You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KELAINAN INFLAMASI PADA MATA

A. HORDEOLUM
1. Pengertian Hordeolum
Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar pada kelopak mata
(Meibom, Zeiss, atau Moll).
2. Etiologi
Staphillococcus
3. Manifestasi Klinis
Bengkak, rasa mengganjal dan sakit, merah, nyeri bila ditekan,
pseudoptosis, ptosis, dan kadang-kadang pembesaran kelenjar
preaurikular.
4. Komplikasi
Selulitis palpebra dan abses palpebra
5. Penatalaksanaan
Kompres hangat 3-4 kali sehari selama 10-15 menit. Bila dalam 48 jam
tidak terjadi penyembuhan, perlu dilakukan insisi. Pada permukaan
konjungtiva dilakukan insisi vertical
Dan bila hordeolum mengarah ke kulit dilakukan insisi horizontal.
Antibiotik local (basitrasin atau eritromisin) diberikan setiap 3 jam dan
antibiotic sistemik diberikan bila terjadi selulitis.

B. KALAZION
1. Pengertian Kalazion
Kalazion adalah peradangan granulomatosis kronis kelenjar Meibom
yang tersumbat.
2. Manifestasi Klinis
Benjolan pada kelopak yang terjadi dalam beberapa minggu, keras,
tidak hiperemesis, tidak nyeri tekan, pseudoptosis, kadang-kadang
terjadi perubahan bentuk bola mata akibat tekanan sehingga terjadi
kelainan refraksi. Konjungtiva pada daerah tersebut merah dan
meninggi.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histopatologi dilakukan bila kalazion terjadi berulang kali
sehingga dicurigai keganasan.
4. Pelaksanaan
Diberikan kompres hangat, antibiotic setempat dan sistemik, serta
insisi. Kadang dapat sembuh atau hilang dengan sendirinya karena
diabsorbsi, atau dapat dilakukan ekskokleasi isi abses di dalamnya atau
ekstirpasi. Dilakukan insisi vertical ke kelenjar tarsal dari permukaan
konjungtiva diikuti kuret bahan gelatin dan epitel kelenjar. Bila lesi
kecil, dapat diberikan injeksi steroid intralesi atau sebagai kombinasi
dari operasi.

C. ENTROPION
1. Pengertian
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya margo palpebra ke arah
dalam sehingga silia akan tumbuh mengarah ke dalam (trikiasis) dan
menyebabkan komplikasi ke konjungtiva dan kornea.
2. Etiologi
Senilitas, congenital, spasme, sikatriks, dan sebagainya.
3. Patofisiologi
Terbentuknya jaringan parut akibat trauma atau radang kronis, seperti
trakoma. Juga bias akibat spasme otot orbikularis.
4. Penatalaksanaan
Harus diatasi segera dengan tarsotomi atau operasi plastik. Untuk
sementara dapat dilakukan epilasi silianya atau palpebra inferior
ditarik dengan plester ke arah temporal bawah dan ditempelkan di pipi.
D. EKSTROPION
1. Pengertian
Ekstropion adalah kelainan posisi kelopak mata dimana tepi kelopak
mata mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak atau
konjungtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar.
2. Etiologi
Kelainan kongengital, paralisis nervus fasialis, senile, spastik, dan
sikatrik.
3. Manifestasi Klinis
Epifora, dapat terjadi konjungtivitis, keratitis, lagoftalmos.
4. Penatalaksanaan
5. Bedah plastik. Bila disebabkan konjungtivitis menahun ataublefaritis,
obati penyakitnya.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi atau infeksi pada mata

Kriteria hasil : Nyeri berkurang, pasien merasa nyaman

Intervensi :

a. Anjurkan klien untuk mengompres mata dengan air hangat.

b. Anjurkan pasien untuk tidak menggosok – gosok mata yang sakit


terutama dengan tangan

c. Anjurkan pasien menggunbkan kacamata pelindung jika bepergian

d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik

2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status


kesehatan: adanya nyeri;kemungkinan /kenyataan kehilangan penglihatan.
Kemungkinan dibuktikan oleh: ketakutan, ragu-ragu.menyatakan masalah
perubahan hidup.

Hasil yang diharapkan:


Tampak rileks dan melaporkan ansetas menurun sampai tingkat dapat
diatasi.

Tindakan / Intervensi

a. Kaji tingkat ansetas, derajat pengalaman nyeri / timbulnya gejala tiba-


tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.

b. Berikan informasi yang akurat dan jujur.

c. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat


mencegah kehilangan penglihatan tambahan.

d. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.

e. Identifikasi sumber / orang yang dekat dengan klien.

3. Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatan b/d gangguan penerimaan


sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi.
Kemungkinan dibuktikan oleh: menurunnya ketajaman, gangguan
penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.

Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien akan :

Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.


Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Mengidentifikasi / memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Tindakan / Intevensi Mandiri:

a) Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata


terlibat.
b) Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.
c) Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan seperti kurangi kekacauan, ingatkan memutr kepala ke subjek
yang terlihat dan perbaiki sinar suram

d) Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata


dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.
4. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak sekret
dengan mata sehat atau mata orang lain

Hasil Yang Diharapkan/ Kriteria Evaluasi Pasien Akan :

Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen,


eritema, dan demam.

Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi


Tindakan/intervensi:

a. Kaji tanda-tanda infeksi

b. Berikan therapi sesuai program dokter

c. Anjurkan penderita istirahat untuk mengurangi gerakan mata

d. Berikan makanan yang seimbang untuk mempercepat penyembuhan


Mandiri

a. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati


mata.

b. Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari


dalam keluar dengan bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan.

c. Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk mata yang sakit


kemudian yang sehat

d. Anjurkan untuk memisahkan handuk, lap atau sapu tangan.


ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DATA FOKUS DAN DATA DASAR

Tanggal pengkajian : 4 April 2011

Nama : Tn. H

Umur : 56 tahun

Jam : 10.30 WIB

Dx Masuk : Hordeolum

Keluhan utama : Px mengatakan sakit pada kelopak mata.

Riwayat Penyakit saat ini : Px mengatakan pada kelopak mata bengkak, rasa
mengganjal dan sakit, merah, nyeri bila ditekan.

Riwayat Penyakit dahulu :Px mengatakan tidak pernah mengalami sakit


seperti ini sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga : Px mengatakan keluarganya tidak pernah


mengalami sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat alergi : Px tidak mempunyai riwayat alergi. Terbukti saata


makan dan minum apapun tidak terjadi tanda-tanda
alergi.

Keadaan umum : Sedang

Kesadaran : GCS 4, 5, 6.

Tanda Vital : Nadi: 82X/menit Tensi:130/palpasi


Suhu:36,8ºC Respirasi: 14X/menit.

Breath : Tidak ada masalah

Blood : Tidak ada masalah

Brain : Tidak ada masalah


Eye, Ear, Nose : Mata nyeri bila di tekan

Bladder : Tidak ada masalah

Bowel : Tidak ada masalah

Bone : Tidak ada masalah

Endokrin : Tidak ada masalah

Personal hygiene : Tidak ada masalah

Psikososial : Ansietas

Therapi : Kompres hangat 3-4 kali sehari

Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan Infeksi pada mata

Intervensi : Nyeri berhubungan dengan infeksi pada mata

Kriteria hasil : Nyeri berkurang, pasien merasa nyaman

Intervensi :

a. Anjurkan klien untuk kompres mata dengan air hangat. Kompres hangat 3-4
kali sehari selama 10-15 menit.

b. Anjurkan pasien untuk tidak menggosok – gosok mata yang sakit terutama
dengan tangan

c. Anjurkan pasien menggunbkan kacamata pelindung jika bepergian

d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik

Implementasi : Mengompres mata px dengan air hangat selama 15


menit.

Evaluasi : Masalah teratasi, Intervensi dihentikan.

You might also like