You are on page 1of 19

c 

 
 

Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu makhluk hidup,
karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen ± gen yang akan dipindahkan dari
suatu sel induk ke sel anakannya, dari generasi yang satu ke generasi yang lainnya. Pengamatan
terhadap perilaku kromosom sama pentingnya dengan mempelajari struktur kromosom. Perilaku
atau aktivitas kromosom dapat terlihat dalam siklus sel, termasuk didalamnya adalah pembelahan
sel (mitosis atau meiosis). Analisis kromosom, baik mitosis maupun meiosis merupakan langkah
awal yang dapat dilaksanakan untuk mempelajari kromosom.

Mitosis merupakan dasar dalam pembiakan vegetatif tanaman, sedangkan meiosis merupakan
dasar munculnya keragaman. Oleh karena itu, penting bagi para pemulia untuk mempelajari
pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis, agar dapat mendukung program pemuliaan
tanaman.

Mitosis adalah pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana
terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase
(Satrosumarjo, 2006). Kromosom pada metafase mitotik mengalami kondensasi dan penebalan
yang maksimal, sehingga kromosom pada tahap ini dapat diamati dengan lebih jelas panjangnya
dan letak sentromernya. Setelah panjang total dan letak sentromernya diketahui, maka dapat
dilanjutkan dengan analisis kariotipe.

Pengamatan terhadap jumlah kromosom saat mitosis, sering timbul kesulitan karena kromosom
tumpang tindih antara yang satu dan yang lainnya dan kadang masih terlihat samar akibat
kondensasi yang belum sempurna. Pra perlakuan sederhana dengan penggunaan hydroxyquinolin
merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Tjio (1950) menjelaskan bahwa penggunaan
8-oxyquinolin dapat meningkatkan visibilitas saat pengamatan kromosom, dan penambahan
dengan grup hidroxy akan membuat pengamatan lebih maksimal lagi.

Pada praktikum ini, digunakan ujung akar bawang merah Allium cepa cv group aggregatum
dan bawang bombay (Allium cepa). Bawang merah sangat menolong dalam mempelajari analisis
mitosis karena memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosom yang tidak terlalu banyak,
mudah didapatkan, dan mudah dilakukan (Stack, 1979). Selain itu, juga dilakukan pengamatan
terhadap kromosom tanaman hias Aglaonema ³Butterfly´.

v  

Tujuan dari pratikum ini adalah:

1. Mempelajari pengaruh pra perlakuan sederhana dengan 8-hidroxyquinolin terhadap analisis


mitosis ujung akar tanaman bawang merah, bawang bombay dan Aglaonema Butterfly.

2. Menghitung jumlah kromosom tanaman bawang merah, bawang bombay dan Aglaonema
Butterfly.
vcv


v

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik
dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang
berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan
pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen
berjumlah dua buah (sepasang). Sastrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa kromosom merupakan
alat transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut
hukum Mendel, sedangkan Masitah (2008) menjelaskan bahwa kromosom adalah susunan
beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom
dalam genom biasanya dapat dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria,
termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi
kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi bidang (area)
yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus
pada terminal dan material kromatin yang disebut satelit, dan sebagainya (Suprihati et.al., 2007).

   v

Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom pada sel somatik) dan kromosom pada sel
kelamin (Suryo, 2008). Pembelahan sel yang terjadi pada sel somatik disebut mitosis dan
pembelahan yang terjadi pada sel kelamin disebut meiosis. Satrosumarjo (2006) menjelaskan
bahwa mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik,
dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metakinesis, metafase,
anafase, dan telofase. Menurut Suryo (2008) fase pada mitosis terdiri dari interfase, profase,
metafase, anafase, dan telofase.




Interfase atau stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang berlangsung lama karena
pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme dan pembentukan dan sintesis DNA. Maka
sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan bahwa interfase merupakan fase istirahat, karena
sebenarnya pada fase ini sel bekerja dengan sangat berat. Interfase dibedakan lagi menjadi tiga
fase, yaitu:

   

Pada fase ini terjadi beberapa kegiatan yang mendukung tahap ± tahap berikutnya, yaitu:

a. Trankipsi RNA

b. Sintesis protein yang bermanfaat untuk memacu pembelahan nukleus

c. Enzim yang diperlukan untuk replikasi DNA


d. Tubulin dan protein yang akan membentuk benang spindel

Periode untuk fase G1 membutuhkan waktu yang berbeda ± beda antar individu. Adakalanya G1
membutuhkan waktu 3 ± 4 jam, namun ada juga yang tidak mengalami fase G1 ini, hal ini terjadi
pada beberapa sel ragi. Beberapa ahli lebih suka menggunakan istilah G0 untuk situasi tersebut.

h   

Pada fase ini terjadi replikasi DNA dan replikasi kromosom, sehingga pada akhir dari fase ini
terbentuk `i`ter chromatid` yang memiliki sentromer bersama. Namun, masih belum terjadi
penambahan pada fase ini. Lamanya waktu yang dibutuhkan pada fase ini 7 ± 8 jam.

