You are on page 1of 14

Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783

E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

KARAKTERISASI MORFOLOGIS Trichoderma sp. ISOLAT JB


DAN DAYA HAMBATNYA TERHADAP JAMUR Fusarium sp. PENYEBAB
PENYAKIT LAYU DAN JAMUR AKAR PUTIH PADA BEBERAPA TANAMAN

(THE MORPHOLOGICAL CHARACTERIZATION OF Trichoderma sp. ISOLATE


JB AND ITS INHIBITORY POWER ON Fusarium sp. CAUSING WILT DISEASE
AND WHITE ROOT ROT IN SEVERAL PLANTS)

I Wayan Suanda
Prodi Pend. Biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali
Email: suandawayan65@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the morphological characterization of
Trichoderma sp. isolate JB and its inhibitory power on Fusarium sp. as the cause of
wilt disease and white root rot disease in clove and tamarind plants. The research was
conducted at the Laboratory of Pests and Plant Diseases, Faculty of Agriculture,
Udayana University. The observations’ variables were the macroscopic characteristics
which involve the colony colors, the elevation, and the side shapes, also the
microscopic characteristics involve the shapes of the conidiophores, phialides and
conidial. The results showed that by in-vitro and at the age of 5 HSI, Trichoderma sp.
isolate JB are able to inhibit the growth of the Fusarium sp. colonies as the cause of
wilt disease in strawberry plants by 63.33%, in long bean plants 50.66%, chili plants
66.67%, and tomato plants 89.47%. It is able to suppress the growth of the white root
rot in clove plants by 90.14%, and in tamarind plants 81.48%.
Keywords: characterization, Trichoderma isolate JB, power inhibition, Fusarium sp.,
JAP.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi morfologis
Trichoderma sp. isolat JB dan daya hambatnya terhadap jamur Fusarium sp. penyebab
penyakit layu dan jamur akar putih (JAP) pada tanaman cengkeh dan tanaman asem.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian, Universitas Udayana. Variabel observasi berupa karakteristik makroskopik,
meliputi warna koloni, elevasi, bentuk tepi koloni dan karakteristik mikroskopis
termasuk bentuk konidiofor, fialid dan konidia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Trichoderma sp. isolat JB secara in-vitro pada umur 5 HSI mampu menghambat
pertumbuhan koloni jamur Fusarium sp. penyebab penyakit layu pada tanaman
stroberi = 63,33%, tanaman kacang panjang = 50,66%, tanaman cabai 66,67%,
tanaman tomat = 89,47% dan mampu menekan pertumbuhan koloni JAP pada
tanaman cengkeh sebesar 90,14 % serta JAP pada tanaman asem sebesar 81,48%.

Kata kunci: Karakterisasi, Trichoderma isolat JB, daya hambat, Fusarium sp. JAP.

