You are on page 1of 37

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatan. Pemeliharaan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegah dan peningkatan kesehatan dari pada pengobatan dan rehabilitas. Bidan yang bekerja dibidan komunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak balita ini dirumah (keluarga), puskesmas/puskesmas pembantu, posyandu, polides dan taman kanak-kanak. Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu. Proses imunisasi adalah memasukkan faksin atau serum ke dalam tubuh manusia, melalui oral atau suntikan. Tubuh dirangsang untuk membentuk anti bodi yang dapat memproduksi anti toksin. Kehadiran antitoksin dapat menetralisir toksin yang dikeluarkan oleh kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh manusia. Beberapa kebijakan operasional imunisasi yang ditetapkan oleh

pemerintah antara lain jangkauan pelayanan ditingkatkan, semua puskesmas dan puskesmas pembantu memberikan pelayanan imunisasi, skrining secara ketat dilaksanakan untuk menghindarkan hilangnya kesempatan imunisasi, pelaksanaan program dilaksanakan secara efisien untuk menekan drop out, satu jarum dan satu syringe steril digunakan tiap suntikan, supervise dilakukan dengan check list secara rutin, penyuluhan dilakukan untuk menunjang program, dampak program terhadap penyakit yang dapat diatasi melalui imunisasi, pemantauan kegiatan imunisasi secara lintas program dan sector. Dengan melihat kenyataan diatas, maka penulis ingin mempelajari lebih lanjut perawatan balita.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan yang tepat pada balita. 2. Tujuan Khusus a. Mampu menguraikan konsep dan manajemen kebidanan pada balita. b. Mampu mengidentifikasikan masalah dan melakukan analisa data yang terkumpul pada balita. c. Mampu mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan pada balita. d. Mampu mengantisipasi masalah potensial dan diagnosa lain pada balita. e. Mampu mengevaluasi kebutuhan segera pada balita. f. Mampu membuat perencanaan tindakan pada balita. g. Mampu melaksanakan rencana tindakan pada balita. h. Mengevaluasi hasil asuhan pada balita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Anak Balita Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (umur 0 hari) dan bayi -28 (umur 1-12 bulan) termasuk anak balita. Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polides memiliki data tentang anak balita di wilayah kerjanya. Data tersebut diperlukan untuk digunakan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan anak balita baik dilakukan oleh bidan maupun oleh tenaga kesehatan lainnya. Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatan. Pemeliharaan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegah dan peningkatan kesehatan dari pada pengobatan dan rehabilitas. Bidan yang bekerja dibidan komunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak balita ini dirumah (keluarga), puskesmas/puskesmas pembantu, posyandu, polides dan taman kanak-kanak. Pelayanan yang diberikan antara lain : 1. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala 2. Penyuluhan pada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak 3. Immunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya 4. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara menanggulanginya

B. Kunjungan Anak Balita Bidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya atau ditolong oleh dukun dibawah pengawasan bidan di rumah. Kunjungan ini dilakukan pada minggu pertama setelah persalinan. Untuk selanjutnya bayi dapat di bawa dimana bidan bekerja. Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan, kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan, setelah itu pemeriksaan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan, selanjutnya pemeriksaan dilakukan sekali dalam setahun. Segala kegiatan dicatat sebagai dokumentasi pelayanan, beberapa hal yang perlu dilakukan dalam kunjungan rumah minggu pertama setelah persalinan antara lain : 1. Pemeriksaan mata untuk mengetahui adanya infeksi 2. Pemeriksaan tali pusat untuk mengetahui apakah terjadi pendarahan atau infeksi 3. Pemeriksaan kebersihan alat kelamin 4. Pemeriksaan mekonium tinja

C. Pemeriksaan Kesehatan Anak Balita Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan manajemen kebidanan, langkah pertama ialah mengidentifikasi kondisi kesehatan anak dengan melakukan wawancara tetang riwayat kesehatan anaknya. Bagaimanapun hubungan ibu, keluarga dengan anak yang diperiksa juga ditanyakan. Setelah informasi dari ibu atau pengasuhnya dicatat maka dilakukan pemeriksaan fisik anak tersebut yang dimulai dengan observasi dan kemudian pemeriksaan fisik. Kegiatan obervasi dilakukan untuk kmengetahui keadaan umum : 1. Bagaimana postur tubuhnya 2. Apakah dalam keadaan tenang, mengantuk atau gelisah

Pemeriksaan fisik anak selanjutnya dilakukan mulai dari ujung rambut sampai kekaki, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik adalah : 1. Anak diperiksa dalam keadaan tanpa berpakaian kecuali popok atau celana dalam 2. Bila anak gelisah pemeriksaan dilakukan dalam pangkuan ibu 3. Ibu diminta membantu dalam proses pemeriksaan agar berjalan lancar 4. Berikan pengertian pada anak yang sudah besar dan mengerti tentang pemeriksaan 5. Denyut nadi, suhu nafas jangan lupa diperiksa

D. Tumbuh Kembang Anak Tumbuh kembang anak diperhatikan berdasarkan umur, yang perlu diperhatikan aktifitas motor anak, bahasa dan adaptasi lingkungannya. Tumbuh kembang anak normal anak normal adalah sebagai berikut : 1. Umur satu bulan a. Refleksi moro dapat menghisab menggenggam positif b. Bila ditelungkupkan bayi berusaha mengangkat kepala dan kaki bergerak gerak seperti mau merangkak c. Dalam posisi duduk, punggung membungkuk, kepala tegak sesaat d. Bayi kebanyakan tidur e. Bayi diam bila ada suara. Terkejut bila mendengar bunyi suara fokal (bila menangis) f. Mata bayi mengikuti objek yang tergantung dibenang yang digoyang kekiri dan kekanan 2. Umur dua bulan a. Menenang nendang dan gerak yang enerjik b. Kepala bergoyang bila dalam posisi duduk c. Bila telungkup kepala tegak, membentuk sudut 45 derajat d. Tangan dihisab sendiri dan selalu terbuka e. Mengeluarkan satu suara fokal a e u

f. Kepala dan mata bergerak kesuara g. Mengikuti objek yang bergoyang h. Gerak ekspresi berjaga jaga i. Senyum bila diajak bicara lembut 3. Umur tiga bulan a. Telungkup, kepala tegak 90 derajat b. Reflek moro dan menggenggam mulai tidak tampak c. Berguling (3 4 bulan) d. Ketawa kecil menekik e. Respon terhadap musik f. Bersuara, a a, la la, oo oo g. Berusaha menanggapi objek tapi tidak tepat h. Memegang benda dengan erat bila diletakkan diatas tangannya dan menarik baju i. Mengikuti objek kesamping 180 derajat j. Memperhatikan orang dan mainan k. Mengenal ibu dan botol susu l. Senyum spontan 4. Umur empat bulan a. Dapat duduk dengan bantuan dan berpaling ke arah bunyian b. Mengangkat kepala sewaktu tengkurap untuk berupaya duduk c. Tertawa keras 4 5 bulan d. Mengucapkan seperti p b e. Mengulang suara yang didengar f. Memegang giring giring g. Menanggapi objek dengan dua tangan h. Memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain i. Menarik baju kemuka sendiri j. Senyum spontan kepada orang yang dilihatnya 5. Umur lima bulan a. Berguling dari satu sisi ke sisi yang lain

b. Beringsut dari belakang ke depan c. Tegak bila diangkat atau berpegangan bila didudukkan d. Berdiri bila dibantu e. Mengenal suara yang sering di dengar f. Berhenti menangis bila mendengar nyanyian g. Memegang benda yang disenangi dan menanggapi mainan dengan dua tangan h. Senyum pada bayangan kaca i. Memalingkan kepala ke arah suara j. Senang bermain dengan orang lain 6. Umur enam bulan a. Tengkurap mengangkat kepala spontan b. Duduk dengan bantuan c. Beringsut mundur d. Memegang kaki dan bermain dengan jari kaki e. Memegang benda kecil dengan telapak f. Bersuara bila melihat kaca g. Mengucapkan empat jenis bunyi h. Melokalisasi sumber suara i. Memasukkan benda kecil kemulut j. Curiga terhadap orang atau suara asing k. Memberi perhatian pada orang atau objek l. Mempertahankan mainan bila diambil m. Mengangkat tangan bila mau diambil 7. umur delapan bulan a. Duduk sendiri b. Mulai melangkah dan mencoba merangkak c. Berdiri dan mencari pegangan d. Bergerak maju menuju objek e. Bersuara seperti a-la, ba-ba, oo-oo, a-am, ma-ma, pa-pa, 8 10 bulan f. Mendengar orang bercakap cakap dan berteriak untuk menarik perhatian

g. Bergerak mengambil mainan di luar jangkauan h. Membunyikan lonceng i. Minum dari cangkir j. Memperhatikan bayangan dikaca k. Barmain dengan kertas l. Makan biscuit sendiri 8. Umur 10 bulan a. Duduk mandiri b. Berdiri dengan pegangan merangkak dan berjalan dengan pengangan c. Dapat berputar bila diletakkan di atas lantai d. Menggelengkan kepala menyatakan tidak melambaikan tangan untuk ucapkan selamat (tinggal/jalan) e. Memberi respon terhadap panggilan nama sendiri f. Menyuarakan beberapa ucapan g. Bermain tepuk tangan 9. Umur 12 bulan a. Berdiri sendiri dan berjalan dengan bantuan satu tangan yang dipegang orang lain b. Berputar dalam posisi duduk c. Menggengam 2 benda kecil didalam satu tangan d. Mengucapkan kata dengan rati yang spesifik : mama e. Berbicara pada mainan f. Mengoceh bila sendiri g. Mematuhi perintah yang sederhana : beri yang cangkir itu h. Ikut membantu sendiri bila dipakaikan pakaian i. Bermain dengan cangkir atau sendok j. Menunjukan sesuatu dengan jari telunjuk k. Mencoba mengambil benda kecil dari dalam kotak l. Memasukkan benda kecil ke mulut m. Memegang cangkir untuk minum n. Memperhatikan tulisan

