You are on page 1of 20

TAHUN LITURGI

T. Apa itu Tahun Liturgi?

J. Tahun Liturgi adalah perayaan Karya


Penyelamatan kita dalam Kristus
sepanjang periode waktu satu tahun.
Karena itu tahun liturgihendaknya
dilihat sebagai kumpulan perayaan
selama satu tahun.

T. Apakah sama Tahun Liturgi dengan


tahun sipil?

J. Tidak, namun demikian kita tetap


mengakui kenyataan bahwa Allah dalam
berbagai cara menyelamatkan manusia
justru di dalam waktu yang menyejarah
ini, sehingga tahun sipil pun harus
dilihat sebagai tahun penyelamatan
oleh Allah.

T. Apa maksudnya perayaan liturgi?

1
J. Perayaan karya penyelamatan Kristus.
Itu artinya kalau liturgi dirayakan berarti
Kristus Sang Imam Agung Perjanjian
Baru hadir dan menyatukan segenap
umat dalam kegiatan bersama yang
bertujuan menguduskan mereka dan
memuliakan Allah (KL/Konstitusi Liturgi
7).

T. Apa yang menjadi pusat Tahun Liturgi


Gereja?

J. Sengsara wafat dan kebangkitan


Kristus adalah sumber daya yang
menghidupkan, pangkal keselamatan
kita, sekaligus menjadi pusat Tahun
Liturgi Gereja sebab merupakan sumber
hakiki bagi kehidupan kaum beriman.

T. Misteri paskah dihadirkan kembali


dalam liturgi, apa maksudnya?

J. Misteri Paskah Kristus adalah suatu


peristiwa historis yang unik, di satu

2
pihak pernah terjadi di masa lampau
tetapi mempunyai pengaruh dan
berdaya guna selalu dan berkarya
senantiasa dalam diri Kristus yang kini
sudah mulia di surga.

T. Apa arti Paskah?

Paskah berarti “melewati”


- Malaikat maut melewati rumah-rumah
dalam rangka pembebasan Israel dari
penindasan Mesir.
- Bangsa Israel melewati laut Merah dari
perhambaan menuju Tanah Terjanji.
- Kristus dengan melewati sengsara dan
kematian menuju kebangkitan
membuka jalan bagi kita kepada
keselamatan.
- Para pengikut Kristus lewat
pembaptisan melepaskan cara hidup
manusia lama untuk menuju ke
persatuan hidup bersama Allah dalam
kelimpahan rahmat.
- Dalam hal ini jelaslah bahwa Paskah

3
mengandung arti pembebasan kita
penebusan kita, penyelamatan kita dari
belenggu dosa menuju hidup bersama
Allah.

T. Bagaimana perayaan-perayaan diatur


dalam tahun liturgi?

J. Perayaan dalam tahun liturgi diatur


menurut tingkatan sebagai berikut:
Sollemnitas (Hari Raya), Festum (hari
Pesta), Memoria (hari Peringatan). Hari
peringatan dibagi dua : Memoria
Obligatoria (hari Peringatan Wajib) dan
Memoria Facultativa (hari Peringatan
Fakultatif). Hanya Hari Raya Paskah dan
Hari Raya Natal memiliki oktaf.

T. Bagaimana struktur Tahun Liturgi?

J. Secara singkat dapat dikatakan bahwa


awal mula struktur Tahun Liturgi
berdasarkan kenyataan bahwa misteri
Paskah Kristus adalah sumber dan pusat
yang diperingati setiap minggu sejak

4
zaman para rasul. Perlahan-lahan
perayaan Paskah tahunan disemarakkan
dengan masa persiapan dalam bentuk
pantang dan puasa selama 40 hari
terhitung sejak Rabu Abu. Kegembiraan
Paskah diteruskan selama masa Paskah
sampai Pentakosta.
Hal yang sama terjadi pula dengan
Perayaan Natal, yang disemarakkan
oleh masa persiapan selama 4 minggu
sebagai masa Adven, kemudian
perayaan Natal dirayakan lebih lanjut
dengan berbagai misteri penting hingga
Pesta Pembaptisan Tuhan. Jadi dua
masa ini merupakan tiang agung bagi
Tahun Liturgi. Selanjutnya, 33 atau 34
Minggu dan Pekan disebut “Masa Biasa”
terhitung sejak hari Minggu sesudah
Pesta Pembaptisan Tuhan sampai
menjelang Minggu Adven I.

T. Apa arti adven?

J. Adven adalah masa penantian. Adven

5
adalah masa khusus di dalam lingkaran
Tahun Liturgi Gereja.

T. Bagaimana latar belakang masa


Adven?

J. Data asli mengenai awal mula masa


Penantian tidak ditemukan, akan tetapi
sejak abad-abad pertama kenyataan
menunjukkan adanya masa persiapan
untuk menyongsong perayaan Natal.
Corak persiapan adalah berkenaan
dengan penghayatan iman akan
kedatangan Kristus baik melalui
perayaan-perayaan liturgis maupun
askese pribadi. Jadi Adven dilihat
sebagai masa persiapan untuk
menyongsong pesta Natal dan sebagai
masa penantian eskatologis/ akan
kedatangan Kristus pada akhir zaman.

T. Apakah ada struktur liturgi masa


adven?
J. Ada. Masa adven terdiri dari empat
minggu. Masa adven secara praktis

6
dibentuk dalam dua periode:
Pertama, dari Minggu I sampai 16
Desember lebih diutamakan penantian
eskatologis: umat diajak merenungkan
misteri kedatangan mulia Kristus pada
akhir zaman.
Kedua, dari tanggal 17 Desember
sampai 24 Desember, baik di dalam
Ekaristi maupun di dalam ibadat harian,
semua rumusan diarahkan lebih jelas
kepada persiapan menyongsong
perayaan Natal.

T. Apa spiritualitas masa Adven?

J. Masa adven mengajak umat sekalian


untuk menghayati beberapa sikap dasar
demi pengungkapan semangat injili di
dalam kehidupan sehari-hari yaitu siap
siaga menanti dengan gembira,
optimisme dalam pengharapan, sikap
tobat dan berpaling kepada Allah.

7
T. Bagaimana awal mula perayaan
Natal?

J. Sejarah mencatat bahwa pada tahun


336 perayaan Natal diadakan di Roma
pada tanggal 25 Desember. Santo
Agustinus pun mencatat tanggal yang
sama dirayakan di Afrika Utara. DI
dalam perkembangan selanjutnya
melewati Italai Utara dan Spanyol dan
menjadi suatu perayaan besar di dalam
Tahun Liturgi Gereja.

T. Mengapa Natal dirayakan tanggal 25


Desember?

J. Terus terang tidak ada yang tahu


apakah Yesus dilahirkan pada tanggal
tersebut. Gereja mengambil alih tanggal
tersebut dari pesta kafir bangsa Romawi
yang terkenal dengan ungkapan, “Dies
Natalis (Solis) invicti” Hari Raya
Kelahiran Dewa Matahari yang Tak
Terkalahkan. Pemujaan terhadap dewa

8
Matahari amat kuat di masa itu dan
dirayakan secara khusus pada saat-saat
titik balik peredaran matahari.
Untuk menjauhkan umat beriman dari
gagasan yang kafir itu, Gereja
menggantinya dengan misteri kelahiran
Kristus Yesus sebaga Sang Matahari
sejati yang menerangi setiap insan.
Santo Leo Agung meresmikan perayaan
Natal sebagai kesempatan emas untuk
memperteguh iman akan misteri Allah
yang menjelma menjadi manusia.

T. Apa Teologi Perayaan Natal?

J. Secara singkat dapat dikatakan bahwa


Perayaan Natal mau menggarisbawahi
Misteri Kedatangan Tuhan Yesus, Putra
Allah dalam rupa daging manusia yang
secara konkret dilahirkan oleh Santa
Perawan maria di Betlehem. Sungguh
mau ditekankan di sini data historis
misteri Inkarnasi, sehingga peristiwa-
peristiwa historis yang mengelilingi

9
kelahiran Sang Penebus pun berperan
penting. Data historis ituadalah bukti
dasar yang sungguh nyata yang mau
diwartakan oleh Gereja.

T. Bagaimana sejarah Masa


PRAPASKAH?

J. Sejak pertengahan abad II seperti


termuat di dalam “Liber Sacramentorum
III” telah direntis suatu masa pertobatan
dengan berpantang dan berpuasa
sebagai persiapan untuk menyongsong
perayaan Paskah. Awal kebiasaan itu
justru di masa hidup Santo Yustinus
yang aktif berkarya bersama rekan-
rekannya. Pada awal abad IV sudah
tersebar di Gereja Timur dan akhir abad
IV sudah menyebar pula pada Gereja
Barat.

T. Mengapa masa berpuasa selama 40


hari?

