.id/3700/
Meski dapat dicegah dengan cara imunisasi, ada baiknya kita sebagai
orang awam mengetahui apa sebenarnya penyakit campak ini. Campak
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus rubela. Penularan virus
rubela ini dapat melalui beberapa cara diantaranya bisa melalui percikan
ludah baik dari hidung, mulut tenggorokan penderita campak. Biasanya
orang yang tertulari virus campak akan menunjukkan gejala demam,
batuk , konjuntivitis (peradangan pada selaput ikat mata) dan ruam kulit.
Gejala-gejala tersebut memang tidak secara langsung menyerang
seorang penderita campak. Biasanya membutuhkan waktu antara 2-4
hari. Setelah lewat 4 hari maka tubuh seorang yang terkena infeksi virus
ini akan berangsur-angsur menunjukkan gejala seperti timbulnya bercak
kemerahan (rash) yang berbentuk makolupapular. Bercak ini akan
menyebar ke seluruh tubuh dan akan berubah menjadi kehitaman dan
bersisik. Munculnya bercak ini juga diikuti dengan peningkatan suhu
tubuh, biasanya lebih dari 38"C dan timbulnya gejala lain misalnya batuk,
pilek, mata merah dan kopliks spot( bercak kemerahan dengan warna
putih di tengahnya).
Vaksin
Pemberian virus ini juga tidak dilakukan hanya satu kali saja, melainkan
dua kali. Yaitu pada saat seorang anak yang menginjak usia 4-6 tahun.
Imunisasi diberikan biasanya diberikan dalam bentuk suntikan otot paha
atau lengan atas. Biasanya setelah disuntik seorang anak akan
mengalami gejala persis yang dialami ketika virus ini mulai menyerang
seperti demam tinggi, ruam dan bercak-bercak merah.
Seperti dikutip dalam sebuah harian nasional, disebutkan bahwa 10 tahun
lalu, cakupan beberapa imunisasi rutin termasuk campak cenderung
menurun. Akibatnya, di Indonesia, cukup mudah ditemukan seorang bayi
yang terkena campak. Sebagai contoh untuk imunisasi campak di Papua,
baru tercakup 60,7 persen, Sulawesi Barat 77,6 persen, dan Nusa
Tenggara Timur 74,2 persen.
Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam,
batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam
kulit ada.
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius
sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak
disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari
hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-
14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada
seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan
terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri
tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah
( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan
di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa
berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang
menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher
sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai,
sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan
ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti
dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari
hingga 7 hari.
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang
bisa menyertai campak:
Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi -
pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan komplikasi campak :
* enteritis
* Ensephalopati,
* Bronkopneumoni
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan
antibiotik.
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan
dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles,
rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis
pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang
bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
[sunting] Waktu Inkubasi
Waktu terpapar sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga gejala pertama, dan 14
hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Orang yang dekat dan
tidak mempunyai kekebalan seharusnya tidak menghadiri sekolah atau bekerja selama 14 hari.
materi referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Campak
2) Penularan Campak
Cara penularan campak adalah melalui droplet atau percikan
lendir saat batuk (sekresi hidung), kontak langsung dengan cairan
lendir hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi (Sudarjat
Suraatmaja, 1997 : 35).
Penyakit campak sangat menular, masa penularan sudah
terjadi sebelum gejala yang khas berupa ruam-ruam pada kulit
timbul sampai lebih kurang 7 hari setelah timbulnya ruam-ruam
pada kulit.
3) Masa Inkubasi Campak
Rata-rata 10 hari, bervariasi 7-18 hari mulai terpapar sampai
timbul demam, pada umumnya 14 hari sampai timbul rash (Sudarjat
Suraatmaja, 1997: 35).
4) Gambaran Klinis Campak
Gejala pertama yang timbul menyerupai penyakit influenza,
seperti panas, batuk, pilek serta peradangan pada mata
(konjungtivitis) selama 3-7 hari. Kemudian timbul ruam-ruam pada
kulit mulai dari leher atau belakang telinga yang selanjutnya
menyebar keseluruh tubuh yang berlangsung selama 4-6 hari
(Sudarjat Suraatmaja, 1997 : 35).
5) Gejala dan Tanda-tanda Penyakit Campak
Ada 3 gejala dan tanda-tanda penyakit campak antara lain
stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalensi.
Stadium kataral dengan gejala panas, lesu (malaise), batuk,
takut cahaya (fotofobia), mata merah (conjuctivitis), hidung mampat
mendadak (coriza), bercak koplik di mukosa bucalis. Stadium erupsi
dengan gejala coriza dan batuk bertambah. Timbul titik merah di
palatum durum dan platum mole atau langit-langit mulut, bercak
koplik, kemerahan (rash) yang dimulai dari belakang telinga dan
atas lateral tengkuk sepanjang rambut menjalar ke muka. Suhu
badan semakin tinggi, bibir pecah-pecah, mata merah dan berair.
Kadang ada perdarahan ringan pada kulit, muka, hidung, saluran
pencernaan. Rasa gatal, muka bengkak, pembesaran kelenjar getah
bening, pembesaran limpa (splenomegali), diare dan muntah.
Sedangkan stadium konvalesensi memiliki gejala erupsi berkurang,
timbul hiperpigmentasi, radang kulit bersisik (Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah, 2005 : 89).
