You are on page 1of 21

Laporan Praktikum Kimia Analitik II

Koefisien Distribusi Iod

Oleh :

1. Fitri Aprilia 093194205

2. Wilda Ulin Nuha 093194211

3. Endah Rohmawati 093194216

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan Kimia

Program Studi Pendidikan Kimia

2011
A. Judul Percobaan : KOEFISIEN DISTRIBUSI IOD

B. Tujuan : 1. Mengekstrak iod ke dalam pelarut organik

2. Menghitung harga KD dari iod

C. Dasar Teori

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara


dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Secara umum, ekstraksi adalah
proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu
pelarut lain yang tidak dapat bercampur. Pelarut yang umum dipakai adalah air
dan pelarut organik lain seperti CCl4, eter atau pentana. Garam anorganik,
asam-asam dan basa-basa yang dapat larut dalam air bisa dipisahkan dengan
baik melalui ekstraksi ke dalam air dari pelarut yang kurang polar. Ekstraksi
lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih
kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali
(Arsyad, 2001).

Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap,


ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap
merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan
pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian
dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi yang akan
diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan (Khopkar, 1990).

Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut
tersebut, maka akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan tertentu.
Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut
akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah
dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua
pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan
tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi, yang dinyatakan
dengan rumus:

஼మ
஼భ
KD = atau

஼೚
,
஼ೌ
KD =

Dengan KD = Koefisien distrribusi, dan Co, dan Ca adalah konsentrasi solute


pada pelarut organik dan air. Sesuai dengan kesepakatan, konsentrasi solute
dalam pelarut organic dituliskan di atas dan konsentrasi solute dalam pelarut di
tuliskan di bawah. Dari rumus tersebut jika harga KD besar, solute secara
kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organic
begitu pula terjadi sebaliknya. Rumus tersebut di atas hanya berlaku bila ; (a)
solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut, (b) solute tidak berasosiasi
dalam salah satu pelarut, dan (c) zat terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah
satu pelarut atau adanya reaksi-reaksi lain.

Iod mampu larut dalam air dan juga dalam kloroform. Akan tetapi,
perbedaan kelarutannya dalam kedua pelarut tersebut cukup besar. Dengan
mengekstraksi larutan iod dalam air ke dalam kloroform, menghitung
konsentrasi awal dan sisa iod dalam air dengan cara titrasi, maka dapat
diperoleh konsentrasi iod dalam kedua pelarut tersebut, sehingga koefisien
distribusi iod dalam sistem kloroform-air dapat ditentukan.

Untuk keperluan analisis kimia angka banding distribusi (D) akan lebih
bermakna daripada koefisien distribusi (KD). Angka banding distribusi
menyatakan perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organik
(fasa organik) dan pelarut air (fasa air). Jika zat terlarut adalah X, maka rumus
angka banding distribusi dapat ditulis:

௄௢௡௦௘௡௧௥௔௦௜ ௧௢௧௔௟ ௦௘௡௬௔௪௔ ௑ ௗ௔௟௔௠ ௙௔௦௔ ௢௥௚௔௡௜௞


௄௢௡௦௘௡௧௥௔௦௜ ௧௢௧௔௟ ௦௘௡௬௔௪௔ ௑ ௗ௔௟௔௠ ௙௔௦௔ ௔௜௥
D=
D. Alat dan Bahan
Alat :
- Gelas kimia
- Pipet
- Gelas ukur
- Labu ukur
- Corong pisah
- Statif
- Erlenmeyer
- Buret
- Pipet gondok

Bahan :

- Larutan Iod
- Aquades
- Larutan Na2S2O3 0,01 N
- Cloroform
- Larutan H2SO4
- Larutan kanji
E. Alur Percobaan

Larutan Iod 0,1 M 10 mL

Diencerkan pada labu ukur 100 mL

Larutan Iod

- Dipipet sebanyak 10 mL
- Dipindahkan dalam corong pisah
- Ditambahkan 1 mL kloroform
- Kocok corong pisah dengan sesekali
membuka kran
- Diamkan sampai kedua lapisan
(organik dan air) terpisah dengan baik.

- Pisahkan iod dalam pelarut


organik dan letakkan dalam
wadah yang disediakan Iod dalam pelarut air
-
- Ditambahkan dengan 1 mL
kloroform.
- Kocok corong pisah dengan sesekali
membuka kran
- Diamkan sampai kedua lapisan
terpisah dengan baik.
- Pisahkan iod dalam fasa organik
dalam wadah yang disediakan.
- Ulangi penambahan kloroform
dalam fasa air, sampai total
kloroform yang ditambahkan adalah
5 ml

Iod dalam pelarut organik

Iod dalam pelarut air,


setelah ekstraksi ganda
Iod dalam pelarut air,
setelah ekstraksi ganda

- Dimasukkan dalam erlenmeyer


- Tambahkan dengan 2 ml H2SO4
- Tambahkan 1 mL larutan kanji 0,2 %
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai
warna biru hilang
- Catat volume Na2S2O3 yang dibutuhkan.

Hasil

Menentukan konsentrasi iod mula-mula

10 ml larutan iod yang


telah diencerkan

- Dimasukkan dalam erlenmeyer


- Tambahkan dengan 2 ml H2SO4
- Tambahkan 1 mL larutan kanji 0,2 %
- Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai
warna biru hilang
- Catat volume Na2S2O3 yang dibutuhkan.

Hasil

F. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan
No Perlakuan
Sebelum Sesudah
1 Membuat larutan iod : Iod : cokelat (+++) Larutan iod : merah
- Mengambil 10 ml larutan iod 0,1 M kecokelatan
- Memasukkannya dalam labu ukur 100 mL
- Menambahkan larutan dengan aquades
sampai tanda batas
- Mengocok hingga tercampur sempurna
(homogen)
2 Penentuan konsentrasi iod mula-mula - Larutan iod : merah - Larutan Iod +
- Mengambil larutan iod baku, sebanyak 10 kecokelatan H2SO4 : merah
mL - Larutan H2SO4 : kecokelatan
- Memasukkan dalam erlenmeyer jernih tidak - Larutan Iod +
- Menambahkan 2 mL H2SO4 2M berwarna H2SO4 + larutan
- Menambahkan dengan 1 mL larutan kanji - Larutan kanji : kanji : biru (+++)
0,2% jernih tidak - Volume Na2S2O3 :
- Menitrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai berwarna 1. 13,5 mL
warna biru hilang. - Larutan Na2S2O3 : 2. 13,8 mL
- Mengulangi titrasi sebanyak 3 kali. jernih tidak 3. 14 mL
- Mencatat volume larutan Na2S2O3 yang berwarna
diperlukan.
3 Ektraksi larutan iod - Larutan iod : merah - Larutan iod dalam
- Mengambil 10 mL larutan iod kecokelatan pelarut organik :
- Memasukkan larutan iod ke dalam corong - Kloroforn : jernih ungu
pisah tidak berwarna - Larutan iod dalam
- Menambahkan 1 mL kloroform lalu - Larutan H2SO4 : pelarut air : orange
dikocok searah dengan sesekali membuka jernih tidak jernih (++)
kran berwarna - Larutan iod dalam
- Diamkan sampai kedua larutan terpisah - Larutan kanji : pelarut air + H2SO4
dengan baik jernih tidak : orange jernih
- Pisahkan iod dalam pelarut organik, dan berwarna (++)
letakkan pada wadah yang disediakan - Larutan Na2S2O3 : - Larutan iod dalam
- Iod dalam pelarut air ditambahkan lagi jernih tidak pelarut air + H2SO4
dengan 1 mL kloroform. Kemudian berwarna + larutan kanji :
dikocok dan didiamkan sampai terpisah biru (+++)
dengan baik. Pisahkan iod dalam pelarut - Volume larutan
organik. (ulangi langkah ini sampai 4 kali, Na2S2O3 :
sehingga jumlah total kloroform yang V.1 : 2,1 mL
ditambahkan adalah 5 mL) V.2 : 2,0 mL
- Pindahkan iod dalam pelarut organik V.3 : 2,5 mL
dalam erlenmeyer
- Menambahkan 2 mL H2SO4 dan 1 mL
larutan kanji 0,2%
- Menitrasi larutan tersebut dengan larutan
Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang.
- Mencatat volume larutan Na2S2O3 yang
diperlukan untuk mengubah warna larutan.

