You are on page 1of 6

LAPORAN LIMNOLOGI

OLEH :

NAFIRUDIN I1A2 07 053

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2009

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai pohara merupakan salah satu sungai besar yang digunakan untuk berbagai peruntukan. Diantaranya adalah untuk pencarian atau pengambilan kerang pokes sebagai mata pencaharian oleh masyarakat setempat. Pengambilan ini dialkukan secara kontinyu sehingga mengakibatkan penurunan jumlah pokea jenis Batissa violace celebensis secara drastis. Hal ini didukung oleh aktivitas penambangan pasir sehingga dibeberapa bagian perairan tidak ditemukan lagi organisme ini akibat menyempitnya habitat yang ditempati oleh kerang bivalvia jenis Batissa violace celebensis tersebut (Bahtiar, 2005).

II.

TINJAUAN PUSTAKA

B. Sungai Sungai diibaratkan sebagai urat nadi dalam tubuh manusia, sementara air yang mengalir dalam urat nadi tersebut adalah seumpama darah. Tanpa urat nadi, darah tidak mungkin mengirimkan berbagai zat makanan yang dibutuhkan oleh semua bagian tubuh manusia. Demikian juga tanpa sungai atau apabila sungai sudah tercemar maka manusia, selain akan kesulitan untuk mendapatkan air yang layak, namun juga akan mahal. Sebagaimana yang sudah banyak diketahui, DeSanto (1978) mengemukakan bahwa sekitar 70% tubuh manusia merupakan air dan setiap harinya manusia membutuhkan sekitar 1,5 liter air untuk tetap survive, dan ekosistem daratan secara langsung tergantung pada air sebagai faktor yang menentukan struktur dan fungsi seluruh bioma di bumi. Sementara itu, Odum (1988) mengemukakan bahwa oleh karena air amat penting dan merupakan bagian terbesar dari protoplasma, maka dapatlah dikatakan bahwa semua kehidupan adalah akuatik. Sungai, tempat air mengalir dan membawa berbagai kebutuhan hidup manusia dan berbagai makluk lain yang dilaluinya, merupakan bagian dari ekosistem air tawar. Meskipun luasan sungai dan jumlah air yang mengalir yang didalamnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas dan jumlah air yang di laut, namun sungai memiliki peranan penting secara langsung bagi kehidupan manusia dan makluk di sekitarnya. Bila harus mendatangkan air dari laut, tentunya selain mahal dan lama, juga dibutuhkan teknologi tinggi untuk mentawarkan air laut tersebut.

Ewusie (1990) menjelaskan satu perbedaan mendasar antara danau (air diam) dengan sungai (air mengalir) adalah bahwa danau terbentuk karena cekungannya sudah ada dan air mengisi cekungan itu, tetapi danau itu setiap saat dapat terisi oleh endapan sehingga menjadi tanah kering. Sebaliknya, sungai terjadi karena airnya sudah ada, sehingga air itulah yang membentuk dan menyebabkan tetap adanya saluran selama masih terdapat air yang mengisinya. Pada umumnya, perbedaan antara aliran air (sungai) dengan air tergenang (kolam) terkait dengan 3 (tiga) kondisi (Odum, 1988), yaitu (1) arus adalah faktor yang paling penting mengendalikan dan merupakan faktor pembatas di aliran air, (2) pertukaran tanah-air relatif lebih ekstensif pada aliran air yang menghasilkan ekosistem yang lebih terbuka dan suatu metabolisme komunitas tipe heterotropik, dan (3) tekanan oksigen biasanya lebih meratya dalam aliran air, dan stratifikasi termal maupun kimiawi tidak ada atau dapat diabaikan.Zona Utama SungaiAda dua zona utama pada aliran air (sungai) (Odum, 1988), yaitu: 1. Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat, dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai di daerah pergunungan. 2. Zona air tenang: bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus, plankton. Zona ini banyak

dijumpai pada daerah yang landai, misalnya di pantai timur Sumatera, dan Kalimantan. Selain itu, jika pada kolam dan danau zonasi yang menonjol adalah horisontal, tetapi pada sungai (air mengalir) zonasinya secara longitudinal. Jadi, di dalam danu, zona yang berturut-turut dari tengah ke tepian berturut-turut mewakili tingkat geologis yang lebih tua pada proses pengisian danau. Sedangkan pada sungai dapat dijumpai tingkat yang lebih tua dari hulu ke hilir. Peruahan lebih terlihat pada bagian atas dari aliran air, dan komposisi kimia berubah dengan cepat. Perubahan komposisi komunitas sewajarnya lebih jelas pada kilometer pertama dibandingkan 50 kilometer terakhir.

DAFTAR PUSTAKA Onrizal. Ekosistem Sungai Dan Bantaran Sungai Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera. USU Repository 2005 Universitas Sumatera Utara DeSanto, R.S. 1978. Concepts of applied ecology. Springer-Verlag. New York. Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar ekologi tropika. (Terjemahan). Penerbit ITB. Bandung. Odum, E.P. 1988. Dasar-dasar ekologi. (Terjemahan) Edisi 3. Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta.

You might also like