You are on page 1of 16

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat

menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak
golongan Paramyxovirus.

Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah
ruam kulit ada.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun,
terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Penyebab
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau
infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya
ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui
percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.

[sunting] Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan -
nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot -
mata merah ( conjuctivitis )

2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di
bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke
batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.

Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik
dan ruam yang tersisa segera menghilang.

Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.
[sunting] Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa
komplikasi yang bisa menyertai campak:

1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah


2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita
mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

[sunting] Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.

Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah, pemeriksaan darah
tepi - pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan komplikasi campak :

 enteritis
 Ensephalopati,
 Bronkopneumoni

[sunting] Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik.

[sunting] Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.

Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR,
dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

[sunting] Waktu Inkubasi


Waktu terpapar sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga gejala pertama,
dan 14 hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Orang
yang dekat dan tidak mempunyai kekebalan seharusnya tidak menghadiri sekolah atau
bekerja selama 14 hari.

[sunting] Waktu pengasingan yang disarankan


Disarankan selama sekurang-kurangnya 4 hari setelah ruam muncul.

http://id.wikipedia.org/wiki/Campak

Merupakan penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak, tetapi juga menyerang orang
dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan. Anak-anak yang kurang gizi mudah terserang
komplikasi yang fatal.

GEJALA

- Demam tinggi, paling tinggi dicapai setelah 4 hari


- Bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi premolar
- Mata merah, berair
- Tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras
- Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare
- Bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka kemudian ke seluruh    badan.

PENYEBAB
Infeksi oleh virus Rubeola, ditularkan melalui batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung.

KOMPLIKASI
- Infeksi telinga bagian tengah
- Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah)
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Encephalitis (radang otak)

YANG DAPAT ANDA LAKUKAN


- Tinggal dirumah sampai penyakit tidak menular lagi
- Istirahat dan minum banyak cairan
- Minum obat anti demam
- Minum obat batuk
- Periksa dokter, bila menderita sakit telinga, keluar cairan dari telinga, demam terus-menerus,
kejang-kejang atau mengantuk

PENCEGAHAN
- Imunisasi terhadap penyakit campak pada umur 1-2 tahun

http://ms32.multiply.com/journal/item/20dr.Syahrul Mulyana
Diskripsi
Penyakit ini adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk,
pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup
kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang
sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit ini lagi.

Gejala
Gejala-gejala yang nampak pada penderita campak antara lain; demam tinggi, bintik putih
pada bagian dalam pipi sebelah depan gigi geraham, mata merah dan berairi, tenggorokan
sakit, pilek, batuk kering. Terkadang jika penderitanya anak-anak akan terjadi muntah-
muntah, diare, bintik di belakang telinga.

Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan
vaksin campak rutin kepada anak-anak.

DetikHealth.
Demikianlah artikel mengenai Penyakit Campak, Gejala dan Pengobatannya
Semoga Bermanfaat..
http://adesyams.blogspot.com/2010/03/penyakit-campak-gejala-dan.html

Penyakit campak adalah suatu penyakit virus yang sangan menular yang mempunuai angkatan
kesakitan dan kematian yang cukup tinggi dikalangan anak-anak. Program Imunisasi yang dijalankan
dewasa ini adalah menurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh enam penyakit
yang salah satunya diantaranya adalah penyakit campak. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah
dalam rangka untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh serta kuatnya hubungan antara
status imunisasi dengan timbulnya penyakit campak. penelitian yang dijalankan adalah "kasus
kelola" yang bersifak retrospektif yang akan mewawancarai 71 ibu yang anaknya pernah sakit
campak sebagai "kasus" dan 71 lainnya yang tidak pernah menderita sakit campak sebagai "kelola".
Hail penelitian yang didapat dari sejumlah 142 anggota sampel sebanyak 62 anak sudah diimunisasi
(48,5%), sedangkan dari 71 kasus ternyata 27 anak sudah diimunisasi (38%). Dari hasil penelitian
didapatkan adanya hubungan antara imunisasi dengan timbulnya penyakit campak (OR=0,42) dan
setelah diuji dengan statistik X2 test ternyata perbedaan tersebut bermakna untuk p=0,05. Demikian
pula status nutrisi juga ada hubungan dengan timbulnya penyakit campak (OR=0,22). Setelah diuji
dengan statistik (X2 test) ternyata perbedaan tersebut bermakna untuk p=0,05. Dengan demikian
makan faktor imunisasi dan status nutrisi merupakan faktor pengaruh kepada timbulnya penyakit
campak. Sedangkan faktor-faktor lainnya seperti, umur pemberian, umur, jenis kelamin, saudara
rentan, saudara sakit, serta kepadatan penghunian ternyata bukan merupakan faktor pengaruh
kepada timbulnya penyakit campak (p<0,05). Dengan demikian program Imunisasi haarus terus
diperluas jangkauan cakupannya serta mutu pelayanannya dalam upaya melindungi anak dari sakit
campak.