G. Analisis Data
1. Penentuan Konsentrasi Awal Iod
Dalam menentukan konsentrasi distribusi iod, konsentrasi awal iod harus
diketahui lebih dahulu. Konsentasi awal dari iod dapat diketahui dengan
melakukan titrasi I2 dengan Na2S2O3 atau biasa disebut dengan titrasi
iodometri. Larutan iod 0,1 M sebanyak 10 mL (berwarna coklat) diencerkan
dengan aquades pada labu ukur 100 mL, larutan berubah warna menjadi coklat
kemerahan. Kemudian dari larutan iod yang telah diencerkan tadi, dipipet
menggunakan pipet seukuran sebanyak 10 mL untuk dititrasi dengan Na2S2O3.
Setelah 10 mL larutan iod dimasukkan kedalam erlenmeyer, sebelumya
ditambahkan 2 mL H2SO4 2M, hal ini dilakukan untuk memberikan suasana
asam pada larutan. Kemudian ditambahkan larutan kanji 0,2% sebanyak 1 mL,
larutan kanji disini bertindak sebagai indikator. Kemudian larutan tersebut
diititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N. Berikut reaksi yang terjadi :

I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-

Titrasi dihentikan pada saat warna biru pada larutan tepat hilang. Dari titrasi
yang telah dilakukan, diperoleh volume Na2S2O3 sebanyak :

V1 = 13,5 mL

V2 = 13,8 mL

V3 = 14 mL

Dari data tersebut, dapat kita cari mEk dari I2, dengan rumus

mEk I2 = mEk Na2S2O3

mEk I2 = V Na2S2O3 x N Na2S2O3


Setelah kita mengetahui mEk, mol mula-mula dri Na2S2O3 dapat diketahui,
dengan menggunakan rumus :

mmol I2 = ½ mEk I2

Mmol I2 mula-mula ini digunakan untuk menetukan mmol iod dalam fasa
organik.

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

Volume Na2S2O3 mEk I2 mmol I2 mula-mula


V1 = 13,5 mL 0,135 mEk 0,0675 mmol
V2 = 13,8 mL 0,138 mEk 0,069 mmol
V3 = 14 mL 0,14 mEk 0,07 mmol

2. Ekstraksi Larutan Iod

Untuk menentukan KD atau koefisien distribusi, kita haru mengetahui


konsentrasi iod dalam pelarut organik dan konsantrasi iod dalam pelarut air.
Penentuan konsentrasi iod dalam kedua pelarut tersebur dapat diketahui dengan
melakukan ekstraksi. Hal pertama yang dilakukan adalah memipet 10 mL larutan
iod yang sudah diencerkan tadi dan memasukkannya kedalam corong pisah.
Kemudian menyiapkan kloroform sebanyak 5 mL, kloroform disini bertindak
sebagai pelarut organik. Kemudian mamasukkan kloroform secara bertahap
kedalam corong pisah. Sebanyak 1 mL kloroform dimasukkan kedalam corong
pisah, kocok corong pisah dengan sesekali membuka kran pada corong pisah.
Reaksi yang terjadi antara larutan iod dan kloroform adalah:

I2 + 2CHCl3 → 3Cl2 + 2CHI

Setelah dilakukan pengocokan beberapa kali, kemudian larutan dalam corong


pisah didiamkan sampai kedua lapisan terpisah dengan baik, yaitu lapisan organik
dan lapisan air. Lapisan organik berada di bawah corong dan berwarna ungu
dikeluarkan dari corong pisah dan disimpan di tempat yang telah disediakan.
Kemudian memasukkan 1 mL kloroform dan melakukan tahap yang sama dengan
yang dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan sampai larutan kloroform sebanyak
5 mL tadi habis terpakai.
Lapisan air yang telah didapatkan dari ekstraksi dipindahkan ke dalam
erlenmeyer, kemudian ditambahkan dengan H2SO4 2M sebanyak 2 mL, hal ini
bertujuan untuk memberikan suasana asam pada larutan. Lalu ditambahkan
larutan kanji 0,2% sebanyak 1 mL, larutan kanji disini bertindak sebagai
indikator. Titrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan natrium tiossulfat
(Na2S2O3) 0,01 N. Titrasi dehentikan pada saat warna biru tepat hilang. Langkah-
langkan diatas diulangi sampai tiga kali untuk ketelitian dan kevalidan data yang
didapatkkan.

Setelah melakukan titrasi, diperoleh volume dari Na2S2O3 sebesar, V1 =


2,1 mL , V2 = 2,0 mL, V3 =2,5 mL. Dari data ini, dapat dicari meK dari I2 pada
fasa air ( f(a) ) dengan rumus :

mEk I2 f(a) = mEk Na2S2O3

mEk I2 f(a) = V Na2S2O3 x N Na2S2O3

setelah mEk I2 pada fase air diketahui, mmol I2 dalam fasa air pun dapat dicari,
dengan menggunakan rumus :

mmol I2 f(a) = ½ mEk I2 f(a)

Konsentrasi I2 dalam fasa air ( f(a) ) dapat dihitung setelah mmol I2 dalam fasa air
dikatahui, menggunakan rumus :

௠௠௢௟ ூଶ ௙ሺ௔ሻ
M I2 f(a) =
௏ ௙ሺ௔ሻ

Dengan V adalah volume fasa air, yaitu sebanyak 10 mL.

Dari hasil perhitungan, diperoleh data sebagai berikut:

Volume
mEk I2 f(a) mmol I2 f(a) M I2 f(a)
Na2S2O3
V1 = 2,1 mL 0,021 mEk 0,0105 mmol M1 = 1,05 x 10-3 M
V2 = 2,0 mL 0,02 mEk 0,01 mmol M2 = 10-3 M
M3 = 1,25x10-3M1,25
V3 = 2,5 mL 0,025 mEk 0,0125 mmol
x MM10-3 M
Setelah mol serta konsentrasi iod dalam fasa air diketahui, selanjutnya adalah
menghitung mol dan konsentrasi iod dalam fasa organik. mmol iod dalam fasa
organik ( f(o) ) dapat dihitung menggunakan rumus :

Mmol I2 f(o) = mmol I2 mula-mula – mmol I2 f(a)

Dari perhitungan diatasi ,konsentrasi I2 dalam fasa organik dapat dihitung


menggunakan rumus :

௠௠௢௟ ூଶ ௙ሺ௢ሻ
M I2 f(o) =
௏ ௙ሺ௢ሻ

Dengan V adalah volume pelarut organik, yaitu volume klorofom sebesar 5 mL.

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh data sebagai berikut:

mmol I2 f(o) M I2 f(o)


0,057 mmol M1 = 0,0114 M
0,059 mmol M2 = 0,0118 M
0,0575 mmol M3 = 0,0115 M

Berdasarkan data konsentrasi iod dalam pelarut organik ( M I2 f(o) ) dan


konsentrasi iod dalam pelarut air ( M I2 f(a) ), harga KD dapat dihitung, dengan
mengunakan rumus :

ெ ூଶ ௙ሺ௢ሻ
KD = ெ ூଶ ௙ሺ௔ሻ

M I2 f(o) M I2 f(a) KD
M1 = 0,0114 M M1 = 0,000105 M KD1 = 10,5871
M2 = 0,0118 M M2 = 0,001 M KD2 = 11,8
M3 = 0,0115 M M3 = 0,00125 M KD3 = 9,2
KD rata-rata KD = 10,6190
H. Diskusi

Pada saat melakukan titrasi, baik titrasi untuk penentuan konsentrasi awal
larutan iod maupun titrasi iod dalam pelarut air, penambahan larutan kanji
0,2% seharusnya ditambahkan setelah titrasi dijalankan setengahnya dulu, yaitu
pada saat warna pada larutan berubah dari coklat kemerahan menjadi kuning.
Bukan ditambahkan sebelum titrasi.

I. Simpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan tentang Koefisien distribusi Iod,


didapatkan nilai Koefisien distribusi ( KD ) sebesar 10,6190.

J. Jawaban Pertanyaan

1. Apa perbedaan antara KD dan D?

Jawab :
KD digunakan jika solut tidak terionisasi dalam salah satu pelarut, solut
tidak berasosiasi dalm satu pelarut, dan zat terlarut tidak dapat bereaksi
dalam salah satu pelarut.
Secara matematis KD dinyatakan dengan:

௞௢௡௦௔௡௧௥௔௦௜ ௦௢௟௨௧ ௗ௔௟௔௠ ௙௔௦௔ ௢௥௚௔௡௜௞


KD = ௞௢௡௦௘௡௧௥௔௦௜ ௦௢௟௨௧ ௗ௔௟௔௠ ௙௔௦௔ ௔௜௥

Sedangkan Angka banding distribusi (D) adalah perbandingan konsentrasi


total zat terlarut dalam pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa
air) pada suhu dan tekanan yang tidak konstan, melainkan dipengaruhi
oleh pH fasa air.
Secara matematis D dinyatakan dengan :
௞௢௡௦௘௡௧௥௔௦௜ ௧௢௧௔௟ ௭௔௧ ௧௘௥௟௔௥௨௧ ௗ௔௟௔௠ ௙௔௦௔ ௢௥௚௔௡௜௞
D=
௞௢௡௦௘௡௧௥௔௦௜ ௧௢௧௔௟ ௭௔௧ ௧௘௥௟௔௥௨௧ ௗ௔௟௔௠ ௙௔௦௔ ௔௜௥

2. Bilamana harga KD = D ?

Jawab : Harga KD = D bila berada pada kondisi ideal dan tidak terjadi
interaksi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi.
3. Bagaimana mencari harga hubungan KD dan D untuk asam lemah HB yang
mengalami dimerisasi dalam suatu pelarut organic?

Jawab :

HB ↔ H+ + B-

[ு஻]೚
[ு஻]ೌ ା[஻ ష ]ೌ
D= ..................................... persamaan (1)

{ு஻]೚
[ு஻]ೌ
KDHA = ...................................... persamaan (2)

[ு శ ]ೌ {஻ష }ೌ
Ka = [ு శ ]ೌ
...................................... persamaan (3)

Dari persamaan 3 dapat dituliskan:

௄௔ [ு஻]௔
[‫] ିܤ‬௔ =
[ு శ ]ೌ
...................................... persamaan (4)

Dari persamaan 4 disubtitusikan ke dalam persamaan 1 akan diperoleh:

[‫]ܤܪ‬௢
‫=ܦ‬
[‫]ܤܪ‬௔
[‫]ܤܪ‬௔ + ‫ܽܭ‬
[‫ ܪ‬ା ]௔

[ு஻]೚
= ಼ೌ
...................................... persamaan (5)
[ு஻]ೌ ൜ଵା ൠ
[ಹశ ]ೌ

Bila persamaan 2 disubtitusikan ke dalam persamaan 5 akan diperoleh


persamaan 6 sebagai berikut:

௄ವಹಲ
‫=ܦ‬ ಼ೌ ...................................... persamaan (6)
ଵା శ
[ಹ ]ೌ
4. Bagaimana mencari hubungan antara KD dan D untuk basa lemah yang
terionisasi dalam pelarut air dan tidak bereaksi dalam pelarut organik?
Jawab :

HB
(fasa organik)
HB + H2O H3O+ + B – (fasa air)
[‫ܪ‬ଷ ܱା ]௔ [‫] ି ܤ‬௔
‫ܭ‬௔ு஻ =
[‫]ܤܪ‬௔
௄ೌಹಳ [ு஻]ೌ
[‫] ିܤ‬௔ =
[ுయ ைశ ]ೌ
……………………..(1)

[‫]ܤܪ‬௢
‫ܭ‬஽ு஻ሺ௢ ሻ = … … … … … … . . ሺ2ሻ
௔ [‫]ܤܪ‬௔
[ HB ]O
D= ……………………..(3)
[ HB ]a + [ B − ]a
Persamaan (1) disubstitusikan dalam persamaan (3)
[ HB ]O
D =
Ka[ HB ]a
[ HB]a +
[ H 3O + ]a
[ HB]O
=
 Ka 
[ HB ]a 1 + 
 H 3O +   …………(4)
 a 

Persamaan 2 disubstitusikan kedalam persamaan (4),sehingga


KD
D=
Ka
1+
[ H 3O + ]a

5. Buktikan bahwa dengan ekstraksi ganda akan dihasilkan persen terekstrak


lebih besar daripada satu kali terekstraksi!
Jawab :
Misalkan pada percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan Vo=
5mL dan Va=10 mL didapatkan harga koefisien distribusi (KD )sebesar 10,6.
Untuk mencari fraksi zat terekstrak dalam ekstraksi tunggal ( 5 mL kloroform
digunakan semua sekaligus) digunakan rumus:

fa = ቆ ቇ
Vaq
Vaq + (K ୈୟ x V୭ ሻ
Jika data dimasukkan akan diperoleh:

fa = ൬ ൰
10mL
10mL+ (10,6 x 5mLሻ
fa =0,1587
fo = 1 − 0,1587
fo =0,8413
% yang terekstrak = 0,8413 x 100 %
= 84,13 %
Sedangkan untuk mencari fraksi zat yang terekstrak dalam pelarut organik jika
menggunakan ekstraksi berganda 5kali ( volume kloroform yang digunakan
@1mL) dapat menggunakan rumus

fୟ = ቆ ቇ
Vaq
Vaq + (K ୈୟ x V୭ ሻ
Dengan memasukkan data akan diperoleh:

10mL
fa = ൬ ൰
10mL+ (10,6 x 1ሻ
fa =0,0269
fo = 1 − 0,0269
fo =0,9731
% yang terekstrak = 0,9731 x 100 %
= 97,31 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuktikan bahwa hasil zat terekstrak
dalam pelarut organik akan lebih banyak jika menggunakan ekstraksi ganda.

K. Daftar Pustaka
- Intan, Nur. 2010. Penentuan Koefisien Distribusi, (Online).
(http://nugiluph24.blogspot.com/2010/10/tetapan-distribusi-iod-dalam-
sistem.html, diakses 18 maret 2011)
- Kimia,Unesa.2009. Koefisien Distribusi Iod “Laporan Praktikum Dasar-
Dasar Pemisahan Kimia”, (online).
(http://brown13zt.blogspot.com/2008/06/koefisien-distribusi-iod.html,
diakses 18 Maret 2011).
- Azizah Utiya, dkk. 2003. Panduan Praktikum Mata Kuliah Dasar-dasar
Pemisahan Kimia. Surabaya: Jurusan Kimia UNESA.
- JR. Day R A dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif (edisi ke-
enam). Jakarta: Erlangga.
- Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang: Universitas Negeri
Malang.
- Annisa. 2008. Pemisahan Campuran yang Tidak Saling Campur,(Online).
(http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/pemisahan-campuran-
yang-tidak-saling-campur/,diakses 18 Maret 2011).
L. Lampiran
Lampiran I
Perhitungan

A. Menghitung mmol I2 mula-mula


Diketahui :
- Vol.1 Na2S2O3 = 13,5 mL
- Vol.2 Na2S2O3 = 13,8 mL
- Vol.3 Na2S2O3 = 14 mL
- N Na2S2O3 = 0,01 N

Ditanya :

- mmol I2 mula-mula ?

jawab :

Reaksi:

I2 + 2 e-  2I-

2S2O32-  S4O6 2- + 2e-

I2 + 2S2O32-  2I- + S4O6 2-

1. meK I2 = meK Na2S2O3

meK I2 = V Na2S2O3 X N Na2S2O3

I2 = 13,5 mL X 0,01 meK/mL

I2 = 0,135 meK

Mmol I2 = ½ X meK

= ½ X 0,135

= 0,0675 mmol

2. meK I2 = meK Na2S2O3

meK I2 = V Na2S2O3 X N Na2S2O3

I2 = 13,8 mL X 0,01 meK/mL


I2 = 0,138 meK

Mmol I2 = ½ X meK

= ½ X 0,138

= 0,069 mmol

3. meK I2 = meK Na2S2O3

meK I2 = V Na2S2O3 X N Na2S2O3

= 14 mL X 0,01 meK/mL

I2 = 0,14 meK

Mmol I2 = ½ X meK

= ½ X 0,14

= 0,07 mmol

B. Menghitung mmol dan konsentrasi I2 dalam fasa air ( f(a) )


Diketahui :
- Vol.1 Na2S2O3 : 2,1 mL
- Vol.2 Na2S2O3 : 2,0 mL
- Vol.3 Na2S2O3 : 2,5 mL
- N Na2S2O3 : 0,01 N
- Volume f air : 10 mL

Ditanya : mmol dan konsentrasi I2 ..?

Jawab :

1. meK I2 f(a) = meK Na2S2O3


meK I2 f(a) = V Na2S2O3 X N Na2S2O3
I2 f(a) = 2,1 mL X 0,01 meK/mL
I2 f(a) = 0,021 meK

mmol I2 f(a) = ½ X meK


= ½ X 0,021
= 0,0105 mmol
௠௠௢௟ ூమ ௙ሺ௔ሻ
M I2 f(a) =
௏଴௟௨௠௘ ூమ ௙ሺ௔ሻ

଴,଴ଵ଴ହ
=
ଵ଴

= 1,05 x 10 -3 M

2. meK I2 f(a) = meK Na2S2O3


meK I2 f(a) = V Na2S2O3 X N Na2S2O3
I2 f(a) = 2,0 mL X 0,01 meK/mL
I2 f(a) = 0,02 meK
mmol I2 f(a) = ½ X meK
= ½ X 0,02
= 0,01 mmol

௠௠௢௟ ூమ ௙ሺ௔ሻ
M I2 f(a) = ௏଴௟௨௠௘ ூమ ௙ሺ௔ሻ

଴,଴ଵ
=
ଵ଴

= 10 -3 M

3. meK I2 f(a) = meK Na2S2O3


meK I2 f(a) = V Na2S2O3 X N Na2S2O3
I2 f(a) = 2,5 mL X 0,01 meK/mL
I2 f(a) = 0,025 meK
mmol I2 f(a) = ½ X meK
= ½ X 0,025
= 0,0125 mmol

௠௠௢௟ ூమ ௙ሺ௔ሻ
M I2 f(a) =
௏଴௟௨௠௘ ூమ ௙ሺ௔ሻ

଴,଴ଵଶହ
=
ଵ଴

= 1,25 x 10 -3 M
C. Menghitung mmol I2 dan konsentrasi dalam fasa organik (f(o))
1. mmol I2 f(o) = mmol I2 mula-mula – mmol I2 f(a)
= 0,0675 – 0,0105 mmol
= 0,057 mmol
௠௠௢௟ ூమ ௙ሺ௢ሻ
M I2 f(o) =
௏଴௟௨௠௘ ூమ ௙ሺ௢ሻ

଴,଴ହ଻
=

= 0,0114 M

2. mmol I2 f(o) = mmol I2 mula-mula – mmol I2 f(a)


= 0,069 – 0,01 mmol
= 0,059 mmol
௠௠௢௟ ூమ ௙ሺ௢ሻ
M I2 f(o) = ௏଴௟௨௠௘ ூమ ௙ሺ௢ሻ

଴,଴ହଽ
= ହ

= 0,0118 M

3. mmol I2 f(o) = mmol I2 mula-mula – mmol I2 f(a)


= 0,07 – 0,0125 mmol
= 0,0575 mmol
௠௠௢௟ ூమ ௙ሺ௢ሻ
M I2 f(o) = ௏଴௟௨௠௘ ூమ ௙ሺ௢ሻ

଴,଴ହ଻ହ
= ହ

= 0,0115 M

D. Menghitung KD
ெ ௙ሺ௔ሻ
1. KD 1 = ெ ௙ሺ௢ሻ
଴,଴ଵଵସ ெ
= ଴,଴଴ଵ଴ହ ெ

= 10,8571

ெ ௙ሺ௔ሻ
2. KD 2 = ெ ௙ሺ௢ሻ
଴,଴ଵଵ଼ ெ
=
଴,଴଴ଵ ெ
= 11,8

ெ ௙ሺ௔ሻ
3. KD 3 =
ெ ௙ሺ௢ሻ
଴,଴ଵଵହ ெ
=
଴,଴଴ଵଶହ ெ

= 9,2

୏ୈଵା ୏ୈଶା ୏ୈଷ


KD rata-rata =

ଵ଴,଼ହ଻ଵ ା ଵଵ,଼ ା ଽ,ଶ
=

= 10,6190

You might also like