You are on page 1of 4

Bit Buah Panjang Umur & Tangkal Penyakit

Umbi bit yang kaya gizi membuat panjang umur, bermanfaat bagi ibu hamil,
antikanker, bisa mencegah stroke dan penyakit jantung. Baik pula bagi penderita
hepatitis dan gangguan ginjal, serta mereka yang sedang berdiet.

Orang Rusia dikenal panjang usia. Hal itu disebabkan mereka rajin mengonsumsi
produk olahan bit. Komponen bioaktif pada umbi bit berkhasiat mencegah berbagai
penyakit, sehingga mereka dapat hidup lebih lama.

Tanaman bit (Beta vulgaris) merupakan tanaman berbunga yang berasal dari famili
Amaranthaceae. Tingginya hanya berkisar 1-3 meter. Tanaman ini mempunyai dua
spesies, yaitu Beta vulgaris subspesies Maritima dan Beta vulgaris subspesies
Vulgaris.

Beta vulgaris subspesies Maritima berukuran pendek, yaitu berkisar 80 cm dan tum-
buh subur di Eropa Barat. Beta vulgaris subsp Vulgaris mempu-nyai ukuran yang
lebih tinggi, yaitu berkisar 2 meter dan tum-buh subur di Mediterania.

Bit diduga berasal dari Eropa, tetapi kini juga tumbuh subur di Asia. Tanaman ini
terkenal sejak zaman Napoleon Bonaparte seba-gai penghasil gula.

Umbi bit berwarna merah keunguan yang khas. Pigmen yang memengaruhi warna
merah pada umbi bit adalah pigmen betalain yang merupakan kombi-nasi dari
pigmen ungu betasianin dan pigmen kuning betasantin. Flavor yang khas pada
umbi bit dihasilkan oleh komponen kimia geosmin.

Serat dan Asam Folat

Kadar energi pada 100 g bit adalah 42 kkal, sama dengan yang terdapat pada
wortel dan bawang bombai, tetapi lebih ren-dah dibandingkan kentang (Tabel 1).
Kadar protein bit tidak berbe-da jauh dengan sayur umbi lain-nya. Asam amino yang
paling dominan pada protein bit adalah triptofan.
Seperti sayuran lain, bit merupakan sumber yang potensial akan serat pangan,
serta berba-gai vitamin dan mineral. Vitamin yang potensial adalah asam folat dan
vitamin C, sedangkan mineral berupa mangan, kalium, magnesium, besi, tembaga,
dan fosfor.

Sumbangan zat gizi dari secangkir umbi bit terhadap angka kecukupan gizi (AKG)
yang dianjurkan per hari adalah: asam folat 34 persen; kalium 14,8 persen; serat
13,6 persen; vita-min C 10,2 persen; magnesium 9,8 persen; triptofan 9,4 persen;
zat besi 7,4 persen; serta temba-ga dan fosfor masing-masing 6,5 persen.

Berdasarkan penilaian dari World's Healthiest Foods Rating, umbi bit dikelompokkan
sebagai sumber asam folat yang san-gat luar biasa (excellent), yaitu 136 mkg per
cangkir; serta sumber kalium yang sangat bagus (very good), yaitu 518,5 mg per
cangkir. Untuk zat gizi lainnya tergolong sumber yang bagus (good).

Asam folat sangat berguna untuk per-tumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak
kare-na asam folat merupakan komponen pen-ting dari DNA dan RNA. Asam folat
juga sangat penting bagi ibu hamil karena dapat mengurangi risiko kelahiran bayi
cacat.

Asupan asam folat yang rendah pada ibu hamil berhubungan erat dengan berat
bayi lahir rendah dan kejadian neural tube defects pada bayi. Defisiensi asam folat
juga dapat menyebabkan ketidaksuburan (infertilitas) dan risiko infeksi yang tinggi.
Kebutuhan asam folat pada orang dewasa adalah 400 mkg per hari.

Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan bertambah 50
persen pada ibu yang sedang menyusui. Kalium pada bit berguna bagi tubuh untuk
mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi serta membersihkan karbon-
boksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan
simpul saraf.

Kalium yang tinggi juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan
membantu mem-perlancar keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Selain itu, umbi bit juga mengandung serat pangan yang cukup(3.40 g per cangkir)
yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol. Kandungan vitamin C yang
cukup tinggi (10 mg Per 00 g) membuat bit dapat digunakan sebagai sumber
antioksidan yang potensial.

Anti kanker

Kandungan pigmen pada bit, yaitu betasianin diyakini sangat bermanfaat untuk
mencegah penyakit kanker, terutama kanker kolon (usus besar). Sebuah penelitian
yang pernah dilakukan oleh Eleanor Blanrock-Bush, Ph.D, Presiden Trace Mineral
International di Colorado, Amerika Serikat, membuktikan bahwa bit berpotensi
sebagai penghambat mutasi sel pada penderita kanker usus besar.

Sebuah studi yang dilakukan pada hewan percobaan yang menderita kanker kolon
telah dilakukan oleh The George Mateyan Foundation (2006). Studi tersebut
menunjukkan bahwa konsumsi bit dapat meningkatkan dua aktivitas enzim pada
hati, yaitu glutathione peroxidase dan glutathione-S-transferase. Hati merupakan
tempat terjadinya proses detoksi-fikasi (penawaran racun) yang paling utama di
dalam tubuh.

Melalui organ hati, substansi toksik akan dieliminasi dari dalam tubuh. Proses
detoksifikasi tersebut akan banyak meng-hasilkan radikal bebas penyebab kanker.
Untungnya, aktivitas enzim glutathione peroxirinse dan glutathione-S-transferase
akan melindungi hati dari radikal bebas tersebut, sehingga mence-gah terjadinya
penyakit kanker.

Konsumsi bit juga akan meningkatkan jumlah koloni sel CD 8, yaitu sel imunitas
tubuh khusus yang dapat mendeteksi dan mengeliminasi sel-sel yang rusak
sehingga efektif untuk mencegah kanker. Bit juga efektif bagi penderita kanker
perut. Konsumsi bit dapat mengham-bat mutasi sel yang terjadi akibat
pembentukan nitrosamin di dalam tubuh. Nitrosamin terben-tuk dari nitrat yang
banyak terdapat pada produk olahan da-ging, seperti kornet, sosis, dan burger.

Jonathan Hartwell dalam bukunya yang berjudul Plants Used Against, menyebutkan
bahwa bit sangat efektif untuk mengatasi berbagai macam kanker seperti kanker
prostat, kanker payudara, dan leukimia. Menurut Nottingham (2004), bit
mengandung senyawa alkaloid alltoine yang dapat menghambat pertumbuhan sel
tumor.

Edenharder et al (1990) menyatakan bahwa kombinasi beta-lain, allatine, vitamin C.


dan komponen minor lain, seperti far-nesol dan rutine, sangat efektif untuk
mencegah pertumbuhan sel kanker.

You might also like