http://eprints.undip.ac.id/3700/

Adalah sangat wajar apabila bayi baru lahir mengalami beberapa


gangguan kesehatan , misalnya kejang demam, sakit batuk, gejala tipus
dan beberapa gangguan kesehatan lainnya. Dikatakan wajar dikarenakan
sistem kekebalan tubuh pada seorang bayi belum sekuat orang dewasa,
sehingga sangat rentan akan virus-virus yang menyerang. Salah satu
gangguan kesehatan yang ditakuti oleh orang tua pada bayi adalah
campak atau sering disebut dengan penyakit cacar. Sebenarnya, setiap
orang tua apabila anaknya terkena penyakit ini, tidaklah perlu risau,
karena panyakit campak ini dapat dicegah dengan imunisasi.

Meski dapat dicegah dengan cara imunisasi, ada baiknya kita sebagai
orang awam mengetahui apa sebenarnya penyakit campak ini. Campak
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus rubela. Penularan virus
rubela ini dapat melalui beberapa cara diantaranya bisa melalui percikan
ludah baik dari hidung, mulut tenggorokan penderita campak. Biasanya
orang yang tertulari virus campak akan menunjukkan gejala demam,
batuk , konjuntivitis (peradangan pada selaput ikat mata) dan ruam kulit.
Gejala-gejala tersebut memang tidak secara langsung menyerang
seorang penderita campak. Biasanya membutuhkan waktu antara 2-4
hari. Setelah lewat 4 hari maka tubuh seorang yang terkena infeksi virus
ini akan berangsur-angsur menunjukkan gejala seperti timbulnya bercak
kemerahan (rash) yang berbentuk makolupapular. Bercak ini akan
menyebar ke seluruh tubuh dan akan berubah menjadi kehitaman dan
bersisik. Munculnya bercak ini juga diikuti dengan peningkatan suhu
tubuh, biasanya lebih dari 38"C dan timbulnya gejala lain misalnya batuk,
pilek, mata merah dan kopliks spot( bercak kemerahan dengan warna
putih di tengahnya).

Pada puncaknya, penyakit yang pada umumnya menyerang bayi berumur


kurang dari satu tahun dan tidak mendapatkan imunisasi ini ditandai
dengan naiknya suhu badan yang mencapai 40 " C.  Dilanjutkan dengan
ruam yang semula berada di bagian wajah manusia, mulai menyebar ke
seluruh badan, lengan dan tungkai. Masa puncak dari penyakit ini
berlangsung 3-5 hari. Setelah itu, suhu badan akan mulai turun dan ruam
yang menyebar di seluruh tubuh akan mulai memudar.

Penyakit yang bisa menulari seorang remaja yang belum mendapatkan


imunisasi kedua ini memang tidak berbahaya. Karena itu, bagi seorang
anak yang mengalami gejala campak seperti demam, batuk dan pilek
biasanya hanya diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Baru jika terjadi
infeksi, seorang anak biasanya diberikan antibiotik. Berbicara tentang
infeksi, penyakit campak apabila tidak ditangani dengan serius bisa
menyebabkan beberapa infeksi. Seperti infeksi paru - paru (pneumonia)
dan infeksi telinga tengah. Bagi sebagian orang, penyakit campak juga
bisa menyebabkan trombositopenia atau dalam bahasa awamnya adalah
penurunan jumlah trombosit sehingga penderita campak mudah memar
dan berdarah.

Vaksin

Seperti yang telah dikemukakan diatas, penyakit campak ini merupakan


salah satu penyakit yang bisa dicegah. Cara pencegahannya cukup
mudah yaitu memberikan vaksin kepada seorang bayi yang berusia 9
bulan. Vaksin yang diberikan ini adalah vaksin dari virus campak yang
dilemahkan. Apabila virus yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi ini mati,
maka imunisasi yang dilakukan otomatis gagal. Oleh karena itu, virus
yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia harus dijaga jangan sampai
kena sinar matahari dan disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius. 

Pemberian virus ini juga tidak dilakukan hanya satu kali saja, melainkan
dua kali. Yaitu pada saat seorang anak yang menginjak usia 4-6 tahun. 
Imunisasi diberikan biasanya diberikan dalam bentuk suntikan otot paha
atau lengan atas. Biasanya setelah disuntik seorang anak akan
mengalami gejala persis yang dialami ketika virus ini mulai menyerang
seperti demam tinggi, ruam dan bercak-bercak merah.
Seperti dikutip dalam sebuah harian nasional, disebutkan bahwa 10 tahun
lalu, cakupan beberapa imunisasi rutin  termasuk campak cenderung
menurun. Akibatnya, di Indonesia, cukup mudah ditemukan seorang bayi 
yang terkena campak. Sebagai contoh untuk imunisasi campak di Papua,
baru tercakup 60,7 persen, Sulawesi Barat 77,6 persen, dan Nusa
Tenggara Timur 74,2 persen.

Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam,
batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.

Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam
kulit ada.

Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius
sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak
disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari
hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-
14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada
seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan
terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri
tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah
( conjuctivitis )

2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan
di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa
berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang
menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher
sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai,
sedangkan ruam di wajah mulai memudar.

Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan
ruam yang tersisa segera menghilang.

Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti
dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari
hingga 7 hari.

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang
bisa menyertai campak:

1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah


2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar
dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.

Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi -
pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan komplikasi campak :

* enteritis
* Ensephalopati,
* Bronkopneumoni

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan
antibiotik.

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan
dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles,
rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.

Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis
pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang
bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
[sunting] Waktu Inkubasi

Waktu terpapar sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga gejala pertama, dan 14
hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Orang yang dekat dan
tidak mempunyai kekebalan seharusnya tidak menghadiri sekolah atau bekerja selama 14 hari.

materi referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Campak

Penyakit campak dapat menyerang semua anak-anak yang


tidak kebal. Di negara berkembang menyerang anak-anak usia di
bawah 2 tahun sedangkan di negara maju sering menyerang
anak-anak prasekolah. Di daerah dengan kepadatan
penduduknya tinggi. Penyakit ini dapat bersifat endemik,
sedangkan di daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah
sering terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) (Sudarjat Suraatmaja,
1995 : 36).
Pada anak-anak dengan gizi baik, penyakit ini jarang
menyebabkan kematian. Sebaliknya pada anak-anak golongan
gizi buruk, penyakit ini sering menyebabkan kematian karena
terjadi penyulit radang paru-paru (Sudarjat Suraatmaja, 1995 :
36).
1) Penyebab Campak
Penyakit campak adalah suatu penyakit akut dan sangat
menular. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus campak
(Sudarjat Suraatmaja, 1997 : 35).

2) Penularan Campak
Cara penularan campak adalah melalui droplet atau percikan
lendir saat batuk (sekresi hidung), kontak langsung dengan cairan
lendir hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi (Sudarjat
Suraatmaja, 1997 : 35).
Penyakit campak sangat menular, masa penularan sudah
terjadi sebelum gejala yang khas berupa ruam-ruam pada kulit
timbul sampai lebih kurang 7 hari setelah timbulnya ruam-ruam
pada kulit.
3) Masa Inkubasi Campak
Rata-rata 10 hari, bervariasi 7-18 hari mulai terpapar sampai
timbul demam, pada umumnya 14 hari sampai timbul rash (Sudarjat
Suraatmaja, 1997: 35).
4) Gambaran Klinis Campak
Gejala pertama yang timbul menyerupai penyakit influenza,
seperti panas, batuk, pilek serta peradangan pada mata
(konjungtivitis) selama 3-7 hari. Kemudian timbul ruam-ruam pada
kulit mulai dari leher atau belakang telinga yang selanjutnya
menyebar keseluruh tubuh yang berlangsung selama 4-6 hari
(Sudarjat Suraatmaja, 1997 : 35).
5) Gejala dan Tanda-tanda Penyakit Campak
Ada 3 gejala dan tanda-tanda penyakit campak antara lain
stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalensi.
Stadium kataral dengan gejala panas, lesu (malaise), batuk,
takut cahaya (fotofobia), mata merah (conjuctivitis), hidung mampat
mendadak (coriza), bercak koplik di mukosa bucalis. Stadium erupsi
dengan gejala coriza dan batuk bertambah. Timbul titik merah di
palatum durum dan platum mole atau langit-langit mulut, bercak
koplik, kemerahan (rash) yang dimulai dari belakang telinga dan
atas lateral tengkuk sepanjang rambut menjalar ke muka. Suhu
badan semakin tinggi, bibir pecah-pecah, mata merah dan berair.
Kadang ada perdarahan ringan pada kulit, muka, hidung, saluran
pencernaan. Rasa gatal, muka bengkak, pembesaran kelenjar getah
bening, pembesaran limpa (splenomegali), diare dan muntah.
Sedangkan stadium konvalesensi memiliki gejala erupsi berkurang,
timbul hiperpigmentasi, radang kulit bersisik (Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah, 2005 : 89).
6) Pencegahan Penyakit Campak
Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi campak di
daerah sekitar lokasi Kejadian Luar Biasa (KLB); meningkatkan gizi
penderita; mencegah kontak dengan penderita (tidak keluar rumah,
sekolah, bermain selama tujuh hari), menutup hidung dan mulut saat
penderita bersin (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005 :
89).
Vaksin Campak
Imunisasi campak diberikan untuk mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin campak
mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
Vaksin campak yang beredar di Indonesia dapat diperoleh
dalam bentuk kemasan kering tunggal atau dalam kemasan kering
dikombinasikan dengan vaksin gondong dan rubella (campak
Jerman) (A.H. Markum, 2002 : 26).
Untuk menentukan minimal pemberian imunisasi dan jadwal
imunisasi, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1). Distribusi umur mengenai anak yang terserang dan kematiannya.
2). Respon imunologis sehubungan dengan adanya kekebalan bawaan.
Di Indonesia penyakit ini sering menyerang bayi atau anak kecil,
imunisasi dianjurkan diberikan pada umur 12-15 bulan (Sudarjat
Suraatmaja, 1997 : 39).

Sumber :

A.H. Markum. 2002. Imunisasi. Jakarta : FKUI.

Departemen Kesehatan RI. 1999. Status Gizi dan Imunisasi Ibu dan Anak di
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan.

Dick, George. 1995. Imunisasi dalam Praktek. Jakarta : Hipokrates.


Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2005. Prosedur Tetap Penanganan KLB
dan Bencana Propinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah.
. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Semarang : Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
Endah Widiarti. 2001. Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan Imunisasi di
Kecamatan Uluagung Kabupaten Magelang. Skripsi S-1. Universitas
Diponegoro Semarang.
I.G.N. Ranuh, dkk. 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia.

Sri Mumpuni. 2002. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi di


Kecamatan Kendal Kota Kabupaten Kendal. Skripsi S-1. Universitas
Diponegoro Semarang.
Sudarjat Suraatmaja. 1995. Imunisasi. Jakarta : Arcan.
Sugeng Hariyadi. 2003. Psikologi Perkembangan. Semarang : UPT UNNES
Press.
Sugiarti. 2002. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi bagi
Bayi di Puskesmas Gunung Jati Kabupaten Magelang. Skripsi S-1.
Universitas Diponegoro Semarang.

Sunarti. 2000. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi


Campak Anak Usia 9-35 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Platungan
dan Sukorejo 1 Kabupaten Kendal. Skripsi S-1. Universitas Diponegoro
Semarang.