10. Umur 15 bulan a. Berdiri sendiri dan memanjat b. Berlutut dilantai ayau dikursi c. Berjalan dengan keseimbangan yang baik d. Berbicara dengan 4 5 kata e. Menunjukkan sesuatu dengan berbicara f. Tahu namanya sendiri g. Mengangkat cangkit untuk minum h. Minum dengan sendok i. Menunjukkan atau memberi maianan pada seseorang j. Membantu membuka pakaian sendiri k. Memasukkan benda kecil ke dalam botol tanpa demontrasi l. Senang mendorong mainan yang beroda 11. Umur 18 bulan a. Berlari dan naik tangga dengan berpegangan dengan satu tangan b. Berjalan mundur dan memanjat kursi c. Melempar bola d. Mengucapkan angka satu sampai sepuluh e. Menunjukkan sekurang kurangnya satu bagian tubuh yang ditanyakan f. Dapat menyebutkan halo g. Menunjukkan benda yang ditawarkan seperti cangkir, sendok, mobil, kursi h. Membalikkan halaman buku i. Membawa atau memeluk boneka j. Mencoret coret 12. Umur 21 bulan a. Berlari dan naik turun tangga dengan pegangan b. Naik tangga sendiri c. Menendang bola d. Bercakap dengan mengucapkan 15 20 kata e. Mampu mengkombinasikan dua atau tiga kata f. Minta makan atau minum

g. Memberi bola pada orang lain h. Menunjukkan 3 4 bagian tubuh i. Membantu kegiatan rumah yang sederhana j. Memindahkan pakaian dengan baik k. Menarik orang lain untuk menunjukkan sesuatu 13. Umur 24 bulan a. Berlari tanpa jatuh b. Mengucapkan sekurang kurangnya satu kalimat c. Dapat mengucapkan kembali 5 6 suara konsonan d. Menunjukkan 4 bagian tubuh yang ditanyakan e. Menyebutkan nama sendiri f. Melempar bola ke depan kotak g. Menggambarkan garis lurus fertikal setelah ditunjukkan 14. Umur 2,5 tahun a. Melompat dan mencoba berdiri dengan satu kaki b. Memegang pensil dengan satu jari c. Mencoba jalan berjingkrak d. Menyebut nama benda sehari hari e. Menjawab pertanyaan sederhana seperti apa ini? f. Mendorong mainan yang terarah g. Menolong membuang sesuatu h. Memakai pakaian i. Membasuh dan mengeringkan tangan j. Makan dengan sendok k. Menggambar garis horizontal l. Berupaya menggambar lingkaran yang ditunjukkan 15. Umur 3 tahun a. Berdiri satu kaki sekurang kurangnya satu detik b. Melompat dari anak tangga paling bawah c. Dapat melepaskan dua kancing baju d. Menaiki sepeda roda tiga

e. Mengucapkan kalimat dengan 6 kata f. Menyebutkan 3 atau lebih objek dalam gambar g. Membedakan laki laki dan perempuan h. Menyebutkan pertanyaan dengan tepat i. Mengenal sekurang kurangnya satu warna j. Dapat menjawab pertanyaan dengan tiga kata dalam kalimat k. Menguasai 750 1000 kata l. Memahami giliran m. Menyalin gambar lingkaran n. Berbisik o. Makan sendiri dengan baik 16. Umur 4 tahun a. Berdiri satu kaki selama 5 detik b. Melompat sekurang kurangnya 2 kali dengan satu kaki c. Dapat mengancing baju dan mengikat sepatu d. Mengulang 10 kata tanpa salah e. Menghitung 3 objek, dan menunjukkan dengan benar f. Memahami misalnya : Apa yang diperbuat bila lapar, mengantuk atau kedinginan ? g. Kalimat spontan, pengucapan 4 sampai 5 kata h. Suka mengajukan pertanyaan i. Memahami kata seperti diatas, dibawah, dibelakang, dan sebagainya (letakkan benda ini di atas meja) j. Dapat menunjukkan 3 4 warna k. Berbicara dengan komunikasi yang efektif l. Mencontohkan lukisan atau gambar m. Bermain bersama dengan anak anak lain n. Memakai dan membuka pakaian sendiri o. Menggosok gigi, membasuh muka p. Ke toilet sendiri 17. Umur 5 tahun

a. Berdiri 1 kaki 8 10 detik b. Melompat menggunakan kaki bergantian c. Melompat dengan tanggan bola yang dilempar dalam 2 sampai 3 kali percobaan d. Mengetahui umur sendiri e. Mengenal 4 macam warna f. Menyebutkan fungsi fungsi benda seperti sendok, pensil dan sebagainya g. Menyebutkan jenis benda h. Menanyakan arti sesuatu kata i. Hanya sedikit salah mengucapkan kata j. Selalu bertanya dengan kenapa? k. Menghitung jari dengan benar l. Menyalin beberapa kata m. Menggambar manusia sekurang kurangnya menunjukkan 6 bagian tubuh n. Membawa mainan dengan mainan kereta o. Bermain dengan pensil berwarna p. Bermain dalam kelompok

