You are on page 1of 19

Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

LAPORAN KASUS
HIPEREMI PULPA
Disusun Guna Memenuhi Syarat Yudisium
Di Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Pembimbing
Drg. Ary Radmanto

Disusun oleh :

Angeline Barbara
406091060

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
BAGIAN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT
PERIODE 16 AGUSTUS 2010 – 25 SEPTEMBER 2010
SEMARANG

-1-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Angeline Barbara


NIM : 406091060
Universitas : Tarumanagara
Fakultas : Kedokteran Umum
Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian : Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Periode Kepaniteraan : 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Judul : Hiperemi Pulpa
Diajukan :
Pembimbing : drg. Ary Radmanto

Telah diperiksa dan disahkan tanggal : ………………………………………………

Mengetahui
Ketua SMF Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
RSUD Kota Semarang, Pembimbing,

drg. Ary Radmanto drg. Ary Radmanto

-2-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..1
HALAM PENGESAHAN……………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..4
BAB II DESKRIPSI KASUS…………………………………………………..6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………...10
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………..16
BAB V KESIMPULAN………………………………………………………18
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………...19

-3-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

BAB I
PENDAHULUAN

Karies adalah suatu penyakit kronik yang paling banyak dijumpai pada
kehidupan manusia modern. Hal ini berkaitan dengan makanan, di mana sekarang
banyak makanan olahan yang lebih mudah melekat pada permukaan gigi. Karies
dapat terjadi pada semua umur, semua jenis kelamin, dan semua golongan tingkat
sosial ekonomi. Karies gigi merupakan kerusakan gigi yang dimulai dari kerusakan
jaringan keras gigi ( email ) yang mengakibatkan gigi berlubang. Penyebab utamanya
adalah plak. Plak adalah lapisan tipis yang tidak berwarna, transparan, tidak bisa
dilihat dengan mata biasa, melekat pada permukaan gigi dan terbentuk dari kumpulan
air liur, sisa makanan, jaringan mati, fibrinogen, dan mikroorganisme.
Perjalanan hiperemi pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email
gigi, selanjutnya menjadi karies dentin yang didiagnosa sebagai hiperemi pulpa. Jika
karies berlanjut karies akan mengenai pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan
pembuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat. Jika karies berlanjut ke
bagian lebih dalam ( karies profunda ), maka akan berlanjut menjadi gangren pulpa.
Jika lebih dari 1/3 mahkota gigi masih ada, disebut gangren pulpa, Dan apabila
kurang dari 1/3 mahkota masih ada, disebut gangren radiks. Gangren ini biasanya
berlanjut menjadi kronis dan menyebabkan terjadinya abses.
Hasil sensus 1998, 62,4% penduduk Indonesia masih banyak menderita
penyakit gigi, sekitar 20% diantaranya adalah anak usia sekolah dasar. Penyakit gigi
yang banyak diderita masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal, hal ini
sangat berpengaruh dengan perilaku masyarakat usia dini.
Memang diakui masyarakat pada umumnya takut untuk datang ke dokter gigi.
Bahkan kadang-kadang sudah terjadi rasa sakit yang amat sangat atau sudah bengkak,
cenderung diobati sendiri karena sedemikian takutnya datang ke dokter gigi. Banyak

-4-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

mitos yang beredar di masyarakat yang tidak berdasar, seperti kalau cabut gigi bisa
menyebabkan buta, dsb. Hal ini tidak benar, sebaliknya, gigi rusak dapat

menimbulkan bebagai macam penyakit, seperti : penyakit jantung rematik, reumatik,


migraine, infeksi sinus, serta masih banyak yang lainnya.

-5-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

BAB II
DESKRIPSI KASUS

I. IDENTITAS
NAMA : Tn. Sobari
JENIS KELAMIN : Laki-laki
UMUR : 46 tahun
ALAMAT : Jl. Gendong XII, Kec. Tembalang, Semarang
PEKERJAAN : Swasta
NO CM : 11 46 73
TANGGAL DIPERIKSA : 24 Agustus 2010
KONSUL / RUJUKAN : -

II. KELUHAN SUBYEKTIF


Anamnesa
1. Motivasi Datang : atas keinginan sendiri
2. Keluhan Utama : gigi atas belakang kiri terasa ngilu saat
makan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
sejak 2 hari yang lalu pasien merasakan ngilu pada gigi geraham kiri
atas saat mengunyah makanan. 1 hari yang lalu, pasien merasakan
sakitnya bertambah. Pasien kemudian minum obat penghilang rasa
nyeri. Dan keesokan harinya, pasien memutuskan untuk datang ke poli
gigi RSUD Kota Semarang.
4. Riwayat Penyakit lain
- gigi dan mulut :-

-6-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

- sistemik :-

III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

1. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan gizi : Baik
Lain – lain :-
2. EXTRA ORAL
Pipi : tidak ada kelainan
Bibir : tidak ada kelainan
Wajah : tidak ada kelainan
Kelenjar Limfe Submandibula
- Kanan : tidak ada pembengkakan
- Kiri : tidak ada pembengkakan
3. INTRA ORAL
a. Jaringan Lunak
1. Mukosa : tidak ada kelainan
2. Lidah : tidak ada kelainan
3. Gingiva : tidak ada kelainan
4. Palatum : tidak ada kelainan
b. Jaringan keras
1. Tulang Rahang / alveolus : tidak ada kelainan
2. Gigi Geligi
 Gigi 2.6
Inspeksi : caries
Sondage : nyeri ( + ), media
Perkusi : nyeri ( - )
Tekanan : nyeri ( - )
Palpasi : luksasi ( - )
-7-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

Thermal test : nyeri ( + )


 Gigi 1.6
Inspeksi : caries

Sondage : nyeri ( - ), profunda


Perkusi : nyeri ( - )
Tekanan : nyeri ( - )
Palpasi : luksasi ( - )
Thermal test : nyeri ( - )

IV. ORAL HYGIENE


Sedang

V. DIAGNOSA KELUHAN UTAMA


2.6 HP

VI. DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT LAINNYA


1.6 GP

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium : tidak dilakukan


2. Foto : tidak dilakukan

VIII. RENCANA TERAPI


2.6 pro konservasi
1.6 pro ekstraksi

IX. KETERANGAN LAIN


-
X. TERAPI
2.6  ZOE
-8-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

XI. NOMENKLATUR WHO

5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5

1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8

4.8 4.7 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

8.5 8.4 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5

-9-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi
Hiperemi pulpa adalah proses kerusakan jaringan keras gigi
( email/sementum dan dentin ) dan diikuti terjadinya tahap awal imflamasi
pulpa, yaitu vasodilatasi pembuluh darah pulpa

II. Anatomi Gigi

Gigi terdiri dari :

- 10 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

1. Mahkota gigi
- Mahkota anatomis : bagian gigi yang dilapisi email

- Mahkota klinis : bagian gigi yang terlihat dalam


rongga mulut
2. Akar gigi ( radix dentis / root )
Dari potongan melintang, gigi terdiri dari :
a. Enamel
Jaringan keras gigi yang merupakan lapisan
terluar dari mahkota. Yang paling tebal berada
di permukaan kunyah. Ketebalan 0-2 mm, makin
tua makin tipis karena aus.
b. Jaringan keras gigi di bawah enamel / semen
Merupakan bagian yang paling tebal.
c. Pulpa, terdiri dari :
a. ruang pulpa yang berada pada mahkota gigi
b. saluran pulpa yaitu bagian yang terdapat
pada akar gigi
c. di dalam pulpa terdapat :
- pembuluh darah
- serabut saraf
- sel odontoblast ( sel pembentuk dentin )
d. Akar gigi tertanam pada tulang alveolar ( socket )
dan dikelilingi oleh jaringan penyangga gigi
( periodontium ), yang terdiri dari :
 Tulang alveolar
 Gingiva
 Membran periodontal
 Cementum yaitu lapisan di mana serabut-
serabut membran periodontal keluar.

- 11 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

III. Etiologi
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies :
1. Gigi
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau
alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies.
Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa
makanan.
2. Bakteri
Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun
hanya sedikit bakteri penyebab karies, contohnya Streptococcus
mutans dan Lactobacilli. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.
3. Karbohidrat yang dapat difermentasikan
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan
sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang
disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai dapat menyebabkan
demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH
telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur
dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat
ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan
terjadi proses perlubangan.
4. Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik
dapat mempengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang
mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut
dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. pH
dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses
sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi
setelah 2 jam.

- 12 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

IV. Patofisiologi
Terdapat 3 teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik
( teori kemoparasiter Miller ), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi.
1. TEORI ASIDOGENIK MILLER ( 1882 )
Menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah proses kemoparasiter yang
terdiri atas 2 tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi kerusakan
total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh
pelarutan residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh
bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat dapat
mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat,
mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses
pembentukan karies.

2. TEORI PROTEOLITIK GOTTLIEB ( 1944 )


Karies merupakan suatu proses proteolisis bahan-bahan organik dalam
jaringan keras gigi oleh produk bakteri. Dalam teori ini dikatakan
mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan
sarung batang email ( enamel rod sheath ), serta merusak bagian-
bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam.
Pigmentasi kuning merupakan ciri karies yang disebabkan produksi
pigmen oleh bakteri proteolitik. Teori proteolitik ini menjelaskan
terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik. Manley dan
Hardwick ( 1951 ) menggabungkan teori proteolitik dan teori
asidogenik. Menurut mereka teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-
sendiri maupun bersama-sama. Teori ini menyatakan bahwa, bakteri-
bakteri dapat membentuk asam dari substrat karbohidrat, dan bakteri
tertentu dapat merusak protein jika tidak ada karbohidrat, karena itu
ada dua tipe lesi karies. Pada tipe I, bakteri menginvasi lamela email,

- 13 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

menyerang email dan dentin sebelum tampak adanya gejala klinis


karies. Tipe II, tidak ada lamella email, hanya terdapat perubahan pada
email sebelum terjadi invasi mikroorganisme. Perubahan email ini
terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh bakteri
dalam plak gigi di atas email. Lesi awal ini disebut calky enamel.

3. TEORI PROTEOLISIS KELASI SCHATZ ( 1955 )


Kelasi adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan
kovalen koordinat yang menghasilkan suatu kelat. Teori ini
menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai oleh
mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein
serta komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini
menyebabkan pembentukan zat-zat yang dapat membentuk kelat dan
larut dengan komponen mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi
email pada pH netral atau basa.

V. Gejala
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies
sampai penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah
sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang
menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak
coklat dan membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat kembali ke asal
( reversibel ), namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang
rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat
dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya
karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin
tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak
ketika disentuh. Pada dentin terdapat bagian yang disebut tubulus dentin.
Tubulus dentin ini dapat merangsang pulpa yang merupakan tempat
saraf. Itulah mengapa pada hiperemi pulpa terdapat rasa ngilu bila
terdapat rangsangan, seperti rangsang dingin, manis, dan asam.
- 14 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

VI. Diagnosa
- Pemeriksaam subyektif
Ngilu bila terdapat rangsangan, seperti rangsang dingin, manis,
dan asam. Rasa ngilu akan hilang, jika rangsangan dihilangkan.

- Pemeriksaan obyektif
- Ekstra Oral : tidak ada kelainan
- Intra Oral
- Inspeksi : terlihat karies
- Sondage : karies media, sakit ( + )
- Perkusi :(-)
- Tekanan :(-)
- Palpasi :(-)
- Thermal Test : terasa ngilu ( + )

VII. Pengobatan
Pada hiperemi pulpa di mana caries telas mencapai dentin,
maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan
tambalan ( konservasi ). Mengobati pembusukan pada stadium dini
bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil
kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa.