BILA ANAK TERKENA CAMPAK


Hati-hati bila anak demam dibarengi munculnya bercak merah di sekitar tubuh.
Jangan dianggap enteng, Bu.
Hari itu, di rumah keluarga Ibu Niken terjadi kepanikan. Pasalnya, kulit Nandia (13
bulan) berbercak merah, bahkan seperti menghitam. "Memang, beberapa hari ini dia
panas tinggi. Tapi, saya pikir dia demam biasa saja," ujar Ibu Niken dengan rasa
bersalah.
Ternyata, dari pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Nandia terkena campak. "Hal
itu bisa saja terjadi. Memang adakalanya penyakit campak tak terlihat karena
campaknya belum keluar," ujar DR.Sri Rezeki H. Hadinegoro, Dr. Sp.A(K), dari
RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Apa yang dialami Ibu Niken kerap juga dialami ibu-ibu lain. Mari kita mengenal campak
lebih jauh, agar tak langsung panik saat menghadapinya.
PNYEBABNYA ADALAH VIRUS
Penyakit campak/measles disebabkan oleh virus Morbili. Pada tahun 60-an, di Amerika
campak merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian 400 balita setiap
tahunnya. Gejala campak memang agak sulit dideteksi secara dini. Karena, gejala
campak, seperti batuk, pilek, dan demam, menurut Sri, hampir sama dengan penyakit
flu biasa. "Padahal, campak merupakan penyakit infeksi yang berbahaya." Bahkan,
gejala munculnya bercak merah di kulit pun hampir mirip dengan karena keracunan
obat atau alergi karena dingin.
Gejala awal penyakit campak ini dimulai dengan adanya batuk-batuk. Lalu, 1-2 hari
kemudian timbul demam yang tinggi dan turun naik berkisar antara 38-40 derajat,
selama lima hari. Biasanya dibarengi dengan mata merah dan seperti berair.
Pada saat itu pula, biasanya muncul bintik putih seperti Koplik spot di sebelah dalam
mulut. Dan ini biasanya akan bertahan 3-4 hari. Kadang-kadang juga disertai dengan
munculnya diare. Memasuki hari kelima demamnya akan tinggi sekali. "Pada waktu
itulah, bercak merah mulai keluar."
Bercak merah campak berbeda dengan bercak biang keringat, misalnya. Karena, biang
keringat tidak dibarengi dengan demam. Bercak-bercak merah ini muncul secara
bertahap dan merambat. Lokasi "khusus" ini biasanya muncul pertama kali di belakang
kuping, leher, dada ke bawah, tangan, kaki lalu ke muka.
Jadi, terang Sri, bercak-bercak merah ini tak sekaligus muncul ke seluruh tubuh. Perlu
waktu, biasanya seminggu barulah memenuhi seluruh tubuh. Tetapi, jika daya tahan
tubuh anak cukup bagus bercak merahnya tak terlalu menyebar atau tak terlalu penuh.
Umumnya jika bercak merah ini sudah keluar, demamnya akan turun dengan
sendirinya. Usai itu, kulit kemudian menjadi hitam bersisik, kira-kira selama 2 minggu.
Timbul warna kehitaman itu merupakan periode penyembuhan. Lama-lama tanda
hitam itu akan rontok, hilang atau sembuh dengan sendirinya.
Yang jelas, bercak-bercak merah ini menimbulkan gatal luar biasa. Yang
dikhawatirkan, kata Sri, timbul infeksi karena anak menggaruk dengan tangan yang
tidak bersih. Infeksi ini muncul seperti bisul-bisul kecil bernanah. Ditambah lagi
kebiasaan yang tidak benar dari para ibu ini, yang tidak memandikan anak yang
sedang terkena campak. "Padahal anak yang campak, bila panasnya sudah turun tetap
harus dimandikan," tandas Sri. Minimal, dilap handuk basah untuk membersihkan
keringatnya. Dan, usahakan untuk menggunakan sabun bayi yang tak terlalu
merangsang kulit atau yang tak terlalu keras. Gosoklah seluruh bagian tubuhnya
seperti biasa, asal tidak terlalu keras. Justru, bila anak tak dimandikan, anak akan
berkeringat dan tentu rasanya lebih gatal lagi. "Dengan mandi anak akan merasa
nyaman. Nah, untuk mengurangi rasa gatalnya, sehabis mandi bisa dibedaki dengan
salycyl talc," papar Sri.
KOMPLIKASI
"Yang terang, disebut campak apabila demam itu berlanjut dengan timbulnya bercak-
bercak merah. Kita sering salah kaprah, bila anak demam tinggi dan tidak
mengeluarkan bercak-bercak merah, menandakan bahwa campaknya tidak keluar.
"Tanpa bercak merah, kendati demamnya tinggi, namanya bukan campak."
Anak yang terkena campak ini tergolong sakit berat. Paling tidak menghabiskan waktu
sakit selama tiga minggu. Dan campak ini juga dikategorikan atas ringan dan berat.
Disebut ringan, kata Sri, apabila setelah keluar campak, demamnya akan turun.
"Sedangkan campak yang berat bila sampai ada komplikasinya. Komplikasi itu bisa
terjadi disepanjang berlangsung penyakitnya," jelas Sri. Komplikasi terberat bisa
sampai menimbulkan kematian. Radang paru (pneumonia) merupakan komplikasi yang
paling sering mengakibatkan kematian pada anak.
Komplikasi ini bisa terjadi karena virus Morbilli bisa menyebar melalui aliran darah ke
mana-mana. Selain ke kulit, ke selaput lendir hidung, mulut, pencernaan. Bahkan bila
virus itu masuk ke daerah otak bisa menimbulkan kejang-kejang, kesadaran
menurun/ensefalopati.
Bila ke daerah pencernaan bisa menimbulkan diare atau muntah-muntah sehingga
anak kekurangan cairan atau dehidrasi. Selain itu karena ada sariawan juga
membuatnya perih dan tak mau makan. "Umumnya campak yang berat ini terjadi pada
anak yang gizinya buruk," ujar Sri.