99
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

PENDAHULUAN Utara dan Asia pada tahun 2008


Patogen tanaman menjadi (Purwantisari dan Rini, 2009). Akar
masalah penting di dalam budidaya tanaman yang terinfeksi patogen akan
tanaman, karena dapat menurunkan terlihat ditumbuhi dengan benang–
produksi. Adanya penyakit pada tanaman benang jamur berwarna putih (miselia)
menunjukkan bahwa tidak terjadi dan tanman menjadi layu. Jamur
keseimbangan biologi di alam. Fusarium Fusarium sp. mengadakan infeksi pada
merupakan jamur yang mampu hidup akar, terutama melalui luka pada akar
dalam berbagai ekosistem, termasuk tanaman, lalu menetap dan berkembang
tanah dan perakaran tanaman, serta di berkas pembuluh angkut, sehingga
tersebar luas di berbagai belahan dunia. pengangkutan air dan hara terganggu
Fusarium oxysporum menyebabkan yang menyebabkan tanaman menjadi
penurunan produksi buah stroberi di layu (Semangun, 2004). Jamur akar putih
Jepang sekitar 60%, di Korea pada tahun (JAP) menyerang tanaman cengkeh di
1990-an menurunkan produksi 81% Kabupaten Buleleng mulai bulan April
(Alex, 2012). Hasil wawancara penulis 2011 dan tanaman Jambu Mente di
dengan petani stroberi di Desa Pancasari Kabupaten Karangasem. Serangan JAP
bulan Juli 2016, terjadi penurunan menyebabkan tanaman cengkeh menjadi
produksi sampai 95% akibat serangan layu, yang diawali daun menguning dan
patogen penyebab penyakit layu. akhirnya gugur, Tanaman yang terinfeksi
Tanaman yang dibudidayakan di JAP pada bagian akar terlihat benang-
lapangan sering terserang penyakit benag jamur berwarna putih (miselia)
Fusarium oxysporum penyebab busuk yang menyebabkan akar tanaman busuk
akar dan layu Fusarium. Patogen dan berwarna hitam (Suanda, 2017)
Fusarium ini dapat memproduksi Pengendalian patogen tanaman
beberapa toksin di antaranya fusaric acid telah banyak usaha dilakukan, baik
dan fumonisin yang dapat memperparah dengan penggunaan tanaman tahan
infeksi penyakit (Chehri et al., 2010). maupun pestisida kimia sintetis. Akan
Fusarium sp. dilaporkan dapat tetapi, tanaman tahan terhadap patogen
menurunkan hasil panen tanaman inang jarang tersedia, sedangkan pestisida
sekitar 40% di kawasan Eropa, Amerika kimia sintetis jika digunakan dengan

100
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

tidak bijaksana akan menimbulkan spesifik target dan mampu meningkatkan


masalah baik terhadap lingkungan, hasil produksi tanaman, menjadi
produk dari tanaman maupun kesehatan keunggulan tersendiri bagi Trichoderma
manusia (Walker dan Stachecki, 2002). sp. sebagai agensia pengendali hayati.
Oleh karena itu agensia pengendali Trichoderma sp. dapat disolasi dari akar
hayati merupakan salah satu alternatif tanaman secara endofit, serasah tanah,
pengendalian patogen tanaman yang rizosfer berbagai tanaman, jaringan
menjanjikan karena murah, mudah tanaman yang sehat, biomassa jamur dan
didapat dan aman terhadap lingkungan kayu mati serta banyak digunakan
serta berkelanjutan. sebagai biofungisida pada beberapa
Trichoderma sp. merupakan salah komoditi seperti tebu, jagung, kubis, lada
satu jenis yang banyak dijumpai pada dan kakao (Papavizas et al., 1985) dan
semua jenis tanah dan pada berbagai pada tanaman cengkeh (Suanda, 2017).
habitat yang merupakan salah satu jenis Beberapa strain Trichoderma
jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai seperti Trichoderma harzianum, T.
agensia hayati pengendali patogen tular atroviride, T. viride, T. virens dan T.
tanah (soil borne) dan telah menjadi koningii telah diketahui sebagi agensia
perhatian penting sejak beberapa dekade biokontrol yang memiliki kemampuan
terakhir ini karena kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan patogen
sebagai pengendali biologis terhadap dalam tanah, sehingga meningkatkan
beberapa patogen tanaman (Harman et pertumbuhan tanaman inang (Anuradha
al., 2004). Mekanisme antagonisme et al., 2014). Namun karakteristik
Trichoderma sp. terhadap beberapa morfologi Trichoderma sp. isolat JB dan
patogen tular tanah Sclerotinia sp., daya hambatnya terhadap jamur
Fusarium sp., Pythium sp., Rhizoctonia Fusarium sp. penyebab penyakit layu
sp. (Hajieghrari et al., 2008), Ganoderma pada tanaman stroberi (Fragaria vesca
sp. dan Rigidoporus lignosus L.), kacang panjang (Vigna sinensis L.),
(Widyastuti, 2006; Jayasuriya dan cabai (Capsicum annuum L.), tomat
Thennakoon, 2007). Lebih lanjut Suanda (Solanum lycopersicum L.) dan jamur
dan Ratnadi, (2015) menyebutkan akar putih (JAP) pada tanaman cengkeh
mekanisme pengendalian yang bersifat (Syzygium aromaticum L.) dan tanaman

101
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

asem (Tamarindus indica L.) belum Patogen jamur akar putih (JAP) didapat
pernah dilaporkan. Oleh karena itu, perlu pada tanaman cengekeh di Desa Seririt
dilakukan penelitian tentang karakterisasi Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng
morfologis Trichoderma sp. isolat JB dan dan JAP tanaman asem diperoleh di
daya hambatnya terhadap jamur Kelurahan Pedungan Kecamatan
Fusarium sp. penyebab penyakit layu dan Denpasar Selatan Kota Denpasar.
jamur akar putih (JAP) secara in vitro. Bagian akar tanaman yang terinfeksi
patogen tersebut dipotong dengan
METODE PENELITIAN
gunting steril berukuran kecil-kecil (±1
Penelitian yang meliputi cm) di dalam laminar airflow,
penyediaan isolat jamur Fusarium sp. didisinfeksi dengan cara mencelupkan
dan jamur akar putih (JAP) serta ke dalam larutan natrium hipoklorit 1 %
Trichoderma sp. isolat JB. Pengujian selama 15 detik, kemudian dicuci
daya hambat Trichoderma sp. isolat JB dengan air steril dan dikering anginkan
terhadap pertumbuhan koloni jamur di atas kertas tisu steril. Isolasi
Fusarium sp. dan JAP dengan metode dilakukan dengan menggunakan teknik
dual culture dan slide culture direct plating (Malloch, 1997) yaitu,
dilaksanakan dari bulan April sampai meletakkan potongan akar tanaman yang
Agustus 2016 di Laboratorium Penyakit terinfeksi patogen dengan menggunakan
Tumbuhan Fakultas Pertanian pinset ke dalam cawan Petri yang telah
Universitas Udayana. berisi media Potato Dextrose Agar

Penyediaan Jamur Fusarium sp. dan (PDA) ditambahkan Levofloxacin 500


JAP mg pada volume 1.000 mL, kemudian
Jamur Fusarium sp. diisolasi dari diberi label, selanjutnya diinkubasi pada
akar tanaman stroberi bergejala layu suhu ruang (±28oC) selama 3 hari
yang terinfeksi patogen (diperoleh dari setelah isolasi (HSI). Koloni jamur
Desa Pancasari Kecamatan Sukasada, Fusarium sp. dan JAP yang tumbuh
Kab. Buleleng), tanaman kacang pada media PDA selan. dimurnikan
panjang, cabai, tomat yang terinfeksi kembali menggunakan metode
patogen (diperoleh dari Desa Kuwum, monospora dengan mengisolasi kembali
Kecamatan Marga, Kab. Tabanan). pada media PDA.

102
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

Perbanyakan Trichoderma sp. isolat diameter pertumbuhan koloni, dilakukan


JB setiap hari sampai berumur 7 HSI.
Perbanyakan isolat jamur Trichoderma Pengamatan secara mikroskopis
sp. isolat JB yang digunakan dalam dilakukan dengan metode mikrokultur
penelitian ini merupakan koleksi dari I (slide culture) di mikroskop, bagian yang
Wayan Suanda, yang kemudi diamati meliputi bentuk konidiofor, fialid
diremajakan dengan diisolasi kembali dan konidia serta bentuk dan ornamentasi
menggunakan metode monospora pada tangkai spora. Pengamatan daya hambat
medium potato dextrose agar (PDA) jamur Trichoderma sp. isolat JB terhadap
berisi Levofloxacin 500 mg pada volume patogen dilakukan demgan metode dual
1.000 mL dan diinkubasi pada suhu culture. Pertumbuhan diameter koloni
o
kamar (±28 C) selama 7 hari. patogen Fusarium sp. dan jamur akar
Trichoderma sp. isolat JB selanjutnya putih (JAP) pada perlakuan metode dual
diperbanyak untuk memenuhi kebutuhan culture dan perlakuan kontrol dilakukan
penelitian. Menurut Kartika (2012) dengan membuat gambar menggunakan
bahwa karakterisasi (identifikasi) spidol yang dipolakan pada kertas
morfologi jamur dilakukan atas dasar “kalkir” transparan merek diamant,
karakteristik pemurnian melalui kultur setelah itu diterakan pada kertas
koloni tunggal. Pembuatan kultur spora milimeter blok dan dihitung luasnya
tunggal bertujuan untuk mendapatkan (Suanda dan Ratnadi, 2015).
spora yang berasal dari satu jenis yang
Uji Daya Hambat Trichoderma sp.
sama. isolat JB terhadap jamur Fusarium sp.
Pengamatan karakteristik dan JAP
Uji daya hambat pertumbuhan
morfologi Trichoderma sp. isolat JB
koloni jamur patogen dilakukan untuk
dilakukan secara makroskopis dan
mengetahui bentuk interaksi
mikroskopis mengacu pada buku
Trichoderma sp. isolat JB terhadap
identifikasi berdasarkan deskripsi yang
jamur Fusarium sp. dan JAP. Pengujian
dikemukakan oleh Barnett dan Hunter
daya hambat pertumbuhan ini dilakukan
(1998) dan Watanabe (2002).
di dalam laminar airflow agar kondisi
Pengamatan Trichoderma sp. isolat JB
aseptiknya tetap terjaga dilakukan
secara makroskopis meliputi bentuk
dengan metode dual culture secara in
koloni, warna koloni, elevasi dan

103
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

vitro. Koloni jamur Trichoderma sp. mengisolasikan jamur patogen pada


isolat JB umur 7 HSI dan jamur patogen media PDA tanpa perlakuan jamur
Fusarium sp. umur 10 HSI di media PDA antagonis. Semua pengujian dilakukan
dipotong dengan bor gabus (cork borer) dengan pengulangan sebanyak 4 kali dan
menjadi lempeng biakan seperti cakram diinkubasi pada suhu kamar (±28oC)
berdiameter 0,5 cm. Kedua koloni selama 6 hari. Menurut Singh dan Vijay
diambil dengan jarum ose steril (2011), pengaruh antagonisme
ditumbuhkan berdampingan dengan jarak Trichoderma sp. terhadap jamur patogen
3 cm pada media PDA dalam cawan dapat diketahui dengan penghitungan
Petri. Perlakuan kontrol sebagai PIRG (Percentage Inhibition of Radial
pembanding dilakukan dengan Growth) berdasarkan rumus:

Keterangan:
R1 – R2 PIRG = Percentace Inhibotion of Radial Growth
PIRG = x 100% (Daya Hambat)
R1 R1 = Luas koloni pathogen pada kontrol
R2 = Luas koloni patogen pada perlakuan dual culture

HASIL DAN PEMBAHASAN putih seperti kapas. Warna koloni


berubah menjadi hijau tua pada seluruh
Pengamatan makroskopis Trichoderma
permukaan atas saat umur 6 hari setelah
sp. isolat JB menunjukkan bahwa koloni
isolasi (HSI) (Gambar 1). Stamets (2000)
permukaannya datar berbentuk bulat
bahwa sebagian besar jamur saprofit
tetapi kasar seperti berserat dengan
pada mulanya memiliki miselium
bagian tepi halus, mula-mula koloni
berwarna putih, kemudian warna dapat
berwarna putih dan bagian tengah
berubah ketika miselium tersebut
berwarna hijau muda lalu menjadi hijau
dewasa. Pertumbuhan diameter koloni
tua berbentuk lingkaran dengan batas
Trichoderma sp. isolat JB disajikan pada
jelas, sedangkan bagian pinggir berwarna
Tabel 1.

104
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

A B C D

Gambar 1. Morfologi bentuk dan warna Trichoderma sp. isolate JB


A. umur 3 HIS B. umur 5 HSI C. permukaan bawah (5 HSI) D. umur 6 HSI

Tabel 1. Rerata pertumbuhan diameter koloni Trichoderma sp. isolat JB (cm2)


No. Pengamatan Rerata Pertumbuhan Luas Koloni (cm2)
(HSI)
1. 0 0,5
2. 1 1,5
3. 2 2,5
4. 3 4,0
5. 4 5,5
6. 5 7,8
7. 6 9,0
(cawan Petri dipenuhi koloni jamur)

Penampakan secara mikroskopis yang menyerupai piramid yaitu cabang


Trichoderma sp. isolat JB yaitu hifa yang lebih panjang di bawahnya, fialid
bewarna hijau, tangkai fialid pendek, tersusun pada kelompok-kelompok yang
konidia berwarna kehijauan berbentuk berbeda, terdapat 2-3 fialid tiap
globuse (bulat) tumbuh pada ujung dan kelompok (Gb. 2). Hasil pengamatan
ada juga konidium terbentuk secara karakteristik morfologi Trichoderma
bergerombol berwarna hijau muda pada isolat JB secara makroskopis dan
permukaan sel konidiofornya. Fialid mikroskopis dicocokkan dengan buku
memiliki ukuran panjang ±11,1µ dan identifikasi deskripsi jamur oleh Barnett
cabang konidiofor panjangnya ±13,4µ. dan Hunter (1998) dan Watanabe
Adanya banyak percabangan konidiofor (2002), menunjukkan tingkat similaritas

105
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

atau kedekatan dengan Trichoderma asperellum.

k
h

p
s

Gambar 2. Struktur mikroskopis Trichoderma sp. isolat JB


(p= fialed atau sterigma, s = konidia atau spora, k= konidiofor dan h= hifa)

Berdasarkan uji daya hambat cabai, tanaman tomat dan jamur akar
Trichoderma sp. isolat JB terhadap putih (JAP) dari tanaman cengkeh serta
pertumbuhan luas koloni patogen JAP dari tanaman asem dengan metode
Fusarium sp. dari tanaman stroberi, dual culture secara in vitro disajikan
tanaman kacang panjang, tanaman pada Tabel 2 dan Gambar 3.

Tabel 2. Rerata Daya Hambat Trichoderma sp. isolat JB


terhadap Luas Koloni Patogen (%)

No. Isolat Patogen Rerata Daya Hambat


Trichoderma sp. isolat JB
terhadap Luas Koloni Patogen
(%)
1. Fusarium sp. dari tanaman stroberi 63,33
2. Fusarium sp. dari anaman kacang 50,66
panjang
3. Fusarium sp. dari tanaman cabai 66,67
4. Fusarium sp. dari tomat 89,47
5. JAP dari tanaman cengkeh 90,14
6. JAP dari tanaman asem 81,48

2 3
106
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

1 1

A B

Gambar 3. Uji antagonis Trichoderma sp. isolat JB terhadap jamur Fusarium sp.
dari beberapa tanaman
A. Trichoderma JB dengan Fusarium sp. dari tanaman kacang panjang (5 HSI)
B. Trichoderma JB dengan JAP dari tanaman cengkeh (7 HSI)
1. koloni Trichoderma sp. isolat JB. 2. koloni Fusarium sp. 3. koloni

Penghambatan pertumbuhan efektif dapat menekan pertumbuhan


diameter koloni Fusarium sp. dan JAP jamur patogen. Isolat Trichoderma sp.
disebabkan pertumbuhan koloni yang didapat dari 9 Kabupaten/Kota di
Trichoderma sp. isolat JB lebih cepat dan Provinsi Bali setelah diuji secara in vitro
kemampuan kompetisi lebih tinggi menunjukkan kemampuan daya hambat
dibanding dengan pertumbuhan koloni yang positif (>60%) terhadap patogen S.
Fusarium sp. dan koloni JAP. Hal ini rolfsii (Suanda dan Resiani, 2018). Lebih
sesuai dengan pernyataan Mukarlina et lanjut Otter et al. (2004), menyatakan
al. (2010) bahwa daya hambat antagonis batas ambang jamur antagonis mampu
T. harzianum pada Fusarium sp. secara menghambat jamur patogen mencapai
in vitro sebesar 94,2%. Trichoderma sp. 30% di permukaan cawan Petri, maka
telah diujikan terhadap beberapa patogen jamur antagonis hanya memiliki efek
tanaman seperti Ganoderma sp. penghambat minimal pertumbuhan jamur
(Widyastuti, 2006), R. lignosus patogen, namun jika penghambatan
(Widyastuti dan Sumardi. 1998), >60%, maka jamur antagonis dikatakan
Rhizoctonia sp., Fusarium sp. (Chet et mampu untuk menghambat pertumbuhan
al., 2005) dan Sclerotium rolfsii jamur patogen.
(Widyastuti et al., 2003; Suanda dan Mekanisme antagonis yang
Resiani, 2018) dan hasilnya dilakukan Trichoderma sp. dalam
menunjukkan Trichoderma sp. secara menghambat pertumbuhan jamur patogen

107
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

antara lain kompetisi, parasitisme, menghambat pertumbuhan patogen


antibiosis dan lisis. Menurut Cook dan (Herliyana et al., 2013).
Baker (1983) salah satu syarat suatu Mekanisme Trichoderma sp.
organisme dapat dikatakan sebagai menghambat patogen Phytophthora sp.
agensia hayati adalah mempunyai ialah melalui cara langsung, yaitu dengan
kemampuan antagonisme yaitu mikoparasitisme atau antibiosis (Bae et
kemampuan menghambat perkembangan al. 2011; Atanasova et al. 2013). Lebih
atau pertumbuhan organisme lainnya. lanjut Chet (1987) menyatakan bahwa
Semakin besar daya hambat yang terjadi, Trichoderma asperellum mampu
maka semakin tinggi daya antagonis menghasilkan enzim yang dapat
isolat tersebut. Perbedaan daya hambat menyebabkan lisis pada hifa inangnya
menggambarkan perbedaan kemampuan dan memiliki sifat mikoparasit yang
dari masing-masing isolat untuk dapat menghambat perkembangan
menghambat pertumbuhan patogen. Mekanisme daya antagonis
mikrooganisme pesaing (Suanda dan Trichoderma sp. isolat JB menempel dan
Ratnadi, 2015). Perbedaan ini diduga membelokkan hifanya ke hifa inang
dipengaruhi oleh jenis, jumlah, dan dengan membuat lilitan pada hifa inang
kualitas dari antibiotik atau zat lain yang (Suanda, 2017) (Gambar 4).
dihasilkan Trichoderma sp. yang dapat

Gambar 4. Mekanisme antagonis mikoparasit Trichoderma sp. isolat JB


terhadap jamur akar putih (JAP)
a. Hifa Trichoderma sp. menempel pada hifa pathogen
b. Hifa pathogen JAP

108
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

Bila pertumbuhan hifa DAFTAR PUSTAKA


Trichoderma sp. sejajar dengan Alex, S. 2012. Integrated, nonchemical
management of fusarium wilt and
pertumbuhan hifa inangnya maka hifa
clubroot. Departemen of
Trichoderma sp. akan menempel pada Agriculture. oregon State
University. viewed 6 Januari
hifa biasanya melilit hifa inangnya
2013. http://bpp. oregonstate.edu.
dengan lilitan spiral yang agak jarang dan
Atanasova, L., Le Crom, S., Gruber, S.,
membentuk alat pengait (hook-like Coulpier, F., Seidl-Seiboth, V.,
structure), sambil memenetrasi miselium Kubicek, C.P. and Druzhinina,
I.S. 2013. Comparative
inang dengan mendegradasi sebagian transcriptomics reveals different
dinding sel inang (Lewis et al., 1998). strategies of Trichoderma
mycoparasitism. Journal BMC
Baker dan Cook. (1982). melaporkan Genomics 14: 121.
bahwa T. harzianum dan T. hamatum Barnett, H.L., Hunter, B. 1998. Ilustrated
bertindak sebagai mikoparasit terhadap genera Of Imperfect Fungi. The
American Phyropathological
jamur R. solani dan S. rolfsii dengan Society St. Paul. Columbia.
menghasilkan enzim ß-(1,3) glukanase Bae, H., Roberts, D.P., Lim, H.S.,
dan kitinase yang menyebabkan eksolisis Strem, M.D., Park, S.C., Ryu,
C.M., Melnick, R.L. and Bailey,
pada hifa inang. B.A. 2011. Endophytic
Trichoderma isolates from
SIMPULAN tropical environments delay
Berdasarkan hasil penelitian disease onset and induce
resistance against Phytophthora
karakterisisasi morfologi dan struktur capsici in hot pepper using
Trichoderma sp. isolat JB bisa dijadikan multiple mechanisms. Journal
Mol Plant Microb In 24: 336-351.
dasar untuk menentukan spesies
Baker, K.F. dan Cook, R.J. 1982.
Trichoderma sp. dan isolat ini lebih dekat Biological control of plant
dengan Trichoderma asperellum. pathogens. The American
Phytopathology Society.
Trichoderma sp. isolat JB memiliki Minnessota Fravel.
kemampuan menghambat pertumbuhan Chehri, K., Saeed, T.J., Kasa, R.N.R,
koloni Fusarium sp. pada tanaman Saeed, A and Baharuddin S.
2010. Occurrence of Fusarium
stroberi, kacang Panjang, tomat dan cabai spp. and Fumonisins in stored
serta mampu menghamabat koloni JAP wheat grains marketed in Iran.
Toxins. 2: 2816-2823.
pada tanaman cengkeh dan JAP pada
Chet, I., N. Benhamou, and Haran,
tanaman asem secara in vitro.
S. 2005. Mycoparasitism and

