You are on page 1of 9

KOMPOS: Dari Tanah Kembali Ke 

Tanah

Catatan: Bahan ini digunakan untuk menjelaskan kompos pada petani, pekebun, atau masyarakat
awam. Dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh petani.
Semoga bermanfaat.

Apa itu kompos?


Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya
sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki kandungan hara NPK yang
lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang
sangat bermanfaat bagi tanaman.

Apa manfaat kompos?


Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Kompos memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah. Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur.
Tanah miskin akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang
diberi kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa
kompos.

Apa saja yang bisa dibuat kompos?


Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat
dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat
dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia bisa dikomposkan. Kompos
dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai
binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak
mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan.
Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan
bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang,
rambut, tanduk, dan bulu binatang.

Mengapa harus dikomposkan terlebih dahulu?


Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan
asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa
tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang
‘setengah matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai
‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari
tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.
Bagaimana cara membuat kompos yang cepat, mudah, dan
murah?
Membuat kompos sangat mudah. Secara alami bahan organik akan mengalami pelapukan
menjadi kompos, tetapi waktunya lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan
kondisinya. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan.
Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator atau inokulum atau biang
kompos. Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan bahan
organik menjadi kompos. Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup kecil dapat
dikomposkan tanpa harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan keras,
sebaiknya dicacah terlebih dahulu. Aktivator kompos harus dicampur merata ke seluruh bahan
organik agar proses pengomposan berlangsung lebih baik dan cepat.
Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini sangat dibutuhkan
untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos. Bahan yang kering lebih sulit
dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses
pengomposan. Jadi basahnya harus cukup. Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti
halnya air, udara dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.
Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu ditutup. Penutupan ini
bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan
perubahan suhu.
Bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos matang. Lama waktu yang dibutuhkan
antara 2 minggu sampai 6 minggu tergantung dari bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang
lunak dapat dikomposkan dalam waktu yang singkat, 2 – 3 minggu. Bahan-bahan yang keras
membutuhkan waktu antara 4 – 6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang adalah bentuknya
sudah berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitaman, tidak berbau menyengat, dan
mudah dihancurkan/remah.

Bagaiman cara penggunaan kompos?


Kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku
berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih banyak kompos
memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau
untuk tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan satu
bagian kompos : tiga bagian tanah.
Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan
istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar
tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk
kimia buatan. Pupuk kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan
kompos.
Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian, holtikultura,
perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan. Misalnya untuk tanaman: padi
sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu,
aglonema, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-lain.
Sumber : http://isroi.wordpress.com/2008/11/15/kompos-dari-tanah-kembali-ke-tanah/#more-
1140

Cara Pembiakan Bakteri
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat
dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat
dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:

Bahan dan Komposisi:

1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:

Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:

Panaskan 5 liter air sampai mendidih.


Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu),
lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul
dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10
menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol
yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari
udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair
maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang
lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.
Sumber : http://petanidesa.wordpress.com/2007/02/03/cara-pembiakan-bakteri/

Cara Pembiakan Bakteri

Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat
dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat
dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:

Bahan dan Komposisi:

1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:

Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:

Panaskan 5 liter air sampai mendidih.


Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu),
lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul
dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10
menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol
yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari
udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair
maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang
lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...iakan-bakteri/

Cara Membuat Pupuk Cair Organik

Bahan dan Alat:

1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang
bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu,
dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:

Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.


Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air,
terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah
berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:

Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.


Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur),
tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain,
terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/

Cara Membuat Pupuk Hijau Organik

Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses
dengan bantuan bakteri.

Bahan dan Komposisi:

200 kg hijau daun atau sampah dapur.


10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:

Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.


Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk
hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai
rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...hijau-organik/

Mudah2an Bermanfaat buat kita semua.

OLEH: WAYAN NITA


Produk EM yang beredar di pasaran kebanyakan berupa EM asli. Yang tidak dapat langsung
diaplikasikan pada media. Karena kandungan mikroorganisme dalam EM asli tidur sehingga
tidak akan memberikan pengaruh yang nyata. Sama saja dengan menaburkan kotoran ayam yang
baru keluar ke tanaman. Semua membutuhkan proses agar mendapatkan hasil yang maksimal.
EM asli perlu dilarutkan menjadi EM aktif. Karena EM aktif aktivitasnya lebih tinggi daripada
EM asli. Memang, dari segi daya simpan EM asli lebih lama dari pada EM aktif, yaitu mampu
bertahan hingga lima tahun. Tetapi sebulan sesudah pembuatan EM aktif, aktivitasnya drastis
menurun. Rekomendasi penggunaan EM aktif hanya satu bulan dan aktivitas mikroorganisme
paling tinggi pada hari ke-10 sampai hari ke-17 pasca dilarutkan.
Pembuatan larutan aktif dengan mencampurkan EM asli dengan molasse (tetes tebu) dan air. Air
yang cocok untuk membuat EM aktif adalah air sumur, air yang bebas dari residu kimia, air yang
bebas dari pncemaran dan air yang bersih. Molasse yang digunakan harus dibersihkan dari
kotoran, dan dipilih dari pabrik gula berkualitas. Semakin baru molasses, EM aktif yang
dihasilkan akan semakin bagus, maksimum satu tahun sejak dikeluarkan dari pabrik. Bila sulit
mendapat molasse, juga bisa digunakan gula merah atau gula pasir yang telah dilarutkan.
EM asli dicampur dengan molasse dan air kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan ditutup
rapat, biarkan 5-10 hari dalam keadaan kedap udara. Wadah harus ditutup rapat dan dihindarkan
dari sinar matahari langsung. Tutup wadah dibuka pada hari ke lima untuk mengeluarkan gas
agar tidak meledak.
Setelah 5-10 hari kemudian EM aktif sudah dapat digunakan bila tercium bau asam manis. PH
EM aktif jadi 3,7 atau kurang, idealnya 3,5. Wadah yang baik untuk menyimpan EM aktif adalah
tangki plastik atau tangki stainless stell, tangki bersih dan tangki yang dapat mempertahankan
kondisi anaerob. Jangan gunakan bekas tempat oli atau tempat bahan kimia, yang kotor atau
tangki logam berkarat. EM aktif yang dihasilkan tidak boleh digandakan.

Menakar Komposisi Kandungan EM4


HORISON
OLEH: WAYAN NITA
Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang pertanian, peternakan,
perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah banyak kalangan masyarakat yang
menggunakan tapi tidak banyak yang tahu tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima kelompok, 10 Genius
80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0.
Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan multiple
efect yang secara dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam amino,
sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman.
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur
fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam
nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari
udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat
perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan pathogen dengan asam laktat yang
dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi
menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk
mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai
bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk,
mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanahlactobonillus
sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun
mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan
mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa
yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung
lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian,
meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.
Jenis-jenis EM yang ada seperti EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung
90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos dalam tanah. EM2
terdiri dari 80 species yang disusun berdasarkan perbandingan tertentu.
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah mengeluarkan antibiotik untuk menekan
patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan yang berfungsi
membantu tugas EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh bakteri fotosintetik sehingga secara
langsung dapat diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan
organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan
enzim. EM5 berupa pestisida organik.

Mari membuat kompos skala rumah tangga

Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola sampah organic rumah
tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic.


Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak memerlukan banyak
peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin, tidak
merepotkan bahkan selain mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.

Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan
tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan
tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih
baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena
oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.

Bagaimana Kompos Terjadi

Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang
hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara
dan kelembaban. Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu
sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos.
Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah
bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus
dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.

Peralatan

Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang
berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas
untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan
air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke
bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.

Cara Pengomposan

- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.


- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos
ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran
ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru.
Setiap 7 hari diaduk.
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1
dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C.
Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam
bak pengomposan sebagai activator.

Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan
oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah
makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat
ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko
pertanian.

Penutup

Apabila setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampahnya: yang organic dijadikan kompos, yang
non-organik disedekahkan kepada pemulung, maka pemerintah tinggal mengelola sisanya yang 10%
saja,yang tidak dapat didaur ulang. Alangkah senangnya pemulung, kalau penghuni rumah sudah
memilah sampahnya, sehingga mereka tinggal mengambil kertas, plastic dsb. yang tidak dikotori sisa
makanan, tanpa mengobrak-abrik bak sampah (maaf) berebutan dengan anjing dan kucing. Jam
kerjanya akan lebih pendek, uang yang diperoleh akan lebih banyak.
Pembuatan kompos ini dapat pula dilakukan secara kolektif, apabila keadaan tidak memungkinkan.
Misalnya perumahan padat penduduk, atau apartemen. Pengelolaannya dapat diserahkan kepada RW
atau pihak swasta. Namun masing-masing rumah tangga tetap harus melakukan pemilahan sampahnya.
Sehingga tidak perlu lagi ada TPA yang memerlukan tanah luas dan menimbulkan masalah pencemaran,
bahaya longsor, pendangkalan sungai, penyakit dsb.

Marilah…..kita menjadi pelopor, penggerak keluarga dan masyarakat di sekitar kita.


Selain ikut memelihara lingkungan hidup, juga beribadah.
Mulailah dari yang kecil.
Mulailah dari diri sendiri.
Mulailah sekarang juga.

You might also like