J. Angka 40 itu diambil atas dasar KS. Di

10
dalam Kitab Suci selama 40 hari Nabi
Musa berada di puncak Sinai (Kel34:28),
selama 40 hari Nabi Elias berjalan
menuju gunung Allah yang suci (1Raj
19:8), semua penduduk kota Ninive
berpuasa selama 40 hari (Yn3:1-10), 40
tahun lamanya perjalanan Umat Allah
dari perbudakan Mesir menuju Tanah
Terjanji, 40 hari lamanya Yesus
berpuasa di padang gurun (Mat 4:2).

T. Apa arti dan maksud dari masa


prapaskah?

J. Konsili Vatikan II mengatakan bahwa


Masa Prapaskah berciri ganda: sebagai
peringatan atau persiapan pembaptisan
dan sebagai masa pertobatan umat
beriman mempersiapkan diri untuk
merayakan Misteri Paskah dengan cara
lebih tekun mendengarkan Sabda Allah
dan meluangkan waktu untuk lebih rajin
berdoa (KL 109).

11
T. Masa Prapaskah terhitung dari sejak
kapan?

Sejak Rabu Abu sampai menjelang


Perjamuan Tuhan pada Kamis Putih.

TAHUN BARU KATOLIK... KAPAN


YA?

Setiap tanggal 1 Januari selalu


dirayakan sebagai tahun baru. Kalender
atau penanggalan umum international
yang kita pakai sekarang merupakan
penanggalan yang dibuat oleh Yulius
Caesar tahun 46 SM. Yulius Caesar
menentukan penanggalan ini
berdasarkan peredaran matahari,
dimana satu tahun terdiri atas 365 hari
dan sekali dalam setiap 4 tahun dikenal
tahun kabisat. Penanggalan ini dikenal
sebagai penanggalan tahun masehi
(kalender umum).

12
Umat Islam juga memiliki penanggalan
yang dimulai setiap tanggal 1 Muharam
yang biasa disebut Tahun Baru Hijriyah.
Baru-baru ini kita juga turut merasakan
meriahnya Tahun Baru Imlek, tahun
baru Cina.

Tahukah anda bahwa umat Katolik


punya kalender tersendiri? Ternyata
Gereja Katolik kita mengenal
adanya tahun liturgi. Melalui tahun
liturgi ini Gereja ingin mengenangkan
misteri karya keselamatan Allah dalam
Kristus dalam rangka perjalanan
peredaran lingkaran tahun.

Awal dan Akhir Tahun Liturgi

Tahun liturgi berawal pada hari


Minggu Adven I (akhir November -
awal Desember) dan berakhir pada
Hari Raya Kristus Raja Semesta
Alam (akhir November). Apabila
masa Adven menjadi masa persiapan
13
Gereja yang menantikan kedatangan
Sang Penyelamat Yesus Kristus ke
dunia, maka tahun liturgi diakhiri
dengan hari Minggu Hari Raya Yesus
Kristus Raja Semesta Alam. Suasana
Hari Raya Kristus Raja ialah suasana
penyelesaian keselamatan Allah dalam
Kristus yang masih menjadi harapan
kita.

Kita menantikan langit dan dunia yang


baru, dimana Kristus Sang Raja datang
kembali sebagai hakim untuk
menyelesaikan segala sesuatu dan
menaklukkan segala sesuatu, sehingga
“Allah menjadi semua di dalam semua”
(1Kor 15:28). Inilah tujuan seluruh
sejarah manusia dan seluruh sejarah
Gereja. Dalam rentang waktu antara
kedatangan Kristus yang pertama dan
kedatanganNya yang kedua kalinya
hiduplah Gereja.

Masa Liturgi
14
Kalender Masehi dibagi menjadi 12
bulan, sedangkan kalender liturgi
terbagi dalam masa liturgi yaitu:

Masa ADVEN: 4 minggu persiapan


Natal
Masa NATAL: Hari Raya Natal s/d
Pesta Pembaptisan Tuhan
Masa BIASA I: mulai Pesta
Pembaptisan Tuhan s/d hari Selasa
sebelum Rabu Abu
Masa PRAPASKAH: Hari Rabu Abu s/d/
Sabtu Suci
Masa PASKAH: Malam Paskah s/d Hari
Raya Pantekosta
Masa BIASA II: merupakan kelanjutan
Masa Biasa I yang keseluruhan terdiri
dari 33 atau 34 pekan Minggu Biasa.
Masa Biasa II ini berlangsung mulai hari
Senin setelah Hari Raya Pentakosta
hingga hari Sabtu setelah Hari Raya
Kristus Raja Semesta Alam (akhir
November.)

