You are on page 1of 22

ISLAM DAN DAKWAH

( Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar PAI Yang Diampu Oleh : Ustadz Moh. Romdhon, S.Ag )

Disusun Oleh : Kelompok 5 1. Neng Resa Fujianti (09511025) 2. Aneu Kusmawati (09511027) 3. Nurmayasari (09511037)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) Jalan Pahlawan no 32 Tlp. ( 0262 ) 233556, Fax ( 0262 ) 540469 GARUT 2011

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb Rasa syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Yang Maha Agung, dzat pemilik rasa kasih dan sayang tak terhingga, Allah Azza Wazzala yang tak pernah jenuh menerbitkan matahari kehidupan. Karenanya rasa syukur haruslah selalu terpahat dan terpatri dalam lisan dan qalbu. Shalawat dan salam akan selalu menggetarkan sanubari manusia terhadap kebesaran kekasih Allah, Muhammad Saw. sosok manusia pembawa risalan keselamatan didunia dan akhirat. Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah Swt. Dakwah ( Konsep Dakwah Islam). Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,maka dari itu penulis mohon bapak dapat memaklumi karena penulis masih dalam proses belajar. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan penyusunan selanjutnya. Wassalamualaikum Wr. Wb penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas penyusunan makalah yang berjudul Islam dan

Garut, Mei 2011

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Islam, merupakan satu-satunya ajaran agama yang hakekatnya adalah untuk keselamatan umat manusia. Hal ini dibuktikan dalam konteks ajarannya yang mengandung nilai-nilai rahmatan lil alamin, artinya ajarannya bersifat universal, tidak hanya dikhususkan kepada umat Islam, sebaliknya dapat meletakkan dasar-dasar dan pola hidup yang tepat untuk dilaksanakan oleh segenap umat manusia. Dalam rangka pengaktualisasian konsep-konsep ajarannya itulah Islam mengembangkan strategi dakwah, hal ini secara historis telah diteladankan oleh Rasulullah ketika ajaran Islam pertama kali disyiarkan kepada kaum quraiys saat itu. Dakwah pertama kali dilakukan oleh Rasulullah dalam lingkungan keluarga secara bertahap telah membentuk pola pikir, pola hidup dan keyakinan mereka tentang keesaan Allah swt., yang kemudian berlanjut pada lingkungan sahabat dan masyarakat umum. Demikianlah tahapan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah dalam membesarkan ajaran Islam di tengah-tengah kaum yang bobrok akhlaknya serta dangkal aqidahnya. Namun dilandasi oleh semangat juang untuk menegakkan kebenaran dan keesaan sang pencipta, seluruhnya itu dapat berubah hanya dalam jangka waktu kurang lebih 23 tahun. Berangkat dari kenyataan yang ditunjukkan oleh Rasulullah dalam dakwahnya tersebut, jika ditelaah secerna mungkin, maka dakwah merupakan lapangan yang sangat penting dan utama sekali, baik dilihat dari pandangan agama maupun dari segi pertumbuhan bangsa yang sedang membangun saat ini dan masa yang akan datang,.makin banyak masyarakat membicarakan pembangunan makin terasa sekali bagaimana ketergantungannya pada manusia, faktor insan yang amat menentukan apakah akan berhasil ataukah tidak. Dalam hal inilah diperlukan ajaran agama Islam yang dapat memberingan sumbangan berharga, sebagaimana konsep ajarannya yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan

kehidupan akhirat. Sosialisasi ajaran agama Islam ditengah-tengah masyarakat pembangun itu menggunakan strategi dakwah baik yang dilakukan secara lisan, maupun fiil, dan dapat dilakukan oleh setiap muslim. Dengan demikian, maka tujuan dakwah secara umum dapat dikatakan membangun masyarakat yang maslahat dunia dan akhirat melalui pengetahuan mendalam terhadap pokok-pokok syariyahnya. 2.Rumusan Masalah a. Apa tujuan dari dakwah Islam ? b. Seperti apakah materi dakwah Islam ? c. Apa saja metode dakwah Islam ? d. Seperti apa manajemen dakwah Islam ? 3. Tujuan Penulisan Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penulisan ini diarahkan untuk : a. Mengetahui tujuan dakwah Islam b. Mengetahui materi dakwah Islam c. Mengetahui metode dakwah Islam d. Mengetahui manajemen dakwah Islam

BAB II PEMBAHASAN ISLAM DAN DAKWAH Konsep Dasar Dakwah Islam Ditinjau dari segi bahasa dakwah berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedang bentuk kata kerja atau fiil-nya adalah daa-yadu yang berarti memanggil, menyeru, atau mengajak. Dakwah dengan arti seperti itu dapat dijumpai dalam ayatayat Al-Quran, misalnya :

Artinya : Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga). Muhammad Natsir, mendefinisikan dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar maruf nahi mungkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan perseorangan, perikehidupan berumah tangga (usrah) perikehidupan bermasyarakat dan berperikehidupan bernegara. H.S.M. Nasarudin Latif, mendefinisikan dakwah adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya, yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT. sesuai dengan garis-garis akidah syariat serta akhlak Islamiyah. Letjen H Sudirman, mendefinisikan dakwah adalah usaha untuk merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan seseorang maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama, dalam rangka pembagunan bangsa dan umat manusia untuk memperoleh keridlaan Allah SWT.

Aboebakar Atjeh, mendefinisikan dakwah adalah seruan kepada seluruh umat manusia untuk kembali pada ajaran hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik. Masdar Helmy, mendefinisikan dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk amar maruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah swt. untuk kemaslahatan dan kebahagiaan didunia dan diakhirat.

A Tujuan Dakwah Islam Proses penyelenggaraan dakwah dilaksanakan dalam rangka mencapai nilai tertentu. Nilai tertentu yang diharapkan dapat diperoleh dengan jalan melakukan aktifitas dan realisasi dakwah itu disebut tujuan dakwah. Tujuan dakwah merupakan salah satu tujuan umum dakwah, sehingga bisa dikatakan apabila unsur ini tidak ada maka penyelenggaraan dakwah tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan atau semua usaha akan siasia. Mengenai konteks tujuan dakwah ini, para pakar memberikan definisi yang berbeda-beda. Namun perbedaan pendapat tersebut hanyalah dalam tataran redaksi bahasa. Substansinya sesungguhnya sama yaitu demi kemaslahatan hidup manusia di dunia dan kehidupan di akhirat. Muhammad Natsir mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah: 1. Memanggil manusia kepada syariat untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perorangan ataupun rumah tangga,

berjamaah, bermasyarakat, bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan bernegara. 2. Memanggil manusia kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah Swt di muka bumi, menjadi pelopor, pengawas, pemakmur, pembesar kedamaian bagi umat manusia. 3. Memanggil manusia kepada tujuan hidup yang hakiki yaitu menyembah Allah Swt. sebagai satu-satunya zat Pencipta. Adapun pendapat tokoh lain diantaranya : 1. Dr. Mawardi Bachtiar berpendapat bahwa tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha Allah Swt. 2. Prof. H.M. Arifin menjelaskan tujuan dakwah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang disampaikan oleh pelaksana dakwah atau penerang agama. Adapun menurut 3. Prof. Toha Yahya Omar, M.A. menjelaskan bahwa tujuan dakwah adalah untuk menobatkan benih hidayah dalam meluruskan itiqad, memperbanyak amal secara terus-menerus, membersihkan jiwa dan menolak syubhat agama. 4. M. Syafaat Habib mengemukakan tujuan dakwah adalah berupaya untuk melahirkan dan membentuk pribadi atau masyarakat yang berakhlak atau bermoral Islam. 5. Syeck Ali Mahfudz berpendapat bahwa tujuan dakwah adalah mendorong manusia untuk menerapkan perintah agama dan meninggalkan larangan-Nya supaya manusia mampu mewujudkan kehidupan bahagia di dunia dan di akherat. 6. Didin Hafiduddin menegaskan tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat sebagai sasaran dakwah ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera lahiriah maupun bathiniah.

Dalam hal tujuan dakwah Asmuni Syukii membagi tujuan dakwah ke dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum (mayor objektive) Tujuan umum dakwah adalah mengajak ummat manusia meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar dan diredhai Allah Swt. agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, maupun sosial kemasyarakatan agar mendapat kehidupan di dunia dan di akherat. b. Tujuan Khusus (minor objektive) Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini di maksudkan agar dalam pelaksanaan aktifitas dakwah dapat di ketahui arahnya secara jelas, maupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah dan media apa yang dipergunakan agar tidak terjadi miss komunikasi antara pelaksana dakwah dengan audience (penerima dakwah) yang hanya di sebabkan karena masih umumnya tujuan yang hendak dicapai. Olehnya itu tujuan umum masih perlu diterjemahkan atau di klasifikasi lagi menjadi tujuan khusus, sehingga lebih memperjelas maksud kandungan tujuan khusus tersebut adalah : a. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah Swt. Maksudnya mereka diharapkan agar senantiasa mengerjakan segala perintah Allah Swt, dan selalu mencegah atau meninggalkan perkara yang dilarangnya, seperti yang terkandung dalam Al-Quran surat al- Maidah (5) ayat 2 ;

Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya dan binatang-binatang qalaa-id dan jangan (pula) mengganggu orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka lekaslah berburu. Janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. b. Membina mental agama Islam bagi mereka yang masih mengkwatirkan tentang keislaman dan keimanannya (orang mukallaf) Seperi yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 286 ; Terjemahnya : Allah tidak membebani seorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang di

usahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya, (mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa dan kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. c. Mengajar dan mendidik anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Tujuan ini didasarkan pada al-Quran surat ar-Ruum (30) ayat 30

Terjemahnya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Meskipun definisi tentang tujuan dakwah bervariasi, namun pada hakekatnya bidang dakwah Islam yang merupakan aktualisasi secara imani teratur, yang untuk dimanifistasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam kemasyarakatan dilaksanakan mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual serta kultural dalam rangka kehidupan manusia, dengan menggunakan cara tertentu. Dengan demikian, dari semua tujuan - tujuan tersebut di atas, merupakan penunjang daripada tujuan akhir aktifitas dakwah. Tujuan akhir ini aktifitas

dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia lahir dan bathin di dunia dan di akherat nanti B. Materi Dakwah Islam Jika berbicara tentang dakwah, kita ingat kembali tujuan dakwah, karena pada dasarnya apa yang terdapat dalam materi dakwah bergantung pada tujuan dakwah yang ingin dicapai. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Quran, bahwa : Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin maupun kafir atau musyrik) kepada jalan yag diridhai Alla swt. agar dapat hidup bahagia dan sejahtera didunia maupun diakhirat. Apa yang disampaikan seorang dai dalam proses dakwah (nilai-nilai dan ajaran-ajaran islam) untuk mengajak umat manusia kepada jalan yang diridhai Allah, serta mengubah perilaku madu agar mau menerima ajaranajaran serta memanifestasikannya, agar mendapat kebaikan dunia akhirat, itulah yang disebut materi dakwah. Dalam garis besarnya, sebenarnya telah jelas bahwa materi dakwah adalah seluruh anjuran islam secara tidak di potong-potong. Ajaran islam telah tertuang dalam : alqurannul kariim dan sunnatur rasul Muhammad saw, sedang pengembangannya kemudian akan mencakup seluruh kultur islam yang murni yang bersumber dari kedua sumber pokok ajaran islam itu. Materi yang demikian luas sudah tentu memerlukan pemilihan yang cermat, disamping perlunya di perhatikan situasi dan kondisi kemasyarakatan yang ada. Apabila kehidupan manusia ini akan selalu dihadapkan dengan kepentingan, maka dalam hal ini manusia tidak lain akan dipaksa untuk mengadakan pilihan-pilihan tindakannya. Bahkan kemudian manusia membuat prioritas-prioritas karena dari sekian banyak perbaikan yang telah dipilihnya itu, tidak semunya dapat dikerjakan sekaligus, namun harus demi satu atau menurut kepentingannya yang paling utama dan yang dapat dikemudiankan. Untuk ini ajaran islam cukup luas memberikan bahannya dari sumber utama tadi.

Seperti yang sudah dijabarkan diatas, dalam hal ini materi dakwah menurut Tarmizi Taher, materi (maddah) dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan dai pada madu, pada dasarnya bersumber pada Al-Quran dan Hadits sebagai sumber yang meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Hal ini yang perlu disadari bahwa ajaran-ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah, syariah, dan akhlak dalam ucapan, pikiran dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara global, materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yang pada dasarnya ketiganya bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Tiga hal itu adalah: 1. Aqidah Dalam islam, permasalahan aqidah yaitu masalah-masalah yang mencakup keyakinan yang erat hubungannya dengan rukun iman. Dalam pembahasannya, buka saja tertuju pada hal-hal yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwahnya juga menyangkut masalah-masalah yang menjadi lawannya, seperti syirik. 2. Syariah Dalam islam, permasalahan syariah erat kaitannya dengan perbuata nyata dalam mentaati semua peraturan/hukum Allah untuk mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya serta mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. Permasalahan yang berhubungan dengan masalah syariah bukan saja terbatas pada masalah ibadah kepada Allah, namun permasalahannya juga mencakup pada masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antar sesama manusia, seperti hukum jual-beli, berumahtangga, warisan, dan lainnya, begitu juga dengan segala bentuk larangan Allah, seperti mabuk, mencuri, berzina, dan sebagainya. Hal itu juga termasuk masalah yang menjadi materi dakwah. 3. Akhlak

Sebagai materi dakwah, akhlak lebih cepat dikatakan pelengkap bagi keimanan dan keislaman seseorang. Namun bukan berarti masalah akhlak tidak penting, karena bagaimanapun juga, iman dan islam seseorang tidak akan sempurna tanpa dibarengi dengan perwujudan akhlakul kariimah. Rasulullah pun pernah bersabda : Aku diutus oleh Allah SWT didunia ini hanyalah untuk menyempurnakan akhlak. Dalam buku yang berjudul Dakwah Aktual, mengatakan: Sirah Nabawiyah mengajarkan kepada kita, bahwa materi pertama yang menjadi landasan utama ajaran islam, yang disampaikan Rasulullah SAW kepaada umat manusia masalah yang berkaitan dengan pembinaan akidah salimah, keimanan yang benar, masalah al-insan, tujuan program, status, dan tugas hidup manusia dihadapan Allah SWT. Hal penting yang harus disadari yaitu, semua ajaran yang disampaikan itu (materi dakwah), bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, akan tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam, agar mampu mewujudkan atau memanifestasikan aqidah, syariah, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber-sumber Materi Dakwah

Materi yang telah dirinci sebelumnya, pada dasarnya bersumber pada : Al-Quran dan Hadits Al-Quran dan Hadits merupakan pedoman dan sumber hokum serta sumber utama ajaran-ajaran islam bagi umat islam. Oleh karena itu, materi dakwah yang pada intinya menyampaikan ajaran-ajaran islam tidak mungkin terlepas dari dua sumber tersebut, jika seluruh aktivitas dakwah tidak berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits, maka hal itu akan menjadi sia-sia dan bahkan dilarang oleh islam. Opini Ulama

Islam selalu menganjurkan umatnya untuk terus mencari dan menggali (pengetahuan) dengan cara berfikir dan berijtihad untuk menemukan hukum-hukum sebagai tafsiran serta takwil dari Al-Quran dan Hadits. Sebagaimana yang dilakukan oleh para ulama dari hasil pemikiran dan penelitian dari ulama itulah dapat pula dijadikan sebagai sumber baru setelah Al-Quran dan Hadits artinya, hal baru yang tidak bertentangan dengan AlQuran dan Hadits. C. Metode Dakwah Islam Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing juru dakwah. Yang pasti, setiap Muslim wajib melaksanakannya karena seorang Muslim berkewajiban menyebarkan kebenaran Islam kepada orang lain. Metode dakwah islam, diantaranya :
1. Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang

kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasehati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah). 2. Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.

3. Dakwah bil-Lisan, dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau

pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah, seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin. 4. Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Madulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Dai (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.
5. Dakwah bit-Tadwin, memasuki zaman global seperti saat sekarang ini,

pola dakwah bit-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisantulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada. 6. Dakwah bil Hikmah, yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif atau bijak, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain, dakwah bil Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Dalam kitab Al-Hikmah Fi Al Dakwah Ilallah Taala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian AlHikmah. Menurut bahasa, Al-Hikmah artinya adil, ilmu, sabar, kenabian, dan Al-Quran; memperbaiki (membuat menjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan; ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama; obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal; serta pengetahuan atau marifat.

D. Manajemen Dakwah Kata manajemen dalam bahasa inggris, berasal dari kata manage yang artinya mengatur, memimpin, mengendalikan. Sedangkan dalam bahasa arab manajemen berasal dari kata an-nizam atau at-tanzhim yang artinya suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya. Jadi, manajemen dakwah adalah suatu perangkat atau organisasi dalam mengolah dakwah agar tujuan dakwah tersebut dapat lebih mudah tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Unsur-unsur Manajemen Dakwah 1. Perencanaan dakwah Perencanaan dakwah dapat diartikan sebagai proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis mengenai tindakantindakan yang akan dilakukan dalam rangka penyelenggaraan dakwah. Langkah-langkah perencanaan dakwah : Perkiraan dan perhitungan masa depan. Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Penetapan tindakan-tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya.

Penetapan metode. Penetapan dan penjadwalan waktu. Penempatan lokasi (tempat). Penetapan biaya, fasilitas dan factor-faktor lain yang dibutuhkan. 2. Pengorganisasian dakwah Pengorganisasian dakwah dapat diartikan sebagai proses membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan harapan tujuan dakwah tersebut bisa tercapai. Langkah-langkah pengorganisasian dakwah : Membagi-bagi dan menggolong-golongkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu. Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing kesatuan, serta menempatkan pelaksana untuk melakukan tugas tersebut. Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana. Menetapkan jalinan hubungan. 3. Penggerakkan dakwah Penggerakan dakwah dapat diartikan sebagai proses di mana seluruh anggota yang terlibat, menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan perencanaan kegiatan dakwah yang telah dibuat bersama. Langkah-langkah penggerakan dakwah : Pemberian motivasi. Pembimbingan. Penjalinan hubungan. Penyelenggaraan komunikasi.

Pengembangan atau penigkatan pelaksana. 4. Pengendalian dan penilaian dakwah Pengendalian dan penilaian dakwah dapat diartikan sebagai proses pemeriksaan dan penelitian agar aktivitas dakwah dapat berjalan sesuai dengan rencana. Langkah-langkah pengendalian dakwah : Menetapkan standar (alat pengukur). Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap pelaksanaan tugas dakwah yang telah ditetapkan. Membandingkan antara pelaksanaan tugas dengan standar. Mengadakan tindakan-tindakan perbaikan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tujuan dakwah diantaranya : a. Tujuan Umum (mayor objektive) Tujuan umum dakwah adalah mengajak ummat manusia meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar dan diredhai Allah Swt. agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, maupun sosial kemasyarakatan agar mendapat kehidupan di dunia dan di akherat. b. Tujuan Khusus (minor objektive) - Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah Swt. -Membina mental agama Islam bagi mereka yang masih mengkwatirkantentang keislaman dan keimanannya (orang mukallaf) - Mengajar dan mendidik anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Dalam garis besarnya, materi dakwah adalah seluruh anjuran islam secara tidak di potong-potong. Ajaran islam telah tertuang dalam : alqurannul kariim dan sunnatur rasul Muhammad saw, sedang pengembangannya kemudian akan mencakup seluruh kultur islam yang murni yang bersumber dari kedua sumber pokok ajaran islam itu. Secara global, materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yang pada dasarnya ketiganya bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Tiga hal itu adalah: 1. Aqidah 2. Syariah 3. Akhlak Metode dakwah islam, diantaranya :

1. Dakwah Fardiah 2. Dakwah Ammah 3. Dakwah bil-Lisan 4. Dakwah bil al-Hal 5. Dakwah bit-Tadwin 6. Dakwah bil Hikmah Manajemen dakwah itu terdiri dari : 1. Perencanaan dakwah 2. Pengorganisasian dakwah 3. Penggerakkan dakwah 4. Pengendalian dan penilaian dakwah

DAFTAR PUSTAKA Sholeh, H.A. Rosyad. 2010. Manajemen Dakwah Islam. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. Yahya, Omar,H.M. Toha. 2004. Islam dan Dakwah. Jakarta: P.T. Almawardi Prima.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN BAB II PEMBAHASAN A. TUJUAN DAKWAH ISLAM B. MATERI DAKWH ISLAM C. METODE DAKWAH ISLAM D. MANAJEMEN DAKWAH ISLAM BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

You might also like