ü   h

Pada fase ini terjadi sintesis protein ± protein yang dibutuhkan pada fase mitosis, seperti sub unit
benang gelendong, pertumbuhan organel ± organel dan makromolekul lainnya (mitokondria,
plastid, ribosom, plastid, dan lain ± lain). Fase ini membutuhkan waktu 2 ± 5 jam.

c


Pada fase profase, terjadi pemadatan (kondensasi) dan penebalan kromosom. kromosom menjadi
memendek dan menjadi tebal, bentuknya memanjang dan letaknya secara random di tengah ±
tengah sel, terlihat menjadi dua untai kromatid yang yang letaknya sangat berdekatan dan
dihubungkan oleh sebuah sentromer. Mendekati akhir profase, nukleolus dan membran nukleus
menghilang dan terbentuk benang ± benang spindel.

  

Istilah metakinesis untuk pertama kali digunakan oleh Wasserman pada tahun 1926 dan
dipopulerkan oleh Mazia pada tahun 1961. Banyak buku yang menyamakan fase metakinesis
dengan fase metafase, dengan memasukkan pembahasan metakinesis ke dalam pembahasan
metafase.

Pada fase ini, pergerakan kromosom dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu :





Selama konggresi kromosom, kromosom bergerak menuju bidang equator yang berada di tengah
± tengah kutub spindel. Kromosom ± kromosom tersebut akan mencapai suatu posisi
keseimbangan di bidang equator.

h
  


Orientasi kromosom berhubungan dengan orientasi dari tapak ± tapak kinetik dari kromosom
menuju kutub ± kutub yang berlawanan melalui pergerakan ± pergerakan yang menuju susunan ±
susunan yang sesuai di equator. Hal ini dikarenakan setiap kromatid pada metafase memiliki
tapak kinetik dan tapak non kinetik.

ü
! 


Setalah sentromer mengalami orientasi, kemudian kromosom ± kromosom tersebut terdistribusi


pada bidang equator.

 

Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju
bidang equator. Benang ± benang gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi
kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih
pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar di
tengah ± tengah equator. Sehingga sangat baik dilakukan analisis kariotipe pada fase ini. Analisis
kariotipe dapat dimanfaatkan untuk : 1) analisis taksonomi yang berhubungan dengan klasifikasi
mahluk hidup. 2) analisis galur substitusi dari monosomik atau polisomik, dan 3) untuk studi
reorganisasi kromosomal.



Fase ini dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap ± tiap pasang kromosom berpisah,
masing ± masing kromatid bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. Pemisahan ini dimulai
dari membelahnya sentromer. Sentromer yang telah membelah kemudian ditarik oleh benang
gelendong ke kutub yang berlawanan bersama dengan kromatidnya. Pergerakan kromosom ke
kutub diikuti pula oleh bergeraknya organel ± organel dan bahan sel lainnya. Ciri khusus yang
terlihat pada saat anafase adalah kromosom terlihat seperti huruf V atau J dengan ujung yang
bersentromer mengarah ke arah kutub. Pada saat ini, jumlah kromosom menjadi dua kali lipat
lebih banyak.

v 

Pada fase ini, membran nukleus terbentuk kembali, kromosom mulai mengendur dan nukleolus
terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua yang diikuti oleh terbentuknya dinding sel baru
yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma, atau bahan baru yang
lainnya. Pembelahan ini juga membagi sitoplasma menjadi dua. Pada akhir dari fase ini,
terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan
tetuanya.

"#$
%$&  

Penggunaan pra perlakuan dengan 8-hydroxyqinolin sangat membantu dalam menghitung


jumlah kromosom pada saat analisis mitosis. Tjio (1950) menjelaskan bahwa penggunaan 8-
oxyquinolin dapat meningkatkan visibilitas saat pengamatan kromosom, sedangkan
penambahannya dengan grup hidroxy akan lebih berpotensi lagi. Abele (1958) juga menjelaskan
bahwa pra perlakuan dengan 8-hydroxyquinolin sangat membantu saat penyebaran kromosom
pada saat metafase, sedangkan Coe and Klitgaard (1959) menjelaskan bahwa 8-hydroxyquinolin
merupakan salah satu agen yang membantu dalam kondensasi kromosom.

'
(Allium ascalonicum ' !$Allium cepa 

Bawang merah Allium a`calonicum Lmerupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae.
Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman
mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal
daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan
membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang
membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau
talas.

Bawang bombay yang disebut juga bawang timur masih berada dalam satu garis keturunan
dengan bawang merah dengan nama ilmiah Allium cepa L. Perbedaan antara bawang merah dan
bawang bombay tidak terlalu menyolok, kecuali bentuknya dan aromanya. Bawang bombay
memiliki ukuran yang lebih besar dan biasanya berwarna putih. Selain itu, aromanya pun tidak
terlalu menyengat seperti bawang merah dan bawang putih.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah
diusahakan oleh petani secara intensif . Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok
rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat
tradisional. Bawang merah juga merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan di Jawa
Tengah yang mempunyai prospek cukup baik dalam pengembangan agribisnis. Hal ini dapat
dilihat pada status usaha taninya, oleh petani khususnya di daerah sentra produksi seperti di
Kabupaten Brebes bawang merah telah lama diusahakan sebagai usaha tani yang bersifat
komersial (Deptan, 2005).

  

Aglaonema merupakan salah satu tanaman hias yang berasal dari keluarga Araceae. Tanaman
hias yang daun yang berasal dari keluarga Araceae lainnya adalah Caladium, Anthurium, dan
Philodendron. Taksonomi dari tanaman Aglaonema adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Arales

Famili : Araceae

Genus : Aglaonema
Aglaonema berasal dari daerah Asia beriklim tropis, dan tersebar dari Cina bagian selatan hingga
Filipina (Qodriyah dan Sutisna, 2007), dan mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi
(Henny et al, 2008).

Aglaonema memiliki akar serabut atau yang disebut juga wild root (akar liar) karena akar
tanaman ini tumbuh secara adventif dari akar primer atau batang (Harjadi,1979). Akar
Aglaonema yang sehat berwarna putih, tampak gemuk, dan berbentuk silinder (Budiarto, 2007),
sedangkan yang sakit berwarna cokelat.

Batang Aglaonema berbentuk silinder, berwarna putih hingga putih kekuningan, dan termasuk
batang basah (herbaceou`) yang bersifat lunak dan berair (Budiarto, 2007). Ukuran batang
Aglaonema pendek dan tertutup oleh daun yang tersusun rapat antara. Warna batang Aglaonema
pada umumnya putih, hijau muda, atau merah muda.

Bentuk daun Aglaonema sangat bervariasi, ada yang berbentuk bulat telur (ovatu`), lonjong
(oblongu`), dan ada yang berbentuk delta (deltoid`) (Purwanto, 2006). Bentuk ujung daunnya
bervariasi, ada yang runcing (acutu`), meruncing (acuminatu`), tumpul (obtu`u`), dan membulat
(rotundatu`). Daun Aglaonema tersusun berselang-seling dengan tangkai memeluk batang
tanaman. Warna daunnya sangat bervariasi, baik motif maupun kombinasi warnanya.

Tanaman Aglaonema mempunyai bunga yang sempurna karena memiliki bunga jantan dan
bunga betina (Harjadi, 1979), sedangkan menurut Purwanto, (2006) bunga Aglaonema sangat
sederhana dan termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tergolong bunga tongkol (spadix).
Bunga Aglaonema memiliki waktu kemasakkan yang berbeda antara bunga jantan dan betina,
sehingga sulit dilakukannya persilangan pada Aglaonema. Bunga Aglaonema berwarna putih
dengan seludang putih kehijau-hijauan. Bunga jantan yang sudah masak akan terlihat serbuk
sarinya berwarna putih.

Perbanyakkan tanaman Aglaonema dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan
generatif dilakukan dengan menggunakan biji. Sedangkan perbanyakan Agalonema vegetatif
dilakukan dengan menggunakan anakan, setek bonggol, setek tunas dan cangkokkan.
Perbanyakan dengan setek dilakukan dengan menggunakan batang Aglaonema yang berukuran
3-4 cm. (Qodriyah dan Sutisna, 2007).


 '

Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk, jumlah,
dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16 (Sastrosumarjo, 2006). Hal ini
sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang
tidak terlalu banyak, memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat
preparatnya (Stack, 1979).


  

Aglaonema memiliki jumlah kromosom yang bervariasi. A. crispim memiliki jumlah kromosom
2n = 16 (Sastrosumarjo, 2006). Eksomtramage, et al. (2007) melaporkan bahwa Aglaonema
commutatum var. maculatum (2n = 40), A.modestum (2n = 80), A. pseudobracteatum (2n = 60).
Aglaonema yang beredar di masyarakat pada umumnya merupakan aglaonema hibrida hasil
persilangan antara aglaonema rotundum (sebagai pemberi warna merah) dengan aglaonema
comutatum atau aglaonema spesies lainnya.

 v  

   c
#
  
(

) v  c 

Praktikum ini dilaksanakan di Lab Microtechnique Dept. AGH, Fakultas Pertanian IPB pada hari
Selasa, 26 Oktober 2010

( 

Bahan-bahan yang digunakan :

R? HCl 1 N
R? Aceto orcein 2%
R? Akar bawang merah (Allium cepa cv group aggregatum)
R? Akar bawang bombay (Allium cepa)
R? Akar Aglaonema ³Butterfly´

Alat-alat yang digunakan :

R? Mikroskop
R? Silet
R? Cawan petri
R? Pinset
R? Gelas objek
R? Gelas penutup
R? Bunsen
R? Pensil dengan ujung berpenghapus
R? Tisu

  c 

R? Potong bagian ujung akar sepanjang 0,5 ± 1 cm


R? Rendam ujung akar tadi ke dalam HCl 1 N pada cawan petri selama 10 ± 15 menit
R? Kemudian, pindahkan ujung akar tersebut ke dalam cawan petri lainnya dengan posisi
ujung akar menghadap poros cawan petri
R? Teteskan aceto orcein 2% dan biarkan selama 10 ± 15 menit
R? Setelah itu, pindahkan ujung akar tadi ke gelas objek. Lalu, potong ujungnya sepanjang 1
± 2 mm dan teteskan kembali dengan aceto orcein sebanyak 2 tetes, lalu tutup dengan
gelas penutup
R? Lewatkan preparat ujung akar di atas api bunsen sebanyak 2 ± 3 kali
R? Tekan preparat dengan karet pensil (squash), kemudian tekan lagi dengan ibu jari
R? Amati preparat di bawah mikroskop
R? Foto hasil pengamatan, jika didapat penyebaran kromosom yang baik
R? Kuteks preparat

   c
#
  

) v  c 

Pratikum ini dilaksanakan di Lab Microtechnique Departemen AGH, FAPERTA, IPB pada hari
Selasa, 2 November 2010

( 

Bahan ± bahan yang digunakan:

R? 8-Hydroxyquinolin 0,002 M
R? Asam asetat 45%
R? HCl 1 N
R? Aceto orcein 2%
R? Akar bawang merah (Allium cepa cv group aggregatum)
R? Akar bawang bombay (Allium cepa)
R? Akar Aglaonema ³Butterfly´

Alat ± alat yang digunakan:

R? Mikroskop
R? Silet
R? Cawan petri
R? Pinset
R? Gelas objek
R? Gelas penutup
R? Bunsen
R? Pensil dengan ujung berpenghapus
R? Tisu

  c 

R? Potong bagian ujung akar sepanjang 0,5 ± 1 cm


R? Masukan ujung akar tersebut ke dalam botol berisi larutan 8-hydroxyquinolin 0,002 M
R? Masukan botol tersebut ke dalam lemari pendingin (4° C) selama 90 menit
R? Keluarkan, lalu cuci dengan air
R? Rendam ujung akar tersebut dalam asam asetat selama 10 menit
R? Keluarkan, lalu bilas kembali dengan air bersih
R? Rendam kembali ujung akar tersebut ke dalam botol berisi campuran HCl dan asetan
45% dengan perbandingan 3:1
R? Panaskan dalam waterbath dengan suhu 60° C selama 2 menit
R? Kemudian, pindahkan ujung akar tersebut ke dalam cawan petri lainnya dengan posisi
ujung akar menghadap poros cawan petri
R? Teteskan aceto orcein 2% dan biarkan selama 10 ± 15 menit
R? Setelah itu, pindahkan ujung akar tadi ke gelas objek. Lalu, potong ujungnya sepanjang 1
± 2 mm dan teteskan kembali dengan aceto orcein sebanyak 2 tetes, lalu tutup dengan
gelas penutup
R? Lewatkan preparat ujung akar di atas api bunsen sebanyak 2 ± 3 kali
R? Tekan preparat dengan karet pensil (squash), kemudian tekan lagi dengan ibu jari
R? Amati preparat di bawah mikroskop
R? Foto hasil pengamatan, jika didapat penyebaran kromosom yang baik
R? Kuteks preparat

c  

   c
#
    
(

Ujung akar terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, artinya sel-selnya sangat aktif
membelah. Sehingga penggunaan ujung akar pada praktikum ini diharapkan agar fase-fase
mitosis dapat diamati secara lengkap.

Akar bawang merah dan bawang bombay yang digunakan telah terlebih dahulu ditumbuhkan
sekitar 3 hari sebelum pengamatan pada wadah yang diberi kapas basah. Sebaiknya digunakan
akar yang tidak terlalu panjang, karena akar yang panjang akan mempunyai ukuran sel yang
semakin kecil sehingga sulit untuk diamati. Pada metode ini, ujung akar bawang kemudian
direndam dengan HCl 1 N selama 10 ± 15 menit (gambar 1).


!
*


Gambar 1. Persiapan Preparat Ujung Akar

a. akar bawang merah b. akar bawang bombay

c. pengambilan ujung akar d. perendaman HCl 1 N

Perendaman ujung akar dalam larutan HCl 1 N bertujuan untuk melunakkan dinding sel atau
jaringan. Pada tanaman yang lebih keras, konsentrasi HCl dapat ditingkatkan dan perendaman
dapat dilakukan lebih lama. Setelah perendaman, batas antara tudung akar dengan sel-sel
diatasnya akan tampak jelas. Tudung akar menjadi berwarna lebih putih (gambar 2).

Gambar 2. Ujung Akar yang Direndam HCl 1 N


Perlakuan berikutnya adalah pemberian aceto orcein 2% yang berfungsi sebagai pewarna, untuk
memberi pigmen kepada sel-sel akar bawang sehingga mudah untuk diamati dibawah mikroskop
(gambar 3.)

Gambar 3. Pemberian Aceto Orcein 2% sebagai Pewarna.

Dari hasil pengamatan fase-fase mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa cv group
aggregatum) ini diperoleh 4 fase yaitu profase, metafase, anafase dan telofase (Gambar 4).

*

!


Gambar 4. Fase-Fase dalam Pembelahan Mitosis pada Akar Bawang Merah

a. profase b. metafase c. anafase d. telofase

c
 , merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau mitosis (M) dari siklus
sel. Tahap profase merupakan tahap awal dalam mitosis. Proses terjadinya profase ditandai
dengan hilangnya nukleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang
terlihat tebal (gambar 4.a). Jumlah kromosom yang tepat merupakan ciri khas dari setiap species,
sekalipun pada species yang berbeda dapat mempunyai jumlah kromosom yang sama. Selain itu
pada profase salut inti mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak,
dan terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.

  , merupakan fase mitosis, dimana kromosom mulai berjajar di bidang equator (gambar
4.b). Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang equator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang
spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang
berbeda. Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom dan
merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer-
sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau
independen. Penggunaan metode tanpa pra perlakuan (metode sederhana) mengakibatkan
kromosom pada metafase tidak dapat menyebar dengan baik, sehingga jumlah kromosom tidak
dapat dihitung dengan tepat.

 , ditandai dengan terjadinya pemisahan `i`ter chromatid` membentuk anak kromosom
yang bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan (gambar 4.c). Kromosom nampak jelas
mengalami penebalan sehingga dapat dilihat jelas dengan mikroskop cahaya sekalipun.

v  , merupakan fase terakhir pada mitosis. Pada fase ini nampak adanya dinding pemisah
yang berupa sekat yang belum sempurna yang memisahkan kromosom-kromosom yang telah
mencapai kutub(gambar 4.d). Sekat belum sempurna dan sel belum benar-benar terpisah tetapi
tanda akan terbentuknya dua sel sudah mulai tampak.
Penampakan kembali nukleus, merupakan tanda bahwa mitosis sudah berakhir. Sitokinesis pada
sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan, pada sel tumbuhan tidak terbentuk lekuk cleavage. Hal
ini disebabkan karena adanya dinding sel yang kaku. Sitokinesis pada dinding sel tumbuhan
tinggi melibatkan vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul
yang tersusun paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan golgi
berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan sepanjang mikrotubula ke arah
equator. Vesikula-vesikula tersebut selanjutnya terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula
fragmoplas mengalami overlap. Kemudian berfusi satu sama lain membentuk lempeng sel (cell
plate). Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai membran plasma, dan dua sel baru
terpisah secara sempurna dengan terbentuknya dinding sel baru (Schultz-Schaeffer, 1980).

!


*

Gambar 5. Fase-Fase dalam Pembelahan Mitosis pada Akar Bawang Bombay

a. profase b. metafase c. anafase d. Telofase

Pengamatan fase-fase mitosis terhadap bawang bombay tidak menunjukkan perbedaan dengan
bawang merah (gambar 5). Selain bawang merah dan bawang bombay, pengamatan mitosis
dengan metode sederhana ini, juga dilakukan terhadap Aglaonema ³Butterfly´ (gambar 6)

Gambar 6. Metafase pada Aglaonema ³Butterfly´ dengan metode sederhana

Gambar 6 memperlihatkan kromosom aglaonema butterflay pada saat mitosis. Jumlah kromosom
aglaonema butterfly tidak dapat ditentukan karena masih terdapat kromosom yang saling
tumpang tindih. Namun, jumlah kromosom butterflu 2n • 16. Hal tersebut, dapat terjadi karena
aglaonema butterfly merupakan salah satu aglaonema hibrida yang berasal dari Thailand.

   c
#
  

Dengan pra-perlakuan lengkap, nampak kromosom terlihat lebih jelas pada metafase jika
dibandingkan dengan pra-perlakuan sederhana. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan 8-
Hydroxyquinolin yang dapat meningkatkan visibilitas kromosom dengan meningkatkan
kondensasinya. Fungsi 8-Hydroxyquinolin untuk menghambat laju mitosis ke tahap anafase,
sehingga dapat diamati pada metafase saja.

Penggunaan asam asetat 45 % juga membantu dalam melunakkan dinding sel, sehingga zat
pewarna (aceto orcein) dapat cepat masuk dan menyerap lebih kuat. Selain itu, asam asetat juga
menghilangkan bahan-bahan yang akan mengganggu dalam pengamatan kromosom. Metode ini
biasanya digunakan untuk tanaman dengan jumlah kromosom yang tidak banyak.

Gambar 7. Metafase Akar Bawang Merah dengan Pra-Perlakuan Lengkap


Kromosom metafase bawang merah yang diamati dengan menggunakan metode ini tampak
menyebar dengan lebih baik,sehingga jumlah kromosomnya dapat dihitung yaitu 16 buah
kromosom. Sedangkan pada bawang bombay dan Aglaonema, tidak diperoleh preparat metafase
yang menyebar dengan baik, kemungkinan karena waktu pengambilan dan akar yang digunakan
tidak tepat.

 c+

  

Berdasarkan hasil pengamatan mitosis pada metode tanpa pra-perlakuan sederhana


memperlihatkan bahwa semua fase mitosis dapat diamati, dengan ciri khas tiap-tiap fase yang
berbeda-beda. Kromosom metafase pada bawang merah dan bawang bombay nampak berjajar
dan tumpang tindih di equator, sehingga sulit untuk dihitung jumlahnya. Sedangkan pada
Aglaonema justru sebaliknya, kromosom metafase yang diperoleh dengan metode sederhana
sudah dapat .

Pada metode pra perlakuan lengkap, metafase pada akar bawang merah dapat menyebar dengan
baik, sehingga jumlah kromosom dapat dihitung yaitu 16. Sedangkan pada bawang bombay dan
Aglaonema, tidak diperoleh preparat yang bagus.




Perlu dilakukan analisis mitosis pada berbagai tanaman yang lain, sehingga mahasiswa dapat
mengamati berbagai macam kromosom tanaman pada saat mitosis.

 v+cv

Abele K. 1959. Cytological studies in genus Danthonia. Trans. Roy. Soc. Aust. 83:162-173.

BPPP Deptan. 2005. Prospek dan rah Pengembangan Agrobisnis Bawamg Merah. Jakarta.
hal.25.

Coe G. F. and K. Klitgaard. 1959. Procedur for squash preparation of somatic Sugar Beet tissues.
Journal of The A. S. S. B. T. 10(7):609-611.

Sastrosumarjo, S., Yudiwanti, S. I. Aisyah, S. Sujiprihati, M. Syukur, R. Yunianti. 2006.


Panduan Laboratorium, hal. 261. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB
Press. Bogor

Sastrosumarjo, S. 2006. Panduan laboratorium, hal. 38 ± 63. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.)


Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor.

Schulz-Schaeffer, J. 1980. Cytogenetics : Plants, Animals, Humans. Springer-Verlag. New York,


Heidelberg, Berlin.
Stack S. M., and D. E. Comings. 1979. The cromosomes and DNA of Allium cepa.
CHROMOSOMA. 70:161 ± 181

Suryo, H. 2007. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. hal 446.

Suprihati, D., Elimasni, E. Sabri. 2007. Identifikasi karyotipe terung belanda (Solanum betaceum
Cav.) kultivar Brastagi Sumatera Utara. Jurnal Biologi Sumatera Utara. 2(1): 7 ± 11.

Tjio J-H and Levan A. 1950. The use of oxyquinolin in chromosome analysis. Anales Estacion
Exper. Aula Dei (Spain). 2:21-64.

   


!'  * 

Senin, 11 Januari 2010 12:34:00 - oleh : danp_aa11

Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Setjo, 2004). Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu.
Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase,
metafase, anafase, dan telofase.

Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup
terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan secara
mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan
kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut.

Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan
merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada praktikum kali ini
digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan akar bawang merah (Allium cepa)
merupaskan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis (Sugiri, 1992).

Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti
sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang
masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel iduknya.
Urut-urutan terjadinya mitosis adalah sebagai berikut:

1. Profase

Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai
tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.

2. Metafase

Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini
dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan tempat sentromer
mikrotubula bertumpu.

3. Anafase

Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-
masing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom.

4. Telofase

Telofase adalah fase finisiong, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase
akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang
pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.

ALAT & BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Alat: 2. Bahan

* Mikroskop cahaya o ujung akar bawang merah (Allium cepa)


* Kaca benda dan kaca penutup o Kertas hisap
* Pipet o Tisu
* Pinset o Alkohol 70 %
* Gelas arloji o FAA
* Silet berkarat o HCl 1 N
* Silet tajam o Acetocarmin
* Botol ampul
* Pembakar spiritus dan korek api
* Plastik dan karet

PROSEDUR KERJA

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini adalah tahap penumbuhan akar bawang merah (Allium cepa) dan
pemotongan akar bawang merah (Allium cepa). Penumbuhan akar dilakukan di dalam gelas
p;lastik yang berisi air selama 1 minggu (7 hari), dengan cara menusuk bagian tengan bawang
merah secara horizontal sedemikian rupa sehingga hanya bagian akarnya saja yang menyentuh
air. Pemotongan ujung bawah akar dilakukan pada malam hari sebelum praktikum (Minggu)
pukul 00.00-00.15. akar dipotong sepanjang 1 cm dari ujung dan selanjutnya akar direndam
dalam botol ampul yang sudah diisi dengan larutan FAA, lalu botol ampul ditutup rapat dengan
plastik dan diikat dengan karet.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi pembuatan preparat dan pengamatan fase-fase mitosis di bawah
mikroskop. Untuk pembuatan preparat dilakukan dengan cara mengambil potongan ujung akar
bawang merah (Allium cepa) dari botol ampul denagn pinset. Kemudian memindahkannya
kedalam gelas arloji dan menambahkan alkohol 70 % dan dibiarkan terendam selama 2 menit.

Setelah 2 menit, alkohol 70 % dihisap dengan kertas hisap kemudian menambahkan larutan HCl
1 N dan merendamnya selama 5 menit. Setelah 5 menit berlalu, mengambil potongan akar
bawang dari gelas arloji, memotong bagian ujung (tudung akar) dan meletakkannya pada kaca
benda. Langkah selanjutnya yaitu ditetesi dengan larutan acetocarmin, lalu dicacah dengan silet
berkarat kemudian ditutup dengan kaca penutup. Sebelum diamati di bawah mikroskop, preparat
dilewatkan di atas lampu spiritus, selanjutnya menggilasnya dengan jempol atau ujung pensil
yang tumpul, baru setelah itu diamati dibawah mikroskop.

ANALISIS DATA

Dari hasil pengamatan fase-fase mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa) ini diperoleh
beberapa fase, antara lain:

Anafase
Pada fase ini nampak kromosom-kromosom homolog saling berjauhan (berkumpul menuju kutub
yang berlawanan). Kromosom nampak jelas mengalami penebalan sehingga dapat dilihat jelas
dengan mikroskop cahaya sekalipun.

Telofase
Fase ini merupakan fase terakhir pada mitosis. Pada fase ini nampak adanya dinding pemisah
yang berupa sekat yang belum sempurna yang memisahkan kromosom-kromosom yang telah
mencapai kutub. Sekat belum sempurna dan sel belum benar-benar terpisah tetapi tanda akan
terbentuknya dua sel sudah mulai tampak.

Telofase akhir
Pada fase ini sel benar-benar telah utuh. Dinding sel terlihat jelas dan kromosom yang tebal
nampak berkumpul di tengah.

PEMBAHASAN

Pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktivitas dengan rentangan 5
menit sebelum dan sesudah pukul 24.00 WIB. (Margono, 1973), berdasarkan keterangan tersebut
maka proses pemotongan akar bawang merah (Allium cepa) dilakukan pada pukul 00.00.
Dengan dipotongnya akar bawang pada jam-jam tersebut sehingga diharapkan akan potongan
akar yang mengandung banyak sel-sel yang sedang melakukan aktivitas mitosis. Namun kami
tidak mungkin melakukan pengamatan pada tengah malam, jadi kami memasukkan potongan kar
bawang tersebut ke dalam botol fial berisi FAA, fungsi dari FAA ini adalah untuk menghentikan
aktivitas mitosis dan mempertahankan kondisi sel-sel akar bawang sebagaimana saat kami
memotongnya.

Sebelum mengamati sel-sel akar tersebut dibawah mikroskop, potongan-potongan akar


tersebut harus memalui beberapa perlakuan, yaitu harus direndam di dalam alcohol 70%,
perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa FAA yang masih terdapat di dalam sel-
sel akar bawang merah. Selain itu perendaman dengan alcohol bertujuan untuk menyegarkan
kembali sel-sel akar bawang yang sudah semalaman dimasukkan kedalam botol fial berisi FAA.

Perlakuan berikutnya adalah perendaman dengan HCl, hal ini bertujuan untuk memudahkan
dalam memotong tudung akar bawang merah (Allium cepa), karena dengan pemberian HCl
dapat memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya, tudung akar akan terlihat lebih
putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang merah(Allium cepa), pemberian HCl ini juga
dapat melunakkan dinding sel sehingga memudahkan dalam memotong.

Perlakuan berikutnya lagi adalah pemberian acetocarmin, acetocarmin adalh pewarna,


sehingga jelas fungsinya dalah untuk memberi pigmen kepada sel-sel akar bawang sehingga
mudah untuk diamati. Tidak cukup dengan itu agar penyerapan warna lebih cepat maka perlu
ditambahkan FeCl2, yang pada praktikum kemarin kami dapatkan dengan mencacah bahan
amatan dengan menggunakan silet berkarat.

Pada saat pengamatan kami menemukan sel-sel yang sedang berda dalam fase Anafase,
telofase awal dan telofase akhir. Pada sel yang sedang dalam fase Anafase terlihat jelas
kromosom yang terkumpul pada kutub masing-masing dari sel tersebut. Pengamatan tersebut
semakin menyakinkan kami setelah kami melihat model fase-fase pembelahan yag terdapat di
ruang genetika.

Sel berikutnya yang kami amati adalah sel dengan sekat yang belum sempurna, sehingga kami
simpulkan sel tersebut sedang dalam fase Telofase awal. Dan sel terakhir yang sempat kami
amati memiliki ciri-ciri bagiannya sudah utuh, dinding selnya terlihat jelas dan kromosom
terlihat mengumpul di tengah sehingga kami simpulkan sel tersebut berada dalam fase Telofase
akhir.

Pengamatan sel-sel pembelahan mitosis ini kurang maksimal karena kungnya lat yang memadai,
serta keterbatasan waktu, yang sebenarnya juga karena kami tidak cepat tanggap. Sebenarnya
banyak fase-fase lain yang belum sempat teramati.

DISKUSI

Alasan penggunaan akar pada praktikum kali ini adalah antara lain karena akar merupakan
salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung akar
bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel
yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umnya terdapat pada ujung
akar dan ujung batang tumbuhan. Hal inilah yang melatarbelakangi digunakannya akar dalam
praktikum mitosis ini.

a. Alasan pemotongan akar bawang merah dilakukan pada pukul 00.00 adalah karena mitosis
pada akar bawang merah terjadi pada jam-jam tersebut. Proses itosis pada tanaman umumnya
terjadi selama antara 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatau proses
yang berputar dan terus-menerus (melalui fase-fase yang terus berjalan) dan pada akar bawang
merah (Allium cepa) ini mitosis terjadi mulai pukul 00.00

b. Tidak, tidak semua tanaman mitosisnya terjadi pada malam hari, waktu terjadinya mitosis
tergantung pada spesies tanaman yang bersangkutan. Contohnya tumbuhan paku, mitosis pada
tumbuhan paku tidak terjadi pada malam hari, melainkan siang hari.

c. (Mungkin) Tidak, karena mitosis pada tumbuhan terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam
dan merupakan suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Setelah mengalami fase
mitosisinti yang dalam keadaan tidak membelah berada dalam stadium interfase dan fase ini
berlangsung dalam tempo yang cukup lama.

Oleh : Iqbal Ali


?

Take me back in the arms I love


Need me like you did before
Touch me once again
And remember when
There was no one that you wanted more

Don¶t go you know you will break my heart


She won¶t love you like I will
I¶m the one who¶ll stay
When she walks away
And you know I¶ll be standing here still

I¶ll be waiting for you


Here inside my heart
I¶m the one who wants to love you more
You will see I can give you
Everything you need
Let me be the one to love you more

See me as if you never knew


Hold me so you can¶t let go
Just believe in me
I will make you see
All the things that your heart needs to know

I¶ll be waiting for you


Here inside my heart
I¶m the one who wants to love you more
You will see I can give you
Everything you need
Let me be the one to love you more

And some way all the love that we had can be saved
Whatever it takes we¶ll find a way

I¶ll be waiting for you


Here inside my heart
I¶m the one who wants to love you more
You will see I can give you
Everything you need
Let me be the one to love you more

You might also like