Professional Documents
Culture Documents
INFERTILITAS DANPENANGGULANGANNYA
DISUSUN OLEH
MELIATUN :10300046
PUJI ASTUTI :10300057
RITA SARI :10300064
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tuan penulis membuat
makalah ini untuk mmenuhi mata kuliah kesehatan reproduksi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis mengucapkan terima asih pada semua pihak yang telah berperan dalam
pembuaan makalah ini. Semoga Tuhan YME senantiasa meridhoi segala usaha
kita.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak lengkap rasanya sebuah keluarga tanpa kehadiran seorang anak. Celoteh,
tangis, kemanjaan, dan kerewelan seorang anak bahkan adalah lantunan
kehidupan yang mampu menggelorakan cinta dan semangat hidup kedua
orangtuanya. Bukankah salah satu tujuan pernikahan adalah meneruskan
keturunan? Apalagi bila buah hati yang dinanti adalah generasi yang diharapkan
kelak bisa dididik menjadi seorang hamba Allah yang shalih.
Anak adalah salah satu nikmat dari Allah. Maka, saat sang buah hati yang
dinanti belum juga dikaruniakan oleh-Nya, hendaklah sepasang suami-istri tetap
ber-husnuzhon (berprasangka baik) dan ridha akan ketetapan Rabb-nya. Meski
demikian, baik suami maupun istri hendaknya tetap terus berusaha dan berdoa.
Bukan hanya sekedar doa memohon kehadiran seorang anak, tetapi kehadiran
anak-anak yang shalih dan shalihah.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dari segi kesehatan. Bisa jadi ada
sebab atau penyakit tertentu yang menyebabkan suami-istri tersebut sulit
memiliki keturunan. Istilah yang mungkin sering kita dengar adalah “infertilitas”.
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan infertilitas?
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui infertilitas dan penanggulangannya
2. Tujuan Khusus
• Agar mahasiswa mengetahui arti infertelitas dan penyebabnya
• Agar mahasiswa mengetahui penanggulangan infertelitas
BAB II
PERMASALAHANNYA
A.Definisi Infertilitas
Mandul atau infertilitas adalah pasangan yang belum bisa punya keturunan
meski sudah diusahakan. Ada sejumlah persyaratan untuk bisa perempuan
mengandung (berpotensi menghasilkan keturunan):
1. perempuan menghasilkan telur
2. laki-laki menghasilkan sprema berkualitas
3. ada pembuahan sel sperma kepada sel telur
4. telur yang dibuahi menempel pada rahim bagian dalam.
Jika salah satu syarat tersebut tidak dipenuhi, maka kemungkinan menghasilkan
keturunan kecil. Sebagai tambahan pengetahuan, bahwa kemandulan bukan
hanya di pihak perempuan, pria pun berpotensi mandul. Pria yang suka minum
alkohol, mengkonsumsi narkoba, perokok, hidup di lingkungan polusi udara yang
tinggi, usia lanjut, berpotensi untuk mandul.
Pada perempuan kemandulan biosa disebabkan oleh kelainan pada rahim, usia,
stress, kurang gizi, rokok, alkohol, atau penyakit menular seks.
Infertilitas sendiri ada dua macam, yaitu infertilitas primer dan infertilitas
sekunder. Pasangan dengan infertilitas primer tidak bisa hamil sedangkan
infertilitas sekunder adalah sulit untuk hamil setelah sudah pernah sekali hamil
dan melahirkan secara normal sebelumnya.
(1) Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini
dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita
adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita
berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai
sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang
ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya
tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya
rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di pinggul. Fase pubertas
wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause adalah fase di
saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
(3) Emosi
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah
menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat
rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi.
Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
(6) Frekuensi
Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) yang dilakukan
setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang
dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis
memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.
(7) Posisi
B. PENANGGULANGANNYA
• Langkah VI (analisis fase luteal). Kadar estradiol yang tinggi pada fase luteal
dapat menghambat implantasi dan keadaan seperti ini sering ditemukan pada
unexplained infertility. Pengobatan insufisiensi korpus luteum dengan pemberian
sediaan progesteron alamiah. Lebih diutamakan progesteron intravagina
dengan• dosis 50- 200 mg daripada pemberian oral.
Penanganan pada pria umumnya adalah dengan analisis sperma. Dari hasil
analisis sperma dapat terlihat kualitas dan kuantitas dari spermatozoa. Jika
ditemukan fruktosa di dalam semen, harus dilakukan tindakan biopsi testis. Jika
tidak ditemukan fruktosa di dalam semen, menunjukkan tidak adanya kelainan
vesikula dan vasa seminalis yang bersifat kongenital.
A. KESIMPULAN
Mandul atau infertilitas adalah pasangan yang belum bisa punya keturunan
meski sudah diusahakan.
Penanganan pada pria umumnya adalah dengan analisis sperma. Dari hasil
analisis sperma dapat terlihat kualitas dan kuantitas dari spermatozoa. Jika
ditemukan fruktosa di dalam semen, harus dilakukan tindakan biopsi testis. Jika
tidak ditemukan fruktosa di dalam semen, menunjukkan tidak adanya kelainan
vesikula dan vasa seminalis yang bersifat kongenital.
B. SARAN
Kebidanan Komunitas Oleh Safrudin, SKM, M.Kes & Hamidah, S.Pd, M.Kes
WWW.GOOGLE.COM
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II PERMASALAHAN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA