Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan tidak diinginkan merupakan proses yang sehat dan jika kehamilan itu
tidak diinginkan, ia merupakan suatu penyakit.
Kehamilan merupakan proses faal yang secara normal terjadi pada manusia sebagai
insting untuk mempertahankan keturunannya di bumi. Oleh karenanya kehamilan sebagai
tanda akan hadirnya anggota baru dan penerus keturunan, pada umumnya akan disambut
dengan gembira. Kegembiraan itu sendiri yang sering menutupi resiko yang dihadapi
oleh perempuan hamil. Mereka pada umumnya tidak sadar bahwa kehamilan dapat
mempengaruhi kesehatan bahkan dapat mengancam jiwa si calon ibu. Dan ternyata tidak
semua kehamilan disambut dengan kegembiraan oleh orang tuanya. Beberapa kehamilan
justru tidak diinginkan.
Biasanya untuk mengatasi masalah kehamilan yang tidak diinginkan tersebut
mereka menempuh jalan aborsi. Meskipun arah ini penuh resiko dan mahal. Untuk itu
dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai alasan yang membuat kehamilan
itu tidak diinginkan dan aborsi.
Unwanted Pregnancy yaitu kehamilan yang terjadi akibat perkosaan. Perkosaan
merupakan peristiwa yang traumatis dan meninggalkan aib pada perempuan yang
diperkosa. Dampak psikologis dalam perkosaan ini cukup dalam dan akan menetap
seumur hidup, jika perkosaan juga mengakibatkan kehamilan, aib itu tidak hanya akan
dialami si korban saja tetapi juga seluruh keluarganya. Seandainya kehamilan itu
diteruskan, maka anak yang dilahirkan kelak yang akan mengalami tekanan social baik
dari keluarga, orang tuanya sendiri maupun dari masyarakat sekitarnya. Bahkan ibunya
sendiri mungkin akan melihat anak itu sebagai penjelmaan laki-laki yang
memperkosanya atau mungkin juga menjadi sasaran balas dendam yang sebenarnya ia
tujukan kepada laki-laki yang memperkosanya.
Kehamilan datang pada saat yang belum diharapkan. Hal ini dapat terjadi pada
pekerjaan wanita yang sudah terlanjur menandatangani kontrak bahwa selama beberapa
waktu setelah bekerja ia tidak boleh hamil. Hal semacam itu dapat juga terjadi pada
mereka yang masih meneruskan sekolah atau mereka yang belum ingin hamil lagi atas
alasan-alasan yang sah, misalnya karena alasan anak yang terdahulu belum lagi berusia 1
tahun atau alasan tidak ingin punya anak lagi atau juga karena kesehatan ibu yang lemah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa memahami tentang unwanted pregnancy (kehamilan yang tidak
diinginkan) dan aborsi
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa memahami pengertian unwanted pregnancy dan aborsi
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab atau alasan unwanted
pregnancy
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami secara jelas pengertian
aborsi
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dan teknik aborsi
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui alasan dilakukannya aborsi
f. Agar mahasiswa dapat mengetahui penanganan unwanted pregnancy dan
aborsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. UNWANTED PREGNANCY
Unwanted pregnancy adalah kehamilan yang tidak diinginkan oleh orang tua
si janin baik ayah maupun ibu karena alasan psikologis maupun fisik (Doenges,
Marlynm, 2000)
Unwanted pregnancy yaitu kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
Perkosaan merupakan peristiwa yang traumatis dan meninggalkan aib pada
perempuan yang diperkosa (Kusmaryanto, 2002)
2. ABORSI
Aborsi adalah hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
secara paksa (Doenges, Marlynm, 2000)
Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan dibawah 20 minggu atau saat
berat janin kurang dari 500 gram (William Obstetric, 1997)
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin bapat hidup diluar
kandungan atau biasa disebut keguguran, kehamilan yang tidak diinginkan
sebagian besar diselesaikan dengan aborsi. Meskipun ada sebagian besar yang
melanjutkan kehamilannya perdebatan tentang aborsi pada umumnya didasari
anggapan bahwa aborsi adalah identik dengan pembunuhan karena jininn
dianggap sebagai makhluk hidup yang bernyawa.
Menurut definisi, aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan dimana buah
kehamilan itu tidak mempunyai kemungkinan hidup di luar kandungan.
Sedangkan dunia kedokteran berbendapat bahwa janin yang lahir dengan berat
badan yng sama atau kurang dari 500 gram tidak mungkin hidup diluar
kandungan, meskipun ada laporan kedokteran yang menyatakan bahwa ada janin
dibawah 500 gram yang dapat hidup. Karena janin dengan berat badan 500 gram
sama dengna usia kehamilan 20 minggu, maka kelahiran janin di bawah 20
mingggu tersebut sebagai aborsi.
B. Etiologi
1. Remaja
Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses
terjadinya kehamilan, dan metodt-metode pencegahan kehamilan. Disamping
itu kurangnya pengetahuan dan pengalaman agama yang konsisyen. Hal ini
bias terjafi pada remaja yang belum menikah. KTD akan semakin
memberikan remaja perempuan jika pasangannya tidak bertanggung jawab ats
kehamilan yang tejadi
Kehamilan yang tidak diinginkan bias terjadi akibat tindak perkosaan
Kehamilan yang tidak diinginkan bias terjadi pada remaja yang telah menikah
dan telah menggunakan cara pencegahan kehamilan tetap tidak berhasil
(kegagalan alat kontrasepsi)
2. Perempuan Usia Subur
Akibat kegagalan kontrasepsi
Kegaglan KB dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD). Menurut data yang ada di World Health Organization
(WHO) memperkirakan dari 200 juta kehamilan pertahun sekitar 3,8% 9 75
juta merupakan KTD. Dengan adanya pelayanan kehamilan yang lengkap,
selain itu mengurangi terjadinya ksus KTD hak-hak reproduksi perempuan
menjadi terlindungi.
Walaupun sudah memakai kontrasepsi bukan berarti dia aman 100% untuk
tidak bisa hamil. Kehamilam sewaktu – waktu dapat terjadi walaupun
memakai kontrasepsi, bahkan terkadang menimnulkan resiko kesehatan.
Khofifah indar parawangsa ketika menjabat sebagai mentri pemberdayaan
perempuan juga menyatakan bahwa salah satu sebab dilakukannya aborsi
adalah karena kegaglan KB ( http://www.serojasatu.com/news/gayahidup)
Sumbangan bagi peningkatan aborsi adalah gencarnya kampanye progam
keluarga berencana yang menganjurkan dua anak cukup. Dengan
meningkatnya jumlah perempuan yang menggunakan kontrasepsi, maka
kemungkinan kegagalan.
Alasan kesehatan
Bagi ibu yang mempunyai masalah dengan kesehatan dan memiliki yang
akan kambuh jika ia mempunyai anak, maka seharusnya ia melakukan
pencegahan sebelum terpaksa harus melakukan sebuah aborsi.
Telah memiliki cukup anak / sudah terlalu banyak anak
Berapa jumlah anak yang akan dimiliki setiap orang sangat tergantung
dengan perspektif social-kultural dan wawasan dari orang tua. Perempuan
yang sudah mempunyai lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat
pendarahan hebat dan bermacam-macam kelainan lain bila terus saja hamil
dan bersalin lagi
Takut janin cacat
Setiap pasangn suami istri senantiasa mendambakan akan memiliki
ketrunan yang kuat, sehat dan baik kondisinya secara fisik dan mental.
Apabila bayi dalam keadaan cacat, keadaan ini tidak lagi menjadi kabar yang
membahagiakan pada saat kelahiran. Menurut, ilmu kedokteran bayi lahir
mempunyai kelainan tertentu dan kira-kira separuhnya adalah kelainan serius.
Bayi-bayi tersebut mempunyai masa depan mempunyai masa depan sebagai
manusia, tetapi masa depan itu terbatas dan tidak sempurna.
Pasangan tidak bertanggung jawab
I. PENYELESAIAN
Di masyarakat, kehadiran bayi dari kehamilan yang tidakdiinginkan sebagian besar
diselesaikan dengan cara pengguguran, diteruskan kehamilan tetapi atau bahkan dengan
aborsi. Aborsi dilegalkan apabila dengan melihat alasan-alasan :
1. Kesehatan
2. Korban perkosaan
Tetapi sebenarnya dengan alasan apapun, aborsi tetap tidak dilegalkan menurut
hokum manapun norma yang ada
FAKTA MENGENAI ABORSI TIDAK AMAN
WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi yang
tidak aman (unsafe abortion), 95% (19 dari setiap 20 tindakan aborsi tidak aman) diantaranya
terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 78 ribu (13% dari total) perempuan melakukan
atau mendapatkan tindakan aborsi yang tidak aman berakhir dengan kematian (safe
motherhood 2000; 28 (1)).
Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya dan
sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Dimana 2500 di antaranya berakhir
dengan kematian. (Wijono 2000)
Risiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1
berbanding 3700 (Wijono 2000)
Data dari Departemen Kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia tahun 1998) menunjukkan
tingkat keguguran Indonesia sekitar 17,8% di 27 propinsi (Gunawan 2000)
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menyebutkan bahwa aborsi
berkontribusi 11,1% terhadap kematian ibu di Indonesia, sedangkan menurut Roshenfield
dan Fathalla (1990) sebesar 10% (Wijono 2000)
Sebuah studi di Bali menemukan bahwa 71% perempuan yang melakukan aborsi adalah
perempuan menikah (Dewi 1997).
Hal yang hampir sama ditemukan pada studi yang dilakukan oleh Population Council,
98,9% perempuan yang melakukan aborsi di sebuah Klinik swasta di Jakarta telah menikah
dan rata-rata memiliki anak (Hendayanti 1998)
Di Indonesia bekerjasama Yayasan Kesehatan Perempuan, Lembaga Swadaya
Masyarakat (PKBI), Perkumpulan Obstetri gan Ginekologi Indonesia (POGI) dan The Ford
Foundation melakukan penelitian berkelanjutan tentang “Penghentian Kehamilan Tak
Diinginkan Yang Aman Berbasis Konseling” di 9 kota-kota besar di Indonesia (Medan,
Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Mataram dan Manado) yang hasilnya dapat
sebagai data pendukung Amandemen Pasal 15 Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan ataupun Penyusunan RUU Kesehatan Reproduksi.
J. Pandangan Dalam Konteks Sosial
Mayoritas ulama masih menyatakan bahwa aborsi hanya diperbolehkan dengan alas
an tertentu, yakni ketika kandungan itu membahayakan nyawa si ibu. Untuk alasan
selain itu, masihmenjadi perdebatan controversial yang hamper tidak ada cela, bahkan
UU pidana Indonesia juga hanya memberikan ruang aborsi karena alasan medis.
Masalah aborsi karena alasan social itu dibahas oleh pengurus pusat fatayat NU lewat
lokakarya tentang aborsi menurut fiqih kontemporer pada tanggal 27-28 April 2001
hasilnya adalah memperbolehkan aborsi dalam situasi tertentu seperti karena indikasi
darurat. Darurat tidak hanya berkaitan dengan medis tetapi indikasi social ekonomi,
politik kekuasaan negara dan psikologi. Yang dimaksud dalam aborsi dalam konteks
social adalah dalam keadaan sulit ekonomi, suami tidak mendukung karena pergi jauh
atau jadi TKI,larangan atau aturan ditempat kerja dan konteks ingin menyelesaikan
sekolah atau kuliahnya dahulu.
KESIMPULAN
Unwanted pregnancy adalah kehamilan yang tidak diinginkan oleh orang tua si janin
baik ayah maupun ibu karena alasan psikologis maupun fisik. Aborsi adalah hasil
konsepsi janin dapat hidup diluar kandungan secara paksa.
Aborsi selalu jadikan sebagau satu-satunya jalan penyelesaian dari kehamilan yang
tidak sebagai ibu dan si janin sangat besar. Baik secara psikologis (mereka telah
pembunuhan), maupun fisik (dapat menimbulkan kemandulan) dan norma
(masyarakat jadi tahu bahwa “dia” telah melakukan tindakan asusila.
Batasan pelayanan aborsi yang aman yang diperjuangkan oleh Forum Kesehatan
Perempuan dan dilaksanakan dalam penelitian berkelanjutan tersebut adalah:
- Dilakukan di fasilitas Kesehatan yang ditunjuk
- Dilakukan oleh dokter ahli kebidanan dan kandungan atau dokter umum yang
disertifikasi
- Usia kehamilan dibawah 12 minggu
- Konseling sebelum dan setelah tindakan pada klien
- Standar Maya yang mudah dijangkau oleh masyarakat segala tingkatan
MAKALAH
UNWANTED PREGNANCY DAN ABORSI
Disusun Oleh:
1. Nyepi Oktavianingsih 993305336
2. Puji Hastutiningrum 993305338
3. Roikhatul Zahro 993305345