You are on page 1of 18

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENINGKATAN KUALITAS

HASIL PROSES PRODUKSI KAPSUL LUNAK YODIOL

Studi Kasus PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk

MAKALAH SEMINAR HASIL


KONSENTRASI MANAJEMEN INDUSTRI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh :

L. TRI WIJAYA N. KUSUMA


NIM. 051 067 0034 – 62

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2008
PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENINGKATAN KUALITAS
HASIL PROSES PRODUKSI KAPSUL LUNAK YODIOL

Studi Kasus PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk

L. Tri Wijaya N. Kusuma, Murti Astuti, Nasir W. Setyanto


Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 167, malang 65145, Indonesia
E-mail : eltriwijaya@yahoo.com

ABSTRAK

Pada proses pembuatan produk kapsul lunak yodiol di PT. Kimia Farma Unit Plant
Watudakon, ditemukan masalah- masalah yang berhubungan dengan masih tingginya variabilitas
output produk yang dihasilkan baik variable defect maupun attribute defect. Hal ini disebabkan
oleh proses control dan teknologi yang digunakan kurang baik, yang menyebabkan kondisi output
produk kurang memenuhi standart minimum defect ( Spesifikasi ).
Untuk pemecahan masalah tersebut, akan digunakan metode Six Sigma dengan siklus
DMAIC, dimana tahap pertama yang dilakukan adalah mendefinisikan peta proses, dan melakukan
analisis Pareto terhadap defect yang terjadi ( Define ) . Tahap kedua adalah mengidentifikasi CTQ
dan mengukur kapabilitas proses masing- masing CTQ (Measure). Tahap ketiga adalah
menganalisis faktor- faktor penyebab terjadinya defect tersebut (Analyze). Tahap keempat adalah
merancang perbaikan proses dengan metode DOE (Design Of Experiment) untuk mengurangi
defect produk (Improve). Dan tahap terakhir adalah melakukan system control yang baik untuk
mempertahankan hasil perbaikan yang telah dilakukan (Control ).
Dari hasil perbaikan dengan 1 siklus DMAIC diperoleh hasil bahwa untuk variable defect
secara keseluruhan nilai sigma masih dibawah level 3 Sigma, sedangkan untuk attribute defect
berada pada level diatas 3 Sigma. Dari tahap measure dapat dihitung nilai kapabilitas sigma untuk
data variabel yang berupa berat kapsul sebesar 1,50 ( 133.614 DPMO ), berat cangkang 1,60 (
109.599 DPMO ), volume kapsul 1,25 ( 211.300 DPMO ) dan untuk cacat atribut sebesar 3,95 (
79,5 DPMO ). Pada tahap improve untuk cacat variabel hanya disarankan dengan metode FMEA
dan untuk cacat atribut diperbaiki dengan metode DOE. Dari hasil perbaikan dengan DOE
diperoleh peningkatan nilai kapabilitas sigma sebesar 0,03 menjadi 3,98 ( 69,72 DPMO ).

Kata Kunci : Six Sigma, Kualitas, Define, Measure, Analyze, Improve, Control.

PENDAHULUAN mengalami kerugian jika produksinya


Ketatnya persaingan dalam kurang laku dipasaran.
bidang pemasaran produk menyebabkan PT Kimia Farma ( Persero ) Tbk,
perusahaan perlu meningkatkan kualitas Plant Watudakon merupakan salah satu
atau mutu produk, karena tanpa adanya perusahaan terkemuka yang bergerak di
pengendalian kualitas yang baik maka bidang farmasi. Salah satu produk yang
produk yang dihasilkan tidak terjamin dihasilkan adalah kapsul lunak Yodiol.
hasilnya sehingga dapat menimbulkan Produk ini merupakan critical product
suatu kerugian bagi pihak produsen dan yang dimiliki perusahaan dan
pihak konsumen. Pihak konsumen akan produksinya tidak dimiliki seluruh
dirugikan karena telah membeli suatu perusahaan farmasi di Indonesia. Untuk
barang atau produk yang mempunyai itulah perlu diadakan pengawasan yang
mutu atau kualitas yang kurang baik, ketat terutama mengenai spesifikasi
sedangkan untuk pihak produsen juga produk kapsul Yodiol agar sesuai dengan
yang ditentukan.

1
PT Kimia Farma (Persero) Tbk. keterampilan dan ketelitian pekerja yang
Plant Watudakon telah menerapkan kurang baik.
sistem manajemen mutu ISO 9001 versi Dengan pertimbangan hasil data
2000 pada tahun 2001 dan kemudian yang diperoleh diatas, maka perlu
memperoleh sertifikat dari SGS Yarsley, dilakukan perbaikan proses produksi
International Certification Service untuk meningkatkan kualitas proses
Limited dengan nomor sertifikat Q-9094. produksi kapsul lunak Yodiol pada PT
Selain itu, PT Kimia Farma (Persero) Kimia Farma (Persero) Tbk, Plant
Tbk. Plant Watudakon juga telah Watudakon. Apalagi untuk produk obat-
menerapkan sistem manajemen obatan, produk reject karena defect tidak
lingkungan ISO 14001 versi 2004 pada dapat direcycle dan jika dibuang dapat
tahun 2005 dan memperoleh sertifikat mencemari lingkungan. Dalam penelitian
dari TUV Rheiland/Berlin-Bradenburgh ini, perbaikan proses produksi untuk
sebagai bagian dari pelaksanaan industri mengurangi variable defect maupun
yang ramah lingkungan. Namun dalam attribute defect akan dilakukan dengan
proses produksi PT Kimia Farma, masih menggunakan metode Six Sigma.
ditemukan ± 2,26 % dari 1 siklus produk Dalam dunia bisnis saat ini,
kapsul Yodiol yang mengalami kecacatan penerapan Six Sigma banyak digunakan
seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1. untuk membantu perusahaan dalam
Kecacatan produk yang terjadi berbentuk meningkatkan kualitas produk dan
cacat variable (variable defect) dan juga pelayanan sehingga akan menghemat
cacat atribut (attribute defect). Untuk biaya tahunan. Six Sigma melibatkan
cacat variabel, defect yang terjadi antara usaha dalam jangka waktu yang panjang
lain adalah diameter, volume, dan berat atau terus menerus serta digunakan untuk
kapsul yang tidak sesuai dengan meningkatkan kualitas proses produks
spesifikasi. Sedangkan cacat atribut dengan mengurangi tingkat defect dan
antara lain, bentuk pipih, gandeng, bocor variabilitas dari produk yang dihasilkan,
dan bentuk tak teratur ( penyok ). sehingga secara layak dapat memenuhi
atau melebihi harapan dan persyaratan
Tabel 1. Data Defect Produksi Kapsul Lunak konsumen. Variabilitas yang rendah dari
Yodiol suatu hasil proses akan menuntun
Ukuran
Observasi Defect
Sample
Presentase perusahaan untuk dapat menghasilkan
1 1348 60000 2,2 % kualitas yang konsisten, selanjutnya akan
2 1498 60000 2,5 % memudahkan perusahaan untuk
3 1267 60000 2,1 % menentukan tingkat kualitas yang dapat
Sumber : PT. KIMIA FARMA Unit Plan memenuhi harapan dan persyaratan
Watudakon ( 2008 ) konsumen.
Sebenarnya banyak sekali metode
Produk cacat dari hasil produksi manajemen kualitas seperti TQM, ISO
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, 9002 dan lain-lain, namun semuanya
diantaranya faktor mesin yang hanya menekankan pada kesadaran
disebabkan karena pengaturan rpm, mandiri dari pihak manajemen akan
feeding speed, dan suhu mesin yang pentingnya menjamin kualitas produk
kurang diatur dan terkontrol dengan baik. yang diterima konsumen, akan tetapi
Selain itu juga faktor metode kerja yang tidak memberikan solusi yang harus
disebabkan karena metode kerja yang dilakukan untuk mengurangi defect dan
digunakan tidak efektif dan efisien serta menuju tingkat kegagalan nol. Hal ini
faktor manusia yang disebabkan oleh berbeda dengan metode Six Sigma yang

2
memberikan solusi dalam penurunan hanya difokuskan pada pemilihan alat,
defect sehingga dapat meningkatkan penggunaannya dan analisa data yang
kualitas hasil proses. Dalam penelitian ini diperoleh dengan bantuan software untuk
akan diteliti bagaimana proyek Six Sigma mengkalkulasinya, sehingga Six Sigma
yang didukung oleh penerapan siklus akan menyediakan suatu cara yang lebih
Define, Measure, Analyze, Improve dan efisien untuk rnenyelesaikan masalah dan
Control (DMAIC) akan bisa membuat keputusan. Pada Tabel 2.1
mengarahkan pada perubahan dan diberikan perbandingan nilai sigma bila
perbaikan yang sistematis, terus menerus digambarkan dengan prosentase produk
dan tidak mundur. Dalam hal ini untuk baik yang di hasilkan (yield), jumlah
mengurangi cacat atribut, proses akan produk cacat yang dihasilkan setiap satu
diperbaiki (improve) dengan juta produk hasil produksi, tingkat suatu
menggunakan DOE (Design Of perusahaan dan biaya yang dikeluarkan
Experiment), sementara dalam rangka untuk produk cacat. (Peter S. Pande,
mengurangi cacat variabel akan 2002)
digunakan FMEA (Failure Mode and Tabel 2. Perbandingan Level Sigma
Effect Analysis). digambarkan dengan Yield,
Defects per million
Tinjauan Pustaka opportunities, Company Class,
Six Sigma, σ, adalah simbol yang Cost of Poor Quality
digunakan untuk menunjukkan Sigma Yield
Defects per
Million
Company
Cost of
Poor
penyimpangan standar (standar deviasi), Level (%)
opporunities
Class
Quality
suatu indikator dari tingkat variasi dalam 1 30,85 691.426
Sangat tidak Tidak dapat
kompetitif dihitung
seperangakat pengukuran atau proses Rata-rata
Tidak dapat
(Brue, 2002:2). Tingkat kualitas sigma 2 69,15 308.538 Industri di
dihitung
Indonesia
biasanya juga dipakai untuk 25-40%
menggambarkan output dari suatu proses. 3 93,32 66.807 dari
penjualan
Semakin tinggi tingkat sigma maka Rata-rata
15-25%
Industri
semakin kecil toleransi yang diberikan 4 99,38 6.210
di USA
dari
penjualan
pada kecacatan dan semakin tinggi 5-15% dari
5 99,977 233
kapabilitas proses, oleh karena itu penjualan
99,999 Industri < 1% dari
semakin rendah variabilitas output yang 6
7
3,4
kelas Dunia penjualan
dapat dihasilkan. Sumber : Modifikasi dari Vincent Gaspersz (2002); Peter
S. Pande(2002)
Six Sigma adalah sebuah konsep
statistik yang menjawab kebutuhan Pada tabel 2.1 diatas, perusahaan
consumer akan suatu kualitas yang tinggi yang memiliki level 1 σ merupakan
dan proses bisnis yang bebas defect perusahaan yang sangat tidak kompetitif
dengan tidak lebih dari 3,4 kegagalan karena memiliki prosentase produk baik
(error) dari satu juta kesempatan. Six yang dihasilkan (Yield) hanya 30,85%
Sigma adalah sebuah culture yang dari total produk yang dihasilkan atau
berfokus untuk menaikan consumer tedapat suatu produk cacat sebanyak
satisfaction, menurunkan Cost, dan 691.462 setiap satu juta kesempatan
memperbaiki Profitabilitas dangan cara produksi, sehingga biaya yang
menekan pemahaman, pengukuran dan dikeluarkan untuk perbaikan produk
perbaikan proses secara terus menerus. cacat tersebut sangat besar. Sedangkan
Alat statistik Six Sigma bekerja perusahaan yang telah mencapai level 6 σ
untuk dapat mengungkapkan apa yang merupakan perusahaan kelas dunia
tidak diketahui. Menggunakan Six Sigma yangmampu menghasiklan produk baik

3
(Yield) sebesar 99,9997% dari total 3. Shir Laksmana Oby. 2008.
produksi yang dihasilkan dan hanya Peningkatan Kualitas Produk Bobbin
terdapat 3,4 hasil produksi yang cacat pada Mesin Ring Spinning Frame
setiap satu juta kesempatan produksi, dengan menggunakan pendekatan Six
serta biaya yang dikeluarkan untuk Sigma. Tugas Akhir. Malang :
produk cacat kurang dari 1% dari Universitas Brawijaya. Studi Kasus
penjualan. pada PT. Industri Sandang Nusantara
Six Sigma merupakan pendekatan Unit Lawang. Telah berhasil
menyeluruh untuk menyelesaikan menerapkan metode Six Sigma dengan
masalah dan peningkatan proses melalui hasil analisa perhitungan nilai level
fase DMAIC (Define , Measure, Analyze, sigma yaitu pada level 3 sigma,
Improve, Control). Akronim DMAIC dengan usulan perbaikannya dapat
mempresentasikan lima tahap dalam meningkatkan nilai level sigma sampai
metodologi Six Sigma: (Vincent Gapersz, pada level 6 sigma.
2007) Melihat dari keberhasilan
1. Define (Mendefinisikan) penggunaan metode tersebut, maka pada
2. Measure (Mengukur) kasus di PT. KIMIA FARMA ini, perlu
3. Analyze (Menganalisis) dilakukan penerapan metode serupa yaitu
4. Improve (Memperbaiki) penerapan metode Six Sigma, karena
5. Control (Mengendalikan) metode yang digunakan sebelumnya
belum memberikan hasil yang optimal
Penelitian Terdahulu terhadap perbaikan proses produksi.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya :
METODE PENELITIAN
1. Yanti Kusuma. 2007. Integrasi Adapun langkah-langkah yang
Balanced Scorecard dalam dilakukan dalam penelitian ini adalah
Pengukuran Kinerja Perusahaan sebagai berikut :
dengan Program Six Sigma sebagai 1. Define
Upaya Perbaikan Terus Menerus. Langkah awal penelitian yang
Tugas Akhir. Malang: Universitas perlu dilakukan adalah melakukan
Muhammadiyah Malang. Studi kasus survey pendahuluan untuk
pada PT. Kertas Leces Persero. Telah mengumpulkan informasi sebanyak
berhasil menerapkan metode Six mungkin yang berkenaan dengan
Sigma pada perusahaan tersebut, objek penelitian dan mengidentifikasi
dengan peningkatan pencapaian target masalah yang terjadi pada PT. Kimia
KPI (Key Performance Indicator) Farma Unit Plant Watudakon,,
pada berbagai sektor. khususnya bagian produksi kapsul
2. Intan Indah. 2008. Analisa Kualitas lunak Yodiol.
Proses Produksi dengan Pendekatan Langkah-langkah yang dilakukan
Metode Six Sigma. Tugas Akhir. dalam survey ini antara lain:
Malang : Universitas Brawijaya. Studi
• Mengamati situasi dan kondisi
Kasus pada CV. Pabrik Mesin Guntur
yang terjadi di perusahaan saat ini.
Malang. Telah berhasil menganalisis
• Melakukan wawancara dengan
level sigma pada perusahaan tersebut,
pihak yang berhubungan dengan
yang berkisasr pada level 3 sigma,
permasalahan yang ada pada
dengan usulan perbaikan pada
perusahaan.
kemampuan operator, prosedur kerja,
Identifikasi masalah dilakukan
dan mesin.
dengan tujuan untuk mencari

4
penyebab timbulnya masalah dan 4. Analize
kemudian dicari solusi pemecahan Data yang telah dikumpulkan
masalahnya secara cepat. Dalam hal kemudian diolah serta dianalisa untuk
ini masalah cacat pada proses produksi mencari penyebab terjadinya defect
kapsul lunak Yodiol. yang paling dominan, dengan
Sedangkan untukn tools yang menggunakan Cause-Effect Diagram.
digunakan pada tahap ini yaitu 4. Improve
Diagram Pareto, baik variable defect Melakukan perbaikan proses
maupun attribute defect dari kapsul dari penyebab terjadinya defect pada
Yodiol. produk, menggunakan control chart,
2. Measure design of experiment, dll
Dilakukan dengan melakukan 5. Control
riset lapangan, suatu cara untuk Mengontrol dan mengevaluasi
memperoleh data dengan pengamatan hasil peningkatan kualitas
dan pengukuran terhadap defect pada menggunakan control chart nilai
objek yang diteliti. Proses DPMO dan SIGMA secara terus-
pengumpulan data yang dilakukan menerus atau berkesinambungan.
adalah:
¾ Data Variabel PENGOLAHAN DATA &
Yaitu data yang berdasarkan PEMBAHASAN
karakteristik kualitas yang Adapun tahapan siklus DMAIC
dinyatakan dalam bentuk angka pada metode Six Sigma yang akan
(hasil pengukuran). Dalam hal ini diterapkan pada proses pembuatan kapsul
pengukuran defect volume, berat, Yodiol di PT. KIMIA FARMA UPW
dan diameter dari kapsul Yodiol adalah sebagai berikut:
tersebut. Tahap Define
Data yang telah dikumpulkan Tahap Define merupakan tahap
kemudian diolah untuk dijadikan pertama dari siklus DMAIC. Langkah-
pedoman dalam pelaksanaan langkah yang dilakukan dalam tahap
manajemen pengendalian kualitas define antara lain adalah :
dalam perusahaan. Analisis Pareto
¾ Data Atribut Berdasarkan pengamatan awal
Yaitu data diperoleh berdasarkan terdapat beberapa defect baik variabel
karakteristik cacat (ditolak) yang maupun atribut yang menjadi pusat
digolongkan atas foreign matter, no pengamatan dari penelitian antara lain :
crown, failure crown. Berdasarkan defect variabel yang
Data defect yang terjadi yaitu sering muncul, maka didapatkan data
bocor, pipih, gandeng, dan bentuk pada minggu ketiga bulan November
tak teratur ( penyok ). 2008 adalah sebagai berikut:
¾ Data Parameter Proses
Yaitu data mengenai parameter- Tabel 3. Defect Variabel produk Kapsul
parameter proses yang berpengaruh Lunak Yodiol
dalam rangka meningkatkan Jumlah
defect Persentase
kualitas.Dalam hal ini sangat erat Defect
rata-rata
Kumulatif
Kumulatif
hubungannya dengan data per shift
Bera t Kapsul 21 21 55 %
parameter untuk FMEA. Dalam hal Berat Cangkang 9 30 78,68 %
ini contohnya suhu, rpm, dll. Volume Kapsul 5 35 91,84 %
Diameter
3. Kapsul
3 38 100 %