109
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

lytic enzymes. In Harman, G. Hajieghrari, B., Torabi-Giglou, M.,


E. and C.P. Kubicek (Eds), Mohammadi, M.R. and Davari,
Trichoderma and Gliocladium M. 2008. Biological potential of
some Iranian Trichoderma
enzymes biological control
isolates in the control of soil
and commercial applications borne plant pathogenic fungi.
Volume 2. Taylor and African Journal of Biotechnology
Francis. London. 7 (8): 967-972
Cook, R.J. and Baker, K.F. 1983. The Harman, G.E., Charles, R.H., Viterbo,
nature and practice of biological A., Chet, I. and Lorito, M. 2004.
control of plant pathogens. Trichoderma species
American Phytopathol. Soc. St. opportunistic, avirulent plant
Paul, MN. symbionts. Journal Nature Rev 2:
43-54.
Chet, I. 1987. Innovative Approaches to
Plant Diseases Control. John Herliyana E.N., Jamilah, R.,
Wiley and Sons, A Wiley- Taniwiryono, D. dan Firmansyah,
Interscience Publication, USA. M.A. 2013. Uji In-vitro
pp. 11-210. Pengendalian Hayati oleh
Trichoderma spp. terhadap
Coskuntuna, A. and Ozer, N. 2008.
Ganoderma yang Menyerang
Biological Control of Union
Sengon. Departemen Silvikultur
Basal Root Disease Using
Fakultas Kehutanan, IPB. Jurnal
Trichoderma harzianum and
Silvikultur Tropika 4(3): 190-193.
Induction of Antifungal
Compounds in Onion Set Kartika, E., Lizawati dan Hamzah. 2012.
Following Seed Treatment. Isolasi, Identifikasi dan
Journal Crop Protection 27: 330- pemurnian Cendawan Mikoriza
336. Arbuskular (CMA) dari tanah
bekas tambang batubara. Program
Cilliers, A.J, Herselman L. and Pretorius,
Studi Agroekoteknologi. Fakultas
Z.A. 2000. Genetic variability
Pertanian Universitas Jambi. Vol.
within and among mycelial
1:4
compatibility groups of
Sclerotium rolfsii in South Khattabi, N., Ezzahiri, B., Lauali, L., and
Africa. Phytopathology 90 (9): Oihabi, A. 2004. Antagonistic
1026-1031. activity of Trichoderma isolates
against Sclerotium rolfsii:
Davis, M.R. and Nunez, J. 2007.
Screening of isolates from
Integrated approaches for carrot
Morocco soils for biological
pests and diseases management.
control. Phytopathol. Mediterr
In: Ciancio A & Mukerji KG.
43: 332-340.
(Eds.). General Concepts in
Integrated Pest and Disease Lewis, J.A., R.P. Larkin and D.L.
Management. pp.149-190. Rogers. 1998. A formulation of
Trichoderma and Gliocladium to
Fichtner, E.J. 2006. Sclerotium rolfsii.
reduce damping-off by
„Kudzu of the Fungal World‟.
Rhizoctonia solani and

110
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

saprophytic growth of the sp. Isolat Local terhadap Jamur


pathogen in soil less mix. Pl. Dis Patogen penyebab Penyakit
82:501-506. Rebah Kecambah (Schlerotium
rolfsii Sacc.) pada Tanaman
Malloch, D. 1997. Moulds Isolation, Tomat (Lycopersicum esculentum
Cultivation, Identification, Mill.). Prodi Pendidikan Biologi
Mycology. Departement of FPMIPA IKIP PGRI Bali. Jurnal
Botany University of Toronto. EmaSains IV (2):155-162.
Mukarlina, S.K. dan Rianti, R. 2010. Uji Suanda, I W. dan. Resiani, N.M.D. 2018.
Antagonis Trichoderma Eksplorasi dan Uji Antagonis
harzianum terhadap Fusarium Trichoderma sp. terhadap Jamur
spp. Penyebab Penyakit Layu Patogen Penyebab Penyakit
pada Tanaman Cabai (Capsicum Rebah Kecambah (Sclerotium
annum) secara In Vitro. Jurnal rolfsii Sacc.) pada Tanaman
Fitomedika. 7 (2): 80-85. Tomat secara In Vitro. Buletin
Otter, W., Bailey, D.J. and Gilligan, C.A. Teknologi Pertanian Balai
2004. Empirical evidence of Pengkajian Teknologi Pertanian
spatial thresholds to (BPTP) Bali. Badan Penelitian
controlinvasion of fungal dan Pengembangan Pertanian
parasites and saprotrophs. Jurnal Kementerian Pertanian 16 (47): 7-
New Phytologist 163: 125-132. 12. ISSN: 1693-1262.

Papavizas, C.G. 1985. Trichoderma and Semangun, H. 2004. Penyakit-Penyakit


Gliocladium: Biology Ekology Tanaman Hortikultura di
and Potential for Biological Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Control. Ann. Rev. Mada University Press.
Phytophatology 23:23-54. Singh, P. K. dan Vijay K. 2011.
Purwantisari, S dan Rini B.H. 2009. Uji Biological Control of Fusarium
Antagonisme Jamur Patogen wilt of Chrysanthemum with
Phytophthora infestans Penyebab Trichoderma and Botanicals.
Penyakit Busuk Daun dan Umbi Journal of Agricultural
Tanaman Kentang dengan Technology 7 (6): 1603-1613.
Menggunakan Trichoderma spp. Stamets, P. 2000. Growing Gourmet
Isolat Lokal. Jur. BIOMA. 11 (1): and Medicinal Mushrooms. Ed
24-32. Juni 2009 ke-3. California: Ten Speed
Suanda, I W. 2017. Identifikasi Patogen Press.
Penyakit Akar Putih pada Walker, E.D. and Stachecki, J.A. 2002.
Tanaman Cengkeh (Syzygium Pest Management for Small
aromaticum L.) dan Pengendalian Animals a Training Manual for
Secara Hayati. Disertasi. Program Commercial Pesticide
Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian. Applicatorrs and Registered
Fakultas Pertanian Universitas Technicians. Michigan State
Udayana. University Extension. Michigan.
Suanda, I W. dan Ratnadi, N.W. 2015. p.140.
Daya Antagonism Trichoderma

111
Volume 10 Nomor 02 Oktober 2019 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI

Watanabe T. 2002. Pictorial atlas of soil Trichoderma spp. against root rot
and seed fungi morphologies of pathogens of tree species. Asian J.
cultured fungi and key to species. Sust. Agric. 1 (2): 1-8.
CRC Press LLC. U.S.A. Jayasuriya, K.E. and Thennakoon, B.I.
Widyasuti, S.M. 2006. The biological 2007. Biological control of
control of Ganoderma root rot by Rigidoporus lignosus, the cause
Trichoderma. ACIAR Proceedings of white root disease in rubber.
No. 124. Cey. J. Sci. (Bio. Sci.) 36 (1): 9-
Widyastuti, S.M., Sumardi, H and 16.
Yuniarti, D. 2003. Biological Otter W, DJ Bailey dan CA Gilligan,
control of Sclerotium rolfsii 2004. Empirical evidence of
damping-off with three isolates of spatial thresholds to
Trichoderma spp. Online J. Biol. controlinvasion of fungal
Sc. 3(1): 95-102. parasites and saprotrophs. Jurnal
Widyastuti, S.M. and Sumardi. 1998. New Phytologist 163: 125-132.
Antagonistic potential of

112

You might also like