Professional Documents
Culture Documents
Metode ini diperkenalkan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1946. Merupakan
metode pertama yang cukup rasional yang mengevaluasi beban batuan untuk
desain terowongan dengan penyangga baja. Metode ini telah dipakai secara
berhasil di Amerika selama kurun waktu 50 tahun. Akan tetapi pada saat ini
metode ini sudah tidak cocok lagi dimana banyak sekali terowongan saat ini yang
dibangun dengan menggunakan penyangga beton dan rockbolts.
Metode ini diperkenalkan oleh Laufer pada 1958. Dasar dari metode ini adalah
bahwa dengan bertambahnya span terowongan akan menyebabkan berkurangnya
waktu berdirinya terowongan tersebut tanpa penyanggaan. Metode ini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan klasifikasi massa batuan selanjutnya. Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap stand-up time adalah: arah sumbu terowongan,
bentuk potongan melintang, metode penggalian, dan metode penyanggaan.
RQD dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan pada
penghitungan persentase inti terambil yang mempunyai panjang 10 cm atau lebih.
Dalam hal ini, inti terambil yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung
walaupun mempunyai panjang lebih dari 10cm. Diameter inti optimal yaitu
47.5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan
terowongan. Saan ini RQD sebagai parameter standar dalam pemerian inti
pemboran dan merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa
batuan RMR dan Q-system.
0 - 25 Sangat buruk
25 - 50 Buruk
50 - 75 Sedang
75 - 90 Baik
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat, akan
tetapi metode ini tidak memperhitung factor orientasi bidang diskontinu, material
pengisi, dll, sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan keadaan massa
batuan yang sebenarnya.
Konsep RSR ini selangkah lebih maju dibandingkan konsep-konsep yang ada
sebelumnya. Pada konsep RSR terdapat klasifikasi kuantitatif dibandingkan
dengan Terzaghi yang hanya klasifikasi kulitatif saja. Pada RSR ini juga terdapat
cukup banyak parameter yang terlibat jika dibandingkan dengan RQD yang hanya
melibatkan kualitas inti terambil dari hasil pemboran saja. Pada RSR ini juga
terdapat klasifikasi yang mempunyai data masukan dan data keluaran yang
lengkap tidak seperti Lauffer yang hanya menyajikan data keluaran yang berupa
stand-up time dan span.
Parameter geoteknik; jenis batuan, pola kekar, arah kekar, jenis bidang
lemah, sesar, geseran, dan lipatan, sifat material; pelapukan, dan alterasi.
Parameter konstruksi; ukuran terowongan, arah penggalian, metode
penggalian
RSR merupakan metode yang cukup baik untuk menentukan penyanggaan dengan
penyangga baja tetapi tidak direkomendasikan untuk menentukan penyanggaan
dengan penyangga rock bolt dan beton.
Pada penggunaan sistim klasifikasi ini, massa batuan dibagi kedalam daerah
struktural yang memiliki kesamaan sifat berdasarkan 6 parameter di atas dan
klasifikasi massa batuan untuk setiap daerah tersebut dibuat terpisah. Batas dari
daerah struktur tersebut biasanya disesuaikan dengan kenampakan perubahan
struktur geologi seperti patahan, perubahan kerapatan kekar, dan perubahan jenis
batuan. RMR ini dapat digunakan untuk terowongan. lereng, dan pondasi.
P = ? x ht
» ? = berat satuan batuan
Keterangan:
RQD
Rock Tunneling Quality Index :
JN
Menunjukkan struktur massa batuan. Perkiraan kasar ukuran blok atau partikel.
Dua nilai ekstrim (100/0.5 and10/20) berbeda sampai 400 kali.Jika diinterpretasi
dengan satuan cm, ukuran partikel adalah 200 sampai to 0.5 cm, kasar tapi cukup
realistik.Blok terbesar mungkin beberapa kali ukuran ini dan partikel terkecil
kurang dari setengah kali nilai minimum di atas (partikel lempung tentu saja tidak
termasuk).
Jr
Rock Tunelling Quality Index :
Ja
OLEH :
D62108277
MAKASSAR
2011