Perlu diketahui, campak ditularkan lewat udara yang terhisap melalui hidung atau
mulut. Karena penularannya terjadi langsung, penyakit campak menular begitu cepat.
Penularan sudah berlangsung 1-2 hari sebelum keluarnya bercak-bercak merah.
Karena itu, anak yang campak harus diisolasi agar tidak menularkan pada anak yang
lain. Ia pun perlu mendapat istirahat yang cukup. Kemudian, makan bergizi.
PENANGANAN CAMPAK
Anak yang diduga terkena campak harus dipastikan dulu apakah betul-betul campak
atau bukan. Bila diagnosis sudah ditegakkan, dan tak ada komplikasi, anak cukup
dirawat di rumah. "Tetapi, bila sampai terjadi komplikasi harus dirawat di rumah sakit."
Yang terang, bila campak tak diobati akan berbahaya karena dampaknya yang bisa
bermacam-macam tadi. Anak pun akan rewel, sulit minum, tak bisa tidur, bisa kejang,
kekurangan cairan, sesak nafas dan sebagainya. "Jadi jangan punya anggapan bahwa
campak didiamkanpun tak apa-apa. Karena ini termasuk penyakit berat," tandas Sri.
Dan, pengobatan campak dilakukan untuk mengobati gejalanya. Hal ini disebabkan
karena penyebab campak adalah virus. "Jadi, bukan mematikan virusnya. Karena
begitu gejala penyakitnya timbul virusnya sendiri sudah tak ada," jelas Sri. Jadi, anak
akan diberi obat penurun panas untuk demam, obat sariawan untuk sariawan (bila
ada), dan obat diare untuk mengatasi diarenya. Dan obat batuk untuk mengobati
batuknya. Lalu disiapkan pula obat anti kejang bila anak punya bakat kejang.
Sebaiknya anak berpantang makanan yang merangsang batuk, seperti goreng-
gorengan, permen dan coklat. Selain itu, berilah anak makanan yang mudah dicerna.
Umumnya bila anak terkena campak akan rentan sehingga mudah sekali terkena
penyakit lain. Misalnya bila di sekitarnya ada yang flu, radang tenggorokan atau
bahkan TBC, maka diapun bisa terkena. Biasanya masa rentan ini berlangsung sebulan
setelah sembuh.
IMUNISASI
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya timbulnya campak pada anak?
Untuk diketahui, semua penyakit virus itu bersifat endemis. Artinya penyakit itu tidak
mengenal musim, karena bisa muncul sepanjang tahun. Karena itu, pencegahan
dilakukan hanya dengan imunisasi campak. "Imunisasi pertama dilakukan pada usia
antara 6-9 bulan. Lalu diulang pada usia 5-6 tan atau ketika sekolah TK atau SD kelas
satu."
Vaksin campak ini tergolong ringan sekali, tak ada efeknya. Cuma biasanya setelah
satu minggu, badan agak hangat dan adakalanya diare. "Tapi, vaksin ini lebih ringan
daripada vaksin DPT."
Karena umumnya campak banak menyerang anak usia balita, itulah mengapa
imunisasi diberikan di bawah usia setahun. Karena itu bila dalam satu keluarga,
misalnya kakaknya yang usia TK terkena campak, lalu ada adiknya yang masih bayi,
orang tua harus ekstra hati-hati. "Jika adiknya belum diimunisasi akan berbahaya
sekali. Sebaiknya kakak atau adiknya dipisahkan dari rumah, misalnya dititipkan atau
tinggal sementara di rumah nenek atau saudara lainnya," saran Sri.
Kemudian, lakukan pemantauan terhadap si adik selama kurang lebih tiga minggu,
apakah tertular atau tidak. Bila adiknya tak terkena dalam waktu itu, segera berikan
imunisasi. "Tapi, bila yang terjadi dalam waktu 3 minggu itu adiknya terkena campak,
tak perlu diimunisasi tapi harus diobati." Hal ini disebabkan, lanjut Sri, vaksin imunisasi
merupakan virus yang hidup tapi dilemahkan. Jadi, kalau sudah tertular virus dalam
badannya maka jangan diberikan lagi.
Anak yang sudah mendapatkan imunisasi diharapkan tak terkena campak. Karena
sudah ada imunnya. Kalau toh terkena tak akan sampai berat. Perlu diingat, "Seorang
anak akan terkena campak sekali seumur hidup. Kalau dikatakan sampai 2-3 kali
terkena campak, itu salah, berarti diagnosisnya tak betul," kata Sri.
Dan bila masa kecilnya tak terkena campak bisa saja terkena di usia setelah besar.
Kecuali bila daya tahan tubuhnya kuat, ada kemungkinan tidak terkena.
Nah, sudah lebih jelas kan, Bu, Pak. Jadi, tidak panik lagi, ya.
Dedeh kurniasih . Foto : Iman Dharma (nakita)
MERAWAT ANAK CAMPAK
Bila anak tak perlu dirawat di rumah sakit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
orang tua tatkala merawat anak campak, diantaranya:
* Isolasi
Anak campak perlu diisolasi, karena akan mudah menularkan pada yang lain.
Terutama bila ada saudaranya yang masih bayi. Apalagi bila dia belum mendapat
imunisasi campak. Pisahkan mereka. Atau, untuk sementara, bayi Anda mengungsi
dulu ke rumah nenek atau saudara lain.
* Peralatan Khusus
Untuk sementara waktu, selama sakit dan pemulihan, siapkan peralatan khusus untuk
si penderita. Misalnya, piring, gelas, sendok, handuk, dan sebagainya. Ini untuk
menghindrai penularan lewat kontak tak langsung.
* Pengobatan yang Benar
Beri anak pengobatan yang selayaknya. Tentu saja atas konsultasi dan resep dokter.
Sehingga Anda bisa memberikan pengobatan yang tepat.
* Jaga Kebersihan
Kendati dia sedang sakit, apabila sudah tidak panas, Anda tetap perlu
memandikannya. Agar si anak tetap merasa segar dan untuk mengurangi rasa gatal
yang ditimbulkan.
Dedeh
http://www.mail-archive.com/ne@news.gramedia-majalah.com/msg01045.html

Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat menular, sekitar 90%
kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum
penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang
dewasa imun.Sekarang di Amerika Serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur
sekolah yang belum di imunisasi dan pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di
imunisasi

Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan tiga stadium, yaitu
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain penyakit ini adalah
campak, measles, atau rubeola.
Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat
dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul
bercak di kulit. (Mansjoer.A. et al, 2000)
Banyak kesamaan antara tanda-tanda biologis campak dan cacar memberi kesan
kemungkinan bahwa campak dapat diberantas. Tanda-tanda ini adalah 1. ruam khas, 2. tidak
ada reservoir binatang, 3. tidak ada vektor, 4. kejadian musiman dengan masa bebas penyakit,
5. virus laten tidak dapat ditularkan, 6. satu serotip, dan 7. vaksin efektif. (Behrman.R.E. et
al, 1999).
II.1. DEFINISI
Campak adalah suatu penyakit infeksi virus aktif menular, ditandai oleh tiga stadium : 1.
stadium inkubasi atau kataral sekitar 10-12 hari dengan sedikit, jika ada, tanda-tanda atau
gejala-gejala, 2. stadium prodromal dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal dan
faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin
berat, dan 3. stadium akhir atau konvalesen dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut
pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi. (Behrman.R.E.
et al, 1999).

II.2. ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus (Anonim), yaitu virus RNA dari famili
Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa
prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi
nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam
suhu kamar.
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia. Perubahan sitopatik, tampak
dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi
dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.
Penyebaran virus maksimal adalah dengan tetes semprotan selama masa prodromal (stadium
kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya.
Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan (mulai fase
prodromal), pada beberapa keadaan awal hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5
sesudah ruam muncul. (Berhman.R.E. et al, 1999)

II.3. EPIDEMIOLOGI
Biasanya penyakit ini timbul pada masa aanak dan kemudian menyebabkan kekebalan
seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan
mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah
umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si
ibu belum pernah menderita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester pertama,
kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati anak yang kemudian meninggal
sebelum usia 1 tahun. (Hassan.R. et al, 1985)

II.4. PATOLOGI
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada
kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva. (Hassan.R. et al, 1985)
Penularan : secara droplet terutama selama stadium kataralis. Umumnya menyerang pada usia
6 bulan sampai 5 tahun. (Rachman.M. dan Dardjat.M.T., 1986)
Biasanya ada hiperplasi jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa
multinukleus (sel raksasa retikuloendotelial Warthin- Finkeldey) dapat ditemukan. Di kulit,
reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri
dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi
radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan
membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak
mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumoni dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri sekunder. (Berhman.R.E. et al, 1999)

II.5. MANIFESTASI KLINIS


Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jika gejala-gejala prodromal pertama dipilih sebagai waktu
mulai, atau sekitar 14 hari jika munculnya ruam yang dipilih, jarang masa inkubasi dapat
sependek 6-10 hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan
kemudian menurun selama sekitar 24 jam. (Berhman.R.E. et al, 1999)
Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu (Hassan.R. et al, 1985, Andriyanto.I., 1996) :
1. stadium kataral (prodromal)
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5 hari disertai panas (38,5 ºC), malaise, batuk,
nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24
jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi
sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan
dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah.
Jarang ditemukan di bibir bawah tengah atau palatum. Kadang-kadang terdapat makula halus
yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi. Gambaran darah tepi ialah limfositosis
dan leukopenia. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering
didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak
koplik dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
2. stadium erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan
palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk
makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Diantara makula terdapat kulit yang normal.
Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang
rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit.
Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan
menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di
sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Terdapat pula sedikit splenomegali. Tidak
jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “black measles”,
yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-
kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan
pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.
Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit menghilang tanpa
hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
(Hassan.R. et al, 1985)
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut (Anonim) :
Anamnesis
1. anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau
di diagnosis banding morbili.
2. mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.
3. dapat disertai diare dan muntah.
4. dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie,
ekimosis.
5. anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu
sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.
Pemeriksaan fisik
1. pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi)
dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
2. pada umunya anak tampak lemah.
3. koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).
4. pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya
mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian
seluruh tubuh.

II.6. DIAGNOSIS BANDING


1. german measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar
di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
2. eksantema subitum. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. (Hassan.R. et al,
1985)
Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola
infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung
untuk kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan
penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan
muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau
pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat.
Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi
batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura
petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging angsa di atas
dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.

II.7. KOMPLIKASI
Bila ada, berupa komplikasi segera (Anonim) :
- Trakeobronkitis dan laringotrakeitis biasanya telah ada, merupakan sebagian dari
manifestasi morbili.
- Otitis media merupakan komplikasi paling sering terjadi, harus dicurigai bila demam tetap
tinggi pada hari ketiga atau keempat sakit.
- Bronkopneumonia / bronkiolitis oleh virus morbili sendiri atau infksi sekunder (oleh
pneumokokus, hemofilus influenzae) dengan gejala batuk menghebat, timbul sesak nafas.
- Aktivasi tuberkulosis laten.
- Lain-lain (jarang) : ensefalitis, miokarditis, tromboflebitis, sindrom Guillain-Barre, dan lain-
lain.

II.8. PENATALAKSANAAN
Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk, dan memperbaiki
keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang
timbul. (Hassan.R. et al, 1985)
1. istirahat
2. pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.
3. medikamentosa :
- antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
- ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis
maksimum 600 mg/hari.
- Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein)
tidak boleh digunakan.
- Mukolitik bila perlu
- Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.
(Anonim)

II.9. PROGNOSIS
Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan umum
buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi. (Hassan.R. et
al, 1985)

II.10. PENCEGAHAN
Imunisasi aktif : ini dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin
tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
Pencegahan juga dengan imunisasi pasif. (Hassan.R. et al, 1985)

You might also like