- 15 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan ngilu pada gigi atas belakang kiri kalau makan.
Rasa ngilu dirasakan sejak ± 2 hari yang lalu. Sakit itu dirasakan tiba-tiba. Sejak ± 1
hari yang lalu, pasien merasakan ngilu semakin bertambah. Pasien dapat
menunjukkan lokasi gigi yang sakit yaitu : gigi sebelah kiri atas belakang. Sebelum
memeriksakan diri ke poli gigi RSUD Kota Semarang, pasien telah meminum obat
penghilang rasa nyeri. Pada tanggal 24 Agustus 2010 pasien memeriksakan gigi yang
sakit ke poli gigi RSUD Kota Semarang.
Pada pemeriksaan subyektif dn obyektif didapatkan abnormalitas, berupa :
- Pemeriksaan subyektif :
1. gigi terasa ngilu
2. rasa ngilu terasa bila kemasukan
makanan
3. rasa ngilu hilang bila tidak ada
rangsangan
- Pemeriksaan obyektif :
Gigi – gigi geligi :
2.6 : - inspeksi : caries
- sondage : nyeri ( + ). media
- palpasi : luksasi ( - )
- perkusi : ( - )
- tekanan : ( - )
- thermal test : nyeri ( + )
1.6 : - inspeksi : caries
- sondage : nyeri ( - ), profunda
- palpasi : luksasi ( - )
- perkusi : nyeri ( - )
- 16 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

- tekanan : nyeri ( - )

- thermal test : nyeri ( - )

Berdasarkan pemeriksaan subyektif, obyektif serta teori, menyebutkan adanya


karies yang mengenai enamel gigi, selanjutnya menjadi karies dentin yang didiagnosa
sebagai hiperemi pulpa yang bila dibiarkan akan berlanjut sebagai karies pulpa yang
didiagnosis sebagai pulpitis.
Pada hiperemi pulpa terdapat bagian yang disebut tubulus dentin. Tubulus
dentin ini dapat merangsang pulpa yang merupakan tempat saraf. Itulah mengapa
pada hiperemi pulpa terdapat rasa ngilu bila terdapat rangsangan, seperti rangsang
dingin, manis dan asam. Maka dapat disimpulkan bahwa pada gigi 2.6 terjadi karies
media dengan diagnosa Hiperemi Pulpa.

- 17 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

BAB V
KESIMPULAN

Perjalanan hiperemi pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email
gigi, selanjutnya menjadi karies dentin yang diagnosa sebagai hiperemi pulpa. Pada
dentin terdapat bagian yang disebut tubulus dentin. Tubulus dentin ini dapat
merangsang pulpa yang merupakan tempat saraf. Itulah mengapa pada hiperemi pulpa
terdapat rasa ngilu bila terdapat rangsangan, seperti rangsang dingin, manis, dan
asam.
Pasien ini menderita karies media pada gigi 2.6 dengan diagnosis hiperemi
pulpa, dengan gejala gigi terasa ngilu. Pasien merasa ngilu terutama saat makan.
Pasien tidak merasa ngilu jika tidak ada rangsangan.
Penatalaksanaan dilakukan dengan mengangkat bagian gigi yang membusuk
dan diganti dengan tambalan ( konservasi ).

- 18 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010
Laporan Kasus Angeline Barbara ( 406091060 )

Daftar Pustaka

1. BEM FK UNDIP, 2007, Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut , FK UNDIP, Semarang
2. Anonym, 2010, Penyebab Karies Gigi, available at
http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi/penyebab , upload : 3 Januari 2010
3. Danish, 2009, Dental Karies ( Karies Gigi ), available at
http://id.wikipedia.org/wiki/Dentin , upload : 21 Desember 2009
4. Anonym, 2008, Kavitasi pada Karies Gigi , available at
http://medicastore.com/penyakit/140/Karies_Gigi_Kavitasi.html , upload : 3 januari
2010
5. Alan, 2009, Dentin, available at
http://kapukpkusolo.blogspot.com/2009/11/caries-dentis_29.html , upload : 21
Desember 2009

- 19 -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 16 Agustus 2010 – 25 September 2010

You might also like