Professional Documents
Culture Documents
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis; Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
Maha Esa, manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata,
kekuatan sendiri. Dan mengenai Hak dan Kewajiban, pada pasal IV disebutkan
bahwa Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa tidak hanya
orang normal yang berhak menerima kesehatan, tetapi juga orang yang memiliki
Tunanetra dan tunarungu adalah dua jenis cacat yang cukup banyak
terdapat di Indonesia, baik yang mengalaminya secara bawaan sejak lahir ataupun
yang didapat karena penyakit ataupun kecelakaan. Data dari Departemen Sosial
1
Departemen Pendidikan Nasional Indonesia menunjukkan bahwa jumlah anak-
anak tunarungu di Indonesia cukup tinggi mencapai 0,17%, dimana 17 dari 10.000
anak prasekolah sampai umur 12 tahun mengalami tuli, maka jumlah itu cukup
bahwa Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali
(buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak
point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang
maupun kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat. Menurut H. L Blum ada 4
genetika
perilaku
2
Di antara faktor-faktor tersebut, satu sama lain tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Yang paling berpengaruh adalah
ekonomi, Faktor penentu ketiga adalah faktor pelayanan kesehatan baik dalam hal
keempat adalah faktor genetika yang meliputi semua faktor dalam tubuh manusia.
prevalensi karies gigi dan indeks DMF (decay, missing, filling), apakah ada
Apakah ada perbedaan pada prevalensi karies gigi dan indeks kebersihan
3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
prevalensi karies gigi dan keadaan kebersihan mulut pada tunanetra di SLB
2. Untuk dapat dijadikan dasar bagi penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan
dan dalam menulis suatu karya ilmiah yang merupakan bagian dari tahapan
Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan status kesehatan gigi yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat. Salah satu program yang ada dalam upaya tersebut adalah program
4
Sehat Gigi dan Mulut 2020. Program ini ditetapkan karena dari hasil survey
Departemen Kesehatan tahun 1999 diperoleh data bahwa penyakit gigi yang
paling sering ditemukan adalahkaries gigi, yang ditemukan pada semua usia dan
dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah dengan memberikan kuesioner
kepada naracoba mengenai pengetahuan mereka tentang kesehatan gigi dan mulut,
dan yang kedua dengan memeriksa langsung kondisi mulut naracoba untuk
3. Siswa SD Cibiru X
5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Populasi
Semua siswa-siswi di SLB Wiyata Guna, SLB B Cicendo dan SDN Cibiru
3.2.2. Sample
gigi dan keadaan kebersihan mulut pada penderita tunanetra dan tunarungu di
ordinal dan interval. Skala pengukuran ini digunakan dalam pembuatan kuesioner
6
3.5. Teknik Pengumpulan Data
pada tunarungu dan pada anak yang normal. Wawancara dan kuesioner digunakan
b. Disclosing solution
c. Kapas
a. Sonde
b. Kaca mulut
c. Pinset
d. Gelas kumur
e. Handuk kecil
Pada penelitian ini dilakukan dua cara. Cara yang pertama yakni dengan
7
kebersihan gigi dan mulut. Pada anak tunanetra pertanyaan dibacakan oleh
penulis, dan jawaban ditulis oleh penulis berdasarkan jawaban dari responden.
Yang kedua adalah dengan cara melakukan pemeriksaan klinis terhadap keadaan
mulutnya yaitu dilihat debris index dan kalkulus, kemudian dilihat juga mengenai
1. Pemeriksaan pada gigi-gigi tertentu yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31, 46
Debris index adalah endapan lunak/ plak yang melekat pada gigi penentu.
solution
Kriteria penilaian:
8
1= kurang dari 1/3 permukaan gigi terdapat debris lunak atau tidak ada
2 = lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi terdapat debris
lunak
Adalah nilai dari endapan keras/ karang gigi yang melekat pada gigi
penentu
1= kurang dari 1/3 permukaan gigi terdapat karang gigi supra gingival
2= lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi terdapat karang gigi
supra gingival atau pada servikal/ leher gigi terdapat bercak-bercak karang
3= lebih dari 2/3 permukaan gigi terdapat karang gigi atau permukaan gigi
9
Calculus Index (CI) = ∑ penilaian calculus
4. Bila gigi penentu tidak ada, maka yang digunakan sebagai gigi penentu
OHI= DI+ CI
karies gigi sudah lazim dipakai angka DMF (untuk gigi tetap) dan def (untuk gigi
1. def-t
def-t (decayed, extracted, filled teeth) adalah jumlah gigi sulung yang
menyangkut pada kavitas. Keadaan lain yang termasuk kategori ini yaitu:
10
karies dengan kavitas besar yang melibatkan dentin, karies mencapai
jaringan pulpa baik pulpa tersebut masih vital maupun non-vital, karies
terhenti serta karoes pada gigi sulung walaupun pada gigi tersebut terdapat
lain yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu karies gigi sulung yang
f: Apabila pada gigi sulung tersebut telah ditumpat atau direstorasi secara
tatap maupun sementara. Apabila gigi yang sudah ditumpat terdapat karies
2. DMF-T\
DMF-T (Decayed, Missing, Filled Teeth) adalah jumlah gigi tetap yang
ini yaitu keadaan karies dengan kavitas besar yang melibatkan dentin,
11
M :Apabila gigi tersebut telah dilakukan pencabutan atau tanggal.
Keadaan lain yang termasuk ke dalam kategori ini, yairu karies gigi tetap
F : Apabila pada gigi tetap tersebut telah ditumpat atau direstorasi secara
tetap maupun sementara. Apabila gigi yang sudah ditumpat terdapat karies
Dengan kriteria ini maka dapat diketahui jumlah gigi yang D, M, F juga d,
e, f. Selain itu indeks ini juga dipkai untuk menentukan status kesehatan gigi yang
Penelitian ini akan dilaksanakan di tiga tempat yaitu di SLB Wiyata Guna
untuk penelitian pada tunanetra, SLB B Cicendo untuk penelitian pada tunarungu
keterbatasan.
12
13