You are on page 1of 4

Nama : A. A.

Ayu Sinta Jayanti

Nim : 0806305065

Judul : Pengaruh Hirarki Jabatan, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Kerja pada
Profesionalisme Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali

1. Latar belakang

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan salah satu bentuk


pertanggungjawaban pemerintah daerah atas penggunaan kas negara. Laporan keuangan yang
telah disusun oleh masing-masing instansi ataupun dinas pemerintah daerah ini kemudian
perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, yang dalam hal ini adalah Auditor
Pemerintah. Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah oleh Auditor Pemerintah ini
sangat penting demi terciptanya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan.
Mengingat dalam pembiayaan aktivitas instansi atau dinas pemerintah menggunakan kas
negara yang berasal dari rakyat, maka transparansi dan akuntabilitas dalam laporan keuangan
dinas pemerintah sangatlah penting. Sebuah dinas pemerintah daerah yang mampu menyusun
sebuah laporan keuangan yang memenuhi kedua kondisi diatas (transparansi dan akuntabel)
tentunya akan memperoleh kepercayaan yang lebih tinggi dari pemerintah pusat dan juga
masyarakat luas.

Dalam melaksanakan fungsi audit laporan keuangan pemerintah daerah, auditor


pemerintah dapat dibagi menjadi dua, yaitu auditor internal pemerintah dan auditor eksternal
pemerintah. Fungsi auditor internal pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat
Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan, Inspektorat Jenderal Departemen, dan Badan Pengawasan Daerah.
Sedangkan untuk fungsi auditor eksternal pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Dasar hukum yang melandasi terbentuknya BPK adalah Undang-Undang
Dasar tahun 1945 (Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 Bab VIIIA Pasal 23 E, F, G ),
dimana pada pasal 23 E ayat 1 memuat tentang tugas BPK yaitu “Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri” . Berlandaskan pada pasal tersebut, BPK yang
kedudukannya tidak tunduk pada pemerintah diharapkan dapat melaksanakan tugasnya
dengan independen dan profesional.
Sesuai dengan penguatan wewenang BPK RI yang dituangkan dalam Amandemen
Ketiga UUD 1945, Undang-Undang yang mengatur mengenai BPK dimuat dalam satu bab
tersendiri (Bab VIII A) dengan tiga pasal (23E, 23F, dan 23G) dan tujuh ayat. Amandemen
ini menyebabkan BPK RI harus mengembangkan kantor perwakilan di semua Provinsi di
wilayah Republik Indonesia, termasuk di Provinsi Bali yang pada saat ini berkedudukan di
Kota Denpasar. Dalam tugas dan wewenangnya untuk melaksanakan fungsi audit terhadap 8
(delapan) Kabupaten, 1 (satu) Kota madya, dan 1 (satu) Provinsi di Bali, profesionalisme
yang tinggi wajib dimiliki oleh auditor. Karena dengan profesionalisme yang tinggi, maka
tingkat kebebasan atau independensi auditor tersebut akan semakin terjamin. Profesionalisme
merupakan kemampuan yang dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi, latihan yang
khusus, dan pemikiran yang kreatif dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan bidang
keahlian dan profesinya yang dalam hal ini adalah sebagai auditor atas laporan keuangan
yang disusun oleh pemerintah daerah.

Profesionalisme seorang auditor dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat


hirarki jabatan, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja auditor tersebut. Seperti pengertian
profesionalisme yang telah dijelaskan sebelumnya, tingkat pendidikan memiliki pengaruh
yang sangat penting pada profesionalisme auditor. Pendidikan disini tidak hanya tingkat
pendidikan formal yang telah ditempuh oleh auditor tersebut, melainkan juga pendidikan
profesi berupa diklat ataupun pelatihan yang ditempuh oleh auditor. Semakin tinggi tingkat
pendidikannya tentunya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh auditor tersebut. Semakin tinggi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh auditor akan berdampak pada profesionalisme auditor tersebut dalam melaksanaakan
tugas pemeriksaannya.

Hirarki jabatan juga merupakan faktor penting yang turut mempengaruhi


profesionalisme. Semakin tinggi jabatan yang diemban oleh auditor tersebut pada BPK RI
Perwakilan Provinsi Bali, akan mendorong auditor tersebut untuk bersikap semakin
profesional dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Disamping itu, posisi sebagai Kepala
Perwakilan ataupun SubAuditoriat yang pastinya diemban oleh seorang auditor senior akan
mendorong auditor tersebut untuk bekerja dengan sangat profesional agar dapat dijadikan
panutan oleh auditor junior yang bekerja di BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

Variabel selanjutnya yang juga berpengaruh pada profesionalisme adalah


pengalaman kerja. Seorang auditor yang memiliki masa kerja yang lebih lama tentunya akan
memiliki profesionalisme yang lebih tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal ini
karena auditor tersebut telah mendapat pembelajaran yang lebih banyak dari pengalamannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas pemeriksaan yang telah dilakukannya selama bekerja
sebagai auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Perbedaan jumlah penugasan audit
yang telah diselesaikan tentu akan menyebabkan perbedaan pengalaman kerja yang dimiliki
antara auditor junior dan auditor senior.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor Hirarki Jabatan, Tingkat Pendidikan, dan
Pengalaman Kerja berpengaruh pada Profesionalisme Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi
Bali?”

2. METODE PENELITIAN
2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia


Perwakilan Provinsi Bali yang beralamat di Jl.D.I.Panjaitan No.2 , Renon, Denpasar, Bali,
Indonesia.

2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh hirarki jabatan, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja yang memiliki pengaruh terhadap profesionalisme auditor yang bekerja
pada kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

2.3 Metode Penentuan Sampel

a) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:115). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada kantor BPK RI Perwakilan
Provinsi Bali.
b) Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penyampelan dengan
pertimbangan , dimana anggota-anggota sampel akan dipilih sedemikian rupa sehingga
sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat-sifat populasi (Sugiyono,
2008:122). Adapun yang menjadi kriteria penentuan sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Auditor yang bekerja pada kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.
b. Bersertifikasi Diklat Auditor Ahli/Terampil
c. Sudah pernah melakukan pemeriksaan lebih dari satu kali

2.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif yaitu analisis
yang bersifat objektif dengan berdasarkan pada angka-angka dalam melakukan penilaian
terhadap pengaruh hirarki jabatan, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja pada
profesionalisme auditor BPK RI perwakilan Provinsi Bali. Alat analisis yang digunakan
adalah regresi linear berganda.

You might also like