6) Pencegahan Penyakit Campak
Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi campak di
daerah sekitar lokasi Kejadian Luar Biasa (KLB); meningkatkan gizi
penderita; mencegah kontak dengan penderita (tidak keluar rumah,
sekolah, bermain selama tujuh hari), menutup hidung dan mulut saat
penderita bersin (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005 :
89).
Vaksin Campak
Imunisasi campak diberikan untuk mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin campak
mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
Vaksin campak yang beredar di Indonesia dapat diperoleh
dalam bentuk kemasan kering tunggal atau dalam kemasan kering
dikombinasikan dengan vaksin gondong dan rubella (campak
Jerman) (A.H. Markum, 2002 : 26).
Untuk menentukan minimal pemberian imunisasi dan jadwal
imunisasi, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1). Distribusi umur mengenai anak yang terserang dan kematiannya.
2). Respon imunologis sehubungan dengan adanya kekebalan bawaan.
Di Indonesia penyakit ini sering menyerang bayi atau anak kecil,
imunisasi dianjurkan diberikan pada umur 12-15 bulan (Sudarjat
Suraatmaja, 1997 : 39).
Sumber :
Departemen Kesehatan RI. 1999. Status Gizi dan Imunisasi Ibu dan Anak di
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat menular, sekitar 90%
kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum
penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang
dewasa imun.Sekarang di Amerika Serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur
sekolah yang belum di imunisasi dan pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di
imunisasi
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium, yaitu
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain penyakit ini adalah
campak, measles, atau rubeola.
Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat
dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul
bercak di kulit. (Mansjoer.A. et al, 2000)
Banyak kesamaan antara tanda-tanda biologis campak dan cacar memberi kesan
kemungkinan bahwa campak dapat diberantas. Tanda-tanda ini adalah 1. ruam khas, 2. tidak
ada reservoir binatang, 3. tidak ada vektor, 4. kejadian musiman dengan masa bebas penyakit,
5. virus laten tidak dapat ditularkan, 6. satu serotip, dan 7. vaksin efektif. (Behrman.R.E. et
al, 1999).
II.1. DEFINISI
Campak adalah suatu penyakit infeksi virus aktif menular, ditandai oleh tiga stadium : 1.
stadium inkubasi atau kataral sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau
gejala-gejala, 2. stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan
faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin
berat, dan 3. stadium akhir atau konvalesen dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut
pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi. (Behrman.R.E.
et al, 1999).
II.2. ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus (Anonim), yaitu virus RNA dari famili
Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa
prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi
nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam
suhu kamar.
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia. Perubahan sitopatik, tampak
dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi
dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.
Penyebaran virus maksimal adalah dengan tetes semprotan selama masa prodromal (stadium
kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya.
Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan (mulai fase
prodromal), pada beberapa keadaan awal hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5
sesudah ruam muncul. (Berhman.R.E. et al, 1999)
II.3. EPIDEMIOLOGI
Biasanya penyakit ini timbul pada masa aanak dan kemudian menyebabkan kekebalan
seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan
mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah
umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si
ibu belum pernah menderita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester pertama,
kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati anak yang kemudian meninggal
sebelum usia 1 tahun. (Hassan.R. et al, 1985)
II.4. PATOLOGI
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada
kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva. (Hassan.R. et al, 1985)
Penularan : secara droplet terutama selama stadium kataralis. Umumnya menyerang pada usia
6 bulan sampai 5 tahun. (Rachman.M. dan Dardjat.M.T., 1986)
Biasanya ada hiperplasi jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa
multinukleus (sel raksasa retikuloendotelial Warthin- Finkeldey) dapat ditemukan. Di kulit,
reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri
dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi
radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan
membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak
mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumoni dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri sekunder. (Berhman.R.E. et al, 1999)
II.7. KOMPLIKASI
Bila ada, berupa komplikasi segera (Anonim) :
- Trakeobronkitis dan laringotrakeitis biasanya telah ada, merupakan sebagian dari
manifestasi morbili.
- Otitis media merupakan komplikasi paling sering terjadi, harus dicurigai bila demam tetap
tinggi pada hari ketiga atau keempat sakit.
- Bronkopneumonia / bronkiolitis oleh virus morbili sendiri atau infksi sekunder (oleh
pneumokokus, hemofilus influenzae) dengan gejala batuk menghebat, timbul sesak nafas.
- Aktivasi tuberkulosis laten.
- Lain-lain (jarang) : ensefalitis, miokarditis, tromboflebitis, sindrom Guillain-Barre, dan lain-
lain.
II.8. PENATALAKSANAAN
Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk, dan memperbaiki
keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang
timbul. (Hassan.R. et al, 1985)
1. istirahat
2. pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.
3. medikamentosa :
- antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
- ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis
maksimum 600 mg/hari.
- Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein)
tidak boleh digunakan.
- Mukolitik bila perlu
- Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.
(Anonim)
II.9. PROGNOSIS
Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan umum
buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi. (Hassan.R. et
al, 1985)
II.10. PENCEGAHAN
Imunisasi aktif : ini dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin
tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
Pencegahan juga dengan imunisasi pasif. (Hassan.R. et al, 1985)