Professional Documents
Culture Documents
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau
keton. Nama karbohidrat atau ‘hidrat dari karbon’ adalah istilah yang dilontarkan
pada masa awal dipelajarinya kimia karbohidrat. Banyak dari senyawa ini
senyawa penting di alam karena perannya yang penting dalam proses biologis.
Glukosa dapat mereduksi ion kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini
dapat digunakan sebagai dasar di dalam penentuan glukosa dan dilakukan dengan
Somogy-Nelson.
percobaan ini.
glukosa yang terkandung dalam sampel minuman M150 dengan metode Somogy-
Prinsip dari percobaan ini ialah penentuan kadar glukosa dalam sampel
melalui reduksi ion Cu2+ oleh glukosa sehingga membentuk endapan merah bata
TINJAUAN PUSTAKA
gabungan dari dua gugus fungsi, yaitu gugus hidroksil dan gugus karbonil (Hart
dkk., 2003).
tersusun dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen (Ratna dkk., 2010).
gula sederhana. Kalau atom karbon dinotasikan sebagai bola berwarna hitam,
okeigen berwarna merah dan hidrogen berwarna putih maka bentuk molekul tiga
dimensi dari glukosa akan seperti gambar disamping ini. Banyak karbohidrat yang
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai
terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber),
Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi
menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati, dan gula. Selulosa adalah blok
pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan,
sedangkan pati adalah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya
digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit
penting dalam darah. Dua gula lainnya, ribosa dan 2-deoksiribosa, ialah
komponen material genetik RNA dan DNA. Karbohidrat lain penting sebagai
keton. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida. Bila suatu gula
mempunyai gugus aldehid, gula tersebut merupakan suatu aldosa. Namun, bila
gula tersebut mempunyai gugus keto, gula tersebut merupakan suatu ketosa. Suatu
Monosakarida yang paling banyak dijumpai dalam makanan kita adalah heksosa
dibagi atas tiga golongan besar yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Istilah sakarida berasal dari bahasa latin dan mengacu pada rasa manis senyawa
dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana (Tim Dosen Kimia, 2008).
hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan
cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat yang lain. Adapun
glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan
(Poedjiadi, 1994).
Glukosa adalah gula yang mempunyai enam atom karbon dan dengan
demikian disebut heksosa. Karbohidrat lima karbon dikenal sebagai pentosa dan
yang amat penting yaitu D-glukosa sering dikenal sebagai dektrosa. (Pine, dkk.,
1988).
dominan dan kedua anomer dan telah diisolasi. Berdasarkan defenisi, bentuk
isomer yang mempunyai C1-OH dan C5-C6. Siklisasi akan menghasilkan pusat
asimetri baru. Anomer berbeda dalam sifat-sifat fisika dan rotasi optik. Dalam
larutan kedua bentuk akan mencapai keseimbangan dan reaksi dapat diikuti
(Sastrohamidjojo, 1996).
CHO
H OH
HO H
H OH
H OH
CH2OH
D - glukosa
vertikal dan gugus karbonil paling dekat dengan puncak (Pine, dkk., 1988).
Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa
Glukosa dapat mereduksi ion kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini
dapat digunakan sebagai dasar di dalam penentuan glukosa dan dilakukan dengan
oleh glukosa (gula reduksi) dalam suasana basa dengan arsenomolibdat yang
digunakan untuk prosedur titrimetrik yang diadaptasi. Ini termasuk gula jaringan,
glikogen, urin reduksi setara, maltosa, asam glukuronat, dll (Nelson, 1944).
BAB III
METODE PERCOBAAN
(C6H1206.H2O), sampel cair (minuman M150), aquadest, kertas label, sabun, dan
tissue roll
neraca analitik digital, labu ukur 10 mL, pipet ukur 0,2 mL, pipet ukur 1 mL, pipet
ukur 10 mL, pipet volume 1 mL, bulp, filler, mikro pipet, gelas piala 100 mL,
sendok tanduk, batang pengaduk, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes,
penjepit tabung reaksi (gegep), penangas air, kuvet, oven, sikat tabung.
gelas piala 100 mL dan dilarutkan dengan sedikit aquadest lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur 10 mL lalu diencerkan dengan aquadest hingga mencapai volume
pada tabung pertama, 0,03 mL pada tabung kedua, 0,04 mL, pada tabung ketiga
0,05 mL pada tabung keempat dan 0,06 mL pada tabung kelima berturut-turut
untuk pembuatan larutan standar dengan konsentrasi 0,004 mg/mL; 0,006 mg/mL;
0,008 mg/mL; 0,010 mg/mL; 0,012 mg/mL. Setelah itu diencerkan dengan
dihomogenkan.
Kemudian larutan dihomogenkan. Setelah itu, dipipet lagi sebanyak 0,01 mL, dari
Kemudian ke lima buah tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan standar dengan
mg/mL; 0,012 mg/mL serta tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan sampel dan 1
sebanyak 1 mL. Kemudian dimasukkan dalam penangas air selama 20 menit, lalu
didinginkan dengan segera ke dalam air dingin. Setelah dingin, setiap tabung
dan blanko aquadest diencerkan dengan aquadest sampai volume 100 mL dan
Konsentrasi
No Absorban
(mg/mL)
1 0,04 0,01
2 0,06 0,063
3 0,08 0,079
4 0,1 0,091
5 Sampel 0,029
dan dari data tersebut, maka diperoleh nilai persamaan garis lurusnya :
y = 1,295x - 0,029
y = 1,295x - 0,029
1,295x = 0,058
0,058
x=
1,295
x = 0,0448 mg/mL
Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa
Cu(II). Glukosa dapat mereduksi ion kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini
kadar glukosa. Proses yang terjadi pada metode ini yaitu oksidasi glukosa menjadi
asam glukonat dan reduksi ion kupri menjadi ion kupro. Yang digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan larutan induk adalah glukosa monohidrat, dimana bahan
Dari larutan induk tersebut dibuat deretan larutan sandar dengan konsentrasi 0,004
pembawa ion kupri. Lalu dipanaskan yang bertujuan agar ion kupri tereduksi oleh
gula pereduksi (glukosa) sehingga menjadi ion kupro dalam suasana basa. Setelah
pemanasan dilakukan terbentuk endapan merah (Cu2O) yang memiliki warna yang
semakin tua sesuai dengan konsentrasi glukosa yang terdapat dalam larutan.
Larutan tersebut lalu didinginkan pada air dingin dan ditambahkan reagen
bertindak sebagai khromatogen ikut bereaksi dengan larutan sedangkan zat yang
bertindak sebagai indikator tidak ikut bereaksi sehingga pada perlakuan tertentu,
misalnya pemanasan dalam waktu tertentu, larutan dapat berubah menjadi tak
berwarna. Hal yang berbeda terjadi pada larutan yang mengandung khromatogen.
Sampel cair (M150) yang akan dihitung kadar glukosanya terlebih dahulu
diencerkan dengan tujuan agar larutan tersebut dapat terbaca dalam alat
diperoleh persamaan garis lurus dari deret standar yang telah diukur absorbannya
pada alat spectronic 20D+ adalah y = 1,295x - 0,029, dan dari persamaan tersebut
dapat diperoleh konsentrasi glukosa dalam sampel M150 adalah 448 mg/mL.
standar, kurang teliti karena diperoleh nilai r yang kurang dari satu. Hal ini
mungkin terjadi karena pada saat membuat deret standar kurang teliti dalam
memipet dan mengencerkan deret standar. Hal ini juga disebabkan karena dalam
membuat deret standar digunakan tabung reaksi dan bukan labu ukur. Hal ini akan
sangat berpengaruh karena volume tabung reaksi sangat tidak teliti dibandingkan
5.1 Kesimpulan
dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa yang terdapat dalam sampel minuman
5.2 Saran
digunakan labu ukur dan bukan tabung reaksi agar diperoleh nilai r yang baik dan
Budiyanto, M.A.K, 2002, Dasar- Dasar Ilmu Gizi, UMM Press, Malang
Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, J. D., 2003, Kimia Organik edisi kesebelas,
diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Nelson, N., 1944, A Photometric Adaptation of The Somogyi Method For The
Determination of Glucose, Journal of Biological Chemistry, 163, 375-
380.
Pine, S. H., J., B., Hendrickson, D., J., Cram, dan G., S., Hammond, 1988, Kimia
Organik 2 edisi keempat, diterjemahkan oleh Hamid A., ITB, Bandung.
Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi, 2003, Analisa Bahan makanan dan
Pertanian, Liberty Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Asisten Praktikan
Glukosa monohidrat
- Ditimbang 0,011 g
- Dihomogenkan
Hasil
Larutan Induk
sebanyak 0,02 sebanyak 0,03 sebanyak 0,04 sebanyak 0,05 sebanyak 0,06
tabung reaksi tabung reaksi tabung reaksi tabung reaksi tabung reaksi
sebanyak 4,98 sebanyak 4,97 sebanyak 4,96 sebanyak 4,95 sebanyak 4,94
ml ml ml ml ml
- dihomogenkan
Larutan Nelson
4. Preparasi Sampel
Larutan sampel
cair (M150)
- Dihomogenkan
- Dihomogenkan
Hasil
5. Penentuan Kadar Glukosa
- Dihomogenkan
Hasil
Lampiran 2. Perhitungan
Dik: M = 1 mg/mL
Volume = 10 mL
Penyelesaian:
Mr Glukosa x mg
M = x
Mr Glukosa monohidrat 10 mL
180 x mg
1 mg/mL =
198
x 10 mL
x mg = 11 mg
Dik: M1 = 1 mg/mL
M2 =
a. 0,004 mg/mL,
b. 0,006 mg/mL,
c. 0,008 mg/mL,
d. 0,010 mg/mL,
e. 0,012 mg/mL.
V2 = 5 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,02 mL
V akuades = 5 mL – 0,02 mL
= 4,98 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,03 mL
V akuades = 5 mL – 0,03 mL
= 4,97 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,03 mL
V akuades = 5 ml – 0,04 mL
= 4,96 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,05 mL
V akuades = 5 mL – 0,05 mL
= 4,95 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,06 mL
V akuades = 5 mL – 0,06 mL
= 4,94 mL
C. Preparasi Sampel
0,1
= 10 – 0,1 = 9,9 mL aquadest
10
0,01
= 1 – 0,01 = 9,99 mL aquadest
1
Faktor pengenceran
10 1
= × =10000 kali pengenceran
0,1 0,01
25 : 1
20 mL : 0,8 mL
Lampiran 3. Tabel dan Grafik Hasil Pengukuran
Konsentrasi Absorban
No Absorban
(mg/mL) regresi
1 0,04 0,01 0,0228
2 0,06 0,063 0,0487
3 0,08 0,079 0,0746
4 0,1 0,091 0,1005
0.1
f(x) = 1.3 x − 0.03
0.09 R² = 0.88
0.08
0.07
0.06
Absorban
0.05
0.04
Linear ()
0.03
0.02
0.01
0
0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi