Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang disertai dengan peningkatan tekanan darah. Di negara industri hipertensi
merupakan salah satu masalah kesehatan utama, faktor- faktor yang menyebabkan
kekambuhan hipertensi antara lain stress, merokok dan pola makan (Marliani L, 2007).
didasarkan dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena untuk mencegah timbulnya
hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih disamping pemberian obat-
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per
karena faktor keturunan atau genetik dan hipertensi sekunder: hipertensi yang
merupakan akibat dari adanya penyakit lain seperti: kelainan pembuluh darah dan
gangguan kelenjar tiroid. Timbulnya penyakit hipertensi akibat adanya interaksi dari
berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan di atas, faktor mana
yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti,
oleh karena itulah maka pencegahan penyakit hipertensi yang antara lain dapat
dilakukan dengan menjalankan cara hidup sehat menjadi sangat penting. Hipertensi bisa
kambuh karena pada sebagian kecil orang setelah dicapai tekanan darah dalam batas
normal kurang memperhatikan minum obat anti hipertensi dan kurang memperhatikan
pola hidup sehat. Bila tidak di atasi kekambuhan hipertensi akan berakibat fatal karena
dalam kondisi ini seringkali tidak menimbulkan gejala pada penderitanya, sehingga
tidak disadari sampai terjadi kerusakan fatal pada organ tubuh, yang mengakibatkan
Stres: apabila stres terjadi yang terlepas adalah hormon epinefrin atau adrenalin,
aktivitas hormon ini mengakibatkan tekanan darah secara berkala. Merokok: merupakan
kebiasaan buruk yang harus dihilangkan, karena dengan merokok dapat merangsang
peningkatan tekanan darah, zat yang terdapat dalam rokok dapat merusak lapisan
dinding arteri berupa plak, ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang
1171 jiwa, Berdasarkan data laporan tahunan dari puskesmas Mojopanggung angka
penderita hipertensi pada bulan Januari-Desember tahun 2008 berjumlah 717 penderita.
Dari study pendahuluan yang dilakukan peneliti dari 10 orang yang mengalami
Pola makan penduduk yang tinggal di kota-kota besar berubah dimana fast food
dan makanan yang kaya kolesterol menjadi bagian yang dikonsumsi sehari-hari, hal ini
dapat berbahaya bagi kesehatan, apabila disertai stres. Pengaturan makanan untuk
derajat hipertensinya, ada tidaknya penyakit komplikasi, aktifitas sehari-hari dan berat
badan. Prinsip pengaturan makanannya ialah memberikan menu yang sesuai dengan
tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan darah dan mempertahankannya pada nilai
menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah
serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau
infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah : makanan yang
diolah dengan menggunakan garam natrium, makanan yang diawetkan, makanan yang
hipertensi.
penderita hipertensi, sehingga dapat dipakai sebagai bahan dalam memberikan informasi
yang akurat
perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang pola makan yang menyebabkan
TINJAUAN PUSTAKA
dengan peningkatan tekanan darah, dimana tekanan darah di atas normal yang
abnormal tinggi pada pembuluh darah menyebabkan resiko terhadap stroke, cacat
( Millestone, 2000).
Berusia < 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu
berbaring 130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan
hipertensi jika tekanan darahnya 145/ 95 mmHg atau lebih (Tjokronegoro Arjatmo,
2001).
1. Hipertensi primer atau esensial ini tidak diketahui penyebabnya, terdapat 90% kasus,
biasanya banyak faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok.
2. Hipertensi sekunder: hipertensi sekunder ini terdapat 10% kasus. Penyebab spesifiknya
No
Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Kategori
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolik
1
Normal
120 mm Hg – 130 mm Hg 85 mm Hg – 95 mmHg
2
Hipertensi ringan
140 mm Hg – 159 mm Hg 90 mm Hg – 99 mmHg
3
Hipertensi sedang
160 mmHg – 179 mmHg 100 mmHg – 109 mmHg
4
Hipertensi berat
180 mmHg – 209 mmHg 110 mmHg – 119 mmHg
2.1.4 Gejala hipertensi
Pada sebagian besar hipertensi tidak menimbulkan gejala, masa laten ini
Kalaupun menunjukkan gejala, gejala tersebut biasanya ringan dan tidak spesifik,
misalnya : pusing- pusing. Akan tetapi jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati bisa timbul gejala antara lain : sakit kepala, kelelahan, telinga berdengung, nyeri
2.1.5 Komplikasi
peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama. Organ-organ yang pal;ing
1. Otak
komplikasi pada organ otak akibat hipertensi ini adalah dimensia atau pikun.