5
Dari data diatas dapat digambarkan
dengan diagram pareto di bawah ini:

Gambar 2. Diagram Pareto untuk produk


cacat Atribut
Gambar 1. Diagram Pareto untuk produk
cacat variabel
Dari analisis pareto diatas, dapat
diartikan bahwa 87,9% penyumbang
Dari diagram pareto diatas, 3 defect
cacat atribut dari produk kapsul lunak
tertinggi dari defect pada produk dapat
Yodiol adalah jenis cacat; Tak teratur;
dilihat bahwa 80% defect yang terjadi
Bocor & Pipih. Sehingga perbaikan
pada produk berasal dari Berat Kapsul
proses produksi yang akan dilakukan
55%, Berat Cangkang 23,68%, dan
diprioritaskan untuk mengurangi ketiga
13,16% untuk Volume kapsul.
jenis cacat tersebut.
Sebagaimana hal tersebut di atas, maka
dalam penelitian ini dilakukan usaha
Tahap Measure
perbaikan proses yang difokuskan untuk
Sebagaimana sebuah proyek,
mengurangi defect yang berupa Berat
proyek DMAIC pada tahap Define juga
kapsul dan Berat Cangkang.
mempunyai tujuan yang ingin dicapai
Berdasarkan defect atribut yang
yang selanjutnya disebut “Proyek
sering muncul, maka didapatkan data
Perbaikan”. Proyek perbaikan
pada minggu ketiga bulan November
dikembangkan dari CTQ proyek yang
2008 adalah sebagai berikut:
bersumber dari voice of customer. CTQ
proyek dan proyek Y yang menjadi
Tabel. 4.Defect atribut produk Kapsul
tujuan dari siklus DMAIC dalam
Lunak Yodiol
Jenis Jumlah Presentase Akumulasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4
Cacat Produk Kecacatan Kecacatan Kecacatan Tabel 5. CTQ Proyek dan Proyek dari
Tak Teratur 521 38,65 % 38,65 %
Voice of Customer.
Bocor 418 31,00 % 69,65 % Proyek
CTQ Spesifikasi
Pipih 235 17,44 % 87,09 % ’Y’
Gandeng 174 12,91 % 100 % 1. Berat 1. range 0,45 g ± Berat Kapsul
Kapsul 0,03g Lunak Yodiol.
Total 1348 100 %
Volume
2. Volume 2. range 0,30 ml
Kapsul Lunak
Kapsul + 0,03 ml
Dari data diatas dapat digambarkan Produk
Yodiol.
Berat
dengan diagram pareto di bawah ini: kaspul 3. Berat
3. range 0,15 g
Cangkang
Yodiol. + 0,03 g
Cangkang Kapsul Lunak
Yodiol.
4. Cacat Tak Produk keadaan
teratur, baik dan tidak Kerusakan
Bocor, Pipih ada kerusakan produk
& Gandeng. fisik.
Sumber: PT. Kimia Farma UPW

6
Data Berat Kapsul Yodiol menyesuaikan nilai Cp dan Zst pada
Dari data pengamatan yang telah tabel PPM untuk kapabilitas proses
dilakukan di PT.KIMIA FARMA UPW short term, atau dengan
maka selanjutnya dihitung nilai menginterpolasi untuk mencari PPM
kapabilitas proses dengan menggunakan yang sesuai apabila Cp, Zst dan PPM
parameter-parameter berikut: tidak terdapat langsung pada tabel
konversi PPM. Untuk Cp=0,51 dan
Tabel 6. Hasil Perhitungan Kapabilitas Zst = 1,53 didapatkan nilai PPM >
Proses Berat Kapsul Yodiol 22.750
Kapabilitas Nilai Nilai PPM>22.750 menunjukkan
Cp 0,51 bahwa probabilitas terjadinya cacat
Zst 1,53 pada proses short term adalah lebih
dari 22.750 atau dengan kata lain
Cpk 0,4335
teknologi yang digunakan dalam
Zlt 1,3005 proses ini kurang baik. Dan bila
Z shift 0,2295 dikonversikan ke dalam nilai sigma
Sumber: Pengolahan data maka nilainya adalah 1,5 Sigma
Berdasarkan parameter-parameter 2. Kapabilitas proses long term
yang telah didapatkan dari hasil Seperti pada kapabilitas proses
perhitungan diatas, dapat dilakukan short term, dengan cara mencari nilai
pembahasan mengenai kapabilitas proses PPM dalam tabel konversi untuk
untuk berat kapsul Yodiol sebagai kapabilitas proses long term yang
berikut: menunjukkan probabilitas terjadinya
cacat per satu juta kesempatan (jumlah
produk cacat per satu juta produk yang
diproduksi) pada proses long term.
Untuk Cpk = 0,4335 dan Zlt = 1,3005
didapatkan nilai PPM ± 158.655
Nilai PPM ± 158.655
menunjukkan bahwa probabilitas
terjadinya cacat pada proses short
term adalah 158.655 per satu juta
produk yang dihasilkan. Sehingga
dibutuhkan perbaikan proses yang
berkenaan dengan produk kapsul
Yodiol ini.
Gambar 3. Lokasi kapabilitas proses 3. Z shift
Berat Kapsul Yodiol Nilai Z shift akan
menginterpretasikan kemampuan
1. Kapabilitas proses short term proses untuk mengontrol teknologi.
Dari nilai Cp dan Zst dapat Dari perhitungan yang telah dilakukan
dicari nilai PPM untuk kapabilitas nilai Z shift = 0,2295. Nilai ini
proses short term yang menunjukkan bersama dengan nilai Zst kemudian
probabilitas terjadinya cacat per satu diplot kedalam grafik, untuk melihat
juta kesempatan (jumlah produk cacat apakah kapabilitas proses yang didapat
per satu juta produk yang diproduksi) merupakan hasil dari teknologi atau
pada proses produksi kapsul Yodiol. kontrol yang dilakukan.
Nilai PPM didapatkan dengan

7
Sesuai dengan perhitungan and 1. Kapabilitas proses short term
terlihat pada grafik, maka didapatkan Dari nilai Cp dan Zst dapat
bahwa teknologi yang dapat dicari nilai PPM untuk kapabilitas
menghasilkan berat kapsul pada range proses short term yang menunjukkan
0,45 g ± 0,03g tidak memadai, masih probabilitas terjadinya cacat per satu
perlu peningkatan lagi dan kontrol juta kesempatan (jumlah produk cacat
yang dilakukan sudah cukup baik. per satu juta produk yang diproduksi)
Atau dengan kata lain bahwa pada proses produksi kapsul Yodiol.
kapabilitas proses yang didapatkan Nilai PPM didapatkan dengan
lebih merupakan hasil kontrol. Oleh menyesuaikan nilai Cp dan Zst pada
karena itu perlu diterapkan teknologi tabel PPM untuk kapabilitas proses
yang lebih baik. short term, atau dengan
menginterpolasi untuk mencari PPM
Data Volume Kapsul Yodiol yang sesuai apabila Cp, Zst dan PPM
Dari data pengamatan yang telah tidak terdapat langsung pada tabel.
dilakukan di PT.KIMIA FARMA UPW Untuk Cp = 0,42 dan Zst = 1,26
maka selanjutnya dihitung nilai didapatkan nilai PPM > 66.807
kapabilitas proses dengan menggunakan Nilai PPM>66.807 menunjukkan
parameter-parameter berikut: bahwa probabilitas terjadinya cacat
Tabel 7. Hasil Perhitungan Kapabilitas pada proses short term adalah lebih
Proses Volume Kapsul Yodiol dari 66.807 atau dengan kata lain
Kapabilitas Nilai teknologi yang digunakan dalam
Cp 0,42 proses ini kurang baik. Dan bila
Zst 1,26 dikonversikan ke dalam nilai sigma
Cpk 0,348 maka nilainya adalah 1,2 Sigma
Zlt 1,046 2. Kapabilitas proses long term
Z shift 0,214 Seperti pada kapabilitas proses
Sumber: Pengolahan data short term, dengan cara mencari nilai
PPM dalam tabel konversi untuk
Berdasarkan parameter-parameter kapabilitas proses long term yang
yang telah didapatkan dari hasil menunjukkan probabilitas terjadinya
perhitungan diatas, dapat dilakukan cacat per satu juta kesempatan (jumlah
pembahasan mengenai kapabilitas proses produk cacat per satu juta produk yang
untuk volume kapsul yodiol sebagai diproduksi) pada proses long term.
berikut: Untuk Cpk = 0,348 dan Zlt = 1,046
didapatkan nilai PPM ± 158.655
Nilai PPM ± 158.655
menunjukkan bahwa probabilitas
terjadinya cacat pada proses short
term adalah 158.655 per satu juta
produk yang dihasilkan. Sehingga
dibutuhkan perbaikan proses yang
berkenaan dengan produk kapsul
Yodiol ini.
3. Z shift
Nilai Z shift akan
Gambar 4. Lokasi kapabilitas proses menginterpretasikan kemampuan
Volume Kapsul Yodiol proses untuk mengontrol teknologi.

8
Dari perhitungan yang telah dilakukan
nilai Z shift = 0,214. Nilai ini bersama
dengan nilai Zst kemudian diplot
kedalam grafik, untuk melihat apakah
kapabilitas proses yang didapat
merupakan hasil dari teknologi atau
kontrol yang dilakukan.
Sesuai dengan perhitungan dan
terlihat pada grafik, maka didapatkan
bahwa teknologi yang dapat
menghasilkan volume kapsul pada
range 0,30 ml + 0,03 ml tidak
memadai, masih perlu peningkatan
lagi dan control yang dilakukan sudah Gambar 5. Lokasi kapabilitas proses
cukup baik. Atau dengan kata lain Berat Cangkang Kapsul
bahwa kapabilitas proses yang Yodiol
didapatkan lebih merupakan hasil
kontrol. Oleh karena itu perlu 1. Kapabilitas proses short term
diterapkan teknologi yang lebih baik. Dari nilai Cp dan Zst dapat
dicari nilai PPM untuk kapabilitas
Data Berat Cangkang Kapsul Yodiol proses short term yang menunjukkan
Dari data pengamatan yang telah probabilitas terjadinya cacat per satu
dilakukan di PT.KIMIA FARMA UPW juta kesempatan (jumlah produk cacat
maka selanjutnya dihitung nilai per satu juta produk yang diproduksi)
kapabilitas proses dengan menggunakan pada proses produksi kapsul Yodiol.
parameter-parameter berikut: Nilai PPM didapatkan dengan
menyesuaikan nilai Cp dan Zst pada
Tabel 8. Hasil Perhitungan Kapabilitas tabel PPM untuk kapabilitas proses
Proses Berat Kapsul Yodiol short term, atau dengan
Kapabilitas Nilai menginterpolasi untuk mencari PPM
Cp 0,54 yang sesuai apabila Cp, Zst dan PPM
Zst 1,62 tidak terdapat langsung pada tabel.
Cpk 0,4289 Untuk Cp = 0,54 dan Zst = 1,62
didapatkan nilai PPM > 22.750
Zlt 1,2867
Nilai PPM > 22.750
Z shift 0,3333 menunjukkan bahwa probabilitas
Sumber: Pengolahan data terjadinya cacat pada proses short
term adalah lebih dari 22.750 atau
Berdasarkan parameter-parameter dengan kata lain teknologi yang
yang telah didapatkan dari hasil digunakan dalam proses ini kurang
perhitungan diatas, dapat dilakukan baik. Dan bila dikonversikan ke dalam
pembahasan mengenai kapabilitas proses nilai sigma maka nilainya adalah 1,5
untuk berat cangkang kapsul yodiol Sigma
sebagai berikut: 2. Kapabilitas proses long term
Seperti pada kapabilitas proses
short term, dengan cara mencari nilai
PPM dalam tabel konversi untuk
kapabilitas proses long term yang

9
menunjukkan probabilitas terjadinya = 79,5 (Nilai Sigma 3,95 dari Konversi
cacat per satu juta kesempatan (jumlah Tabel DPMO )
produk cacat per satu juta produk yang
diproduksi) pada proses long term. Tahap Analyze
Untuk Cpk = 0,375 dan Zlt = 1,071 Tahap Analyze bertujuan untuk
didapatkan nilai PPM ± 158.655 menguji data yang dikumpulkan pada fase
Nilai PPM ± 158.655 Measure untuk menentukan daftar
menunjukkan bahwa probabilitas prioritas dari sumber variasi.
terjadinya cacat pada proses short Failure Modes Effect and Analysis
term adalah 158.655 per satu juta (FMEA)
produk yang dihasilkan. Sehingga
dibutuhkan perbaikan proses yang
berkenaan dengan produk kapsul
Yodiol ini.
3 Z shift
Nilai Z shift akan
menginterpretasikan kemampuan
proses untuk mengontrol teknologi.
Dari perhitungan yang telah dilakukan
nilai Z shift = 0,189. Nilai ini bersama
dengan nilai Zst kemudian diplot
kedalam grafik, untuk melihat apakah
kapabilitas proses yang didapat
merupakan hasil dari teknologi atau
kontrol yang dilakukan.
Sesuai dengan perhitungan dan
terlihat pada grafik, maka didapatkan
bahwa teknologi yang dapat
menghasilkan berat cangkang kapsul
pada range 0,15 g + 0,03 g tidak
memadai, masih perlu peningkatan
lagi dan kontrol yang dilakukan sudah
cukup baik. Atau dengan kata lain
bahwa kapabilitas proses yang
didapatkan lebih merupakan hasil
kontrol. Oleh karena itu perlu
diterapkan teknologi yang lebih baik.

Data Defect Atribut Kapsul Yodiol


Dari data pengamatan yang telah
dilakukan di PT.KIMIA FARMA UPW
maka hasil penghitungan nilai DPMO
untuk data atribut adalah sebagai berikut:
∑ Defect x Sample
DPMO =
1.000.000

1325
= x ∑ 60000
1.000.000

10
Tabel 9 Tabel FMEA
11
Diagram Sebab Akibat kapsul, sehingga jumlah operator sangat
Dari hasil pengujian yang diperhitungkan secara efektif dan efisien
dilakukan, dalam tahap ini dilakukan dalam berlangsungnya proses produksi
analisis terhadap faktor penyebab khususnya pada proses kapsulasi. Karena
terjadinya defect, baik variabel maupun dengan jumlah pekerja yang efektif dan
atribut dengan menggunakan Diagram efisien akan mempengaruhi keberhasilan
Sebab Akibat, dimana secara keseluruhan kerja. (Ergonomi, 1998:57)
penyebab defect yang terjadi sama. • Mesin (RPM Mesin Kapsulasi)
Untuk faktor mesin, faktor rpm
yang sangat mempengaruhi pada proses
kapsulasi, karena terkait dengan tingkat
ketelitian pada proses pembentukan
kapsul. Dimana jika rpm mesin tinggi
atau terlalu cepat maka akan
mempengaruhi perputaran pemotong
kapsul yang menyebabkan bentuk kapsul
tidak sempurna, dan sebailknya jika rpm
Gambar 6. Diagram Sebab Akibat Defect rendah maka bentuk kapsul yang
Berat Kapsul dihasilkan akan lebih baik. Dimana
efisiensi dan kualitas hasil produksi
Dari hasil analisis menggunakan sangat dipengaruhi oleh rpm mesin
Diagram sebab akibat menggambarkan produksi tersebut. ( Gatot Subroto, 1980 )
hubungan karakteristik dan faktor
penyebab kecacatan baik variable
maupun atribut, sumber-sumber
penyebab kecacatan timbul sebagian
besar dari:
• Lingkungan (Temperatur Ruangan )
Untuk faktor lingkungan,
temperature suhu ruangan merupakan
factor yang sangat mempengaruhi proses
produksi kapsul yodiol, khususnya pada
proses kapsulasi. Dimana suhu ruangan
tidak boleh lebih dari 20’C, sehingga
suhu harus tetap terjaga saat proses
berlangsung, agar pembentukan kapsul
sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Karena untuk produk jenis
makanan dan obat-obatan, sangat
sensitive terhadap perubahan suhu yang
ada, sehingga perlunya system kontrol
yang baik. (Windi Atmaka & Kawiji,
2006 )

• Tenaga Kerja ( Jumlah Operator)


Jumlah operator dalam proses
produksi mempengaruhi pada proses
pengawasan mesin dan sortir produk

12
Tabel 10. Tabel FMEA Perbaikan

13
13
Tahap Improve Operator dan Suhu, begitu pula
Tahap Improve bertujuan untuk pengaruh interaksi antara faktor rpm
mengoptimasi solusi yang dan Operator.
ditawarkan akan memenuhi atau Untuk faktor rpm, dimana jika
melebihi tujuan perbaikan dari rpm mesin tinggi atau terlalu cepat
proyek. Selama fase Improve, tim maka akan mempengaruhi
proyek merancang dan mengoptimasi perputaran pemotong kapsul yang
proses kritis mereka melalui Design menyebabkan bentuk kapsul tidak
of Experiment. sempurna, dan sebaliknya jika rpm
rendah maka bentuk kapsul yang
Rancangan Eksperimen dihasilkan akan lebih baik.
Untuk variabel input proses Sedangkan untuk faktor jumlah
(faktor) dalam eksperimen ini adalah operator, standart jumlah operator
temperatur, rpm mesin dan jumlah yang ada yaitu jumlah 2- 3 orang,
operator. sedangkan variabel output sedangkan penambahan jumlah
proses (respons) adalah hasil produk operator menjadi 4 dimaksudkan
cacat kapsul Yodiol, dalam setiap untuk penambahan tenaga sortir
sampel berukuran 60000 unit. sebelum proses pengeringan kapsul,
Dimana data penentuan faktor ini sehingga berdasarkan tabel 4.13
berdasarkan hasil observasi dari Desain eksperimen yang telah
operator bagian kapsulasi tersebut, dilakukan maka jumlah defect yang
dan persetujuan dari manager plan, dihasilkan lebih sedikit, dengan besar
sebagaimana terlampir. rpm 1,7 dan suhu 18 ‘C.

Desain faktorial 33 Tahap Control


sil eksperimen desain faktorial Tahap Control bertujuan untuk
33 disajikan dengan tabel berikut : memastikan bahwa perbaikan pada
Tabel 11. NAVA Untuk model proses, sekali diimplementasikan,
tetap. proses akan bertahan, dan proses
Sumber Variasi
Rata-rata
dk
1
JK
137.553.803
KT
137.553.803
Fhitung
-
Ftabel
-
tidak akan kembali pada keadaan
Efek Faktor 2 979.339,2 489.669,6 53.488 F0,05;2;54 = sebelumnya.
rpm 3,17
Efek Faktor 2 108.202,9 54.101,45 5.910 F0,05;2;54=
Operator
Efek Faktor 2 12.070,2 6.035,1 0,659
3,17
F0,05;2;54=
Data Defect Atribut Setelah
Suhu 3,17 Eksperimen
Efek Interaksi 4 52..963,7 13.240,9 1.446 F0,05;4;54=
Faktor rpm 2,55 Untuk pengendalian proses
/Operator
Efek Interaksi 4 16..969,9 4.242,6 0,463 F0,05;4;54=
produksi selanjutnya dalam tahap ini
Faktor rpm 2,55 menggunakan besar variable rpm
/Suhu
Efek Interaksi 4 11..939,5 2.984,9 0,326 F0,05;4;54= (1,7), operator (4) dan suhu (18’C)
Faktor
Operator /Suhu
2,55
sesuai dengan kecilnya defect yang
Efek Interaksi 8 46.896,7 5.862,1 0,640 F0,05;8;54= dihasilkan pada saat eksperimen.
Faktor 2,12
rpm/operator/
suhu
Kekeliruan 54 494.354 9.154,7 -
Pengujian Hipotesis Proporsi
Eksperimen Pengujian proporsi ini
Jumlah 81 139.276.539 - -
menggunakan dua sample, dimana
membandingkan antara nilai p
ari hasil perhitungan pada tabel
diatas, maka dapat dilihat bahwa ada sebelum eksperimen dan nilai p
pengaruh yang signifikan dari faktor setelah eksperimen.
rpm selain faktor lainnya seperti Dalam hal ini merupakan

14
pengujian satu sisi, dimana minimum defect, berbagai perbaikan
hipotesisnya (Ho dan Hi) nilai Zo masih perlu dilakukan baik pada
dibandingkan dengan nilai Zα. kemampuan kontrol maupun
Ho ; p1=p1 kemampuan teknologi yang
Hi ; p1>p2 digunakan.
Zα = 1,64 (Dari tabel nilai Z) dengan Adapun kesimpulan secara
tingkat signifikansi α sebesar 5 % khusus yang dapat diambil dari
Prosedur Uji : penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik kualitas yang paling
p= x +x
Λ
+ 1 2

n n 1 2
kritis (CTQ) untuk kapsul yodiol,
Λ
1325 + 1162,4 dalam penelitian ini untuk
p = 60000 + 60000 = 0,0207 variable defect antara lain, Berat
kapsul dengan persentase defect
p− p 14%, Berat Cangkang dengan
Z 0
=
Λ
1
Λ  1
2

1 
p (1 − p ) +
 
persentase defect 6%, dan
n
 1 n 2
Volume Kapsul dengan
0,022 − 0,019
Z 0
=
 1 1 
= 3,70 persentase defect 3,33% dari
0,0207 (1 − 0,0207) + 
 60000 60000  setiap shiftpenelitian. Dimana
Karena | Zo > Zα | maka dapat untuk setiap shift penelitian
disimpulkan Ho ditolak, artinya jumlah kapsul keseluruhan adalah
proporsi defect sesudah improve 150 kapsul yodiol.
lebih kecil, dibandingkan sebelum Sedangkan untuk attribut defect
improve atau terjadi penurunan antara lain Bentuk tak teratur
jumlah defect setelah improve. 38,65%, Bocor 1%, Pipih 17,44%,
dan Gandeng 12,91% dari
Nilai Level Sigma Setelah Improve persentase defect secara
Hasil penghitungan nilai keseluruhan.
DPMO untuk data atribut adalah 2. Adapun nilai Sigma untuk masing-
sebagai berikut: masing CTQ, ialah :
∑ Defect Untuk data Berat Kapsul
DPMO = x ∑ Sample Yodiol, dari hasil perhitungan
1.000.000
maka dapat diperoleh nilai level
= 1162 x ∑ 60000 sigma dari berat kapsul yodiol
1.000.000
= 69,72 (Nilai Sigma 3,98 dengan DPMO 133.614 ialah
dari Konversi Tabel 1,50.
DPMO) Untuk data Volume Kapsul
Terjadi peningkatan nilai Yodiol, dari hasil perhitungan
sigma sebesar 0,03. maka dapat diperoleh nilai level
sigma dari volume kapsul yodiol
Kesimpulan dengan DPMO 211.300 ialah
Secara umum, dari penelitian 1,25.
ini disimpulkan bahwa proses di PT. Sedangkan untuk data Berat
KIMIA FARMA Unit Plan Cangkang Kaspul Yodiol, dari
Watudakon, telah memenuhi standar hasil perhitungan maka dapat
perfomansi (spesifikasi) yang diperoleh nilai level sigma dari
ditetapkan, kemampuan kontrol berat cangkang kapsul yodiol
proses dan teknologi sudah baik. dengan DPMO 109.599 ialah
Akan tetapi untuk mencapai kondisi 1,60.

15
Dan untuk data Defect faktor rpm dan suhu maka
Atribut Kapsul Yodiol, dari hasil performance dapat ditingkatkan nilai
perhitungan maka dapat diperoleh level sigma menjadi 3,98. Dapat
nilai level sigma dari data defect terlihat bahwa adanya peningkatan
atribut kapsul yodiol dengan nilai Sigma, setelah ekseprimen
DPMO 79,5 ialah 3,95. sebesar 0,03 dari 3,95 meningkat
3. Dari hasil analisis menggunakan menjadi 3,98 untuk 1 siklus DMAIC.
Diagram sebab akibat Sehingga untuk selanjutnya
menggambarkan hubungan mencapai nilai level 6 sigma maka
karakteristik dan faktor penyebab perlu perbaikan proses lebih lanjut
kecacatan baik variable maupun untuk mengurangi defect yang
atribut, sumber-sumber penyebab lainnya, tentunya dengan siklus
kecacatan timbul sebagian besar DMAIC seperti sebelumnya.
dari:
• Lingkungan (Temperatur Saran
Ruangan) Saran yang diberikan pada
• Tenaga Kerja (Jumlah bagian ini ditujukan untuk penelitian
Operator) lebih lanjut yang lebih baik, antara
• Mesin dan Peralatan (RPM lain:
Mesin Kapsulasi) • Pada penelitian ini karena adanya
4. Dengan menggunakan hasil berbagai keterbatasan, maka tidak
analisis dari FMEA sebagai dilakukan perhitungan terhadap
acuan, nantinya proses perbaikan biaya berkenaan dengan
untuk defect variabel diharapkan perbaikan yang dilakukan maupun
dapat meningkatkan kapabilitas keuntungan yang didapatkan bila
proses dari produk kapsul Yodiol. proyek ini berhasil. Oleh karena
Dari hasil perhitungan dengan itu disarankan untuk menyertakan
menggunakan desain faktorial 33, pula faktor biaya dari proyek Six
maka dapat dilihat bahwa ada Sigma nantinya.
pengaruh yang signifikan dari • Proyek Six Sigma ini sangat
faktor rpm, operator dan pengaruh mungkin untuk diterapkan pada
interaksi antara faktor rpm dan proses produksi yang lain, dan
Operator. merupakan keuntungan apabila
5. Sedangkan untuk defect atribut proyek yang dijalankan berjalan
selain menggunakan FMEA dengan baik. Dengan harapan
sebagai acuan, maka dengan nantinya jika diterapkan secara
menggunakan hasil desain terus- menerus dapat
eksperimen, untuk langkah meningkatkan performance
kontrol selanjutnya, faktor rpm hingga level 6 sigma dapat
(1,7), operator (4), dan suhu (18’) terpenuhi.
maka didapatkan nilai DPMO
untuk data atribut sebesar 69,72 DAFTAR PUSTAKA
dengan nilai sigma 3,98. Anang Hidayat, 2007. Strategi Six
Berdasarkan hasil penelitian Sigma. Elex Media
performance proses produksi untuk Komputindo :Jakarta.
defect atribut didapatkan nilai level Brue, Greg.2002. Six Sigma for
sigma sebesar 3,95, dengan Managers: Dasar-dasar Six
dilakukannya proses improve pada Sigma, memilih orang dan

16
proyek, menerapkan Teknik dan Sistem Industri.
metodologi dan penerapan. Guna Widya : Surabaya
Jakarta : Canary. Vincent Gaspersz,2007. Lean Six
Cholid Narbuko, 2002. Metodologi Sigma for Manufacturing and
Penelitian. Bumi Aksara : Service Industries. Gramedia :
Jakarta. Jakarta.
Dale H. Bestefield, 1994. Quality Vincent Gaspersz, 2002. Pedoman
Control. New Jersey : Implementasi Program Six
Prentictice – Hall International, Sigma Terintegrasi Dengan
Inc. ISO 9001:2000, MBNQA dan
Dorothea Wahyu Ariani, 2004. HACCP. Gramedia : Jakarta.
Pengendalian Kualitas
Statistik.. ANDI Yogyakarta
Manggala D. Six Sigma Secara
Sederhana. (http://
www.isixsigma.com/ )
Montgomery, Douglas C. 1990.
Pengantar Pengendalian
Kualitas Statistik. Gajah Mada
University Press : Yogyakarta.
Pande S.P., Robert P. Neuman,
Ronald R. Cavanagh. 2000.
The Six Sigma Way –
Bagaimana GE, Motorola, dan
Perusahaan Terkenal lainnya
Mengasah Kinerja Mereka.
ANDI Yogyakarta
Pizdek, Thomas. 2002. The Six
Sigma Hand Book, Salemba
Empat : Jakarta.
Rath & Strong’s, 2005. Six Sigma
Advanced Tools. ANDI
Yogyakarta.
Singgih Santoso,2007. Total Quality
Management ( TQM ) dan Six
Sigma. Elex Media
Komputindo :Jakarta.
Spiegel, Murray R. 1995. Theory and
Problem of Statistic. 2nd Rev.
Edition S.I. Edition- ( Schaum’s
Outline Series). Mc. GrawHill.
Singapore
Sudjana. 1995. Desain dan Analisis
Eksperimen.Tarsito : Bandung.
Turner, Wayne C., Joe H. Mize,
Kenneth E. case dan John W.
Nazemetz. 1993. Pengantar

17

You might also like