E. Kartu Menuju Sehat (KMS) Salah satu cara menilai keadaan gizi anak anak secara cepat dan mudah ialah pengukuran berat badan. Keadaan gizi anak di bawah 5 tahun merupakan indikator keadaan gizi masyarakat. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan KMS dapat dinilai keadaan gizi dan pertumbuhan bayi dan anak sampai berumur 5 tahun. 1. Cara menimbang berat dengan memakai timbangan bayi atau cincin Bila anak sukar ditimbang, sebab anak masih terlalu kecil atau takut, sebaiknya ditimbang bersama ibunya dengan menggunakan timbangan dewasa (detecto). Berat badan anak dapat diketahui dari selisih antara berat badan ibu tambah anak dengan berat badan ibu. 2. Cara menilai keadaan gizi anak Dengan menggunakan KMS : Bila titik pertemuan berada dalam daerah hijau, berarti keadaan gizi anak adalah baik bila dalam daerah merah berarti keadaan gizi anak buruk. Dalam hal titik pertemuan berada di atas daerah hijau hendaknya dimintakan nasehat dari dokter. Untuk menilai perkembangan atau pertumbuhan anak, hendaknya diadakan penimbangan setiap bulan. Bila titik hasil penimbangan ini dihubungkan, maka terbentuklah satu garis pertumbuhan. Pertumbuhan yang baik bila paris pertumbuhan anak berada dalam daerah hijau dan sejajar dengan garis pertumbuhan atau mengarah kedaerah hijau.

F. Imunisasi Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu. Proses imunisasi adalah memasukkan faksin atau serum ke dalam tubuh manusia, melalui oral atau suntikan. Tubuh dirangsang untuk membentuk anti bodi yang dapat memproduksi anti toksin. Kehadiran antitoksin dapat menetralisir toksin yang dikeluarkan oleh kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sebenarnya secara fisiologis proses imunisasi ke dalam tubuh manusia. Tubuh dapat membentuk antibodi yang dapat memproduksi anti toksin bila terjadi

infeksi, akan tetapi kemampuan terbatas, maka dilakukan imunisasi buatan (arti fisial). Di Indonesia beberapa penyakit yang dicegah melalui imunisasi. 1. Penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Saat ini ada tujuh penyakit di Indonesia yang termasuk program imunisasi, penyakit tersebut adalah difteri, pertusis, tetanus, poliumyelitis, tuberculosis, campak dan hepatitis B. Sedangkan cacar tidak lagi. Dunia bebas dari cacar sejak tahun 1980. Indonesia bebas cacar sejak tahun 1974. a. Difteri Penyebabnya adalah Corynebacterium tipe grafis, mitis, dan intermedius. Difteri menular melalu partikel yang tercemar. Data obyektif adalah terbentuknya membrane pada hidung larynx dan saluran nafas bagian atas. Pembengkakan kelanjar terjadi pada penduduk ekonomi lemah. Difteri pada kulit terutama di temukan pada anak anak. Imunisasi yang dilakukan adalah pemberian DPT (Difteri Pertusis Tetanus) pada bayi dan DT (Defteri Tetanus) diberikan pada anak SD kelas 1. angka rata rata kematian pada penyakit ini 5 15%. b. Pertusis Penyebab penyakit ini adalah bakteri Bordetelia Pertusis. Gejala awal berupa pilek dan batuk. Kemudian berlangsung batuk panjang. Penderita kadang kadang batuk sampai muntah. Penyakit ini dapat menyebakan kematian akibat komplikasi pneumonia dan encophalopathy. Kematian sering terjadi pada anak umur 1 tahun. Penularan biasanya melalui kontak erat. Angka kematian kasus ini (case fatality rate) On 5%, tanpa program imunisasi maka Attacrate mencapai 80 per 1000 kelahiran hidup. Insidens pertusis pada bayi dibawah umur 6 bulan cukup tinggi. Imunisasi dilakukan dengan pemberian DPT atau DT.

c. Tetanus Kuman penyebab penyakit ini adalah elostridium tetani. Infeksi terjadi melalui luka. Spora tetanus masuk ke dalam luka. Berkembang biak dalam suasana anaerobic dan membentuk toksin. Tetanus neonatorolim terjadi akibat infeksi pada luka bekas potongan tali pusat. Gejala khas adalah kejang-kejang, wajah menyeringai, mulut terkancing. Tanpa program imunisasi Attack rate sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Case fatality rate berfareasi menurut umur masa inkubasi dan pengobatan antara 30% sampai 90%. Kekebalan pada tetanus hanya diperoleh melalui faksinasi lengkap. d. Poliomylitis Penyebab penyakit ini adalah virus polio tipe 1,2, dan 3. Gejala awal tidak spesifik yaitu batuk dan demam ringan. Kelumpuhan terjadinya biasanya tidak simetris pada anggota gerak badan tanpa menggangu sensibilitas kelumpuhan otot pernafasan dan otot menelan. Sekitar 15% penderita dapat sembuh dalam waktu 6 minggu dan sisanya menetap meninggalkan atrphy otot. Penularan virus polio secara fecal oral atau droplet sangat cepat terutama didaerah pemukiman padat dan sanitasi kurang. Attack rate bila tanpa program imunisasi 37,24 per 100.000 anak umur 0 4 tahun. Case fatality rate sekitar 6% antibody maternal dari ibu hanya melindungi anak yang dilahirkan dalam menggunakan yang pertama. Pencegahan dengan vaksin polio triwulan adalah cara efektif dan efisien. e. Tuberkulosis Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosa. Penyakit ini sering ditemukan pada masyrakat golongan ekonomi rendah. Beberapa organ tubuh sering terkena penyakit ini seperti paru paru, kulit, tulang, sendi, selaput otak, usus serta ginjal. Cara penularan melalui droplet terutama di daerah padat penduduk. Resiko menderita penyakit ini tinggi pada usia dibawah 3 tahun. Vaksin pencegahan penyakit ini adalah BCG (Bacille Calmette Geurin).

f. Campak Penyebab penyakit ini adalah selama disertai konjungtifitis. Tanda khas adalah berupa bercak merah pada kulit dimulai dari dahi dan belakang telinga, kemudian kemuka, badan dan anggota badan. Setelah 3 4 hari rash (bercak merah kulit) menghilang meninggalkan bercak hiperpigmentasi sampai 1 2 minggu diakhiri dengan kulit mengelupas. Gejala diatas perlu diperhatikan betul karena ada penyakit yang mirip dengan campak disebut measles like syndrome. Untuk penyakit ini perlu diberi imunisasi. Tingkat penularan campak tinggi, tanpa program imunisasi attack rate 93,5 per 1000 kelahiran hidup. Kekebalan maternal yang dibawa anak berangsur berkurang dan menghilang sampai berumur 9 bulan walaupun demikian ditemukan kasus morbilli pada bayi umur 4,5 bulan. Komplikasi terjadi 30% menderita botitis media, konjungtiva berat, enteritis dan penumonia. Penderita mobile sering mengalami kurang gizi. Cose fatality rate 3,5% dan dapat mencapai 40% pada penderita gizi buruk. Pemberian vaksin campak satu kali dapat memberi kekebalan lebih dari 14 tahun g. Hepatitis B Penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis B gejalanya tidak khas seperti anorekia, nause, kadang-kadang timbul ikterus. Indonesia termasuk wilayah edemic tinggi sampai sedang, carier rate, HB sag bervariasi antara 5-20%. Kelompok resiko tinggi adalah anak dan ibu mengidap hepatitis B (70-90%) pencandu narkotik, tenaga medis dan para medis, pasien hemodialisa, pekerja laboratorium, pemakai jasa atau petugas akupuntus. Penularan dari ibu dapat langsung pada janin. Cose fatality rate hepatitis B lebih kecil 1% pencegahan yang aplinh efektif adalah imunisasi hepatitis B (HB) terutama pada neonatus.

G. Kebijakan Imunisasi Beberapa kebijakan operasional imunisasi yang ditetapkan oleh pemerintah antara lain : 1. Jangkauan pelayanan ditingkatkan, semua puskesmas dan puskesmas pembantu memberikan pelayanan imunisasi. 2. Skrining secara ketat dilaksanakan untuk menghindarkan hilangnya kesempatan imunisasi 3. Pelaksanaan program dilaksanakan secara efisien untuk menekan drop out 4. Satu jarum dan satu syringe steril digunakan tiap suntikan 5. Supervise dilakukan dengan check list secara rutin 6. Penyuluhan dilakukan untuk menunjang program 7. Dampak program terhadap penyakit yang dapat diatasi melalui imunisasi 8. Pemantauan kegiatan imunisasi secara lintas program dan sector.

BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BALITA SEHAT TERHADAP BAYI NY. RATIH DI RB DOA IBULAMPUNG TIMUR 2011

DATA SUBYEKTIF Pengkajian pada tanggal 18 Maret 2011 pukul 10.00 WIB Biodata Nama Bayi : An. RATIH

Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : 15 Maret 2011 Anak ke Nama Ayah Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat : 4 ( Empat)

: Tn. Yanto : 35tahun : Islam : Jawa : SMA : Sopir : Talang Jali

Nama Suami Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat

: Ny. Ratih : 32 tahun : Islam : Jawa : SMP : IRT : Talang Jali

1. Riwayat Kesehatan Ibu mengatakan bayinya tidak memiliki penyakit menular dan menahun 2. Imunisasi BCG DPT I DPT II DPT III Polio Campak Hepatitis I : : : : : : : -

Hepatitis II Hepatitis III

: :

A. Pola Kebutuhan Dasar 1. Nutrisi 2. Eliiminasi 3. Personal hygiene 4. Istirahat 5. Aktifitas DATA OBYEKTIF Pemeriksaan Fisik 1. Pengkajian Fisk a. Suhu b. Nadi c. Pernafasan d. Berat badan e. Tinggi badan 2. Keadaan Umum Keadaan umum Kesadaran Bentuk badan Bicara Kebersihan 3. Kepala Bentuk kepala Keadaan tubuh Mata Bentuk Mata Strabismus Pupil mata : bulat, simetris : tidak ada : reaksi (+) : bulat, simetris : bersih : baik : composmentis : normal : belum bisa : baik : 36,60C : 140x/menit : 39 x/menit : 4,7 kg : 55 cm : asi eksklusif : BAB 1- 2 x/hari, BAK 7-8 x/hari : Bayi dimandikan 2 x/hari (pagi dan sore) : Bayi tidur 10-12 jam/hari : bayi bergerak aktif, sudah bisa menggerakkan kepala, tangan dan kaki.

Sklera Keadaan Bulu mata 4. Hidung Bentuk Lubang hidung Pernafasan cuping Keadaan 5. Mulut Bentuk Palatum Gigi Gusi Karies Bibir 6. Telinga Posisi Keadaan 7. Leher

: tidak ikterik : bersih : ada

: simetris kanan dan kiri : ada, tidak ada polip : tidak : bersih

: simetris kanan dan kiri : ada : : merah muda : : normal , tidak ada stomatitis

: simetris kanan dan kiri : bersih

Pembesaran vena/kelenjar : tidak ada Pergerakan leher 8. Dada Posisi Mamae Suara nafas Jantung Paru paru 9. Perut Bentuk Kelainan Turgor kulit : bulat, berisi : tidak ada : baik : simetris kanan dan kiri : normal, tidak ada benjolan : normal : tidak terdengar mur mur : tidak terdengar ronchi dan wheezing : normal,aktif

10. Punggung bokong Bentuk Kelainan 11. Ekstremitas Jari tangan Jari kaki Posisi dan bentuk Pergerakan 12. Genetalia Bentuk Kelainan 13. Anus Ada/tidak Kelainan 14. Laboratorium Tidak dilakukan pemeriksaan : ada : tidak ada : normal : tidak ada : lengkap : lengkap : normal, simetris : aktif : normal : tidak ada

ANALISA DATA

1.

Diagnosa :

Bayi sehat umur 9 bulan belum diberi imunisasi campak Dasar : a. b. c. d. 2. Ibu mengatakan anaknya berusia 9 bulan Bayi lahir tanggal 18 Maret 2011 Bayi sehat BB 8,5 kg Hepatitis III dan DPT III sudah diberikan pada bulan Desember 2009 Masalah Tidak ada 3. Antisipasi diagnosa dan masalah potensial

Tidak ada 4. Identisifikasi kebutukan yang membutuhkan tindakan segera dan kolaborasi Tidak ada 5. Kebutuhan a. b. c. Pemberian imunisasi campak Pemantauan tumbuh kembang bayi Penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi (ASI eksklusif)

PERENCANAAN 1. Jelaskan pada ibu bahwa keadaan bayi sehat dan akan mendapat imunisasi BCG dan polio 1 Suhu Nadi Pernafasan :36,60C :140x/menit :39 x/menit

Berat badan :4,7 kg Tinggi badan :55 cm 2. Siapkan alat dan obat untuk imunisasi campak yaitu spuit diposible 0,5 cc, kapas + air hangat safety box, vaksin campak 3. Siapkan ibu bahwa bayinya akan disuntik pada lengan kanan bagian luar sebelak kiri 4. 5. Catat tanggal imunisasi di KMS bayi Jelaskan tentang efek samping dari imunisasi campak Memberitahu ibu biasanya anak panas setelah diimunisasi, beri obat penurun panas. 6. 7. Jelaskan tentang perawatan bayi sehari-hari Beritahu ibu untuk datang bila ada keluhan pada bayinya

CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 19 Maret 2011 Data Subyektif 1. Ibu mengatakan merasa lega karena anaknya sudah diimunisasi campak 2. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat 3. Ibu mengatakan bayinya semakin aktif dan lincah

Data Obyektif 1. Keadaan umum anak baik 2. Kesadaran composmentis 3. Tanda-tanda vital : Suhu Nadi Pernafasan Berat badan : 36,40C : 130 x/menit :42 x/menit :9,2 kg

Tinggi badan :75 cm 4. Bayi tampak aktif

Analisa Data
1 .Diagnosa : Bayi sehat berumur 10 bulan Dasar : a. Bayi lahir tanggal 18 Maret 2011 b. Ibu mengatakan bayinya telah diimunisasi campak c. Bayi sehat BB 9,2 kg 2. Masalah Tidak ada 3. Kebutuhan a. Pemantauan tumbuh kembang bayi b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi

P erencanaan
1. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi anaknya saat ini Suhu Nadi :36,40C :130 x/menit

Pernafasan :42 x/menit Berat badan :9,2 kg Tinggi badan :75 cm 2. Lakukan pemantauan tumbuh kembang bayi 3. Jelaskan pada ibu untuk memperhatikan nutrisi pada bayinya 4. Anjurkan ibu untuk datang bila ada keluhan pada bayinya

BAB IV PEMBAHASAN

Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan. Anak baru lahir (umur 0 hari) dan bayi -28 (umur 1-12 bulan) termasuk anak balita. Pelayanan yang diberikan pada bayi dan balita antara lain : 5. 6. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala Penyuluhan pada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak 7. 8. Immunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara menanggulanginya diberikan imunisasi BCG dan Polio 1 untuk mencegah penyakit tuberkulosis dan polio. Disisi lain imunisasi BCG dan polio merupakan imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada bayi umur 1 bulan yang merupakan p rogram dari Pemerintah. Adapun 5 imunisasi dasar yang dimaksud adalah : Hepatitis B, BCG, DPT, Campak dan Polio. Pada setiap pemberian suntikan imunisasi bayi harus dalam keadaan sehat, mengingat pada pemberian imunisasi adalah memasukkan vaksin atau kuman yang dilemahkan dimana tubuh akan memberikan perlawanan yang nantinya akan membentuk antibodi. Oleh karena itu kondisi tubuh harus dalam keadaan sehat. Seorang bidan juga harus memberikan pemahaman kepada ibu tentang pentingnya imunisasi supaya program Pemerintah tentang 5 Imunisasi dasar kepada bayi dapat terlaksana dengan baik. Selain itu juga penyuluhan dan konseling kepada ibu juga penting misalnya saja tentang pemantauan tumbuh kembang bayi, pentingnya kebutuhan nutrisi bayi, personal hygiene bayi, dan kunjungan kepada tenaga kesehatan bila bayi terdapat keluhan. Hal ini dimaksudkan untuk kesejahteraan bayi.

Untuk mencapai bayi dan balita sehat perlu diberikan imunisasi dasar sesuai dengan jadwalnya dan pemenuhan nutrisi sesuai dengan tingkat usianya.

1. Jadwal Imunisasi Dasar Umur 0 7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan Jenis Imunisasi Hepatitis B1 BCG Hepatitis B2, DPT1, Polio1 Hepatitis B3, DPT2, Polio2 DPT3, Polio3 Campak, Polio 4

Keterangan: a. Vaksin BCG (Bacillus Calmetle Guerine) Vaksin BCG & pelarut Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis. Cara Pemberian dan Dosis: Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml). Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali. Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam. Kontra indikasi: Adanya penyakit kulit yang beratlmenahun seperti: eksim, furuiikulosis dan sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.

Efek samping: Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadangkadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi mi normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

b. Vaksin DPT Diskripsi: Vaksin jerap DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dan toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi. Indikasi: Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Cara pemberian dan dosis Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selajutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan).

Kontra indikasi Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.

Efek Samping Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam, kemerahan pada tempat penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi.

c. Vaksin DT Diskripsi Vaksin jerap DT (Difteri dan Tetanus) adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah dimurnikan (Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi: Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus. Cara pemberian dan dosis: - Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen - Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td.

Kontra indikasi: Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT. Efek Samping Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.

d. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine= OPV) Diskripsi: Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dan suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa. (Vademecum Blo Farma Jan 2002)

Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktifterhadap poliomielitis. Cara pemberian dan dosis: - Diberikan secara oral (melalui mulut), I dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. Setiap membuka vial barn harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.

Kontra indikasi: Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

Efek Samping: Pada umumnya tidak terdapat efek samping Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dan 0,17: 1.000.000; Bull WHO 66: 1988)

e. Vaksin Campak Diskripsi: Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dan Pelarut dilemahkan. Setiap dosis (0, 5 ml) mengandung tidak kurang dan 1000 infective unit viru strain CAM 70 dan tidak Lebih dan 100 mcg residu kamanycin dan 30 mcg residu erythromycin. (Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktifterhadap penyakit campak.

Cara pemberian dan dosis: - Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. - Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kin atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch up campaign campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6. Kontra indikasi: Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma,

Efek Samping: Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.

f. Vaksin Hepatitis B Diskripsi : Kemasan Vaksin Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinant yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. (Vademecum Blo Earma Jan 2002)

Indikasi: - Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.

Cara pemberian dan dosis: - Sebelum 1igunakaii v dahulu agar suspensi menjadi .homogen - Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml ata I1(buah) BIB P11), pemberian suntikan secara :intra muskuler, sebaiknya padaanterolateral paha. - Pemberian sebanyak 3 dosis:

- Dosis pertama diberikan pada usia 0-7: hari, dosis berikutnya dengan interval niinimum minggu (1 bulan) Kontra Indikasi Hipersensitif komponen vaksin Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

Efek Samping Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

g. Vaksin DPT-IHB Diskripsi: Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HBsAg murni dan bersifat non infectious. (Vademecum Bio Farma Jan 2002)

Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.

Cara pemberiandan dosis: - Pemberian dengan cara intra muskuler, 0,5 ml sebanyak 3 dosis - Dosis pertama pada usia 2 .bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan)

Kontra indikasi Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi pertusis Anak yangmengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertussis harus

dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk menerskan imunisasinya dapat diberikan DT. Hipersensitif terhadap komponen vaksin Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

Efek samping Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam, pembengkakan dan atau kemerahan pada tempat penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasany terjadi 24 jam setelah imunisasi. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Tabel Nama Vaksin Dan Manfaatnya VAKSIN MANFAAT BCG HB Uniject Cegah penyakit TBC Cegah penyakit hepatitis B Cegah penyakit DPT-HB dipteri, pertusis, tetanus dan hepatitis B Polio Cegah penyakit polio Cegah penyakit campak 4 kali 0-1 tahun 3 kali 2 bulan 1 tahun PEMBERIAN 1 kali 1 kali WAKTU 0-1 tahun

0-7 hari

Campak

1 kali

9 bulan

a. Minta vitamin A pada bulan Februari dan Agustus di posyandu b. Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebuataan c. Vitamin A untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun

d. Vitamin A berwarna biru untuk bayi umur 6 11 bulan , Vitamin A warna merah untuk anak umur 1-5 tahun.

2. Pemberian nutrisi sesuai dengan umur 1. Usia 0 4 bulan


y

Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, maupun malam Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI Susui/ teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian

y y

2. Umur 4 6 bulan
y

Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, maupun malam Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari sebanyak 2 sendok makan Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI Makanan pendamping ASI berupa : Bubur susu atau bubur tim lumat ditambah kuning telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging/ sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak

y y y

3. Umur 6 12 bulan
y y

Beri ASI setiap bayi memginginkan Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging/ sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak pada bubur nasi

Beri bubur nasi 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur : 6 bulan 7 bulan 8 bulan 9 bulan : 6 sendok makan : 7 sendok makan : 8 sendok makan : 9 sendok makan

10 bulan : 10 sendok makan 11 bulan : 11 sendok makan

Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti : bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb.

y y

Beri buah-buahan atau sari buah Ajari bayi makan sendiri menggunakan purung dan sendok

4. Umur 1 2 tahun
y y

Beri nasi lembik 3 kali sehari Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging/ sapi/ wortel/ bayam/ bubur kacang hijau/ santan/ minyak pada nasi lembik.

Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dsb.

y y

Beri buah-buahan atau sari buah. Bantu anak untuk makan sendiri.

5. Umur 2 3 tahun
y

Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk. sayur dan buah

Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit, nagasari.

Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Pada umumnya dalam kasus ini ditemui kurangnya pengetahuan tentang penanganan pada balita, sehingga masih banyak ditemui masalah -masalah yang terjadi misalnya balita cepat terserang penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, balita mudah terkena penyakit diare dan lain-lain. Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut maka petugas kesehatan khususnya Bidan harus memberikan pengertian dan perawatan yang intensif untuk mencegah timbulnya penyakit.

B. Saran Bidan dituntut agar dapat mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan timbul dalam melakukan asuhan kebidanan pada balita. Bidan juga harus dapat mendokumentasikan semua tindakan dan perkembangan yang terjadi pada balita yang datang untuk pengobatan. Seorang bidan juga harus bertindak sistematis, komprehensif dan berkesinambungan demi terwujudnya kehidupan yang sehat

BAB V PENUTUP

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayatNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan studi kasus Asuhan Kebidanan pada Bayi dan Balita Sehat. Dalam hal ini penulis menyadari mungkin Studi kasus Asuhan Kebidanan ini jauh dari kesempurnaan baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi p erbaikan dan penambahan pengetahuan di masa mendatang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, baik matrial maupun spiritual sehingga tersusunnya studi kasus asuhan kebidanan ini dan semoga mendapat imbalan yang set mpal dari Allah i SWT, akhir kata, semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Metro,

Maret 2011

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta..

___________________, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Syaifuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Syahlan, 1996, Kebidanan Komunitas, Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan, Jakarta.

You might also like