15
Sebagaimana suatu acara memiliki inti
acara, demikian pula rangkaian
perayaan liturgi sepanjang tahun
memiliki inti acara pula. Inti acara
tahun liturgi ialah perayaan misteri
wafat dan kebangkitan Yesus
Kristus yang dirayakan pada Trihari
Paskah. Misteri Paskah menjadi inti
acara atau pusat dan jantung hati tahun
liturgi, karena perayaan liturgi selalu
merupakan perayaan kenangan penuh
syukur atas karya keselamatan Allah
yang terlaksana dalam wafat dan
kebangkitan Kristus.

Tahun A, B, C

Sepanjang tahun Gereja ingin mera-


yakan karya keselamatan Allah. Maka
Alkitab, khususnya Injil harus terus-
menerus diwartakan kepada umat. Isi
Alkitab itu cukup padat dan luas, maka
Gereja membaginya dalam tiga tahun
berdasarkan Injil yang diwartakan.
16
Tahun A = Injil Matius (th. 1999, 2002,
2005, dst)

Tahun B = Injil Markus (th. 2000,2003,


2006, dst)

Tahun C Injil Lukas (th. 2001, 2004,


2007, dst)

Sedangkan Injil Yohanes diselipkan


dalam ketiga tahun tersebut,
berdasarkan iman yang sedang
dirayakan.

Bagaimana cara menentukan Tahun A,


B dan C?
Bagilah tahun yang bersangkutan
dengan angka 3!

Jika hasilnya sisa satu berarti tahun A,


sisa 2 berarti tahun B dan sisa 3 berarti
17
tahun C. Misal tahun 2002 : 3 = 667
sisa 1. Berarti tahun A, namun ingat
tahun A bukan dimulai tgl. 1 Januari
tetapi dimulai pada hari Minggu Adven I
tahun 2001 (2 Desember 2001).

Tahun Ganjil dan Tahun Genap

Pembagian Tahun A, B, C di atas


mengatur bacaan Misa pada hari
Minggu, sedangkan bacaan Misa
harian diatur dalam tahun ganjil-
genap. Disebut tahun ganjil karena
angka tahunnya bilangan ganjil (2001,
2003, dst), demikian sebaliknya untuk
tahun genap (2002, 2004, dst). Namun
disini yang berbeda hanya bacaan
pertama sedangkan bacaan Injil tetap
sama.

Dengan demikian bila kita setia


mengikuti perayaan Misa hari Minggu,
dalam tiga tahun kita sudah
“menuntaskan” seluruh isi Alkitab. Dan
18
seandainya kita juga rajin mengikuti
misa harian, seluruh Alkitab sudah kita
dengarkan dalam tempo dua tahun saja.

Belajar Membaca Kalender Liturgi!

Sekarang kita belajar membaca


kalender liturgi dengan contoh sbb :

Juli 2000

23 Mg Hari Minggu Biasa XVI (H). E


Kem Syah BcE Yer 23: 1-6; Mzm 23: 1-
3a. 3b-4.5-6; Ef 2: 13-18; Mrk 6: 30-34
O All Tuh. BcO Ayb 11: 1-20.

Cara membacanya:

diambil dari hari Minggu tanggal 23 Juli


2000. Hari Minggu tsb termasuk dalam
Masa Biasa, urutan ke-16. Dalam masa
biasa terkadang juga ada hari raya atau
pesta yang bisa menggeser kedudukan
19
hari Minggu Biasa. Kode (H) adalah
kode warna liturgi, yaitu singkatan dari
Hijau (lain kali kita kupas tersendiri
mengenai warna liturgi). E Kem Syah,
artinya dalam perayaan Ekaristi ada
lagu Kemuliaan dan doa Syahadat (Aku
Percaya). BcE adalah daftar bacaan dan
mazmur Tanggapan perayaan Ekaristi.
Sedangkan BcO adalah daftar bacaan
untuk ofisi/ibadat bacaan untuk para
biarawan.

Selamat membaca Kalender Liturgi Kita.

Sumber: Gabriel, F.X. Buku Pintar


Misdinar, Yayasan Pustaka Nusatama,
Yogyakarta, 2001.
Martasudjita, E. Pr. Pengantar Liturgi,
Makna, Sejarah dan Teologi Liturgi.
Kanisius, 1999.

20

You might also like