2. Mata
(bagian belakang mata) robek, darah merembes ke jaringan sekitarnya sehingga dapat
menimbulkan kebutaan.
3. Gagal jantung
Gagal jantung, yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak kuat untuk memompa
darah keseluruh tubuh sehingga banyak organ lain rusak karena kekurangan darah dan
4. Arteriosklerosis
dinding arteri ini terjadi karena terlalu besarnya tekanan, karena hipertensi, lama
kelamaan dinding arteri menjadi kebal dan kaku, pengerasan pada arteri ini
mengakibatkan tidak lancarnya aliran darah sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih
5. Aterosklerosis
arteri, penumpukan lemak dalam jumlah besar disebut plak. Pembentukan plak dalam
darah sehingga organ tubuh akan kekurangan pasokan darah. Aterosklerosis paling
sering terjadi pada arteri yang melewati jantung, otak dan ginjal, juga pada pembuluh
darah besar yang disebut aorta abdominalis di dalam perut dan tungkai.
6. Areurisma
darah akibat melemah atau tidak elastisnya pembuluh darah akibat kerusakan yang
timbul. Areurisme paling sering terjadi pada pembuluh daraharteri yang melalui otak
dan pembuluh darah aorta yang melalui perut. Areurisma sangat berbahaya karena bisa
Arteri koronaria adalah pembuluh darah utama yang memberi pasokan darah
pada otot jantung. Apabila arteri ini mengalami gangguan misalnya karena plak aliran
penebalan otot serambi kiri tersebut sehingga mengakibatkan semakin besarnya ruang
menyebabkan tidak tercukupinya kebutuhan darah tersebut sehingga jantung akan rusak
9. Gagal ginjal
aterosklerosis karena tekanan darah terlalu tinggi sehingga darah keginjal akan menurun
dan ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya. Apabila tidak berfungsi, bahan sisa
makanan akan menumpuk dalam darah dan ginjal akan mengecil dan berhenti berfungsi
Kerusakan pada otak yang menyebabkan stroke ditandai dengan gejala berikut :
sakit kepala hebat, muntah hebat berulang, kejang, gangguan kesadaran sampai lama,
pada mata gejala yang timbul adalah gangguan penglihatan mulai dari penglihatan
Kerusakan pada organ ginjal ditandai dengan : sakit yang hebat daerah
faktor genetik, jika seorang dari keluarga mempunyai hipertensi 25% kemungkinan anda
akan mendapatkannya. Apabila kedua orang tua memiliki hipertensi 60% kemungkinan
Hipertensi yang lebih banyak dijumpai pada kembar identik dari pada kembar
non identik, semakin menguatkan bahwa faktor genetik merupakan penyebab hipertensi.
kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA (NIH,
1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
>30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan
kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan
fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma,
b. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi
volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi
yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan
aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
tepi. Apabila saraf simpatis terganggu, maka pengaturan tekanan darah akan mengalami
gangguan pula. Pada seorang yang sering minum minuman dengan kadar alkohol tinggi
tekanan darah mudah berubah dan cenderung meningkat
tinggi.
Kekentalan darah ini memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi, agar darah
dapat sampai ke jaringan yang membutuhkan dengan cukup. Ini berarti terjadi
3. Merokok
dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal
Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans
and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada
riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5%
subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15
batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan
b. Rokok mengandung ribuan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, seperti tar, nikotin dan
memaksa jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi. Nikotin dapat memacu
menit, dan meningkatkan tekanan darah 10 sampai 20 skala. Hal ini berakibat volume
darah menjadi lebih kental dan menempel di dinding pembuluh darah. Penyempitan
pembuluh darah memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi, sehingga tekanan
darah meningkat.
Selain orang yang merokok (perokok aktif), orang yang tidak merokok tetapi
menghisap asap rokok juga memiliki resiko hipertensi. Orang ini disebut perokok pasif.
4. Stress
jantung
berdenyut lebih
cepat dan menyebabkan penyempitan
Saraf simpatis di pusat saraf pada orang yang stres atau mengalami tekanan
mental bekerja keras. Bisa dimaklumi, mengapa orang yang stres atau mengalami
Hipertensi akan mudah muncul pada orang yang sering stres dan mengalami ketegangan
PENELITIAN-Hipertensi).
kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada pada kembar monozigot (satu sel telur)
daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat
genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi
terapi,
bersama
lingkungannya
akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam
waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala
hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya.
b. Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai
risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium
intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.
14 Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi
dalam keluarga.
2. Jenis Kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang
Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada